Pedoman Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2016
SAMBUTAN
SEKRETARIS JENDERAl
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Berdasarkan Amanat UndangUndang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat.
Dalam mewujudkan hal tersebut Kementerian Kesehatan mencanangkan
Program Indonesia Sehatdengan 3 pHar utama yaitu paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar
Paradigma Sehat mengusung strategi pengarus utamaan kesehatan
dalam pembangunan, penguatan pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan.
Namun dalam kenyataanya upaya peningkatan pemberdayaan
masyarakatdan promosi kesehatan masih belum maksimal dilaksanakan.
Selain itu, masih terdapat perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang tidak
bersinergi antar lintas unit baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena
itu, diperlukan standarisasi perencanaan dan pelaksanaan upaya promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat agar kegiatan yang dilakukan
terarah hingga target i",dikator kinerja dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
Salah satu upaya standarisasi adalah menyiapkan pedoman yang
memuat kebijakan, strategi promosi kesehatan dan tahapan kegiatan yang
dilakukan pada setiap strategi promosi kesehatan. Saat ini, Pusat Promosi,
Kesehatan telah menyusun dan menerbitkan Pedoman Penyusunan
Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan.
Melalui pedoman tersebut diharapkan upaya p romosi kesehatan
danpemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
KabupatenjKota, serta pihak lain dapat menyusun perencanaan dan
pelaksanaan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
sesuai pedoman yang diterbitkan.
Saya mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi kepada
Pusat Promosi Kesehatan dan semua pihak yang turut menyusun
dan menerbitkan Penyusunan Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat danPromosi Kesehatan . Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
senantiasa memberikan bimbingan dan hidayahNya kepada kita semua.
Jakarta, Mei 2015
Sekretaris Jenderai,
r. Untung Suseno Sutarjo, M .Kes
ii
KATA PENGANTAR'
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
selesainya penyusunan Pedoman Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2016. Pedoman ini disusun
untuk dijadikan acuan dalam merencanakan kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan sesuai dengan RPJMN 20152019 dan
Rencana Strategi Kementerian Kesehatan RI 20152019.
Selama ini perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan upaya promos'i
kesehatan masih terkotakkotak diantara unit utama di Lingkungan
Promosi Kesehatan sehingga pencapaian peningkatan perilaku sehat dan
kemandirian masyarakat guna te rcapainya derajat kesehatan masyarakat
setinggi tingginya secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
mensinergikan perencanaan dan pelaksanaan upaya promosi kesehatan
yang ada di unit utama Kementerian Kesehatan.
Dalam usaha untuk mensinergikan lintas unit dalam upav,a promosi
kesehatan, dibentuk tim yang berisikan lintas unit utama di lingkungan
Kementerian Kesehatan. Salah satu tugas dari tim sinergis adalah membuat
Pedoman Perencanaan Promosi Kesehatan di Lingkungan Kementerian
Kesehatan tahun 20152019. Pedoman ini berisikan kebijakan dan strategi
promosi kesehatan serta standar tahapan kegiatan yang dilakukan pa da
setiap strategi promosi kesehatan.
Mudahmudahan Pedoman Perencanaan ini bermanfaat dan dapat
dijadikan pedoman bagi unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan
dalam membuat Perencanaan dan Pelaksanaan upaya Promosi Kesehatan.
Kepada semua pihak yang teribat dan membantu dalam penyusunan dan
terbitnya pedoman ini, saya ucapkan terima kasih disertai penghargaan
yang setinggitingginya .
Jakarta, Mei 2015
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
dr. Li'ly S Sulistyowati, MM
DAFTAR lSI
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL ..... , ........ """.".. "" .. "'."".. ..... ,. . .,, .,, .. ,, ...... ,'
KATA PENGANTAR ...."" " " .. ,,, .. ,",,.,,.,,,.,,............ ,.. '.. ,, .. ,, ...........,, ....,,"' .. .... .. ... ", ."..
DAFTAR lSI ,,, .. ...... ,.,', ....... ,.... ,... .... ,,..... .......... .. ,, ... ... .. .. "................ ,. . .... .... .... .... " ." ....
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... " ... ""."..... " .... .. . " .. "..... .. .. .. .. .""" .... ... " ..... ... " .. .. "
B. Maksud danTujuan .. . " ...... " ...... .. ,.. .... ... """ ......... .... "... ...... .........
C, Ruang Lingkup """ .... " .......... ......... " .. .. .......... ....... "...... ".. .....
D. DasarHukum '"'' ''
........ .... ,," .... " .. " ....... " .. "
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN """" " .. " "" .. ,,"
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PROMOSI KESEHATAN DI KEMENTERIAN KESEHATAN .. "."" ,." .... ... ,
A. Advokasi ... " ... ,.. "" ....
B. Kemitraan ." ..... .. " """ "" .. . ".,,"",.,,"" .. """"" .".,, " .. " ..
c. Komunikasi Informasi dan Edukasi Kepada MasyarakaL" .. " " ... "
D. Pemberdayaan Masyarakat" ... " .. ,,,,,. ,,.,,.,,,, .. ,, " .""" .... ",, ... .
E. Pengelolaan SDM Promosi Kesehatan Profesional ...... .
BABIV
BAB V
PERENCANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PROMOSI KESEHATAN DANA DEKONSENTRASI.......................
A. Kebijakan Publik berawasan kesehatan ...................... ,.. ,... ".... .
B. Presentase Kabutapaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS .. ". "
C. Persentase Desa yang memanfaatkan alokasi dana desa
Mininmal10% untuk , ... "." .. " ........ " .. " ......... ".... " ..... "... ........ .... "
D. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR·nya untuk
program kesehatan." ........... .. ,.. ,...... ", .. ,"" . " ...... "...... , " ..... ,..... ".".. ..
E. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang memanfaatkan
Sumberdayanya untuk mendukung kesehatan .. .. ... ............ ."." .... "
PENUTUP .... ,...... ".... .. ,.,' .. ...... ,.. ,' .. ,., ... .... .......... .. , ... '........,."." ..... .. , ....... .
iv
r IXJMANI'IIUNl' NilAN KlGIATAN l't'-lHIWAVMN
2
3
3
5
11
17
22
27
29
31
33
33
44
47
50
51
53
55
LAMPIRAN
I I
iii
iv
m BGセai@
OAN r ROMO"
' [5[H/ITAN 'I\ Hu.. 20'6
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Berdasarkan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujudnya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya . Pembangunan kesehatan
merupakan bag ian integral dari pembangunan nasional yang
diselenggarakan berdasarkan : perikemanusiaan, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata, serta memberikan perhatian
khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak,
manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin. Untuk
mewujudkan pembangunan kesehatan, telah dikembangkan
Sistem Kesehatan Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 72
Tahun 2012, meliputi unsur: pelayanan kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, manajemen kesehatan
dan penelitian pengembangan.
Pembangunan kesehatan dilakukan melalui upaya kesehatan
secara komprehensif, yaitu mencakup : peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Dilihat dari
sasarannya upaya kesehatan mencakup upaya perseorangan
dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan yang baik, pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Berdasarkan data Badan Litbang Kementerian Kesehatan tahun
2013, bahwa dari sejumlah polulasi diperkirakan 20% s.d 30%
dalam kondisi sa kit, baik sa kit yang ringan sampai sakit beraU
komplek, dan sekitar 80% s.d 70% adalah masyarakat dalam
kondisi sehat. Mengingat jumlah populasi penduduk yang
sehat lebih banyak, dan perlu peningkatan kesehatannya agar
P,eO'lAN PlRtNCANMN KiG IATAN
pGmNセiIayQャ@
MA)YAilA"-'T Ol'N
イセomsi|Nkaエn@
"UN
I I
terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, maka dalam
RPJMN 2015 - 2019 ditetapkan bahwa pembangunan kesehatan
lebih diutamakan upaya pro motif dan preventif, dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Upaya kesehatan dikelompokkan dalam upaya kesehatan
perorangan (UKP), dan upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Pengelompokkan untuk lebih memfokuskan terhadap sasaran
pelayanan dan strategi pelayanan yang diberikan. Secara umum
upaya kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu yang memerlukan pertolongan
kesehatan sehingga pelayanan yang diberikan utamanya
kuratif dan rehabilitatif, seperti pelayanan kesehatan Rumah
Sakit, Puskesmas, dan praktik swasta lainnya. Sedangkan
upaya kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang diberikan
kepada komunitas, terutama pe1layanan kesehatan yang bersifat
meningkatkan kesehatan masyarakat (promotif), seperti makan
sayur dan buah, tidak mengkonsumsi lemak dan garam berlebih
dan agar terhindar dari obesitas/ kegemukan, hipertensi, dan
lai nlain, sehingga upaya kesehatan lebih mengutamakan pada
upaya di hulu yaitu upaya promotif dan preventif.
Keberhasilan pelaksanaan upaya promosi kesehatan sangat
ditentukan oleh kualitas perencanaan kegiatan promosi
kesehatan itu sendiri.Sampai sa at ini, proses penyusunan
perencanaan kegiatan promosi kesehatan baik yang dilakukan
di lingkungan Kementerian Kesehatan maupun di daerah Ibelum
berjalan secara optimal. Permasalahan yang sering dihadapi
oleh para perencana adalah sulitnya mensinkronisasikan dan
meng koordinasikan upaya promosi kesehatanyang dilakukan
kepada unit lain serta proses penyusunan perencanaan yang
membutuhkan waktu cepat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka para perencana
diharapkan dapat memahami sasaran prioritas dan kebijakan
pembangunan kesehatan yang dikaitkan dengan strategi
upaya promosi kesehatan .Hal ini penting untuk membantu
para perencana dalam menyusun kegiatan promosi kesehatan
di unit masingmasing sehingga mempunyai dampak terhadap
.........セ⦅GB
N@ mセwaャiBLQ@
DAN rK '''0\ 1 K£lL Il AIAN i@ セ i iB@
lOll>
pencapaian pembangunan kesehatan di Indonesia .
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud:
Pedoman perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kese'hatan digunakan sebagai acuan bagi para
perencana kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan ,
Dinas Kesehatan Provinsi , Dinas Kesehatan Kab'/Kota dalam
menyusun perencanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan .
2. Tujuan:
a. Tujuan Umum :
Merencanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan yang terintegrasi antara pusat dan
daerah untuk mencapai Indikator Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan seperti yang tertuang
dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun
2015 2019.
b. Tujuan Khusus :
1:) Dipedomaninya serta diimplementasikannya kebijakan
dan strategi upayapromosi kesehatan.
2) Dilaksanakannya perencanaan kegiatan Pembedayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan yang berkualitas
sesuai dengan kebijakan dan strategi upaya promosi
kesehatan.
c.
RUANG LlNGKUP
Pedoman perencanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan ini lebih menitikberatkan pad a kebijakan
dan strategi upaya promosi kesehatan dalam mencapai· sasaran
prioritas pembangunan kesehatan.
D. DASAR HUKUM
Landasan hukum yang dipergunakan dalam penyusunan
pedoman perencanaan kegiatan promosi kesehatan ini adalah :
1. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional ;
2. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 20052025;
3. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional ;
5 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerianl
Lembaga, Tata Cara Perubahan Rencana Kerja danAnggaran
Kementerian Negara/Lembaga dalam pelaksanaan APBN ;
7. PP Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendaapatan dan Belanja Negara ;
8. PP Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pela1ksanaan
UndangUndang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional ;
10. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Hencana
Kerja Pemerintah Tahun 2015;
11. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 2019
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1144/MENKES/PERNIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
l\I1asyarakat Bidang Kesehatan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan T ransmigrasi Nomor 5 tahun 2015 tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2015.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKESI
SKN/2009 tentang Rencana Flembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan Tahun 20052025;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkesl
SK/XJ2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/
VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Daerah;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/
VII1I2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1426/Menkes/SK/
XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di
Rumah Sa kit;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
585/Menkesl
SKN/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/XJ2010
tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif;
23. Surat Surat Edaran Menteri Kesehatan tahun 2014 tentang
sinergisme lintas unit dalam optimalisasi upaya promosi
kesehatan di Kementerian Kesehatan
PEDOMAN PERENCANAAN KEGIATAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI
KESEHATAN TAHUN 2016
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat memegang
peranan penting dalam menangani permasalahan kesehatan. Dari
hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa hasil upaya peningkatan
promosi kesehatan dan masyarakat belum optimal, sehingga
diperlukan peningkatan terutama dengan mengintensifkan
komunikasi, informasi dan ed ukasi, khususnya dalam rangka
pencapaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Secara umum
capaian PHBS perlu ditingkatkan, oleh karena masih tingginya
proporsi penduduk yang merokok dalam rumah, rendahnya aktifitas
fisik dan konsumsi buah dan sayur.
Selanjutnya peningkatan pemberdayaan masyarakat, dilakukan
melalui peningkatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
seperti Posyandu, Polindes , Poskesdes, Pos Obat Desa, dan 'lainlain.
Hingga saat ini peran UKBM dalam pembangunan kesehatan masih
belum belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Di dalam sistem
kesehatan nasional, selain peranan pemerintah juga diamantkan
peranan swasta dan komponen masyarakat lainnya. Oleh karena itu
kerja sam a Pemerintah dan swasta dalam promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat semakin perlu ditingkatkan .
Tantangan utama dalam promosi kesehatan adalah pembangunan
kesehatan belum menjadi arus utama pembangunan sektorsektor
lain sehingga peran serta sektor dalam promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat perlu ditingkatkan. Tantangan lainnya
adalah: (1) jumlah dan mutu kegiatan komunikasi, informasi, dan
edukasi masih perlu ditingkatkan; (2) fasilitasi kesehatan untuk
menjamin efektivitas berlangsungnya promosi dan konseling
kesehatan secara baik perlu ditingkatkan; (3) berbagai gerakan sosial,
advokasi, serta kemitraan perlu diefektifkan; (4) kebijakan publik
untuk menciptakan lingkungan sehat perlu ditumbuh kembangkan;
dan (5) pengembangan UKBM dan peran serta masyarakat, dan
kerjasama dengan swasta perlu ditingkatkan.
Memasuki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah
(RPJMN)ke3 tahun 20152019, arah kebijakan pembangunan
kesehatan dan gizi masyarakat adalah
1) Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu ,
anak, remaja dan lanjut usia yang berkualitas;
2) Mempercepat perbaikan gizi masyarakat; 3) Meningkatkan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; 4)
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas;
5) Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan;
6) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas;
7) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang
berkuatitas;
8) Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan , pemerataan,
dan kualitas farmasi dan alat kesehatan;
9) Meningkatkan pengawasan obat dan makanan;
10) Meningkatkan ketersediaan , penyebaran dan mutu Sumber
Oaya Manusia Kesehatan ;
11) Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat;
12) Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan
sistem informasi;
13) Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial
Nasional Bidang Kesehatan ; dan 14) Mengembangkan dan
meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan .
Strategi untuk meningkatkan promosi
pemberdayaan masyarakat adalah
kesehatan
dan
1) Peningkatan advokasi kebijakan pembangunan berwawasan
kesehatan;
2) Pengembangan regulasi dalam rangka promosi kesehatan;
3) Penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan antara
lembaga pemerintah dengan swasta dan masyarakat madani;
I
8
nno""" PERINt"ANMN IV.Q1 ATAN P£Ml!EIWAYMN MA$YARAKAT DAN PROMUII t:.lSf HATA
T AHUN 20 10
4) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE), upaya kesehatan berbasis
masyarakat dan pendidikan kesehatan masyarakat;
5) Peningkatan SDM promosi kesehatan; dan
6) Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan.
Indikator kinerja Program dan Kegiatan Pemberdayaan 'Masyarakat
dan Promosi Kesehatan tahun 2015 2019, yaitu :
Indikator Kinerja Utama
Jumlah kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan
Indikator Kinerja Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah kebijakan publik yang
berwawasan kesehalan
3
3
3
3
3
Persenlase KabupalenlKola
yang memitiki kebijakan PHBS
(%)
40
50
60
70
80
Persentase desa yang memanfaalkan alokasi dana desa
minimal 10% untuk UKBM
10
20
30
40
50
Jumlah dunia usaha yang
memanfaalkan CSRnya unluk
program kesehalan
4
8
12
16
20
Jumlah organisasi kemasyarakalan yang memanfaalkan
sumberdayanya unluk mendukung kesehalan
3
6
9
12
15
Jumlah Tema pesan dalam komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakal
10
10
10
10
10
Definisi Operasionallndikator Kinerja Utama Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan adalah :
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah
Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan
yang dibuat sektoral (KlL) berupa Peraturan President Peraturan
Menteri/ Instruksi Menteri/ Surat Edaran Menteri/ Surat Keputusan
Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam
upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat.
Definisi Operasional Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kese hatan adalah:
1. Jumlah Kebijakan Publi k Berwawasan Kesehatan
Pusat Promosi Kesehata n
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah
jumlah kebija'kan yang dibuat sektoral (K/L) berupa Peraturan
Presidenl Peraturan Menteril Instruksi Menteril Surat Edaran
Menteril Surat Keputus an Bersama Menteri yang mendukung
kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku
sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan jumlah
kebijakan yang dibuat oleh oleh Dinas Kesehatan Propinsi
maupun sektoral berupa Peraturan Gubernur, Kebijakan
Pemerintah Daerah Propi nsi yang mendukung kesehatan.
Dinas Kesehatan Kab.lKota
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan jumlah
kebijakan yang dibuat o leh oleh Dinas Kesehatan Kabupatenl
Kota maupun sektoral berupa Peraturan Bupati , Kebijakan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang mendukung
kesehatan.
2. Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS (%)
adalah Persentase kabupaten dan kota yang membuat kebijakan
yang mendukung PHBS mi nimal 1 kebijakan baru per tahun
(Kebijakan yg mendukung kesehatan/PHBS/perilaku sehat
adalah kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan
BupatilWalikota, Instruksi BupatilWalikota, Surat Keputusan
BupatilWalikota, Surat Edaran/Himbauan Bupati/Walikota pad a
tahun tersebut)
3. Persentase desa yang memanfaatkan alokasi dana desa minimal
10% untuk UKBM adalah persentase desa yang memanfaatka n
alokasi dana desa mini mal 10% untuk UKBM dalam rangka
pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
4 . Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program
kesehatan
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah dunia usah a yang memanfaatkan CSRnya untuk
iセ@
PI
i|Ljセan@
l'IMII\ RI'AYIlAPl MAS)AI\AKAT [)MJ 1'lioMn>! KHt HAlAN rAil"" ZOu,
program kesehatan adalah jumlah dunia usaha yang
melakukan bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan
yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk
program kesehatan adalah jumlah dunia usaha yang
melakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi
yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan.
Dinas Kesehatan Kab./Kota
Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya
untuk program kesehatan adalah jumlah dunia usaha
yang melakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang memanfaatkan CSRnya untuk
program kesehatan .
5. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung kesehatan
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung kesehatan adalah jumlah
organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama dengan
Kementerian KeS6hatan yang memanfaatkan sumberdayanya
untuk mendukung program kesehatan .
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung kesehatan adalah jumlah
organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan Propinsi yang memanfaatkan sumberdayanya
untuk mendukung program kesehatan.
Dinas Kesehatan Kab'/Kota
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung kesehatan adalah jumlah
organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan.
QR
6. Jumlah Tema pesan dalam komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakat
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan oleh
Pusat kepada masyarakat melalui berbagai media, minimal
penayangan di 5 stasiun TV, 7 Kali perhari selama 30 hari.
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan
oleh Dinas Kesehatan Propinsi kepada masyarakat melalui
berbagai media.
Dinas Kesehatan Kab.lKota
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Masyarakat.
セ@
'ATAN Pr"'UU'AYMN M"'y ARA.....T d セ ... l'I\()f>\O>f !3.S[I
SEKRETARIS JENDERAl
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Berdasarkan Amanat UndangUndang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat.
Dalam mewujudkan hal tersebut Kementerian Kesehatan mencanangkan
Program Indonesia Sehatdengan 3 pHar utama yaitu paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar
Paradigma Sehat mengusung strategi pengarus utamaan kesehatan
dalam pembangunan, penguatan pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan.
Namun dalam kenyataanya upaya peningkatan pemberdayaan
masyarakatdan promosi kesehatan masih belum maksimal dilaksanakan.
Selain itu, masih terdapat perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang tidak
bersinergi antar lintas unit baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena
itu, diperlukan standarisasi perencanaan dan pelaksanaan upaya promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat agar kegiatan yang dilakukan
terarah hingga target i",dikator kinerja dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
Salah satu upaya standarisasi adalah menyiapkan pedoman yang
memuat kebijakan, strategi promosi kesehatan dan tahapan kegiatan yang
dilakukan pada setiap strategi promosi kesehatan. Saat ini, Pusat Promosi,
Kesehatan telah menyusun dan menerbitkan Pedoman Penyusunan
Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan.
Melalui pedoman tersebut diharapkan upaya p romosi kesehatan
danpemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
KabupatenjKota, serta pihak lain dapat menyusun perencanaan dan
pelaksanaan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
sesuai pedoman yang diterbitkan.
Saya mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi kepada
Pusat Promosi Kesehatan dan semua pihak yang turut menyusun
dan menerbitkan Penyusunan Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat danPromosi Kesehatan . Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
senantiasa memberikan bimbingan dan hidayahNya kepada kita semua.
Jakarta, Mei 2015
Sekretaris Jenderai,
r. Untung Suseno Sutarjo, M .Kes
ii
KATA PENGANTAR'
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
selesainya penyusunan Pedoman Perencanaan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2016. Pedoman ini disusun
untuk dijadikan acuan dalam merencanakan kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan sesuai dengan RPJMN 20152019 dan
Rencana Strategi Kementerian Kesehatan RI 20152019.
Selama ini perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan upaya promos'i
kesehatan masih terkotakkotak diantara unit utama di Lingkungan
Promosi Kesehatan sehingga pencapaian peningkatan perilaku sehat dan
kemandirian masyarakat guna te rcapainya derajat kesehatan masyarakat
setinggi tingginya secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
mensinergikan perencanaan dan pelaksanaan upaya promosi kesehatan
yang ada di unit utama Kementerian Kesehatan.
Dalam usaha untuk mensinergikan lintas unit dalam upav,a promosi
kesehatan, dibentuk tim yang berisikan lintas unit utama di lingkungan
Kementerian Kesehatan. Salah satu tugas dari tim sinergis adalah membuat
Pedoman Perencanaan Promosi Kesehatan di Lingkungan Kementerian
Kesehatan tahun 20152019. Pedoman ini berisikan kebijakan dan strategi
promosi kesehatan serta standar tahapan kegiatan yang dilakukan pa da
setiap strategi promosi kesehatan.
Mudahmudahan Pedoman Perencanaan ini bermanfaat dan dapat
dijadikan pedoman bagi unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan
dalam membuat Perencanaan dan Pelaksanaan upaya Promosi Kesehatan.
Kepada semua pihak yang teribat dan membantu dalam penyusunan dan
terbitnya pedoman ini, saya ucapkan terima kasih disertai penghargaan
yang setinggitingginya .
Jakarta, Mei 2015
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
dr. Li'ly S Sulistyowati, MM
DAFTAR lSI
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL ..... , ........ """.".. "" .. "'."".. ..... ,. . .,, .,, .. ,, ...... ,'
KATA PENGANTAR ...."" " " .. ,,, .. ,",,.,,.,,,.,,............ ,.. '.. ,, .. ,, ...........,, ....,,"' .. .... .. ... ", ."..
DAFTAR lSI ,,, .. ...... ,.,', ....... ,.... ,... .... ,,..... .......... .. ,, ... ... .. .. "................ ,. . .... .... .... .... " ." ....
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... " ... ""."..... " .... .. . " .. "..... .. .. .. .. .""" .... ... " ..... ... " .. .. "
B. Maksud danTujuan .. . " ...... " ...... .. ,.. .... ... """ ......... .... "... ...... .........
C, Ruang Lingkup """ .... " .......... ......... " .. .. .......... ....... "...... ".. .....
D. DasarHukum '"'' ''
........ .... ,," .... " .. " ....... " .. "
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN """" " .. " "" .. ,,"
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PROMOSI KESEHATAN DI KEMENTERIAN KESEHATAN .. "."" ,." .... ... ,
A. Advokasi ... " ... ,.. "" ....
B. Kemitraan ." ..... .. " """ "" .. . ".,,"",.,,"" .. """"" .".,, " .. " ..
c. Komunikasi Informasi dan Edukasi Kepada MasyarakaL" .. " " ... "
D. Pemberdayaan Masyarakat" ... " .. ,,,,,. ,,.,,.,,,, .. ,, " .""" .... ",, ... .
E. Pengelolaan SDM Promosi Kesehatan Profesional ...... .
BABIV
BAB V
PERENCANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PROMOSI KESEHATAN DANA DEKONSENTRASI.......................
A. Kebijakan Publik berawasan kesehatan ...................... ,.. ,... ".... .
B. Presentase Kabutapaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS .. ". "
C. Persentase Desa yang memanfaatkan alokasi dana desa
Mininmal10% untuk , ... "." .. " ........ " .. " ......... ".... " ..... "... ........ .... "
D. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR·nya untuk
program kesehatan." ........... .. ,.. ,...... ", .. ,"" . " ...... "...... , " ..... ,..... ".".. ..
E. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang memanfaatkan
Sumberdayanya untuk mendukung kesehatan .. .. ... ............ ."." .... "
PENUTUP .... ,...... ".... .. ,.,' .. ...... ,.. ,' .. ,., ... .... .......... .. , ... '........,."." ..... .. , ....... .
iv
r IXJMANI'IIUNl' NilAN KlGIATAN l't'-lHIWAVMN
2
3
3
5
11
17
22
27
29
31
33
33
44
47
50
51
53
55
LAMPIRAN
I I
iii
iv
m BGセai@
OAN r ROMO"
' [5[H/ITAN 'I\ Hu.. 20'6
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Berdasarkan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujudnya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya . Pembangunan kesehatan
merupakan bag ian integral dari pembangunan nasional yang
diselenggarakan berdasarkan : perikemanusiaan, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata, serta memberikan perhatian
khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak,
manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin. Untuk
mewujudkan pembangunan kesehatan, telah dikembangkan
Sistem Kesehatan Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 72
Tahun 2012, meliputi unsur: pelayanan kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, manajemen kesehatan
dan penelitian pengembangan.
Pembangunan kesehatan dilakukan melalui upaya kesehatan
secara komprehensif, yaitu mencakup : peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Dilihat dari
sasarannya upaya kesehatan mencakup upaya perseorangan
dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan yang baik, pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Berdasarkan data Badan Litbang Kementerian Kesehatan tahun
2013, bahwa dari sejumlah polulasi diperkirakan 20% s.d 30%
dalam kondisi sa kit, baik sa kit yang ringan sampai sakit beraU
komplek, dan sekitar 80% s.d 70% adalah masyarakat dalam
kondisi sehat. Mengingat jumlah populasi penduduk yang
sehat lebih banyak, dan perlu peningkatan kesehatannya agar
P,eO'lAN PlRtNCANMN KiG IATAN
pGmNセiIayQャ@
MA)YAilA"-'T Ol'N
イセomsi|Nkaエn@
"UN
I I
terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, maka dalam
RPJMN 2015 - 2019 ditetapkan bahwa pembangunan kesehatan
lebih diutamakan upaya pro motif dan preventif, dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Upaya kesehatan dikelompokkan dalam upaya kesehatan
perorangan (UKP), dan upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Pengelompokkan untuk lebih memfokuskan terhadap sasaran
pelayanan dan strategi pelayanan yang diberikan. Secara umum
upaya kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu yang memerlukan pertolongan
kesehatan sehingga pelayanan yang diberikan utamanya
kuratif dan rehabilitatif, seperti pelayanan kesehatan Rumah
Sakit, Puskesmas, dan praktik swasta lainnya. Sedangkan
upaya kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang diberikan
kepada komunitas, terutama pe1layanan kesehatan yang bersifat
meningkatkan kesehatan masyarakat (promotif), seperti makan
sayur dan buah, tidak mengkonsumsi lemak dan garam berlebih
dan agar terhindar dari obesitas/ kegemukan, hipertensi, dan
lai nlain, sehingga upaya kesehatan lebih mengutamakan pada
upaya di hulu yaitu upaya promotif dan preventif.
Keberhasilan pelaksanaan upaya promosi kesehatan sangat
ditentukan oleh kualitas perencanaan kegiatan promosi
kesehatan itu sendiri.Sampai sa at ini, proses penyusunan
perencanaan kegiatan promosi kesehatan baik yang dilakukan
di lingkungan Kementerian Kesehatan maupun di daerah Ibelum
berjalan secara optimal. Permasalahan yang sering dihadapi
oleh para perencana adalah sulitnya mensinkronisasikan dan
meng koordinasikan upaya promosi kesehatanyang dilakukan
kepada unit lain serta proses penyusunan perencanaan yang
membutuhkan waktu cepat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka para perencana
diharapkan dapat memahami sasaran prioritas dan kebijakan
pembangunan kesehatan yang dikaitkan dengan strategi
upaya promosi kesehatan .Hal ini penting untuk membantu
para perencana dalam menyusun kegiatan promosi kesehatan
di unit masingmasing sehingga mempunyai dampak terhadap
.........セ⦅GB
N@ mセwaャiBLQ@
DAN rK '''0\ 1 K£lL Il AIAN i@ セ i iB@
lOll>
pencapaian pembangunan kesehatan di Indonesia .
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud:
Pedoman perencanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kese'hatan digunakan sebagai acuan bagi para
perencana kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan ,
Dinas Kesehatan Provinsi , Dinas Kesehatan Kab'/Kota dalam
menyusun perencanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan .
2. Tujuan:
a. Tujuan Umum :
Merencanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan yang terintegrasi antara pusat dan
daerah untuk mencapai Indikator Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan seperti yang tertuang
dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun
2015 2019.
b. Tujuan Khusus :
1:) Dipedomaninya serta diimplementasikannya kebijakan
dan strategi upayapromosi kesehatan.
2) Dilaksanakannya perencanaan kegiatan Pembedayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan yang berkualitas
sesuai dengan kebijakan dan strategi upaya promosi
kesehatan.
c.
RUANG LlNGKUP
Pedoman perencanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan ini lebih menitikberatkan pad a kebijakan
dan strategi upaya promosi kesehatan dalam mencapai· sasaran
prioritas pembangunan kesehatan.
D. DASAR HUKUM
Landasan hukum yang dipergunakan dalam penyusunan
pedoman perencanaan kegiatan promosi kesehatan ini adalah :
1. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional ;
2. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 20052025;
3. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional ;
5 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerianl
Lembaga, Tata Cara Perubahan Rencana Kerja danAnggaran
Kementerian Negara/Lembaga dalam pelaksanaan APBN ;
7. PP Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendaapatan dan Belanja Negara ;
8. PP Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pela1ksanaan
UndangUndang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional ;
10. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Hencana
Kerja Pemerintah Tahun 2015;
11. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 2019
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1144/MENKES/PERNIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
l\I1asyarakat Bidang Kesehatan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan T ransmigrasi Nomor 5 tahun 2015 tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2015.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKESI
SKN/2009 tentang Rencana Flembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan Tahun 20052025;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkesl
SK/XJ2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/
VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Daerah;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/
VII1I2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1426/Menkes/SK/
XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di
Rumah Sa kit;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
585/Menkesl
SKN/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/XJ2010
tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif;
23. Surat Surat Edaran Menteri Kesehatan tahun 2014 tentang
sinergisme lintas unit dalam optimalisasi upaya promosi
kesehatan di Kementerian Kesehatan
PEDOMAN PERENCANAAN KEGIATAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI
KESEHATAN TAHUN 2016
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat memegang
peranan penting dalam menangani permasalahan kesehatan. Dari
hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa hasil upaya peningkatan
promosi kesehatan dan masyarakat belum optimal, sehingga
diperlukan peningkatan terutama dengan mengintensifkan
komunikasi, informasi dan ed ukasi, khususnya dalam rangka
pencapaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Secara umum
capaian PHBS perlu ditingkatkan, oleh karena masih tingginya
proporsi penduduk yang merokok dalam rumah, rendahnya aktifitas
fisik dan konsumsi buah dan sayur.
Selanjutnya peningkatan pemberdayaan masyarakat, dilakukan
melalui peningkatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
seperti Posyandu, Polindes , Poskesdes, Pos Obat Desa, dan 'lainlain.
Hingga saat ini peran UKBM dalam pembangunan kesehatan masih
belum belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Di dalam sistem
kesehatan nasional, selain peranan pemerintah juga diamantkan
peranan swasta dan komponen masyarakat lainnya. Oleh karena itu
kerja sam a Pemerintah dan swasta dalam promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat semakin perlu ditingkatkan .
Tantangan utama dalam promosi kesehatan adalah pembangunan
kesehatan belum menjadi arus utama pembangunan sektorsektor
lain sehingga peran serta sektor dalam promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat perlu ditingkatkan. Tantangan lainnya
adalah: (1) jumlah dan mutu kegiatan komunikasi, informasi, dan
edukasi masih perlu ditingkatkan; (2) fasilitasi kesehatan untuk
menjamin efektivitas berlangsungnya promosi dan konseling
kesehatan secara baik perlu ditingkatkan; (3) berbagai gerakan sosial,
advokasi, serta kemitraan perlu diefektifkan; (4) kebijakan publik
untuk menciptakan lingkungan sehat perlu ditumbuh kembangkan;
dan (5) pengembangan UKBM dan peran serta masyarakat, dan
kerjasama dengan swasta perlu ditingkatkan.
Memasuki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah
(RPJMN)ke3 tahun 20152019, arah kebijakan pembangunan
kesehatan dan gizi masyarakat adalah
1) Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu ,
anak, remaja dan lanjut usia yang berkualitas;
2) Mempercepat perbaikan gizi masyarakat; 3) Meningkatkan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; 4)
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas;
5) Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan;
6) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas;
7) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang
berkuatitas;
8) Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan , pemerataan,
dan kualitas farmasi dan alat kesehatan;
9) Meningkatkan pengawasan obat dan makanan;
10) Meningkatkan ketersediaan , penyebaran dan mutu Sumber
Oaya Manusia Kesehatan ;
11) Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat;
12) Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan
sistem informasi;
13) Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial
Nasional Bidang Kesehatan ; dan 14) Mengembangkan dan
meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan .
Strategi untuk meningkatkan promosi
pemberdayaan masyarakat adalah
kesehatan
dan
1) Peningkatan advokasi kebijakan pembangunan berwawasan
kesehatan;
2) Pengembangan regulasi dalam rangka promosi kesehatan;
3) Penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan antara
lembaga pemerintah dengan swasta dan masyarakat madani;
I
8
nno""" PERINt"ANMN IV.Q1 ATAN P£Ml!EIWAYMN MA$YARAKAT DAN PROMUII t:.lSf HATA
T AHUN 20 10
4) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE), upaya kesehatan berbasis
masyarakat dan pendidikan kesehatan masyarakat;
5) Peningkatan SDM promosi kesehatan; dan
6) Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan.
Indikator kinerja Program dan Kegiatan Pemberdayaan 'Masyarakat
dan Promosi Kesehatan tahun 2015 2019, yaitu :
Indikator Kinerja Utama
Jumlah kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan
Indikator Kinerja Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah kebijakan publik yang
berwawasan kesehalan
3
3
3
3
3
Persenlase KabupalenlKola
yang memitiki kebijakan PHBS
(%)
40
50
60
70
80
Persentase desa yang memanfaalkan alokasi dana desa
minimal 10% untuk UKBM
10
20
30
40
50
Jumlah dunia usaha yang
memanfaalkan CSRnya unluk
program kesehalan
4
8
12
16
20
Jumlah organisasi kemasyarakalan yang memanfaalkan
sumberdayanya unluk mendukung kesehalan
3
6
9
12
15
Jumlah Tema pesan dalam komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakal
10
10
10
10
10
Definisi Operasionallndikator Kinerja Utama Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan adalah :
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah
Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan
yang dibuat sektoral (KlL) berupa Peraturan President Peraturan
Menteri/ Instruksi Menteri/ Surat Edaran Menteri/ Surat Keputusan
Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam
upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat.
Definisi Operasional Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kese hatan adalah:
1. Jumlah Kebijakan Publi k Berwawasan Kesehatan
Pusat Promosi Kesehata n
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah
jumlah kebija'kan yang dibuat sektoral (K/L) berupa Peraturan
Presidenl Peraturan Menteril Instruksi Menteril Surat Edaran
Menteril Surat Keputus an Bersama Menteri yang mendukung
kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku
sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan jumlah
kebijakan yang dibuat oleh oleh Dinas Kesehatan Propinsi
maupun sektoral berupa Peraturan Gubernur, Kebijakan
Pemerintah Daerah Propi nsi yang mendukung kesehatan.
Dinas Kesehatan Kab.lKota
Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan jumlah
kebijakan yang dibuat o leh oleh Dinas Kesehatan Kabupatenl
Kota maupun sektoral berupa Peraturan Bupati , Kebijakan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang mendukung
kesehatan.
2. Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS (%)
adalah Persentase kabupaten dan kota yang membuat kebijakan
yang mendukung PHBS mi nimal 1 kebijakan baru per tahun
(Kebijakan yg mendukung kesehatan/PHBS/perilaku sehat
adalah kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan
BupatilWalikota, Instruksi BupatilWalikota, Surat Keputusan
BupatilWalikota, Surat Edaran/Himbauan Bupati/Walikota pad a
tahun tersebut)
3. Persentase desa yang memanfaatkan alokasi dana desa minimal
10% untuk UKBM adalah persentase desa yang memanfaatka n
alokasi dana desa mini mal 10% untuk UKBM dalam rangka
pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
4 . Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program
kesehatan
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah dunia usah a yang memanfaatkan CSRnya untuk
iセ@
PI
i|Ljセan@
l'IMII\ RI'AYIlAPl MAS)AI\AKAT [)MJ 1'lioMn>! KHt HAlAN rAil"" ZOu,
program kesehatan adalah jumlah dunia usaha yang
melakukan bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan
yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk
program kesehatan adalah jumlah dunia usaha yang
melakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi
yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan.
Dinas Kesehatan Kab./Kota
Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya
untuk program kesehatan adalah jumlah dunia usaha
yang melakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang memanfaatkan CSRnya untuk
program kesehatan .
5. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung kesehatan
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung kesehatan adalah jumlah
organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama dengan
Kementerian KeS6hatan yang memanfaatkan sumberdayanya
untuk mendukung program kesehatan .
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung kesehatan adalah jumlah
organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan Propinsi yang memanfaatkan sumberdayanya
untuk mendukung program kesehatan.
Dinas Kesehatan Kab'/Kota
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung kesehatan adalah jumlah
organisasi kemasyarakatan yang bekerjasama dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang memanfaatkan
sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan.
QR
6. Jumlah Tema pesan dalam komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakat
Pusat Promosi Kesehatan
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan oleh
Pusat kepada masyarakat melalui berbagai media, minimal
penayangan di 5 stasiun TV, 7 Kali perhari selama 30 hari.
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan
oleh Dinas Kesehatan Propinsi kepada masyarakat melalui
berbagai media.
Dinas Kesehatan Kab.lKota
Jumlah pesan kesehatan prioritas yang disebarluaskan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Masyarakat.
セ@
'ATAN Pr"'UU'AYMN M"'y ARA.....T d セ ... l'I\()f>\O>f !3.S[I