DALAM BAHASA JURNALISTIK (Analisis Hermeneutik pada Rubrik Metropolis Jawa Pos Edisi Minggu 16 Agustus 2009)

DALAM BAHASA JURNALISTIK (Analisis Hermeneutik pada Rubrik
Metropolis Jawa Pos Edisi Minggu 16 Agustus 2009)
Oleh: ACH. ZUHDI ZUHUD ( 04220054 )
Communication Science
Dibuat: 2010-03-26 , dengan 7 file(s).

Keywords: Metafora, Bahasa Jurnalistik.
ABSTRAKSI
Penelitian ini berangkat dari fenomena penggunaan metafora dalam bahasa jurnalistik,
khususnya dalam aktifitas penulisan berita dalam surat kabar. Berita senyatanya bukan
merupakan fakta, melainkan rekonstruksi dari sebuah fakta. Dalam merekonstruksi fakta,
bahasa yang digunakan seharusnya menjelaskan persis seperti bangunan fakta itu, tetapi
dalam praktek penulisan berita, metafora kerap digunakan untuk menggambarkan suatu fakta
tertentu. Padahal, karakter dasar metafora selalu menunjuk pada sesuatu yang lain, sesuatu
yang secara tidak sungguh-sungguh dimaksudkannya. Dari sini, peneliti tertarik untuk
mengetahui penggunaan metafora dalam bahasa jurnalistik yang secara nyata termanifestasi
dalam tulisan teks berita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi deskriptif dan
fungsi transformatif penggunaan metafora dalam bahasa jurnalistik, sehingga hermeneutika
yang diperkenal oleh Paul Ricoeur menjadi metode analisis yang tepat untuk menganalisis
permasalahan penelitian ini. Ruang lingkup penelitian ini adalah teks berita yang dimuat
dalam Rubrik Metropolis Jawa Pos Edisi Minggu 16 Agustus 2009 yang memberitakan

tentang tempat spa plus-plus di Surabaya. Sedangkan fokus penelitian ini adalah tentang
penggunaan metafora dalam bahasa jurnalistik, yaitu bagaimana fungsi penggunaan metafora
dalam bahasa jurnalistik. Penelitian ini menggunakan sumber informasi non-manusia berupa
dokumen dan data. Data primer diperoleh dengan cara mengkliping dan menulis ulang
naskah asli tanpa editing, sedangkan data sekunder yang diperoleh melalui riset kepustakaan
(study literature). Analisis data (teks) dalam penelitian ini diawali dengan deskripsi tentang
Jawa Pos, dan tentang teks berita dalam Rubrik Metropolis Jawa Pos Edisi Minggu 16
Agustus 2009. Analisis kemudian dilanjutkan dengan interpretasi atas makna metafora, lalu
dilanjutkan dengan interpretasi atas fungsi deskriptif dan fungsi transformatif metafora. Dari
analisis data, maka diperolah kesimpulan: pertama, digunakannya metafora dalam praktek
bahasa jurnalistik memiliki makna acuan terhadap fakta dan realitas. Kedua, Metafora yang
digunakan dalam teks tulis berita ada yang menggunakan bahasa Indonesia, dan ada pula
dalam bahasa/istilah asing. Metafora yang berbahasa Indonesia merupakan metafora yang
sudah populer penggunaannya di tengah-tengah masyarakat, sehingga makna dan realitas
yang
dihadirkan oleh metafora itu dapat dengan efektif dipahami oleh pembaca. Tetapi metafora
dalam istilah asing, makna acuannnya memerlukan interpretasi dan proses pemaknaan,
sehingga tidak mudah untuk dipahami, terutama oleh pembaca yang tingkat pengetahuannya
berada dalam kategori “bawah”. Ketiga, Fungsi deskriptif metafora mengacu pada
digunakannya metafora untuk memaparkan atau menggambarkan suatu peristiwa secara jelas

dan terperinci. Fungsi deskriptif metafora ini pada akhirnya berkaitan erat dengan etika dan
norma dalam jurnalistik, yaitu: bahwa pers nasional berkewajiban menghormati rasa
kesusilaan masyarakat, dan keharusan wartawan untuk tidak menyiarkan karya jurnalistik
yang cabul. Keempat, Fungsi transformatif metafora menunjuk pada perlakuan metafora
terhadap pembacanya. Fungsi transformatif metafora berjalin erat dengan keharusan bahwa
suatu peristiwa harus memiliki nilai (value) tertentu agar menarik untuk diberitakan, fungsi
transformatif metafora adalah dalam rangka agar berita menarik untuk disimak. Bertolak dari

rangkaian penelitian ini, peneliti menyarankan beberapa hal untuk kepentingan penelitian
lebih lanjut, yaitu: pertama, memperluas ruang lingkup penelitian pada media-media lain
yang memiliki keterkaitan, guna memperkaya referensi dan kajian mengenai metafora dalam
bahasa jurnalistik. Kedua, melakukan penelitian tentang metafora dalam bahasa jurnalistik
secara lebih komprehensif, misalnya saja tentang farian dan bentuk-bentuk metafora yang
biasa digunakan dalam bahasa jurnalistik. Ketiga, disarankan untuk meneliti teks secara
keseluruhan, baik berupa tulisan maupun gambar, dengan memanfaatkan berbagai
pendekatan penelitian (misalnya: semiotika, analisis wacana, analisis framing, dll.), sehingga
diperoleh interpretasi atau pemaknaan yang lebih holistik mengenai metafora dalam bahasa
jurnalistik. Selain itu, peneliti juga menyarankan: wartawan dan media hendaknya senantiasa
mengacu pada tanggung jawab etik dalam memproduksi dan menyiarkan karya jurnalistik,
sehingga metafora-metafora yang digunakan tidak terlampau membangkitkan libido-libido

seks. Wartawan dan media juga sudah seharusnya menghindari atau paling tidak mengurangi
penggunaan istilah-istilah dan metafora asing.
ABSTRACT
This study departs from the phenomenon of the use of metaphor in the language journalism,
especially in news writing activities in the newspaper. News in fact not a fact, but the
reconstruction of a fact. In reconstructing the facts, the language used should explain exactly
like the building that fact, but in the practice of writing news, the metaphor often used to
describe a particular fact. In fact, the basic character of the metaphor is always pointing to
something else, something that is not really meant. From here, researchers are interested to
know the use of metaphors in the language of journalism which significantly manifested in
the writings of the news text. The purpose of this study was to determine the function of
descriptive and transformative function of metaphor in language use in journalism, so that the
hermeneutic of Paul Ricoeur introduced into an appropriate analysis method to analyze this
research problem. The scope of this study is the text of the news contained in the Metropolis
Newsroom Jawa Pos Edition Sunday, August 16, 2009 which reported on the spa plus-plus in
Surabaya. While the focus of this research is about the use of metaphor in the language of
journalism, which is how the function of metaphor in language use journalism. This research
uses resources of non-human form of documents and data. The primary data obtained by
clipping and re-write the original script without editing, while the secondary data obtained
through the research literature. Analysis of data (text) in this study begins with a description

of the Jawa Pos, and on the news text in Jawa Pos Newsroom Metropolis Edition Sunday,
August 16, 2009. The analysis then continued with the interpretation of the meaning of
metaphor, then continued with the interpretation of the descriptive function and
transformative function of metaphor. From the analysis of data, obtained conclusions: first,
the use of metaphor in language practice journalism have a sense of reference to the facts and
reality. Second, the metaphor used in the text of a news paper that using the Indonesian
language, and there is also the language/terms foreign. Indonesian-language metaphor is a
metaphor that was popular usage in the middle of society, so that the meaning and reality
presented by the metaphor that can be effectively understood by the reader. But the metaphor
of a foreign term, meaning of reference require interpretation and the process of
interpretation, so that's not easy
to understand, especially by readers who rate their knowledge in a category "below". Third,
the descriptive function of metaphor refers to the use of metaphor to explain or describe an
event clearly and in detail. Descriptive function of this metaphor in the end is closely related
to ethics and norms of journalism, namely: that the national press is obliged to respect the
community a sense of decency, and the necessity to not broadcast journalist journalistic work

obscene. Fourth, transformative function of metaphor metaphor refers to the treatment of
readers. Transformative function of metaphor is closely intertwined with the requirement that
an event must have a value in order to attract certain to be preached, transformative function

of metaphor is in order to be interesting news to be listened to. Starting with this series of
studies, researchers suggest some things for the sake of further research, namely: first, expand
the scope of research on other media that have relevance, in order to enrich the study of
references and metaphors in the language of journalism. Second, doing research on
metaphors in the language of journalism is more comprehensive, for example, about various
and forms a common metaphor used in journalism. Third, it is advisable to examine the text
as a whole, be it writing or drawing, using a variety of research approaches (for example,
semiotic analysis, discourse analysis, framing analysis, etc..), So that interpretation or a more
holistic interpretation of the metaphor in the language of journalism. In addition, researchers
also recommend: journalist and the media should always refer to the ethical responsibility to
produce and broadcast journalism works, so the metaphors used are not overly aroused
libido-libido sex. Journalist and media should also avoid or at least reduce the use of terms
and foreign metaphor.