PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELECTUALLY) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DONGENG OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 39 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELECTUALLY) TERHADAP KEMAMPUAN
MENULIS DONGENG OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 39 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
WINDA FITRIANI PURBA NIM 2113311075
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i ABSTRAK
Purba, Winda Fitriani. Nim: 2113311075. Pengaruh Model Pembelajaran Savi (Somatic, Auditory,Viisualization, Intelectually) Terhadap Kemampuan Menulis Dongeng oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/S-1. Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan model SAVI terhadap kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model one group pre-test dan post-test design. Populasi dalam penelitian berjumlah 237 siswa kelas VII Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang siswa yang ditempatkan dalam 1 kelas eksperimen (one group pre and pos tests). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji "t" dengan rumus My Mx y x SE M M t 0
Setelah t0 diketahui, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf
5% maupun 1% dengan df = N-1 = 39. Pada tabel t dengan df= 39 diperoleh 5% = 2,02. Karena t0 yang diperoleh lebih besar dari tt yaitu 4,58 > 2,02 maka hipotesis
diterima. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan menulis dongeng dengan mengaplikasikan model SAVI menunjukkan adanya pengaruh yang positif dimana ada dua kategori keadaan siswa berdasarkan nilai tes menulis dongeng, yaitu kategori sangat baik sebanyak 34 siswa atau 85% dan kategori baik sebanyak 6 siswa atau 15%. Identifikasi hasil pos-tes tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Penelitan ini membuktikan bahwa kemampuan menulis dongeng dengan mengaplikasikan model SAVI memberikan pengaruhyang positif dimana hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kemampuan menulis dongeng dengan mengaplikasikan model SAVI adalah 66,63%, sedangkan sisanya 33,374% berasal dari faktor lain seperti saranan dan prasaran sekolah.
(7)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Adapun judul Skripsi ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran
SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intelectually) Terhadap Kemampuan
Menulis Dongeng Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun
Pembelajaran 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed.
6. Dr. Syahnan Daulay, M.Pd., Pembimbing Skripsi yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(8)
iii
7. Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi arahan selama perkuliahan.
8. Seluruh Dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan.
9. Drs. Halpan Siregar, MM, Kepala Sekolah SMP Negeri 39 Medan yang telah memberi ijin penulis untuk melakukan penelitian di Sekolah tersebut.
10.Ibunda Soriani Pohan M.Pd. yang telah mencurahkan kasih sayang, motivasi memberikan materi dan dukungan moril kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesainkan Skripsi ini.
11.Teman-teman seperjuangan penulis di Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia Stambuk 2011 terkhusus buat “Nova Mariati Situmorang,
Yohanes Laoli, Lidya, Irvan Sevtian dan Kelas Eks C.
Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.
Medan, September 2016 Penulis
Winda Fitriani Purba 2113311075
(9)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoretis ... 9
1. Model Pembelajaran ... 9
2. Model Pembelajaran Savi ... 10
a. Pengertian Model Pembelajaran Savi ... 11
b. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Savi ... 12
c. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Savi ... 12
(10)
vi
e. Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran Savi ... 19
3. Kemampuan Menulis Dongeng ... 21
a. Pengertian Kemampuan ... 21
b. Pengertian Menulis ... 21
c. Pengertian Dongeng ... 22
d. Unsur-Unsur Instrinsik Dongeng ... 27
e. Struktur Dongeng ... 30
B. Kerangka Konseptual ... 31
C. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel ... 33
C. Defenisi Operasional ... 35
D. Metode Penelitian ... 36
E. Desain Penelitian ... 37
F. Instrumen Penelitian ... 40
G. Organisasi Pengolahan Data ... 41
H. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45
(11)
vi
a. Kemampuan Menulis Dongeng sebelum Penerapan
Model SAVI ... 45
b. Kemampuan Menulis Dongeng sesudah Penerapan Model SAVI ... 47
c. Hasil Penelitian sebelum Penerapan Model SAVI ... 49
d. Hasil Penelitian sesudah Penerapan Model SAVI ... 51
e. Perbedaan Standar Error ... 53
2. Uji Pesyaratan ... 53
3. Pengujian Hipotesis ... 58
B. Pembahasan Penelitian ... 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 65
B.Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
(12)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Aktivitas Sesuai Cara Belajar ...14
3.1 Populasi Penelitian ... 34
3.2 Desain Penelitian ... 37
3.3 Jalannya Eksperimen Pembelajaran Menulis Dongeng dengan Model Pembelajaran SAVI ... 38
3.4 Aspek-Aspek Penilaian Menulis Kembali Dongeng ... 40
3.5 Kategori Penilaian ... 41
4.1 Kemampuan Menulis Dongeng (X) tanpa Menggunakan Model SAVI (Pretes) ... 46
4.2 Kemampuan Menulis Dongeng (X) dengan Menggunakan Model SAVI (Postes) ... 47
4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest ... 49
4.4 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pretes ... 50
4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Postes ... 51
4.6 Identifikasi Kecenderungan Hasil Postes ... 52
4.7 Uji Normalitas Hasil Pretes ... 53
4.8 Uji Normalitas Hasil Postes ... 55
(13)
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Hasil Pre-Test ... 50 Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Hasil Post-Test ... 52
(14)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ... 69
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 70
3. Soal ... 73
4. Kertas Jawaban Siswa ... 74
5. Tabel Uji Lilifors ... 78
6. Tabel Distribusi t ... 79
7. Tabel Distribusi f ... 80
8. Tabel 0-Z ... 82
9. Gambar Dokumentasi ... 83
(15)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Oleh karena itu, kegiatan menulis bukanlah kegiatan yang mudah karena harus melalui latihan dan praktik yang teratur. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya siswa dituntut untuk terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat. Depdiknas (2007:1219) mengatakan bahwa menulis adalah membuat huruf, melahirkan pikiran atau gagasan dengan tulisan. Sementara itu, Suparno dan Yunus (2007:13) menyatakan bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Kemudian, Tarigan (1986:3) menambahkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Berdasarkan ketiga pendapat di atas, maka dapat disimpulan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan pengungkapan ide, pengetahuan, perasaan yang menggunakan bahasa sebagai medianya sehingga pembaca dapat memahami informasi yang tertulis dengan mudah dan jelas. Kemampuan menulis sangat penting untuk dikuasai siswa karena akan mengasah kemampuan berpikir untuk menanggapi setiap fenomena dalam kehidupan yang dapat diungkapkan ke
(16)
2
dalam bentuk kegiatan menulis, seperti menulis dongeng, puisi, cerpen, artikel, naskah drama, teks berita, dan lain-lain. Karena itulah kompetensi menulis harus mendapatkan prioritas utama dalam hal pengajaran bahasa, tentunya dengan tidak mengenyampingkan ketiga kompetensi bahasa lainnya seperti berbicara, membaca, dan menyimak karena pada dasarnya keempat kompetensi tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Dalam dunia pendidikan, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan menulis dongeng merupakan salah satu materi pelajaran yang diajarkan disekolah. Menulis dongeng merupakan kemampuan siswa dalam mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman yang berisikan suatu cerita dongeng. Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa dan penuh khayalan. Oleh karena itu, dongeng merupakan sarana yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan dan amanat dari satu generasi kegenerasi selanjutnya. Didalam isi dongeng terdapat pesan dan amanat yang mengandung ajaran moral yang bisa disampaikan kepada pembaca.
Dalam menulis dongeng, siswa dilatih untuk dapat menuangkan ide atau gagasan untuk menemukan pokok cerita dongeng yang pernah didengar dan kemudian ditulis kembali berdasarkan urutan pokok-pokok dongeng. Namun pada kenyataannya, masih banyak ditemukan siswa yang belum mampu untuk menulis dongeng dengan baik. Siswa menemukan kesulitan untuk menulis dongeng dengan memenuhi unsur-unsur instrinsik dongeng yaitu penokohan, alur dan latar. Dengan kata lain siswa belum mampu menempatkan tokoh sesuai peran di dalam dongeng, mendeskripsikan keterampilan siswa dalam mengatur alur cerita, dan
(17)
3
mendeskripsikan keterampilan menulis siswa dalam menggambarkan latar di dalam dongeng.
Berdasarkan hasil observasi dengan salah seorang guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 39 Medan oleh Bapak Drs. Panusunan Siregar menyatakan bahwa masih banyak siswa yang kemampuan menulis dongeng masih rendah. Nilai rata-rata dari 39 siswa dalam menulis dongeng kembali adalah 69,1 dimana 7 (17,94%) siswa dikategori baik, 5 (12,82%) dikategori cukup, dan 27 (69,23%) dikategori kurang. Dengan nilai tertinggi diangka 85 dan nilai terendah diangka 60. Padahal, kriteria ketuntasan minimum (KKM) dari guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut adalah 75. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis dongeng siswa belum mencapai hasil yang maksimal.
Rendahnya kemampuan menulis dongeng juga dapat dilihat dari hasil penelitian Rambe (2014) yang berjudul, “Keterampilan Menulis Dongeng Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Tanjung Pinang Tahun Pembelajaran 2013-2014”, yang mengatakan bahwa rendahnya keterampilan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 11 Tanjung Pinang salah satunya disebabkan oleh metode pembelajaran yang cenderung didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan tidak adanya penggunaan media sebagai penunjang proses belajar mengajar. Dalam metode ceramah siswa hanya mendengar ceramah guru tentang menulis dongeng, kemudian guru menugaskan siswa untuk membuat penulisan kembali dongeng. Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang tertarik terhadap mata pelajaran bahasa
(18)
4
Indonesia, khusus pada materi menulis dongeng sehingga siswa tidak mampu mencapai syarat ketuntasan yang telah ditetapkan.
Dalam meningkatkan kemampuan menulis dongeng, siswa harus diberi rangsangan terlebih dahulu untuk menumbuhkan imajinansi mereka dalam menulis dongeng. Hal ini dapat dilakukan dengan proses visual. Meier (2004:97) mengemukakan, “Ketajaman visual lebih menonjol dan sangat kuat pada diri seseorang. Alasannya adalah bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat
untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain”. Dengan kata lain proses visual akan memberi peluang yang banyak bagi siswa untuk mengamati segala sesuatu sebagai bahan menulis dongeng. Proses visual ini sesuai dengan model pembelajaran SAVI yaitu Somatis, Auditori, Visual, Intelektual. Ngalimun (2012:166) mengatakan bahwa model pembelajara SAVI
adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Model pembelajaran ini merupakan suatu prosedur pembelajaran yang didasarkan atas aktivitas yang dilakukan oleh pembelajar dengan melibatkan seluruh indra sehingga tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar. Dalam model pembelajaran ini dilaksanakan dengan empat tahapan yaitu, tahap persiapan tahap penyampaian, tahap tahap pelatihan dan tahap penampilan hasil. Jadi dalam pembelajaran menulis kembali dongeng dengan model SAVI ini siswa dituntut untuk menggunakan semua indranya dan pelaksanaan aktivitas yang menuntun siswa mampu melakukan kegitan menulis dongeng dengan baik. Model pembelajaran SAVI ini memungkinkan siswa untuk membaca, mendengar, dan menulis dongeng secara baik.
(19)
5
Model ini juga pernah digunakan oleh Indah Fajrina dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditory, Visual, dan Intelektual) terhadap Kemampuan Bermain Drama Pada Siswa Kelas XI
MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014”, yang menunjukan
kemampuan bermain drama meningkat. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata siswa 80,3.
Dalam pembelajaran menulis dongeng dengan menggunakan model SAVI akan mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis dongeng karena siswa dituntut untuk menggunakan seluruh inderanya dan pelaksanaan aktivitas yang membantu siswa mampu menulis dongeng. Hal inilah yang memotivasi peneliti untuk lebih membahas suatu penelitian diberi judul, “Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditiori, Visualization dan Intelectually) terhadap Kemampuan Menulis Dongeng Kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun
Pembelajaran 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Masih banyak ditemukan siswa yang belum mampu untuk menulis dongeng dengan baik.
2. Siswa menemukan kesulitan untuk menulis dongeng dengan memenuhi unsur-unsur instrinsik dongeng yaitu penokohan, alur dan latar.
(20)
6
3. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 39 Medan, ditemukan fakta bahwa masih banyak siswa yang kemampuan menulis dongeng masih rendah. 4. Rendahnya kemampuan menulis dongeng disebabkan oleh metode pembelajaran yang cenderung didominasi oleh penggunaan metode ceramah yang membuat merasa jenuh dan kurang tertarik pada materi menulis dongeng.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus dan untuk mengatasi kesimpangsiuran dalam penelitian ini maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada penggunaan model SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, dan Intelectually) terhadap kemampuan menulis dongeng dengan jenis-jenis dongeng yaitu fabel, strukur, ciri kebahasaan dan isi dongeng terhadapsiswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.
D. Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39
Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 sebelum menggunakan model SAVI? 2. Bagaimana kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39
(21)
7
3. Apakah model SAVI berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan menulis dongeng siswa Kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 sebelum menggunakan model SAVI.
2. Untuk mengetahui kemampuan menulis dongeng siswa Kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 sesudah menggunakan model SAVI.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model SAVI terhadap kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan nantinya memberikan manfaat. Manfaat penelitian terdiri dua bagian yaitu, manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
(22)
8
1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap bidang pendidikan, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia dalam meningkatkan hasil pembelajaran menulis dongeng.
2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, guru dan siswa yaitu;
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis dongeng dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan bagi guru bahasa Indonesia dalam mempersiapkan rencana pembelajaran khususnya materi menulis domgeng untuk selalui mengunakan model pembelajaran yang bisa membuat siswa aktif seperti model SAVI.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa menambah motivasi dan kreativitas dalam menulis dongeng sehingga memberi warna dan kreatifitas yang menghasilkan karya menulis dogeng yang lebih baik.
(23)
65 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa paparan di bawah ini.
1. Kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 sebelum menggunakan model SAVI berada pada kategori kurang dengan nilai rata-rata 60,5.
2. Kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 sesudah menggunakan model SAVI berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 88,5.
3. Model SAVI berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 dimana hasil perhitungan besarnya pengaruh kemampuan menulis dongeng dengan mengaplikasikan model SAVI adalah 66,63%, sedangkan sisanya 33,374% berasal dari faktor lain seperti saranan dan prasaran sekolah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini dikemukakan saran-saran sebagai berikut.
1. Guru dapat mengaplikasikan model SAVI dalam proses belajar mengajar disekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran khususnya pengajaran bahasa Indonesia.
(24)
66
2. Siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis dongeng dengan menggunakan model SAVI sebagai model pembelajaran d sekolah sehingga dapat menuntun siswa dalam kegiataannya menceritakan kembali isi dongeng dengan kalimat yang singkat, padat, dan jelas.
3. Peneliti dapat memberikan informai penting bagi peneliti selanjutya yang ingin mengembangkan penelitian sekolah dengan memakai model SAVI di bidang mata pelajaran lainnya seperti Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, dan lainya.
(25)
67
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Baried, Baroroh dk. 1985. Memahami Hikayat Dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Istani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Meda: Media Persada.
Kosasih , E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraa. Bandung: Yrama Widya. Lubis, Hamid Hasan. 1994. Glosarium Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa. Manurung, P. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Halaman Moeka.
Meier, Dave. 2002. The Accelerated LearningHandbook. Terjemahan Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa.
Mursini. 2010. Kajian Fiksi. Medan: Unimed.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sarumpaet, Riris K, Toha. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta:
Pustaka Obor Indonesia.
Soekamto dan Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudjana. 2007. Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono, Eko. 2013. Mengenal Dongeng dan Prosa Lama. Jakarta: Pustaka
Widyatama.
Suparno dan Yunus K. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
(26)
68
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Rambe, Utari Nanda. 2014. Efektivitas Media Film Animasi Terhadap
Kemampuan Menulis Dongeng Siswa Kelas VII SMP NEGERI 1 Kuala: Unimed: Skripsi..
(1)
3. Apakah model SAVI berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menulis
dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran
2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan menulis dongeng siswa Kelas VII SMP
Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 sebelum menggunakan
model SAVI.
2. Untuk mengetahui kemampuan menulis dongeng siswa Kelas VII SMP
Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 sesudah menggunakan
model SAVI.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model SAVI terhadap kemampuan
menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran
2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan nantinya memberikan
manfaat. Manfaat penelitian terdiri dua bagian yaitu, manfaat secara teoritis dan
(2)
8
1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap bidang pendidikan, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia
dalam meningkatkan hasil pembelajaran menulis dongeng.
2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, guru
dan siswa yaitu;
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis dongeng
dengan menggunakan model pembelajaran SAVI.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan bagi guru bahasa Indonesia dalam
mempersiapkan rencana pembelajaran khususnya materi menulis
domgeng untuk selalui mengunakan model pembelajaran yang bisa
membuat siswa aktif seperti model SAVI.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa
menambah motivasi dan kreativitas dalam menulis dongeng sehingga
memberi warna dan kreatifitas yang menghasilkan karya menulis dogeng
(3)
65
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa paparan di bawah ini.
1. Kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun
Pembelajaran 2016/2017 sebelum menggunakan model SAVI berada pada
kategori kurang dengan nilai rata-rata 60,5.
2. Kemampuan menulis dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun
Pembelajaran 2016/2017 sesudah menggunakan model SAVI berada pada
kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 88,5.
3. Model SAVI berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menulis dongeng
siswa kelas VII SMP Negeri 39 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017
dimana hasil perhitungan besarnya pengaruh kemampuan menulis dongeng
dengan mengaplikasikan model SAVI adalah 66,63%, sedangkan sisanya
33,374% berasal dari faktor lain seperti saranan dan prasaran sekolah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
dikemukakan saran-saran sebagai berikut.
1. Guru dapat mengaplikasikan model SAVI dalam proses belajar mengajar
disekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran khususnya pengajaran bahasa
(4)
66
2. Siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis dongeng dengan
menggunakan model SAVI sebagai model pembelajaran d sekolah sehingga
dapat menuntun siswa dalam kegiataannya menceritakan kembali isi dongeng
dengan kalimat yang singkat, padat, dan jelas.
3. Peneliti dapat memberikan informai penting bagi peneliti selanjutya yang
ingin mengembangkan penelitian sekolah dengan memakai model SAVI di
bidang mata pelajaran lainnya seperti Bahasa Inggris, Matematika, Biologi,
(5)
67
Baried, Baroroh dk. 1985. Memahami Hikayat Dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Istani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Meda: Media Persada.
Kosasih , E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraa. Bandung: Yrama Widya.
Lubis, Hamid Hasan. 1994. Glosarium Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa.
Manurung, P. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Halaman Moeka.
Meier, Dave. 2002. The Accelerated LearningHandbook. Terjemahan Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa.
Mursini. 2010. Kajian Fiksi. Medan: Unimed.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sarumpaet, Riris K, Toha. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.
Soekamto dan Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudjana. 2007. Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono, Eko. 2013. Mengenal Dongeng dan Prosa Lama. Jakarta: Pustaka Widyatama.
Suparno dan Yunus K. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
(6)
68
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Rambe, Utari Nanda. 2014. Efektivitas Media Film Animasi Terhadap
Kemampuan Menulis Dongeng Siswa Kelas VII SMP NEGERI 1 Kuala: Unimed: Skripsi..