Informasi Petunjuk Teknis BOS 2015
Informasi Petunjuk Teknis BOS 2015 Direktorat Jenderal Dikdas
Peraturan Pelaksanaan BOS
Perpres No 162 Tahun 2014
Alokasi BOS tiap Provinsi Tahun 2015
- Peraturan Menteri Keuangan
Mekanisme penyaluran dana BOS dr RKUN ke RKUD
- Peraturan Menteri Dalam Negeri
Mekanisme pengelolaan dana BOS di daerah dan
- mekanisme penyaluran ke sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Petunjuk teknis penggunaan dan pertanggungjawaban
Pengertian BOS
Program pemerintah yang pada dasarnya adalah
untuk penyediaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan
investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.
Tujuan Umum BOS
Meringankan beban masyarakat terhadap
pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu Berperan dalam mempercepat pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) pada sekolah-sekolah yang belum memenuhi SPM, dan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada sekolah-sekolah yang sudah memenuhi SPM
Tujuan Khusus BOS
Membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik
SD/SDLB dan SMP/SMPLB/Satap/SMPT negeri terhadap biaya operasi sekolah Membebaskan seluruh peserta didik miskin dari
pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi
peserta didik di sekolah swasta
Sasaran Penerima BOS
Semua SD/SDLB, SMP/SMPLB/SMPT/Satap, baik
negeri maupun swasta di seluruh Indonesia yang sudah memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan sudah terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Besaran BOS dan Alokasi Dana Tiap Sekolah
Besaran Dana
Tingkat SD = Rp 800.000,-
- Tingkat SMP = Rp 1.000.000,-
- Alokasi dana tiap sekolah
Sekolah kecil dengan peserta didik 60
- Dana BOS = 60 x unit cost ( kebijakan alokasi minimal bagi sekolah kecil ) Sekolah dengan jumlah peserta didik >60
- Dana BOS = (jumlah peserta didik) x unit cost
Kriteria Sekolah Kecil Penerima Kebijakan Alokasi Minimal
SD/SMP/Satap yang berada di daerah terpencil/
terisolir yang pendiriannya didasarkan ketentuan pemerintah. Daerah terpencil/terisolir adalah daerah yang telah ditetapkan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; atau SDLB dan SMPLB; atau
Sekolah di daerah kumuh atau daerah pinggiran yang
peserta didiknya tidak tertampung di sekolah sekitarnya; dan
Kriteria Sekolah Kecil
Yang Tidak Mendapatkan Kebijakan Alokasi Minimal
Sekolah swasta yang menetapkan standar
iuran/pungutan mahal; atau Sekolah yang tidak diminati oleh masyarakat sekitar
karena tidak berkembang, sehingga jumlah peserta didik sedikit dan masih terdapat alternatif sekolah lain di sekitarnya; atau Sekolah yang terbukti dengan sengaja membatasi
jumlah peserta didik dengan tujuan untuk
Mekanisme Pemberian Alokasi Minimal
Tim BOS Kab/Kota memverifikasi sekolah yang akan
mendapatkan kebijakan khusus tersebut; Tim BOS Kab/Kota merekomendasikan dan
mengusulkan sekolah kecil penerima kebijakan khusus kepada Tim BOS Provinsi; Tim BOS Provinsi menetapkan alokasi bagi sekolah
kecil berdasarkan rekomendasi dari Tim BOS Kab/Kota.
Tim Manajemen BOS Provinsi berhak menolak
rekomendasi bila ditemukan fakta ketidaksesuaian
Penetapan Alokasi Sekolah Kecil Untuk SLB
SDLB yang berdiri sendiri (tidak menjadi satu
dengan SMPLB), dana BOS yang diterima sebesar = 60 x Rp 800.000,- SMPLB yang berdiri sendiri (tidak menjadi satu
dengan SDLB), dana BOS yang diterima sebesar = 60 x Rp 1.000.000,- SLB dimana SDLB dan SMPLB menjadi satu
pengelolaan, dana BOS yang diterima sebesar = 60 x
Ketentuan Alokasi Sekolah Kecil Untuk SMPT
Jumlah dana BOS untuk SMPT tetap didasarkan
jumlah peserta didik riil karena pengelolaan dan pertanggungjawabannya disatukan dengan sekolah induk.
Ketentuan Bagi Penerima Alokasi Minimal
Harus memberitahukan secara tertulis kepada orang
tua peserta didik dan memasang di papan pengumuman jumlah dana BOS yang diterima sekolah; Mempertanggungjawabkan jumlah dana BOS sesuai
jumlah yang diterima; Membebaskan iuran/pungutan dari orang tua siswa.
Waktu Penyaluran
Dilaksanakan tiap 3 bulan (triwulan)
Triwulan I : Januari-Maret
- Triwulan II : April-Juni
- Triwulan III : Juli-September
- Triwulan IV : Oktober-Nopember
- Khusus untuk daerah terpencil (diusulkan oleh Tim
BOS Kab/Kota) dilaksanakan tiap semester (6 bulanan)
Semester I : Januari-Juni
Sekolah Penerima BOS
Semua SD/SDLB, SMP/SMPLB/SMPT/Satap, baik
negeri yang sudah memiliki NPSN dan sudah terdata dalam sistem Dapodik wajib menerima BOS.
Semua SD/SDLB, SMP/SMPLB/Satap swasta yang
sudah memiliki NPSN dan sudah terdata dalam sistem Dapodik berhak menerima BOS. Sekolah swasta berhak menolak dana BOS, dengan persetujuan orang tua peserta didik melalui Komite Sekolah dan tetap menjamin kelangsungan
Sekolah Penerima BOS (lanjutan)
Semua sekolah negeri dilarang melakukan pungutan
kepada orang tua/wali peserta didik; Sekolah swasta dapat memungut biaya pendidikan
untuk memenuhi kekurangan biaya investasi dan biaya operasi; Semua sekolah penerima BOS harus mengikuti
pedoman BOS yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah;
Sekolah Penerima BOS (lanjutan)
Sekolah dapat menerima sumbangan dari
masyarakat dan orang tua/wali peserta didik yang mampu yang bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak mengikat, dan tidak ditentukan jumlah maupun jangka waktu pemberiannya; Pemda harus ikut mengendalikan dan mengawasi
pungutan yang dilakukan oleh sekolah, agar tetap mengikuti prinsip nirlaba dan dikelola dengan
Sekolah Penerima BOS (lanjutan)
Menteri dan Kepala Daerah dapat membatalkan
pungutan yang dilakukan oleh sekolah apabila sekolah melanggar peraturan perundang-undangan dan dinilai meresahkan masyarakat.
Tim BOS Pusat
Terdiri dari unsur/perwakilan
Bappenas
- Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Kementerian Keuangan
- Kementerian Dalam Negeri
- Tim BOS Pusat ditetapkan dengan surat keputusan
Menko Kesra.
Sekretariat Tim BOS Pusat ada di Direktorat Jenderal
Tugas Tim BOS Pusat
Menyusun rancangan program;
Melakukan verifikasi data jumlah peserta didik tiap
sekolah dengan Tim Dapodik Pusat, Tim BOS Kab/Kota dan Tim BOS Provinsi; Menyiapkan data jumlah peserta didik tiap provinsi
untuk usulan alokasi BOS di tiap provinsi; Menyusun dan menyiapkan peraturan yang terkait
dengan pelaksanaan program BOS; Menetapkan SK alokasi dana BOS tiap sekolah
Tugas Tim BOS Pusat
(lanjutan)
Menyalurkan dana BOS dari Kas Umum Negara ke
Kas Umum Daerah Provinsi; Merencanakan dan melakukan sosialisasi program;
Mengumumkan daftar sekolah penerima BOS, besar
alokasi BOS dan penggunaan dana BOS tiap sekolah melalui situs resmi Kemdikbud; Melatih/memberikan sosialisasi kepada Tim
Manajemen BOS Provinsi/Kabupaten/Kota; Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan
Tugas Tim BOS Pusat
(lanjutan)
Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan
masyarakat; Memonitor penyelesaian penanganan pengaduan
yang dilakukan oleh Tim BOS Provinsi/Kab/Kota; Menyusun laporan pelaksanaan BOS, termasuk
laporan keuangan hasil penyaluran dana BOS ke sekolah yang diperoleh dari Tim BOS Provinsi; Memantau laporan penyaluran dana BOS dari bank
Tata Tertib Tim BOS Pusat
Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam
bentuk apapun kepada Tim BOS Provinsi/Kab/Kota/ Sekolah; Mengelola dana operasional dan manajemen secara
transparan dan akuntabel; Dilarang bertindak menjadi distributor atau
pengecer buku.
Tim BOS Provinsi
Terdiri dari unsur/perwakilan
Sekretariat Daerah Provinsi
- SKPD Pendidikan Provinsi
- Pengelola Keuangan Provinsi
- Struktur Tim BOS Provinsi dapat disesuaikan di
daerah masing-masing, dengan mempertimbangkan beban kerja dalam pengelolaan program BOS Tim BOS Provinsi ditetapkan dengan Surat
Keputusan Gubernur.
Sekretariat Tim BOS Provinsi ada di Kantor SKPD
Tugas Tim BOS Provinsi
Kepala SKPD Pendidikan Provinsi menandatangani
naskah hibah atas nama Gubernur; Mempersiapkan DPA-PPKD berdasarkan alokasi dana
BOS yang tertuang dalam Peraturan Presiden; Membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama
dengan bank penyalur dana BOS; Melakukan pencairan dan penyaluran dana BOS ke
sekolah tepat waktu dan tepat jumlah; Memverifikasi data jumlah peserta didik berdasarkan
Tugas Tim BOS Provinsi (lanjutan)
Melakukan koordinasi/sosialisasi/pelatihan kepada
Tim BOS Kabupaten/Kota; Bersama Tim BOS Kab/Kota menetapkan alokasi
dana BOS tiap kabupaten/kota; Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program BOS di sekolah; Memerintah Bank Penyalur untuk melaporkan hasil
penyaluran dana ke Monev Online Kemdikbud; Memonitor laporan penyaluran dari Bank Penyalur
Tugas Tim BOS Provinsi (lanjutan)
Melakukan pelayanan dan penanganan pengaduan
masyarakat; Mengupayakan penambahan dana untuk sekolah dan
untuk manajemen BOS dari APBD; Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan ke Tim BOS Pusat paling lambat tanggal 20 Januari tahun berikutnya; Merekapitulasi laporan penggunaan dana BOS dari
Tim BOS Kab/Kota, untuk dikirim ke pusat paling
Tugas Tim BOS Provinsi (lanjutan)
Membuat dan menyampaikan Laporan Realisasi
Penyaluran dana BOS ke Tim BOS Pusat.
Tata Tertib Tim BOS Provinsi
Tidak boleh menggunakan dana BOS untuk
kepentingan selain ditransfer ke sekolah; Dilarang dengan sengaja menunda penyaluran dana
BOS ke sekolah; Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam
bentuk apapun kepada Tim BOS Kab/Kota/sekolah; Tidak diperkenankan memaksa pembelian barang/
jasa dalam pemanfaatan dana BOS dan tidak mendorong sekolah untuk melanggar ketentuan penggunaan dana BOS;
Tim BOS Kabupaten/Kota
Hanya dari unsur/perwakilan SKPD Pendidikan Kab/
Kota Struktur Tim BOS Kab/Kota dapat disesuaikan di
daerah masing-masing, dengan mempertimbangkan beban kerja dalam pengelolaan program BOS Tim BOS Kab/Kota ditetapkan dengan Surat
Keputusan Bupati/Walikota.
Sekretariat Tim BOS Provinsi ada di Kantor SKPD
Tugas Tim BOS Kab/Kota
Melatih, membimbing dan mendorong sekolah untuk
memasukkan data sekolah ke sistem Dapodik; Melakukan rekonsiliasi dan verifikasi data
berdasarkan Dapodik; Memonitor perkembangan pendataan yang
dilakukan oleh sekolah secara online; Mengompilasi nomor rekening seluruh sekolah;
Kepala SKPD Pendidikan Kab/Kota menandatangani
naskah hibah mewakili satuan pendidikan dasar
Tugas Tim BOS Kab/Kota (lanjutan)
Melakukan sosialisasi/pelatihan kepada sekolah,
Komite Sekolah dan masyarakat tentang BOS; Mengupayakan penambahan dana untuk sekolah dan
untuk manajemen BOS dari APBD; Melakukan pembinaan terhadap sekolah dalam
pengelolaan dan pelaporan dana BOS; Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan
evaluasi; Mengusulkan revisi SK alokasi dana BOS tiap sekolah
Tugas Tim BOS Kab/Kota (lanjutan)
Memerintahkan dan memantau pelaporan
penggunaan dana BOS secara online oleh sekolah; Merekapitulasi laporan penggunaan dana BOS dari
sekolah, untuk dilaporkan kepada Kepala SKPD Pendidikan Provinsi paling lambat 10 Januari tahun berikutnya; Memonitor pelaksanaan program BOS di sekolah
dengan memberdayakan pengawas sekolah; Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan
Tugas Tim BOS Kab/Kota (lanjutan)
Memverifikasi sekolah kecil yang memenuhi syarat
memperoleh dana BOS dengan ketentuan alokasi minimal; Mengusulkan daftar sekolah kecil yang memperoleh
dana BOS dengan ketentuan alokasi minimal kepada Tim BOS Provinsi; Melakukan pendataan peserta didik penerima Kartu
Indonesia Pintar (KIP) dari Tim BOS Sekolah.
Tata Tertib Tim BOS Kab/Kota
Tidak diperkenankan melakukan pungutan dalam
bentuk apapun terhadap sekolah; Tidak diperkenankan melakukan memaksakan
pembelian barang/jasa dalam pemanfaatan dana BOS dan tidak mendorong sekolah untuk melanggar ketentuan penggunaan dana BOS; Dilarang bertindak menjadi distributor atau
pengecer buku.
Tim BOS Sekolah
Terdiri dari Kepala Sekolah, Bendahara dan satu
orang perwakilan orang tua peserta didik di luar Komite Sekolah.
Tim BOS Sekolah ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala Sekolah.
Tugas Tim BOS Sekolah
Mengunggah dan meng-update data pokok
pendidikan secara lengkap ke sistem Dapodik; Membuat RKAS yang mencakup seluruh sumber
penerimaan sekolah; Memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan
data peserta didik yang ada; Mengelola dana BOS secara bertanggung jawab dan
transparan; Mengumumkan besar dana yang diterima dan
rencana penggunaan dana BOS (RKAS) di papan
Tugas Tim BOS Sekolah (lanjutan)
Mengumumkan realisasi penggunaan dana BOS di
papan pengumuman; Bertanggung jawab secara formal dan material atas
penggunaan dana BOS yang diterimanya; Membuat laporan realisasi penggunaan dana BOS
tiap triwulan; Membuat dan menandatangani form register
penutupan kas dan berita acara pemeriksaan kas; Melaporkan penggunaan dana BOS setiap triwulan
Tugas Tim BOS Sekolah (lanjutan)
Menyampaikan laporan tahunan ke SKPD Pendidikan
Kab/Kota paling lambat 5 Januari tahun berikutnya; Melakukan pembukuan secara tertib;
Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan
masyarakat; Memasang spanduk di sekolah terkait kebijakan
pendidikan bebas pungutan; Sekolah negeri wajib melaporkan hasil pembelian
Tugas Tim BOS Sekolah (lanjutan)
Menandatangani surat pernyataan tanggung jawab
yang menyatakan bahwa BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS; Mengusulkan daftar nama penerima BSM atau KIP
kepada Tim BOS Kabupaten/Kota.
Tugas Tim BOS Sekolah
Memastikan akurasi data yang dilaporkan;
Menginformasikan secara tertulis rekapitulasi
penerimaan dan penggunaan dana BOS kepada orang tua peserta didik; Bersedia diaudit oleh lembaga yang berwenang
terhadap seluruh dana yang dikelola sekolah; Dilarang bertindak menjadi distributor atau
pengecer buku kepada peserta didik;
Proses Pendataan di Sekolah
Kepala Sekolah menunjuk penanggung jawab
Dapodik diantara guru atau pegawai tata usaha, atau pegawai yang selama ini membantu pengelolaan dana BOS (khususnya untuk SD); Sekolah menggandakan formulir data pokok
pendidikan sesuai dengan kebutuhan; Sekolah melakukan sosialisasi ke seluruh peserta
didik, pendidik dan tenaga kependidikan tentang
Proses Pendataan di Sekolah (lanjutan)
Sekolah membagi formulir kepada individu yang
bersangkutan untuk diisi secara manual; Sekolah memverifikasi kelengkapan dan kebenaran/
kewajaran data; Penanggung jawab pendataan memasukkan/meng-
update data ke sistem Dapodik secara online;
Sekolah harus selalu mem-backup secara lokal data
yang telah diunggah; Formulir yang telah diisi harus disimpan di sekolah
Proses Pendataan di Sekolah (lanjutan)
Melakukan update data secara rutin ketika ada
perubahan data, minimal satu kali tiap semester; Data dari sekolah tersebut akan menjadi dasar
kebijakan program dari Pemerintah; Sekolah dapat berkonsultasi dengan dinas
pendidikan setempat untuk memastikan data yang di-input sudah masuk ke dalam sistem Dapodik; Tim BOS Kab/Kota bertanggung jawab terhadap
proses pendataan bagi sekolah yang mengalami
Mekanisme Penetapan Alokasi
Tim BOS Kab/Kota mengontrol kesesuaian data
jumlah peserta didik riil di sekolah dan di Dapodik; Tim BOS Kab/Kota bersama Tim BOS Provinsi dan
Tim BOS Pusat melakukan rekonsiliasi data jumlah peserta didik tiap sekolah di awal TA baru untuk persiapan pengalokasian BOS; Atas dasar data jumlah peserta didik tiap sekolah
dari Dapodik, Kemdikbud menyampaikan usulan
Mekanisme Penetapan Alokasi (lanjutan)
Alokasi BOS tiap provinsi tersebut dalam satu tahun
anggaran ditetapkan berdasarkan data jumlah peserta didik tahun pelajaran yang sedang berjalan ditambah dengan perkiraan pertambahan jumlah peserta didik tahun pelajaran baru; Kementerian Keuangan menetapkan alokasi BOS tiap
provinsi melalui Peraturan Presiden setelah Kementerian Keuangan usulan dari Kementerian
Mekanisme Penetapan Alokasi (lanjutan)
Alokasi dana BOS yang diterima oleh sekolah
didasarkan Dapodik, sehingga sekolah yang tidak mengisi Dapodik tidak dialokasikan dana BOS; Sekolah yang belum terdaftar dalam Dapodik harus
segera berkoordinasi dengan Tim BOS Kab/Kota, Tim Dapodik Kab/Kota dan Tim Dapodik Pusat; Alokasi dana BOS tiap sekolah ditetapkan oleh
Kemdikbud melalui SK Direktur Jenderal Pendidikan
Mekanisme Penetapan Alokasi (lanjutan)
Alokasi BOS tiap sekolah di tiap triwulan didasarkan
data Dapodik dengan ketentuan berikut:
Triwulan 1 (Januari-Maret) didasarkan pada Dapodik
- tanggal 30 Nopember 2014; Triwulan 2 (April-Juni) didasarkan pada Dapodik
- tanggal 15 Februari 2015; Triwulan 3 (Juli-September) didasarkan pada Dapodik >tanggal 15 Mei 2015;
Triwulan 4 (Oktober-Desember) didasarkan pada
Penetapan Alokasi Penyaluran Tiap Triwulan
Sekolah yang mendapatkan alokasi BOS adalah
sekolah yang sudah tercantum dalam data base Dapodik saat pengambilan data sebelum penyaluran dana BOS di awal triwulan. Besar alokasi dana BOS sekolah adalah sesuai dengan jumlah data peserta didik yang ada pada Dapodik saat pengambilan data; Sekolah yang tidak tercantum dalam data base
Dapodik tidak akan mendapatkan alokasi pada saat
Penetapan Alokasi Penyaluran (lanjutan)
Tiap minggu ke-2 pada bulan ke-2 triwulan berjalan,
Kemdikbud akan melakukan pengambilan data jumlah peserta didik di tiap sekolah dari Dapodik untuk kepentingan:
Menghitung kelebihan dana BOS yang diterima sekolah
- pada saat penyaluran yang dilakukan di awal triwulan. Kelebihan penyaluran ini akan dikompensasikan pada penyaluran dana BOS di triwulan berikutnya;
Penetapan Alokasi Penyaluran (lanjutan)
Menghitung kekurangan dana BOS yang diterima
- sekolah pada saat penyaluran di awal triwulan. Kekurangan penyaluran ini (termasuk sekolah yang
pada penyaluran di awal triwulan tidak mendapatkan
alokasi karena belum tercantum dalam data baseDapodik) akan ditambahkan melalui pencairan dana
cadangan/buffer yang ada di RKUN;Sebagai dasar penetapan alokasi BOS di tiap sekolah
- untuk penyaluran dana BOS triwulan berikutnya;
Penetapan Alokasi Penyaluran (lanjutan)
Khusus untuk triwulan 3, pengambilan data pada
pertengahan triwulan diundur menjadi minggu ke-3
bulan ke-3. Hal ini terpaksa dilakukan karena harus
menunggu selesainya proses update data jumlah peserta didik tahun pelajaran baru pada Dapodik yangdilakukan oleh sekolah. Oleh karena itu, perhitungan
lebih/kurang penyaluran dana BOS triwulan 3 digabungkan pada saat perhitungan lebih kurang penyaluran dana BOS triwulan 4
Penyaluran Dana Dari RKUN ke RKUD untuk Daerah Tidak Terpencil
Triwulan I dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja pada awal bulan Januari 2015; Triwulan II dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja pada awal bulan April 2015; Triwulan III dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja pada awal bulan Juli 2015; Triwulan IV dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja pada awal bulan Oktober 2015.
Penyaluran Dana Dari RKUN ke RKUD untuk Daerah Terpencil
Semester I dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja pada awal bulan Januari 2015, bersamaan dengan penyaluran triwulan I untuk daerah tidak terpencil; Semester II dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja pada awal bulan Juli 2015, bersamaan dengan penyaluran triwulan III untuk daerah tidak terpencil.
Penyaluran dari RKUD ke Rekening Sekolah
Bendahara Umum Daerah (BUD) harus menyalurkan
dana BOS ke rekening sekolah paling lambat 7 hari kerja setelah dana diterima di RKUD Provinsi.
Ketentuan Terkait Penyaluran Dana ke Sekolah
Jika ada peserta didik pindah sekolah setelah
pencairan dana tersebut masih hak sekolah asal, dan revisi jumlah peserta didik baru diberlakukan pada pencairan triwulan berikutnya; Bilamana terdapat sisa dana di sekolah pada akhir
tahun anggaran, dana tersebut tetap milik sekolah dan digunakan untuk kepentingan sekolah; Jika terjadi kelebihan salur ke sekolah akibat
kesalahan data, maka kelebihan tersebut
(lanjutan)
Ketentuan Terkait Penyaluran
Jika terjadi kekurangan salur ke sekolah, maka
kekurangan tersebut harus dilaporkan ke Tim BOS Provinsi melalui Tim BOS Kab/Kota. Bila dana BOS di BUD masih mencukupi, kekurangan salur dapat langsung diselesaikan. Apabila dana di BUD tidak mencukupi, maka Tim BOS Provinsi mengajukan laporan kekurangan kepada Tim BOS Pusat melalui laporan BOS-K9 paling lambat akhir minggu ke-2
Pengambilan Dana oleh Sekolah
Diambil oleh bendahara atas persetujuan Kepala
Sekolah sesuai kebutuhan sebagaimana tertuang dalam RKAS, dengan menyisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku. Pengambilan dana tidak diharuskan melalui sejenis
rekomendasi/persetujuan dari pihak manapun; Dana BOS harus diterima secara utuh oleh sekolah,
tidak boleh ada potongan atau pungutan apapun dengan alasan apapun, oleh pihak manapun;
Penggunaan Dana
Pengembangan perpustakaan
Wajib membeli buku teks pelajaran kurikulum 2013
- (SD kelas 1, 2, 3, dan 6, SMP kelas 9) bagi peserta didik dan guru. Membeli kekurangan buku teks pelajaran kurikulum
- 2013 atau mengganti buku yang rusak di kelas lainnya. Membeli buku teks pelajaran kurikulum 2013 untuk
peserta didik sebagai cadangan yang disimpan di
perpustakaan sebanyak 5% dari jumlah peserta didik.
Penggunaan Dana
(lanjutan)
- Langganan publikasi berkala
- Akses informasi online
- Pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan
- Peningkatan kompetensi tenaga pustakawan
- Pengembangan database perpustakaan
- Pemeliharaan perabot perpustakaan
- Pemeliharaan dan pembelian AC perpustakaan
Penggunaan Dana
Penerimaan peserta didik baru
(lanjutan)
- Administrasi pendaftaran
- Penggandaan formulir Dapodik
- Administrasi pendaftaran
- Pendaftaran ulang
Biaya pemasukan, validasi, pemutakhiran data dan
pengiriman data pokok pendidikan- Pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan
- Penyusunan RKS/RKAS
Penggunaan Dana
Pembelajaran dan ekstra kurikuler
(lanjutan)
PAKEM (SD) dan Pembelajaran Kontekstual (SMP)
- Pengembangan pendidikan karakter
- Pembelajaran remedial dan pengayaan
- Pemantapan persiapan ujian
- Olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka dan palang merah remaja,
- Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
- Pendidikan Lingkungan Hidup
Penggunaan Dana
(lanjutan)
Ulangan dan ujian
Ulangan harian,
- Ulangan tengah semester,
- Ulangan akhir semester/Ulangan Kenaikan Kelas
- Ujian sekolah
- Bahan habis pakai
ATK, bahan praktikum, buku induk, buku inventaris
- Minuman/makanan ringan keseharian di sekolah >Pengadaan suku cadang alat kantor
Penggunaan Dana
(lanjutan)
Langganan daya dan jasa
Listrik, air, telepon, dan internet (fixed/mobile modem)
- baik berlangganan maupun prabayar
Pembiayaan penggunaan internet termasuk untuk
- pemasangan baru Membeli genset atau jenis lainnya yang lebih cocok di
- daerah tertentu
Perawatan sekolah/rehab ringan dan sanitasi
Pengecatan, perbaikan bagian bangunan yang rusak
- Perbaikan mebeler
Penggunaan Dana
(lanjutan)
Honor bulanan guru dan tenaga kependidikan
Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM)
- Pegawai administrasi (termasuk administrasi BOS SD)
- Pegawai perpustakaan
- Penjaga Sekolah
- Satpam
- Pegawai kebersihan
- Untuk sekolah negeri maksimal 15% dari dana BOS total, dimana pengangkatan atas persetujuan Disdik Kab/Kota
Penggunaan Dana
(lanjutan)
Pengembangan profesi guru
- KKG/MGMP dan KKKS/MKKS
Menghadiri seminar yang terkait langsung dengan
peningkatan mutu pendidik dan ditugaskan oleh sekolah
Membantu peserta didik miskin yang belum menerima bantuan program lain seperti KIP
Membantu biaya/alat transportasi yg merupakan
inventaris sekolah.
Penggunaan Dana
(lanjutan)
Pembiayaan pengelolaan BOS
- Alat tulis kantor
Penggandaan, surat-menyurat, insentif bendahara
dalam rangka penyusunan laporan BOS- Biaya transportasi mengambil dana BOS di bank/pos
Pembelian dan perawatan perangkat komputer
- Desktop/workstation maks 4 (SD) dan 7 (SMP)
- Printer atau printer plus scanner maks 1 unit
- Laptop maks 1 unit seharga maks Rp 6 juta
Penggunaan Dana
Biaya lainnya (apabila seluruh komponen di atas sudah terpenuhi pembiayaannya)
(lanjutan)
Peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum
2013- Mesin ketik
- Peralatan UKS
- Pembelian meja dan kursi peserta didik jika meja dan kursi yang ada sudah rusak berat
Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan Dana
Prioritas utama adalah kegiatan operasional sekolah;
Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak boleh
menggunakan dana BOS untuk hal yang sama; Transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas
di luar kewajiban jam mengajar harus mengikuti standar Pemerintah Daerah; Bunga Bank/Jasa Giro dana BOS di rekening sekolah
menjadi milik sekolah (Surat Edaran Ditjen Perbendaharaan Nomor: S-5965/PB/2010 tanggal
Larangan Penggunaan Dana BOS
Disimpan dengan maksud dibungakan;
Dipinjamkan kepada pihak lain;
Membeli software pelaporan keuangan BOS;
Membiayai kegiatan yang bukan prioritas sekolah
dan berbiaya besar, misalnya studi banding, tur studi; Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh
UPTD Kec/Kab/Kota/Provinsi/Pusat/pihak lain, kecuali untuk membayar keikutsertaan peserta
Larangan Penggunaan Dana BOS (lanjutan)
Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta
didik yang bukan inventaris sekolah, kecuali bagi peserta didik miskin; Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
Membangun gedung/ruangan baru;
Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/alat
yang tidak mendukung proses pembelajaran;
Larangan Penggunaan Dana BOS (lanjutan)
Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber
dana lain secara penuh/wajar; Membiayai kegiatan penunjang yang tidak terkait
operasi sekolah, misalnya iuran perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan; Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar SKPD Pendidikan Provinsi/Kab/Kota
Monitoring oleh Tim BOS Pusat
Monitoring penyaluran dan penyerapan dana, kinerja
Tim BOS Provinsi dan penggunaan dana manajemen yang disediakan oleh Tim BOS Pusat dan pelaksanaan program di sekolah; Responden terdiri dari Tim BOS Provinsi, Pengelola
Keuangan Daerah, Bank Penyalur dan Sekolah; Dilaksanakan pada saat persiapan, pada saat
penyaluran dana dan pasca penyaluran dana; Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;
Monitoring penyaluran dana BOS ke sekolah
Monitoring oleh Tim BOS Provinsi
Monitoring penyaluran dana, penyerapan dana, dan
penggunaan dana di tingkat sekolah; Responden terdiri dari Tim BOS Kab/Kota, sekolah,
murid dan/atau orangtua murid dan bank penyalur; Dilaksanakan pada saat persiapan, pada saat
penyaluran dana, dan pasca penyaluran dana; Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;
Monitoring penyaluran dana BOS dari Bank Penyalur
Monitoring Tim BOS Kab/Kota
Monitoring penyaluran dana, penyerapan dana, dan
penggunaan dana di tingkat sekolah; Responden terdiri dari sekolah, peserta didik dan/
atau orang tua; Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana
dan pasca penyaluran dana; Bila terjadi permasalahan biaya monitoring,
disarankan agar monitoring dilakukan secara
Monitoring Tim BOS Kab/Kota (lanjutan)
Monitoring dapat melibatkan Pengawas Sekolah
secara terintegrasi dengan kegiatan pengawasan lainnya oleh Pengawas Sekolah; Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;
Tim BOS Kabupaten/Kota agar memanfaatkan
pengawas sekolah yang kredibel dan bertanggung jawab untuk membantu melakukan monitoring.
Laporan Sekolah
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Pembukuan (Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas,
Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak) Realisasi penggunaan dana tiap sumber dana
Rekapitulasi realisasi penggunaan dana BOS
Opname Kas dan Berita Acara Pemeriksaan Kas
Bukti pengeluaran
Laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah,
Laporan Tim BOS Kab/Kota
Rekapitulasi penggunaan dana BOS yang diperoleh
dari Tim BOS Sekolah; Penanganan Pengaduan Masyarakat, yang antara lain
berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, dan status penyelesaian.
Laporan Tim BOS Provinsi
Laporan Triwulanan (Lebih Kurang Salur)
Laporan Akhir Tahun
Penyerapan dan penggunaan dana BOS
- Penanganan pengaduan masyarakat
- Kegiatan lainnya, seperti sosialisasi, pelatihan, dan
- pengadaan
Hasil Monitoring dan Evaluasi
Laporan Tim BOS Pusat
Laporan Triwulanan (Lebih Kurang Salur)
Laporan Akhir Tahun
- Penyerapan dan penggunaan dana BOS
- Penanganan pengaduan masyarakat
- Kegiatan lainnya, seperti sosialisasi, pelatihan, dan pengadaan
- Hasil Monitoring dan Evaluasi
Pengawasan Program BOS
Pengawasan Melekat yang dilakukan oleh pimpinan
masing-masing instansi; Pengawasan Fungsional Internal oleh Inspektorat
Jenderal Kemdikbud serta Inspektorat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota; Pengawasan oleh BPKP melalui audit atas
permintaan instansi yang akan diaudit.
Pemeriksaan oleh BPK sesuai dengan kewenangan.
Pengawasan masyarakat dalam rangka transparansi
Selesai