Implementasi Bahasa Jurnalistik Pada Rubrik Newbie Surat Kabar Tangsel Pos

(1)

IMPLEMENTASI BAHASA JURNALISTIK PADA

RUBRIK NEWBIE SURAT KABAR

TANGSEL POS

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh

Andini Aprilliana

NIM: 109051100062

KONSENTRASI JURNALISTIK

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M


(2)

TANGSEL POS

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh

Andini Aprilliana

NIM: 109051100062

Pembimbing

Ade Rina Farida, M.Si. NIP: 19770513 200701 2 018

KONSENTRASI JURNALISTIK

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M


(3)

(4)

ii

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Mei 2014


(5)

iii

ABSTRAK

Nama : Andini Aprilliana Nim : 109051100062

Implementasi Bahasa Jurnalistik Pada Rubrik Newbie

Surat Kabar Tangsel Pos

Bahasa pada sebuah berita merupakan sarana penyampaian informasi. Jelas atau tidaknya informasi yang disajikan dapat ditentukan oleh baik buruknya bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat memudahkan khalayak untuk menyerap informasi dari berita secara jelas. Jika suatu berita memiliki tatanan bahasa yang kacau, khalayak akan sulit mencerna informasi yang terkandung dalam berita tersebut. Sebagai media cetak lokal yang turut menyampaikan informasi, peneliti tertarik untuk meninjau seberapa jauh surat kabar Tangsel Pos mengimplementasikan penulisan bahasa jurnalistik yang sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku.

Penelitian ini berlandas pada pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengetahui bagaimana standar operasional penulisan bahasa jurnalistik yang berlaku di surat kabar Tangsel Pos? Bagaimana implementasi bahasa jurnalistik pada Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos berdasarkan kajian pedoman bahasa jurnalistik menurut Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)? Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tabel analisis. Kemudian, peneliti menganalisis seluruh kalimat pada Rubrik Newbie untuk menemukan kalimat yang tidak tepat dan menggantinya dengan kalimat yang sesuai dengan pedpman penulisan bahasa jurnalistik menurut PWI.

Surat kabar Tangsel Pos sebenarnya telah menerapkan bahasa jurnalistik sesuai dengan kaidah penulisan yang ditetapkan PWI. Namun, kaidah-kaidah ini hanya diterapkan pada kolom berita utamanya saja. Pada sebuah rubrik yang bertajuk Newbie, peneliti menemukan adanya tata bahasa Newbie yang tidak sesuai dengan kaidah pedoman penulisan bahasa jurnalistik yang telah disepakati PWI. Newbie merupakan rubrik baru di surat kabar Tangsel Pos yang isi beritanya ditujukan untuk seluruh pelajar Tangerang Selatan, baik siswa maupun mahasiswa. Setiap media cetak, baik lokal maupun nasional, perlu mengedepankan teknik penulisan bahasa jurnalistik sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan tata bahasa baku. Pada prinsipnya, bahasa jurnalistik harus disampaikan jelas, padat, ringkas, dan lugas agar khalayak bisa memahaminya dengan mudah.

Keyword: Implementasi, Bahasa Jurnalistik, Tangsel Pos, Rubrik Newbie, PWI, dan Tengerang Selatan.


(6)

iv

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, nikmat sehat, serta segala karunia-Nya sehingga penulis akhirnya bisa menyelesaikan skripsinya yang berjudul

“Implementasi Bahasa Jurnalistik Pada Rubrik Newbie Surat Kabar Tangsel

Pos. Seperti telah yang diketahui, skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai syarat menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari ada begitu banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak kepada penulis sehingga segala hambatan dan kesulitan dalam menyusun skipsi ini akhirnya dapat dilalui. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan yang senantiasa diberikan, baik moril maupun materil selama proses menyeselesaikan studi kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto M.Ed. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si. selaku Wakil Dekan II Bidang Kepegawaian, dan Drs. Sunandar, M.A. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Rubiyanah, M.A. selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Ibu Ade Rina Farida, M.Si. selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang selalu memberi dukungan dan kemudahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ade Rina Farida, M.Si. selaku dosen pembimbing yang selama ini telah


(7)

v

skripsi ini selesai. Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang selama ini diberikan.

4. Seluruh dosen, serta jajaran staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memudahkan penulis dalam membuat surat-surat keperluan penelitian ini.

5. Kedua orangtua tercinta, Taryan Heryanto dan Trilestari Widayanti yang selama ini senantiasa memberikan kasih sayang, doa, semangat, serta dukungan kepada penulis. Semoga penulis bisa menjadi seseorang yang bermanfaat dan mampu mewujudkan harapan-harapannya kelak.

6. Kepada Eyangti dan Eyangkung, serta kedua adik laki-laki saya, Gilang dan Farrel, terima kasih untuk untuk doa dan semangat yang diberikan kepada penulis.

7. Kepada pihak Surat Kabar Tangsel Pos yakni Pimpinan Redaksi, Redaksi Pelaksana, dan Redaktur yang berperan penting dalam penelitian penulis karena telah bersedia menjadi narasumber utama dalam penelitian ini.

8. Untuk para sahabat tersayang yang senantiasa menyemangati penulis untuk menyelesaikan skirpsi ini, Marisha Arianti Agustin, Dewi Rifqina, Samsul Arifin, Sigit Lincah Hadmadi, Turi Miasih, Putri Nurazizah, Ima Rahmawati, dan Fina Mairita yang telah berjuang bersama-sama menempuh pendidikan selama kurang lebih empat tahun yang selalu memberikan semangat, motivasi, serta dukungannya kepada penulis.

9. Kepada teman-teman seperjuangan, kelas Jurnalistik B dan A angkatan 2009, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.


(8)

vi

11.Kepada teman-teman KKN Mufakat, terima kasih atas pengalaman berharga dan kebersamaannya selama sebulan di Lokapurna.

12.Rekan-rekan kerja di Ocentrum Digital Agency yang telah memberikan pengalaman baru dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Rekan-rekan kerja di Majalah Annisa yang selama ini selalu memberikan dukungan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran agar penulis bisa memperbaiki dan belajar dari setiap kesalahan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Jakarta, 05 Mei 2014


(9)

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... . 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

1. Batasan Masalah ... 6

2. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

D. Metode Penelitian ... . 8

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Media Massa ... 13

1. Pengertian Media Massa ... 13

2. Fungsi Media Massa ... 14

3. Jenis-Jenis Media ... 15

B. Media Cetak ... 19

1. Pengertian Media Cetak ... 19

2. Sejarah Munculnya Media Cetak ... 19

3. Pengertian Berita ... 21

4. Elemen dan Kategori Berita ... 24

5. Pengertian Rubrik ... 26

C. Bahasa Jurnalistik ... 27

1. Pengertian dan Fungsi Bahasa ... 27

2. Bahasa Jurnalistik ... 28

3. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ... 29

4. Pedoman Bahasa Jurnalistik menurut PWI ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM SURAT KABAR TANGSEL POS A. Sejarah Singkat Surat Kabar Tangsel Pos... 36

B. Visi dan Misi Surat Kabar Tangsel Pos ... 38

C. Struktur Redaksi Surat Kabar Tangsel Pos ... 39

D. Alur Proses Keredaksian Tangsel Pos ... 40

E. Rubrikasi Surat Kabar Tangsel Pos ... 41


(10)

viii

Pedoman Bahasa Jurnalistik Menurut PWI ... 47

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Pengajuan Proposal Penelitian Lampiran 2. Surat Keterangan Permohonan Penelitian/Wawancara Lampiran 3. Print out Artikel Rubrik Newbie Edisi 27 September 2012 Lampiran 4. Transkip Wawancara dengan Redaktur Pelaksana Tangsel Pos

Lampiran 5. Surat Keterangan Hasil Wawancara dengan Redaktur Pelaksana


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan sesamanya. Di dalam komunikasi terdapat beberapa faktor pendukung seperti komunikator, komunikan, pesan dan media. Melesatnya perkembangan komunikasi media pada saat ini, semakin mempermudah seseorang untuk berkomunikasi. Hal ini dikarenakan beragamnya media komunikasi yang muncul di tengah hiruk pikuk komunikasi massa. Media komunikasi massa itu sendiri terdiri atas media cetak, media online dan media elektronik.

Semakin cepatnya proses penyampaian pesan kepada khalayak tak terlepas dari perkembangan teknologi dan informasi yang semakin bertumbuh pesat. Kemajuan pesat inilah yang memungkinkan seluruh masyarakat di dunia untuk saling berkomunikasi. Hal ini dapat dirasakan dengan banyaknya media (channel) yang mulai bermunculan. Radio dan televisi sebagai media penyiaran merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam mencapai audiensinya dalam jumlah yang sangat banyak.1 Selain kedua media penyiaran tersebut, media cetak juga memiliki audiensi dalam jumlah yang sangat besar. Kemampuan media massa dalam

1

Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi (Jakarta: Kencana, 2011), h.67.


(13)

2

menyampaikan informasi inilah yang menjadikan media massa kerap kali sebagai objek penelitian ilmu komunikasi massa dan ilmu-ilmu lainnya.

Dikutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, proses di mana organisasi media membuat dan menyebarluaskan pesan kepada khalayak disebut dengan komunikasi massa.2 Organisasi media inilah yang akan menyebarluaskan dan memengaruhi pesan tersebut kepada khalayak. Media massa merefleksikan kebudayaan suatu masyarakat, lalu mereka menghadirkan informasi yang serentak pada beragam khalayak luas. Hal ini menjadikan media massa sebagai salah satu institusi yang kuat di masyarakat.Dalam sebuah komunikasi masa, media menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan pada khalayak.3

Sejak kali pertama muncul, media massa telah membawa kemajuan bagi proses berkomunikasi. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat yang dengan mudah menerima dan mengirim informasi. Media massa juga membantu masyarakat untuk melepaskan cara berkomunikasi tradisional yang prosesnya lebih rumit dan memakan waktu lama. Sebagai sarana berbagi informasi, media massa menghadirkan beragam berita. Dengan hadirnya media massa, khalayak dapat memperoleh berita dan informasi mengenai apa saja dengan mudah.

2

Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, Seventh edition diakses pada 4 Februari 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_massa

3Wikipedia, “Komunikasi Massa,” artikel diakses pada 5 Februari 2013 pukul 23.27 dari


(14)

Berita merupakan pesan yang disalurkan oleh media kepada khalayak luas. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa berita merupakan salah satu isi yang disajikan oleh media massa. Terdapat dua hal dalam berita, yaitu peristiwa dan alur cerita. Sebuah peristiwa tanpa alur cerita tidak tak dapat disebut sebagai berita, begitupun sebaliknya.4 Penggunaan bahasa serta pemilihan kata yang baik dan benar juga dapat memudahkan khalayak dalam menyerap informasi dari suatu berita.

Di kehidupan sehari-hari, banyak orang kerap megaitkan berita dengan jurnalistik. Begitu pula dengan pekerjaan wartawan yang erat kaitannya dengan dunia jurnalistik. Pendapat tersebut memang benar adanya. Namun, jurnalistik dalam teori dan praktisnya tak hanya bersangkutan dengan berita dan wartawan. Jurnalistik juga menyangkut kepada komunikasi, di mana hal itu bisa berarti sebuah kegiatan yang berkaitan dengan proses penyampaian berita.

Secara sosial, berita merupakan segala hal yang terjadi di seluruh dunia. Ringkasnya, berita adalah apa yang ditulis dalam media cetak, apa yang ditayangkan televisi, dan apa yang disiarkan radio. Berita kerap menampilkan bermacam fakta, namun tidak semua fakta mampu menjadi berita. Begitu pula mengenai sebuah peristiwa, berita juga merupakan laporan mengenai peristiwa dunia. Namun, tidak setiap peristiwa di dunia bisa dilaporkan melalui berita di media massa.

Kebutuhan masyarakat akan informasi dapat terpenuhi melalui media massa. Beberapa media massa, baik cetak maupun elektronik memiliki beragam sajian berita. Dalam menyajikan berita, media massa memiliki beragam inovasi menarik. Inovasi

4


(15)

4

menarik tersebut hadir untuk memikat khalayak. Sebagai contoh, program berita pada televisi kini sudah banyak yang memakai konsep outdoor. Inovasi dari konsep tersebut menghasilkan sesuatu yang berbeda namun memiliki isi yang sama dengan tujuan agar khalayak tidak merasa bosan.

Inovasi-inovasi ini tak hanya muncul pada media eletronik saja. Hal ini juga dilakukan oleh pengelola berita di media cetak. Konsep penyajiannya dibuat dengan bahasa yang ringkas, padat, jelas, dan menarik untuk dicerna oleh khalayak umum. Bahkan, pada beberapa berita di media cetak juga didukung oleh sejumlah foto dan gambar karikatur. Hal tersebut dilakukan sebagai penunjang eksistensi dari sebuah media cetak.

Bahasa pada sebuah berita merupakan sarana untuk menyampaikan suatu informasi. Jelas atau tidaknya informasi yang disajikan dapat ditentukan oleh baik buruknya bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat memudahkan khalayak untuk menyerap informasi dari berita tersebut secara jelas. Jika suatu berita memiliki tatanan bahasa yang kacau, khalayak pun sulit mencerna informasi yang terkandung dalam berita tersebut. Bukan hanya sulit, salah mengartikan makna informasi juga dapat terjadi apabila berita memiliki tatanan bahasa yang kurang baik.

Mengingat pentingnya bahasa dalam penulisan sebuah berita, dunia pers atau jurnalistik harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar khalayak dapat memahaminya dengan mudah. Selain itu, dunia pers juga memiliki pedoman dan kaidah bahasa agar informasi yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami


(16)

dan tidak membosankan khalayak. Pada prinsipnya, bahasa jurnalistik itu harus jelas, padat, ringkas dan lugas.5 Penggunaan prinsip-prinsip tersebut tak hanya berlaku pada media massa umum saja, tetapi juga berlaku pada media massa lokal yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Setiap wilayah di Indonesia, umumnya memiliki media massa lokal yang berfungsi sebagai penyampai informasi. Selain itu, media massa juga berfungsi sebagai sarana mobilitas sosial. Media massa lokal keberadaannya telah menjamur. Tak hanya media massa umum saja yang mampu berkiprah di dunia komunikasi massa, eksistensi dari media lokal kini sudah mulai menarik banyak khalayak. Baik dari media cetak, media elektronik, dan juga media online.

Tak hanya Jakarta, Tangerang Selatan kini juga sudah dapat diakui sebagai kota yang maju. Salah satu media massa cetak yang dimiliki oleh Tangerang Selatan adalah surat kabar Tangsel Pos. Surat kabar ini memuat beragam informasi seputar wilayah Tangerang Selatan. Selain memuat berita utama, surat kabar Tangsel Pos juga memiliki sebuah rubrik bertema pendidikan untuk pembaca muda wilayah Tangerang Selatan, khususnya pelajar dan mahasiswa. Sebagai rubrik yang baru berdiri tahun 2012 silam, Newbie cukup menarik perhatian pembaca dengan beritanya yang khas dan ringan seputar mahasiswa.

Terinspirasi oleh gerakan “Koran Masuk Sekolah” milik surat kabar Jawa Pos, surat kabar Tangsel Pos kemudian mendirikan Rubrik Newbie sebagai sumber informasi untuk pembaca muda. Tingginya minat baca para pembaca muda di

5


(17)

6

Tangerang Selatan, membuat surat kabar Tangsel Pos menambah hari terbit Rubrik Newbie. Jika sebelumnya Rubrik Newbie hanya hadir pada hari Selasa dan Kamis, saat ini Rubrik Newbie hadir setiap hari, kecuali Sabtu.

Berkaitan mengenai informasi Rubrik Newbie yang telah dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa Tangerang Selatan merupakan kota maju dengan perkembangan pesat yang mana masyarakatnya juga membutuhkan sebuah media yang mampu memberikan informasi secara lebih detail, nyata, dan bermutu. Untuk menjadi media yang bermutu, selain meningkatkan sisi beritanya, Surat Kabar Tangsel Pos juga perlu menguatkan sistem dan tata bahasa penulisan berita yang sesuai dengan bahasa jurnalistik.

Sebagai mahasiswa jurnalistik yang mempelajari ilmu-ilmu jurnalistik, penulis menemukan adanya kejanggalan tata bahasa pada Rubrik Newbie. Maka dari itu, penulis berani mengangkat topik yang penulis anggap menarik sebagai bahan materi skripsi ini. Penulis rasa, sangat penting bagi Surat Kabar Tangsel Pos untuk memiliki aturan standar penulisan bahasa jurnalistik yang benar dan sesuai dengan kaidah pedoman penulisan bahasa jurnalistik menurut PWI, mengingat Surat Kabar Tangsel Pos bernani mengusung slogan "Koran Nomor 1 di Tangerang Selatan".

Penggunaan tata bahasa di luar jalur bahasa jurnalistik pada Rubrik Newbie yang dianggap dapat lebih dimengerti oleh pembacanya, tak lantas menjadi pengecualian bagi Surat Kabar Tangsel Pos untuk tidak menerapkan kaidah penulisan bahasa jurnalistik yang benar dan tepat berdasarkan aturan PWI. Media cetak seperti Surat Kabar Tangsel Pos seharusnya tak hanya bisa menjadi sumber informasi tetapi juga


(18)

bisa menjadi contoh dan wadah belajar bagi pelajar tentang bagaimana cara belajar menulis bahasa jurnalistik di media cetak sedari dini. Jika tujuan dari Rubrik Newbie sejatinya memang sebagai jendela informasi bagi para pelajar, seharusnya Surat Kabar Tangsel Pos bisa lebih bijak dalam memilih tata dan gaya bahasa agar tidak menimbulkan kerancuan.

Merujuk pada latar belakang pemikiran di atas, perlu adanya elaborasi mengenai penerapan bahasa jurnalistik pada media massa khususnya media cetak. Maka dari itu, penulis akan melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI BAHASA JURNALISTIK PADA RUBRIK NEWBIESURAT KABAR TANGSEL POS.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Merujuk pada fokus latar belakang yang telah dipaparkan, penulis membatasi pembahasan masalah agar penelitian lebih fokus dan terperinci. Batasan masalah tersebut yaitu mengenai implementasi kaidah penulisan bahasa jurnalistik pada Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos Edisi Kamis, 27 September 2012. Pembatasan masalah ini juga meliputi penulisan bahasa jurnalistik yang benar dan mengacu padapedoman kajian penulisan bahasa jurnalistik yang telah disepakati oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). 2. Perumusan Masalah

Mengacu dari pembatasan masalah diatas, didapatkan rumusan masalah berupa:


(19)

8

1. Bagaimana standar operasional sistematika penulisan bahasa jurnalistik yang berlaku di surat kabar Tangsel Pos?

2. Bagaimana implementasi bahasa jurnalistik pada Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos berdasarkan kajian pedoman bahasa jurnalistik menurut PWI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui standar operasional sistematika penulisan bahasa jurnalistik yang berlaku di surat kabar Tangsel Pos.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh penerapan bahasa jurnalistik digunakan pada Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi kontribusi yang positif pada khazanah keilmuan, khususnya mengenai penerapan bahasa jurnalistik dalam bidang ilmu komunikasi. b. Manfaat praktis

- Penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi penelitian serupa di waktu mendatang.


(20)

- Menjadi masukan bagi institusi media massa terutama media cetak yang terkait dengan penggunaan bahasa jurnalistik.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan/jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).6 Sedangkan Rachmat Kriyantono menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Metode Riset Komunikasi bahwa desktiptif analisis bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.7 Jenis deskriptif penulis gunakan untuk memberikan gambaran mengenai penggunaan bahasa jurnalistik di surat kabar Tangsel Pos.

2. Teknik pengumpulan data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

6

Djunaidi Ghony, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur,Teknik dan Teori Grounded

(Surabaya: Bina Ilmu. 2007), h. 11.

7

Rachmat Kriyantono, Metodologi Riset komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenda Media Group, 2006), h. 69.


(21)

10

a. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data melalui teks tertulis maupun soft-copy, seperti buku, ebook, artikel dalam majalah, surat kabar, buletin, jurnal, dan lain-lain. Bahan pustaka berupa soft-copy dapat diperoleh dari sumber internet yang dapat diakses secara online ataupun dapat diperoleh melalui artikel dalam media cetak. Pengumpulan data melalui bahan pustaka menjadi bagian yang penting dalam penelitian ketika peneliti memutuskan untuk melakukan kajian pustaka dalam menjawab rumusan masalahnya. Pendekatan studi pustaka sangat umum dilakukan dalam penelitian karena penulis tak perlu mencari data dengan terjun langsung ke lapangan tapi cukup mengumpulkan dan menganalisis data yang tersedia dalam pustaka. Namun, pada kasus ini penulis sengaja melakukan studi pustaka guna melengkapi hasil penelitian.

b. Wawancara

Metode pengumpulan data dengan wawancara lebih banyak dilakukan pada penelitian kualitatif dari pada penelitian kuantitatif. Kelebihan metode ini adalah penulis dapat menggali informasi mengenai bahan penelitian secara mendalam. Dalam proses metode wawancara, sudah pasti membutuhkan keahlian penulis dalam hal berbicara. Dalam hal ini, penulis telah mempersiapkan beberapa pertanyaan terstruktur terkait dengan konsep yang akan diteliti. Pertanyaan-pertanyaan


(22)

tersebut ditujukan penulis kepada Redaktur Pelaksana surat kabar Tangsel Pos dan Editor Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan peneliti terhadap beberapa artikel, tulisan, maupun buku, peneliti juga menemukan skripsi serupa di Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Analisis Penerapan Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Empat Lawang Express Edisi Desember 2010.Walaupun terdapat persamaan penelitian mengenai analisis penerapan bahasa jurnalistik, namun subjek dan objek penelitiannya tentu berbeda dari skripsi yang sudah ada tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah maka penulis membagi pembahasannya kemudian dibagi ke dalam sub-sub bab tertentu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan ini menguraikan secara singkat mengenai latar belakang dan alasan penulis memilih judul, pembatasan perumusan dan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisannya.


(23)

12

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis membagi ke dalam tiga sub bab. Pertama, konsep dari media massa yang terdiri atas pengertian serta jenis-jenis media massa. Kemudian penulis membahas lebih dalam mengenai media cetak yang akan dibagi lagi ke dalam sub-sub bab yaitu pengertian media cetak, sejarah singkat lahirnya media cetak, pengertian berita, bentuk dan elemen berita, serta pengertian rubrik. Pada sub bab terakhir, penulis membahas mengenai bahasa jurnalistik secara mendalam yang dibagi atas pengertian bahasa jurnalistik, ciri-ciri bahasa jurnalistik, ketentuan bahasa jurnalistik, dan pedoman bahasa jurnalistik berdasarkan Persatuan Pers Indonesia (PWI).

BAB III GAMBARAN UMUM SURAT KABAR TANGSEL POS

Pada bab ini penulis membahas lebih dalam mengenai surat kabar Tangsel Pos. Beberapa hal diantaranya berisi tentang sejarah berdirinya surat kabar Tangsel Pos, visi dan misi surat kabar Tangsel Pos, struktur redaksi surat kabar Tangsel Pos, alur proses pembuatan berita di surat kabar Tangsel Pos, rubrikasi surat kabar Tangsel Pos, serta pengertian mengenai Rubrik Newbie.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini, penulis memberikan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi etika bahasa jurnalitik pada Rubrik Newbie surat kabar Tangsel Pos.


(24)

BAB V PENUTUP

Dalam bab terakhir, penulis menampilkan kesimpulan terhadap apa yang telah diteliti oleh penulis dalam karya ilmiah ini. Penulis juga memberikan saran-saran serta beberapa lampiran yang telah didapat selama penelitian.


(25)

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Media massa merupakan salah satu dari industri massa yang memiliki sasaran tujuan yang bersifat massal. Media massa merupakan sebuah penemuan teknologi yang luar biasa. Mustahil apabila media massa dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan media massa telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat.

“Kata media massa terdiri dari dua kata yaitu “medium” dan “massa”.Kata medium berasal dari Bahasa Latin yang menunjukkan adanya berbagai sarana atau saluran yang diterapkan untuk mengkomunikasikan ide, gambaran, perasaan dan yang pada pokoknya semua sarana aktivitas mental manusia. Sedangkan massamerupakan kata yang berasal dari daerah Anglosaxon yang berarti instrumen atau alat yang pada hakikatnya terarah kepada semua saja yang mempunyai sifat massif. Tugas dari media massa sesuai dengan sirkulasi dari berbagai pesan atau berita, menyajikan suatu tipe baru dari komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan fundamental dari masyarakat dewasa ini.”8 Pengertian media massa dapat dilihat dari asal katanya, yaitu media dan

massa. Kata “media” adalah bentuk jamak dari kata “medium”. Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering

8

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-media-massa-menurut-para.html artikel diakses pada 1 Maret 2013 12.20 WIB.


(26)

disingkat menjadi media.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pers memiliki arti sebagai alat cetak untuk mencetak surat kabar, alat untuk menjepit dan memadatkan, surat kabar dan majalah yang berisi berita, serta orang yang bekerja di bidang persurat kabaran.9

Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris, yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Kesimpulannya, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978).10

Penggunaan media massa yang digunakan oleh setiap kalangan masyarakat memungkinkan setiap orang untuk berkomunikasi kapanpun dan dimanapun ia berada. Dengan demikian, maka jelas sekali bahwa media massa dapat mengatasi hambatan-hambatan berupa keterbatasan waktu, tempat, dan kondisi geografis.

2. Fungsi Media Massa

Peran media massa kini semakin tumbuh di era globalisasi. Mengingat semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula media massa yang berkembang. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi dari media massa sebagai alat untuk menyebarluaskan informasi dan produk. Media massa diibaratkan sebagai cahaya kehidupan. Tanpa adanya media massadalam sebuah kehidupan, tentu saja

9

http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa artikel diakeses pada 11 Februari 2013, pukul 12.02 WIB.

10

http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-media-massa.html artikel diakses pada 1 Maret 2013 pukul 12.18 WIB.


(27)

16

masyarakat akan buta pengetahuan dan informasi. Media massa amat berperan dalam memberikan informasi mengenai perubahan dan perkembagan kehidupan.

Sedikitnya ada empat fungsi sekaligus manfaat dari media massa. Pertama, menghimpun dan menyebarluaskan informasi ke khalayak luas.Kedua, memberikan pendidikan melalui infromasi yang mengandung nilai-nilai edukatif bagi masyarakat. Ketiga, media massa sebagai alat hiburan bagi masyarakat. Terakhir, media massa sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

“Selain fungsi-fungsi tersebut, dalam perkembangan selanjutnya media massa juga telah berkembang sebagai lembaga ekonomi. Artinya, media massa mampu menjadi lembaga bisnis yang dapat menyerap tenaga. Hal ini juga telah tercantum dalam UU Pokok Pers No.40 Tahun 1999 yang secara tegas pada BAB II pasal 3 dinyatakan bahwa pers nasional dapat berfungsi

sebagai lembaga ekonomi.”11

3. Jenis-Jenis Media Massa

Media massa terbagi atas tiga, media massa cetak (Printed Media), media massa elektronik (Electronic Media), dan media massa online(Cybermedia). Yang termasuk dari media cetak yaitu surat kabar, tabloid, majalah, buletin, dan juga buku. Sedangkan yang termasuk ke dalam media elektronik yaitu radio dan televisi.Adapula situs-situs internet yang berisikan informasi termasuk ke dalam golongan media online.

11

Zaenuddin HM, The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor & Para Mahasiswa Jurnalistik(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h.10.


(28)

a. Media Cetak

Media cetak merupakan suatu media massa komunikasi yang bersifat tertulis dan tercetak. Beberapa jenis dari media cetak dikualifikasikan sebagai berikut:

a. Surat kabar merupakan media komunikasi yang memuat informasi secara aktual dan faktual mengenai berbagai aspek di masyarakat. Misalnya saja mengenai politik, ekonomi, budaya, olahraga, seni, dan lain sebagainya. Umumnya surat kabar bersifat harian, namun ada juga beberapa surat kabar yang bersifat mingguan. Dilihat dari segi ruang lingkupnya, surat kabar terbagi atas surat kabar lokal dan surat kabar nasional.

b. Tabloid merupakan media komunikasi massa yang memuat informasi secara aktual dan juga faktual. Isi dari tabloid tidak jauh mengenai gaya hidup (lifestyle). Umumnya tabloid terbit setiap minggu.

c. Majalah merupakan media komunikasi massa yang memuat informasi secara mendalam dan kurang memiliki nilai aktual yang tinggi. Umumnya majalah terbit secara mingguan, namun tak sedikit majalah yang terbit secara dwimingguan dan bulanan. Majalah dibagi kembali ke dalam dua golongan yaitu majalah umum dan majalah khusus yang isinya membahas lebih dalam mengenai suatu profesi atau kalangan tertentu.


(29)

18

d. Buletin merupakan media komunikasi massa yang ruang lingkupnya lebih sempit dibandingkan dengan beberapa media cetak lainnya. Buletin biasanya terbit secara mingguan atau bulanan. Isi dari buletin lebih mengacu pada hal yang lebih khusus atau bersifatsegmented.

b. Media Elektronik

Media elektronik merupakan suatu media komunikasi massa yang memiliki kelebihan diantara dua media massa lainnya. Kelebihan tersebut didukung dengan adanya informasi yang disajikan melaui segi visual dan audio. Dukungan visual inilah yang menjadikannya lebih unggul dibandingkan media cetak dan media online. Selain itu, yang menjadi kelebihan dari media elektronik adalah sifatnya yang aktual.Televisi atau radio dapat menyiarkan suatu berita secara langsung pada saat kejadian berlangsung (real time).

Dengan beberapa kelebihan yang dimiliki, maka tak heran jika banyak masyarakat yang memiliki minat lebih besar pada media elektronik. Adapun beberapa jenis dari media elektronik yaitu:

a. Televisi merupakan alat atau media komunikasi yang bersifat audio-visual. Dengan kelebihannya di segi gambar dan suara, televisi memberikan kekuatan yang besar pada setiap tayangan berita. Dengan demikian, televisi mampu memberikan pengaruh yang kuat atas setiap tayangannya kepada khalayak.


(30)

b. Radio merupakan alat atau media komunikasi yang bersifat audio dan mengandalkan sistem gelombang elektronik. Penyebaran informasi dan berita melalui radio berlangsung secara cepat dan mencakup khalayak luas. Karena hanya mengandalkan audio saja sebagai penyampai informasi, radio dinilai kurang akurat karena tidak menunjukkan informasi secara visual yang bisa menguatkan suatu pemberitaan.

c. Media Online

Media online memiliki karakteristik yang khas. Hal ini dikarenakan media online harus menggunakan suatu perangkat komputer atau gadget dalam memperoleh informasi. Sifatnya yang faktual juga mempermudah masyarakat untuk memperoleh informasi yang terkini.

Masyarakat dapat memperoleh informasi dan berita dengan mengakses situs-situs di internet melalui perangkat internet. Media online termasuk ke dalam media massa yang perkembangannya sangat cepat setiap waktunya. Meskipun keberadan media online tidak dimanfaatkan sepenuhnya untuk media massa, akan tetapi keberadaan media online dapat diperhitungkan sebagai alternatif untuk mengakses informasi dan menjadi referensi suatu karya tulis.


(31)

20

B. Media Cetak

1. Pengertian Media Cetak

Media cetak merupakan suatu alat komunikasi massa yang bersifat tertulis atau cetak. Beberapa jenis dari media cetak di antaranya yaitu surat kabar, tabloid, majalah, buletin, dan sebagainya.

Jurnalistik di media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor verbal dan visual. Faktor verbal ini menekankan pada kemampuan memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang komunikatif. Sedangkan visual lebih menekankan pada kemampuan untuk menata, menempatkan, mendesain tata letak, atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan.12

2. Sejarah Munculnya Media Cetak

Apa yang mungkin dianggap sebagai jurnalisme modern mulai muncul pada awal abad ke-17 yang lahir dari perbincangan, terutama di tempat publik seperti kafe di Inggris dan di kedai-kedai minum Amerika. Surat kabar pertama kali muncul dari kafe-kafe di Inggris sekitar tahun 1609, ketika percetakan mulai mengumpulkan berita perkapalan, gosip, dan argumen politik yang menyebar dari kafe-kafe dan dicetak secara sederhana di atas kertas.13

“Dalam catatan lain disebutkan pula bahwa produk jurnalistik pertama berupa surat edaran bernama Acta Diurna yang terbit di Roma Kuno

12

Drs. AS Sumardiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2008), h.4.

13

Zaenuddin HM, The Journalist; Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Mahasiswa Jurnalistik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011). h. 1.


(32)

(Romawi) pada 59 Sebelum Masehi. Surat edaran ini terbit setiap hari, isinya menyajikan peristiwa-peristiwa sosial dan politik.Begitu pula di Cina, pada masa Dinasti Tang diterbitkan selebaran pendek yang disebut Pao atau laporan, yang diterbitkan pejabat pemerintah. Produk jurnalistik ini terbit dalam beberapa bentuk dan sejumlah nama, berlangsung hingga akhir kekuasaan Dinasti Ching pada tahun 1911.”14

Di awal abad ke-14, Richer Fawks membuat surat kabar bernama True en Countre.Namun, surat kabar ini hanya beredar terbatas di wilayah Eropa Tengah (Switzerland dan Inggris).Lalu pada permulaan abad ke-16, jurnal komersial mulai bermunculan, seperti Gazettesyang terbit di Belgia dan Courantos yang terbit di Jerman.Inilah cikal bakal surat kabar yang kemudian berkembang menjadi sangat pesat dalam peradaban modern.15

Selanjutnya, pada tahun 1450, Johann Gutenbuerg di kota Minz, Jerman, membuat mesin cetak pertama di dunia. Surat kabar pertama di Eropa, terbit di kota Wolfenbuttel dengan nama Avisa Relation Order Zaitungberkat mesin cetak buatan Gutenbuerg. Kemudian pada tahun 1618, Casper Van Hibben menerbitkan surat kabar bertajukCourante Mijn Italien Duitjschbladtee di kota Amsterdam, Belanda. Lalu, disusul pula dengan terbitnya surat kabar Tijdighe Mijn verathy de Qualteren yang diterbitkan dalam edisi bahasa Belanda, Perancis, dan Inggris.

14

Zaenuddin HM, The Journalist; Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Mahasiswa Jurnalistik, h. 2.

15

Zaenuddin HM, The Journalist; Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Mahasiswa Jurnalistik, h. 2.


(33)

22

Sementara itu, surat kabar yang terbit pertama kali di Amerika Serikat adalah surat kabar mingguan The Boston News Letter pada tahun 1704.16

Surat kabar terbit pertama kali di Indonesia ketika zaman pemerintahan Van Imhoff, yaitu pada 7 Agustus 1744 dalam bentuk cetakan yang bernama Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonementen. Pada tahun 1929, di zaman pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, diterbitkan pula surat kabar dengan nama Javasche Courant. Semua surat kabar yang terbit pada masa itu menggunakan Bahasa Belanda karena wilayah Indonesia masih berada di bawah jajahan Belanda.17

“Pelopor pers nasional Indonesia adalah surat kabar Medan Prijaji yang pertama kali terbit mingguan di tahun 1907. Sesuai dengan namanya bahwa surat ini merupakan suara dari kaum priyayi. Pemimpi redaksinya ialah RM Tirtoadisuryo.Di beberapa wilayah Indonesia juga terbit sejumlah surat kabar terkemuka.”18

Memasuki abad ke-20, terbit surat kabar Taman Sariasal di Jakarta dipimpin oleh F. Wiggers, dan Pemberita Betawi yang dipimpin oleh J. Hendrik. Kemudian, Raden Ngabehi TA memimpin Pewarta Hindia sejak tahun 1894, sedangkan di Semarang terdapat surat kabar Bintang Pagi dan Sinar Djawa.19

16

Zaenuddin HM, The Journalist; Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Mahasiswa Jurnalistik,h. 2.

17

Zaenuddin HM, The Journalist; Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Mahasiswa Jurnalistik, h. 2.

18

Zaenuddin HM, The Journalist; Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Mahasiswa Jurnalistik, h. 2.

19

Zaenuddin HM, The Journalist; Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Mahasiswa Jurnalistik, h. 3.


(34)

3. Pengertian Berita

Segala hal yang bersifat baru umumnya merupakan bahan informasi bagi

khalayak yang memerlukannya. Secara etimologis istilah “berita” dalam bahasa

Indonesia mendekati istilah “bericht (en)” dalam bahasa Belanda. Besar kemungkinan kedua istilah itu berketurunan, mengingat Indonesia lama dijajah Belanda. Dalam bahasa Belanda istilah “bericht (en)” dijelaskan oleh Van Haeringen dan Wojowasito sebagai ”mededeling” (pengumuman) yang berakar kata dari “made (delen)” dengan sinonim pada “beken maken”(memberitahukan, mengumumkan, membuat terkenal) dan “vertelen” (menceritakan atau memberitahukan).20

Berita merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh media massa. Berita dikatakan sebagai informasi yang menarik perhatian masyarakat (pembaca atau pendengar) yang disusun sedemikian rupa dan sebarluaskan secepatnya, sesuai periodisasi media.21

Di dalam dunia jurnalistik, berita sudah tentu berada di posisi yang amat penting. Dapat dikatakan, hampir seluruh isi dari surat kabar memuat berita. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka tidaklah heran jika ada sebuah istilah yang menyatakan bahwa dunia pers merupakan dunia jual beli berita. Berdasarkan pernyataan singkat mengenai pentingnya keberadaan sebuah berita, dapat dijelaskan bahwa berita merupakan suatu informasi yang disebarluaskan melalui media. Namun, sulitnya

20

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik (Jakarta: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004), h.103.

21

Djafar Assegaf, Jurnalistik Masa Kini; Pengantar Praktek Kewartawanan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 21.


(35)

24

memberi batasan bagi berita menimbulkan kesulitan untuk membuat definisi dari berita.

Berikut beberapa pendapat mengenai definisi berita menurut batasan para ahli jurnalistik22:

- Berita adalah sesuatu yang aktual yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca, atau karena ia dapat menarik pembaca tersebut (Dr. Williard C. Bleyer, “News Writing and Editing”).

- Berita adalah laporan pertama mengenai suatu kejadian penting yang dapat menarik perhatian umum. (Eric C. Hepwood seorang redaktur pada

“Cleveland Plain Dealer”).

- Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting diketahui masyarakat; dan juga laporan yang semata-mata menarik karena menggabungkan hal menarik dari seseorang atau seorang yang menjadi bagian dalam situasi yang menarik. (Chilton R. Bush, “Newspaper Reporting of Public Affairs”).

- Berita dapat diartikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. (Willian S. Maulsby, Getting The News).

22

Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Praktis Menulis Berita (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 1996), h.17.


(36)

- Berita dalam teknis jurnalistik diartikan sebagai “Laporan tentang fakta atau ide termasa yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian surat kabar untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, penting, atau akibatnya, entah pula karena mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan. (Djaffar H. Assegaff, “Jurnalistik Masa Kini”).

- Berita itu bukan fakta, berita itu merupakan laporan mengenai fakta. Suatu peristiwa akan menjadi berita jika ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan atau membuat berita masuk kepada kesadaran public dan dengan demikian akan menjadi pengetahuan publik secara aktual. (Jacob Oetama,“Perspektif Pers Indonesia”).

Berita merupakan sajian utama sebuah media massa disamping opini. Mencari bahan berita kemudian menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah penerbitan pers (media massa).23

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa berita merupakan laporan aktual dari suatu peristiwa yang bersifat penting dan menarik perhatian khalayak umum. Definisi tersebut dapat penulis simpulkan berdasarkan penggabungan-penggabungan definisi yang disajikan oleh para pakar.

23


(37)

26

4. Elemen dan Kategori Berita

Beberapa hal mengenai elemen dari nilai berita yang mendasari laporan kisah berita, di antaranya24:

a. Immediacy

Immediacykerap diistilahkan dengan timelines.Artinya terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi. Unsur waktu amat sangat penting disini.

b. Proximity

Proximity merupakan keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau peristiwa dengan pembaca atau pemirsa dalam keseharian hidup mereka. Khalayak berita akan tertarik dengan berbagai peristiwa yang terjadi di dekatnya.

c. Consequence

Berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita yang mengandung nilai konsekuensi.

d. Conflict

Peristiwa-peristiwa perang, demonstrasi, atau kriminal, merupakan contoh elemen konflik di dalam pemberitaan. Perseteruan antar individu, antar tim atau antar kelompok, sampai antar negara,

24


(38)

merupakan elemen-elemen natural dari berita-berita yang mengandung konflik.

e. Oddity

Peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan diperhatikan segera oleh masyarakat. Hal-hal yang tidak biasa itu mampu menarik perhatian masyarakat.

f. Sex

Kerap sex (seks) menjadi satu elemen utama dari sebuah pemberitaan. Tapi, seks sering pula menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu, seperti pada berita olahraga, selebritis, atau kriminal.

g. Emotion

Elemen emotion ini kadang dinamakan dengan elemen human interest. Elemen ini menyangkut tentang kisah-kisah yang mengandung kesedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagiaan, atau humor. Elemen emotion ini sama dengan komedi, atau tragedi. h. Prominence

Elemen ini merupakan unsur yang menjadi dasar istilah “names make news”, nama membuat berita. Ketika seseorang menjadi terkenal, maka ia akan selalu diburu oleh pembuat berita.

i. Suspence

Elemen ini menunjukkan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah peristiwa, oleh masyarakat. Kisah berita yang menyampaikan


(39)

28

fakta-fakta tetap merupakan hal terpenting. Kejelasan fakta dituntut masyarakat.

j. Progress

Elemen ini merupakan elemen “perkembangan” peristiwa yang

ditunggu masyarakat.

5. Pengertian Rubrik

Dalam kamus bahasa Indonesia, rubrik adalah kepala karangan dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya.25

Sedangkan menurut Onong Uchyana Effendy, rubrik adalah ruangan pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya. Sedangkan menurut Komaruddin, rubrik adalah kepala karangan, bab atau pasal. Di dalam surat kabar

atau majalah rubrik sering diartikan sebagai “ruangan”. Misalnya saja rubrik tinjauan

luar negeri rubrik ekonomi, rubrik olah raga, dan rubrik kewanitaan.26

Berdasarkan beberapa pendapat menurut para ahli yang telah dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan rubrik adalah kepala karangan yang terdapat pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya. Berdasarkan fungsi media, rubrik digolongkan ke dalam empat bagian yaitu rubrik informatif, edukatif, persuasif, dan menghibur.

25

Anton Moeliono (et,al), Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.756.

26


(40)

C. Bahasa Jurnalistik

1. Pengertian dan Fungsi Bahasa

Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi. Secara terminologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer dan digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi, bekerjasama, dan mengidentifikasikan diri.

Bahasa mencakup dua hal di dalamnya, yaitu bunyi vokal dan makna. Sebagai bunyi vokal, bahasa merupakan sesuatu yang dihasilkan dari alat ucap manusia berupa bunyi yang merangsang pendengaran. Sedangkan sebagai makna, bahasa memiliki makna atau arti yang terkandung dari setiap bunyi yang menimbulkan reaksi dari si pendengar.27

Bahasa pers menjadi sebuah alat komunikasi. Bahasa, di dalam kehidupan jurnalistik tak lagi menjadi sebuah sarana pengantar pesan melainkan menjadi daya dorong lain dalam perkembangannya mempengaruhi kegiatan pers sampai ke tingkat pengepingan realitas peristiwa berita. Bahasa jurnalistik mampu membentuk perilaku pembacanya.

Fungsi bahasa jurnalistik menurut AS Haris Sumadiria terbagi ke dalam empat hal berikut28:

27

Suhaemi, M.Si dan Rulli Narullah, M.Si, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.1.

28

AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik; Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 8.


(41)

30

a. Alat untuk menyatakan ekspresi diri b. Alat komunikasi

c. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial d. Alat mengadakan kontrol sosial

2. Bahasa Jurnalistik

Masyarakat sering kali menonton televisi, mendengarkan radio, atau bahkan membaca surat kabar. Pada saat menonton, membaca, dan mendengarkan sebuah berita, kita kerap kali terhanyut akan kisah yang dituturkan oleh media tersebut. Hal itu terjadi karena media menyajikan berita dengan menggunakan bahasa jurnalistik yang singkat, padat, dan langsung.

Terdapat perbedaan tertentu antara bahasa-bahassa yang dipakai dalam karya jurnalistik dan bahasa yang dipakai dalam karya-karya tulis lainnya. Memang dalam penulisan jurnalistik, sifat tulisan jurnalistik sebagai media dari komunikasi massa harus dipertimbangkan.

Setiap hari kita membaca berita dari surat kabar, tabloid, dan majalah. Setiap setengah jam kita mengikuti siaran berita dari radio. Bahkan, setiap saat pula kita menyaksikan tayangan televisi yang melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi.Semua berita dan laporan itu, disajikan dalam bahasa yang mudah kita pahami, yang lazim disebut dengan bahasa jurnalistik.29

29

AS Haris Sumardiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h.2.


(42)

3. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik

Terdapat 17 ciri utama bahasa Jurnalistik yang berlaku untuk semua media berkala. Berikut ciri-ciri utama bahasa jurnalistik yang dikutip dari buku berjudul Bahasa jurnalistik karangan Suhaemi dan Ruli Nasrullah30:

a. Sederhana

Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang maknanya paling banyak diketahui pembaca oleh khalayak pembaca.

b. Singkat

Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak memboroskan waktu pembaca.

c. Padat

Menurut Patmono SK, redaktur senior Sinar Harapan dalam buku Teknik Jurnalistik (1996:45), padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat akan informasi.

d. Lugas

Lugas berarti tegas dan tidak ambigu, sekaligus menghindari eufimisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca . e. Jelas

Jelas berarti mudah ditangkap maknanya.Jelas mengandung tiga makna, yaitu jelas susunan kalimatnya, jelas sasarannya, dan jelas artinya.

30

Suhaemi, M.Si dan Rulli Narullah, M.Si, Bahasa Jurnalistik (Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Jakarta. 2009), h.11.


(43)

32

f. Jernih

Jernih berarti bening dan transparan.Kalimatnya tidak mengandung unsur yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah.Kata dan kalimat yang jernih berarti kata yang mengandung fakta, kebenaran, dan memuat kepentingan publik.

g. Menarik

Bahasa jurnalistik harus bersifat menarik. Menarik yang dimaksudkan adalah mampu membangkitkan perhatian dari khalayak baca.

h. Demokratis

Demokratis dalam bahasa jurnalistik berarti tidak adanya tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana dijumpai dalam gramatika bahasa Sunda dan bahasa Jawa. i. Populis

Populis mengandung arti bahwa setiap kata atau istilah yang tedapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak pembaca. Bahasa jurnalistik harus merakyat agar dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat.

j. Logis

Logis berarti segala kata atau istilah yang terdapat dalam setiap karya jurnalistik dapat diterima oleh khalayak karena bersifat masuk akal.


(44)

k. Gramatikal

Gramatikal berarti kata, istilah, atau kalimat apapun yang dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahasa baku yang dimaksud ialah bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa dan pedoman pembentukan bahasa.

l. Mengindari Kata Tutur

Kata tutur merupakan kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata tutur kurang memperhatikan struktur dan tata bahasa yang benar. m. Menghindari Kata dan Istilah Asing

Berita disajikan untuk dibaca dan didengar oleh khalayak umum. Setiap khalayak harus paham dan tau makna dari setiap berita yang dibaca dan didengarnya. Apabila berita kerap kali menggunakan bahasa asing yang kurang dimengerti oleh khalayak umum, maka tentu saja akan mengurangi nilai pemahaman dari berita tersebut.

n. Pemilihan Kata (Diksi) yang Tepat

Pilihan kata atau diksi dalam bahasa jurnalistik tidak sekedar menjadi varian dalam gaya penulisan. Hal ini juga berarti sebagai suatu keputusan yang didasarkan kepada pertimbangan yang matang untuk mencapai efek pemahaman yang optimal terhadap khalayak.


(45)

34

o. Mengutamakan Kalimat Aktif

Penggunaan kalimat aktif lebih mudah dipahami daripada penggunaan kalimat pasif. Kalimat aktif lebih mempermudah pengertian serta memperjelas pemahaman.

p. Menghindari Kata Atau Istilah Teknis

Karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus bersifat sederhana, mudah dipahami, dan ringan dibaca. Salah satu hal untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis. Kata atau istilah-istilah teknis, umumnya hanya berlaku dan dimengerti oleh kelompok atau komunitas tertentu saja.

q. Tunduk Kepada Kaidah Etika

Salah satu fungsi utama pers ialah edukasi. Tidak hanya pada isi berita, laporan, dan gambar, edukasi juga harus ada dalam bahasa penulisannya. Pada bahasa tersimpul sebuah etika. Karena pada bahasa, tidak hanya mencerminkan pikiran tapi juga menunjukkan etika si penulis.

4. Pedoman Bahasa Jurnalistik menurut PWI

Karya Latihan Wartawan (KLW) XVII PWI Pusat yang diselenggarakan atas kerjasama dengan Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI) dan Friederic Stiftung (FES)di Jakarta pada tanggal 6 hingga 10 November 1975 menyetujui sebuah pedoman pemakaian bahasa Indonesia dalam pers. KLW


(46)

terdiri dari wartawan kantor berita, surat kabar, majalah, dan televisi dari Indonesia. Dipimpin oleh H. Rosihan Anwar selaku Direktur Program KLW, acara ini membahas uraian-uraian tentang kelemahan dan kekurangan pemakaian bahasa Indonesia dalam surat kabar, ragam bahasa berita dan cirinya, nalar komposisi dalam tulisan, serta membahas bahasa jurnalistik dan ekonomi kata.

Para peserta sepakat menerima 10 hasil kajian pedoman pemakaian bahasa Indonesia dalam pers. Berikut hasil kajiannya31:

a. Wartawan hendaknya secara konsekuen melaksanakan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Hal ini juga harus diperhatikan oleh para korektor karena kesalahan yang paling menonjol dalam suratkabar sekarang ialah kesalahan ejaan.

b. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau akronim. Kalaupun ia harus menulis akronim, maka satu kali dia harus menjelaskannya di antara tanda kurung kepanjangan akronim tersebut supaya tulisannya dapat dipahami oleh khalayak ramai.

c. Wartawan hendaknya jangan menghilangkan imbuhan, bentuk awal atau prefix. Pemenggalan kata awalan “me-” dapat dilakukan dalam kepala berita mengingat keterbatasan ruangan. Akan tetapi, pemenggalan kata

31

H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 148.


(47)

36

jangan sampai dipukulratakan hingga merembet pula ke dalam tubuh berita.

d. Wartawan hendaknyamenulis dengan kalimat-kalimat pendek. Pengutaraan pikirannya harus logis, teratur, lengkap dengan kata pokok, sebutan dan kata tujuan (subyek, predikat, obyek). Menulis dengan induk kalimat dan anak kalimat yang mengandung banyak kata mudah membuat kalimat tidak dapat dipahami, lagipula prinsip yang harus dipegang ialah

“satu gagasan atau satu ide dalam satu kalimat”.

e. Wartawan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise atau stereotype yang sering dipakai dalam transisi berita seperti kata-kata “sementara itu”,

“dapat ditambahkan”, “perlu diketahui”, “dalam rangka”, “selanjutnya”,

dan lain-lain. Dengan demikian, dia menghilangkan monotomi (keadaan atau bunyi yang selalu sama saja) dan dan sekaligus dia menerapkan ekonomi kata atau penghematan dalam bahasa.

f. Wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir seperti “adalah” (kata

kerja kopula), “telah” (petunjuk masa lampau). “untuk” ( sebagai

terjemahan to dalam Bahasa Inggris), “dari” (sebagai terjemahan of dalam hubungan milik), “bahwa” (sebagai kata sambung), dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang.

g. Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya jangan campur aduk dalam satu kalimat bentuk pasif (di) dengan bentuk aktif (me).


(48)

h. Wartawan hendaknya menghindari kata-kata asing atau istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita. Kalaupun terpaksa menggunakannya, maka satu kali harus dijelaskan pengertian dan maksudnya.

i. Wartawan hendaknya sedapat mungkin mentaati kaidah tata bahasa. j. Wartawan hendaknya ingat bahasa jurnalistik ialah bahasa yang

komunikatif dan spesifik sifatnya, dan karangan yang baik dinilai dari tiga aspek yaitu isi, bahasa, dan teknik persembahan.


(49)

38

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Surat Kabar Tangsel Pos

1. Sejarah Singkat Surat Kabar Tangsel Pos

Surat kabar Tangsel Pos lahir pada 1 Desember 2008, tidak lama setelah lahirnya Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada 26 November 2008

dari Kabupaten Tangerang. Surat kabar harian ini didirikan oleh H. Margiono, pelaku bisnis media massa yang berhasil membesarkan Rakyat Merdeka sebagai koran politik nomor satu (The Political News Leader) di Indonesia di bawah naungan Jawa Pos Group.32

Nama Tangsel Pos sendiri merupakan singkatan dari Tangerang Selatan Pos yang sudah jelas berita di dalamnya tentu saja berisi informasi mengenai Kota Tangerang Selatan dan sekitarnya. Kota Tangerang Selatan ini memiliki tujuh kecamatan, yakni Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, dan Setu.33Seluruh kawasan di tujuh kecamatan ini terus berkembang pesat menjadi kawasan pemukiman yang modern yang juga disertai dengan perkembangan industri perdagangan dan jasa yang turut maju pesat.

32

Sumber informasi diperoleh dari company profile surat kabar Tangsel Pos.

33


(50)

Kelahiran surat kabar Tangsel Pos didasari oleh semangat untuk memajukan kota baru yang berpenduduk sekitar 1.3 juta jiwa. Surat kabar Tangsel Pos hadir dalam upaya memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan memberikan warna berbeda kepada masyarakat Tangerang Selatan.34

Sudah enam tahun surat kabar Tangsel Pos hadir di tengah pembaca. Kurun waktu ini tidaklah sebentar dengan sekelumit perjuangan panjang yang dilakukan surat kabar Tangsel Pos agar bertahandan selalu diterima masyarakat wilayah Tangerang Selatan. Surat kabar Tangsel Pos selalu menyuguhkan informasi mendalam seputar kejadian hangat yang ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya, bahkan hingga ke wilayah RT dan RW. Sejak pertama kali terbit hingga saat ini, surat kabar Tangsel Postelah mengalami berbagai perubahan, baik dalam konten dan perwajahan,maupun formasi gugus tugas dalam news room yang ada.35Tangsel Pos menetapkan diri sebagai surat kabar yang berkonsentrasi di wilayah basisnya, yakni Kota Tangerang Selatan dan wilayah penyangganya, Tangerang Raya (kabupaten dan kota).

Dengan mengusung tagline Koran Nomor 1 di Tangerang Selatan”,media massa ini tumbuh berkembang seiring kemajuan Kota Tangerang Selatan dan menjadi referensi terdepan bagi masyarakat modern. Redaksi berkomitmen sebagai pembuat produk untuk memastikan surat kabar

34

Sumber informasi diperoleh dari company profile surat kabar Tangsel Pos. 35

Wawancara dengan Istijar (Pemimpin Redaksi surat kabar Tangsel Pos) tanggal 16 Mei 2013, pukul 16:58 WIB


(51)

40

berkualitas tinggi serta fokus dalam peningkatan daya baca masyarakat. Surat kabar Tangsel Pos memiliki patokan yang lebih jelas dengan mencakup konten untuk semua kalangan pembaca dan dikemas ecara elegan dan dinamis sesuai perwajahan desain modern. Surat kabar Tangsel Pos sebagai varian lokal dari surat kabar Jawa Pos Group akan mempertahankan acuan karakteristik yang disesuaikan dalam lokalitas kedekatanpembaca Kota Tangerang Selatan dan sebagai basis utama dari Tangerang Raya.36

B. Visi dan Misi Surat Kabar Tangsel Pos

Surat kabar yang lahir pada tahun 2008 ini memiliki visi dan misi yang hingga sampai saat ini masih terus menjadi acuan dalam setiap menggali berita untuk menjadi koran nomor 1 dan terbesar di Kota Tangerang Selatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut37:

a. Visi Surat Kabar Tangsel Pos

Menjadi surat kabar nomor satu dan terbesar di Kota Tangerang Selatan.

b. Misi Surat Kabar Tangsel Pos

- Surat kabar referensi terdepan masyarakat Kota Tangerang Selatan - Memupuk rasa tanggung jawab dan memiliki Tangsel Pos di hati

para masyarakat Tangerang Selatan.

36

Berdasarkan informasi dari company profile surat kabar Tangsel Pos. 37

Wawancara dengan Istijar (Pemimpin Redaksi surat kabar Tangsel Pos) tanggal 16 Mei 2013, pukul 16:58 WIB.


(52)

- Sebagai sarana promosi yang baik dan tepat bagi semua produsen.

C. Struktur Redaksi Surat Kabar Tangsel Pos

Berikut uraian struktur redaksi yang terdapat pada surat kabar Tangsel Pos38:

Komisaris : Budi Rahman Hakim

Direktur : Hari Prastowo

General Manager : Atho Al-Rahman Penasehat Hukum : Suharyono &Associates Pimpinan Redaksi : Khomsurizal

Pembina : H. Margiono

Redaksi Pelaksana : M. Istijar Nusantara Sekretaris Redaksi : Deavy Febriani

Redaktur : Ari Suhendra, Yan Dwita Hermansyah, Samsudin, Budi Sabarudin, Dendi Awaludin

Bendahara : Melani Inkaso

Pemasaran : Ferdy Salim

Reporter :Bambang Reginanto, Eko Budi Prasetyo,Fitra Rangkuti, Irma Permata Sari, M Sholeh, Yuliawati

38


(53)

42

Fotografer : Irawan, Budi

Teknisi : Ari

Bagian Iklan : St. Choirunnisa, Ratih Yopita, Firdaus

D. Alur Proses Keredaksian Surat Kabar Tangsel Pos

Mekanisme kerja redaksi merupakan inti keseluruhan kerja media.Berikut uraian alur keredaksian surat kabar Tangsel Pos39:

1. Perencanaan

Pada proses perencanaan, hal utama yang dilakukan adalah rapat redaksi untuk menggagas tema apa yang akan dimuat pada berita selanjutnya. Dalam rapat redaksi, pemilihan berita yang akan diangkat pada topik selanjutnya biasanya berdasarkan kepada:

- Penetapan narasumber sesuai dengan tema yang telah disepakati bersama oleh tim redaksi.

- Adanya undangan peliputan yang diterima tim redaksi. - Aktualisasi peristiwa atau acara khusus yang terjadi saat itu. 2. Pengaturan

Setelah melaksanakan rapat redaksi, redaktur akan mengkoordinasikan wartawan untuk meliput berita dan menulisnya sesuai dengan yang telah ditentukan dalam rapat.

39

Wawancara dengan Istijar (Pemimpin Redaksi surat kabar Tangsel Pos) tanggal 16 Mei 2013, pukul 16:58 WIB


(54)

3. Pelaksanaan

Masing-masing wartawan melakukan peliputan berita setiap hari. Penulisan berita akan dilakukan usai peliputan yang kemudian akan disunting oleh redaktur sebelum masuk ke tahap selanjutnya.

4. Pengevaluasian

Tahap evaluasi dilakukan setelah surat kabar berhasil diterbitkan. Evaluasi dilakukan berdasarkan koreksi ulang dari tim redaksi atau adanya masukan dari surat pembaca. Beberapa yang menjadi pertimbangan evaluasi mencakup hal-hal berikut ini:

- Pemilihan dan penulisan diksi harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

- Foto, gambar, atau ilustrasi harus sesuai dengan berita - Isi berita

E. Rubrikasi Surat Kabar Tangsel Pos

Di bawah ini terlampir uraian rubrikasi surat kabar Tangsel Pos40:

Nama Rubrik Konten Posisi

Halaman Tangsel Pos Halaman utama meliputi berita

terbaik lokal dan nasional.

1 Probis & Activity Informasi seputar bisnis dari 2

40


(55)

44

beragam segmentasi. Setengah halamannya lagi berisi tentang aktivitas warga serta

kelembagaan masyarakat dengan banyak parade foto.

Serpong-Setu-Pamulang Informasi umum dari wikayah kecamatan.

3 Ciputat-Doktren-Bintaro Informasi umum dari wilayah

kecamatan.

4

Inside Zona iklan otomotif. 5

Inspirona Membahas karis sukses seorang wanita tangguh yang juga dilengkapi dengan informasi seputar kesehatan wanita.

6

Sambungan… Berisi tentang sambungan berita

dari halaman 1.

7

Newbie Merupakan rubrik khusus anak

sekolah (pelajar) yang meliputi beragam kegiatan pelajar sekolah, mahasiswa, guru, dan hal lainnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

8

Tangerang Pos Merupakan halaman utama dari surat kabar Tangsel Pos yang berisi berita-berita terbaik di wilayah Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.

9

Kota Tangerang Memuat seluruh informasi dari wilayah Kota Tangerang.

10 Kabupaten Tangerang Memuat seluruh informasi dari

wilayah Kabupaten Tangerang.

11

Otomotif-Kesehatan-Properti-Gadget (Tematis Mingguan)

Berisi tentang informasi seputar otomotif, kesehatan, properti, dan teknologi.

12

Nasional Memuat beragam berita-berita

terbaik serta isu nasional yang sedang ramai diperbincangkan.

13

Sambungan Memuat sambungan berita dari

halaman 9.

14 Banten News Network Berisi tentang berita-berita

terbaik dari wilayah Banten.


(56)

Hot Sport Memuat beragam informasi olahraga baik secara lokal, nasional, maupun internasional.

16

F. Rubrik Newbie

Newbie merupakan salah satu rubrik yang terdapat dalam surat kabar Tangsel Pos yang memuat beragam aktivitas kegiatan dan informasi mengenai dunia pendidikan. Berdiri sejak Juni 2012, surat kabar Tangsel Pos sengaja membuat halaman Rubrik Newbie ini khusus untuk pelajar sekolah, tak terkecuali pelajar universitas. Sebelumnya, Rubrik Newbie hanya hadir setiap hari Selasa dan Kamis. Namun, Rubrik Newbie kini sudah hadir setiap hari Senin hingga Jumat, serta Minggu. Di tahun keduanya ini, Rubrik Newbie diasuh oleh seorang editor bernama Samsudin dan telah memiliki beberapa reporter magang41.

41

Wawancara dengan Samsudin (Editor Rubrik Newbie urat kabar Tangsel Pos) tanggal 16 Mei 2013, pukul 16:00 WIB


(57)

46

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Standar Operasional Prosedural Sistematika Penulisan Bahasa Jurnalistik pada Surat Kabar Tangsel Pos

Sebagai surat kabar lokal pertama yang lahir di Tangerang Selatan, Tangsel Pos selalu berusaha untuk mencerdaskan masyarakat Tangerang Selatan melalui berita dan informasi yang dimuat setiap harinya. Surat kabar Tangsel Pos sadar akan kondisi masyarakat Tangerang Selatan yang membutuhkan informasi, karenanya Tangsel Pos hadir untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di Tangerang Selatan. Walaupun mengusung slogan “Koran Nomor 1 di Tangerang Selatan”, surat kabar Tangsel Pos tak hanya memuat berita-berita seputar kota Tangerang Selatan saja. Surat kabar lokal yang sudah berdiri sejak Desember 2008 ini juga memuat berita dan informasi aktual yang sedang menjadi perbincangan hangat masyarakat, baik lokal maupun internasional.

Meski merupakan surat kabar lokal, Tangsel Pos tetap mengutamakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam sistem penulisannya. Penulisan berita surat kabar Tangsel Pos bersandar pada kode etik jurnalistik, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Walau


(58)

demikian, surat kabar Tangsel Pos juga mengikuti Standar Operasional Prosedural (SOP) yang dimiliki oleh Jawa Pos dalam penulisannya.42

Berdasarkan hasil wawancara dengan Istijar Nusantara selaku Redaktur Pelaksana di surat kabar Tangsel Pos, penulisan berita utama pada surat kabar ini memang telah mengacu kepada kaidah-kaidah bahasa jurnalistik. Namun, hal tersebut belum sepenuhnya sempurna. Ini terlihat dari adanya perbedaan yang sangat signifikan antara teknik penulisan berita utama dengan teknik penulisan yang terdapat pada Rubrik Newbie. Penulis menemukan cukup banyak kata, tanda baca, kalimat mubazir, serta pilihan diksi yang tidak sesuai dengan kaidah dan aturan bahasa jurnalistik.

Dalam sebuah surat kabar, selain ada berita utama, biasanya terdapat rubrik khusus yang terbit di setiap edisinya, meski tidak selalu. Salah satu rubrikasi yang terdapat dalam surat kabar Tangsel Pos adalah Rubrik Newbie. Rubrik ini tergolong rubrik baru yang segmentasinya untuk para pelajar, baik yang berada di bangku sekolah menengah, maupun di bangku kuliah.Rubrik Newbie terbit setiap hari, kecuali Sabtu, dan berada di halaman ke-8.

Pada dasarnya, memberikan sajian informasi dan berita sedari dini adalah tujuan utama Rubrik Newbie. Dilatarbelakangi dari sebuah gerakan bertajuk

“Koran Masuk Sekolah” dari Jawa Pos, surat kabar Tangsel Pos kemudian terinspirasi untuk mengembangkan wawasan pembaca-pembaca muda di wilayah

42

Wawancara dengan Istijar (Pemimpin Redaksi surat kabar Tangsel Pos) tanggal 16 Mei 2013, pukul 16:58 WIB


(59)

48

Tangerang Selatan dengan menciptakan sebuah rubrik baru, yaitu Rubrik Newbie. Jika menurut pandangan masyarakat umum surat kabar hanya dipertuntukkan bagi pembaca dewasa, surat kabar Tangsel Pos ingin mengubah pandangan tersebut. Surat kabar Tangsel Pos berpendapat bahwa para pelajar juga butuh sumber informasi yang bisa memperluas wawasan mereka, salah satunya melalui surat kabar. Maka dari itu, surat kabar Tangsel Pos menghadirkan Rubrik Newbie sebagai bacaan baru dalam koran yang dikhususkan untuk pembaca kalangan pelajar, meliputi SMP, SMA dan tingkat universitas.

Dalam segi penulisannya, surat kabar Tangsel Pos sendiri mengakui bahwa segi penulisan Rubrik Newbie masih dalam perbedabatan karena di luar dari ketentuan penulisan bahasa jurnalistik yang ada. Rubrik Newbie memuat banyak kata tidak baku yang dianggap di luar dari aturan penulisan bahasa Indonesia dan EYD yang benar. Selama tidak memuat isu-isu SARA, surat kabar Tangsel Pos menganggap bahwa teknik penulisan untuk Rubrik Newbie tidak melanggar etika jurnalistik. Maka dari itu, surat kabar Tangsel Pos menciptakan format bahasa tersendiri yang mereka anggap akan lebih dapat dimengerti oleh pembacanya43.

Dalam struktur keredaksiannya, setiap pengasuh rubrik dalam surat kabar Tangsel Pos sekaligus berlaku sebagai editor. Hal ini terjadi karena minimnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh surat kabar Tangsel Pos. Maka dari itu, setiap artikel dan berita yang ditulis oleh wartawan akan ditangani sendiri oleh

43

Wawancara dengan Istijar (Pemimpin Redaksi surat kabar Tangsel Pos) tanggal 16 May 2013, pukul 16:58 WIB


(60)

pengasuh rubrik masing-masing, termasuk Rubrik Newbie yang diasuh dan dieditori langsung oleh Samsudin.44

B. Analisis Implementasi Bahasa Jurnalistik pada Rubrik Newbie Surat Kabar Tangsel Pos Berdasarkan Kajian Pedoman Bahasa Jurnalistik Menurut PWI

Berikut ini adalah hasil analisis implementasi bahasa jurnalistik dalam bentuk tabel analisis. Peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dan menganalisisnya berdasarkan pedoman menulisan bahasa jurnalistik berdasarkan kesepakatan PWI.Berita yang akan dianalisis pada bab ini merupakan berita yang terbit pada

tanggal 27 September 2012 dengan judul “Hy Hy Hijabers, Join UFF Yukk”. Berita yang terdiri dari Sembilan paragraf ini ditulis oleh Marisha Agustin dan memiliki editor bernama Samsudin.

Tabel I. Hy Hy Hijabers Join UFF Yukk

Paragraf Teks Analisis

Judul Hy Hy Hijabers, Join UFF

Yukk

Kesalahan penulisan terdapat pada keseluruhan judul kalimat, di antaranya: Pertama, penulisan bahasa Inggris yang salah.

Seharusnya kata “Hy” ditulis menjadi “Hi”.

44

Wawancara dengan Istijar (Pemimpin Redaksi surat kabar Tangsel Pos) tanggal 16 May 2013, pukul 16:58 WIB


(61)

50

Selain itu, terdapat pula pemborosan kata pada awal kalimat judul yaitu

mengulang kata “Hy”

sebanyak dua kali. Baik ditulis sekali ataupun dua kali, judul kalimat akan memiliki arti yang sama, sehingga pengulangan kata

“Hy” tidak diperlukan lagi.

Kedua, tidak digunakannya tanda baca koma (,) setelah

kalimat “Hy”.

Ketiga, penggabungan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang dicampur aduk secara asal.

“Join” merupakan sebuah

kata asal Bahasa Inggris yang mengandung arti

“ikut, turut, gabung, dan

kalimat ajakkan

sejenisnya”.

Kata “Join” sebaiknya tidak

digunakan dalam judul kalimat surat kabar Harian Tangsel Pos yang notabene merupakan surat kabar lokal yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama penulisannya. Keempat, penulisan kata

“Yukk” tidak sesuai dengan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Agar sesuai dengan isinya, judul sebaiknya ditulis menjadi:


(62)

“UFF 2012, Acara Fesyen Kreatif Mahasiswa UIN Jakarta”

Paragraf pertama Fenomena hijabers saat ini sedang melanda muslimah Indonesia. Tidak terkecuali mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.banyak mahasiswi yang berbusana modis dan trendi dengan berbagai macam model pakaian dan jilbab. Wowww, makin modis aja neh mahasiswi.

Terdapat kesalahan pada paragraf pertama. Kata

“jilbab” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengandung arti kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Karena tidak semua mahasiswi mengenakan kerudung yang menutup sampai ke dada,

ada baiknya kata “jilbab”

diganti menjadi

“kerudung”. Sehingga,

kalimatnya akan menjadi seperti:

Fenomena hijabers kini mulai marak bermunculan di Indonesia, tak terkecuali mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak mahasiswi UIN Jakarta yang kini mulai bergaya modis dan mengikuti tren, baik dari segi pakaian maupun kerudung mereka. Kemudian, kalimat

“Wowww, makin modis aja

neh mahasiswi.” Sebaiknya

tidak perlu ditulis karena ada atau tidaknya kalimat ini tidak akan mengubah makna dari tujuan paragraf kesatu.


(63)

52

Keseluruhan paragraf kesatu sebaiknya ditulis menjadi:

Fenomena hijabers kini mulai marak bermunculan di Indonesia, tak terkecuali mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak mahasiswi UIN Jakarta yang kini mulai bergaya modis dan mengikuti tren, baik dari segi pakaian maupun kerudung mereka. Paragraf kedua Yaps,,, kecintaan para

mahasiswi UIN terhadap fashion membuat mereka tergerak untuk membuat sebuah acara fashion, yaitu UIN Fashion Fair (UFF) 2012. Hmmmm, super duper kreatif bangat yah sahabat mahasiswi UIN ini. untuk diketahui sobat Newbie, acara ini baru pertama kali loh

diselenggarakan oleh rekan kita di UIN.

Kalimat pertama pada paragraf kedua telah melanggar kaidah tata bahasa dan penulisan jurnalistik. Seharusnya,

kata “Yaps” dan tanda

koma (,,,) di belakangnya tidak perlu ditulis.

Meski tergolong populis, kata “fashion” hendaknya ditulis sesuai dengan tata bahasa jurnalistik menjadi

“fesyen”.

Kalimat mubazir sebaiknya juga dihindari dalam penulisan berita atau artikel. Pada paragraf ini,

kalimat “Hmmmm, super

duper kreatif bangat yah

sahabat mahasiswi UIN ini”

sebaiknya ditiadakan. Kalimat yang sesuai untuk menggantikannya adalah:


(1)

78

6. Dalam segi tulisan, apakah rubrik Newbie memiliki acuan standar penulisan? Jika iya, mengacu pada standar penulisan manakah rubrik Newbie? Jika tidak, mengapa tidak memiliki standar acuan penulisan?

Jadi begini, rubrik Newbie ini memang agak berbeda dari rubrik-rubrik lainnya di Tangsel Pos. Kalau berita utama kan kita mengikuti standar penulisan milik Jawa Pos memang. Cuma, untuk Newbie kita pakai standar penulisan sendiri. Bahasanya juga kita ngikutin bahasa anak remaja zaman sekarang. Mengapa tidak memiliki standar penulisan sendiri, ya karena menurut kami agar lebih mudah dimengerti oleh target pembaca Tangsel Pos.

7. Menurut Anda, apakah sistem penulisan rubrik Newbie sekarang sudah tepat dan sesuai dengan kaidah penulisan bahasa jurnalistik?

Kalau menurut saya, ya sudah tepat. Meski tidak mengikuti standar acuan bahasa jurnalistik, saya rasa sah-sah saja asal tidak memiliki unsur-unsur negatif dan SARA.


(2)

79

Lampiran 6. Transkip Wawancara dengan Pembaca Rubrik Newbie

TRANSKIP WAWANCARA

Nur Aini Azizi – Pelajar SMP 13 Tangerang (kelas 3) Duta Bintaro Raya, / 14:20 WIB - 30 Mei 2013

Daftar Wawancara Seputar Rubrik Newbie Surat Kabar Tangsel Pos

1. Sejak kapan Anda berlangganan surat kabar Tangsel Pos? Jika tidak, seberapa sering Anda membaca surat kabar Tangsel Pos?

Saya tidak berlangganan. Namun, sesekali waktu ibu saya suka membeli Tangsel Pos. Jika memiliki waktu senggang, misalnya hari Minggu saat tidak sekolah, saya menyempatkan waktu untuk membaca Tangsel Pos.

2. Kenapa memilih surat kabar Tangsel Pos?

Awalnya karena ibu saya yang membelinya. Kemudian, saya mulai membacanya. 3. Apakah Anda memiliki ketertarikan khusus terhadap rubrik Newbie?

Ya. Saya kurang begitu tertarik dengan berita lainnya, jadi biasanya saya hanya membaca Newbie saja. Kalau ketertarikan khusus, tentu saja. Newbie punya banyak berita tentang dunia pelajar, khususnya di wilayah Tangerang Selatan. Sekolah saya juga di Tangerang, jadi rubrik ini cukup informatif buat saya.

4. Bagaimana penilaian Anda terhadap rubrik Newbie?

Menarik dan sangat informatif. Mungkin tidak banyak koran lokal yang memiliki rubrik khusus pelajar, makanya bagi saya Newbie menarik.


(3)

80

6. Bagaimana menurut Anda tentang gaya penulisan rubrik Newbie?

Tulisannya seperti bahasa anak zaman sekarang, sih. Ada beberapa yang menurut saya nggak pas karena tidak baku. Biasanya kan koran bahasanya baku.

7. Menurut Anda, apakah gaya penulisan ini menarik untuk dibaca?

Dari segi isinya sangat menarik. Tapi , kalau tulisan saya rasa kurang ya. Ini kan koran, agak lucu juga kalau tulisannya nggak baku. Bacanya juga jadi aneh, meskipun maksud yang dituju saya mengerti. Di sekolah juga ada pelajaran Bahasa Indonesia, setahu saya sih, untuk koran dan media cetak lainnya harus menggunakan bahasa baku.

8. Apa saran Anda untuk rubrik Newbie dan surat kabar Tangsel Pos?

Perbanyak lagi kisah-kisah pelajar inspiratifnya. Mungkin dari segi penulisannya bisa diubah jadi lebih baku. Tidak perlu menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti pelajar, asal masih dalam kategori baku.


(4)

81

Lampiran 7. Transkip Wawancara dengan Pembaca Rubrik Newbie

TRANSKIP WAWANCARA

Fathul Jannah - Mahasiswi Universitas Bina Nusantara (Semester V) Ciputat Raya / 10:00 WIB – 2 Juni 2013

Daftar Wawancara Seputar Rubrik Newbie Surat Kabar Tangsel Pos

1. Sejak kapan Anda berlangganan surat kabar Tangsel Pos? Jika tidak, seberapa sering Anda membaca surat kabar Tangsel Pos?

Ayah saya langganan Tangsel Pos. Beberapa kali saya suka baca kalau tidak ada kegiatan kuliah.

2. Kenapa memilih surat kabar Tangsel Pos?

Ya, karena ayah saya langganan koran ini, makanya saya baca.

3. Apakah Anda memiliki ketertarikan khusus terhadap rubrik Newbie?

Ya, lumayan. Selain berita utamanya, saya juga suka membaca rubrik ini. Isinya menarik, banyak kisah-kisah inspiratif yang sebelumnya saya tidak tahu.

4. Bagaimana penilaian Anda terhadap rubrik Newbie? Menarik dan menginspirasi.

5. Apakah Anda merasa terinspirasi setelah membaca rubrik Newbie? Apa alasannya? Tentu. Tapi, tergantung topiknya juga. Ada beberapa topik yang bagi saya tidak menarik, jadi tidak semua saya baca.


(5)

82

7. Menurut Anda, apakah gaya penulisan ini menarik untuk dibaca?

Buat saya sendiri sih, tidak masalah. Cuma, sayang saja rasanya. Tangsel Pos ini kan koran lokal yang paling terkenal di Tangerang, semestinya gaya penulisannya harus bisa semenarik isi beritanya. Jangan mau kalah dengan koran-koran nasional.

8. Apa saran Anda untuk rubrik Newbie dan surat kabar Tangsel Pos?

Untuk rubrik Newbie, semoga gaya penulisannya bisa seperti koran-koran nasional yang berbahasa baku. Untuk Tangsel Pos, semoga lebih informatif lagi.


(6)

83