Batasan Masalah Beton PENDAHULUAN

2. Mengetahui pengaruh dari penggunaan OPC Ordinary Portland Cement tipe I dibandingkan dengan PCC Portland Composite Cement terhadap kuat lentur beton mutu tinggi dengan faktor air semen fas 0,36 dan 0,39. 3. Mengetahui kualitas penggunaan OPC Ordinary Portland Cement tipe I dengan PCC Portland Composite Cement.

D. Batasan Masalah

Masalah pada penelitian ini dibatasi pada analisis pengaruh penggunaan OPC Ordinary Portland Cement tipe I dan semen PCC Portland Composite Cement terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton mutu tinggi dengan menggunakan metode ACI American Concrete Institute C 211. Beberapa batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Beton mutu tinggi dengan faktor air semen fas 0,36 dan 0,39. 2. Dimensi benda uji berupa silinder beton dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Benda uji silinder tersebut digunakan untuk pengujian kuat tekan beton mutu tinggi fas 0,36 dan 0,39 pada umur 14, 28, dan 56 hari dengan jumlah benda uji sebanyak 72 buah. 3. Benda uji berupa balok dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 15 cm. Benda uji balok tersebut digunakan untuk pengujian kuat lentur beton mutu tinggi fas 0,36 dan 0,39 pada umur 14, 28, dan 56 hari dengan jumlah benda uji sebanyak 72 buah. 4. Metode perencanaan mix design menggunakan metode ACI American Concrete Institute C 211 dengan slump rencana 25 - 50 mm, ukuran agregat maksimum sebesar 12,5 mm. 5. Bahan tambahan yang digunakan pada campuran adukan beton adalah superplasticizer sebanyak 1,2 dari berat semen dan silica fume sebanyak 10 dari berat semen. 6. Perawatan benda uji curing dilakukan dengan cara perendaman di dalam bak yang berisi air tawar. 7. Alat uji tekan berupa CTM Compression Testing Machine dengan kapasitas beban maksimum 300 ton dan kecepatan pembebanan sebesar 0,14 – 0,34 MPadetik. 8. Alat uji lentur berupa FTM Flexural Testing Machine menghasilkan beban dengan kecepatan kontinu dalam satu kali gerakan tanpa menimbulkan efek kejut dan mempunyai ketelitian pembacaan maksimum 0,5 kN.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan referensi mengenai kualitas semen jenis OPC Ordinary Portland Cement dan semen jenis PCC Portland Composite Cement dari merek Padang. 2. Memberikan referensi mengenai pengaruh antara penggunaan semen jenis OPC Ordinary Portland Cement dengan semen jenis PCC Portland Composite Cement terhadap kuat tekan beton mutu tinggi. 3. Memberikan referensi mengenai pengaruh antara penggunaan semen jenis OPC Ordinary Portland Cement dengan semen jenis PCC Portland Composite Cement terhadap kuat lentur beton mutu tinggi . 4. Memberikan referensi mengenai pengaruh antara penggunaan semen jenis OPC Ordinary Portland Cement dengan semen jenis PCC Portland Composite Cement terhadap penggunaan faktor air semen fas 0,36 dan 0,39.

5. Memberikan referensi kepada pelaksana bangunan dalam mengawasi dan

melaksanakan perawatan curing beton mutu tinggi, maupun bagi peneliti yang akan melakukan penelitian untuk objek yang sama .

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Beton

Secara umum beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari air, semen portland, agregat halus, dan agregat kasar, yang bersifat keras seperti batuan Tjokrodimuljo,2012. Beberapa sifat beton yang sering dipakai antara lain : 1. Kekuatan Beton bersifat getas, sehingga mempunyai kuat tekan tinggi namun kuat tariknya rendah. Kuat tekan beton biasanya berhubungan dengan sifat-sifat lain, maksudnya bila kuat tekannya tinggi, umumnya sifat-sifat yang lain juga baik. Berdasarkan kuat tekan beton dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang terdapat pada Tabel 1. Tabel 1.Beberapa jenis beton menurut kuat tekannya Jenis beton Kuat tekan Beton sederhana sampai 10 MPa Beton normal 15 - 30 MPa Beton pra tegang 30 - 40 MPa Beton kuat tekan tinggi 40 - 80 MPa Beton kuat tekan sangat tinggi 80 MPa Sumber : Tjokrodimuljo,2012 Beton sederhana dipakai untuk pembuatan bagian-bagian non-struktur, misalnya perkerasan lantai, dinding bukan penahan beban, dan sebagainya. Beton jenis ini kuat tekannya dibawah 10 MPa. 9 Beton normal dipakai untuk struktur beton bertulang, bagian-bagian struktur penahan beban, misalnya kolom, balok, dinding yang menahan beban, dan sebagainya. Kuat tekan beton normal berkisar antara 15 MPa - 30 MPa. Khusus untuk struktur beton yang berada di daerah gempa, kuat tekannya minimum 20 MPa. Beton prategang untuk balok prategang, yaitu balok dengan baja tulangan yang ditarik ditegangkan dulu sebelum diberi beban. Kuat tekan beton ini berkisar antara 30 MPa - 40 MPa. Biasanya digunakan untuk balok jembatan dan balok gedung dengan bentang agak panjang sekitar 35 meter, tiang pancang, dan sebagainya. Beton kuat tekan tinggi dan sangat tinggi dipakai pada struktur khusus, misalnya bantalan rel kereta api, tiang pancang, balok, dan kolom pada gedung bertingkat sangat banyak. 2. Berat jenis Beton normal yang dibuat dengan agregat normal pasir dan kerikil normal berat jenisnya antara 2,5 - 2,7 mempunyai berat jenis sekitar 2,3 - 2,4. Apabila dibuat dengan pasir atau kerikil yang ringan atau diberikan rongga udara maka berat jenis beton dapat berkurang dari 2,0. Jenis-jenis beton menurut berat jenisnya dan macam-macam pemakaiannya dapat dilihat pada Tabel 2. 10 Tabel 2.Berat jenis beton menurut jenisnya Jenis beton Berat jenis Pemakaian Beton sangat ringan 1,00 non struktur Beton ringan 1,00 - 2,00 struktur ringan Beton normal 2,30 - 2,40 struktur Beton berat 3,00 perisai sinar X Sumber : Tjokrodimuljo,2012 3. Modulus elastis Modulus elastisitas beton tergantung pada modulus elastisitas agregat dan pastanya. Dalam perhitungan struktur boleh diambil modulus beton sebagai berikut : Ec = Wc 1,5 .0,043 √�′� ; untuk Wc = 1,5 - 2,5 Ec = 4700 √�′� ; untuk beton normal Dengan : Ec = Modulus elastisitas beton, MPa Wc = Berat jenis beton f’c = kuat tekan beton, MPa 4. Kerapatan air Pada bangunan tertentu beton diharapkan dapat rapat air kedap air agar tidak bocor, misalnya plat atap, dinding basement dan sebagainya. Selain itu juga untuk mencegah terjadinya karat pada baja tulangan, diperlukan beton yang rapat air. Beton rapat air kedap air ialah beton yang sangat padat sehingga air tidak dapat meresap ke dalamnya atau rembes melalui pori-pori dalam beton. 11 Pembuatan beton kedap air Spesifiasi Beton Bertulang Kedap Air, SNI-03- 2941-1992 dapat diusahakan dengan cara : a. Menambah butiran pasir halus yaitu semen dan pasir yang lebih kecil dari 0,30 mm sampai sekitar 400 - 520 kg per meter kubik beton. b. Menambah jumlah semen sampai sekitar 280 - 380 kg per meter kubik beton. c. Faktor air semen maksimum 0,45-0,50 tergantung kedap air tawar, atau kedap air payau air laut d. Memakai jenis semen portland tertentu tergantung kedap air tawar, atau kedap air payau air laut 5. Susutan pengerasan Volume beton setelah keras sedikit lebih kecil daripada volume beton sewaktu masih lunak beton segar, karena pada waktu mengeras mengalami sedikit susut karena peristiwa penguapan air. Bagian yang susut adalah pastanya, karena agregat tidak berubah volume. Oleh karena itu, semakin banyak pastanya semakin besar susutan betonnya. Sedangkan pasta itu sendiri, semakin besar faktor air-semen semakin besar susutannya. Susutan beton sekitar 2.10 -3 dan pastanya sekitar 6.10 -3 . 6. Ketahanan terhadap ausan, cuaca, zat kimia Pada bangunan tertentu beton khusus diharapkan dapat tahan terhadap ausan, abrasi, atau erosi, misalnya pada lapisan perkerasan jalan raya, 12 landasan pesawat udara, permukaan bendung, dinding dan dasar saluran air, dasar terjunan air, dan sebagainya.

B. Semen Portland