Pendekatan Multisensori Gangguan Omisi dalam Membaca Permulaan

Shella Nursadjilah, 2015 PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENGURANGI GANGGUAN OMISI DALAM MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNARUNGU KELAS DI DI SLB BHINEKA CIHAMPELAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 25 BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep Variabel

a. Pendekatan Multisensori

Menurut Tarmansyah dalam Prima, 2011, hlm. 34 menyatakan : ‘ Multisensori artinya memfungsikan seluruh indera-indera sensori indera penangkap dalam memperoleh kesan- kesan melalui perabaan, penglihatan, perasaan dan pendengaran.’ Pendekatan multisensori dalam pelaksanaannya melibatkan fungsi indera-indera lain selain indera visualnya. Seperti indera pendengaran yang masih ada, indera perabaan, indera rasakinestetiknya untuk membantu pengamatan visual dalam memfungsikan alat bicara dalam membentuk ucapan yang benar sesuai pola-pola ucapan bunyi bahasa yang diharapkan, Sadja’ah, 2003, hlm. 21. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan multisensori adalah metode yang menggunakan semua inderasensori seperti visual, auditori, kinestetik dan taktil yang dilakukan untuk membantu anak dalam meningkatkan kemampuan belajarnya. Ini merupakan tujuan umum dari penanganan yang dilakukan oleh peneliti.

b. Gangguan Omisi dalam Membaca Permulaan

Menurut Anton 2013 “gangguan omisi yaitu bunyi-bunyi tertentu tidak mampu diucapkan, keseluruhan suku kata atau kelas bunyi tidak terucapkan”, sedangkan menurut Hernawati, T 2009, hlm. 5 “omisi adalah terjadinya penghilangan fonem atau adanya huruf-huruf konsonan yang tidak diproduksitidak diucapkan, seperti rumah diucapkan umah ” . Jadi dapat disimpulkan bahwa g angguan omisi adalah Shella Nursadjilah, 2015 PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENGURANGI GANGGUAN OMISI DALAM MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNARUNGU KELAS DI DI SLB BHINEKA CIHAMPELAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terjadinya penghilangan fonem atau adanya huruf-huruf konsonan yang tidak diproduksitidak diucapkan. Membaca permulaan lebih menekankan pembelajaran untuk mengenal, memahami dan melafalkan huruf-huruf serta lambang-lambang tulisan menjadi suku kata, kata dan kalimat secara jelas dan tepat, Depdikbud, 1983, hlm. 97. Membaca permulaan adalah suatu aktivitas untuk mengenalkan rangkaian huruf dengan bunyi- bunyi bahasa, yang dipelajari di kelas awal sehingga mempengaruhi kemampuan membaca pada tahap selanjutnya. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Dalwadi 2002 yang menyebutkan bahwa : “membaca permulaan adalah tahap awal dalam belajar membaca yang difokuskan kepada mengenal simbol-simbol atau tanda- tanda yang berkaitan dengan huruf-huruf, sehingga menjadi pondasi agar anak dapat melanjutkan ketahap membaca lanjut ”.

2. Definisi Operasional Variabel