Letak Geografis ANALISIS SITUASI

2 Selebihnya sebagai pelaksana harian TU dan guru mata pelajaran berasal dari SMAN 1 Banguntapan. Jumlah kelas paralel adalah 2, dan merupakan peserta didik angkatan pertama yang berjumlah 80 orang. Dalam perjalanan filial, kepala sekolah berganti dari Ibu Dra Tumi Raharjo kepada Bpk R Sugito BA. SMAN 1 Piyungan Bantul dinyatakan berdiri dengan SK Menteri Nomor 0216O1992 pada tanggal 1 April 1992, dengan kepala sekolah Bpk R Suharjo BA yang mengampu sampai dengan tahun 1995. Pada tahun ajaran 19921993 mulai banyak ditempatkan guru dan TU yang berstatus pegawai negeri sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Dan pada tahun ajaran 19931994 mulai dibangun ruang kelas baru sebanyak 1 ruang, dan menerima siswa baru sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa 120 orang. Pada tahun ajaran yang sama SMAN 1 Piyungan Bantul mulai meluluskan siswa angkatan pertama. Pada tahun 1995 kepala sekolah berganti dari Bpk R Suharjo BA kepada Bpk Drs Suroto, yang mengampu sampai dengan tahum 1998. Pada tahun ajaran 19941995 menambah 4 ruang kelas baru dan 1 ruang laboratorium bahasa, dan menerima siswa baru sebanyak 4 kelas. Pada bulan Desember tahun 1996 dibangun mushola yang diresmikan oleh Bpk Kakanwil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada Saat itu Bpk Drs H Rusli Rahman. Pada tahun 1998 kepala sekolah berganti dari Bpk Drs Suroto kepada Bpk Drs Saliman yang mengampu hingga tahun ajaran 2003. Pada tahun 2001 dibangun lapangan olah raga basket yang sekaligus dapat berfungsi sebagai lapangan tenis. Tahun 2003 kepala sekolah berganti dari Bpk Saliman kepada Bpk Drs Wiyono yang mengampu hingga tahun 2005. Pada tahun 2004 dibangun Laboratorium Komputer, dan tahun 2005 dibangun laboratorium Media Pembelajaran. Pada tahun 2005 kepala sekolah berganti dari Bpk Drs Wiyono kepada Ibu Dra Kusriyantinah yang mengampu hingga tahun 2007. Pada bulan Mei tahun 2006 terjadi peristiwa musibah Gempa Bumi Bantul yang meluluh lantakkan seluruh fasilitas yang telah dimiliki oleh SMAN 1 Piyungan Bantul. Pasca Gempa Pemerintah memberikan bantuan untuk merehab bangunan yang rusak ringan atau sedang, dan membangun kembali bangunan yang rusak berat dan tidak dapat digunakan lagi. Bangunan yang direhab berupa 1 ruang Kepala sekolah, 1 ruang TU, 1 ruang guru, 5 ruang kelas, 1 ruang pertemuan yang diapit oleh 2 ruang kelas yang dindingnya