Efektifitas Penambahan Zeolit Terhadap Kinerja Filter Air Dalam Sistem Resirkulasi Pada Pemeliharaan Ikan Arwana Sceleropages Formosus Di Akuarium

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir Skirpsi ini.

Bogor, Januari 2009

ADITYA PRIMA YUDHA
C14104024

Efektifitas Penambahan Zeolit terhadap Kinerja Filter
Air dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Ikan Arwana
di Akuarium.
Ikan arwana
merupakan salah satu ikan hias air
tawar asli Indonesia. Sebagai ikan hias, arwana biasa dipelihara dalam akuarium.
Masalah yang sering dihadapi pada pemeliharaan arwana demikian adalah
menurunnya kualitas air pemeliharaan. Untuk mengatasi masalah digunakan

filter air. Penggunaan zeolit pada filter sebanyak 0,6 kg diduga belum optimal
untuk perbaikan kualitas air dalam akuarium. Hal ini dapat terlihat dari tingginya
amoniak dan tidak stabilnya pH air (menurun dengan cepat hingga 5). Oleh
karena itu diperlukan penambahan zeolit dan penelitian untuk mengetahui jumlah
zeolit yang optimal sebagai filter air dalam akuarium. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit pada filter air terhadap beberapa
peubah fisika kimia air media pemeliharaan ikan arwana dalam akuarium. Dari
pengaruh tersebut dapat dievaluasi efektifitas sistem resirkulasi filtrasi pada
pemeliharaan ikan arwana dalam akuarium terhadap parameter pertumbuhan
panjang dan bobot, kelangsungan hidup,dan efisiensi. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan
3 perlakuan diulang masing;masing 3 kali ulangan.
Tiga perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu penambahan
zeolit sebanyak 0.6; 1.2; dan 1.8 kg pada filter air yang terdiri dari kapas, arang
aktif,
dan
. Sebanyak 27 ekor ikan arwana dengan bobot rata;
rata 478.0 gram dan panjang total rata;rata 36.4 cm dipelihara dalam akuarium
berukuran 118x57.5x49.5 cm selama 28 hari. Ikan diberi pakan berupa katak
sawah (

) satu kali sehari sebanyak 12;20 gram secara
.
Penyifonan dilakukan setiap hari pada 08.00;10.00 WIB. Penggantian air
dilakukan setiap dua hari sekali, dengan volume sebanyak 67.9 liter (10 cm).
Pengukuran bobot dan panjang ikan dilakukan pada saat awal tebar dan akhir
dari pemeliharaan. Air contoh yang diambil dari akuarium diukur di laboratorium.
Peubah pH diukur setiap hari yaitu pada 04.00, dan 18.00 WIB, sedangkan untuk
amoniak total dan H2S diukur setiap dua hari sekali pada pukul 04.00 dan 18.00.
Pengamatan suhu dilakukan setiap 04.00, 11.00 dan 18.00 WIB.
Dari penelitian ini diketahui bahwa semakin banyak zeolit yang digunakan,
kualitas air pemeliharaan juga cenderung lebih baik. Hasil terbaik terdapat pada
perlakuan zeolit 1,8 kg. Nilai amoniak tiap perlakuan di minggu terakhir
pemeliharaan adalah 0,6 kg zeolit = 0,0 mg/l, 1,2 kg zeolit = 0,0 mg/l dan 1,8 kg
zeolit = 0,0 mg/l. Nilai hidrogen sulfida tiap perlakuan di minggu terakhir masa
pemeliharaan adalah 0,6 kg zeolit = 0,0044 mg/l, 1,2 kg zeolit = 0,0046 mg/l, 1,8
kg zeolit = 0,0036 mg/l. Penambahan jumlah zeolit tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap pertumbuhan bobot dan panjang, tingkat kelangsungan
hidup dan efisiensi pakan ikan arwana

.


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Judul Skripsi

: Efektifitas Penambahan Zeolit terhadap Kinerja Filter Air
dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Ikan
Arwana
di Akuarium

Nama Mahasiswa

: Aditya Prima Yudha

Nomor Pokok

: C14104024


Disetujui
Komisi Pembimbing

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

& ' (#$ #$
NIP. 132169277

!"#$%
$
NIP. 131841732

Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

)
"#

*
NIP. 131578799

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia;
Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak Mei 2008 sampai dengan Agustus 2008 ini
adalah Sistem dan Teknologi Budidaya, dengan judul Efektifitas Penambahan
Zeolit terhadap Kinerja Filter Air dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan
Ikan Arwana

di Akuarium.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada :
1. Bapak Irzal Effendi, M.Si. selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Tatag
Budiardi selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan
dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Eddy Supriyono selaku Dosen Penguji Tamu yang telah
memberikan banyak masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Milwan D. Patria, Bapak Moses, Bang Ikbal, Mas Ledi dan Mas

Anjar dan staf riset dan pengembangan PT Inti Kapuas International yang
telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan kepada penulis
dalam melakukan penelitian.
4. Ayahanda Drs. Hendra Suryono dan Ibunda Dra. Esti Handayani serta
Adik;adik, Rara Merinda Puspitasari, Eliza Triananda dan Anantya
Khrisna Seta atas doa, dukungan dan kasih sayang yang diberikan.
5. Muhammad Firdaus, Arbain Joko Pamungkas, Yudhi amrial, Basuki
Setiawan, Rino Kusuma Ardhani, Agung Setiaji, Aquatech’ers dan teman;
teman BDP 41 atas pertemanan dan kekeluargaannya.
6. Emilea Yavanica atas doa dan dukungan serta kebersamaan dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh staf BDP atas bantuan yang diberikan.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi Penulis dan juga
bagi semua pihak yang memerlukan informasi yang berhubungan dengan tulisan
ini.
Bogor, Januari 2009

#$&*

$+


(#,

Penulis dilahirkan di kota Bandarjaya, Kabupaten Lampung Tengah,
Propinsi Lampung, pada Kamis 6 Maret 1986, sebagai anak pertama dari empat
bersaudara pasangan Hendra Suryono dan Esti Handayani.
Penulis memulai pendidikan di SDK 3 Bandarjaya lulus pada 1998,
kemudian 1998 penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Terbanggi Besar dan
lulus pada 2001. Pada 2001 penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1
Terbanggi Besar dan lulus pada 2004. Penulis diterima menjadi mahasiswa
Departemen Budidaya Perairan, Program Studi Teknologi dan Manajemen
Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor pada
2004 melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama perkuliahan, antara
2006;2007 penulis aktif dalam kegiatan mahasiswa yaitu Himpunan Mahasiswa
Akuakultur (HIMAKUA) sebagai anggota Departemen Kewirausahaan.
Dalam usaha menambah wawasan dan pengalaman dalam bidang akuakultur,
penulis pernah melaksanakan praktek lapang di Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut Lampung pada 2006, kemudian penulis juga melaksanakan
Praktek Pembesaran Tiram Mutiara (
Abalone (


) dan Praktek Pembenihan

) di Balai Budidaya Laut Lombok pada 2007. Tugas

akhir yang ditempuh di perguruan tinggi ini diselesaikan dengan menulis skripsi
yang berjudul -

Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

x
xi
xii

I.

PENDAHULUAN .................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Tujuan Penelitian ...........................................................................

1
1
2

II.

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
2.1 Biologi Ikan Arwana
.................................
2.2 Budidaya ikan arwana ...................................................................
2.2.1 Budidaya di Kolam.................................................................
2.2.2 Budidaya di Bak...................................................... ...............
2.2.3 Budidaya di Akuarium ...........................................................

3
3
6

6
7
7

2.3 Kualitas Air untuk Pemeliharaan Ikan Arwana dalam Akuarium .....
2.4. Filter Air .........................................................................................
2.4.1 Fisik.......................................................................................
2.4.2 Kimia .....................................................................................
2.4.3 Biologi ...................................................................................

8
9
9
9
10

2.5 Parameter Kimia Air dalam Akuarium .............................................
2.6 Kegunaan Zeolit sebagai Filter Air ..................................................

10

14

III.

METODE PENELITIAN .......................................................................
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian .................................
3.2 Rancangan Percobaan dan Rancangan Perlakuan .......................
3.3 Persiapan Wadah dan Filter ..........................................................
3.4 Pemeliharaan Ikan .........................................................................
3.5 Pengambilan Contoh .....................................................................

16
16
16
16
20
20

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................
4.1 Hasil .............................................................................................
4.1.1 Fisika Kimia Air .....................................................................
4.1.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak ...............................................
4.1.3 Laju Pertumbuhan Robot Harian ...........................................
4.1.4 Kelangsungan Hidup.............................................................
4.1.5 Efisiensi Pakan .....................................................................
4.2 Pembahasan ................................................................................

24
24
24
27
29
30
30
31

V.

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................

36
38

+ "
1. Persentase kelarutan amonia tak terionisasi dalam air pada suhu dan
pH yang berbeda (Boyd, 1982) ..............................................................

11

2. Persentase hidrogen sulfida terhadap sulfida total pada berbagai pH
dan suhu (Boyd, 1990) ............................................................................

13

3. Tahapan kegiatan penelitian Efektifitas Penambahan Zeolit terhadap
Kinerja Filter Air dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Ikan
Arwana
di Akuarium ..........................................

16

3. Metode pengukuran kualitas air selama masa pemeliharaan ikan
arwana
yang diberi perlakuan penambahan
zeolit 0.6, 1.2 dan 1.8 kg ........................................................................

23

4. Kualitas air sebelum dan sesudah melewati talang filter akuarium
pemeliharaan arwana Sceleropages formosus dengan perlakuan
penambahan zeolit 0.6, 1.2 dan 1.8 kg ...................................................

24

5. Jumlah pakan total ikan arwana

yang

dihabiskan tiap minggu selama masa pemeliharaan ...............................

33

+ "
1. Ikan arwana

......................................................

3

2. Sebaran ikan arwana di dunia .................................................................

6

3. Penyusunan komponen filter air yang digunakan untuk pemeliharaan
ikan arwana
dalam akuarium . ..........................

18

4. Arah aliran air dan proses filtrasi air pada talang filter akuarium
pemeliharaan ikan arwana

18

5. Proses filtrasi air pada talang filter akuarium pemeliharaan ikan arwana
..........................................................................

19

6. Akuarium pemeliharaan ikan arwana

. ..............

19

7. Fluktuasi nilai amoniak tiap minggu selama 28 hari masa pemeliharaan
ikan arwana
........................................................

25

8. Fluktuasi nilai TAN tiap minggu selama 28 hari masa pemeliharaan ikan
arwana

25

9. Fluktuasi nilai hidrogen sulfida tiap minggu selama 28 hari masa
pemeliharaan ikan arwana

26

10. Fluktuasi nilai pH tiap minggu selama 28 hari masa pemeliharaan ikan
arwana

27

11. Fluktuasi nilai

DO

di

akhir masa pemeliharaan ikan

arwana
28

12. Fluktuasi nilai karbondioksida di akhir masa pemeliharaan ikan arwana
28
13. Pertumbuhan panjang mutlak (cm) ikan arwana
dipelihara dengan jumlah zeolit filter 0,6, 1,2 dan 1,8 kg selama 28 hari .

29

14. Laju pertumbuhan bobot harian (%) ikan arwana
dipelihara dengan jumlah zeolit filter 0,6, 1,2 dan 1,8 kg selama 28 hari .

29

15. Kelangsungan hidup (%) ikan arwana
dipelihara
dengan jumlah zeolit filter 0,6, 1,2 dan 1,8 kg selama 28 hari .................

30

16. Efisiensi pakan (%) ikan arwana
dipelihara
dengan jumlah zeolit filter 0,6, 1,2 dan 1,8 kg selama 28 hari. ................

31

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir Skirpsi ini.

Bogor, Januari 2009

ADITYA PRIMA YUDHA
C14104024

Efektifitas Penambahan Zeolit terhadap Kinerja Filter
Air dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Ikan Arwana
di Akuarium.
Ikan arwana
merupakan salah satu ikan hias air
tawar asli Indonesia. Sebagai ikan hias, arwana biasa dipelihara dalam akuarium.
Masalah yang sering dihadapi pada pemeliharaan arwana demikian adalah
menurunnya kualitas air pemeliharaan. Untuk mengatasi masalah digunakan
filter air. Penggunaan zeolit pada filter sebanyak 0,6 kg diduga belum optimal
untuk perbaikan kualitas air dalam akuarium. Hal ini dapat terlihat dari tingginya
amoniak dan tidak stabilnya pH air (menurun dengan cepat hingga 5). Oleh
karena itu diperlukan penambahan zeolit dan penelitian untuk mengetahui jumlah
zeolit yang optimal sebagai filter air dalam akuarium. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit pada filter air terhadap beberapa
peubah fisika kimia air media pemeliharaan ikan arwana dalam akuarium. Dari
pengaruh tersebut dapat dievaluasi efektifitas sistem resirkulasi filtrasi pada
pemeliharaan ikan arwana dalam akuarium terhadap parameter pertumbuhan
panjang dan bobot, kelangsungan hidup,dan efisiensi. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan
3 perlakuan diulang masing;masing 3 kali ulangan.
Tiga perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu penambahan
zeolit sebanyak 0.6; 1.2; dan 1.8 kg pada filter air yang terdiri dari kapas, arang
aktif,
dan
. Sebanyak 27 ekor ikan arwana dengan bobot rata;
rata 478.0 gram dan panjang total rata;rata 36.4 cm dipelihara dalam akuarium
berukuran 118x57.5x49.5 cm selama 28 hari. Ikan diberi pakan berupa katak
sawah (
) satu kali sehari sebanyak 12;20 gram secara
.
Penyifonan dilakukan setiap hari pada 08.00;10.00 WIB. Penggantian air
dilakukan setiap dua hari sekali, dengan volume sebanyak 67.9 liter (10 cm).
Pengukuran bobot dan panjang ikan dilakukan pada saat awal tebar dan akhir
dari pemeliharaan. Air contoh yang diambil dari akuarium diukur di laboratorium.
Peubah pH diukur setiap hari yaitu pada 04.00, dan 18.00 WIB, sedangkan untuk
amoniak total dan H2S diukur setiap dua hari sekali pada pukul 04.00 dan 18.00.
Pengamatan suhu dilakukan setiap 04.00, 11.00 dan 18.00 WIB.
Dari penelitian ini diketahui bahwa semakin banyak zeolit yang digunakan,
kualitas air pemeliharaan juga cenderung lebih baik. Hasil terbaik terdapat pada
perlakuan zeolit 1,8 kg. Nilai amoniak tiap perlakuan di minggu terakhir
pemeliharaan adalah 0,6 kg zeolit = 0,0 mg/l, 1,2 kg zeolit = 0,0 mg/l dan 1,8 kg
zeolit = 0,0 mg/l. Nilai hidrogen sulfida tiap perlakuan di minggu terakhir masa
pemeliharaan adalah 0,6 kg zeolit = 0,0044 mg/l, 1,2 kg zeolit = 0,0046 mg/l, 1,8
kg zeolit = 0,0036 mg/l. Penambahan jumlah zeolit tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap pertumbuhan bobot dan panjang, tingkat kelangsungan
hidup dan efisiensi pakan ikan arwana

.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Judul Skripsi

: Efektifitas Penambahan Zeolit terhadap Kinerja Filter Air
dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Ikan
Arwana
di Akuarium

Nama Mahasiswa

: Aditya Prima Yudha

Nomor Pokok

: C14104024

Disetujui
Komisi Pembimbing

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

& ' (#$ #$
NIP. 132169277

!"#$%
$
NIP. 131841732

Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

)
"#
*
NIP. 131578799

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia;
Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak Mei 2008 sampai dengan Agustus 2008 ini
adalah Sistem dan Teknologi Budidaya, dengan judul Efektifitas Penambahan
Zeolit terhadap Kinerja Filter Air dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan
Ikan Arwana

di Akuarium.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada :
1. Bapak Irzal Effendi, M.Si. selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Tatag
Budiardi selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan
dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Eddy Supriyono selaku Dosen Penguji Tamu yang telah
memberikan banyak masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Milwan D. Patria, Bapak Moses, Bang Ikbal, Mas Ledi dan Mas
Anjar dan staf riset dan pengembangan PT Inti Kapuas International yang
telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan kepada penulis
dalam melakukan penelitian.
4. Ayahanda Drs. Hendra Suryono dan Ibunda Dra. Esti Handayani serta
Adik;adik, Rara Merinda Puspitasari, Eliza Triananda dan Anantya
Khrisna Seta atas doa, dukungan dan kasih sayang yang diberikan.
5. Muhammad Firdaus, Arbain Joko Pamungkas, Yudhi amrial, Basuki
Setiawan, Rino Kusuma Ardhani, Agung Setiaji, Aquatech’ers dan teman;
teman BDP 41 atas pertemanan dan kekeluargaannya.
6. Emilea Yavanica atas doa dan dukungan serta kebersamaan dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh staf BDP atas bantuan yang diberikan.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi Penulis dan juga
bagi semua pihak yang memerlukan informasi yang berhubungan dengan tulisan
ini.
Bogor, Januari 2009

#$&*

$+

(#,

Penulis dilahirkan di kota Bandarjaya, Kabupaten Lampung Tengah,
Propinsi Lampung, pada Kamis 6 Maret 1986, sebagai anak pertama dari empat
bersaudara pasangan Hendra Suryono dan Esti Handayani.
Penulis memulai pendidikan di SDK 3 Bandarjaya lulus pada 1998,
kemudian 1998 penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Terbanggi Besar dan
lulus pada 2001. Pada 2001 penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1
Terbanggi Besar dan lulus pada 2004. Penulis diterima menjadi mahasiswa
Departemen Budidaya Perairan, Program Studi Teknologi dan Manajemen
Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor pada
2004 melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama perkuliahan, antara
2006;2007 penulis aktif dalam kegiatan mahasiswa yaitu Himpunan Mahasiswa
Akuakultur (HIMAKUA) sebagai anggota Departemen Kewirausahaan.
Dalam usaha menambah wawasan dan pengalaman dalam bidang akuakultur,
penulis pernah melaksanakan praktek lapang di Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut Lampung pada 2006, kemudian penulis juga melaksanakan
Praktek Pembesaran Tiram Mutiara (
Abalone (

) dan Praktek Pembenihan

) di Balai Budidaya Laut Lombok pada 2007. Tugas

akhir yang ditempuh di perguruan tinggi ini diselesaikan dengan menulis skripsi
yang berjudul -

Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

x
xi
xii

I.

PENDAHULUAN .................................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Tujuan Penelitian ...........................................................................

1
1
2

II.

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
2.1 Biologi Ikan Arwana
.................................
2.2 Budidaya ikan arwana ...................................................................
2.2.1 Budidaya di Kolam.................................................................
2.2.2 Budidaya di Bak...................................................... ...............
2.2.3 Budidaya di Akuarium ...........................................................

3
3
6
6
7
7

2.3 Kualitas Air untuk Pemeliharaan Ikan Arwana dalam Akuarium .....
2.4. Filter Air .........................................................................................
2.4.1 Fisik.......................................................................................
2.4.2 Kimia .....................................................................................
2.4.3 Biologi ...................................................................................

8
9
9
9
10

2.5 Parameter Kimia Air dalam Akuarium .............................................
2.6 Kegunaan Zeolit sebagai Filter Air ..................................................

10
14

III.

METODE PENELITIAN .......................................................................
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian .................................
3.2 Rancangan Percobaan dan Rancangan Perlakuan .......................
3.3 Persiapan Wadah dan Filter ..........................................................
3.4 Pemeliharaan Ikan .........................................................................
3.5 Pengambilan Contoh .....................................................................

16
16
16
16
20
20

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................
4.1 Hasil .............................................................................................
4.1.1 Fisika Kimia Air .....................................................................
4.1.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak ...............................................
4.1.3 Laju Pertumbuhan Robot Harian ...........................................
4.1.4 Kelangsungan Hidup.............................................................
4.1.5 Efisiensi Pakan .....................................................................
4.2 Pembahasan ................................................................................

24
24
24
27
29
30
30
31

V.

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................

36
38

+ "
1. Persentase kelarutan amonia tak terionisasi dalam air pada suhu dan
pH yang berbeda (Boyd, 1982) ..............................................................

11

2. Persentase hidrogen sulfida terhadap sulfida total pada berbagai pH
dan suhu (Boyd, 1990) ............................................................................

13

3. Tahapan kegiatan penelitian Efektifitas Penambahan Zeolit terhadap
Kinerja Filter Air dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Ikan
Arwana
di Akuarium ..........................................

16

3. Metode pengukuran kualitas air selama masa pemeliharaan ikan
arwana
yang diberi perlakuan penambahan
zeolit 0.6, 1.2 dan 1.8 kg ........................................................................

23

4. Kualitas air sebelum dan sesudah melewati talang filter akuarium
pemeliharaan arwana Sceleropages formosus dengan perlakuan
penambahan zeolit 0.6, 1.2 dan 1.8 kg ...................................................

24

5. Jumlah pakan total ikan arwana

yang

dihabiskan tiap minggu selama masa pemeliharaan ...............................

33

+ "
1. Ikan arwana

......................................................

3

2. Sebaran ikan arwana di dunia .................................................................

6

3. Penyusunan komponen filter air yang digunakan untuk pemeliharaan
ikan arwana
dalam akuarium . ..........................

18

4. Arah aliran air dan proses filtrasi air pada talang filter akuarium
pemeliharaan ikan arwana

18

5. Proses filtrasi air pada talang filter akuarium pemeliharaan ikan arwana
..........................................................................

19

6. Akuarium pemeliharaan ikan arwana

. ..............

19

7. Fluktuasi nilai amoniak tiap minggu selama 28 hari masa pemeliharaan
ikan arwana
........................................................

25

8. Fluktuasi nilai TAN tiap minggu selama 28 hari masa pemeliharaan ikan
arwana

25

9. Fluktuasi nilai hidrogen sulfida tiap minggu selama 28 hari masa
pemeliharaan ikan arwana

26

10. Fluktuasi nilai pH tiap minggu selama 28 hari masa pemeliharaan ikan
arwana

27

11. Fluktuasi nilai

DO

di

akhir masa pemeliharaan ikan

arwana
28

12. Fluktuasi nilai karbondioksida di akhir masa pemeliharaan ikan arwana
28
13. Pertumbuhan panjang mutlak (cm) ikan arwana
dipelihara dengan jumlah zeolit filter 0,6, 1,2 dan 1,8 kg selama 28 hari .

29

14. Laju pertumbuhan bobot harian (%) ikan arwana
dipelihara dengan jumlah zeolit filter 0,6, 1,2 dan 1,8 kg selama 28 hari .

29

15. Kelangsungan hidup (%) ikan arwana
dipelihara
dengan jumlah zeolit filter 0,6, 1,2 dan 1,8 kg selama 28 hari .................

30

16. Efisiensi pakan (%) ikan arwana
dipelihara
dengan jumlah zeolit filter 0,6, 1,2 dan 1,8 kg selama 28 hari. ................

31

+ "
1. Peta Pontianak, Kalimantan Barat ....................................................

38

2. Nilai amoniak dan pH pada media pemeliharaan ikan arwana
dengan kepadatan berbeda ........................

39

3. Panjang awal dan akhir ikan arwana
selama 28 hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan
penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ......................

40

4. Pertumbuhan panjang mutlak ikan arwana
setelah 28 hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan
penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ......................

40

5. Sidik ragam panjang mutlak ikan arwana
setelah 28 hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan
penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ......................

40

6. Bobot awal dan akhir ikan arwana
selama
28 hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan penambahan
jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ............................................

41

7. Nilai laju pertumbuhan bobot harian ikan arwana
selama 28 hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan
penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ......................

41

8. Laju pertumbuhan bobot harian rata;rata ikan arwana
selama 28 hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan
penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ......................

41

9. Sidik

ragam

laju

pertumbuhan bobot harian ikan arwana
selama 28 hari masa pemeliharaan dengan
3 perlakuan penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ...

42

10. Survival rate (kelangsungan hidup) ikan arwana
selama 28 hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan
penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ......................

42

11. Kenaikan bobot ikan arwana
selama 28
hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan penambahan jumlah
zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) .......................................................

42

12. Jumlah pakan total ikan arwana
selama 28
hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan penambahan jumlah
zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) .......................................................

42

13. Efisiensi pakan ikan arwana
selama 28 hari
masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan penambahan jumlah zeolit
(0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ...............................................................

43

14. Sidik ragam efisiensi pakan ikan arwana
selama 28 hari masa pemeliharaan dengan 3 perlakuan
penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ......................

43

15. Kisaran kualitas air selama 28 masa pemeliharaan ikan arwana
dengan 3 perlakuan penambahan jumlah
zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) .......................................................

43

16. Fluktuasi kandungan oksigen terlarut pada akhir masa
pemeliharaan ikan arwana
yang diamati
setiap 4 jam sekali (hari ke 26;28) dengan 3 perlakuan
penambahan jumlah zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg) ......................

44

17. Fluktuasi kandungan karbondioksida pada akhir masa pemeliharaan
ikan arwana
yang diamati setiap 4 jam
sekali (hari ke 26;28 ) dengan 3 perlakuan penambahan jumlah
zeolit (0,6 kg, 1,2 kg dan 1,8 kg ........................................................

44

18. Jumlah pakan total yang dihabiskan ikan arwana
setiap minggu selama masa pemeliharaan .......................

45

..

&

! / "'

Ikan Arwana

(Famili Osteoglossidae) merupakan

ikan hias air tawar yang memiliki jenis yang beragam, antara lain arwana hijau
(

), arwana merah (

) dan arwana

. Di alam ikan ini hidup di

sungai, danau, rawa dan perairan umum lain yang agak masam dan berarus
lambat hingga sedang. Ikan ini biasanya berenang dan berburu mangsanya
berupa katak dan serangga di dekat permukaan air (
arwana cukup tinggi, untuk yang

). Harga ikan

berukuran 7;11 cm di pasar dalam

negeri bisa mencapai Rp. 3;5 juta per ekor (bergantung kepada kualitas),
sedangkan di pasar luar negeri bisa mencapai 2 kali lipat dari harga dalam
negeri. Pasar ekspor utama ikan ini adalah negara Cina, Malaysia, Australia,
India, Jepang dan Amerika Serikat (Anonim, 2007)
Sebagai ikan hias, arwana biasa dipelihara dalam akuarium. Secara umum,
semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan
ruang gerak yang cukup luas. Permasalahan yang biasa dihadapi dalam
budidaya ikan arwana meliputi beberapa faktor antara lain kualitas air, penyakit,
nutrisi dan pemijahan

(

). Kualitas air pemeliharaan dapat menurun

dengan cepat karena feses dan buangan metabolit ikan serta sisa pakan. Hal ini
tampak dari menurunnya kualitas air akibat penurunan pH air yang terlalu cepat
dan tingginya kadar amoniak selama pemeliharaan (Lampiran 2). Menurunnya
kualitas air tersebut menyebabkan ikan arwana menjadi sakit. Penyakit yang
sering menyerang ikan arwana antara lain jamur, katarak (

), insang

hitam, dan kembang sisik. Beberapa patogen penyebab penyakit tersebut antara
lain

(cacing pada mata), jamur

dan

dan parasit

.
Untuk menangani masalah kualitas air pada sistem pemeliharaan di
akuarium, digunakan filter. Filter air tersebut meliputi filter fisik, kimia dan biologi.
Filter fisik yang biasa digunakan adalah kapas, filter kimia adalah zeolit dan
arang aktif, sedangkan filter biologi yang digunakan adalah

dan

.

Tingginya kadar amoniak pada media pemeliharaan dapat diatasi dengan filter
kimia. Salah satu filter kimia yang dapat ditingkatkan untuk perbaikan kualitas air
pemeliharaan adalah meningkatkan jumlah zeolit filter. Jumlah zeolit yang sudah

diterapkan sebagai standar adalah 0.6 kilogram. Komposisi filter ini dirasakan
masih belum optimum untuk filtrasi air pada akuarium pemeliharaan arwana.
.

(0( "
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur beberapa peubah fisika;

kimia air dalam rangka mengevaluasi efektifitas penambahan zeolit terhadap
kinerja filter air dalam sistem resirkulasi pada pemeliharaan ikan arwana
di akuarium.

. $) )'$ / "

1 "

Klasifikasi Arwana adalah sebagai berikut (Saanin, 1968) :
Filum

: Chordata

Subfilum

: Vertebrata

Class

: Pisces

Subclass

: Teleostei

Ordo

: Malacopterygii

Family

: Osteoglossidae

Genus

:

Species

:

Gambar 1. Ikan Arwana
Menurut Schuster (1952), arwana memiki berbagai nama lokal, antara lain
ikan silok (Kalimantan Barat), pejang (Kalimantan Timur), mamang djaman
(Sumatera Selatan), tangkalasa (Kalimantan Selatan), dan taliso (Jambi).
Sedangkan secara internasional, ikan arwana sering dikenal dengan sebutan
ikan naga (

), arowana atau leong (Cina).

Pada gambar 1 terlihat bahwa ikan arwana yang termasuk ke dalam famili
osteoglossidae memiliki ciri morfologi antara lain celah mulut lebar dan miring,
sirip punggung lebih pendek daripada sirip anus dan sirip dada memanjang
(Saanin, 1968). Pada bibir bawah arwana terdapat dua buah sungut yang
berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan

air. Di bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi yang
disebut dengan

(lidah bertulang).

Arwana merupakan ikan karnivora. Di alam mereka memakan serangga,
ikan, udang, cacing dan beberapa jenis amfibi kecil seperti katak. Oleh karena
itu, pakan hidup merupakan diet utama bagi arwana. Untuk pemeliharaan arwana
di akuarium, frekuensi pemberian pakan mengikuti ukuran panjang tubuh.
Arwana dengan ukuran panjang tubuh di atas 35 cm, pakan dapat diberikan
sehari sekali atau setiap dua hari sekali. Arwana dengan ukuran panjang 15 ; 35
cm, pakan dapat diberikan 2 kali sehari, sedangkan untuk arwana dengan ukuran
panjang kurang dari 15 cm, dianjurkan untuk diberi pakan 3 kali sehari. Diet
dengan mengikuti pola alami ini sering dapat menghindarkan gangguan
kesehatan pada arwana. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan warna arwana
yang baik, terdapat diet pakan khusus berdasarkan ukuran tubuh. Untuk larva
arwana yang berukuran 7;10 cm, pakan pertama yang baik diberikan adalah
. Kemudian setelah mencapai ukuran lebih dari 10 cm, anakan
arwana dapat diberikan jangkrik, kecoa atau kelabang. Setelah mencapai ukuran
cukup dewasa (>20 cm), pakan yang biasa diberikan adalah udang. Setelah
arwana mencapai ukuran dewasa (>30 cm), maka pakan yang dapat diberikan
adalah katak (Ermansyah et al., 2007).
Arwana dapat bereproduksi umumnya setelah mencapai umur 4;5 tahun
dengan ukuran 45;60 cm. Pada fase perkembangbiakan, arwana mempunyai
kebiasaan menjaga anaknya dalam mulut (

). Induk jantan di alam

akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika
larva mulai dapat berenang (Anonim, 2006). Pemijahan terjadi sepanjang tahun,
dan mencapai puncaknya antara Juli dan Desember. Ikan arwana sulit dibedakan
jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3;4 tahun.
Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar
dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga
besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran
kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan
makanan (Ermansyah et al., 2007).
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lawan jenis.
Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka
mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam atau pagi hari,
ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina

sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap
ke ekor pasangan). Sekitar 1;2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang
bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur
berwarna

jingga

kemerahan,

jantan

membuahi

telur

dan

kemudian

mengumpulkan telur di mulutnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang
dan bertahan sendiri (Ermansyah et al., 2007). Diameter telur 8;10 mm dan kaya
akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah
penetasan, larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7;8 minggu sampai
kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah
ukuran tubuh 45;50 mm (Anonim, 2006).
Beberapa jenis arwana yang biasa dijumpai di dunia antara lain super red,
golden red, super green (arwana hijau), silver arwana dan jardini. Distribusi
kelima jenis tersebut dapat terlihat pada gambar 2. Arwana
(

), endemik hanya ada di Kalimantan Barat, yaitu pada

Sungai kapuas, Sungai Landak dan Danau Sentarum. Arwana golden
(
(

) dan sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia
!

) dijumpai di daerah Pekan Baru, propinsi Riau,

tepatnya di pulau Sumatera. Golden varietas cross back merupakan bagian dari
varietas arwana golden. Varietas ini dijumpai di berbagai tempat di Malaysia,
seperti Perak, Trengganu, Danau Bukit Merah dan Johor. Arwana hijau
(

) ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja,

dan juga di beberapa tempat di Indonesia. Arwana irian (

"

)

ada 2 macam, jenis yang umum ditemui berwarna dasar hijau dan bermutiara
merah, sedangkan jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara emas
lebih sulit ditemui. Di Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau,
mutiara merah) yang disebut red spotted pearl #
itu terdapat juga jenis arwana silver (%

$ Selain
) yang berasal

dari sungai Amazon, Amerika Selatan, dan arwana afrika (
pada lingkaran 3 berasal dari Afrika barat dan tengah (Anonim, 2002).

)

Keterangan gambar : Pulau Kalimantan dan Sumatra (Indonesia) dan Malaysia (1),
Propinsi Papua (Indonesia) dan Benua Australia (2), Afrika Barat dan Tengah (3), Brazil,
Amerika Selatan (4).

Gambar 2. Sebaran ikan arwana di dunia
Pada habitatnya di alam, ikan arwana hidup di perairan yang agak masam,
yaitu pada selang pH berkisar antara 4,0;6,0. Arwana berasal dari perairan
dengan kesadahan rendah (GH) 4;10 dan suhu perairan berkisar antara 26 ;
30°C. Di habitatnya yang asli arwana biasa hidup di tempat yang keruh dan
tenang dengan pertukaran air yang lambat, sehingga nilai DO tidak terlalu tinggi
yaitu berkisar antara 4,0;5,0 ppm (Anonim, 2002).

(#$# *

/ "

1 "

Budidaya ikan arwana dapat dilakukan di kolam, bak dan akuarium. Budidaya
di kolam biasanya dilakukan untuk ikan arwana yang sudah mencapai usia
dewasa (indukan) dengan ukuran lebih dari 50 cm. Pemeliharaan di bak
dilakukan untuk ikan arwana yang berukuran 40;50 cm dan disiapkan untuk
menjadi indukan. Pemeliharaan di akuarium dilakukan sejak larva yang baru
dipanen dari induk jantan hingga mencapai unkuran 30;40 cm (Ermansyah et al.,
2007).

2.2.1 Budidaya di Kolam
Budidaya arwana di kolam bertujuan untuk pemeliharaan induk dan untuk
pemijahan. Kolam yang digunakan sebaiknya kolam tanah. Kolam yang ideal
berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 20x10 m dengan kedalaman
air 1,5;2,0 m. Induk yang ditebar berukuran minimal 50 cm dengan berat 2;3 kg.
Pakan yang diberikan untuk induk arwana adalah udang laut atau katak sawah
(

). Pemberian pakan biasanya dilakukan pada pada pagi atau sore

hari setiap dua hari sekali. Pakan dapat diberikan secara

(tingkat

kepuasan). Pakan yang biasanya dihabiskan untuk satu kolam dengan jumlah
indukan mencapai 50 ekor adalah sebanyak 3;5 kg katak untuk satu kali
pemberian pakan. Jika pemberian pakan berdasarkan bobot tubuh ikan, FR
(feeding rate) yang biasa digunakan adalah 3;5% dari bobot tubuh ikan. Untuk
sterilisasi pakan dilakukan perendaman dengan larutan garam dengan dosis 30
g/liter air. Pergantian air kolam dilakukan setiap dua hari sekali sebanyak 20;50%
dari volume total air kolam, bergantung pada kualitas air kolam dan air sumber
(Ermansyah et al., 2007).

2.2.2 Budidaya di Bak
Budidaya arwana di bak bertujuan untuk pemeliharaan calon indukan, yaitu
ikan arwana yang berukuran 40;50 cm. Bak yang digunakan berbahan beton
atau bak kayu yang dilapisi kain terpal, berukuran panjang 3;5 meter dan lebar 2;
5 meter dengan kedalaman air 0,5;0,75 m. Bagian atas diberi jaring;jaring
pelindung untuk mencegah arwana melompat ke luar bak. Secara teknis
pemeliharaan calon indukan tidak berbeda jauh dengan pemeliharaan di kolam.
Pemberian pakan dilakukan pada pagi atau sore hari setiap hari dengan pakan
yang diberikan udang atau katak. Pakan dapat diberikan secara

atau

berdasarkan persentase bobot tubuh (FR). Pergantian air juga dilakukan setiap
dua hari sekali sebanyak 20;50% dari volume total air di bak, bergantung pada
kualitas air bak dan air sumber (Ermansyah et al., 2007).
2.2.3 Budidaya di Akuarium
Budidaya arwana di akuarium bertujuan untuk pemeliharaan larva yang
baru dipanen hingga arwana berukuran 30;40 cm. Akuarium yang digunakan
berukuran 120x60x50 cm, dengan ketinggian air 35 cm. Untuk larva yang baru
dipanen dipelihara dalam inkubator yang berukuran 40x40x30 cm yang

dilengkapi dengan pipa sirkuler untuk pemberi arus. Larva yang masih
mempunyai ukuran kuning telur besar tidak perlu diberi makan. Pemberian pakan
pertama dilakukan ketika kuning telur sudah hampir habis terserap (ukuran
kuning telur tinggal sebesar ukuran biji jagung). Pemberian pakan tidak boleh
terlalu banyak, hanya untuk membiasakan larva muenerima pakan dari luar.
Pakan diberikan sebanyak 3;4 kali sehari dengan jumlah pakan 2;3 ekor
Untuk pemeliharaan benih yang berukuran 7;10 cm, maksimal padat tebar
dalam 1 akuarium sebanyak 50 ekor benih. Penebaran benih dapat dilakukan di
akuarium asal tempat larva dibesarkan menjadi benih atau dipindahkan ke
akuarium lain. Pemberian pakan harian dilakukan sebanyak 3;4 kali sehari
sebanyak 3;5% dari bobot badan ikan/ekor. Pemberian pakan dilakukan setiap
pukul 07.00, 11.00, 15.00 dan 19.00 (4 kali). Pemberian pakan hendaknya
dikombinasi, hindari pemberian makan dengan hanya satu jenis pakan. Pakan
yang biasa diberikan untuk benih arwana antara lain jangkrik, ulat hongkong dan
ulat jerman (Ermansyah et al., 2007).
Air yang digunakan untuk pemeliharaan arwana di akuarium merupakan air
yang

sudah

melewati

proses

filterisasi,

penjernihan,

desinfeksi

dan

pengendapan. Penggantian air dilakukan setiap dua hari sekali sebanyak
setengah bagian air akuarium. Sistem filter yang digunakan pada akuarium
adalah menggunakan talang filter yang diletakkan dibagian atas akuarium. Pada
talang filter terdiri fiter mekanik (kapas filter), filter kimia (zeolit dan karbon aktif)
dan filter biologi (

). Air dari akuarium disedot menggunakan

pompa kemudian dialirkan melalui komponen filter. Filter yang umum digunakan
oleh para hobiis ikan hias termasuk ikan arwana adalah filter up yaitu filter yang
terhubung oleh pompa air dan hanya terdiri dari komponen filter fisik saja yaitu
kapas filter (Ermansyah et al., 2007).
2 ( $& 3 $ ("&(/ !+! $,

" / "

1 " #

+ /( $(+

Parameter kualitas air yang sering disyaratkan untuk pemeliharaan ikan
arwana dalam akuarium antara lain suhu berkisar antara 25;30oC, pH 6.0;7.0,
DO > 5 ppm dan CO2 < 25 ppm (Susanto, 2003). Kandungan amoniak sebaiknya
kurang dari 0.5 mg/l dan alkalinitas berkisar antara 10;50 mg/l (Alderton, 2008).

4 $ &!

$

Filter merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyaring material
tertentu yang tidak dikehendaki (amoniak, bahan padatan, residu organik dan
bahan kimia lainnya) dan meloloskan material lain yang dikehendaki.
Berdasarkan proses kerjanya, filter dibagi atas filter mekanik, biologi dan kimiawi
(Spotte, 1970).

2.4.1 Fisik
Filter fisik digunakan untuk memisahkan padatan dari air secara fisika
(berdasarkan ukuran) dengan cara menangkap atau menyaring sehingga
kandungan bahan tersebut menjadi berkurang. Spotte (1970) menyatakan filter
fisik adalah pemisahan partikel;partikel tersuspensi (berukuran > 5 mikrometer)
dari air dengan cara melewatkan air melalui suatu substrat yang tepat atau sekat
yang mampu menangkap padatan dalam air sebelum air masuk wadah budidaya.
Fungsi dari filter fisik adalah untuk menurunkan turbiditas di air yang disebabkan
oleh mikroorganisme dan partikel lain, untuk menurunkan tingkat koloid organik,
dan untuk menyingkirkan detritus dari filter biologi. Meskipun filter fisik dapat
memisahkan partikel tersuspensi secara efisien, namun tidak efektif untuk
memisahkan partikel;partikel yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan filter biologi atau
biofilter (Stickney, 1979).
2.4.2 Kimia
Filter kimia berupa pembersihan molekul;molekul bahan organik terlarut
melalui proses oksidasi atau penyerapan langsung (Spotte, 1970). Termasuk
pada filtrasi kimia adalah proses ozonisasi, penggunaan PAC (
) untuk proses pengendapan, penyinaran dengan ultraviolet dan
penggunaan karbon aktif dan zeolit untuk desinfeksi dan penjernihan air.
Pertukaran ion merupakan suatu proses dimana ion;ion yang menempel
pada suatu permukaan media filter ditukar dengan ion;ion lain yang berada
dalam air. Proses ini dimungkinkan melalui suatu fenomena tarik menarik antara
permukaan media bermuatan dengan molekul;molekul bersifat polar. Apabila
suatu molekul bermuatan menyentuh suatu permukaan yang memiliki muatan
berlawanan maka molekul tersebut akan terikat secara kimiawi pada permukaan
tersebut. Pada kondisi tertentu molekul;molekul ini dapat ditukar posisinya
dengan molekul lain yang berada dalam air yang memiliki kecenderungan lebih

tinggi untuk diikat. Dengan demikian maka proses pertukaran dapat terjadi.
Media yang dapat melakukan proses pertukaran seperti ini diantaranya adalah
Zeolit. Karbon aktif memiliki ruang pori sangat banyak dengan ukuran tertentu.
Pori;pori ini dapat menangkap partikel;partikel sangat halus (molekul) dan
menjebaknya disana. Satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas
permukaan seluas 500;1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap
partikel;partikel yang sangat halus berukuran 0,01;0,0000001 mm (Anonim,
2002).
2.4.3 Biologi
Filter biologi adalah suatu proses mineralisasi senyawa;senyawa nitrit
organik, nitrifikasi dan denitrifikasi oleh bakteri;bakteri yang terdapat di air dan
menempel pada batuan dasar alat saring (Spotte, 1970).
Stickney (1979) menyatakan, proses yang terjadi dalam filter biologi adalah
proses nitrifikasi dari amoniak menjadi nitrat. Nitrifikasi adalah oksidasi biologi
amoniak menjadi nitirit dan nitrit menjadi nitrat oleh bakteri autotrofik. Bakteri
nitrifikasi mengoksidasi amoniak dalam 2 tahap secara berurutan amoniak (NH3)
diubah menjadi nitrit (NO2), kemudian nitrit diubah menjadi nitrat (NO3) yang tidak
beracun bagi ikan. Nitrosomonas dan Nitrobacter adalah bakteri utama dalam
sistem (Spotte,1970).
Reaksi yang terjadi dalam proses nitrifikasi adalah sebagai berikut :
NH3
NO2;

NO2;
NO3;

bakteri Nitrosomonas
bakteri Nitrobacter

Prinsip utama dari filter biologi adalah menyediakan tempat seluas;luasnya untuk
tempat menempel bakteri yaitu Nitrosomonas dan Nitrobacter (Spotte, 1970).

5

+!&!

$+$

$ #

+ /( $(+

Dalam aktifitas budidaya, sisa pakan yang diberikan dan buangan metabolit
yang dilakukan oleh ikan merupakan sumber utama sebagai penyebab
menurunnya kualitas media pemeliharaan (Axelrod,
parameter kualitas

air

yang

., 1983). Beberapa

keberadaannya meningkat

seiring dengan

menurunnya kualitas air karena buangan metabolit ikan dan sisa pakan adalah
amoniak dan hidrogen sulfida.
Beberapa organisme akuatik dapat memanfaatkan nitrogen dalam bentuk
gas, akan tetapi sumber utama nitrogen di perairan tidak terdapat dalam bentuk

gas. Di perairan, nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik. Nitrogen
anorganik terdiri atas amoniak (NH3), amonium (NH4+), nitrit (NO2;), nitrat (NO3;)
dan molekul nitrogen (N2). Nitrogen organik berupa protein, asam amino, dan
urea (Boyd, 1990).
N organik + O2

NH3;N + O2

NO2;;N + O2

NO3—N

Tinja dari biota akuatik yang merupakan limbah aktivitas metabolisme juga
banyak mengeluarkan amoniak. Amoniak yang terukur di perairan berupa
amonia total (NH3 dan NH4+). Kesetimbangan antara gas amoniak dan ion
amonium dalam perairan ditunjukkan oleh reaksi berikut (Effendi, 2003).
NH3 + H2O

NH4+ + OH;

Amoniak bersifat sangat toksik untuk ikan, namun ion amonium relatif
bersifat tidak toksik. Penjumlahan dari amoniak dan ion amonium disebut
sebagai total ammonium nitrogen (TAN). Proporsi dari total ammonium nitrogen
yang terbentuk sebagai amoniak meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
dan pH. Pengaruh dari pH terhadap konsentrasi amoniak lebih besar dari pada
pengaruh suhu. Untuk mendapatkan konsentrasi amoniak tak terionisasi, nilai
persentase amoniak untuk suhu yang tepat dan pH dikalikan dengan konsentrasi
total ammonium nitrogen (Boyd, 1990).
Tabel 1. Persentase kelarutan amoniak tak terionisasi dalam air pada
pH yang berbeda (Boyd, 1990)
&!+6! &(
6
8
12
16
20
24
28
7.0
0.2
0.2
0.3
0.4
0.5
0.7
8.0
1.6
2.1
2.9
3.8
5.0
6.6
8.2
2.5
3.3
4.5
5.9
7.7
10.0
8.4
3.9
5.2
6.9
9.1
11.6
15.0
8.6
6.0
7.9
10.6
13.7
17.3
21.8
8.8
9.2
12.0
15.8
20.1
24.9
30.7
9.0
13.8
17.8
22.9
28.5
34.4
41.2
9.2
20.4
25.8
32.0
38.7
45.4
52.6
9.4
30.0
35.5
42.7
50.0
56.9
63.8
9.6
39.2
46.5
54.1
61.3
67.6
73.6
9.8
50.5
58.1
65.2
71.5
76.8
81.6
10.0
61.7
68.5
74.8
79.9
84.0
87.5
10.2
71.9
77.5
82.4
86.3
89.3
91.8

suhu dan

32
1.0
8.8
13.2
19.5
27.7
37.8
49.0
60.4
70.7
79.3
85.8
90.6
93.8

Kadar amoniak pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/liter. Jika
kadar amoniak lebih dari 0,2 mg/liter, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis
ikan. Kadar amoniak yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran
bahan organik yang dapat berasal dari buangan ikan dan sisa pakan (Effendie,
2003).
Sulfur merupakan salah satu elemen yang esensial bagi makhluk hidup,
karena merupakan elemen penting dalam protoplasma. Sulfur (S) berada dalam
bentuk organik dan anorganik. Sulfur anorganik terutama terdapat dalam bentuk
sulfat (SO42;), yang merupakan bentuk sulfur utama di perairan dan tanah (Rao,
1992 dalam Effendi, 2003). Ion sulfat yang bersifat larut dan merupakan bentuk
oksidasi utama sulfur adalah salah satu anion utama di perairan, menempati
urutan kedua setelah bikarbonat.
Di perairan, sulfur berikatan dengan io