31
air juga berlebihan beton akan menjadi berpori dan berakibat kekuatan beton rendah Tjokrodimuljo,K. 1996.
2.5 Serapan Air Bata Beton Pejal
Serapan air bata beton dipengaruhi oleh porositas agregat yang dipakai dalam pembuatan adukan beton maupun porositas pasta semen itu sendiri.
Serapan air dalam agregat adalah prosentase berat air yang mampu diserap oleh suatu agregat jika direndam dalan air. Agregat mempunyai pori dengan ukuran
yang beragam, semakin besar pori semakin besar pula serapan air pada agregat. Pori dalam agregat tersebar di seluruh tubuh butiran, beberapa merupakan pori-
pori yang tertutup, beberapa lainnya terbuka pada permukaan butiran. Beberapa jenis agregat yang sering dipakai mempunyai pori tertutup sekitar
0 - 20 dari volume butirnya dalam Desi WN..
Menurut Tjokrodimuljo,K. 1996 dalam Desi WN. bahwa dalam adukan beton atau mortar, air dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen
Pasta semen ini selain mengisi pori-pori diantara agregat halus, juga bersifat sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butir-butir
agregat saling terikat kuat dan terbentuklah suatu masa yang kompak dan padat Penyebab semakin meningkatnya porositas pasta semen sebagai akibat kelebihan
air yang tidak bereaksi dengan semen. Air ini akan menguap atau tinggal dalam pasta semen sehingga akan menghasilkan pasta yang porous, hal ini menyebabkan
semakin berkurangnya kekedapan air pasta semen dan juga kuat tekan beton yang dihasilkan.
32
2.6 Analisis Biaya Pembuatan Bata Beton Pejal
Analisis biaya pembuatan pada dasarnya merupakan analisis mengenai anggaran biaya yang dipakai untuk membuat barang, bangunan atau benda.
Membuat anggaran biaya berati menaksir atau memperkirakan harga suatu barang, bangunan yang dibuat dengan teliti dan secermat mungkin Mukomoko
1985 : 67 Penyusunan anggaran biaya sangat memerlukan pengetahuan tentang teknik,
harga bahan-bahan dipasaran, alat-alat yang digunakan dalam pembuatan barang produksi dan upah rata-rata pekerjaan menurut upah harian setempat.
Menurut Mokomoko 1985 : 363 untuk menghitung harga satuan tiap m
3
beton tak bertulang, komponen yang haris dihitung adalah sebagai berikut : a.
Bahan-bahan dasar pembentuk beton b.
Upah tenaga kerja untuk membuat beton c.
Nilai bahan-bahan untuk pembuatan cetakan d.
Upah kerja membuat cetakan Sedangkan menurut Tjokrodimuljo, K 1991 : 15 dalam Sugiharti 2003 bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk membuat 1m³ adukan beton non pasir dengan agragat pecahan genteng pada faktor air semen optimum yaitu pada 0,42 sebesar :
a. Air sekitar 93 liter
b. Semen 221 kg
c. Pecahan genteng 1285 kg
Untuk menghitung biaya bata beton berlubang, unsur-unsur yang mempengaruhi adalah :
33
a. Bahan susun beton adalah semen dan agregat pecahan genteng. Penggunaan
air tidak diperhitungkan, karena kebutuhan akan air dapat diperoleh secara gratis dan tersedia cukup.
b. Nilai cetakan adalah pebandingan biaya pembuatan cetakan dengan umur
pemakaian cetakan tersebut. c.
Upah pekerja adalah upah untuk mencetak bata beton berlubang tersebut. Besarnya upah pekerja tersebut ditentukan oleh besarnya Upah Minimum
Regional UMR daerah setempat. d.
Produktivitas pekerja juga mempengaruhi biaya pembuatan yaitu pada besarnya upah pekerja. Semakin tinggi produktivitas pekerja maka semakin
kecil pula upah pekerja yang dibebankan untuk setiap unit barang yang dihasilkan.
2.7 Penelitian - penelitian Terdahulu