PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD COBIA (Rachycentron canadum)

ABSTRAK
PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA
PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN DAN TINGKAT
KEMATANGAN GONAD COBIA (Rachycentron canadum)

Oleh :
Anjarsyah
0517021004

Ikan cobia merupakan hewan yang hidup di perairan tropis dan subtropik. Ikan
ini tergolong ikan pelagik dan banyak ditemukan di Atlantik, Pasifik sebelah
barat Meksiko serta ditemukan juga di perairan Bali. Di Indonesia belum
banyak yang membudidayakan ikan ini, hal ini disebabkan petani belum
mengetahui teknik budidaya dan masih pada tahap percobaan serta teknik
pembenihan yang masih terbatas.
Untuk menunjang pengetahuan teknik dalam pembudidayaan dilakukan
penelitian yang meliputi aspek reproduksi. Reproduksi memegang peranan
penting dalam budidaya, organ reproduksi yang sangat berperan adalah gonad.
Upaya dalam pematangan organ reproduksi yaitu dengan pemberian senyawa
organik, salah satu senyawa organik yang berperan dalam kematangan gonad
adalah senyawa osmolit organik taurin. Taurin adalah salah satu turunan asam

amino bebas yang penting di dalam tubuh. Di dalam tubuh taurin berfungsi
sebagai neurotransmitter, bahkan sebagai pelindung sel (cytoprotective). Pada
individu dewasa taurin dapat berperan dalam mencegah kerusakan organ, oleh
karena itu dalam penelitian ini akan dikaji fungsi taurin penambah terhadap
organ reproduksi gonad.
Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut
(BBPBL) Lampung, pada Bulan Agustus 2009 sampai November 2009.
Pengerjaan histologi sampel dilakukan di laboratorium biologi molekuler
Universitas Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
taurin pada pakan alami (yang terkandung dari cumi dan rucah) terhadap
perkembangan dan kematangan gonad cobia.

Tingkat kematangan gonad ikan diperlukan untuk menentukan atau untuk
mengetahui perkembangan gonad pada ikan cobia yang diberi perlakuan.
Dalam menentukan tingkat kematangan gonad pada ikan ada 2 macam, yaitu:
penentuan dilakukan di laboratorium secara mikroskopi dan penentuan
dilakukan di lapangan berdasarkan tanda-tanda umum serta ukuran gonadnya.
Beberapa tanda yang dapat dipakai untuk pembeda kelompok dalam
penentuan tingkat kematangan gonad di laboratorium atau lapangan di
antaranya yaitu, pada gonad betina: bentuk ovarium, besar kecilnya ovarium,

pengisian ovarium dalam rongga tubuh, warna ovarium, halus tidaknya
ovarium, secara umum ukuran telur dalam ovarium, kejelasan bentuk dan
warna telur dengan bagian-bagiannya, ukuran (garis tengah) telur, warna telur.
Untuk ikan jantan: bentuk testis, besar kecilnya testis, pengisian testis dalam ,
rongga tubuh, warna testis, keluar tidaknya cairan dari testis (dalam keadaan
segar). Pengamatan dilakukan selama 90 hari dengan masing-masing waktu ;
D0 yaitu awal pemberian perlakuan cobia yang telah berumur 180 hari, D30
yaitu masa perlakuan cobia yang telah berumur 210 hari, D60 yaitu masa
perlakuan cobia yang telah berumur 240 hari, dan D90 yaitu masa perlakuan
cobia yang telah berumur 270 hari.
Hasil analisis uji statistik menggunakan T-test (α=5%) menunjukkan bahwa
senyawa osmolit organik taurin tidak mempengaruhi perkembangan gonad
cobia. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ovari cobia betina (D30) memasuki
perkembangan TKG III dengan diameter rata-rata adalah 0,61 mm. Pada D90
ovari memasuki TKG IV, dengan diameter rata-rata telur adalah 0,68 mm.
Perkembangan testis jantan pada D0 memasuki TKG III, selanjutnya pada D30
memasuki TKG III, memiliki diameter rata-rata 0,14 mm. Pada D60 testis
jantan memasuki TKG IV, memiliki diameter rata-rata 0,20. TKG D90
memasuki TKG V, memiliki diameter rata-rata 0,22 mm.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Senyawa

osmolit

organik

taurin

tidak

berpengaruh

terhadap

perkembangan dan kematangan gonad cobia baik pada jantan ataupun

betina.
2. Pada D210 – D240 cobia betina mencapai TKG III. Pada D270 cobia
betina mencapai TKG IV. Pada D240 cobia jantan mencapai TKG IV.
Pada D270 cobia jantan mencapai TKG V.

B. Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai Tingkat Kematangan Gonad
(TKG) cobia dengan menggunakan senyawa yang dapat lebih
mengoptimalkan perkembangan dan TKG cobia.

0

3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan cobia merupakan hewan yang hidup di perairan tropis dan subtropik. Ikan

ini tergolong ikan pelagik dan banyak ditemukan di Atlantik, Pasifik sebelah
barat Meksiko serta ditemukan juga di perairan Bali (Asep, 2009). Di
Indonesia belum banyak yang membudidayakan ikan ini, hal ini disebabkan
petani belum mengetahui teknik budidaya, masih pada tahap percobaan dan
teknik pembenihan yang masih terbatas sehingga hanya pembesaran dapat
dilakukan (Asep, 2009)

Usaha Perikanan menggunakan sistem budidaya memberikan keuntungan
sebagai berikut :
1) Mendukung usaha peningkatan pembinaan sumber hayati di perairan umum.
2) Meningkatkan produksi yang bernilai ekonomi tinggi serta memenuhi
kebutuhan konsumsi ikan secara terus menerus.
3) Meningkatkan pendapatan para petani ikan serta kesejahtraan petani ikan
sepanjang tahun.
4) Menghindari adanya masa paceklik bagi para nelayan dimana musim barat
para nelayan tidak dapat menangkap ikan.

2

5) Memperluas lapangan kerja bagi nelayan dan masyarakat secara umum

(Sinar Tani, 1996).

Untuk menunjang pengetahuan teknik dalam pembudidayaan dilakukan
penelitian,

yang

meliputi

aspek

pertumbuhan,

pertambahan

panjang,

pertambahan berat, dan kematangan gonad. Pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup tidak terlepas dari kebutuhan nutrisi yang cukup. Diantaranya
adalah nutrien protein,


lipid, karbohidrat, dan asam nukleat. Salah satu

senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan adalah asam amino. Asam
amino sebagai senyawa pembangun diperlukan dalam jumlah yang cukup
(Yulfiperius, 2003).

Diantara asam amino tersebut adalah asam amino taurin. Taurin adalah asam
amino semi-esensial, tidak seperti asam amino lain taurine tidak ikut dalam
sintesis protein dan banyak ditemukan dalam jaringan otot jantung dan otak
manusia. Kebutuhan akan taurine dengan konsentrasi tinggi pada manusia
dapat diperoleh dari jaringan otot mamalia (daging kerbau), ikan laut, dan
tiram. Taurine diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung, retina, empedu,
dan reproduksi (Thorne, 2001).

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taurin pada pakan alami
cumi dan ikan rucah terhadap perkembangan dan kematangan gonad cobia.

3


C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
pertumbuhan dan kematangan gonad pada Cobia serta untuk mengetahui peran
taurin pada pakan alami terhadap perkembangan dan kematangan gonad Cobia.

D. Kerangka Pemikiran
Pembudidayaan ikan cobia masih sulit dilakukan. Salah satunya karena
sulitnya mempersiapkan calon induk. Dalam mempersiapkan calon induk hal
penting yang harus diperhatikan adalah nutrisi yang diberikan. Selain untuk
kebutuhan

reproduksi,

nutrisi

dibutuhkan

untuk


perkembangan

dan

pertumbuhan. Nutrien yang dibutuhkan dalam perkembangan, pertumbuhan,
dan kematangan gonad ikan meliput: protein, lemak/lipid, karbohidrat, mineral,
vitamin C dan E. Nutrien tersebut dapat diperoleh pada pakan alami (ikan
rucah atau cumi), dan untuk melengkapi kebutuhannya juga diperlukan
senyawa osmolit organik.

Perkembangan gonad dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor lingkungan dan
fisiologis. Kondisi fisiologis ikan terkadang tidak mendukung dalam
menunjang kematanggan gonad ikan, disebabkan kondisi ikan yang tidak stabil
baik kadar hormon dan nutrisi yang dikonsumsi.

Upaya untuk menghasilkan matang gonad yang optimal dan efisien masih
terus dilakukan, baik dengan pemberian nutrisi dan senyawa tertentu.
Pemberian nutrisi yang cukup untuk mematangkan gonad ikan tidak akan
tercapai bila kondisi hormon-hormon pada ikan tersebut tidak mencukupi atau


4

tidak dihasilkan, perlu adanya pemberian senyawa yang menstimulasi agar
hormon-hormon tersebut dihasilkan dalam jumlah yang cukup untuk
menunjang kematangan gonad.

Hormon-hormon penting yang berperan dalam reproduksi antara lain
Luteinzing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormon (FSH). Hormon
LH dan FSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior, bila kadar kedua
hormon ini rendah pada tubuh ikan dapat menyebabkan gagal fungsi gonad.

Senyawa osmolit organik yang berperan dalam menstimulasi hormone LH
dan FSH adalah asam amino taurin. Taurin adalah salah satu turunan asam
amino bebas yang penting di dalam tubuh. Taurin merupakan senyawa
essensial, tidak tergolong ke dalam protein, namun sangat penting dalam
proses metabolisme tubuh. Taurin merupakan neurotransmiter, taurin yang
bekerja memberikan stimulasi pada hipotalamus pada bagian adhenohipofisis.
Adhenohipofisis menghasilkan LH dan FSH, hormon-hormon yang
dilepaskan tersebut kemudian akan bekerja pada organ target, yaitu gonad
yang membantu dalam proses kematangan gonad.


E. Hipotesis

Hipotesis kerja ini adalah pemberian taurin pada pakan alami (yang terdiri
dari cumi dan rucah) akan berpengaruh dalam perkembangan dan tingkat
kematangan gonad cobia baik pada jantan maupun betina.

Dokumen yang terkait

RESPON PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN COBIA (Rachycentron canadum) TERHADAP PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT (TAURINE) PADA PAKAN ALAMI CUMI

2 32 54

RESPON PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN COBIA (Rachycentron canadum) TERHADAP PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT (TAURINE) PADA PAKAN ALAMI CUMI

0 5 7

PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN IKAN RUCAH DAN PELLET TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN COBIA (Rachycentron canadum) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

3 21 74

Pemberian Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Ikan Rucah dan Pellet Terhadap Laju Pertumbuhan Cobia (Rachycentron canadum) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung

0 6 9

PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN COBIA (Rachycentron canadum) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

0 9 8

Pemberian Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Buatan Terhadap Respon Pertumbuhan Cobia (Rachycentron canadum) Di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung

2 24 59

PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN BUATAN TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GONAD IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PRA-DEWASA

1 34 56

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PRADEWASA

0 21 50

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD GURAMI (Osphronemus gouramy)

0 1 6

PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN BUATAN TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GONAD IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PRA-DEWASA

0 0 6