Native virus challenge test againts vaccinated chickens with commercial active and inactive IBD vaccines

UJI TANTANG DENGAN VIRUS IBD ISOLAT LAPANG PAD A AYAM YANG
MENDAPATKAN VAKSIN IBD AKTIF DAN INAKTIF KOMERSIL
NATIVE VIRUS CHALLENGE TEST AGAINST VACCINATED CHICKENS WITH
COMMERCIAL ACTIVE AND INACTIVE IBD VACCINES

Retno Damajanti Soejoedono
Laboratorillm Imllnologi, Bagian Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakllitas Kedokteran Hewan Institllt Pertanian Bogor,
JI. Taman Kencana 1 NO.3 Bogor 16151 INDONESIA

ABSTRAK
Media Veteriner. 1998.5(4): 19-23
Anak ayam pedaging umur sehari telah digunakan untuk percobaan vaksinasi menggunakan vaksin IBD aktif dan
inaktif. Kelompok Pertama dibagi menjadi dua kelompok
keci!. Salah satu kelompok kecil tersebut menerima vaksiョ。セゥ@
dengan vaksin IBD aktif pada umur 7 hari dan kelompok sisanya menerima vaksinasi per oral pada umur 7 dan
21 hari. Kedua keJompok kecil ini selanjutnya ditantang dengan isolat lapang virus IBD K-5 pada umur 21 hari. Kelompok Kedua dirancang sarna dengan KeJompok Pertama,
tetapi kelompok kecil yang tersisa menerima \'aksinasi IBD
inaktif secara subkutan pada umur 21 hari. Pada hari ke-35,
ayam ditantang dengan isolat lapang virus IBD K-5.
Pemberian vaksin IBD aktif menyebabkan kerusakan
pada bursa yang diperlihatkan dengan tingginya indeks berat

bursa per berat badan yang kurang dari 0,70 (20 %) dan angka lesi bursa yang mencapai 1,56. Keadaan ini semakin
parah dengan pemberian vaksin aktif yang kedua. Kelompok
yang mendapatkan kombinasi vaksin aktif dan inaktif masih
memiliki kekebalan terhadap virus IBD walaupun akibat uji
tantang masih memperlihatkan adanya lesi di bursa. Seluruh
kelompok yang mendapatkan vaksinasi tidak memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap virus IBD ketika dilakukan uji
tantang. Hal ini diperlihatkan dengan semakin tingginya
indeks berat bursa per berat badan yang kurang dari 0,70
(100 %) dan angka lesi bursa yang mencapai 4,0. Percobaan ini memperlihatkan bahwa virus isolat lapang K-5 merupakan subtipe yang berbeda atau varian dari virus yang digunakan sebagai vaksin.

Kata-kata Kunci: Vaksin IBD, virus IBD isolat lapang

ABSTRACT
Media Veleriner. 1998. 5(4): 19-23
Vaccination trial were conducted on two groups of
broiler day-old-chick (DOC) using active and inactive IBD
vaccines. fゥイZ[セ@
Group was further divided into two groups:
one received active IBD vaccination at 7 days of age, and


the other received oral vaccination at 7 and 21 days of age,
respectively. Both subgroups were then challenged against
native IBD isolate, K-5, at 21 days of age. The second
Group was arranged similar to the first group, but the second
Group received inactive IBD vaccination subcutaneously, at
21 days of age. At 35 days of age, all chickens were
challenged against native IBD isolate, K-5.
The group which received active vaccine showed pathological change of the bursa, correlated to the bursa/body
weight indices less than 0.70 (20 %) and the bursa lesion
score (BLS) was 1.56. This pathological change was more
obvious after second application of the vaccine.
The group which received active and inactive vaccines
revealed immune responses with mild lesion in the bursa.
This im-munity could not protect the chickens after challenged with K-5 isolate, correlated to the bursa/body weight
indices less than 0.70 (100 %) and BLS was 4.0. This results show that K-5 isolate belong to different subtype or
variant.
Key Words: IBD vaccine, native isolate IBDV.

PENDAHULUAN
Infectious Bursal Disease (IBD) menyebabkan kerugian

pada petemakan ayam. Wabah IBD tetap semakin meluas,
meskipun ayam telah divaksinasi. Hal ini didukung oleh
pengamatan lapang sepanjang tahun 1991 dan 1992 yang
menunjukkan bahwa usaha pencegahan penyakit IBD dengan vaksinasi banyak mengalami kegagalan (Partadiredja
et aI., 1981) dan kegagalan ini diduga disebabkan oleh adanya perbedaan struktur antigen antara beberapa galur virus
IBD dalam serotipe yang sarna (McFerran et aI., 1980; Ismail
dan Saif, 1991; Partadiredja dan Soejoedono, 1997). Galur
virus tersebut dikenali sebagai subtipe atau varian (Jackwood el al., 1992). Virus varian mampu meniadakan kekebalan ayam yang divaksinasi (Rosenberger dan Cloud, 1986;
Lukert, 1992).
Penelitian ini bertujuan untuk mempeJajari kemampuan
salah satu vaksin IBD komersial yang beredar di Indonesia
yang ditantang dengan isolat virus IBD asal lapang.

19

BAHAN DAN METODE
Hewan Percobaan
Sebanyak 200 ekor ayam niaga jantan jenis petelur,
galur Hisex, umur satu hari (DOC) digunakan untuk penelitian ini. Seluruh ayam percobaan mendapatkan vaksinasi tetelo pada saat umur tiga hari melalui tetes mata dan
umur 14 han secara intramuskuler. Titer antibodi terhadap

tetelo diukur menggunakan met ode uji hambatan hemaglutinasi (hemaglutination inhibition test-HI test).
Vaksin dan Antigen
Vaksin IBD yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu vaksin aktif (intermediate vaccine) dan vaksin inaktifyang sudah banyak diperdagangkan di Indonesia.
Virus IBD yang digunakan sebagai antigen di laboratorium
dan untuk uji tantang adalah isolat lokal dengan kode K-5
(Soejoedono et al., 1995).
Rancangan Percobaan
Percobaan 1 . Vaksinasi dengan Vaksin IBD Aktif
Sebanyak 100 ekor anak ayam DOC dibagi menjadi
dua kelompok yang masing-masing berjumlah 50 ekor
(Kelom-pok A dan B). Pada hari ke-2, sebanyak 10 ekor
dari masing-masing kelompok diambil serum darahnya
untuk diukur titer antibodi terhadap IBD asal induk. Kelompok A divaksinasi dengan vaksin IBD aktif pada umur
7 hari me13lui mulut dan seterusnya dibagi menjadi
subkelompok Al dan A2 yang masing-masing terdiri dari
20 ekor. Kelompok B yang juga dibagi menjadi subkelompok B 1 dan B2 dengan masing-masing berjumlah 20
ekor diperlakukan sebagai kelompok kontrol (tanpa vaksmasi).
Pada hari ke-21, 10 ekor dari masing-masing subkelompok Al dan Bl diambil darahnya untuk pengukuran
titer antibodi terhadap IBD menggunakan uji netralisasi
serum (serum netralization-SN).

Pada saat yang sama
ayam tersisa mendapatkan uji tantang. Selama tujuh hari
setelah uji tantang, dilakukan pengamatan perubahan klinik
dan bila ada yang mati dilakukan bedah bangkai untuk
mengamati perubahan pascamati. Ayam yang masih hidup
dilakukan pemeriksaan klinis dan dimatikan untuk pengamatan yang sama. Pengamatan pascamati dititikberatkan
pada perubahan bursa Fabricius dan organ tubuh lainnya;
dihitung indeks berat bursalberat badan serta BLS-nya.
Pada hari ke 21, ayam dalam subkelompok A2 mend apatkan vakslIlasi kedua melalui mulut. Perlakuan percobaan yang sarna sepe11i subkelompok Al dan Bl juga diberikan pada kedua kelompok ini.

Percobuun 2: Vuksillusi dellgun Vuksil1 IBD llluktif
Sebanyak 100 ekor ayam yang dibagi dalam dua kelompok (A dan B) digunakan dalam percobaan ini. Pada
hari ke-2, sepuluh ekor dari masing-masing kelompok diaIl1bil serum darahnya untuk pemeriksaan titer antibodi terhadap IBD asal mduk. Pada hari ke-7, Kelompok A divaksinasi dengan vaksin IBD aktif melalui mulut sebagai
primer dan Kelompok B diperlakukan sebagai kelompok

20

kontrol (tanpa vaksinasi). Pada had ke-21, 10 ekor dari
masing-masing kelompok diambil serum darahnya untuk
pemeriksaan titer antibodi terhadap IBD menggunaYan uji

SN dan ayam dimatikan untuk pemeriksaan pascamati.
Ayam tersisa dari Kelompok A divaksinasi kedua dengan vaksin inaktif dengan dosis 0,5 ml secara subkutan.
Pada hari ke-35, 10 ekor dari masing-masing kelompok
diambil serum darahnya untuk pemeriksaan titer antibodi
terhadap IBD menggunakan uji SN. Pada saat yang sarna,
10 ekor dari Kelompok A dan B menerima uji tantang dan
sisanya diperlakukan sebagai kelompok kontrol terhadap
uji tantang. Selama tujuh had setelah uji tantang, dilakukan
pengamatan perubahan klinik dan bila ada yang mati dilakukan bedah bangkai untuk mengamati perubahan pascamati. Ayam yang masih hidup dilakukan pemeriksaan
klinis dan dimatikan untuk pengamatan yang sarna. Pengamatan pascamati dititikberatkan pada perubahan bursa
Fabricius dan organ tubuh lai1111ya; dihitung indeks berat
bursalberat badan serta BLS-nya.
Pemeriksaan dan Parameter yang Diukur
Uji Netralisasi Serum
Uji netralisasi serum dilakukan pada biakan sel fibrobIas embrio ayam (chicken embryo fibroblast = CEF). Titer
virus yang digunakan sebanyak 100 PFU/0,05 m!. Titer serum dihitung berdasarkan nilai kebalikan dad pengenceran
serum tertinggi yang tidak menimbulkan perubahan sel
(CPE = cytophatic effect) dan penghitungan berdasarkan
titer rataan geometrik (geometric mean titers - GMT).


Indeks Beral Bursa.' Berat Badan
Paramater ini merupakan rasio berat bursa : berat badan ayam setelah ditantang dibagi rata-rata rasio berat bursa : berat badan kelompok kontrol (tanpa vaksinasi) pada
umur yang sarna (Lucio dan Hitchner, 1979).
Bobot Lesi Bursa (Bursa Lesion Score - BLS)
Paramater ini merupakan angka yang menunjukkan
perubahan bursa yang dibaca berdasarkan perubahan histopatologik pada bursa Fabricius dengan pembobotan I =
tidak ada lesio, 2 = pada beberapa folikel terlihat ウ・セ@ yang
mengalami nekrosis, 3 = sepertiga sampai setengah folikel
mengalami atrofi dan kerusakan sel bursa Fabricius dan 4 =
hampir seluruh sel folikel mengalami atrofi dan nekrosis
(Rosales et a/., 1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ayam yang menerima uji tantang memperlihatkan perubahan klinik akibat infeksi IBD berupa lesu, tremor dan
bulu kusam dan perubahan pascamati berupa pengecilan
dan perdarahan bursa Fabricius.
Vaksinasi dengan Vaksin IBD Aktif
Hasil percobaan untuk kelompok ini tersaji pada Tabel
1. Kisaran indeks berat bursa per berat badan di bawah


0,70 lebih banyak terdapat pada kelompok yang divaksin
dan ditantang (SO %) dibandingkan kelompok yang tidak
ditantang baik yang divaksinasi (20 %) maupun yang tidak
divaksinasl (0 %). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
bursa pada keJompok yang ditantang lebih kecil dibanding
dengan yang tidak ditantang.
Bobot lesi bursa pada kelompok yang menerima uji
tantang lebih besar dibandingkan kelompok lainnya. Adanya peningkatan bobot lesi bursa pada kelompok yang divaksin menandakan bahwa virus yang digunakan untuk
vaksin masih bersifat virulen. Tingginya bobot lesi bursa
pada kelompok yang divaksin setelah uji tantang memperkuat dugaan bahwa vaksin IBD aktif ini tidak dapat menahan infeksi virus isolat lapang K-S yang digunakan untuk
uji tantang (BLS = 3,7S).
Titer antibodi dan hasil uji tantang terhadap kelompok
yang mendapatkan vaksinasi sebanyak dua kali terpapar dalam Tabe12.
Data di atas mendukung dugaan bahwa vaksin aktif
yang digunakan masih memiliki virulensi yang tinggi. Hal
ini diperlihatkan melalui kelompok-kelompok yang tidak
mendapatkan uji tantang. Kelompok yang mendapatkan
vaksinasi justru memperlihatkan adanya kerusakan pada

bursa yang didukung dengan peningkatan angka lesi bursa

sebesar 3,1 dan indeks berat bursa per berat badan kurang
dari 0,70 yang mencapai 30 %. Titer antibodi terhadap
IBD juga tidak memperlihatkan adanya peningkatan kekebalan.
Virulensi virus isolat lapang K-S lebihjelas terlihat pada kelompok yang menerima uji tantang. Kelompok yang
menerima vaksinasi tidak mampu menahan virulensi isolat
lapang apalagi kelompok yang tidak divaksinasi. Seluruh
bursa dari kedua kelompok ini men gal ami nekrosis yang
hampir sempurna. Hal ini ditunjang oleh hasil pemeriksaan
bedah bangkai yang memperlihatkan bahwa bursa-bursa
Fabricius dari kelompok-kelompok ini mengalami udem,
perbarahan dan penimbunan eksudat gelatin yang mengakibatkan sistim kekebalan tubuh ayam dari kelompok ini
tidak berfungsi.
Bila membandingkannya dengan kelompok yang
divak-sin satu kali, terlihat jelas bahwa kelompok yang
menda-patkan vaksinasi sebanyak dua kali men8alami
kerusakan bursa yang lebih parah. Hasil ini memperkuat
pendapat Van den Berg et at. (1991) yang menyatakan
bahwa penggunaan vaksin aktif untuk vaksinasi pertama

Tabell. Titer Antibodi dan Hasil Uji Tantang Kelompok Percobaan yang Mendapatkan Vaksinasi dengan Vaksin Aktifpada

Umur 7 Hari
Perlakuan

Uji tantang

Kisaran indeks berat
bursalbadan (% jumlah ayam)

Bursa Lession
Score (BLS)

Tidak divaksinasi

-

) 0,70 (100 %)

1,00

Tidak divaksinasi


K-S

< 0,70 (60 %)
;:: 0,70 (40 %)

2,SO

Divaksinasi

-

< 0,70 (20 %)
;:: 0,70 (80 %)

I,S6

Divaksinasi

K-S

< 0,70 (SO %)
;:: 0,70 (SO %)

3,7S

Titer antibodi
IBD

エ・イィ。、セ@

Tetelo

1,7

6,5

2

2

1,36

3,7

2

2
4.0

2,0

2

2
3,8

3,5

2

2

Tabel2. Titer Antibodi dan Hasil Uji Tantang Kelompok Percobaan yang Mendapatkan Vaksinasi dengan Vaksin Aktifpada
Umur 7 dan 21 Hari
Perlakuan

Uji tantang

Kisaran indeks berat
bursalbadan (% jumlah ayam)

Bursa Lession
Score (BLS)

Tidak divaksinasi

-

) 0,70 (100 %)

1,0

Tidak divaksinasi

K-S

< 0,70 (100 %)

4,0

Divaksinasi

-

< 0,70 (30 %)
;:: 0,70 (70 %)

3,1

Divaksinasi

K-S

< 0,70 (100 %)

4,0

Titer antibodi
IBD

エ・イィ。、セ@

Tetelo

2,63

2

6,0

2
2,85

2

3.8

2
4,7

2

3,2

2
2,6

2

3,8

2

21

dan kedua akan mengakibatkan kerusakan pada sellimfosit
bursa Fabricius.

Vaksinasi dengan Vaksin IBD Inaktif
Hasil percobaan yang menggunakan kelompok yang
mendapatkan vaksinasi kombinasi vaksin aktif dan inaktif
terpapar dalam Tabel 3. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
pemberian kombinasi vaksin aktif untuk vaksinasi pertama
dan vaksin inaktif untuk vaksinasi kedua mampu memberikan kekebalan bagi hewan percobaan. Bursa memperャゥィセjォ。ョ@
lesi yang menandakan adanya infeksi oleh virus
Isolat lapang K-5. Dalam pemeriksaan bedah bangkai, bursa dari kelompok yang menerima uji tantang memperlihatkan adanya penimbunan eksudat bersifat gelatin dan adanya bintik-bintik perdarahan (pte chi) pada otot paha sebelah dalam. Namun, perubahan pada bursa ini masih bersifat minimal yang mampu melakukan persembuhan dengan
cepat sehingga kekebalan tubuh terhadap IBD dapat terus
terbentuk.

Tabel 3.

Masduki Partadiredja, M.Sc., Kepala Laboratorium Imunologi Bagian Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner dan Drh. Sri Estuningsih, Msi. dari Laboratorium
Patologi Baglan Parasitologi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor yang telah membantu
hingga terselesaikannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ismail, N.M and Y.M. Saif. 1991. Immunogenicity of
Infectious Bursal Disease Viruses in Chickens. Avian
Dis., 35: 460-469.
Jackwood, D.H., D.E. Swayne and R.J. Fisk. 1992.
Detection of Infectious Bursal Disease using in situ
Hybridization and Nonradioactive Probe. Avian Dis.,
36: 154-157.

Titer Antibodi dan Uji Tantang dari Kelompok yang Mendapatkan Vaksin Aktif pada Umur 7 Hari dan Vaksin
Inaktifpada Umur 21 Hari
Uji tantang

Kisaran indeks berat
bursalbadan (% iumlah ayam)

Bursa Lession
Score (BLS)

Tidak divaksin

-

>0.70 (100 %)

1,0

Tidak divaksin

K-5

>0,70 (100 %)

2,0

Divaksin aktif, inaktif

-

>0,70 (100 %)

1,4

Divaksin aktif, inaktif

K-5

>0,70 (100 %)

2,0

p・イャセォオ。ョ@

KESIMPULAN
Penggunaan vaksin IBD aktif untuk vaksinasi pertama
dan kedua menyebabkan perubahan patologik pada bursa
Fabricius yang lebih berat dibandingkan dengan penggunaan untuk satu kali vaksinasi saja. Kombinasi vaksinasi pervaksin aktifpada umur 7 hari dan vaktama ュ・ョァセL。ォ@
smasi kedua menggunakan vaksin inaktif pada umur 21
hari dapat merangsang kekebalan tubuh yang bersifat protektif. Vaksin aktifyang digunakan menyebabkan kerusakan pada sel limfoid bursa Fabricius. Hal ini membuktikan
bahwa virus isolat lapang K-5 diduga merupakan sUbtipe
yang berbeda atau varian dari virus yang digunakan untuk
vaksin.

UCAPAN TERIMA KASm
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Prof. Dr. H.

22

Titer antibodi terhadap
IBD
Tetelo
4,4

1.9

2

2
3,1

2

2,7

2
5,2

2

4,9

2
3,1

3,2

2

2

..

Lucio, B. and S.B. Hitchner. 1979. Infectious Bursal
Disease Emulsified Vaccine: Effect upon Neutralizing
Antibody Levels in the Dam and Subsequent Protection of the Progeny. Avian Dis.,23: 466-478.
Lukert, P.D. 1992. Use of Live Infectious Bursal Disease
Vaccines in the Presence of Maternal Antibody. Seminar Sehari Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit
lED. 6 Mei 1992. PT. Romindo, Jakarta.
McFerran, J.B., M.S. McNulty, E.R. McKillop, T.J.
Conner, R. M. McCrackens, D.S. Collin and G.M.
Allan. 1980.
Isolation and Serological Studies
Infectious Bursal Disease Virus in Fowl, Turkeys and
Ducks. Avian Pathol., 9: 395-404.
Partadiredja, M., W. Rumawas dan I. Suharjantc. 1981.
Kasus Penyakit IBD di Indonesia Serta Akibatnya bagi
Peternakan di Indonesia. Prosiding Seminar Penelitian
Pelernakan. Puslitbang Pcternakan, Badan Litbang
Pelianian, Departemen Pertanian. Bogor.

Partadiredja, M. dan R.D. Soejoedono. 1997.
Cross
Protection Study of Chickens Vaccinated with an
Imported IBD Vaccine Challenged with 3 Pathogenic
IBDV Isolates in Indonesia. Hemera Zoa, 79: 22-29.
Rosales. A.G., P. Villegas, P.D. Lukert, 0.1. Fletcher and
N.A Mohammed. 1989. Isolation, Identification and
Pathogenicity of Two Field Strains of IBD Virus.
Avian Dis., 33: 35-4 L
Rosenberger, J.K. and S.S. Cloud. 1986. Antigenic and
Cross ProtectIOn Studies of Infectious Bursal Disease

Virus Variant. 58 th Northeastern Conference on Avian
Diseases. Univ. of Delaware. Neware, D.E.
Soejoedono, R. D., C. Leksmono dan M. Partadiredja.
1995. Sifat Serologik Sejumlah Isolat Virus IBD yang
Berasal dari Wilayah Padat Temak di Indonesia.
Hemera Zoa, 77: 109-113.
Van den Berg, T.P., M. Gonze and G. Meuleman. 199L
Acute Infectious Bursal Disease in Poultry: Isolation
and Characterization of a Highly Virulent Strain. Avian
Pathol., 20: 598-603.

23

UJI TANTANG DENGAN VIRUS IBD ISOLAT LAPANG PAD A AYAM YANG
MENDAPATKAN VAKSIN IBD AKTIF DAN INAKTIF KOMERSIL
NATIVE VIRUS CHALLENGE TEST AGAINST VACCINATED CHICKENS WITH
COMMERCIAL ACTIVE AND INACTIVE IBD VACCINES

Retno Damajanti Soejoedono
Laboratorillm Imllnologi, Bagian Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakllitas Kedokteran Hewan Institllt Pertanian Bogor,
JI. Taman Kencana 1 NO.3 Bogor 16151 INDONESIA

ABSTRAK
Media Veteriner. 1998.5(4): 19-23
Anak ayam pedaging umur sehari telah digunakan untuk percobaan vaksinasi menggunakan vaksin IBD aktif dan
inaktif. Kelompok Pertama dibagi menjadi dua kelompok
keci!. Salah satu kelompok kecil tersebut menerima vaksiョ。セゥ@
dengan vaksin IBD aktif pada umur 7 hari dan kelompok sisanya menerima vaksinasi per oral pada umur 7 dan
21 hari. Kedua keJompok kecil ini selanjutnya ditantang dengan isolat lapang virus IBD K-5 pada umur 21 hari. Kelompok Kedua dirancang sarna dengan KeJompok Pertama,
tetapi kelompok kecil yang tersisa menerima \'aksinasi IBD
inaktif secara subkutan pada umur 21 hari. Pada hari ke-35,
ayam ditantang dengan isolat lapang virus IBD K-5.
Pemberian vaksin IBD aktif menyebabkan kerusakan
pada bursa yang diperlihatkan dengan tingginya indeks berat
bursa per berat badan yang kurang dari 0,70 (20 %) dan angka lesi bursa yang mencapai 1,56. Keadaan ini semakin
parah dengan pemberian vaksin aktif yang kedua. Kelompok
yang mendapatkan kombinasi vaksin aktif dan inaktif masih
memiliki kekebalan terhadap virus IBD walaupun akibat uji
tantang masih memperlihatkan adanya lesi di bursa. Seluruh
kelompok yang mendapatkan vaksinasi tidak memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap virus IBD ketika dilakukan uji
tantang. Hal ini diperlihatkan dengan semakin tingginya
indeks berat bursa per berat badan yang kurang dari 0,70
(100 %) dan angka lesi bursa yang mencapai 4,0. Percobaan ini memperlihatkan bahwa virus isolat lapang K-5 merupakan subtipe yang berbeda atau varian dari virus yang digunakan sebagai vaksin.

Kata-kata Kunci: Vaksin IBD, virus IBD isolat lapang

ABSTRACT
Media Veleriner. 1998. 5(4): 19-23
Vaccination trial were conducted on two groups of
broiler day-old-chick (DOC) using active and inactive IBD
vaccines. fゥイZ[セ@
Group was further divided into two groups:
one received active IBD vaccination at 7 days of age, and

the other received oral vaccination at 7 and 21 days of age,
respectively. Both subgroups were then challenged against
native IBD isolate, K-5, at 21 days of age. The second
Group was arranged similar to the first group, but the second
Group received inactive IBD vaccination subcutaneously, at
21 days of age. At 35 days of age, all chickens were
challenged against native IBD isolate, K-5.
The group which received active vaccine showed pathological change of the bursa, correlated to the bursa/body
weight indices less than 0.70 (20 %) and the bursa lesion
score (BLS) was 1.56. This pathological change was more
obvious after second application of the vaccine.
The group which received active and inactive vaccines
revealed immune responses with mild lesion in the bursa.
This im-munity could not protect the chickens after challenged with K-5 isolate, correlated to the bursa/body weight
indices less than 0.70 (100 %) and BLS was 4.0. This results show that K-5 isolate belong to different subtype or
variant.
Key Words: IBD vaccine, native isolate IBDV.

PENDAHULUAN
Infectious Bursal Disease (IBD) menyebabkan kerugian
pada petemakan ayam. Wabah IBD tetap semakin meluas,
meskipun ayam telah divaksinasi. Hal ini didukung oleh
pengamatan lapang sepanjang tahun 1991 dan 1992 yang
menunjukkan bahwa usaha pencegahan penyakit IBD dengan vaksinasi banyak mengalami kegagalan (Partadiredja
et aI., 1981) dan kegagalan ini diduga disebabkan oleh adanya perbedaan struktur antigen antara beberapa galur virus
IBD dalam serotipe yang sarna (McFerran et aI., 1980; Ismail
dan Saif, 1991; Partadiredja dan Soejoedono, 1997). Galur
virus tersebut dikenali sebagai subtipe atau varian (Jackwood el al., 1992). Virus varian mampu meniadakan kekebalan ayam yang divaksinasi (Rosenberger dan Cloud, 1986;
Lukert, 1992).
Penelitian ini bertujuan untuk mempeJajari kemampuan
salah satu vaksin IBD komersial yang beredar di Indonesia
yang ditantang dengan isolat virus IBD asal lapang.

19