ΒΑΒ ΙΙ ΣΤΥ∆Ι ΠΥΣΤΑΚΑ
Tugas Akhir “Peren can aan J em batan Kabelukan ” Ruas J alan Won osobo-Parakan Akhm ad Alham S. L2A0 98 0 10 Aditiya Budi S. L2A0 98 0 0 5
II - 8
dimana : Q : volume lalu lintas yang melewati suatu segmen jalan per satuan waktu
smpjam C : kapasitas jalan smpjam
Keterangan : DS 0,75
……… Tidak Lancar 0,65 DS 0,75 ……. Kurang lancar
DS 0,65 ………. Lancar
Nilai DS tidak boleh melebihi angka 1 , karena jika nilai DS lebih dari 1 maka akan terjadi masalah yang serius kerena pada jam puncak rencana, arus lalu lintas yang ada
akan melebihi nilai kapasitas jalan dalam menampung arus lalu lintas. Nilai DS yang paling ideal adalah dibawah angka 0,75 MKJI 1997 hal 6-25.
2.3 ASPEK GEOMETRI
Dalam perencanaan jalan raya bentuk geometri jalan harus ditentukan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan
yang optimal pada lalu lintas sesuai dengan fungsinya. Untuk itu perlu diperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan Bina Marga.
Perencanaan geometri dapat dibedakan dalam dua tahap : 1.
Alinyemen Horisontal 2.
Alinyemen Vertikal
2.3.1 Alinyemen Horisontal
Alinyemen horisontal merupakan proyeksi sumbu tegak lurus bidang horisontal yang terdiri dari susunan garis lurus dan garis lengkung. Perencanaan
geometri pada bagian lengkung harus diperhatikan karena bagian ini dimaksudkan untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat melewati
tikungan dan gaya tersebut cenderung melempar kendaraan ke arah luar. Pada bagian lurus dan lengkungan biasanya disisipkan lengkung peralihan.
Lengkung peralihan ini berfungsi untuk mengantisipasi perubahan alinyemen dari
ΒΑΒ ΙΙ ΣΤΥ∆Ι ΠΥΣΤΑΚΑ
Tugas Akhir “Peren can aan J em batan Kabelukan ” Ruas J alan Won osobo-Parakan Akhm ad Alham S. L2A0 98 0 10 Aditiya Budi S. L2A0 98 0 0 5
II - 9
bentuk lurus sampai ke bagian lengkungan sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat berada di tikungan berubah secara berangsur-angsur.
Besarnya jari-jari minimum Rmin lengkung pada alinyemen horisontal dapat dicari dengan rumus :
127
2 m
maks
f e
V R
+ =
dimana : V=Vr = kecepatan rencana kmjam
e
maks
= kemiringan
melintang maksimum
fm = koefisien geser melintang
untuk Vr 80 kmjam nilai fm = -0,00065Vr + 0,192 untuk Vr antara 80 – 112 kmjam fm = -0,00125Vr + 0,24
Besarnya jari-jari yang digunakan untuk merencana Rc harus lebih besar atau sama dengan jari-jari minimum. Rc
≥Rmin Terdapat tiga macam aplikasi lengkung pada perencanaan alinyemen
horisontal yaitu : a.
Full Circle Tipe lengkung ini tidak memerlukan lengkung peralihan dan pada
umumnya dipakai pada daerah dataran dan mempunyai jari-jari yang besar. Besarnya jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.9 - Jari-jari Tikungan yang Tidak Memerlukan Lengkung Peralihan
V
R
kmjam 120
100 80
60 50
40 60
20 R
min
m 2500
1500 900 500 350 250 130 6 Rumus-rumus yang digunakan :
Lc Lt
Rc Rc
Lc Rc
Rc T
Rc T
E Rc
T
= ×
∆ ×
= Π
× ∆
= −
∆ ×
= −
+ =
∆ ×
= ∆
× =
01745 .
2 360
1 2
sec 4
tan 2
tan
2 2
ΒΑΒ ΙΙ ΣΤΥ∆Ι ΠΥΣΤΑΚΑ
Tugas Akhir “Peren can aan J em batan Kabelukan ” Ruas J alan Won osobo-Parakan Akhm ad Alham S. L2A0 98 0 10 Aditiya Budi S. L2A0 98 0 0 5
II - 10
Gambar 2.1 – Bentuk tikungan Full Circle
Keterangan gambar : PI
= Point of intersection Rc
= jari jari circle m ∆
= Sudut tangen
E
∆
∆
T C T
P1 T
Lc
R c
CT Ta
ng en
t
Ls fiktif Ls
14
Ls
34
Ls KANAN
Sisi luar perkerasan + e max
- e m ax T C
KIRI Sisi dalam perkerasan
e n e n
BAGIAN LENG KUNG CIRCLE
BAG IAN LURUS T ANGENT
BAGIAN LURUS T ANGENT
CT Ls fiktif Ls
14
Ls
34
Ls
1 2
3
POT ONGAN 1 POT ONGAN 2
POT ONGAN 3 Lajur
Sisi Luar Sisi Dalam
Lajur CL
e n e n
e n e x
e m aks e m aks
ΒΑΒ ΙΙ ΣΤΥ∆Ι ΠΥΣΤΑΚΑ
Tugas Akhir “Peren can aan J em batan Kabelukan ” Ruas J alan Won osobo-Parakan Akhm ad Alham S. L2A0 98 0 10 Aditiya Budi S. L2A0 98 0 0 5
II - 11
TC = tangen circle, titik perubahan dari tangen ke circle
CT = circle tangen, titik perubahan dari circle ke tangen
T = jarak antara TC dan PI atau sebaliknya m
Lc = panjang bagian lengkung circle m
E = jarak PI ke lengkung circle
b. Spiral Circle Spiral
Pada tikungan jenis ini dari arah tangen ke arah circle memiliki spiral yang merupakan transisi dari bagian luar ke bagilan circle. Adanya lengkung
spiral merupakan lengkung transisi pada alinyemen horisontal yang berfungsi sebagai pangantar dari kondisi lurus ke lengkung penuh secara berangsur-
angsur. Pada bagian ini terjadi gaya sentrifugal dari nol sampai dengan maksimum sewaktu kendaraan memasuki dan meninggalkan lengkung.
Rumus rumus yang digunakan C
e Vr
C R
Vr Ls
× ×
− ×
× =
727 .
2 022
.
3
Rc Ls
s ×
= 648
. 28
θ
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
+ −
+ −
= .......
599040 3456
40 1
6 6
4 4
2 2
Rc Ls
Rc Ls
Rc Ls
Ls Xc
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
+ −
+ −
= ....
1612800 7040
56 1
6
6 6
4 4
2 2
2
Rc Ls
Rc Ls
Rc Ls
Rc Ls
Yc
2 2
y x
S +
=
s
θ α
2 −
∆ =
180
α π
× ×
= Rc Lc
1 cos
− +
= ∆
s Rc
Yc Rc
θ
Rc Rc
Rc E
− ⎥⎦
⎤ ⎢⎣
⎡ ∆
∆ +
= 2
cos
s Rc
X Xm
θ
sin −
=
2 ∆
∆ +
= tg
Rc Rc
W W
Xm T
+ =
s ctg
y x
TL θ
× −
= s
y Tk
θ sin
=
Lc Ls
Lt +
= 2
ΒΑΒ ΙΙ ΣΤΥ∆Ι ΠΥΣΤΑΚΑ
Tugas Akhir “Peren can aan J em batan Kabelukan ” Ruas J alan Won osobo-Parakan Akhm ad Alham S. L2A0 98 0 10 Aditiya Budi S. L2A0 98 0 0 5
II - 12
Gambar 2.2 – Bentuk Tikungan Spiral circle spiral
Keterangan gambar : PI
= Point of intersection, titik perpotongan garis tangen utama TS
= Tangen spiral, titik awal spiral dari tangen ke spiral
E ∆
∆ P 1
L c
K A N A N S is i lu a r p e rke ra sa n
+ e m a x - e m a x
T S K IR I
S isi d a la m p e rke ra sa n e n
e n L s
1 2
3
P O T O N G A N 1 P O T O N G A N 2
P O T O N G A N 3
L a ju r S isi L u a r
S isi D a la m L a ju r
C L e n
e n
e n e x
e m a ks e m a ks
4 5
a ί
T T I
Xm W
T k T S
B a g ia n S p ir
a l B a g ia n L in g ka r
S T
R B agian S
p iral
a ί
ί R
- R
c
∆
X C S
S C
S C C S
+ e x - e x
S T
P O T O N G A N 4 P O T O N G A N 5
e n
e x e x
Ls
ΒΑΒ ΙΙ ΣΤΥ∆Ι ΠΥΣΤΑΚΑ
Tugas Akhir “Peren can aan J em batan Kabelukan ” Ruas J alan Won osobo-Parakan Akhm ad Alham S. L2A0 98 0 10 Aditiya Budi S. L2A0 98 0 0 5
II - 13
SC = Spiral circle, titik perubahan dari spiral ke circle
ST = Spiral tangen, titik perubahan dari spiral ke tangen
Rc = Jari jari circle m
Lc = Panjang lengkung lingkaran
Ls = Panjang lengkung spiral
T = Panjang tangen utama
E = Panjang eksternal total dari PI ke tengah lengkung lingkaran.
TI = Panjang “tangen panjang” dari spiral
Tk = Panjang “tangen pendek “ dari spiral
S. = Panjang tali busur spiral
Xm = Jarak dari TS ke titik proyeksi pusat lingkaran pada tangen
∆ = Sudut pertemuan antara tangen utama
α = sudut pertemuan antara lingkaran dan sudut pusat lingkaran
θs = Sudut spiral
Xc, Xy = koordinat SC atau CS terhadap TS-PI atau PI-TS c.
Spiral-spiral Pada spiral-spiral, dimana Lc = 0 atau Sc =0 adalah merupakan tikungan
yang kurang baik, sebab tidak ada jarak tertentu dalam masa tikungan yang sama miringnya. Pada lengkung yang berbentuk spiral-spiral prinsipnya
hampir sama dengan tipe spiral-circle-spiral, hanya disini tidak digunakan lengkung circle, Lc = 0 sehingga Lt = 2Ls.
Rumus rumus yang digunakan
Ls Lt
Lc Ls
s
2 2
360 2
2
= =
× =
∆ =
θ π
θ
Rc Rc
Rc Es
W Xm
Ts Tg
Rc Rc
W s
Rc X
Xm
− ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎣
⎡ ∆
∆ +
= +
= ∆
∆ +
= −
=
2 cos
2 sin
θ
ΒΑΒ ΙΙ ΣΤΥ∆Ι ΠΥΣΤΑΚΑ
Tugas Akhir “Peren can aan J em batan Kabelukan ” Ruas J alan Won osobo-Parakan Akhm ad Alham S. L2A0 98 0 10 Aditiya Budi S. L2A0 98 0 0 5
II - 14
Gambar 2.3 – Bentuk tikungan Spiral spiral
Keterangan: PI
= Point of intersection, titik perpotongan garis tangen utama Ts
= Jarak antara PI dan TS Ls
= Panjang bagian lengkung spiral E
= Jarak PI ke lengkung spiral ∆
= Sudut pertemuan antara tangen utama θ
= Sudut spiral TS
= Tangen spiral, titik awal spiral dari tangen ke spiral
∆
T X
c
X m
= k
TS L
s Yc
E Rc
R c
ST T
a n
g e
n t
∆
W P1
KAN AN
KIR I SU MBU JALAN
TS ST
SC = C S
e max e min
LS LS
e normal e normal
e normal e normal
e max S
e min e normal
e normal
ΒΑΒ ΙΙ ΣΤΥ∆Ι ΠΥΣΤΑΚΑ
Tugas Akhir “Peren can aan J em batan Kabelukan ” Ruas J alan Won osobo-Parakan Akhm ad Alham S. L2A0 98 0 10 Aditiya Budi S. L2A0 98 0 0 5
II - 15
ST = Spiral Tangen, titik kperubahan dari spiral ke tangen
Rc = jari jari circle
Xm = Jarak dari TS ke titik proyeksi pusat lingkaran pada tangen
2.3.2 Alinyemen Vertikal