Kinerja Produksi Ikan Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Cangkang Kerang Simping, Kerang Darah, dan Kerang Hijau

KINERJA PRODUKSI IKAN
RAINBOW KURUMOI Melanotaenia parva PADA SISTEM
RESIRKULASI DENGAN FILTER CANGKANG KERANG
SIMPING, KERANG DARAH DAN KERANG HIJAU

ASLIA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kinerja Produksi Ikan
Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva pada Sistem Resirkulasi dengan Filter
Cangkang Kerang Simping, Kerang Darah dan Kerang Hijau” adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014

Aslia
NIM C14100090

ABSTRAK
ASLIA. Kinerja Produksi Ikan Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva pada
Sistem Resirkulasi dengan Filter Cangkang Kerang Simping, Kerang Darah dan
Kerang Hijau. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan TUTIK KADARINI.
Ikan rainbow kurumoi merupakan ikan hias asli Indonesia dengan nilai
ekonomis tinggi, namun jumlahnya di alam menurun karena kerusakan habitat.
Untuk itu perlu dilakukan peningkatan produksi melalui budidaya dengan
pendekatan lingkungan. Cangkang kerang diketahui mampu meningkatkan
kualitas perairan. Jenis kerang beraneka macam sehingga perlu dianalisis lebih
lanjut mengenai jenis cangkang kerang yang digunakan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis jenis cangkang kerang yang paling baik diantara kerang

simping, kerang darah dan kerang hijau untuk meningkatkan produksi ikan
rainbow kurumoi. Ikan yang digunakan adalah benih berukuran panjang
2,04±0,25 cm/ekor dan bobot 0,11 ± 0,04 g/ekor. Derajat kelangsungan hidup
antar perlakuan tidak berbeda nyata, juga terhadap kontrol. Laju pertumbuhan
panjang, laju pertumbuhan bobot, dan laju pertumbuhan spesifik antar perlakuan
tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata terhadap kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa cangkang kerang mampu memperbaiki kualitas air sehingga
meningkatkan pertumbuhan ikan rainbow kurumoi. Penggunaan bahan filter antar
jenis cangkang kerang tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Kata kunci: rainbow kurumoi, cangkang kerang, pertumbuhan, kualitas air
ABSTRACT
ASLIA. The Productivity Performance of Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva
Fish on Recirculating System by Using Simping Shell, Cockle Shell, and Green
Mussel Shell. Supervised by TATAG BUDIARDI and TUTIK KADARINI.
Rinbow kurumoi fish is an Indonesian ornamental fish with high economic
value, but its numbers in the nature decreases due to habitat destruction. It is
necessary to increase production through aquaculture with environmental
aprroach. Mussel shells are known can improve water quality. Mussel shells are
varying types, so it needs further analysis of mussel shells used. The aim of this
study was to analyze the type of mussel shells that the best among simping shells,

cockle shells and green mussel shells to increase rainbow kurumoi fish production.
Rainbow kurumoi fish used in this research had length 2.04±0.25cm/fish and
weight 0.13± 0.14g/fish. Survival rate percentage was not significantly different
among treatments. Each of length, weight, and specific growth rates was
significantly different as compared to the control, but it was not prefail for
different treatments. The result of this research showed that the shell could fix
water quality so that the growth of rainbow kurumoi fish could be improved, but it
was not really different as compared to all kinds of shell such as simping shell,
blood shell and green mussel shell.
Keywords: growth, rainbow kurumoi fish, shell, water quality

KINERJA PRODUKSI IKAN RAINBOW KURUMOI
Melanotaenia parva PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN
FILTER CANGKANG KERANG SIMPING, KERANG DARAH
DAN KERANG HIJAU

ASLIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Rasa syukur terdalam penulis hantarkan kepada Allah atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Kinerja Produksi Ikan Rainbow
Kurumoi Melanotaenia parva pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Cangkang
Kerang Simping, Kerang Darah dan Kerang Hijau” berhasil diselesaikan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2014 bertempat di Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok.
Berbagai pihak telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena
itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si.
selaku Pembimbing I dan Ir. Tutik Kadarini, M.Si selaku Pembimbing II yang

telah dengan sabar memberi bimbingan serta arahan hingga selesainya skripsi ini,
serta Bapak Prof. Dr. D. Djokosetiyanto selaku dosen penguji tamu dan Dr. Ir.
Dedi Jusadi, M.Sc. selaku dosen perwakilan Ketua Program Studi yang telah
memberikan banyak masukan pada penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada keluarga tercinta, Ayahanda Edy Jazuli, Ibunda Nur
Asni, Uni Indah Ariesta atas kasih sayang, segala bentuk dukungan dan doa, Ibu
Siti Zuhriyyah, Ibu Yusni dan Pak Sanusi yang banyak membantu dalam
pelaksanaan penelitian, teman-teman seperjuangan BDP 47, Sistekers atas
semangat, kebersamaan dan keceriaan, serta sahabat-sahabat tercinta: Listya
Arawinda, Novia Tiara, Aninditha Adyarini, Hana Filya, R Cindy Ray, Fatimah
Zahra, Lilis Desmawati, Regina Novanda, Siti Kamila.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis, dan seluruh pihak yang
membutuhkannya.
.

Bogor, Desember 2014
Aslia

DAFTAR ISI


DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................ 2
Rancangan Penelitian .......................................................................................... 2
Prosedur Penelitian .............................................................................................. 2
Parameter Uji ....................................................................................................... 4
Analisis Data ....................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5
Hasil..................................................................................................................... 5
Pembahasan ......................................................................................................... 9
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 12
Kesimpulan ........................................................................................................ 12
Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14


DAFTAR TABEL
1 Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur .................................................. 3
2 Kinerja produksi ikan rainbow kurumoi selama 40 hari pemeliharaan .......... 6
3 Kualitas air media pemeliharaan ikan rainbow kurumoi Melanotaenia
parva dengan penambahan cangkang kerang simping, kerang darah,
kerang hijau .................................................................................................... 8

DAFTAR GAMBAR
1 Derajat kelangsungan hidup ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan
cangkang kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■),
cangkang kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang
dipelihara selama 40 hari .............................................................................. 6
2 Bobot rata-rata ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan cangkang
kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang
kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang dipelihara selama
40 hari ........................................................................................................... 7
3 Panjang rata-rata ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan cangkang
kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang
kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang dipelihara selama
40 hari ........................................................................................................... 7

4 Analisis pH (a), suhu (b) alkalinitas (c), kesadahan (d), nitrit (e), dan
amonia (f) berdasarkan waktu, tanpa penambahan cangkang kerang
(♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang kerang
darah (▲), cangkang kerang hijau (x) .......................................................... 9

DAFTAR LAMPIRAN
1 Susunan sistem resirkulasi pemeliharaan ikan rainbow kurumoi ................ 14
2 Pola rancangan acak lengkap wadah pemeliharaan ..................................... 14
3 Analisis statistik parameter produksi ikan rainbow kurumoi
Melanotaenia parva terhadap kinerja resirkulasi dengan filter
cangkang kerang simping, kerang darah dan kerang hijau ........................ 145

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan rainbow merupakan salah satu spesies ikan hias asli Indonesia dengan
nilai ekonomis tinggi. Ikan rainbow kurumoi dengan ukuran 3,75-5 cm, di
Amerika dijual dengan harga $6 (Jeremy 2011). Rainbow kurumoi (Melanotaenia
parva) merupakan salah satu jenis ikan rainbow yang berasal dari daerah Papua,
tepatnya Danau Kurumoi, Sorong. Danau Kurumoi merupakan danau dengan
kalsium tinggi yaitu 45,05 mg/L. Danau sebagai habitat asli ikan rainbow mulai

rusak karena penyempitan lahan oleh erosi tanah dan pendangkalan danau
(Kadarusman et al. 2010). Oleh karena itu, ikan rainbow harus terus
dikembangkan melalui budidaya.
Dalam pengembangan budidaya, kualitas air merupakan faktor penting yang
perlu diperhatikan. Optimasi penggunaan air dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem resirkulasi. Michael dan Charles (2000) menyatakan bahwa
resirkulasi dilakukan untuk meminimalkan pergantian air dan menjaga kualitas
air. Resirkulasi dikatakan efektif jika memenuhi kebutuhan aerasi, penghapusan
partikel, filtrasi biologis, dan bufer pH.
Nilai pH (potensial of hydrogen) merupakan parameter lingkungan yang
bersifat mengontrol laju metabolisme yakni melalui pengontrolan terhadap
aktivitas enzim (Affandi dan Tang 2002). Tappin (2010) menyatakan bahwa di
habitat aslinya pH 6,5-7,8 dan alkalinitas 50-200 mg/L dapat mendukung
pertumbuhan ikan rainbow secara umum. Dalam upaya budidaya ikan rainbow,
kualitas air pada setiap perairan berbeda dan seringkali ditemukan air dengan pH
rendah. Salah satu cara meningkatan pH adalah dengan menggunakan
penambahan cangkang kerang yang dapat melepaskan ion terutama kalsium.
Ikan dan krustase mendapatkan 50-60% kebutuhan kalsiumnya melalui air.
Insang, kulit, dan mulut merupakan organ yang berperan dalam pengaturan
kalsium. Kalsium merupakan unsur yang penting dalam perkembangan serta

pertumbuhan tulang pada ikan dan krustase (Guillaume et al. 2001). Cangkang
kerang sebagai sumber kalsium, tergolong kedalam limbah. Penggunaan limbah
cangkang kerang di dalam negeri mulai meningkat, terbukti dari menurunnya
jumlah ekspor koral dan kulit kerang pada tahun 2011 sebesar 11 548 ton dan
tahun 2012 sebesar 5 631 ton (BPS 2013). Jenis cangkang kerang yang digunakan
adalah kerang simping (Amusium sp.) dengan kandungan kalsium 49,61%, kerang
darah (Anadara sp.) denga kalsium 64,27%, dan kerang hijau (Mytilius viridis)
dengan kalsium 52,91%.
Beberapa penelitian sebelumnya mengenai penambahan cangkang kerang
pada pemeliharaan ikan rainbow seperti Nurhidayat et al. (2012) dan Zuhrriyah et
al. (2012) menunjukkan bahwa cangkang kerang berhasil meningkatkan
pertumbuhan ikan rainbow melalui peningkatan kualitas air. Zuhrriyah et al.
(2012) meningkatkan kualitas air melalui perubahan pH dengan menggunakan
cangkang kerang dan karang. Cangkang kerang yang mengandung Ca sebesar
55,72% dan karang sebesar 49,46% terbukti dapat digunakan untuk meningkatkan
pH air budidaya. Nurhidayat et al. (2012) membuktikan bahwa cangkang kerang
mampu menghasilkan kualitas air lebih baik dari segi pH, alkalinitas dan

2
kesadahan dibandingkan dengan penambahan pecahan keramik, biobol dan zeolit,

sehingga didapatkan pula laju pertumbuhan spesifik ikan rainbow merah yang
lebih baik.
Berdasarkan pemaparan di atas terbukti bahwa cangkang kerang mampu
meningkatkan kualitas air dan pertumbuhan ikan rainbow. Jenis kerang di
Indonesia yang beraneka macam diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
kalsium. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian mengenai pemakaian
berbagai jenis cangkang kerang yang memberikan hasil terbaik bagi kualitas air
sehingga meningkatkan produksi ikan rainbow kurumoi.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menganalisis jenis cangkang kerang yang paling
baik untuk meningkatkan kualitas air sehingga selanjutnya dapat meningkatkan
produksi ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva).

METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penggunaan
kerang simping (Amusium sp.), kerang darah (Anadara sp.), dan kerang hijau
(Mytilius viridis) sebagai bahan filter, serta kontrol tanpa penambahan cangkang
kerang.

Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan berupa 12 bak fiber berdiameter 50 cm dan tinggi
50 cm. Tahapan persiapan penelitian meliputi pembersihan wadah, penempatan
wadah, pengisian wadah, dan stabilisasi air. Filter yang digunakan adalah filter
vertikal yang direndam dalam bak pemeliharaan.
Bak pemeliharaan sebelum digunakan terlebih dahulu dicuci, dibilas dan
dikeringkan. Bak yang sudah siap digunakan kemudian diisi dengan air sampai
ketingian 25 cm sehingga total volume air media pemeliharaan adalah 50 liter.
Sebelum digunakan, cangkang dicuci, lalu dikeringkan menggunakan oven
dengan suhu 110 oC selama 24 jam untuk menghilangkan kadar air dan
membunuh bakteri. Cangkang kerang yang sudah kering dihancurkan dengan
ukuran maksimal 8 mm lalu ditimbang masing-masing sebanyak 250 gram untuk
setiap filter resirkulasi yang sudah dilapisi dengan kain kasa pada bagian dalam
filter. Filter pada kontrol tidak diisi dengan cangkang kerang, hanya kain kasa saja.
Susunan sistem resirkulasi dijelaskan pada Lampiran 1. Filter yang telah diisi
dengan cangkang kerang dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan kemudian

3
sistem resirkulasi diaktifkan selama 3 hari sebelum ikan dimasukkan. Penempatan
wadah pemeliharaan hasil pengacakan digambarkan pada Lampiran 2.
Penebaran Benih
Benih ikan rainbow yang digunakan dalam penelitian ini berumur sekitar
1,5 bulan dengan panjang rata-rata 2,04 ± 0,25 cm dan bobot rata-rata 0,11 ± 0,04
gram yang berasal dari pemijahan di BPPBIH Depok, Jawa Barat. Padat tebar
setiap perlakuan adalah 2 ekor/liter.
Pemeliharaan
Penelitian dilakukan selama 40 hari masa pemeliharaan. Selama penelitian
dilakukan pengelolaan air, pemberian pakan, serta pengamatan ikan dan air media
pemeliharaan. Kualitas air dijaga menggunakan sistem resirkulasi dengan debit
sekitar 0.03 liter/detik. Pakan yang diberikan berupa pelet yang ditepungkan
kemudian diberikan secara ad satiation (sampai kenyang). Frekuensi pemberian
pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00, dan 15.00 WIB.
Parameter Kualitas air
Parameter kualitas air berupa suhu dan pH diukur secara insitu setiap hari,
sedangkan oksigen terlarut (DO), amonia, nitrit, alkalinitas dan kesadahan diukur
setiap 10 hari. Pengukuran parameter suhu, pH, kandungan oksigen terlarut (DO),
nitrit, TAN (untuk menghitung amonia), dan alkalinitas dilakukan dari awal
sampai akhir pemeliharaan (Tabel 1).
Tabel 1 Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur
Parameter
Suhu
Oksigen terlarut
pH
Nitrit
Amonia
Alkalinitas
Kesadahan

Satuan
o
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

Metode/alat ukur
Termometer digital
DO-meter
pH-meter
Spektrofotometeri
Spektrofotometeri
Titrimetri
Titrimetri

Pengumpulan Data
Data berupa parameter produksi dan kualitas air didapatkan dengan
pengamatan sampel ikan dan air media pemeliharaan setiap sepuluh hari sekali.
Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan mengambil 20 ekor ikan per bak.
Ikan sampel ditimbang menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g.
Pengukuran panjang total ikan menggunakan alat ukur berupa kertas millimeter
blok dengan ketelitian 1 mm yang sudah dilaminating. Parameter kualitas air yang
diukur meliputi suhu, pH, DO, alkalinitas, kesadahan, amonia dan nitrit. Sampel
air diukur di Laboratorium Kualitas Air BPPBIH, Depok.

4
Parameter Uji
Parameter yang diamati selama penelitian meliputi panjang ikan, bobot ikan,
kematian ikan, dan jumlah pakan yang diberikan kepada ikan. Data parameter
tersebut digunakan untuk menghitung derajat kelangsungan hidup (SR), laju
pertumbuhan panjang (GRL), laju pertumbuhan bobot (GRW), laju pertumbuhan
spesifik (SGR) dan konversi pakan (FCR). Selain itu dilakukan pengamatan
parameter kualitas air meliputi suhu, pH, DO, alkalinitas, kesadahan, amonia dan
nitrit.
Derajat Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup (survival rate, SR) adalah perbandingan jumlah
ikan yang hidup sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal
pemeliharaan. Derajat kelangsungan hidup dihitung menggunakan rumus dari
Goddard (1996) yaitu:
N 
SR   t  x 100%
 N0 
Keterangan: SR = derajat kelangsungan hidup (%)
Nt = jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
N0 = jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan (growth rate, GR) adalah perubahan bobot dan panjang
rata-rata individu dari awal sampai akhir pemeliharaan. Pertumbuhan bobot dan
panjang mutlak dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996):
GRw =
Keterangan: GRw =
Wt =
Wo =
t
=

t

laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari)
bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)
bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g)
waktu pemeliharaan (hari)
GRL =

Keterangan: GRL =
Lt =
Lo =
t =

W t -Wo

L �−L �


laju pertumbuhan panjang mutlak (cm/hari)
panjang rata-rata pada akhir pemeliharaan (cm)
panjang rata-rata pada awal pemeliharaan (cm)
waktu pemeliharaan (hari)

Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate, SGR) adalah laju
pertumbuhan harian ikan yang dihitung menggunakan rumus Huisman et al.
(1987):

5
t

SGR=
Keterangan: SGR
Wt
Wo
t

=
=
=
=

Wt
W0

-1 x 100%

laju pertumbuhan individu harian (%)
bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)
bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g)
waktu pemeliharaan (hari)

Konversi Pakan
Konversi pakan (feed conversion ratio, FCR) adalah jumlah pakan yang
diberikan (kg) untuk menghasilkan 1 kg bobot tubuh ikan. Konversi pakan
dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996):



F
FCR  

 Bt  Bd   B0 
Keterangan : FCR
Bt
Bd
Bo
F

=
=
=
=
=

konversi pakan (g)
biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g)
biomassa ikan mati selama pemeliharaan (g)
biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)
jumlah pakan selama pemeliharaan (g)
Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan
tujuan penelitian. Parameter dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA)
dengan selang kepercayaan 95%. Apabila berpengaruh nyata maka diuji lanjut
menggunakan uji Duncan. Data kualitas air dianalis secara deskripsi kuantitatif
dengan menggunakan tabel. Analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak Ms. Excel 2007 dan SPSS 16.0

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kinerja produksi ikan rainbow kurumoi selama 40 hari pemeliharaan
dicantumkan pada Tabel 2. Analisis data deskriptif dan analisis ragam parameter
kelangsungan hidup dan pertumbuhan dicantumkan pada Lampiran 3. Benih ikan
rainbow selama 20 hari pertama tidak mengalami kematian namun setelah itu
mulai terjadi kematian pada masing-masing perlakuan (Gambar 1). Bobot ratarata benih ikan rainbow kurumoi selama 40 hari pemeliharaan terus mengalami
peningkatan (Gambar 2). Peningkatan panjang rata-rata ikan rainbow kurumoi
dalam 40 hari pemeliharaan ditampilkan pada Gambar 3.

6

Tabel 2 Kinerja produksi ikan rainbow kurumoi selama 40 hari pemeliharaan
Perlakuan
Kontrol
Kerang simping Kerang darah
Kerang hijau
a
a
a
Derajat kelangsungan hidup (%)
99.0± 1
95.3 ± 4.62
98.3 ± 1.53
94.3 ± 3.21a
b
ab
a
Laju pertumbuhan panjang (cm/hari)
0.015±0.01
0.016 ± 0.03
0.021 ± 0.02
0.021 ± 0.02a
Laju pertumbuhan bobot (g/hari)
0.002 ± 0b
0.005 ± 0.001a
0.005± 0.001a
0.005 ± 0.001a
b
a
a
Laju pertumbuhan spesifik (%)
1.43 ± 0.2
2.21 ± 0.41
2.52 ± 0.21
2.48 ± 0.34a
b
ab
a
Konversi pakan (g)
8.37 ± 1.96
5.7 ± 2.76
3.74 ± 0.63
4.35 ± 0.91a
aangka-angka pada baris yang sama dengan huruf sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada taraf
uji 5%
Parameter

Derajat kelangsungan hidup
(%)

Kelangsungan hidup pada semua perlakuan hingga hari ke-20 adalah 100%,
akan tetapi pada pemeliharaan selanjutnya pada perlakuan penambahan cangkang
kerang simping, kerang darah dan kerang hijau mulai terjadi kematian. Derajat
kelangsungan hidup di semua perlakuan tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan nilai
terkecil 95±2,65%. Hal ini menunjukkan kematian pada ikan terjadi secara wajar,
bukan akibat perlakuan. Laju pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan bobot dan
laju pertumbuhan spesifik pada kontrol lebih rendah dibandingkan dengan
penambahan ketiga jenis kerang (p0,05). Konversi pakan pada penambahan
cangkang menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan kontrol (p0,05).
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0

10

20

30

40

Waktu (hari ke-)

Gambar 1 Derajat kelangsungan hidup ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan
cangkang kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■),
cangkang kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang
dipelihara selama 40 hari

Bobot rata-rata (g)

7
0,40
0,35
0,30
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
0

10

20

30

40

Waktu pemeliharaan (hari ke- )

Panjang rata-rata (cm)

Gambar 2 Bobot rata-rata ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan cangkang
kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang
kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang dipelihara selama
40 hari
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
0

10

20

30

40

Waktu Pemeliharaan (hari-ke)

Gambar 3 Panjang rata-rata ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan cangkang
kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang
kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang dipelihara selama
40 hari
Kualitas Air
Tabel 3 menunjukkan nilai kualitas air selama pemeliharaan ikan rainbow
kurumoi. Pengamatan kualitas air media pemeliharaan terdiri dari parameter suhu,
pH, oksigen terlarut (DO), kesadahan, alkalinitas, amonia dan nitrit. Suhu selama
pemeliharaan berada pada kisaran optimal. pH secara umum berada pada kisaran
optimal namun pada perlakuan kontrol, pH sempat berada pada nilai 4,5. Oksigen
terlarut sempat berada di bawah kisaran optimalnya namun hal ini masih dapat
ditoleransi ikan. Kesadahan dan alkalinitas pada perlakuan penambahan cangkang
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol, dan semua
masih dalam kisaran toleransi bagi kehidupan ikan. Kadar amonia dan nitrit
berada di bawah kisaran maksimalnya. Berikut merupakan pengamatan kualitas
air terhadap waktu pemeliharaan.

8
Tabel 3 Kualitas air media pemeliharaan ikan rainbow kurumoi Melanotaenia
parva dengan penambahan cangkang kerang simping, kerang darah, dan
kerang hijau
Perlakuan

Parameter

Nilai Optimal

K. Simping
28,0-30,0

K. Darah
28,0-29,1

K. Hijau
28,7-29,8

pH

4,5-7,4

6,4-8,0

6,4-8,1

6,7-8,0

DO (mg/L)
Kesadahan
(mg/L)
Alkalinitas
(mg/L)
NH3- (mg/L)

4,1-8,8
38,50-115,50

3,9-8,4
43,12-127,51

5,5-8,5
69,30-118,58

5,1-8,2
64,68-124,74

33,98-67,96

45,31-101,95

45,31-101,95

56,64-101,95

0,00-0,022

0,00-0,021

0,00-0,020

0,002-0,025

6,5-7,8 (Tappin
2010)
>5 (Tappin 2010)
50-250 (Tappin
2010)
50-200 (Tappin
2010)