Saat Teduh Apa dan Bagaimana

Bahan Persekutuan Remaja dan Pemuda  
Bajem Mulyosari – 3 Desember 2015 

SATE: Saat Teduh 
 
1. Saat Teduh adalah waktu khusus yang kita persiapkan dan sediakan
untuk menjalin relasi (berkomunikasi, berbicara) dengan Tuhan, baik
melalui doa, pembacaan Alkitab, maupun dalam keheningan pribadi.
2. Saat Teduh merupakan tradisi/warisan rohani Iman Kristen sejak lama.
Bahkan, asal sejarahnya adalah dari tradisi agama Yahudi (lih. Daniel
6:11). Yesus-pun selalu menyisihkan waktu untuk dapat berdoa (lih.
Mrk.1:35;Mat.14:23). Selanjutnya, tradisi saat teduh terus dipraktikkan
dan dipelihara oleh Gereja sampai saat ini.
3. Sekalipun saat teduh terus dipelihara dan dipraktikkan oleh gereja, saat
teduh bukanlah sebuah kewajiban yang mengikat dan memaksa. Saat
teduh harus tumbuh dari sikap kesadaran dan niat murni yang muncul
dari diri kita sendiri. Saat Teduh yang dilakukan karena paksaan
bukanlah saat teduh yang baik, karena itu hanya sebatas ritual dan
formalitas belaka. Saat Teduh harus muncul dari kesadaran dan niat
bahwa “aku membutuhkan Tuhan, dan aku mau bersyukur kepada
Tuhan lewat waktu khusus yang aku sediakan untuk berjumpa

denganNya.”
4. Apa yang biasa dilakukan dalam Saat Teduh? Secara umum, dalam Saat
Teduh ada beberapa hal yang dapat kita lakukan;
o Berdoa: doa adalah relasi cinta dengan Allah, jadi isi doa tidak
hanya berisi permohonan terus. Doa bisa berupa bentuk; Mazmur,
pujian/nyanyian, ratapan, curhat, dan sebagainya.
o Renungan: memberikan hati dan diri kita untuk mendengarkan
sapaan Roh Allah. Roh Allah itu bisa menyapa kita lewat berbagai
macam cara, semisal; lewat pembacaan Alkitab, membaca bahanbahan renungan, lewat hasil permenungan pengalaman hidup kita
bersama Allah, dan lain sebagainya.
o Hening: setelah berkomunikasi dengan Allah, dan mendengarkan
sapaan suara Allah, ada baiknya kita meneduhkan diri sejenak
agar kita bisa meresapi apa yang menjadi kehendak Allah bagi kita
pada hari ini. Hening berarti memfokuskan diri pada proses
komunikasi kita dengan Allah tadi. Bukan bengong/melamun!
5. Tantangan membangun kehidupan Saat Teduh yang baik dan benar pada
masa kini. Terkhusus tantangannya bagi orang muda;
Jadwal yang sibuk; membuat kita sulit menyediakan (bukan
menyisakan!) waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Waktu
24 jam dalam sehari terasa kurang.

Saat Teduh dibutuhkan hanya pada saat-saat kita mengalami
pergumulan/persoalan. Diluar waktu/saat-saat itu, kita merasa
tidak butuh bersaat teduh.
Malu dipandang “sok suci”; anak muda yang melakukan saat teduh
seringkali diberi cap oleh lingkungannya sebagai orang sok suci,
saleh. Cap yang dberikan itu seakan-akan memberi stigma kepada
kita sebagai seorang yang cupu, gak gaul, gak asyik. Sehingga
supaya tidak dicap demikian, maka tidak bersaat teduh.

Bahan Persekutuan Remaja dan Pemuda  
Bajem Mulyosari – 3 Desember 2015 
Lebih senang mendengarkan Kotbah, daripada membaca Firman
Tuhan. Mau mendengarkan kotbah itu pada dasarnya baik, hanya
saja belum sepenuhnya cukup dan tepat. Tuhan dapat berbicara
kepada kita lewat beragam cara, Ia bisa berbicara lewat doa-doa
kita, Ia bisa berbicara lewat firmanNya, Ia bisa berbicara lewat
keheningan kita, dan sebagainya. Saat Teduh adalah salah satu
cara kita mendengarkan sapaat Tuhan pada kita secara personal.
Lebih senang Curhat di Media Sosial, daripada sama Tuhan.
6. Lalu, bagaimana menumbuhkan kerinduan pribadi kita untuk

melakukan saat teduh bersama dengan Tuhan?
 Sadari, bahwa kita memerlukan Tuhan dalam hidup kita. Rasa
kebutuhan akan Tuhan, membuat kita selalu rindu berkomunikasi
denganNya, sama seperti kerinduan kita curhat dengan teman,
sahabat, ataupun pacar kita.
 Tuhan bukanlah hanya tempat kita memohon/meminta saja.
Tetapi Tuhan adalah juga tempat kita untuk bersyukur, curhat,
menangis, berpasrah, dan sebagainya. Tuhan, sekalipun Ia tak bisa
dilihat dengan mata telanjang, tetapi Ia selalu mendengarkan !
 Doa ibarat nafas rohani kita. Tidak berdoa berarti semakin
membuat rohani kita melemah dan akhirnya mati. Doa membuat
kita semakin bersandar pada Allah, tidak berdoa membuat kita
semakin bersandar pada dunia.
7. Salah satu cara mempersiapkan kehidupan saat teduh yang baik dan
berdampak:
 Memilih Tempat: pilihlah/carilah sebuah tempat dimana kita
tidak terganggu oleh apapun (lih. Mat.6:6; Luk.5:16)
 Atur Sikap Badan: aturlah sikap duduk senyaman mungkin, bisa
dengan sikap duduk, bersila, rileks, tidak tegang. Yang paling
penting, jangan ambil posisi yang membuat kita tertidur!

(Luk.22:45)
 Atur Sikap Mental: tenangkan diri, jauhkan pikiran dari hal-hal
duniawi (HP, urusan bisnis, PR, Jalan-jalan). Sadarilah, bahwa
kita sekarang masuk ke hadirat Allah yang kudus
 Masuk Ke Dalam Hadirat Tuhan: sadarilah siapa yang kita
hadapi dalam doa kita.
 Membaca Kitab Suci/Renungan: bacalah renungan pada hari ini,
apa yang Allah kehendaki padaku hari ini?
 Hening, dan Tutuplah dengan Doa: setelah berdoa, dan membaca
renungan. Resapilah renungan kita pada hari ini dalam
keheningan, rasakan sapaan Allah yang lembut dan halus itu
dalam keheningan. Setelah dirasa cukup, tutuplah saat teduh hari
itu dengan doa. Berdoalah memohon rahmat Tuhan untuk dapat
melakukan apa yang Ia kehendaki pada kita, dan mohon berkat
untuk apa yang jadi pergumulan kita.
8. Memang tidak mudah untuk membiasakan diri bersaat teduh. Tetapi,
selagi kita masih muda, masih memiliki cukup waktu, kekuatan, dan
kesehatan, sediakanlah waktu untuk menjalin relasi dengan Tuhan.

Bahan Persekutuan Remaja dan Pemuda  

Bajem Mulyosari – 3 Desember 2015 
Yesus saja masih menyediakan waktu untuk berdoa, Paulus juga masih
menyediakan waktu untuk berdoa, bahkan umat/gereja di masa lalu
yang mengalami tekanan dan penindasan saja masih menyediakan
waktu mereka untuk berdoa. Nah, bagaimana kemudia dengan kita?
Apakah kita tidak butuh bersaat teduh? Apakah kita tidak butuh
berdoa?
9. Mari kita membiasakan membangun kehidupan doa dan saat teduh yang
benar dan tepat. Sediakan waktu, sekurang-kurangnya 30 menit, dari 24
jam/hari dari yang Tuhan berikan pada kita. Ia tidak pernah menuntut
kita banyak, yang Ia rindukan pada kita anak-anaknya adalah
menyediakan waktu berbicara dari hati ke hati denganNya. Tuhan itu
bagaikan seorang Bapak/Sahabat/Teman/Pacar yang selalu rindu
menanti kita hadir menyapa dan berbicara padaNya.
Diskusikanlah:
- Apa kesulitan kita dalam membangun kehidupan saat teduh, sebagai
anak-anak muda?
- Menurut teman-teman secara pribadi, apa yang membuat saat teduh itu
penting?
- Di luar sana, ada orang-orang yang melakukan saat teduh. Tetapi dalam

kehidupan nyata, ia adalah seorang yang suka menindas, tidak jujur,
tidak peduli, dan egois. Apakah saat teduhnya bermakna?
- Saya tidak menyediakan waktu khusus untuk saat teduh, tetapi dalam
pekerjaan dan kesibukkan saya, saya selalu berdoa dalam hati. Apakah
itu cukup menggantikan saat teduh yang tidak kulakukan?
- Komitmen apa yang akan kita buat dalam usaha kita membangun saat
teduh yang benar dan tepat?

Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu
itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus
(Efesus 6:18b)
Selamat membangun kehidupan saat teduh yang benar. Tuhan membimbing
dan menolong kita !

Kamis, 03 Desember 2015
Nicko Agusta