ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS DENGAN INFLASI DI INDONESIA Analisis Hubungan Kausalitas Antara Kurs dengan Inflasi Di Indonesia (2011.I - 2016.VI).

(1)

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA

KURS DENGAN INFLASI DI INDONESIA

(2011.I - 2016.VI)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh : RINAWATI B 300 130 116

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

1

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS DENGAN INFLASI DI INDONESIA (2011.I - 2016.VI)

Abstrak

Fundamental ekonomi yang salah satunya nilai tukar mata uang lebih dominan untuk dikaji. Nilai tukar yang berfluktuatif juga mempunyai keterkaitan dengan sektor rill, dalam hal ini fenomena nilai tukar yang berfluktuatif berdampak langsung mempengaruhi inflasi begitu pula sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas antara nilai tukar dengan inflasi. Penelitian ini menggunakan data bulana periode Januari 2011 - Juni 2016, data diperoleh dari Bank Indonesia (BI). Alat analisis menggunakan uji kausalitas Granger untuk mengetahui hubungan sebab akibat. Hasil penelitian uji kausalitas Granger menunjukkan bahwa nilai tukar dengan inflasi ada juga terjadi hubungan kausalitas satu arah. Berdasarkan dari penelitian ini Bank Indonesia harus dapat mengendalikan volatilitas nilai tukar yang optimal dalam rangka pencapaian kestabilan harga dan investasi. Perlunya juga peran pemerintah untuk membantu bank sentral dalam upaya mengendalikan nilai tukar agar fundamental ekonomi terjaga stabil dan kuat.

Kata Kunci : Nilai Tukar, Inflasi, Kausalitas, Kausalitas Granger

Abstract

Economic fundamentals that one exchange is dominant for review. The exchange rate has also fluctuated linkages with the real sector, in this case the phenomenon of fluctuating exchange rates affect inflation directly affects vice versa. This study aims to analyze the causality the exchange rate and the inflation rate. This study uses data bulana the period January 2011 - Juni 2016, the data obtained from Bank Indonesia (BI). Analysis tools using Granger causality test to determine the causal relationship. Granger causality test research results show exchange rate with inflation there have also been a one-way causality. Based on this research by Bank Indonesia should be able to control the optimal exchange rate volatility in order to achieve price stability and investment . Also the need for the government's role to assist the central bank in an effort to control the exchange rate that maintained stable economic fundamentals and strong.

Keyword : The Exchange Rate, Inflation, Causality, Granger Causality

A.PENDAHULUAN

Proses percepatan pemulihan ekonomi untuk mencapai kondisi perekonomian seperti sebelum pertengahan tahun 1997 tidak terlepas dari usaha untuk menciptakan sistem kurs yang mendukung kestabilan dan keterjangkauan


(6)

2

kurs. Bahkan sampai saat ini pelaku ekonomi masih dibayangi terjadinya krisis ekonomi lanjutan yang merupakan akses buruk dari fluktuasi kurs. Hal ini membawa dampak buruk bagi percepatan proses pemulihan ekonomi. Pemulihan dampak buruk yang telah dialami dari adanya krisis ekonomi dengan adanya program stabilisasi ekonomi yang dilakukan pemerintah menggunakan konsep

virtuous cycle melalui perbaikan kepercayaan pasar (market confidence). Dengan

kepercayaan pasar yang baik maka kurs akan stabil karena tekanan spekulasi akan cenderung berkurang, kurs stabil akan menurunkan tingkat inflasi yang berasal dari pass through nilai tukar dan ketidakpastian nilai tukar. Dengan inflasi yang rendah maka suku bunga dapat diturunkan agar dapat merangsang dunia bisnis, dampak dari penurunan suku bunga tersebut adalah investasi akan meningkat. Peningkatan investasi tersebut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang akan menciptakan lapangan kerja dan menurunkan kemiskinan (Mudrajat Kuncoro, 2009)

Inflasi merupakan salah satu indikator perekonomian yang penting, laju perubahannya selalu diupayakan rendah dan stabil agar tidak menimbulkan penyakit makroekonomi yang nantinya akan memberikan dampak ketidakstabilan dalam perekonomian. Inflasi yang tinggi dan tidak stabil merupakan cerminan akan kecenderungan naiknya tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama periode waktu tertentu.

Dengan naiknya tingkat harga ini daya beli dari masyarakat akan menurun akibatnya barang-barang hasil produksi tidak akan habis terjual dan produsen pun tidak akan menambah besaran investasinya. Apabila besaran investasi berkurang hal ini akan menyebabkan pendapatan nasional akan menurun, yang merupakan gambaran dari pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi kestabilan kegiatan suatu perekonomian yakni sebagai roda pembangunan.

Kurs merupakan salah satu harga yang penting dalam perekonomian terbuka karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca perdagangan, transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu


(7)

3

negara. Nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil. Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau investasi dan perdagangan internasional (Triyono, 2008:156). Kenaikan tingkat inflasi yang mendadak dan besar di suatu negara akan menyebabkan meningkatnya impor oleh negara tersebut terhadap berbagai barang dan jasa dari luar negeri, sehingga semakin diperlukan banyak valuta asing untuk membayar transaksi impor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap valuta asing di pasar (Admaja, 2002:71).

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis mencoba membahas lebih lanjut mengenai hubungan diantara kedua masalah terkait dengan mengangkat judul “Analisis Hubungan Kausalitas antara Kurs

dengan Inflasi di Indonesia tahun 2011.I –2016.VI.”

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah variabel kurs berpengaruh terhadap variabel inflasi.

2. Untuk mengetahui apakah variabel inflasi berpengaruh terhadap variabel kurs.

3. Untuk mengetahui apakah variabel kurs dan variabel inflasi saling mempengaruhi.

B.METODE

Data yang digunakan adalah data sekunder yang berbentuk runtutan waktu

(Time Series) tiap bulan untuk kurs dan inflasi Indonesia dari tahun 2011.I sampai

tahun 2016.VI, yang diambil dari indikator ekonomi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

1. Uji Stasioneritas

Untuk mengetahui data stasioner atau tidak dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik DF atau ADF dengan nilai kritisnya. Jika nilai absolut statistic DF atau ADF lebih besar dari nilai kritisnya maka data menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya maka data tidak stasioner.


(8)

4

Hipotesis uji ADF adalah: HO : δ = 0 (data tidak stasioner) dengan HA

: δ < 0 (data stasioner). Apabila koefisien δ > 0 (positif), maka uji ADF tidak valid dikarenakan data urut waktu yang diuji berarti bersifat eksplosif. Model uji ADF terbaik adalah model yang memiliki nilai akaike information

criterion (AIC) minimum (Gujarati, 2003)

2. UjiKausalitas Granger

Uji kausalitas granger yaitu untuk menganalisa pola hubungan kausalitas atau hubungan timbal balik antara dua variabel yang di teliti. Granger mengemukakan definisi kausalitas adalah variabel X dikatakan menyebabkan Y jika variasi Y dapat dijelaskan secara lebih baik dengan menggunakan nilai masa lalu X dibandingkan jika tidak menggunakannya (Gujarati, 2015).

Keterangan :

KURSt = Kurs Indonesia pada tahun t

INFt =Inflasi Indonesia pada tahun t

n = Jumlah lag

αi,βi,λi,δi = Konstanta

U1,2t = Faktor Gangguan

C.HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Stasioneritas

Hasil Uji Stasioneritas Variabel Kurs

Variabel Model δ τ stat τ (0,05) AIC Prob.

Kurs

1.2 -0.801823 -6.489887 -1.945987 13.71571 0.0000 2.2 -0.804581 -6.458518 -2.907660 13.74441 0.0000 3.2 -0.816557 -6.484456 -3.481595 13.76583 0.0000


(9)

5 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil Uji Stasioneritas Variabel Inflasi

Variabel Model δ τ stat τ (0,05) AIC Prob.

Inflasi

1.2 -0.893681 -6.001936 -1.946072 -7.103751 0.0000 2.2 -0.901081 -5.987853 -2.908420 -7.076444 0.0000 3.2 -0.903748 -5.952246 -3.482763 -7.046526 0.0000 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari hasil pengolahan data dengan menggunakan uji ADF menunjukan bahwa kedua variabel stasioner. Hal ini dapat dilihat dari nilai statistik ADF di atas nilai kritis P-value pada derajat kepercayaan 5%. Model uji terbaik adalah model yang memiliki nilai

AkaikeInformation Criterion (AIC) minimum.

2. Uji Kausalitas Granger

Berdasarkan hasil Uji Kausalitas Granger antara kurs dengan inflasi di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hasil Uji Kausalitas Granger

Time lag Null Hypothesis: F-Statistic Prob.

K=4 DKURS does not Granger Cause DINF 0.51514 0.7249

DINF does not Granger Cause DKURS 1.36154 0.2597

Sumber : Data Sekunder yang Diolah

Dari hasil pengujian diatas hipotesis nol untuk DKURS (kurs) tidak mempengaruhi DINF (inflasi), dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (0,7249) >

α (0,05) pada lag 4. Hal ini berarti bahwa Ho diterima, yang berarti bahwa DKURS tidak menyebabkan DINF. atau dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa kurs tidak menyebabkan inflasi.

Untuk hasil kedua, hipotesis nol untuk DINF (inflasi) tidak mempengaruhi DKURS (kurs), dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (0,2597)

> α (0,05) pada lag 4. Hal ini berarti bahwa Ho diterima , yang berarti bahwa DINF tidak menyebabkan DKURS. Atau dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak menyebabkan terjadinya kurs.


(10)

6

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola hubungan kausalitas antara variabel kurs dan variabel inflasi. Yang artinya perubahan tingkat kenaikan nilai kurs tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat kenaikan inflasi. Dan sebaliknya, tingkat kenaikan inflasi tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat kenaikan nilai kurs.

D.PENUTUP a. Kesimpulan

Analisis Kausalitas Granger antara kurs dengan inflasi di Indonesia memperlihatkan hasil analisis pengolahan data, bahwa tidak terdapat hubungan kausalitas antara kedua variabel. Hal ini dapat disimpulkan dengan terlebih dahulu melakukan beberapa pengujian diantaranya sebagai berikut:

1. Uji Stasioneritas

Hasil uji stasioneritas menunjukkan bahwa variabel kurs dan inflasi tidak stasioner pada tingkat level, yang ditunjukkan dari ketiga model terbaik dengan kriteria AIC minimum, menunjukkan bahwa semua model memiliki nilai τ-statistik lebih kecil dari nilai Mackinon Critical Value

sebesar 5%, sehingga kedua variabel tidak stasioner. 2. Uji Derajat Integrasi

Hasil pengujian derajat pertama (1st Difference) menunjukkan bahwa nilai kedua variabel telah stasioner. Hal tersebut ditunjukkan dari semua model terbaik dengan kriteria AIC minimum semua model

memiliki nilai τ-statistik lebih besar atau lebih negatif dari nilai

Mackinnon Critical Value sebesar 5%. Karena data telah stasioner pada

derajat pertama, maka pada pembeda pertama atau ordo pertama data tersebut dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dalam penelitian melalui kausalitas granger.

3. Uji Kausalitas Granger

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji kausalitas granger menunjukkan bahwa dari kedua variabel tidak memiliki hubungan kausalitas atau tidak saling mempengaruhi. Dilihat dari nilai probabilitas


(11)

7

kedua variabel > α (0,05) pada lag 4. Dimana hal ini berarti bahwa Ho diterima atau dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tidak saling menyebabkan.

b. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas penulis memberikan saran :

1. Perlunya peran pemerintah untuk membantu bank sentral dalam upaya mengendalikan nilai tukar. Dengan mensejalankan kebijakan pemerintah dengan kebijakan Bank Indonesia, bukan malah berkebalikan. Pemerintah juga harus memberikan kebijakan fiskal yang tepat, seperti dengan memberlakukan kuota import, dan kebijakan dalam perdagangan internasional agar menjaga kestabilan sektor riil di dalam negeri. Serta otoritas moneter Indonesia dalam hal ini adalah Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan laju inflasi dan nilai tukar mata uang di Indonesia.

2. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan jangka waktu yang lebih panjang agar dapat memprediksi kondisi pertumbuhan ekonomi dilihat dari perkembangan kurs dan inflasi dalam jangka panjang. Serta diharapkan dapat menganalisis variabel-variabel lain yang mempengaruhi inflasi dan kurs. Oleh karena itu perlu dikembangkan pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk kesempurnaan penelitian yang sudah ada.


(12)

8

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2016. Data Penelitian Kurs dan Inflasi. Surakarta. Situs

www.bi.go.id

Boediono. 2001, Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Gujarati, D.N. 2003. Dasar – DasarEkonometrika. Jakarta: Erlangga Gujarati, Damodar N. 2010. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga

Gujarati, Damodar N. 2015. Dasar-Dasar Ekonometrika. Buku II. Edisi Kelima. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia. Joesoef, J.R. 2008. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba

Empat

Khalwaty, Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Krugman, Paul R. 2005. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan. Jakarta: PAU FE UI dan Harper Collins Publishers.

Kuncoro, Mudrajat. 2015, Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Langi, Theodores Manuela dkk. 2014, “Analisis Pengaruh Suku Bunga Bi, Jumlah Uang Beredar, Dan Tingkat Kurs Terhadap Tingkat Inflasi Di

Indonesia”, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 14 No. 2

Mardiyati, Umi dkk. 2013, “Analisis Pengaruh Niali Tukar, Tingkat Suku

Bunga Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham”, Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Vol. 4, No.1

Muchlas, Zainul dkk. 2015, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs

Rupiah Terhadap Dolar Amerika Pasca Krisis (2000-2010)”, Jurnal

JIBEKA, Volume 9 Nomor 1

Mulyani, Neny. 2014, “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar

Rupiah, Dan Produk Domestic Bruto Terhadap Jakarta Islamic


(13)

9

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku II. Edisi kesatu. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta: BPFE UGM

Nopirin. 2010. Ekonomi Internasional. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE

Nurrohim , Muh. 2013, “Analisis Kausalitas Volatilitas Nilai Tukar Mata

Uang Dengan Kinerja Sektor Keuangan Dan Sektor Rill”, Economics

Development Analysis Journal, EDAJ 2 (4)

Oktavia , Adek Laksmi dkk. 2013, “Analisis Kurs Dan Money Supply Di

Indonesia”, Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. I, No. 02

Putra, I Komang dan Luh Gede Meydianawati. 2015, “Analisis Vector Auto

Regressive Terhadap Kausalitas Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar

Indonesia”, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana,

Vol. 4 No. 3

Rohmanda, Deny dkk. 2014, “Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi Dan BI Rate

Terhadap Harga Saham”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 13 No. 1

Salvatore. 1997. Ekonomi Inetrnasional. Jakarta: Erlangga

Serfianto D. Purnomo. 2013, Pasar uang & Pasar valas. Jakarta: Kompas Gramedia.

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi (Edisi Kedua), Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(1)

4

Hipotesis uji ADF adalah: HO : δ = 0 (data tidak stasioner) dengan HA : δ < 0 (data stasioner). Apabila koefisien δ > 0 (positif), maka uji ADF tidak valid dikarenakan data urut waktu yang diuji berarti bersifat eksplosif. Model uji ADF terbaik adalah model yang memiliki nilai akaike information criterion (AIC) minimum (Gujarati, 2003)

2. UjiKausalitas Granger

Uji kausalitas granger yaitu untuk menganalisa pola hubungan kausalitas atau hubungan timbal balik antara dua variabel yang di teliti. Granger mengemukakan definisi kausalitas adalah variabel X dikatakan menyebabkan Y jika variasi Y dapat dijelaskan secara lebih baik dengan menggunakan nilai masa lalu X dibandingkan jika tidak menggunakannya (Gujarati, 2015).

Keterangan :

KURSt = Kurs Indonesia pada tahun t INFt = Inflasi Indonesia pada tahun t n = Jumlah lag

αi,βi,λi,δi = Konstanta

U1,2t = Faktor Gangguan

C.HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji Stasioneritas

Hasil Uji Stasioneritas Variabel Kurs

Variabel Model δ τ stat τ (0,05) AIC Prob.

Kurs

1.2 -0.801823 -6.489887 -1.945987 13.71571 0.0000 2.2 -0.804581 -6.458518 -2.907660 13.74441 0.0000 3.2 -0.816557 -6.484456 -3.481595 13.76583 0.0000


(2)

5 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil Uji Stasioneritas Variabel Inflasi

Variabel Model δ τ stat τ (0,05) AIC Prob.

Inflasi

1.2 -0.893681 -6.001936 -1.946072 -7.103751 0.0000 2.2 -0.901081 -5.987853 -2.908420 -7.076444 0.0000 3.2 -0.903748 -5.952246 -3.482763 -7.046526 0.0000 Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari hasil pengolahan data dengan menggunakan uji ADF menunjukan bahwa kedua variabel stasioner. Hal ini dapat dilihat dari nilai statistik ADF di atas nilai kritis P-value pada derajat kepercayaan 5%. Model uji terbaik adalah model yang memiliki nilai Akaike Information Criterion (AIC) minimum.

2. Uji Kausalitas Granger

Berdasarkan hasil Uji Kausalitas Granger antara kurs dengan inflasi di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hasil Uji Kausalitas Granger

Time lag Null Hypothesis: F-Statistic Prob. K=4 DKURS does not Granger Cause DINF 0.51514 0.7249

DINF does not Granger Cause DKURS 1.36154 0.2597 Sumber : Data Sekunder yang Diolah

Dari hasil pengujian diatas hipotesis nol untuk DKURS (kurs) tidak mempengaruhi DINF (inflasi), dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (0,7249) > α (0,05) pada lag 4. Hal ini berarti bahwa Ho diterima, yang berarti bahwa DKURS tidak menyebabkan DINF. atau dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa kurs tidak menyebabkan inflasi.

Untuk hasil kedua, hipotesis nol untuk DINF (inflasi) tidak mempengaruhi DKURS (kurs), dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (0,2597) > α (0,05) pada lag 4. Hal ini berarti bahwa Ho diterima , yang berarti bahwa DINF tidak menyebabkan DKURS. Atau dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak menyebabkan terjadinya kurs.


(3)

6

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola hubungan kausalitas antara variabel kurs dan variabel inflasi. Yang artinya perubahan tingkat kenaikan nilai kurs tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat kenaikan inflasi. Dan sebaliknya, tingkat kenaikan inflasi tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat kenaikan nilai kurs.

D.PENUTUP

a. Kesimpulan

Analisis Kausalitas Granger antara kurs dengan inflasi di Indonesia memperlihatkan hasil analisis pengolahan data, bahwa tidak terdapat hubungan kausalitas antara kedua variabel. Hal ini dapat disimpulkan dengan terlebih dahulu melakukan beberapa pengujian diantaranya sebagai berikut:

1. Uji Stasioneritas

Hasil uji stasioneritas menunjukkan bahwa variabel kurs dan inflasi tidak stasioner pada tingkat level, yang ditunjukkan dari ketiga model terbaik dengan kriteria AIC minimum, menunjukkan bahwa semua model memiliki nilai τ-statistik lebih kecil dari nilai Mackinon Critical Value sebesar 5%, sehingga kedua variabel tidak stasioner.

2. Uji Derajat Integrasi

Hasil pengujian derajat pertama (1st Difference) menunjukkan bahwa nilai kedua variabel telah stasioner. Hal tersebut ditunjukkan dari semua model terbaik dengan kriteria AIC minimum semua model memiliki nilai τ-statistik lebih besar atau lebih negatif dari nilai Mackinnon Critical Value sebesar 5%. Karena data telah stasioner pada derajat pertama, maka pada pembeda pertama atau ordo pertama data tersebut dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dalam penelitian melalui kausalitas granger.

3. Uji Kausalitas Granger

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji kausalitas granger menunjukkan bahwa dari kedua variabel tidak memiliki hubungan kausalitas atau tidak saling mempengaruhi. Dilihat dari nilai probabilitas


(4)

7

kedua variabel > α (0,05) pada lag 4. Dimana hal ini berarti bahwa Ho diterima atau dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tidak saling menyebabkan.

b. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas penulis memberikan saran :

1. Perlunya peran pemerintah untuk membantu bank sentral dalam upaya mengendalikan nilai tukar. Dengan mensejalankan kebijakan pemerintah dengan kebijakan Bank Indonesia, bukan malah berkebalikan. Pemerintah juga harus memberikan kebijakan fiskal yang tepat, seperti dengan memberlakukan kuota import, dan kebijakan dalam perdagangan internasional agar menjaga kestabilan sektor riil di dalam negeri. Serta otoritas moneter Indonesia dalam hal ini adalah Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan laju inflasi dan nilai tukar mata uang di Indonesia.

2. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan jangka waktu yang lebih panjang agar dapat memprediksi kondisi pertumbuhan ekonomi dilihat dari perkembangan kurs dan inflasi dalam jangka panjang. Serta diharapkan dapat menganalisis variabel-variabel lain yang mempengaruhi inflasi dan kurs. Oleh karena itu perlu dikembangkan pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk kesempurnaan penelitian yang sudah ada.


(5)

8

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2016. Data Penelitian Kurs dan Inflasi. Surakarta. Situs www.bi.go.id

Boediono. 2001, Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Gujarati, D.N. 2003. Dasar – Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga Gujarati, Damodar N. 2010. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga

Gujarati, Damodar N. 2015. Dasar-Dasar Ekonometrika. Buku II. Edisi Kelima. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Joesoef, J.R. 2008. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat

Khalwaty, Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Krugman, Paul R. 2005. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan. Jakarta: PAU FE UI dan Harper Collins Publishers.

Kuncoro, Mudrajat. 2015, Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Langi, Theodores Manuela dkk. 2014, “Analisis Pengaruh Suku Bunga Bi, Jumlah Uang Beredar, Dan Tingkat Kurs Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia”, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 14 No. 2

Mardiyati, Umi dkk. 2013, “Analisis Pengaruh Niali Tukar, Tingkat Suku

Bunga Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham”, Jurnal Riset

Manajemen Sains Indonesia, Vol. 4, No.1

Muchlas, Zainul dkk. 2015, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Pasca Krisis (2000-2010)”, Jurnal JIBEKA, Volume 9 Nomor 1

Mulyani, Neny. 2014, “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Dan Produk Domestic Bruto Terhadap Jakarta Islamic


(6)

9

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku II. Edisi kesatu. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta: BPFE UGM

Nopirin. 2010. Ekonomi Internasional. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE Nurrohim , Muh. 2013, “Analisis Kausalitas Volatilitas Nilai Tukar Mata

Uang Dengan Kinerja Sektor Keuangan Dan Sektor Rill”, Economics Development Analysis Journal, EDAJ 2 (4)

Oktavia , Adek Laksmi dkk. 2013, “Analisis Kurs Dan Money Supply Di Indonesia”, Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. I, No. 02

Putra, I Komang dan Luh Gede Meydianawati. 2015, “Analisis Vector Auto Regressive Terhadap Kausalitas Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar Indonesia”, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 4 No. 3

Rohmanda, Deny dkk. 2014, “Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi Dan BI Rate

Terhadap Harga Saham”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 13

No. 1

Salvatore. 1997. Ekonomi Inetrnasional. Jakarta: Erlangga

Serfianto D. Purnomo. 2013, Pasar uang & Pasar valas. Jakarta: Kompas Gramedia.

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi (Edisi Kedua), Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Kausalitas Antara Inflasi dengan Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat tahun 1983.I- 2000.IV

0 26 84

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS DENGAN INFLASI DI INDONESIA Analisis Hubungan Kausalitas Antara Kurs dengan Inflasi Di Indonesia (2011.I - 2016.VI).

0 2 16

BAB 1 PENDAHULUAN Analisis Hubungan Kausalitas Antara Kurs dengan Inflasi Di Indonesia (2011.I - 2016.VI).

0 2 13

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA Analisis Hubungan Kausalitas Antara Jumlah Uang Beredar Dengan Inflasi Di Indonesia (1981 - 2015).

0 4 16

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA JUMLAH Analisis Hubungan Kausalitas Antara Jumlah Uang Beredar Dengan Inflasi Di Indonesia (1981 - 2015).

0 2 16

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA INFLASI DENGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA Analisis Kausalitas Granger Antara Inflasi Dengan Pengangguran Di Indonesia Periode Tahun 1987-2013.

0 1 15

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA Analisis Kausalitas Granger Antara Inflasi Dengan Pengangguran Di Indonesia Periode Tahun 1987-2013.

0 1 13

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA (1991-2005).

0 0 8

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA TINGKAT BUNGA DENGAN KURS DI INDONESIA 1998.1 – 2005.2 HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA TINGKAT BUNGA DENGAN KURS DI INDONESIA 1998.1 – 2005.2 (Pendekatan Error Correction Model).

0 1 12

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS SALDO NERACA TRANSAKSI BERJALAN DENGAN KURS DI INDONESIA Analisis Hubungan Kausalitas Saldo Neraca Transaksi Berjalan Dengan Kurs Di Indonesia 1982-2003.

0 0 9