Berpikir PROFIL BERPIKIR SISWA DALAM MENGKONSTRUK BUKTI GEOMETRI SEBAGAI PROSEP BERDASARKAN TEORI GRAY-TALL.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id prinsip, dan teorema serta menuliskannya dalam bentuk pembuktian lengkap pembuktian langsung atau tak langsung. Pembuktian pada dasarnya adalah membuat serangkaian deduksi dari asumsi premis atau aksioma dan hasil-hasil matematika yang sudah ada lemma atau teorema untuk memperoleh hasil-hasil penting dari suatu persoalan matematika. 18 Adapun kemampuan mengkontruksi bukti matematika oleh Sumarmo disajikan pada Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Kemampuan mengonstruk bukti matematika dari Sumarmo Variabel Indikator Jenis Ukur Kode Kemampuan mengonstru k bukti matematika 1. Mengidentifikasi apa yang menjadi data dari pernyataan Lisan Tulis M 1 2. Mengidentifikasi apa yang menjadi conclusion dari pernyataan Tulis M 2 3. Menyatakan keterkaitan diantara data dengan konklusi dengan menunjukkan suatu warrant aturan Lisan Tulis M 3 4. Membuat dugaan mengenai konsep kunci yang menjembatani antara data dan konklusi konjektur Lisan M 4 5. Mengetahui aturan-aturan penarikan kesimpulan dari fakta-fakta yang diberikan atau diperoleh secara kritis kaidah inferensi Lisan Tulis M 5 18 I Made Arnawa. Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa dalam Memvalidasi Bukti pada Aljabar Abstrak melalui Pembelajaran Berdasarkan Teori APOS. Jurnal Matematika dan Sains, Juni 2009, vol. 14 no. 2, 64 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dalam penelitian ini, indikator kemampuan mengkonstruk bukti geometri disusun dengan modifikasi indikator kemampuan mengkonstruk bukti matematika oleh Sumarmo pada Tabel 2.1 di atas. Ada beberapa indikator yang mendukung kemampuan mengkontruksi bukti. Pertama, yaitu mampu mengidentifikasi apa yang menjadi fakta dalam pembuktian geometri. Artinya adalah siswa mengetahui apa saja yang menjadi modal awal untuk membuktikan dengan kaidah pembuktian yang logis matematis. Kedua, mampu membuat konjektur sebagai hipotesis dalam pembuktian. Konjektur juga diartikan sebagai membuat dugaan mengenai gagasan utama dalam pembuktian. Ketiga, mampu menunjukkan aturanwarrant sebagai hal yang menjembatani pernyatan dan kesimpulan. Aturan dalam hal ini yaitu aksioma dan teorema matematika yang sah. Keempat, mampu mengidentifikasi apa yang menjadi kesimpulan dalam pembuktian geometri tersebut. Kesimpulanconclusion ini sebagai langkah terakhir dalam pembuktian yang merupakan hasil dari proses pembuktian. Kelima, mampu mengetahui aturan-aturan penarikan kesimpulan dari proses pembuktian geometri yang logis. Dengan kata lain, susunan pembuktian geometri dan aturan harus sesuai dan jelas.

D. Prosep Proses dan Konsep

Prosep merupakan campuran proses, konsep, dan simbol yang menyatakan proses dan konsep tersebut. Gray dan Tall menjelaskan bahwa “An elementary procept is the amalgam of three components: a process which produces a mathematical object, and a symbol which is used to represent either process or object .….. A procept consists of a collection of elementary procepts which have the same object ”. 19 Sebuah prosep dasar adalah campuran dari tiga komponen. Sebuah proses yang menghasilkan objek matematika dan sebuah simbol yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah proses atau objek. Prosep memuat suatu koleksi dari prosep dasar 19 E.Gray, and D.Tall, “ Duality, Ambiguity and Flexilbility: A Proceptual View of Simple Arithmetics .” 1994.Vol 26 2 hal 115-141.