Tujuan Manfaat 1. Dinas Pendidikan Provinsi dan KabupatenKota Sasaran Dasar Hukum Pengertian-pengertian

2 3 Petunjuk Teknis Penguatan Kemitraan Keluarga, Satuan Pendidikan, dan Masyarakat di SMP remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi kesimpulan, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataannya, masih sangat banyak remaja -- bahkan orang dewasa -- yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, yaitu pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Hal ini dimungkinkan karena masih banyaknya sekolah yang menggunakan metode belajar-mengajar satu arah ceramah dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak- anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja, anak sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif misalnya asosial ataupun anti sosial, dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dan sebagainya. Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja untuk dapat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Keluarga sebagai lingkungan terdekat anak, memiliki peran utama dalam mendukung penumbuh kembangan fi sik, psikis dan ketrampilan sosial remaja. Demikian juga dengan sekolah, yang saat ini telah menjadi lingkungan kedua remaja dalam mengembangkan dirinya. Keluarga dan sekolah, sebagai dua lingkungan yang penting dalam perkembangan diri remaja, perlu menjalin komunikasi yang efektif, dan kerjasama sehingga hal-hal positif yang ditumbuhkan di kedua lingkungan tersebut dapat saling melengkapi. Mengingat pentingnya komunikasi dan kerjasama antara keluarga dan sekolah, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. Direktorat ini bertujuan untuk memperkuat kemitraan antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Banyak praktik baik dalam hal pelibatan keluarga dalam pendidikan anak di sekolah, serta peningkatan kemampuan orang tua dalam pendidikan dan pengasuhan di keluarga parenting yang telah dijalankan oleh banyak satuan pendidikan. Praktik-praktik baik ini perlu disebarluaskan agar menjadi rujukan dan pilihan bagi banyak orang tua di satuan pendidikan tertentu. Bagi satuan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP, maka dukungan untuk tumbuh kembang anak pada masa pubertas dan remaja sangat penting bagi perkembangan dan kesiapan anak memasuki dunia dewasa. Untuk memberikan panduan agar terdapat kesamaan pemahaman dan langkah oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penguatan kerjasama dan kemitraan antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat di SMP, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menyusun Petunjuk Teknis Penguatan Kemitraan Satuan pendidikan, Keluarga dan Masyarakat di SMP.

B. Tujuan

Petunjuk teknis ini disusun untuk memberikan panduan agar terdapat kesamaan pemahaman dan langkah pada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penguatan kemitraan keluarga dan satuan pendidikan SMP 4 5 Petunjuk Teknis Penguatan Kemitraan Keluarga, Satuan Pendidikan, dan Masyarakat di SMP

C. Manfaat 1. Dinas Pendidikan Provinsi dan KabupatenKota

Sebagai pedoman dalam menyusun kebijakan di tingkat provinsi, kabupatenkota dalam pelaksanaan penguatan kemitraan pendidikan keluarga pada satuan pendidikan SMPSederajat.

2. Satuan Pendidikan

Sebagai panduan dalam membangun kemitraan antara keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

3. Orang tua dan Masyarakat

Sebagai acuan dalam memahami model kemitraan antara keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

D. Sasaran

1. Orang tua 2. Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama 3. Komite Sekolah 4. Dinas Pendidikan Provinsi 5. Dinas Pendidikan Kabupatenkota

E. Dasar Hukum

1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Perlindungan Anak. 3. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 66 Tahun 2010 perubahan atas PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 5. Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemendikbud. 6. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

A. Pengertian-pengertian

1. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari beberapa orang yang terikat hubungan darah dan pernikahan, berkumpul dan tinggal di satu tempatatap dalam keadaan saling ketergantungan dan bertanggung jawab terhadap pengasuhan, perawatan dan pendidikan anak-anak mereka. 2. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 3. Komite Sekolah adalah organisasi mandiri yang beranggotakan orang tuawali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

4. Kemitraan tri pusat pendidikan adalah jalinan kerjasama antara

keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat yang berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing dengan berlandaskan pada azas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban untuk membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi. 5. Karakter adalah akhlak, budi perkerti yang mengacu pada nilai- nilai dan kebijakan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat yang mencakup karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. PRINSIP KEMITRAAN PENDIDIKAN KELUARGA BAB II 6 7 Petunjuk Teknis Penguatan Kemitraan Keluarga, Satuan Pendidikan, dan Masyarakat di SMP 6. Budaya prestasi adalah tatanan nilai, kebiasaan, kesepakatan- kesepakatan yang direfl eksikan dalam tingkah laku sehari-hari warga sekolah yang terkait dengan pencapaian prestasi, baik prestasi sekolah sebagai institusi maupun prestasi individual peserta didik sesuai bakat, minat, dan potensi masing-masing.

B. Tujuan Penguatan Kemitraan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Keluarga di SMP