Bahan Saat Teduh RCP 2015

BAHAN SAAT TEDUH | 3
EFESUS 2 : 1-7
“PANGGILAN KEPADA HIDUP”

Perjalanan pelayanan dimulai dengan panggilan Allah. Kita melayani Allah
bukan karena inisiatif kita, tetapi akibat panggilan Allah. Seperti apakah
panggilan itu? Bagaimana kamu mengalaminya?
Allah ingin setiap orang dan setiap bangsa diselamatkan. Itulah sebabnya
aspek pertama dari perjalanan pelayanan kita adalah, panggilan Allah kepada
hidup. Tuhan memanggil orang-orang dari masa lalu yang penuh dosa,
perbudakan, kegelapan, kepada pertobatan. Panggilan ini ditujukan kepada
semua umat manusia sepanjang sejarah. Tujuan panggilan Allah kepada hidup
adalah membawa kita kembali kepada rencana semula yang dimaksudkan Allah
dalam penciptaan dan digenapi melalui karya penebusan Kristus. Dia memanggil
kita dari tempat kita berada kepada tempat di mana seharusnya kita berada.
Dalam ketiga ayat pertama dalam pasal 2 ini, Paulus melukiskan situasi
dan cara hidup anggota jemaat yang berasal dari bangsa-bangsa non Yahudi
(kafir) pada waktu dahulu, sebelum mereka bertobat dan menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Lukisan itu Paulus mulai dengan: kamu
dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu (ayat 1).
Bukan hanya orang – orang Kristen non Yahudi (kafir) saja yang hidup di

dalam dosa. Orang – orang Kristen Yahudi pun demikian. Hal itu diterangkan oleh
Paulus dalam ayat 3 :

“ Sebenarnya dahulu kami

semua

juga terhitung di

antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan pikiran kami
yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang – orang yang harus dimurkai,
sama seperti mereka yang lain.”

Dari surat ini Paulus menegaskan bahwa

semua orang – baik Yahudi maupun non Yahudi – telah mati.
Dalam situasi seperti yang digambarkan di atas itulah Allah bertindak. Ia
tidak membiarkan manusia binasa dalam dosanya. Ia menyelamatkannya dari
kematian. Itulah yang diberitakan oleh Paulus. Ia mulai dengan : “ Tetapi Allah


yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita” (ayat 4). Artinya seluruh manusia, kita yang telah mati karena
pelanggaran kita, telah dihidupkan bersama-sama dengan Kristus. Itulah Injil
yang paulus ingin sampaikan, bahwa karena bagitu besar kasih Allah kepada
orang-orang berdosa (kita), sehingga Anak-Nya sendiri Ia serahkan ke dalam
maut untuk keselamatan kita.

RETREAT CALON PENGURUS TKK-SMFK UNSRAT | 2015

BAHAN SAAT TEDUH | 3

Dalam ayat 6, Paulus melanjutkan beritanya ini : “ Dan di dalam Kristus

Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama –
sama dengan Dia di Sorga”. Di bagian ini dikatakan tentang kuasa Allah yang
hebat yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus. Disini dijelaskan bahwa hal itu Ia
buat untuk jemaat-Nya. Tuhan Allah membangkitkan Dia (Yesus) dari antara
orang mati dan mendudukkan Dia disebelah kanan-Nya di sorga. Bagi jemaatNya hal itu berarti, mereka juga dibangkitkan dari antara orang mati dan
ditempatkan bersama-sama dengan Kristus di sorga.
Seorang penafsir, FW Grosheide : “ Orang-orang berdosa ialah orang-orang


yang mati, karena itu mereka harus dihidupkan kalau mereka mau menjadi apaapa. Dari diri mereka sendiri mereka tidak dapat hidup kembali. Hidup itu datang
kepada mereka dengan cara yang sangat khusus. Kristus bangkit kembali
sebagai buah-sulung. Ia hidup dan memberikan kehidupan kepada orang-orang
berdosa”.

RETREAT CALON PENGURUS TKK-SMFK UNSRAT | 2015

BAHAN SAAT TEDUH | 3

EFESUS 2 : 8-10
“PANGGILAN KEPADA PELAYANAN”

Bayangkan menit terakhir dalam pertandingan sepakbola. Skornya beda
tipis. Tim kamu sedang mengiring bola ke arah gawang lawan. Kamu mengambil
posisi sayap di lapangan, ikut membantu tim. Pemain tengah melihat celah di
depanmu dan dengan cakap mengoper bola ke arah kamu. Kamu memiliki
peluang untuk mencetak gol. Apakah kamu berhenti berlari ke arah bola pada
saat itu? Apakah kamu berbalik ke arah lain, dan dengan rendah hati berkata,
“Tidak, tidak, bukan saya yang pantas mencetak gol kemenangan.”?
Sementara itu, mari kita bersikap jujur : banyak diantara kita yang

memperlakukan panggilan Allah untuk kita dengan cara seperti itu. Setelah
melihat jalan terbuka dalam hidup kita untuk menggenapi tujuan-Nya, Allah
memanggil kita – dan sangat mudah bagi kita untuk menghindari panggilan itu.
Panggilan untuk melayani datang ‘sesudah’ panggilan untuk menerima
hidup, dan hubungan dengan Allah. IA memanggil orang-orang untuk tujuan-Nya.
Ini bukan sekadar panggilan kepada kegiatan. Ini mencakup penyembahan dan
komitmen untuk melakukan kehendak-Nya. Hal yang membuat pelayanan
Kristen kuat adalah itu merupakan hasil sampingan dari hubungan kita dengan
Allah melalui Roh Kudus yang diam didalam kita.
Dalam ayat 8 Paulus kembali kepada apa yang telah ia katakan dalam
ayat 5 dan serentak menjelaskannya lebih lanjut. Ia katakan : “Sebab karena

kasih-karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan usahamu, tetapi
pemberian Allah.”

Kata ‘sebab’ menghubungkan ayat ini denngan ayat 5.

Dengan memakai kata ini Paulus seolah-olah mau mengatakan bahwa apa yang
ia tuliskan


adalah benar : Mereka diselamatkan karena kasih karunia. Dan ia

menambahkan, oleh iman.
Di ayat 10 Paulus menegaskan kembali bahwa anggota jemaat tidak
diselamatkan oleh perbuatan baik, tetapi diciptakan dalam Kristus untuk
melakukan perbuatan baik. Ia memanggil kita untuk: menerima pemberian itu
dan – sebagai tanda pengucapan syukur membagikannya dengan orang lain.
Untuk itu Ia telah mempersiapkan pekerjaan baik bagi kita, supaya kita boleh

RETREAT CALON PENGURUS TKK-SMFK UNSRAT | 2015

BAHAN SAAT TEDUH | 3
hidup di dalamnya. Yang Paulus maksudkan disini dengan “hidup di dalam
pekerjaan baik” – lawannya “hidup didalam dosa (ayat 2)
Mari
pertanyaan

berhenti

sejenak,


yang muncul :

kita

akan

mempertimbangkan

beberapa

Bagaimana saya tahu bahwa Allah sedang

memanggil? Bagaimana Dia memanggil? Cara apa yang dipakai-Nya?
Kita harus memahami kebenaran sederhana ini? Panggilan Allah tidak

sama untuk masing-masing orang. Kepada beberapa orang, DIA berbicara secara
langsung. Kepada yang lain, DIA menuntun melalui proses panjang yang akan
membawa mereka kepada penundukkan kepada panggilan-Nya. Hal yang paling
penting dalam panggilan itu adalah mengerti dengan jelas panggilan Allah dan

menanggapinya dengan hormat dan takut akan Tuhan.
Pelayan Kristen dipanggil untuk memajukan Kerajaan Allah dengan
menjalankan agenda Allah. Dengan demikian, menerima panggilan Allah
mencakup mengenali dan menaati agenda tersebut. Agenda pelayanan Allah
menyiratkan membangun jembatan antara Allah dan umat-Nya. Ada beberapa
tanggung jawab yang sama dari panggilan Allah kepada orang-orang yang
dipanggil untuk melayani yaitu menunjukkan Allah dan menjalankan tujuan

Allah.
Pelayanan bukan hanya cara Allah memakai seseorang dalam hidup orang
lain atau bagi Kerajaan-Nya. Pelayanan juga berarti hal yang dilakukan Allah
dalam hidup orang yang dipanggil-Nya. Kita akan mengalami pembentukan,
perubahan dan pembangunan karakter – itu semua adalah kasih karunia Allah.
“Pembentukan” adalah bagian dari panggilan kepada pelayanan juga. Allah
memakai proses itu untuk membuat kita berkembang dan membuat kita makin
serupa dengan Yesus Kristus.

Bagi kamu yang sedang dipanggil Allah renungkanlah ini : “Apakah kamu bersiap
sedia bagi Allah?”


RETREAT CALON PENGURUS TKK-SMFK UNSRAT | 2015

BAHAN SAAT TEDUH | 3

“....BUKAN SEBERAPA BESAR ANDA, MELAINKAN SEBERAPA BESAR

KESEDIAAN ANDA”

David Burdine, akuntan sukses yang memimpin Bethesda Ministries,
membagikan pengalamannya tentang menerima panggilan Allah.
“Saya orang awam. Berbicara mengenai ‘panggilan Allah’ dapat membuat
kita merasa tertekan. Kita sering salah mengartikan panggilan Allah. Kita berpikir
bahwa setiap orang dalam pelayanan telah mendengar suara yang berat dan
dalam yang berkata, ‘hei kamu! Inilah panggilanmu!’ Tantangan kita adalah
mengingat bahwa panggilan Allah mencakup setiap karir, setiap jenis pelayanan.
“Ini adalah tantangan besar bagi saya. Selama bertahun-tahun, saya
selalu merasa tidak layak dan berpikir, ‘Mengapa Allah memanggil semua
pengkhotbah itu dan bukan saya?’ Namun, Allah telah memanggil saya.”
“Mungkin bagian dari pergumulan saya adalah bahwa saya menganggap
diri saya tidak pantas menerima panggilan Allah. Saya berasal dari keluarga

bermasalah. Ibu dan ayah saya bercerai saat saya masih kecil. Saya bahkan
tidak pernah melihat Ayah lebih dari satu atau dua kali sesudah perceraian itu.
Sikap Ibu menjadi berlebihan sebagai orangtua tunggal dengan membuat
banyak aturan mengenai hal yang ‘boleh’ dan ‘tidak boleh’ dilakukan, sikap yang
tidak begitu lazim pada waktu itu. Saya percaya dengan cara itu Ibu bermaksud
melindungi saya dari banyak hal. Namun, hal itu membuat saya semakin ingin
mengatur jalan hidup saya sendiri di perguruan tinggi.
“Mengatur jalan hidup saya sendiri tidak berarti melarikan diri dari Allah.
Saya diberkati dengan hubungan yang kokoh dengan Yesus Kristus sejak masih
muda. Hal itu berarti saya secara aktif berusaha membuat hidup saya

RETREAT CALON PENGURUS TKK-SMFK UNSRAT | 2015

BAHAN SAAT TEDUH | 3
bertanggung jawab. Pada awal masa kuliah, sepotong syair dari lagu lama
mengalun di hati saya :

Bila aku dapat menolong seseorang saat melewati jalan ini, hidupku tidak
akan sia-sia.”
“Selama bertahun-tahun, saya percaya bahwa Allah berbicara kepada kita

melalui lagu. Saya benar-benar memegang kata-kata dalam lagu ini. Saya belajar
sungguh-sungguh untuk mendapatkan gelar dalam bidang akuntansi. Tidak
terbayang bahwa saya akan berkecimpung dalam pelayanan profesional. Saya
hanya ingin berbisnis dan melihat kualitas hidup orang lain meningkat melalui
pekerjaan saya.”

“Saya yakin peneguhan datang melalui istri saya, Sharon, ketika kami
menikah. Kami memutuskan untuk menebarkan kasih Allah kepada sebanyak
mungkin orang yang terhilang dan terluka. Kami tidak mengetahui akan menjadi

seperti apakah hal tersebut, tetapi keputusan itu menjadi tujuan utama hidup
kami”
“Ketika saya memegang jabatan sebagai pemimpin (pelayan) di Bethesda,
seorang teman menantang saya dengan perkataan ini : ‘Dave, jangan mencoba
membuktikan kepada Allah seberapa besar dirimu, tetapi buktikanlah seberapa
besar kesediaanmu’.”
“Menerima dan menjalankan panggilan Allah terbukti sangat penting
dalam hidup saya. Saya tidak dapat berpura-pura menjadi seorang pemimpin
besar dalam dunia bisnis. Riwayat hidup saya tidak mendukung untuk itu.
Namun saya dapat membuka diri kepada hal yang ingin Allah lakukan terhadap

saya.”
***
“Lebih dari 24 tahun yang lalu, ketika saya menjadi direktur Bethesda,
saya kira saya seorang pemimpi besar. Saya mempunyai sasaran jangka panjang
untuk memberikan satu juta dolar setiap tahun bagi pekerjaan Kerajaan Allah.
Saya pikir Bethesda akan menjadi alat yang dipakai Allah untuk mewujudkan
impian itu.”
“Anda dapat membayangkan bahwa tahun 1988 menjadi tonggak
bersejarah bagi saya. Tahun itu, untuk pertama kalinya Bethesda memberi lebih
dari satu juta dolar untuk memajukan Kerajaan Allah. Saat ini, kami memberikan
RETREAT CALON PENGURUS TKK-SMFK UNSRAT | 2015

BAHAN SAAT TEDUH | 3
15-20 juta dolar setiap tahun untuk tujuan itu. Visi Allah jauh lebih besar dari
pada visi saya sendiri”
“Saya pun menyukai Efesus 3:20. Ayat ini dituliskan di dinding tangga di
markas besar kami: “Segala kemuliaan bagi Allah. Dengan kuasa-Nya yang

bekerja di dalam kita, Ia dapat melakukan jauh lebih banyak hal daripada yang
berani kita bayangkan – sama sekali melebihi segala doa, keinginan, pikiran, dan
pengharapan kita” (Ef 3:20, FAYH). Saya berdoa, menginginkan, dan berharap
untuk kesempatan saat kami dapat memberi satu juta dolar setahun. Namun,
Allah ‘sangat jauh melampaui’ hal itu.”

Efesus 2 : 6-7
“Panggilan Kepada Hubungan”

Allah memanggil orang-orang ke tempat yang dikehendaki-Nya untuk
menggenapi tujuan-Nya yang kekal dalam diri mereka dan melalui hidup mereka.
Panggilan-Nya yang utama adalah menjalin hubungan bersama-Nya. Panggilan
kepada satu macam pelayanan, tidak sepenting panggilan kepada hubungan.
Ada 2 pertimbangan penting mengenai tahap panggilan dalam perjalanan
(hubungan) ini :
-

Mendengar suara DIA yang memanggil, dan

-

Mengenali suara itu sebagai suara Allah
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Seperti yang akan kita lihat, mendengar
dan mengenali suara Allah adalah proses yang menjadi syarat bagi
pelayan Kristen.
Pertama, untuk mendengar suara Allah, kita harus mendengarkan !

Mendengarkan Allah, seperti mendengarkan teman kita, menuntut kita untuk
RETREAT CALON PENGURUS TKK-SMFK UNSRAT | 2015

BAHAN SAAT TEDUH | 3
menyimak. Kita harus memusatkan perhatian kepada Allah. Kita menceritakan isi
hati kita kepada-Nya, meminta tuntunan-Nya, menyediakan waktu, dan berusaha
mencari Dia.
Kedua, untuk mengenali suara Allah, kita harus mengenal Dia dengan

baik! Menanyakan sesuatu kepada Allah tidak sama dengan ingin mengenal-Nya
lebih mendalam sebagai hasil perjumpaan kita dengan Dia.
Kedua unsur ini membuat hubungan yang sehat dengan Allah menjadi
sangat penting. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang mencari tersebut
melewatkan waktu untuk menyelidiki Alkitab, berdoa, berpuasa, dan bersekutu inilah yang harus kita lakukan untuk belajar mendengar dan mengenali suara
Allah.
Godaan dalam perjalanan kekristenan kita, khususnya untuk kita yang melayani,
adalah berlari untuk Allah sebelum kita belajar berlari kepada-Nya. Akan lebih
mudah melakukan pekerjaan bagi Tuhan daripada membangun hubungan dan
menyembah Dia.

RETREAT CALON PENGURUS TKK-SMFK UNSRAT | 2015