Bandung Creative Hub Sebagai Penghubung Kawasan Heritage Tema Connectivity

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota bandung merupakan salah satu kota bersejarah, pada tahun 1810 hindia belanda datang dan menetap di kota bandung. Kemudian hindia belanda membangun berbagai bangunan untuk menunjang aktifitas dan kegiatan di kota Bandung,sehingga kota bandung cukup kaya dengan berbagai bangunan peninggalan kolonial Belanda yang dibangun dengan berbagai gaya atau langgam yang menjadi ciri bagi sejarah perkembangan kota Bandung. Setelah kemerdekaan, peninggalan - peninggalan berupa artefak seperti bangunan heritage yang masih terjaga dengan baik. Lokasi gedung-gedung tua itu umumnya di kawasan kota yang paling awal dibangun seperti di jalan Asia Afrika Bandung (jalur Grote postweg, jalan raya pos yang dibangun dari Anyer sampai Panarukan). Namun pada saat ini, terdapat beberapa permasalahan dalam kawasan bersejarah ini. Salah satunya muncul lahan terbengkalai yaitu pada lahan eks. palaguna, yang dalam sejarah awal mula lahan tersebut merupakan lahan yang pernah di bangun pertokoan dan hotel. Menurut Roger Trancik di dalam bukunya yang berjudul

Finding Lost Space, ada lima faktor utama yang menyebabkan terbengkalainya lahan di kota-kota besar yaitu :

1. Meningkatnya ketergantungan pada kendaraan.

2. Pengaruh Rancangan Arsitek Terhadap ruang terbuka .

3. Adanya aturan baru yang dibuat tentang pembangian zoning dan landuse yang menyebabkan terpisahnya komponen - komponen dalam kota.

4. Tidak adanya partisipasi dari pihak pengembang/developer untuk ikut bertanggung jawab terhadap ruang publik di perkotaan.

5. Kurangnya perawatan terhadap bangunan lama seperti bangunan industri, militer dan area transportasi di tengah jantung kota.

Industri kreatif di Indonesia dan khususnya di Kota Bandung dewasa ini telah menunjukan aktifitas yang menggembirakan. Keanekaragaman budaya dan seni yang ada di Indonesia dan khususnya di Kota Bandung dapat mempengaruhi potensi kreatif yang timbul pada masyarakat. Menurut Kementrian Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025


(2)

2 menyebutkan bahwa industri kreatif dapat dikelompokkan kedalam 14 sub sektor. Sub sektor tersebut diantaranya : periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, video (film dan fotografi), permainan interaktif (game), musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak 50 (software), televisi dan radio, dan riset pembangunan. Ke- 14 sektor tersebut merupakan acuan dalam pengembangan jenis usaha kreatif yang ada di Indonesia. Berbagai komunitas yang mempunyai latar belakang berbeda tumbuh dan berkembang di Kota Kembang ini. Sejumlah komunitas ini mempunyai benang merah yang membuat mereka bisa dengan mudah disatukan, yaitu kreativitas. Berikut merupakan data jumlah pelaku industri kreatif di Kota Bandung.

Saat ini kota bandung memiliki banyak forum dan organisasi lintas komunitas kreatif yang membangun dan membangkitkan prestasi kota bandung. Namun, pada kenyataanya, wadah untuk menampung aktifitas tersebut sangat minim dalam segi kebutuhan ruang, tapak dan pembangunan. Maka dari itu, Penulis merancang Bandung

Creative Hub sebagai wadah aktifitas kreatif dan penghubung dari berbagai bangunan Gambar 1.1. Potensi sektor usaha kreatif di kota bandung


(3)

yang berada pada kawasan heritage yang merupakan pusat kota yang memiliki nilai sejarah dan identitas kota bandung dengan menyediakan berbagai fasilitas pendukung dan sistem organisasi yang baik.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Menghidupkan kembali lahan terbengkalai pada kawasan heritage serta menghubungkan fungsi atau fasilitas baru pada kawasan heritage.

Merancang bangunan bandung creative hub sebagai wadah pengembangan kreatifitas terutama anak muda yang berada di bandung.

1.2.2 Tujuan

Mempelajari,menganalisis dan mengetahui tentang sejarah lahan yang ada pada kawasan heritage.

mempelajari dan menganalisis fasilitas baru yang sangat berpotensi di kota bandung.

Mempelajari,menganalisis dan mengetahui tentang aktifitas di bidang industri kreatif.

1.3 Masalah Perancangan

Bagaimana menghubungkan fungsi atau fasilitas baru pada kawasan

heritage?

Bagaimana merancang bangunan bandung creative hub yang sesuai dengan lokasi sekitar tapak ?


(4)

4

1.4 Pendekatan Perancangan

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Perancangan

Tapak yang di pilih untuk pembanguna bandung creative hub adalah pada kawasan heritege jalan asia afrika tepatnya pada tapak eks. palaguna.

Perancanga bangunan Creative Hub Mengambil Tema Connectivity

Perancangan bangunan Creative Hub mempertimbangkan karakteristik dari kawasan yang ada.

Perancangan bangunan Creative Hub harus mengacu pada studi literatur dan karakter seni dan budaya yang ada di kota bandung.

Bagan 1. Pendekatan Perancangan (Sumber: Data pribadi


(5)

1.6 Kerangka Berfikir

Tema

Judul

Creative hub sebagai penghubung kawasan heritage

di kota bandung

Konteks

 RTRW

Landuse

 Tapak

Kajian Pustaka

 Buku Architecture in context (Brent C. Brolin)

 Buku Finding lost Space ( Roger Trancik )

 Buku Urban Design Compendium 1& 2 (Llewelyn - davies )

 Analisa site ( Edward T. White) Analisa

 potensi

 Permasalaha n Konsep Skematik Hasil Rancangan Kriteria Perancangan

Bagan 2. Kerangka Berfikir (Sumber: Data pribadi


(6)

6

1.7 Skematik Penulisan

Sistematika laporan dari perancangan Bandung Creative Hub ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN

Pada Bab I, memuat latar belakang, maksud, tujuan, masalah perancangan, pendekatan perancangan, lingkup dan batasan, kerangka berpikir dalam Bandung

Creative Hub dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS

Pada Bab II, memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program kegiatan, kebutuhan ruang, studi banding proyek.

BAB III. ELABORASI TEMA

Pada Bab III, memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuknya (interpretasi tema) , studi banding tema sejenis.

BAB IV. ANALISA

Pada Bab IV, memuat tentang data, analisa fungsional, analisis kondisi lingkungan, kesimpulan hasil analisa.

BAB V. KONSEP RANCANGAN

Pada Bab V, memuat konsep perencanaan, konsep dasar, rencana tapak, perancangan bentuk bangunan.

BAB VI. HASIL RANCANGAN

Pada Bab VI, memuat dan menjelaskan hasil perancangan Bandung Creative Hub, meliputi site plan, block plan, bentukan 3d massa dan tapak bangunan, 3d suasana, maupun eksterior bangunan dan foto - foto maket.


(7)

Kelurahan balong Gede

:

14000 m (1.4 Ha)

2

:

70 %

30 %

:

12,6

:

5 m

:

7 m

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Umum

LOKASI :JL.Asia Afrika, Kecamatan Regol,

Kelurahan balong Gede

LUAS LAHAN :

KDB :

KLB :

GSB :

GSS :

Gambar 2.1. Peta kawasan dan lokasi site (Sumber: Data pribadi)


(8)

Suhu : Curah hujan :

Rata - Rata 23 – 30 ºC kisaran 1500-2250 mm

16 ºC 2000 mm

35 ºC

Kelembaban : Tekanan Udara :

Rata - rata 54 – 85% 900 – 1000 mbar 76%.

Kota bandung merupakan kota yang memiliki tekanan udara dan kelembaban yang cukup baik. Dalam arsitektur, suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh dalam desain. Berikut merupakan penjabaran tentang suhu dan kelembaban kota bandung menurut BMKG.

Jalan Asia afrika merupakan jalan yang dulunya bernama groote postweg pada masa kolonial. Kini jalan asia afrika menjadi kawasan heritage dikarnakan pada kawasan ini banyak bangunan - bangunan peninggalan belanda. Lokasi yang strategis dan berada di jantung kota bandung, menjadikan kawasan ini banyak di kunjungi para wisatawan maupun anak sekolah guna mendapatkan pengetahuan sejarah. Lokasi kawasan heritage ini juga merupaan kawasan yang dekat dengan alun - alun bandung yang biasanya digunakan untuk beribadah, duduk santai ,bermain, dan hanya sekedar menganbil gambar atau foto.

Dalam peraturan pemerintah rencana tata guna lahan,Jalan Asia Afrika

merupakan kawasan perdagangan, jasa serta RTH. Jalan Asia Afrika Merupakan pusat perdagangn dan pelayanan jasa yang sangat dominan di kawasan tersebut. Pada tabel rencana struktur pelayanan kota bandung, struktur sistem pusat primer alun - alun


(9)

mewajibkan fungsi bangunan seperti komersial, perdagangan, dan sosial budaya skala yang di target kan adalah skala kota dan regional serta nasional dan internasional. Berikut merupakan tabel dari rencan strukur pelayanan kota bandung yang bersuber dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya kota bandung.

2.2 Program Kegiatan

Program kegiatan yang diselengarakan pada bandungcreative hub merupakan program kegiatan yang setiap tahunya di ada kan di kota bandung, Akan tetapi, yang berkaitan denga fungsi bangunan bandung creative hub . Kegiatan yang di

selenggarakan merupakan kegiatan yang berkaitan denga industri kreatif di bidang fashion, video , film, kuliner serta pasar seni dan barang antik. Berikut merupakan beberapa acara yang di selenggarakan selama setahun :

Tabel 1. rencan strukur pelayanan kota bandung (Sumber : Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya kota bandung)


(10)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Program

Kegiatan

Perbulan

Tahun baru Festival Jepang

Anniversary Bandung BMX

Culinary night

Bandung Awards Pekan budaya Tionghoa

Festifal film bandung Teater Musical Bandung Art

Susur Cikapundung

Lomba Foto

Food expo

Pameran lukisan dan

foto”sejarah” Drama Tari

Peringatan asia Afrika & video mapping

Pameran tenun, bordir dan jahit

English festival Women Festival

Ledies moment Festival kuliner

Festival film karya anak muda bandung

Toys Market

Festifal Budaya Sunda

Pameran Foto TIK

Bazar Fashion

Lomba Fotografi in Frame

Konser musik kemerdekaan

TANJOUBY OMEDETOU COSPLAY

Bandung Enterpreneur day Festival Peringatan hari Kemerdekaan

Festival Seni, Sastra, dan Budaya Jabar

EVENT HUT KOTA BANDUNG

Festival Indonesia Handmade Futsal Competition

Festival Tari merak Festival hijab fashion

Gambar 2.2. Program Kegiatan (Sumber: Data pribadi)

Tabel 2. Kegiatan dan acara perbulan (Sumber : Data pribadi)


(11)

(12)

2.4 Studi Banding Proyek Sejenis

2.4.1 Federation Square

Federation Square terletak di jantung kota Melbourne. Seluas 3,2 hektar dan berpusat pada dua utama ruang publik : lapangan terbuka (St. Paulus Pengadilan dan The Square) dan satu tertutup (The Atrium), dibangun di atas atas dek beton di atas jalur kereta api sibuk. Kota ini terletak di persimpangan antara Flinders Street dan Swanston Street / St Kilda jalan di Melbourne Central Business District , berdekatan dengan stasiun kereta api tersibuk di Melbourne .


(13)

Letak Federation Square berada di tepian sungai yarra . lokasi strategis dengan di tenah kota dengan beberapa elemen pendukung seperti sungai.

Beberapa fasilitas di tawarkan pada bangunan ini, seperti Grand theater foyer, grand teater, the galery, the valley, youth cinema, badminton hall, dan masih banyak fasilitas pendukung lainya.

Gambar 2.3. Lokasi Federation Square (Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 2.4. Site Plan Federation Square (Sumber: http://www.archdaily.com/)


(14)

Bangunan terdiri dari 3 lantai dengan bentuk denah yang radial serta di lengkapi dengan beberapa fungsi ruang pendukung. Walaupun bentuk denah seperti tidak beraturan, namun sirkulasi pada bangunan terlihat jelas.

Gambar 2.5. Denah Federation Square (Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 2.6. Suasana dan aktifitas di Federation Square (Sumber: http://www.archdaily.com/)


(15)

Pada area ruang terbuka, digunakan sebagai area santai dan pengunjung dapat duduk dan menghadap Yarra river dan area tersebut memang terbuka, tanpa ada batas dinding

Pada event tertentu, dapat di selenggarakan di luar banguan terutama pada event pemutaran film dan event lainya. dan dinding bangunan dapat di hadikan sebagai layar untuk memutar film tersebut.

Di dalam bangunan tedapat beberapa fungsi ruang salah satunya adalah ruang pameran. Sering digunakan dalam acara pameran lukis dan foto, dengan pencahayaan yang cukup baik dan ruangan terlihat transparan namun terbatas oleh kaca.

Gambar 2.7. aktifitas pada malam hari di Federation Square (Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 2.8. Suasana Pameran Federation Square (Sumber: http://www.archdaily.com/)


(16)

2.4.2 Tallinn Town Hall

Arsitek : BIG (Bjarke Ingels Group) & Adams Kara Taylor

Proyek : TALLINN TOWN HALL

Luas Area : 28.000 M2

Lokasi : Tallinn

Material : Kaca, Beton dan Baja

Sebuah bangunan publik yang terletak di tengah kota tallinn yang berdekatan dengan balai kota dan beberapa kantor pemerintahan serta pasar atau area perbelanjaan.

Gambar 2.9. Site Plan Tallinn Town Hall (Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 2.10. Konsep bentuk Denah Tallinn Town Hall (Sumber: http://www.archdaily.com/)


(17)

Ide bentuk dasar pada bangunan ini berbentuk persegi, namun bentuk persegi tersebut mulai di acak sesuai bentuk namun tetap bersmbungan satu sama lain. Lalu bentuk tersebut mulai dikombinasiakan dengan bentuk persegi namun berbeda ukuran. Permainan besar kecil bentuk persegi mulai di kombinasikan pada tahap 3. Setelah menemukan penyusunan yang pas, fungsi ruang mulai di tandai sesuai program ruang.

Konsep utama pada bangunan ini ialah konktivitas, koneksi antar bentuk persegi, koneksi antara fungsi ruang, koneksi antar level bangunan, koneksi secara keamanan dan utilitas, koneksi secar visual serta koneksi secara penataan penghijauan.

Konsep tampak bangunan dibedakan dengan beberapa bentuk, sesuai analisa pencahayaan, penghawaan, sudut pandang, serta respon dari beberapa bangunan sekitar tapak.

Gambar 2.11. Konsep Connection Tallinn Town Hall (Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 2.12. Konsep Tampak Tallinn Town Hall (Sumber: http://www.archdaily.com/)


(18)

Konsep atap , Atap ini akan miring untuk membentuk puncak menara ramping dan dibalut bahan reflektif. Serta terdapat pencahayaan pada sudut atap guna memberikan cahaya yang masuk langsung ke bangnan.

Sesuai konsep Dasar, bentuk denah yang diambi merupakan bentuk persegi,tengan konsep koneksi antara fungsi ruang, koneksi antar level bangunan, koneksi secara keamanan dan utilitas, koneksi secar visual serta koneksi secara penataan penghijauan. Dengan penyesuaian program rang dan program kebutuhan dengan memaksimalkan efisiensi ruang yang digunakan. Meskipun bentuk yang persegi yang disusun tidak beraturan, namun program ruang pada denah telah disusun rapi sesuai kebutuhan ruang.

Gambar 2.13. Perspektif Mata BurungTallinn Town Hall (Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 2.14. Denah Tallinn Town Hall (Sumber: http://www.archdaily.com/)


(19)

Desain tampak yang dibuat merupakan hasil analisa dari seluruh sudut pandang yang ada pada pada site dan merespon beberapa view yang ada pada site. Mengingat kawasan sekitar merupakan kawasan pemerintahan dan kawasan heritage. Hasil analisa ini merupakan salah satu penghormatan aristek terhadap bangunan sekitar dan penyesuaian dengan tampak bangunan sekitarnya.

Memaksimalkan ruang terbuka pada bagian atap bangunan dengan memberi skywalk sebagai penghubung antar banguan. hal ini merupakan upaya dari pemanfaatan dan penambahan ruang terbuka dan penerapan konsep connectivity.

Gambar 2.14. Denah Tallinn Town Hall (Sumber: http://www.archdaily.com/) Gambar 2.14. Denah Tallinn Town Hall


(20)

2.4.3 Seoul Creative Lab

Arsitek : Hyunjoon Yoo arsitek

Lokasi : 5 Nokbeon - dong , Eunpyeong - gu , Seoul , Korea Selatan

Tim Desain : HyunjoonYoo , Jinsung Huh , Insil Anak , Jaehong Mik , Moonchul

Choi , Sunkeun Hwang , Seungho Ham , Hyuntak Cho

Area : 600,0 meter persegi

Proyek Tahun : 2013

Material : Kaca, kayu, Baja dan Beton

Seoul Creative Lab didesain dengan dasar pemikiran " ruang inspirasi " pada saat proses mendesain untuk menciptakan ruang tersebut. Plafon di desain tinggi dengan menggunakan material spons guan menyerap suara dan mengontrol suhu pada atap sesuai iklim dan musim di daerah tersebut. Sehingga, antar ruang yang ada, merupakan ruang yang nyaman dan kedap suara.

Bentuk denah yang sederhana dengan vokalpoin di tengah banguan membuat

setiap ruangan yang ada pada bangunan Seoul Creative Lab ini mendapatkan cahaya

matahari secara langsung. Bentuk persegi membuat penataan denah ruangan menjadi teratur dan rapi, Sehingga tidak terdapat ruang mati yang tidak terpakai.

Gambar 2.15. Denah Seoul Creative Lab


(21)

Setiap ruang memiliki bidang horizontal. Namun, perpustakaan ini membuat pengguna nyaman saat membaca buku dikarenakan bentuk tempat baca di design senyaman mungkin dan sesederhana mungkin dengan memaksimalkan pencahayaan

yang cukup. Seoul Creative Lab ini juga menyediakan ruang pertunjukan untuk

engunjung yang akan memamerkan film pendek atau hanya sekedar film di bidang pendidikan dan pembelajaran ntuk kreatifitas.

Bangunan Seoul Creative Lab memaksimalkan pandangan terhadap gunung

Bukhansan dari kejauhan. Bentuk bangunan yang persegi dengan taman di tengah bangunan dimaksudkan untuk memaksimlkan ruang terbuka dan pada sisi luar

Gambar 2.16. Ruang dan Fasilitas yang ada pada Seoul Creative Lab

(Sumber: Data pribadi)

Gambar 2.17. Balkon di buat guna memaksimalkan pandangan


(22)

bangunan terdapat dua balkon yang menojol agar gunung Bukhansan dapat terlihat dengan jelas dan antara pengunjung satu dengan yang lain dapat berkomunikasi dengan baik walau dari ruang dan titik yang berbeda.

Sirkulasi yang baik membuat bangunan Seoul Creative Lab ini terlihat nyaman digunakan dengan beberapa fasilitas yang ada. Pengunjung juga dengan mudah berkomunilasi dengan baik . Fasilitas yang di berikan juga cukup memadai dan efisien dengan beberapa bentuk ruangnya.

Gambar 2.18. Sirkulasi yang baik pada bangunan Seoul Creative Lab

(Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 2.19. Fasilitas ruang Seoul Creative Lab tanpa dinding masif


(23)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 Pengertian

Connectivity / Konektifitas

Dalam kamus besar bahasa indonesia :

koneksi / koneksifitas : hubungan yang dapat memudahkan (melancarkan) segala urusan (kegiatan).

Dalam buku arsitektur bentuk, ruang dan tatanan:

konektifitas merupakan sebuah ruang - ruang yang di hubungkan oleh sebuah ruang bersama.

Konektifitas dalam arsitektur tidak terlepas dari Kontekstual dalam beberapa teori arsitektur, konektifitas dan kontekstual sangat berkaitan. berikut merupakan memaparan dari beberapa teori kontekstual. menurut Brent C. Brolin dalam bukunya

Architecture in Context (1980) menjelaskan, kontekstualisme adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, kontekstualisme merupakan sebuah ide tentang perlunya tanggapan terhadap lingkungannya serta bagaimana menjaga dan menghormati jiwa dan karakter suatu tempat. Untuk mewujudkan dan menciptakan arsitektur kontekstual, sebuah desain tidak harus selamanya kontekstual dalam aspek form dan fisik saja, akan tetapi kontekstual dapat pula dihadirkan melalui aspek non fisik, seperti fungsi, filosofi, maupun teknologi.

Tidak Selamanya bangunan yang selaras dengan banguan kuno mampu ditampilkan utuh dan dapat disebut menjadi karya yang kontekstual. Tampilan fasade bangunan dengan citra kontekstual harus pula mempertimbangkan tentang fungsi kontekstual yang akan ditetapkan.


(24)

Aktifitas Perbelanjaan dan Pertokoaan (Industri kreatif di bidang Fesyen) Aktifitas Film dan pertunjukan Seni Tari

dan Film

(Industri kreatif di bidang Seni pertunjukan

Aktifitas Bermain (Industri kreatif di bidang Permainan Interaktif)

Aktifitas Fotografi dan Film (Industri kreatif di bidang Video, fotograf dan film)

Aktifitas culinary night setiap 2 minggu (Industri kreatif di bidang Kuliner

Aktifitas Jual dan beli Barang antik (Industri kreatif di bidang pasar seni dan barang antik

3.2 Interpretasi Tema

Terdapat 15 Industri kreatif yang ada di kota bandung, dari 15 industri kreatif yang ada di kota bandung, terdapat 6 industri kreatif pada kawasan heritage yang sangat

berpotensi.

Gambar 3.1. diagram Kreatif industri di kota bandung

(Sumber: Data pribadi)

Gambar 3.2. Aktifitas yang ada pada Kawasan heritage di asia afrika


(25)

Pada kawasan heritage, tema konektifitas merupakan koneksi antar aktifitas disekitar kawasan dan aktifitas didalam site. Beberapa potensi yang telah ada, namun kurang di ketahui oleh masyarakat terutama masyarakat di kota bandung. Adapun penerapan konektifitas didalam site dan bangunan. Berikut merupakan penerapan tema dalam bangunan. Adapun penerapan konektifitas didalam site dan bangunan. Berikut merupakan penerapan tema dalam bangunan.

Sebagai penerapan tema dan konsep, antar bangunan disediakan penghubung berupa skywalk dengan jarak yang berbeda. Selain berfungsi sebagai penghubung,skywalk dapat berfungsi sebagai sarana fotografi yang merupakan pendukung dari aktifitas dan fungsi bangunan Bandung Creative Hub. Beberapa Bentuk yang digunakan merupakan bentuk yang mengarah pada analisa bentuk yang sesuai dengan tema connectivify dan bentuk bangunan sekitar.

Gambar 3.3. Penerapan Tema Connectivity

(Sumber: Data pribadi) Industri Keratif

fotografi dan video

Industri Keratif Kuliner dan perdagangan Industri Keratif fashion Industri Keratif Pasar seni


(26)

3.3 Studi Banding Tema Sejenis

A New Landmark for Antalya

Arsitek : 1+1 Architects

Lokasi : Kepez, Cumhuriyet, 17110 Kepez/Çanakkale Merkez/Çanakkale

Province,Turkey

Tim Desain : Ervin Garip, Banu Garip

Proyek Tahun : 2015

Material : Kaca, Baja dan Beton

A New Landmark for Antalya merupakan ruang publik yang memiliki tema Connectivity disesuaikan dengan konteks alam, topografi, dan perubahan lingkungan perkotaan. Konsep yang di ambil dari kata "Kepez," yang berarti "Mahkota Terbuka" yang terletak di puncak topografi, dan memiliki pemandangan Teluk Antalya, serta pusat kota.

Gambar 3.4.Lkasi New Landmark for Antalya


(27)

Sebagai taman kota, ruang fasilitas yang ada dalam New Landmark for Antalya

ialah mencakup ruang pameran, lokakarya, kantor, restoran, teras panorama, kafe, toko Sovenir, dan tempat rekreasi disetiap fungsi pendukung.

Gambar 3.5. Site Plan New Landmark for Antalya

(Sumber: Data pribadi)

Gambar 3.6. Potongan Kawasan New Landmark for Antalya

(Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 3.7. Potongan Bangunan New Landmark for Antalya


(28)

Secara keseluruhan, Fasilitas yang dirancang mengutamakan pejalan kaki. Di dukung dengan ruang terbuka yang cukup baik, pengunjung dapat menikmati alam dengan berjalan, jogging, dan bersepeda, dengan sistem sirkulasi terbuka yang semangkin lama semangkin tinggi ,dan dan dilengkapi dengan ruang semi terbuka dalam bangunan untuk melihat alami terbuka.

Salah satu fasilitas yang ada pada New Landmark for Antalya ialah air mancur

di dalam ruang transparan yang sangat digemari anak - anak. Konsep dari bangunan ini ialah, bagaimana kita dapat menikmati dan merasakan unsur air di dalam ruangan namun terasa berada di luar bangunan. dengan fasilitas ini, pengunjung banyak mengunjungi New Landmark for Antalya hanya untuk menikmati dan bermain air mancur tersebut.

Gambar 3.8. Perspektif Mata Burung

(Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 3.9. Suasana dan Fasilitas New Landmark for Antalya


(29)

Sirkulasi pejalan kaki yang lebar dan nyaman, membuat pengunjung dapat menikmati alam terbuka. Dan sirkulasi seperti ramp membuat para pejalan kaki tidak menyadari

baha mereka telah sampai pada puncak mahkota New Landmark for Antalya.

Terlihat jelas bahwa lokasi New Landmark for Antalya merupakan lokasi ruang

terbuka yang sejuk . Lokasi ini masih bisa dikatakan alami dengan banyaknya penghijauan yang ada di sekita bangunan. New Landmark for Antalya merupakan ruang terbuka serta tempat rekreasi yang sangat bagus untuk para pengunjung yang jenuh dengan padatnya perkotaan.

Gambar 3.10. Sirkulasi New Landmark for Antalya

(Sumber: http://www.archdaily.com/)

Gambar 3.11. Penerapan Tema Connectivity


(30)

Gambar diatas merupakan Interior teras panorama dan kafe yang ada di dalam bangunan dengan fasilitas yang mendukung dan memadai, serta konsep koneksi terhadap keselarasan ruang ternuka dengan bangunan sekitar. kombinasi antara Skywalk pada bangunan dan pemanfaatan ruang yang jelas, membuat bangunan ini selaras dan berirama dengan baik.

Gambar 3.12. Penerapan Tema Connectivity


(31)

BAB IV

ANALISIS

4.1 Analisis Fungsional

4.1.1 Organisasi Ruang

4.1.2 Zoning

Bagan 3. Organisasi Ruang (Sumber: Data Pribadi)

Drop off Basemant Lobby

Industri Kreatif fotorafi Industri Kreatif Kuliner Industri Kreatif Fashion Industri Kreatif Barang antik & seni

Toilet, ramp dan tangga

Aplihteater

Urban toys & lapangan futasl

Arena Skateboard

Bagan 4. Zoning

Industri Kreatif Barang antik &

seni Industri Kreatif Fashion Industri Kreatif Kuliner Industri Kreatif fotorafi


(32)

4.1.3 Program Ruang

4.2 Analisis Kondisi lingkungan

4.2.1Sejarah lokasi

Lokasi merupakan lahan yang dulunya pernah berdiri sebuah mall pertama di kota bandung yang dikenal dengan nama Palaguna Plaza. Sebelum di bangun mall palaguna Plaza, lahan ini pernah di bangun bioskop Varia, Elita dan Oriental yang cukup terkenal pada tahun 1971 dan pada tahun 1955 lahan tersebut pernh di bangun pertokoan dan hotel. Akan tetapi , Pada masa sekarang lahan tersebut menjadi lahan terbengkalai dan hanya digunakan sebagai tempat parkir bus wisata pada saat wisatawan datang ke kota bandung.

Jalan Asia afrika merupakan jalan yang dulunya bernama groote postweg pada masa kolonial. Kini jalan asia afrika menjadi kawasan heritage dikarnakan pada kawasan ini banyak bangunan - bangunan peninggalan belanda. Lokasi yang strategis dan berada di jantung kota bandung, menjadikan kawasan ini banyak di kunjungi para wisatawan maupun anak sekolah guna mendapatkan pengetahuan sejarah. Lokasi kawasan heritage ini juga merupaan kawasan yang dekat dengan alun - alun bandung

Bagan 6. Alur Kegiatan Pengunjung (Sumber: Data Pribadi) Bagan 5. Alur Kegiatan Pengelola


(33)

yang biasanya digunakan untuk beribadah, duduk santai ,bermain, dan hanya sekedar menganbil gambar atau foto.

4.2.2 Kondisi Lahan dan Potensi

Kota Bandung yang terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Secara geografis wilayah Kota Bandung berada antara 107°36’ Bujur Timur dan 6°55’ Lintang Selatan, dengan total luas wilayah 167,7 km² dan jumlah populasi mencapai 8,6 juta jiwa pada Sensus tahun 2011.

Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terendah di sebelah Selatan 675 meter di atas permukaan laut. Dikarenakan ketinggiannya, iklim di Bandung lebih sejuk dari sebagian besar kota di Indonesia dan diklasifikasikan sebagai iklim lembab, dengan suhu rata-rata 23,6 ° C (74,5 ° F) sepanjang tahun.

Gambar 4.1. Lokasi kawasan Heritage di kota bandung (Sumber: Data Pribadi)


(34)

4.2.3 Peraturan bangunan sekitar

Kawasan asia afrika merupakan tergolong kawasan perdagangan dan jasa. Kawasan ini juga sebagai kawasan cagar budaya karena banyak bangunan peninggalan bersejarah.

Lokasi : Jl. Asia-Afrika, Kecamatan Regol, Kelurahan Luas Lahan : 1.4 Ha

KDB : 70% KLB : 12.6

Elevasi : 702 mdpl

Lebar GSB : 7 meter (di atas permukaan laut) Lebar GSS : 5 meter

Kemiringan Kontur : 1

Gambar 4.2. Peta Peruntukan Lahan di kota bandung (Sumber: Bappeda , 2008)


(35)

4.2.4 View

Potensi :

Lokasi site berada pada kawasan komersial sekaligus pusat kota Bandung, tepatnya di depan Alun-alun Bandung yang berpotensi menjadikan bangunan Bandung Creative Hub menjadi point of interest dan menarik perhatian di sekitarnya

Masalah :

Berada pada kawasan komersial dan h e r i t a g e m e n j a d i k a n p e r t i m b a n g a n tersendiri bagi bangunan yang hendak di bangun, yaitu agar desain bangunan tidak mencederai desain bangunan pada kawasan heritage.

Solusi :

Pengembangan dan penerapan desain pada Bandung Creative Hub dengan mempertimbangkan desain kawasan heritage agar Bandung Creative Hub dapat menyatu dengan kawasan baik secara desain maupun peruntukannya.

Gambar 4.3. View Kawasan Heritage (Sumber: Data Pribadi)


(36)

4.2.5 Orientasi

Potensi:

Di bagian Utara pada site tepat di jalan asia afrika, menjadikan bangunan yang akan dibangun di site ini dapat menggunakan material kaca secara maksimal dengan keselarasan bagunan heritage yang ada di jalan asia afrika.

Masalah:

Bagian timur dan barat terletak pada sisi kiri dan sisi kanan site, sehingga bangunan yang akan dibangun harus merespon setiap sisi pada bagian tersebut.

Solusi :

Meminimalisir penggunaan maaterial kaca serta tata letak ruang harus di perhatikan pada bangunan Bandung Creative Hub.

4.2.6 Lalu lintas

Simpang tiga antara jalan asia afrika dan jalan banceuy merupakan salah satu jalan yang sering mengalami kemacetan pada jam sibuk,dikarenakan jalan tersebut merupakan salah satu simpul antara jalan asia afrika dan jalan banceuy. Jalan banceuy merupakan kawasan komersil yang melakukan aktifitas perdagangan setiap hari.

Gambar 4.4. Arah Matahari Pada kawasan (Sumber: Data Pribadi)


(37)

Biasanya kemacetan terjadi pada jam 11.00 hingga jam 18.00 sesuai dengan aktifitas perdagangan yang dilakukan pada jam 09.00 hingga jam 18.00

Pada persimpangan jalan asia afrika juga mengalami macet pada jam sibuk, dikarenakan pada jalan asia afrika banyak berdirinya perkantoran dan simpang tiga pada jalan asia afrika merupakan titik simpul antara jalan asia afrika dan jalan dalem kaum. jalan asia afrika juga merupakan jalur primer yang memiliki lebar jalan 14 meter yang menghubungkan dan meneruskan jalur antar kota. Hal ini merupakn jalur utama pada kawasan asia afrika yang berpotensi sebagai akses utama menuju tapak.

Jalan Braga merupakan jalan yang sering dilewati. Persimpangan Ini merupakan persimpangan yang paling sering di lewati dan simpul yang sangat macet pada saat jam sibuk bahkan saat akhir pekan. Karena jalan braga merupakan jalan yang sering dikunjungi para wisatawan serta anak muda saat akhir pekan. kawasan braga juga merupakan kawasan heritage yang dulunya merupakan pusat perbelanjaan.

Gambar 4.5. Jalur Lalu lintas (Sumber: Data Pribadi)


(38)

01 24 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Padat - Macet Lancar - Padat Sepi - Lancar

Kepadatan Kendaraan Pada hari Senin - Jum’at

(Sumber:Pengamatan pribadi)

Pada hari senin hingga hari jum’at Kepadatan kendaraan sering terjadi pada saat aktifitas pergi kerja, jam istirahat dan jam pulang kerja. 01 24 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Padat - Macet Lancar - Padat

Sepi - Lancar

Karena hari Sabtu dan Minggu merupakan akhir pekan, maka kepadatan yang sering terjadi di area alun - alun dan area perbelajaan (Plaza Parahyangan).

Kepadatan Kendaraan Pada hari Sabtu & Minggu

(Sumber:Pengamatan pribadi)

Persimpangan antara jalan dewi santika dan jalan dalem kaum merupakan simpul yang sering mengalami kemacetan pada jam sibuk dan hari libur, dikarenakan pada jalan dewi santika terdapat pusat perbelanjaan dan badan jalan sering digunakan untuk tempat parkir kendaraan roda dua dan tempat pemberhentian angkot. Jalan dewi santika merupakan salah satu kawasan komersial dengan yang melakukan aktifitas perdagangan setiap hari dan selalu mengalami peningkatan pengunjung pada akhir pekan. Biasanya aktifitas dilakukan mulai pukul 10.00 hingga pulul 20.00.

jalan ini perupakan jalur penghubung antara jalan asia afrika dan jalan dalem kaum. Tepatnya pada sisi sebelah timur alun - alun . Jalur ini sering terjadi kemacetan jika jalan asia afrika juga sedang mengalami macet. Jalur terbagi menjadi dua bagian, memudahkan akses masuk menuju tapak. Sebagai jalan penghubung antar dua jalan primer, berpotensi sebagai akses sekunder pada tapak.

Jalan dalem kaum merupakan jalan pada sisi selatan tapak yang merupakan jalur sekunder. Jalan ini sedang mengalami perbaikan dan pembuatan pedestrian dan juga disepanjang jalan ini kekurangan peneduh. lebar jalan 10 meter sedikit lebih kecil dari lebar jalan asia afrika dan pedestrian yang akan di buat memiliki lebar 2-3 meter. Melihat keadaan pada jalur tersebut berpotensi sebagai akses tersier pada tapak.

Gambar 4.6. Data Kepadatan Kendaraan Perhari (Sumber: Data Pribadi)


(39)

01 24 04 03 02 12 11 10 09 08 07 06 05 13 16 15 23 22 21 20 19 18 17 14

Tingkat kemacetan tinggi pada jalur sekunder Tingkat kemacetan tinggi pada jalan dalem kaum

Tingkat kemacetan tinggi pada jalan Banceuy

Tingkat kemacetan tinggi pada Jalan Braga

Tingkat kemacetan tinggi pada jalan homan dan jalan pasundan

Jalur Lancar

Potensi :

Site Mudah diakses dari seluruh daerah Bandung karena lokasi site berada di pusat kota.

Kendala :

Akses menuju lokasi site merupakan akses yang sering mengalami kamacetan pada jam kerja.

Solusi :

Mengatur entrance dan exit pada tapak untuk mencegah kemacetan.

4.2.7 Sirkulasi

Sirkulasi merupakan elemen pendukung yang sangat di butuhkan pada setiap bangunan. Sirkulasi juga sebagai penghubung anata sat bangunan ke bangunan lain. Pada saat ini, terutama sirkulasi pejalan kaki kurang di perhatikan. sehingga mengurangi tingkat minat pengunjung untuk berjalan karena fasilitas pendukung kurang memadai. Berikut Merupakan data sirkulasi pada Kawasan asia afrika

Gambar 4.7. Data Kepadatan Kendaraan Pada Kawasan (Sumber: Data Pribadi)


(40)

Potensi :

Secara Keseluruhan sirkulasi pejalan kaki sdah sangat baik dan layak. Terutama pada kawasan asia afrika.

Kendala :

Hamir tidak memiliki Sirkulasi pejalan kaki di jalan dalem kaum. Sehingga pejalan kaki sulit untuk berjalan dengan aman di jalan tersebut.

Solusi :

Memberikan dan menyediakan sirkulasi pejalan kaki pada jalan dalem kaum.

4.3 Kesimpulan

Program ruang dan alur yang baik akan menjadikan bangunan sekitar terhubung dengan baik. Elemen pendukung, aturan serta potensi sebaiknya di kembangkan dengan baik agar kawasan heritage tetap terjaga dan bangunan baru seperti bandung Creative Hub ini dapat selaras dari berbagai elemen arsitektur. Penghijauan, ruamh terbuka yang layak juga harus diikur sertakan dalam perancangan, guna meremajakan kembali alam dan mengurangi polusi sekitar.

Fasilitas Sirkulasi Pejalan Kaki Sangat Baik

Fasilitas Sirkulasi Pejalan Kaki Baik Fasilitas Sirkulasi Pejalan Kaki Buruk Fasilitas Sirkulasi Pejalan Kaki cukup baik


(41)

Aktifitas Perbelanjaan dan Pertokoaan (Industri kreatif di bidang Fesyen) Aktifitas Film dan pertunjukan Seni Tari

dan Film

(Industri kreatif di bidang Seni pertunjukan Aktifitas Bermain (Industri kreatif di bidang Permainan Interaktif)

Aktifitas Fotografi dan Film (Industri kreatif di bidang Video, fotograf dan film) Aktifitas culinary night setiap 2 minggu (Industri kreatif di bidang Kuliner

Aktifitas Jual dan beli Barang antik (Industri kreatif di bidang pasar seni dan barang antik

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

Konsep dasar perancangan “Bandung Creative Hub” adalah bagaimana mewadahi kegiatan - kegiatan dibidang industri kreatif dengan menggali potensi yang ada pada kawasan sekitar. Menciptakan ruang publik yang dapat menyesuaikan kebutuhan dan pola aktifitas yang berkaitan dengan industri kreatif. Sehingga Bandung

Creative Hub dapat menjadikan tempat belajar dan menampung komunitas industri kreatif hingga sesuatu yang dihasilkan mendapat nilai jual yang tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan dalam kaidah arsitektur.

Konsep ini meliputi bagaimana site yang berada pada kawasan heritage dapat menyatu meskipun berbeda fungsi bangunanya. tema yang diusung merupakan tema yang bernama Connectivity dimana kata tersebut dimaksudkan alam dua unsur yang sangat berkaitan, yaitu penghubung kawasan heritage dan penghubung potensi indutri kreatif yang ada pada kawasan tersebut, namun nilai jual produk industri kreatif tersebut menurun.

5.2 Rancangan Tapak


(42)

2 Pembagian Zona pada bangunan Bandung Creatuve Hub didasari oleh jenis kegiatan dan hubungannya serta kepentingan pada masing-masing zona. Selain itu juga meliputi adanya keterikatan antara satu zona dengan zona lainnya dan di hubungkan dengan sirkulasi penunjang di dalam program ruang tersebut.

5.2.2 Gubahan masa

Awalnya bentuk bangunan bandung Creative Hub inimengabil dari beberapa bentuk bangunan yang di selaraskan pada kawasan sekitar. namun mengalami transformasi bentuk dengan menambahkan bentuk lengkung sebagai estetika. dan fungsi lainnya.

5.2.3 Pencapaian

Terdapat 5 pintu masuk bagi pejalan kaki dengan berbagai sisi jalan yang ada pada kawasan heritage,, Memiliki 2 pintu masuk basement dan 1 pintu keluar basemant. Bangunan ini jga dilengkapi dengan sirkulasi secara vertikal dengan menggunakan ramp.

Gambar 5.1. Gubahan Masa (Sumber: Data Pribadi )


(43)

Tata Hijau

Gambar 5.2. Pencapaian (Sumber: Data Pribadi )

Gambar 5.3. Penghijauan (Sumber: Data Pribadi )


(44)

4

5.3 Bangunan


(45)

5.3.2 Sirkulasi

Sirkulasi yang di tawarkan ialah sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan. anak tetapi, mengingat bahwa fungsi bangunan ini adalah ruang publik, Maka sirkulasi pejalan kaki diperbanyak dan di perlebar serta diberikan banyak penghijauan agar pejalan kaki merasa nyaman saat menggunakan sirkulasi tersebut.

5.3.3 Struktur dan konstruksi

Gambar 5.4. Sirkulasi (Sumber: Data Pribadi )


(46)

6 Sistem struktur yang digunakan pada bangunan adalah menggunakan struktur baja yang diseliputi oleh beton. Struktur ini dipilih karena memperkuat bangunan karena bangunan menggunakan roof garden dan bentang yang lebar. bentang antar kolom 8,4 meter dengan tinggi perlevel lantai 3,5 meter.

5.3.4 Utilitas

Utilitas didalam bangunan mengenai air bersih menggunakan airdari PDAM Kota Bandung melalui proses penyaringan dan sterilisasi yang baik. Pompa berada didalam basement kemudian di pompa naik keatas atap bangunan kemudian ditampung oleh bak toren kemudian disalurkan ke seluruh pipa.

Utilitas didalam bangunan mengenai Penyegaran udara. yaitu menggunakan sistem ac central dengan kapasitas ruang yang banyak dan bangunan bandung kreative hub ini memiiki banyak sekali ruang pamer sebagai fasilitas bangunan.

Gambar 5.6. Sistem Penyegaran Udara (Sumber: Data Pribadi )


(47)

BAB VI

HASIL RANCANGAN

6.1 Peta Situasi

6.1.1 Block Plan

6.1.2 Site Plan

Gambar 6.1. Blok Plan (Sumber: Data Pribadi)


(48)

6.2 Gambar - Gambar Perancangan

6.2.1 Denah Bangunan

Gambar 6.3. Denah Lantai 1 (Sumber: Data Pribadi)

Gambar 6.4. Denah Lantai 2 (Sumber: Data Pribadi)


(49)

6.2.2 Potongan Bangunan

Gambar 6.5. Denah Lantai 3 (Sumber: Data Pribadi)


(50)

6.2.3 Tampak Bangunan

Gambar 6.7. Tampak Depan (Sumber: Data Pribadi)

Gambar 6.8. Tampak Belakang (Sumber: Data Pribadi)

Gambar 6.9. Tampak Samping Kanan (Sumber: Data Pribadi)

Gambar 6.10. Tampak Samping Kiri (Sumber: Data Pribadi)


(51)

6.2.4 Perspektif

Gambar 6.11. Perspektif Mata Burung (Sumber: Data Pribadi)

Gambar 6.12. Perspektif Mata Burung (Sumber: Data Pribadi)


(52)

Gambar 6.13. Perspektif Mata Burung kawasan (Sumber: Data Pribadi)

Gambar 6.14. Perspektif mata manusia (Sumber: Data Pribadi)


(53)

Gambar 6.15. Suasana sisi timur (Sumber: Data Pribadi)

Gambar 6.16. Suasana Amplihteater (Sumber: Data Pribadi)


(54)

Gambar 6.17 Suasana Jembatan Penyebrangan (Sumber: Data Pribadi)

Gambar 6.18 Perspektif pandangan menuju Masid Agung (Sumber: Data Pribadi)


(55)

6.3 Foto Maket

Gambar 2.3. Lokasi Federation Square (Sumber: http://www.archdaily.com/)


(56)

(57)

(58)

(59)

BANDUNG

CREATIVE HUB

SEBAGAI

PENGHUBUNG KAWASAN

HERITAGE

Tema

CONNECTIVITY

LAPORAN PERANCANGAN AR38313S-STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER VIII TAHUN 2015/2016

Sebagai Persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

TIARA DWI ADE

104 13 702

JURUSAN TEKNK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER


(60)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 3

1.3. Masalah Perancangan ... 3

1.4. Pendekatan ... 4

1.5. Lingkup Dan Batasan ... 5

1.6. Kerangka Berfikir ... 6

1.7. Sistematika Laporan ... 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. Umum ... 8

2.2. Program Kegiatan ... 10

2.3. Kebutuhan Ruang ... 11

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 13

BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian Tema ... 23

3.2. Interpretasi Tema ... 24

3.3 Studi baning Tema sejenis... 26

BAB IV ANALISA 4.1. Analisa Fungsional ... 31

4.2. Analisa Kondisi Linglingan ... 33


(61)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.1. KONSEP DASAR ... 41

5.2. RENCANA TAPAK ... 42

5.3. BANGUNAN ... 44

BAB VI HASIL PERANCANGAN

6.1. Peta SITUASI ... 44

6.2. Gambar Perancangan ... 43

6.3. Foto Maket ... 56

Daftar Pustaka


(62)

Daftar Pustaka

 Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

 Neufert, Ernst. 2000. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid II. Jakarta: Erlangga.

 Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Susunannya. Jakarta : Erlangga.

 Trancik, Roger . 1980. Finding Lost Space.

 Brent C. Brolin, Architecture in Context

 llewelyn- davies,2000. urban design compendium.: The hausing Coperation

 Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2007. Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi kreatif 2025.

 Mouraria Creative Hub Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB, dari http://www.archdaily.com/625194/cim-mouraria-creative-hub-dnsj-arq

 SCL – Seoul Creative Lab Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB, dari http://www.archdaily.com/461013/scl-nil-seoul-creative-lab-hyunjoon-yoo-architects

 Impact Hub Belgrade Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB, dari

http://www.archdaily.com/627398/impact-hub-belgrade-ured-architecture-studio

 Federation Square Diakses 10 Oktober 2015, 07.45 WIB, dari http://www.archdaily.com/627398/ Federation-Square

 Tallinn Town Hall Diakses 02 November 2015, 09.25 WIB, dari http://www.archdaily.com/627398/ Tallinn-Town-Hall


(63)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studio tugas akhir yang berjudul

“Bandung Creative Hub Sebagai Penghubung Kawasan Heritage”.

Penulisan laporan studio tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat wajib mata kuliah Akhir dariProgram Studi Sarjana, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dalam penyelesaian laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Baik dalam Bimbingan, pencarian data, hingga pada saat penyusunan laporan ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih Khusunya kepada yang terhormat :

1. Bapak Nova Chandra Aditya, ST Selaku Dosen pembimbing Tugas akhir atas bimbingan dan arahannya.

2. Bapak DR. Salmon P Martana, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur

3. Ibu Dhini D. Tantarto Ir., M.T. selaku Ketua koordinator Tugas Akhir

4. Seluruh Dosen Teknik Arsitektur Unikom, yang banyak memberi masukan tentang Arsitektur .

5. Untuk Orang Tua keluarga, teman-teman 2011 dan 2013 yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan dalam penyususan laporan Tugas akhir ini.

6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa, tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan pengalaman penulis serta keterbatasan waktu yang ada, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan penyusunan laporan Tugas akhir ini.

Penyusun berharap semoga apa yang disajikan dalam laporan Tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 26 Februari 2016


(64)

(65)

(66)

(67)

(1)

Daftar Pustaka

Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Neufert, Ernst. 2000. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid II. Jakarta:

Erlangga.

Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Susunannya.

Jakarta : Erlangga.

Trancik, Roger . 1980. Finding Lost Space.

Brent C. Brolin

,

Architecture in Context

llewelyn- davies,2000. urban design compendium.: The hausing

Coperation

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2007. Pengembangan

Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi kreatif 2025.

Mouraria Creative Hub Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB, dari

http://www.archdaily.com/625194/cim-mouraria-creative-hub-dnsj-arq

SCL

Seoul Creative Lab

Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB,

dari

http://www.archdaily.com/461013/scl-nil-seoul-creative-lab-hyunjoon-yoo-architects

Impact Hub Belgrade Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB, dari

http://www.archdaily.com/627398/impact-hub-belgrade-ured-architecture-studio

Federation Square Diakses 10 Oktober 2015, 07.45 WIB, dari

http://www.archdaily.com/627398/ Federation-Square

Tallinn Town Hall Diakses 02 November 2015, 09.25 WIB, dari

http://www.archdaily.com/627398/ Tallinn-Town-Hall


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

studio tugas akhir yang berjudul

“Bandung Creative Hub Sebagai Penghubung Kawasan Heritage”.

Penulisan laporan studio tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat wajib mata kuliah Akhir dariProgram Studi Sarjana, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dalam penyelesaian laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Baik dalam Bimbingan, pencarian data, hingga pada saat penyusunan laporan ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih Khusunya kepada yang terhormat :

1.

Bapak Nova Chandra Aditya, ST Selaku Dosen pembimbing Tugas akhir atas

bimbingan dan arahannya.

2. Bapak DR. Salmon P Martana, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur 3. Ibu Dhini D. Tantarto Ir., M.T. selaku Ketua koordinator Tugas Akhir

4. Seluruh Dosen Teknik Arsitektur Unikom, yang banyak memberi masukan tentang Arsitektur .

5. Untuk Orang Tua keluarga, teman-teman 2011 dan 2013 yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan dalam penyususan laporan Tugas akhir ini.

6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa, tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan pengalaman penulis serta keterbatasan waktu yang ada, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan penyusunan laporan Tugas akhir ini.

Penyusun berharap semoga apa yang disajikan dalam laporan Tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 26 Februari 2016


(3)

(4)

(5)

(6)