1013079060

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yang sudah
ditetapkan pada Bab I Ketentuan Umum pada Pasal 1 dalam UU ini
dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Selanjutnya

dinayatakan

bahwa


pendidikan

nasional

bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi, serta
bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya
mampu menyelesaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara dekat dalam kehidupan masyarakat.

2
Proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan.
Pendidikan merupakan pengembangan potensi dalam menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan bagi peranannya
dimasa yang akan datang. Tujuan dari penyelenggaraan sistem pendidikan

nasional akan berpengaruh pada mutu peserta didik untuk mampu menghadapi
tantangan di masa depan, menghadapi globalisasi pendidikan mulai dari
pendidikan dasar sampai poerguruan tinggi, oleh karena itu proses
pembelajaran yang baik akan dapat menciptakan pembelajaran yang
berkualitas.

Ari Kunto (2003:2) Mengungkapkan, sekolah sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang berkualitas unggu;
dalam bidang akademi, diumpamakan sebagai alat transfortasi yang mengubah
“bahan mentah” mnenjadi produk yang diharapkan. Proses transfortasi yang
dimaksudkan adalah proses pembelajaran. Ada beberapa faktor penting yang
berkaitan langsung dengan hasil dari proses pembelajaran yaitu (1) siswa,
(2) guru, dan personil lain, (3) sarana dan prasarana, (4) Pengelolaan dan
(5) lingkungan.

Mikarsa dkk (2005:1.9) Menjelaskan bahwa tujuan pendidikan memiliki
(a) tujuan mengembangkan tentang kondisi akhir yang dicapai dan (b)
memberikan arah dan cara bagi semua usaha atau proses yang dilakukan.
Implikasi dari pemhaman ini tertuang dalam satuan kurikulum yang disusun
dengan terencana dan berkelanjutan.


3
Upaya peningkatan mutu pendidikan harus ditingkatkan, peningkatan ini
hendaknya
pembelajran

mencakup
akan

peningkatan

terlihat

apabila

kualitas
hasil

pembelajaran.


pembelajaran

Kualitas

menunjukkan

peningkatan baik secara individu, kelompok maupun klasikal.

Permasalahan pendidikan yang dihadapi saat ini adalah rendahnya mutu
pendidikan dasar dan menengah bahkan sampai perguruan tinggi. Meskipun
berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Seperti misalnya berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas
pendidik khususnya guru. Perbaikan kurikulum, pengadaan buku dan alat
peraga atau pelajaran berbagai sarana dan prasarana pendidikan dan
peningkatan mutu manajemen yang memadai.

Pembelajaran pada prakteknya terdiri dari beberapa mutu pelajaran yang
berbeda-beda tentunya mempunyai perbedaan karakteristik dan konsep yang
berbeda pula hal ini menuntut kemampuan dan keterampilan guru yang
maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran IPA misalnya

karakteristiknya sangat berbeda dengan pelajaran sosial, oleh karena itu guru
dituntut mampu memahaminya sehingga pembelajaran yang diselenggarakan
berhasil.

Tujuan pembelajaran IPA di SD pada dasarnya untuk menanamkan makna
konsep dasar SAIN yang bersifat kongrit dari pengalaman lingkungan ke
dalam bentuk pengetahuan abstrak dalam kognisi anak. IPA sebagai
pengetahuan deklaratif sebagai suatu pengetahuan logik matematik dan fisik
dan hanya dapat dipelajari melalui penyesuaian arti antara pengajar dan

4
pelajar. Pengetahuan awal atau konsep tentang IPA (SAIN) yang ada pada diri
siswa merupakan dasar pertimbangan dalam mengajarkan IPA agar konsep
SAIN

yang dipahami

siswa

dapat


bermakna.

Setelah

memperoleh

pembelajaran, keterampilan pengalaman lingkungan tentang IPA dengan
makna Universal SAIN di transper kedalam pemahaman kognisi peserta didik
merupakan tujuan pembelajaran IPA.

Sutarno (2007:8.19) Mengungkapkan kerangka konseptual atau sistem
konseptual IPA biasanya terdiri dari konsep-konsep IPA dengan hubunganhubungan bermakna antara konsep-konsep yang dipelajari yang telah ada.
Pembentukan

sistem

konseptual

IPA


haruslah

melalui

hubungan

kebermaknaan antara konsep yang dipelajari. Oleh karena itu pembelajaran
IPA hendaknya mampu membangkitkan minat siswa untuk mencari makna
konsep yang dimiliki sebelum belajar.

Pembelajaran IPA di SD dalam Standar Kompetensi Depdiknas (2003:1)
ditetapkan bahwa fungsi dan tujuan Ilmu Pengetahuan Alam adalah
mengembangkan

dengan

kemampuan

menghitung,


mengukur

dan

menggunakan rumus Ilmu Pengetahuan Alam yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan aljabar berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
melalui model Ilmu Pengetahuan Alam yang dapat berupa kalimat dan
persamaan Ilmu Pengetahuan Alam diagram, grafik dan tabel.

Berdasarkan luas dan kompleknya cakupan tujuan pembelajaran IPA di atas,
tentunya diperlukan suatu strategi dan berbagai metode yang dapat dalam

5
proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran tidak membosankan selain itu
sesuai dengan usia siswa SD yang pola pikirnya bersifat kongkret,
pembelajaran harus dapat menghadirkan situasi yang merangsang siswa untuk
mencoba menemukan sendiri pengetahuan konsep yang dimiliki menjadi
pemahaman konsep, bahkan menjadi keterampilan konsep.


Namun kenyataan di lapangan pembelajaran IPA masih banyak disajikan
secara konvensional, sehingga penanaman konsep, pemahaman konsep serta
keterampilan

konsep

yang

harus

dimiliki

siswa

belum

maksimal.

Pembelajaran cenderung pada penguasaan materi untuk keperluan ujian akhir

agar memperoleh nilai tinggi, sehingga pembelajaran lebih dominant kepada
hafalan-hafalan.

Keberadaan pembelajaran seperti yang digambarkan di atas, membuktikan
bahwa guru cenderung hanya mempersiapkan anak didiknya untuk
menyelesaikan materi pembelajaran yang tersedia dalam kurikulum dan juga
cenderung mengejar penguasaan materi untuk keperluan lulus ujian dengan
nilai yang baik saja

Hasil pengamatan saat pra penelitian yang penulis lakukan di SD Negeri 2
Tarahan Katibung Lampung Selatan, bahwa pelaksanaan pembelajarannya
masih menekankan pada tugas-tugas rutin dan hafalan. Siswa kurang
dirangsang untuk aktif dan kreatif seperti bertanya, pengamatan lapangan dan
lain-lain.

6
Pembelajaran berfokus kepada guru sehingga proses pembelajaran kurang
bermakna,

pembelajaran


masih

bersivat

konvensional,

pembelajaran

umumnya dilaksanakan oleh guru menggunakan metode ceramah yang
didalamnya menggunakan media buku paket saja, penugasan masih
didomunasi oleh guru.

Guru belum menggunakan strategi pembejaran yang membuat siswa dapat
mengaitkan

pengetahuan

awal

yang

dimilikinya

untuk

memperoleh

pengetahuan baru dan dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran masih berpusat pada guru yang masih
menemukan pemberian contoh-contoh secara lisan dan belum memperhatikan
bagaimana siswa memperoleh sendiri pentehuannya, sehingga pembelajaran
kurang menarik, membosankan dan siswa kurang aktivitas serta kurang tampil
menerapkan pengetahuannya.

Berdasarkan
Tarahan

penelusuran demonstrasi nilai siswa Kelas IV SD Negeri 2

pada tahun 2010/2011 diketahui sebagian besar siswa belum

mencapai nilai yang ditetapkan dalam criteria ketuntasan minimal (KKM) 60.
Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

7
Tabel 1.1 Nilai Tes Sumatif Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 2 Tarahan
Tahun Pelajaran 2010/2011
Rentang
Frekuensi
Persentase
Nilai
0-20
4
13,33
21-30
4
13,33
31-40
3
10,00
41-50
6
20.00
50-60
4
13.33
61-70
5
16,66
71-80
3
10,00
81-90
1
3.33
91-100
--100
Jumlah
30
Sumber : Arsip SDN 2 Tarahan

Kriteria Ketuntasan
Minimal (60)
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum -Belum --

Memperhatikan tabel di atas, siswa yang belum mencapai KKM atau belum
tuntas adalah 17 orang atau sebesar 56,68% hal ini dapat dikatakan bahwa
pembelajaran IPA Kelas IV di SD Negeri 2 Tarahan belum berhasil, karena
jika dilihat dalam standar ketuntasan yang ditetapkan oleh Pemerintah bahwa
pembelajaran di katakana berhasil jika tes siswa pada kelas tersebut
minimal 75%.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, tentunya perlu suatu strategi
pembelajaran yang dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
siswa dalam pembelajaran IPA. Salah satu pendekatan dan metode yang dapat
memperdayakan

siswa

dengan

menerapkan

pembelajaran

dengan

menggunakan media belajar berupa KIT IPA SEQIP maka hasil belajar mata
pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 2 Tarahan yang semula 3,33 maka
diharapkan setelah menggunakan media KIT IPA SEQIP ini meningkat.

Penggunaan Media KIT IPA SEQIP yang dilakukan peneliti merupakan cara
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa

8
kelas IV SD Negeri 2 Tarahan karena menggunakan media ini dianggap paling
tepat untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA ini perlu dilakukan
suatu tindakan yaitu dengan menggunakan media KIT IPA SEQIP dalam
kegiatan belajar kelas IV SD Negeri 2 Tarahan.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang muncul
antaralain :
a. Hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri 2 Tarahan masih rendah
b. Kurangnya minat siswa untuk bertanya pada guru
c. Penggunaan alat peraga masih kurang

2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat diterapkan sebagai berikut :
a. Bagaimana meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan
penggunaan Alat Peraga KIT IPA SEQIP pada Kelas IV SD Negeri 2
Tarahan.
b. Bagaimana meningkatkan hasil prestasi belajar siswa Kelas IV SD Negeri
2 Tarahan dalam pembelajaran IPA menggunakan alat peraga KIT IPA
SEQIP.

3. Tujuan Penelitian
a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga KIT IPA SEQIP pada siswa Kelas IV
SD Negeri 2 Tarahan.

9
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Tarahan dalam
pembelajaran IPA.

4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa khususnya
pelajaran IPA.
b. Bagi Guru
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar, memperluas
wawasan, meningkatkan profesionalisme dan menumbuhkan rasa percaya
diri
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan konstribusi dalam peningkatan mutu pendidikan di
sekolah sebagai informasi baru untuk ditindaklanjuti
d. Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam upaya turut
meningkatkan mutu pendidikan di SD.

10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
latihan, artinya perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau
pribadi. Kegiatan mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman belajar,
kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggungjawab guru. Jadi hakikatnya
belajar adalah perubahan. Selain itu aktivitas belajar adalah suatu kondisi yang
dengan

sengaja

diciptakan,

gurulah

yang

menciptakannya

guru

membelajarkan anak didik, dua hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar kepada hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan siswa, sedangkan kegiatan mengacu pada hal-hal yang
berhubungan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

Menurut Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika
tidak ada aktivitas itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat
penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman. 2001:93) dalam aktivitas
belajar adalah beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa

11
lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas di
dominasikan oleh guru, sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern di
dominasikan oleh siswa.

2.2 Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003:54) prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama, faktor intern dan faktor ekstern yang menjadi faktor intern adalah
faktor yang ada dalam diri siswa dan bisa mempengaruhi prestasi belajar
seperti minat, semangat dan motivasi. Adapun faktor ekstern adalah faktor
yang ada di luar diri siswa dan bisa mempengaruhi prestasi belajar seperti
lingkungan, teman, guru orang tuda dan fasilitas yang ada. Dari hal-hal
tersebut makna guru hendaknya dapat membangkitkan semangat.

Aktivitas siswa belajar siswa dengan memaksimalkan penggunaan alat peraga,
sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang alat peraga
disampaikan menurut Hamalik (2004:74) prestasi belajar yang dicapai dalam
suatu usaha dalam hal ini usaha belajar dalam mewujudkan nilai atau prestasi
belajar siswa dapat mengetahui dilihat pada prestasi atau nilai yang diperoleh
dalam mengikuti tes prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu keterampilan yang diukur
melalui tes. Jadi untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar, kita
dapat meliputi pada nilai tes atau nilai ujian yang diberikan.

12
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari
dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa adalah :
1. Faktor-Faktor Internal
Yaitu Jasmani (kesehatan, cacat tubuh) psikologis (integrasi, perhatian,
minat, bakat dan kelelahan)

2. Faktor-Faktor Eksternal
a. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi, keluarga, pengertian dari orang tua.
latar belakang kebudayaan)
b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat peraga, waktu sekolah,
standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung metode belajar, tugas
rumah)
c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mas media, teman
bergaul untuk kehidupan masyarakat)

2.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Piaget dalam Heruman (2010:1) menyatakan bahwa siswa SD umurnya
berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 tahun atau 13 tahun. Mereka berada
pada fase operasional kongkrit, kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoprasikan kaidah-kaidah logika.

13
Meskipun masih terkait dengan objek yang bersipat kongkrit . Dalam fase
kongkrit pada Usia ini masih terkait objek kongkrit yang ditangkap oleh alat
indra.

Sutarno (2007:8.34) mengungkapkan bahwa matapelajaran IPA memiliki
karakteristik yang komplek dengan perpaduan antara konsep dasar SAIN dan
pengalaman nyata yang telah dimiliki oleh setiap orang sejak lahir hingga
pertumbuhannya menjadi dewasa. Perubahan pengalaman dan pemahaman
konsep sering terjadi perbedaan antara konsep SAIN itu dengan makna konsep
yang disepakati oleh ilmuan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa pelajaran IPA SD
hendaknya mampu menjembatani antara pengetahuan awal yang dimiliki
siswa yang berada pada fase kongrit tersebut menjadi pemahaman konseptual,
dan menumbuhkan keterampilan konsep.

2.5 Model Pembelajaran
Salah satu model pembelajaran yang cocok di pergunakan dalam pembelajaran
IPA adalah model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, Menyenangkan) PAKEM merupakan model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman dengan pemahaman
kepada belajar sambil bekerja. Sementara guru menggunakannya sebagai
sumber alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif, karena di dalam

14
model ini peserta didik dan guru sama-sama aktif dan kreatif. Menarik peserta
didik dan menyedangkan dalam tingkat penguasaan materti lebih optimal.

2.6 Media Pembelajaran
A. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam bahasa latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan
bentuk jamak dari medium, yang secara hartiah berarti perantara atau
pengantar. Secara khusus dapat di artikan sebagai alat komunikasi yang
digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima,
alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran apabila alat
peraga

tersebut

merupakan

desain

materi

pembelajaran

yang

diperuntukkan sebagai bahan pembelajaran misalnya dalam pembelajaran
klasikal. Guru menggunakan alat peraga yang berisikan materi yang akan
dijelaskan dalam pembelajaran, jadi alat peraga yang digunakan tersebut
memang berbentuk desain materi yang akan disajikan atau dijelaskan oleh
guru.

B. Fungsi Media Pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu diketahui. Fungsi
pertama adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah
sebagai media sumber belajar, kedua fungsi utama tersebut dapat kita
telaah dalam ulasan di bawah ini.
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Pada satu sisi ada materi ajar yang memerlukan alat bantu, tetapi di
lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa

15
media pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA. Materi ajar
dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami siswa.
Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan
dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apa bila materi
ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.

2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut
berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori
yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan
media pendidikan.

2.7 Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam standar isi 2006:157, matapelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberdaaan. Keindahan dan keteraturan akan ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Memahami konsep IPA, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan
mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam
pemecahan masalah.

16
2.8 Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga
Kelebihan dan Kelemahan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran
menurut (Sutopo 2003 : 32) antara lain sebagai berikut:
1. Kelebihan Penggunaan Alat Peraga
a. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih
menarik dan menyenangkan.
b. Memperjelas konsep makna bahan sehingga siswa lebih mudah
memahami.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa akan merasa
bosan.
d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti mengamati,
melakukan dan mendemonstrasikan

2. Kelemahan Penggunaan Alat Peraga
a. Akan lebih banyak menuntut guru
b. Banyak waktu yang diperlukan oleh guru
c. Perlu kesediaan berkorban secara materil

2.9 Hipotesis
Jika pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga SEQIP
dengan prosedur yang benar, maka akan meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 2 Tarahan akan
lebih baik.

17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Prosedur
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(action research). Merupakan penelitian yang dirancang menggunakan
metode penelitian tindayan yang bersipat repleksif. Prosedur pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk
sporal (a spiral of steps), langkahnya yang terdiri dari empat tahap yaitu : (a)
perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan/observasi dan (d) refleksi
(Kemmis dalam Wiraatmadja 2006 :66)

3.2 Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di SD Negeri 2 Tarahan Kecamatan Katibung Lampung
Selatan.

b. Waktu Penelitian
Waktu dilaksanakan pada tahun 2010/2011 selama tiga bulan yaitu sejak
bulan Juli sampai dengan Oktober.

18
c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri 2 Tarahan dengan
jumlah siswa 30 orang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 16 orang
perempuan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Teknis tes dalam penelitian ini adalah tes akhir pembelajaran, baik pada
siklus I maupun siklus II. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
penguasaan siswa terhadap konsep pengetahuan yang dimiliki siswa
setelah pembelajaran perbaikan dilakukan.

2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan tersebut dapat berkenaan dengan cara guru
mengajar, siswa belajar. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif,
yaitu proses pengamatan observer berada dalam kegiatan yang sedang
diamati (Sukmadinata, 2010 : 220). Metode observasi terdiri dari (1)
observasi terbuka, (2) observasi terfokus, (3) observasi ter struktur, (4)
observasi sistematik. Untuk keperluan Penelitian Tindakan Kelas ini
metode observasi yang dipilih digunakan adalah observasi terstruktur,
tujuannya untuk memudahkan dalam penskoran dari setiap prilaku yang
terjadi dalam pembelajaran yaitu menggunakan rentang nilai angka bentuk
presentase.

19
3.4 Instrumen Pengamatan
Instrumen Pengamatan adalah suatu format yang disusun untuk merekam datadata hasil observasi. Wardhani dkk, (2006 : 3.31) mengungkapkan, bahwa
format observasi telah banyak diciptakan oleh para ahli yang digunakan dalam
penelitian, namun setiap penelitian boleh menentukan yang diinginkan dalam
rangka untuk memperoleh data interaksi sosial dalam pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini format disusun dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang akan dijadikan data penelitian.

Format yang dikembangkan dan digunakan adalah : (a) Instrumen Aktivitas
Off Task (aktivitas yang tidak diinginkan), (b) Instrumen Aktivitas On Task
(aktifitas yang dikehendaki), (c) Instrumen Lembar Pengamatan Kerja Guru,
(d) Instrumen Prestasi Belajar.
a. Instrumen Aktivitas Off Task (Aktivitas yang tidak diinginkan)
Kompetensi dalam instrument ini adalah perilaku siswa yang tidak
mendukung proses pembelajaran berlangsung pada setiap urutan waktu
pembelajaran. Kompetensi tersebut adalah (1) Mengobrol, (2) Menggangu
teman, (3) Keluar masuk kelas, (4) Melamun/Mengantuk, (5) Bermain.

b. Instrumen Aktivitas On Task (Aktivitas yang dikehendaki)
Komponen-komponen pengamatan dalam instrument ini adalah perilaku
setiap siswa yang mendukung pelajaran dilaksanakan. Penskorannya
dalam bentuk prosentasi jumlah siswa yang mendukung proses
pembelajaran yaitu penskoran prilaku siswa. Komponen-komponen
tersebut adalah : (1) menyimak informasi yang disampaikan guru, (2)

20
dapat memperagakan medua pelajaran, (3) bertanya pada guru mengenai
materi, (4) menjawab pertanyaan guru, (5) aktif dalam diskusi kelompok
(6) memberikan pendapat dalam diskusi, (7) menyelesaikan tugas yang
diberikan guru, (8) ketepatan waktu mengumpulkan jawaban tes.

c. Instrumen Lembar Pengamatan Kerja Guru
Aspek yang dinilai dari kinerja guru adalah dikelompokkan dalam tiga
bagian yaitu (a) pendahuluan, (b) kegiatan inti. (c) Penutup.

d. Instrumen Prestasi Belajar
Memperhatikan landasan teori, bahwa prestasi belajar adalah bahwa
prestasi belajar adalah hasil akhir atau nilai-nilai hasil pengukuran tingkat
penguasaan dan pemahaman serta keterampilan siswa yang berupa angkaangka dan perubahan tingkah laku setelah siswa mengikuti proses
pembelajaran, maka untuk memperoleh data prestasi dilakukan tes
formatif atau tes akhir pembelajaran dari setiap siklus.

Nilai tes atau data yang diperoleh di susun dalam sebuah tabel untuk
dibandingkan perbedaan dari setiap siklus yang dilaksanakan, sehingga
data ada tidaknya perubahan prestasi belajar dapat diketahui baik secara
individu maupun kelompok atau klasikal. Aspek-aspek tersebut di atas
dalam pelaksanaannya disusun dalam bentuk tabel pengamatan dan
digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran Siklus I dan Siklus II

21
3.5 Jenis Data
Data yang diperoleh selama penelitian terdiri dua macam yaitu:
1. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang diambil berdasarkan suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Data Kualitatif berupa
informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi
siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif).
Pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif),
aktivitas tes siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar.
Kepercayaan

diri,

atau

motivasi

belajar

dan

sejenisnya,

(Arikunto. 2006:56) yang termasuk data kualitatif adalah data yang
diperoleh dengan cara observasi dan kuesioner.

2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan cara membandingkan
sesuatu dengan satu ukuran dengan menggunakan instruments yaitu
berupa tes formatif

3.6 Teknik Analisis Data
Analisis digunakan untuk mencermati setiap langkah dibuat, mulai dari tahap
persiapan,

proses

sampai

dengan

penelitian,

dan

dilakukan

untuk

memperkirakan aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai
dengan kapasitasnya. Data-data yang diperoleh dengan cara observasi, dan tes
tertulis. Lalu dilakukan analisis sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi.

22
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai
dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

Data kualitatif berbentuk prosentase yang diperoleh dari jumlah siswa yang
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu sesuai dengan lembar observasi. Untuk
mengetahui kategori tingkat keaktifan siswa, maka digunakan pedoman
sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategori Aktivitas Siswa
Rentang Persentase
85 – 100
70 – < 84
55 – < 69
40 – < 55
0 – < 40
Sumber : Waradhani (2006:3.30)

Kategori
Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Sangat kurang aktif

3.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan adalah berupa rangkaian langkah-langkah
berbentuk spiral yang dikemukakan Kemmis dalam Wiriatmadja (2006:66)
yaitu setipa siklus terdiri dari empat tahapan yaitu (a) perencanaan, (b)
pelaksanaan, (c) pengamatan/observasi dan (d) refleksi.

23
Proses Penelitian Tindakan Kelas

Gambar : Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Kemmis dalam Wiriatmadja 2006:66)

24
Penelitian Tindakan Kelas (Siklus I dan II) dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Siklus I
Kegiatan-kegiatan pada Siklus I yaitu :
a. Perencanaan
1. Menentukan kelas dan menetapkan kompetensi dasar pada
pelajaran IPA Kelas IV SD.
2. Menyusun Silabus dan RPP
3. Merancang kegiatan belajar mengajar dengan penekanan pada
penggunaan KIT SEQIP dalam pembelajaran IPA.
4. Menyiapkan instrument yang digunakan, yaitu lembar observasi
aktivitas siswa.
5. Menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam materi.

b. Pelaksanaan
1. Melaksanakan observasi dan apersepsi, dengan membangkitkan
dorongan siswa dengan menanyakan materi yang sudah dipelajari
sebelumnya serta mengaitkan materi tersebut dengan materi
berikutnya.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Guru memberikan penjelasan materi seperlunya.
4. Membagi siswa dalam kelompok belajar, setiap kelompok
beranggotakan antara 3-5 orang.
5. Melalui bimbingan guru siswa melakukan pengamatan dan diskusi
dengan melaksanakan tahapan sebagai berikut:

25


Menemukan masalah



Mengumpulkan data melalui observasi



Menganalisis atau menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
laporan, bagan tabel dan karya lainnya.



Mengkomunikasikan

baik

lisan

maupun

tulisan

atau

menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, atau
audiens yang lain.
6. Siswa mengerjakan LKS
7. Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
8. Tes terakhir pembelajaran dan tindak lanjut.

c. Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, diadakan pengamatan
mengenai aktivitas siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh observer
yang telah dipersiapkan. Selain observer mencatat kelebihan dan
kekurangan mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai
bahan diskusi dalam refleksi.

d. Refleksi
Refleksi dilakukan bersama dengan observer. Hasil refleksi ini akan
dijadikan sebagai bahan untuk perencanaan pada Siklus berikutnya.

26
2. Siklus II
Tahap pelaksaan Siklus II adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
refleksi pada Siklus I. Apa yang menjadi kelemahan pada Siklus I
diupayakan untuk tidak terjadi lagi pada Silkus II. Adapun rincian
kegiatan pada tahap perencanaan Siklus II yaitu :
1. Menyusun RPP dan Perlengkapannya
2. Menyiapkan instrument yang digunakan yaitu lembar observasi,
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat tes

b. Pelaksanaan
1. Melaksanakan administrasi kelas, mengadakan apersepsi dengan
membangkitkan dorongan siswa dengan menanyakan kesulitan
materi yang sudah di pelajari sebelumnya serta mengaitkan materi
tersebut dengan materi berikutnya.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Guru memberikan penjelasan materi seperlunya.
4. Membagi siswa dalam kelompok belajar, setiap kelompok
beranggotakan antara 3-5 orang.
5. Melakukan refleksi atau pembelajaran.
6. Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran.
7. Tes akhir pembelajaran dan tindak lanjut.

27
c. Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, diadakan pengamatan
mengenai aktivitas siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh observer
yang telah dipersiapkan. Selain itu observer mencatat kelebihan dan
kekurangan mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai
bahan diskusi dalam refleksi.

d. Refleksi
Refleksi dilakukan bersama dengan observer. Bahan diskusinya adalah
temuan-temuan selamaa pelaksanaan pembelajaran, baik kelebihan
maupun

kekurangannya.

Temuan-temuan

tersebut

selama

pembelajaran (Siklus) dianalisis untuk mendapatkan gambaran secara
umum dari peneliti ini, sehingga akan didapatkan kesimpulan apakah
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KIT IPA SEQIP dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja dari penelitian ini adalah:
a. Meningkatkan aktivitas siswa dari siklu ke siklus hingga mencapai 60%
b. Meningkatkan prestasi belajar dari siklus ke siklus hingga mencapai nilai
di atas KKM 60%

45

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN 2 Tarahan
Kecamatan Katibung Lampung Selatan Tahun 2011/2012 Dapat disimpulkan
sebagai berikut :
4. Melalui pembelajaran penggunaan alat peraga Seqip pada mata pelajaran IPA
dengan menggunakan metode Pakem dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
5. Melalui moadal pemebalajran Pakem pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
6. Melalui penggunaan alat peraga Seqip dengan model pembelajaran PAKEM
pada mata pelajaran IPA dapat melibatkan siswa secara aktif dan kreatif serta
menumbuhkan motifasi belajar.
5.2 Saran
1. Bagi guru bahwa model pembelajaran Pakem sangat baik digunakan dalam
pembelajaran IPA,
2. Bagi sekolah pembelajaran melalui penggunaan alat peraga Seqip dengan
model pembelajaran Pakem, baik digunakan dalam pembelajaran IPA, karena
terbukti dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan.

46
3. Bagi peneliti pembelajaran melalui penggunaan alat peraga Seqip dengan
model pembelajaran Pakem merupakan suatu strategi yang cocok untuk
meningkatkan aktivitas

belajar siswa, namun harus didukung oleh

sarana/prasarana dan sumber daya manusia yang kualified.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sumantri Brojonegoro Gedungmeneng Bandarlampung

KARTU RENCANA STUDI
Nama Mahasiswa
NPM
Program Studi
Beban Sks
NO

KOMAK

:
:
: S1 PGSD PPKHB 2010
:

NAMA MATA KULIAH

SKS

NILAI

NAMA DOSEN

Semester 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Semester 2
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Semester 3
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Semester 4
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Bandar Lampung,
Ketua Program Studi,

Dr. H. Darsono, M.Pd
NIP. 19541016 198003 1 003

2012

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sumantri Brojonegoro Gedungmeneng Bandarlampung

KARTU RENCANA STUDI

Nama Mahasiswa
NPM
Program Studi
Beban Sks
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

KOMAK

:
:
:
:

MARYANA. S
1013079060
S1 PGSD PPKHB 2010
72

NAMA MATA KULIAH

Semester 1
KPD-111 Perkembangan peserta didik
KPD-112 Belajar dan pembelajaran
KPD-121 Tekno. Informasi dan Komunikasi
Pendidikan
KPD-125 Pengelolaan Lab IPA SD
KPD-213 Produksi dan Pemanfaatan
Media Pendidikan
KPD-123 Kurikulum SD
Semester 2
KPD-214 Perencanaan Pembelajaran SD
KPD-215 Pendidikan Matematika SD 1
KPD-122 Statistik Pendidikan
KPD-411 Manajemen Basis Sekolah
KPD-212 Asesmen Pembelajaran
KPD-211 Manajemen Kelas
Semester 3
KPD-413 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Kelas Tinggi SD
KPD-324 Pendidikan IPA SD
KPD-222 Pendidikan Kewarganegaraan 2
KPD-499 PPL
KPD-311 Pendidikan Kewarganegaraan SD
KPD-322 PTK
Semester 4
KPD-323 Pendidikan IPS SD
KPD-416 Pembelajaran Terpadu
KPD-421 Profesi Kependidikan

SKS NILAI

NAMA DOSEN

4
4
3

A
A
C

Drs. H. Syaifuddin Latif, M.Pd
Dra. Riswanti Rini, M.SI
Dr. Alben Ambarita, M.Pd

2

A

Drs. Supriyadi, M.Pd

3
3

A
B

Dra. Herpratiwi, M.Pd
Dra. Een Hanelilah, M.Pd

3
4
3
3
3

B
C
D+
C
A
A

3

C

Drs. Suwarjo, M.Pd

4
3
4
3
4

B
A
A
B
B

Drs. Arwin Ahmad, M.Pd
Drs. Maman Surahman, M.Pd
Drs. Siswantoro, M.Pd
Drs. Sudirman, M.Pd
Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd

4
3
3

B
C
B

Dr. H. Darsono, M.Pd
Drs. Ngadimun.H, M.Pd
Dr. Supomo Kandar, MS

Dra. Lilik Sabda Ningtias, M.Pd
Drs. M. Cosa Mien, M.Pd
Drs. M.Thoha.BS. Jaya, M.S
Dra. Rsiwanti Rini, M.SI
Dra. Lilik Sabda Ningtias, M.Pd
Dr. Riswandi, M.Pd

Bandar Lampung,
Ketua Program Studi,

Dr. H. Darsono, M.Pd
NIP. 19541016 198003 1 003

2012

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV
MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEQIP
DI SD NEGERI 2 TARAHAN KECAMATAN KATIBUNG
TAHUN 2011/2012

(SKRIPSI)

Oleh
MARYANA. S

S1 PGSD DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

Dokumen yang terkait

1013079060

0 14 32