KAJIAN TEKNOLOGI DINDING PADA GEDUNG BERTINGKAT (Komunitas Bidang Ilmu : Manajemen dan Rekayasa Kontruksi)

(1)

KAJIAN TEKNOLOGI DINDING PADA GEDUNG

BERTINGKAT

(Komunitas Bidang Ilmu : Manajemen dan Rekayasa Kontruksi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Sipil

Riyan Adhitya Wiguna

1.30.04.019

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2008


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunian-Nya, sehingga dengan segala usaha dan kemampuan yang ada penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KAJIAN TEKNOLOGI

DINDING PADA GEDUNG BERTINGKAT”.

Adapun skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik & Ilmu Komputer Jurusan Teknik Sipil UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA.

Tanpa dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidaklah mungkin skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih yang tidak akan pernah habis kepada Orang tua, Adiku yang selalu memberikan doa, dukungan baik moril ataupun materil, tanpa batasan waktu mereka telah memberikan segalanya. Dan tak lupa juga dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bpk Ir Eddy Suryanto Soegoto, Msc, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Bpk Prof Dr Ir Ukun Sastra Prawira Msc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

3. Bpk Yatna Supriyatna, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia.

4. Bpk. Y.Djoko Setiarto, ST., MT. selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan pengarahan, petunjuk serta waktu dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bpk. Ahcmad Fahruddin, ST., MT., yang terus memberikan dukungan sampai

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Bpk Donie Aulia, ST., MT. atas dorongan semangatnya.

7. Bu Alice, selaku sekretariat Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia

8. Seluruh staf dosen Teknik Sipil UNIKOM

9. Seseorang yang telah menjadi inspirasi dan memberiku warna hidup, terimakasih atas perhatian doa serta kasih sayangnya


(3)

10.My our friend’s PB.UU,Bank Jack, cacing, botak, boboho, jablai, josh, anduk, trio gabel, om frehom, ladu, makasih buat semua bantuan dan waktunya 11.Teman-teman seperjuangan ’04 TS ’01, we are the the best class, Man !! 12.Teman-teman jurusan Teknik Sipil semua angkatan, tanpa kalian jurusan ini

ga’kan jadi seru.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak yang memerlukannya, Amin.

Bandung, Juli 2008


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR NOTASI ... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL ..... DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN .... 1.1 Latar Belakang ... 1.2 Tujuan Penulisan... 1.3 Permasalahan... 1.4 Ruang Lingkup ... 1.5 Metode Penulisan... 1.6 Manfaat Penulisan ...

BAB II STUDI PUSTAKA... 2.1 Bata ... 2.1.1 Hubungan Batu-bata ... 2.1.2 Pasangan 1 Bata ... 2.2 Hebel ... 2.3 B-panel... 2.3.1 Keunggulan B-panel ... 2.3.2 Karakteristik B-panel...

i iii v vi vii 1-1 1-1 1-2 1-2 1-3 1-3 1-5 II-1 II-1 II-1 II-4 II-4 II-7 II-8 II-9 iii


(5)

2.3.3 Jenis-jenis B-panel ... BAB III METODE ANALISIS ...

3.1 Penentuan Bahan ... 3.2 Cara Pemasangan... 3.2.1 Pemasangan Susunan Bata ... 3.2.2 Pemasangan Susunan Hebel ... 3.2.3 Pemasangan B-panel ……… 3.3 Analisis Dinding Partisi ……… 3.4 Pemodelan Berat Dinding ...

BAB IV STUDI KASUS... 4.1 Analisis biaya pelaksanaan bahan ... 4.2 Contohkasus ... 4.3 Perhitungan Jumlah Tulangan ... 4.4 Perhitungan Jumlah Bata ... 4.4.1 Perhitungan Adukan Untuk Bata ... 4.4.2 Perhintungan Biaya Bata ... 4.5 Perhitungan Jumlah Hebel ...

4.5.1 Perhitungan Adukan Untuk Hebel ... 4.5.2 Perhitungan Biaya Hebel ... 4.6 Perhintungan Jumlah Panel Dinding ...

4.6.1 Komponen Penyusun b-panel ... 4.6.2 Perhitungan Biaya Panel ...

4.7 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk Bata...

II-9 III-1 III-1 III-3 III-3 III-4 III-5 III-8 III-9 IV-1 IV-1 IV-2 IV-3 IV-4 IV-5 IV-5 IV-6 IV-7 IV-7 IV-7 IV-8 IV-8 IV-9


(6)

4.7.1 Perhitungan Biaya Balok untuk Bata ...

4.8 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk Hebel ...

4.8.1 Perhitungan Biaya Balok untuk Hebel...

4.9 Perhitungan Jumlah Tulangan Balok Untuk b-panel ... 4.9.1 Perhitungan Biaya Balok untuk b-panel ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

5.1 Kesimpulan ...

5.2 Saran ………...

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN

IV-11 IV-11 IV-14 IV-14 IV-16 V-1 V-1 V-2


(7)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

h = Tinggi dinding L = Panjang dinding s = siar

hb = Tinggi bata Lb = Panjang bata hHb = Tinggi hebel LHb = Panjang hebel

ntp = Jumlah tulangan pokok htp = Tinggi tulangan pokok nkl = Jumlah kolom praktis

js = Jarak sengkang Ak = Luas kolom p = selimut beton si. = sisi


(8)

Wb = Berat bata WHb = Berat hebel Wp = Berat panel

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 2.1 Hebel ... 2.2 Single Panel ... 2.3 Double Panel ... 3.1 Pasangan ½ Bata ... 3.2 Pasangan Hebel ... 3.3 Pemasangan B-panel ... 4.1 Pasangan Dinding ... 4.2 Kolom ... 4.3 Ukuran Bata ... 4.4 Ukuran Hebel ... 4.5 Ukuran B-panel ...

Halaman 1-4 II-5 II-10 II-10 III-4 III-4 III-7 IV-2 IV-3 IV-4 IV-6 IV-8


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Ukuran Bata ... 3.2 Ukuran Hebel ... 3.3 Daftar Harga Matrial ...

Halaman III-2 III-3 III-7


(10)

(11)

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Bata

Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau tembok. Sebagai bahan dasarnya adalah tanah liat atau tanah lempung yang kemudian dicetak dan dibakar pada suhu tertentu sehingga berubah sifat menjadi keras seperti batu serta tidak akan lunak kembali bila dicampur air.

Pasangan bata sebagai dinding pengisi antara kolom, pada tingkat pembebanan horisontal tertentu, dapat menahan beban horisontal tersebut seperti dinding geser. Dengan adanya perubahan sifat struktur ini maka dinding bata akan merubah kekakuan dan kekuatan struktur. Bila kontribusi dari pasangan bata diabaikan maka hal tersebut akan menyebabkan konsep dan perencanaan struktur tersebut menjadi kurang tepat.

Pemodelan dilakukan dengan asumsi bahwa pengaruh dinding pasangan bata sebagai dinding pengisi diperhitungkan dalam analisis dan material bata yang digunakan mempunyai sifat kuat tekan yang dominan.

2.1.1 Hubungan Batu-Bata

Dinding tembok di buat dengan memasang batu-bata (bata merah).Pasangan bata adalah tiada lain suatu konstruksi terdiri dari unsure-unsur bata yang disusun satu diatas yang lain menurut aturan tertentu dan diikat dengan adukan atau spesi .


(12)

II - 2

Tebal tembok ditentukan sesuai dengan fungsinya. Tembok yang memikul beban dibuat tebal satu bata atau lebih. Tembok yang tidak memikul dibuat dengan tebal ½ bata. Dalam hal ini beban dari atap atau kap dalamnya dipikul pilar-pilar atau kolom-kolom dari bata. Pada rumah-rumah atau bangunan-bangunan lama masih dijumpai konstruksi seperti semacam ini.

Pembangunan masa sekarang dan secara modern banyak diterapkan konstruksi-konstruksi sebagai berikut:

Dengan tebal ½ bata diperkuat dengan kolom-kolom beton praktis,balok ring beton dan sloof. Disini kolom-kolom praktis, balok ring beton dan sloof berfungsi sebagai penguat dari tembok ½ bata tersebut. Beban dari atap atau kap dipikul oleh balok ringdan diteruskan secara terbagi rata kepada tembok dan seterusnya melalui kolom-kolom dan sloof,akhirnya di pikul oleh pondasi. Untuk system semacam ini berlaku ketentuan-ketentuan dari pemerintah daerah ialah: Bidang tembok setengah bata luas maksimum antara 11-12 m2 (tergantung kualitas bata yang dipakai) dan diperkuat dengan kolom-kolom praktis dan balok-balok beton lainnya.

Pada bangunan-bangunan yang lebih besar atau bertingkat,konstruksi beton dibuat terlebih dahulu, baru kemudian dimulai dengan pemasangan kosen dan tembok bata. Cara demikian dinamakan konstruksi skelet atau struktur beton, jadi kosen + tembok hanya sebagai pengisi.

Adukan atau Spesi.

Adukan biasa:


(13)

II - 3 : 1 P.C : 4 pasir

(adukan kuat) : 1 P.C : 3 pasir (adukan trasnam) : 1 P.C : 2 pasir

(untuk konstruksi yang kedap air : bak air kolam dan semacamnya) menggunakan 1P.C : 1 pasir

Pembuatan adukan atau spesi.

Bahan-bahan tersebut dalam keadaan kering di campur sampai sama rata atau sama warna, kemudian diberi air secukupnya dan diaduk sampai berupa adukan yang tidak terlalu encer atau lunak, dan tidak terlalu kental atau keras, sehingga mudah di kerjakan. Adukan ini campurannya harus “matang” atau homogin (“homogen”).

Batu-bata adalah porens, sebelum dipasang menjadi bentuk, bata tersebut sedikitnya di basahi dahulu dengan air (sebaiknya di rendam), agar air dari adukan tidak dihisap, yang nantinya dapat menyebabkan retak pada tembok atau plesteran (penutup tembok bata).

Ukuran Bata.

Ukuran bata 1 streek = 2 kop + 1 siar. Siar atau voeg adalah spesi di antara bata-bata. Panjang bata dinamakan streek, lebar bata dinamakan kop dan tebal bata dinamakan lapis. Tebal plester rata-rata: 1-1,5 cm, spesi rata-rata:1,5-2 cm.. Prinsip Susunan bata:

Siar vertikal tidak boleh berimpit satu di atas yang lain tetapi harus melompat Untuk pasangan setengah bata lompatan tersebut minimal harus setengah batu, sebab kalau lebih kecil dari pada itu kekuatannya jauh berkurang


(14)

II - 4 Untuk pasangan satu bata lompatannya minimal seperempat bata

2.1.2 Pasangan 1 Bata

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pasangan 1 bata ada 2 macam hubungan a. Susunan atau hubungan tegak yang terdiri hanya dari 2 lapis

prinsip.

b. Susunan atau hubungan silang yang terdiri dari 4 lapis prinsip Lapis yang kesatu terdiri atas satu lapis batu-bata yang di pasang tegak lurus arah tembok dinamakan lapisan kop. Lapis yang kedua terdiri dari satu lapis batu-bata yang dipasang searah tembok , dinamakan streek. Lompatan-lompatan siar adalah ¼ bata.

Untuk tembok satu batu pada awal atau akhir selalu dipasang ¾ bata,seperti lapis kesatu langsung dipasang bata-bata utuh atau streek, sedangkan untuk lapisan seperti yang kedua, setelah ¾ bata dipasang satu kop dahulu. Pada lapisan kop tidak boleh terselip ¾ bata atau streek, tapi seluruh lapisan kop harus terdiri dari kop-kop yang utuh.

2.2 Hebel (AAC Hebel)

Hebel adalah beton ringan yang terbuat dari bahan baku berkualitas tinggi, diproduksi dengan teknologi Jerman dan standar Deutch Industrie Norm (DIN).Hebel diproduksi oleh PT.Hebel Indonesia yang merupakan produser beton ringan yang terbesar dan terlengkap di Indonesia. Hebel memberikan kemudahan, kecepatan, serta kerapihan dalam membangun rumah tinggal, gedung komersil, dan bengunan industri.


(15)

II - 5

Gb. 2.1 Hebel

Keunggulan Hebel: 1. Ukuran yang akurat

Baku standar proses produksi menjamin blok dan panel hebel senantiasa memiliki ukuran yang akurat sehingga dapat

mengurangi pekerjaan pemotongan, mengurangi volume plaster dan acian serta kebutuhan material finishing lainnya.

2. Kuat tekan yang tinggi dan ringan

Berat hebel hanya 1/5 dari berat beton biasa sehingga lebih mudah dikerjakan dengan menggunakan peralatan sederhana,

sertamengurangi keletihan para pekerja 3. Insulasi panas dan suara yang baik

ACC hebel meredam dengan baik perambatan suara sehingga mengurangi masuknya kebisingan suara dari luar bangunan. Efektif pula dimanfaatkan sebagai pemisah antar ruang.

4. Tahan api

Hebel adalah anorganik yang tahan api. Produk ini sesuai untuk aplikasi ruang tangga darurat, cerobong ventilasi dan koridor lift. Hebel meningkatkan perlindungan terhadap bahaya kebakaran. 5. Mudah dibentuk dan dikerjakan


(16)

II - 6 Hebel dapat digergaji, di bor atau dikerjakan dengan

mengguanakan peralatan kayu biasa. 6. Hemat energi

Gelembung-gelembung udara pada AAC Hebel menyebabkan bahan ini memiliki sifat insulasi yang baik. Hebel memberikan kenyamanan lingkungan yang sehat, menghemat energi biaya pemakaian AC.

7. Cepat dalam konstruksi

AAC hebel yang ringan dan kuat mempermudah proses produksi. Kelebihan ini menjadikan hebel lebih cepat dan mudah di pasang 8. Tidak beracun

Produk AAC hebel tidak mengandung bahan-bahan beracun. Material yang digunakan tidak dapat dijadikan tempat tinggal bagi kutu atau serangga dan hewan sejenis lainnya

9. Sederhana, handal dan tahan cuaca 10. Serbaguna dan rapi

11. Rasional dan ekonomis dalam segala hal 12. Tahan lama

13. Memenuhi Standar Mutu Internasional

dibandingkan dengan bahan bangunan konvensional lainnya.

Dinding Hemat dan praktis dalam pemasangan menjadi pertimbangan untuk memilih bahan elemen dinding. Tentu saja masih banyak yang tetap memakai batu batuan atau bahkan batako sebagai material pembentuk dinding. Namun


(17)

II - 7 sekarang orang sudah melirik bahan dinding lain yang lebih fleksibel. Demikian bahan untuk kusen, serta daun pintu dan daun jendela. Walaupun material kayu masih populer, bahan lain yang ringan sudah mulai dipakai.

Hebel yang banyak dipakai berdimensi 60cm x 20cm x 7,5cm dan 60cm x 20cm x 10cm. Selain itu ketebalannya bisa dipesan khusus, misalnya 12,5cm, 15cm, atau 20cm. Beton ringan atau autoclaved aerated concrete (AAC) adalah pasangan ideal semen instan. Pasalnya, keduanya muncul secara bersamaan, memiliki bahan baku serupa, dan diproduksi secara computerized. Karena itu permukaan beton ringan halus dan presisi, dengan kualitas homogen atau terstandar. Karena permukaannya halus dan presisi, beton ringan butuh mortar berdaya rekat tinggi. Dan itu hanya bisa didapat dari semen instan yang memiliki daya rekat kuat. Spesi pemasangan beton ringan dengan semen instan cukup 0,5 - 1 cm sehingga pemakaian semen lebih irit (www.hebel.com).

Karena ringan Hebel diklaim tahan gempa. Gaya gempa yang diterimanya jauh berkurang. Beton ringan juga meredam suara dan menepis panas, karena beraerasi (mengandung gelembung udara). Hebel konon mampu menghemat pemakaian listrik untuk AC hingga 60 - 70 persen. beton ringan juga lebih tahan api. Hebel setebal 10 cm bisa bertahan dalam kebakaran selama empat jam. Batu bata dan batako dengan ketebalan yang sama hanya dua jam (www.hebel.com).

2.3 B-Panel

Sebuah system kontruksi yang sudah terbukti handal untuk bangunan berbagai ukuran: bertingkat maupun tidak bertingkat,dengan menggunakan panel yang


(18)

II - 8 dinamakan b-panel. Panel atau b-panel terdiri dari satu lembar polystyrene,berfungsi sebagai insulator suhu dan suara, yang dilapisi dengan dua lembar wire mesh yang di las. Panel di produksi dengan menggunakan mesin-mesin yang berteknologi canggih. Teknologi ini telah terbukti berhasil dan telah tersebar luas di seluruh dunia.

Teknologi b-panel merupakan dua lapis beton tipis yang diperkuat oleh wire mesh, mengapit satu lapisan tebal Styrofoam.

1. Lapisan Styrofoam berfungsi sebagai bekisting 2. Wire mesh berfungsi sebagai tulangan tarik dan geser 3. Beton memberikan kekuatan tekan lentur dan geser

4. Kawat penghubung menyalurkan gaya geser antara dua lapisan beton dan memegang keduanya agar tidak terjadi tekuk local, sehingga b-panel menjadi penampang komposit

5. Baik untuk bangunan tahan gempa

Keberhasilan teknologi b-panel sangat di dukung oleh keunggulan-keunggulan sistemnya.

2.3.1 Keunggulannya yaitu:

B-panel tahan terhadap gaya axial dan lateral, yang membuatnya tahan menghadapi bencana alam gempa maupun badai.

B-panel kuat, ringan, dapat dipasang dengan mudah sehingga hemat waktu dan biaya

b-panel hemat energi, menginsulasi panas dan meredam suara.


(19)

II - 9 1. Ringan (120 kg/m2)

2. kapasitas beban besar 3. ringan dan mudah dibawa 4. tahan air, rayap, lembab, api 5. mudah dan cepat dibangun 6. permukaan rata dan mudah finish

2.3.3 Jenis-jenis dinding b-panel

Panel dibagi dalam 2 macam yaitu single panel dan double panel. Single Panel Dingunakan sebagai dinding tumpuan (load bearing wall) dinding partisi maupun dinding luar pada bangunan dengan tingakat maksimal 4 lantai dan dapat digunakan dengan posisi horizontal untuk atap skala kecil. Sedangkan pada double panel digunakan pada bangunan tingkat meksimal 20 lantai. Dinding panel ini terdiri isi (core) dan lapisan luar (skin) yang berfungsi sebagai dinding sekaligus struktur pada bangunan berlantai satu dalam bentang tertentu. Ketebalan panel terdiri 3 macam, yaitu 5 cm, 7,5 cm dan 10 cm. Panel dengan ketebalan 10 cm atau 7,5 cm dipakai untuk dinding luar, sedangkan panel dengan ketebalan 5 cm untuk dinding bagian dalam. Khususnya menyangkut konstruksi, rumah dengan dinding panel ini tidak menggunakan kuda-kuda dan ringbalk. Juga tidak memerlukan banyak tenaga untuk mendirikan. Berarti ongkos tukang bisa dikurangi. Atap rumah panel menggunakan galvalom (semacam aluminium), untuk rangka dari baja ringan.Waktu pemasangan sekitar 8 sampai 10 hari. Pemasangan yang cepat ini karena rumah dari dinding panel ini dikemas secara knock down. Cepat dipasang, cepat pula dibongkar atau dipindahkan ( www.b-panel.com).


(20)

II - 10

Kecepatan proses pembangunan dengan Panel karena pekerjaan dinding telah dilakukan secara fabrikasi, sehingga di lapangan hanya merangkai material dan finishing atau siap dicat. Panel ini kuat menahan beban hingga 50 kg.


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah di sajikan sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan:

1. Sangat diperlukan pengendalian material berupa perhitungan kebutuhan pembelian bahan untuk mengendalikan arus kebutuhan sehingga tidak terjadi kekurangan bahan

2. Jumlah bahan (material) yang digunakan sedikit banyaknya dipengaruhi oleh faktor ekonomi karena perbedaan biaya,bahan.

3. Pelaksanaan pemasangan dinding interior ukuran 8 x 4 m dengan menggunakan b-panel lebih cepat, dibandingkan dengan menggunakan bata dan hebel,

pelaksanaan nya hanya 1,44 jam dari jam kerja

4. Biaya yang dibutuhkan untuk dinding interior berukuran 4 x 8m,dengan menggunakan bahan dari bata,hebel dan b-panel adalah sebagai berikut:

No Nama Bahan Harga /m 1 Bata Rp. 83.362,32 2 Hebel RP. 164.261,25 3 b-panel Rp. 144.000

5. Pemasangan dinding dengan mengunakan hebel lebih cepat dibandingkan pemasangan bata dikarenakan hebel siarnya lebih tipis, karena menggunakan pasangannya yaitu prime mortar sebagai siarnya


(22)

V-2

6. biaya yang dibutuhkan untuk balok dengan ukuran penampang 60 x 40 dengan menggunakan bata, hebel, dan b-panel sama, yaitu Rp. 2.593.840

6.2 Saran

Dari uraian-uraian dan kesimpulan yang telah disajikan, maka penulis memiliki kajian untuk memberikan saran sebagai berikut:

1. Jika waktu untuk pemasangan dinding interior singkat atau durasinya kecil, gunakan bahan dari b-panel, karena pemasangannya lebih cepat 2. Perhitungan jumlah bahan harus lebih teliti, karena jika tidak akan terjadi

kekurangan bahan

3. Pembelian Beton Redy mix harus sesuai dengan kebutuhan, karena jika terjadi kelebihan material ini tidak bisa disimpan.

4. Pemilihan bahan harus dengan yang harga bahannya murah dan berkulitas tinggi

5. Pada penggunaan bahan (material) harus diperhatikan pada efektivitas dan efesiensi pekerjaan

6. Untuk pemasangan suatu bahan diharapkan pada rencana suatu bangunan dan ditekankan pada keindahan dan desain suatu bangunan


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Soffwan. (1986). ”Diktat Konstruksi Bangunan I dan Menggambar Teknik”. Bandung Ahmad, Rosman. (2007). ”Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan”. Surabaya:

Kepustakaan.

McCormac. Jack C (2003). ” Desain Beton Bertulang Edisi Kelima ”. Jakarta: Erlangga. S.W. Renggo (2006). ” Menghitung Biaya Membuat Rumah ”. Jakarta: Penebar Swadaya Gideon (2003).”Pedoman Pembelajaran Beton”. Jakarta: Erlangga

http://wwwdindinngpartisi.com/ http://wwwdindingpartisiinterior.com/ http://wwwdindinngbata.com/

http://wwwdindinnghebel.com/ http://wwwdindinngb-panel.com/ http://wwwptbetonelemindoputra.com/


(1)

II - 8 dinamakan b-panel. Panel atau b-panel terdiri dari satu lembar polystyrene,berfungsi sebagai insulator suhu dan suara, yang dilapisi dengan dua lembar wire mesh yang di las. Panel di produksi dengan menggunakan mesin-mesin yang berteknologi canggih. Teknologi ini telah terbukti berhasil dan telah tersebar luas di seluruh dunia.

Teknologi b-panel merupakan dua lapis beton tipis yang diperkuat oleh wire mesh, mengapit satu lapisan tebal Styrofoam.

1. Lapisan Styrofoam berfungsi sebagai bekisting 2. Wire mesh berfungsi sebagai tulangan tarik dan geser 3. Beton memberikan kekuatan tekan lentur dan geser

4. Kawat penghubung menyalurkan gaya geser antara dua lapisan beton dan memegang keduanya agar tidak terjadi tekuk local, sehingga b-panel menjadi penampang komposit

5. Baik untuk bangunan tahan gempa

Keberhasilan teknologi b-panel sangat di dukung oleh keunggulan-keunggulan sistemnya.

2.3.1 Keunggulannya yaitu:

B-panel tahan terhadap gaya axial dan lateral, yang membuatnya tahan menghadapi bencana alam gempa maupun badai.

B-panel kuat, ringan, dapat dipasang dengan mudah sehingga hemat waktu dan biaya

b-panel hemat energi, menginsulasi panas dan meredam suara. 2.3.2 Karakteristik b-panel:


(2)

II - 9 1. Ringan (120 kg/m2)

2. kapasitas beban besar 3. ringan dan mudah dibawa 4. tahan air, rayap, lembab, api 5. mudah dan cepat dibangun 6. permukaan rata dan mudah finish 2.3.3 Jenis-jenis dinding b-panel

Panel dibagi dalam 2 macam yaitu single panel dan double panel. Single Panel Dingunakan sebagai dinding tumpuan (load bearing wall) dinding partisi maupun dinding luar pada bangunan dengan tingakat maksimal 4 lantai dan dapat digunakan dengan posisi horizontal untuk atap skala kecil. Sedangkan pada double panel digunakan pada bangunan tingkat meksimal 20 lantai. Dinding panel ini terdiri isi (core) dan lapisan luar (skin) yang berfungsi sebagai dinding sekaligus struktur pada bangunan berlantai satu dalam bentang tertentu. Ketebalan panel terdiri 3 macam, yaitu 5 cm, 7,5 cm dan 10 cm. Panel dengan ketebalan 10 cm atau 7,5 cm dipakai untuk dinding luar, sedangkan panel dengan ketebalan 5 cm untuk dinding bagian dalam. Khususnya menyangkut konstruksi, rumah dengan dinding panel ini tidak menggunakan kuda-kuda dan ringbalk. Juga tidak memerlukan banyak tenaga untuk mendirikan. Berarti ongkos tukang bisa


(3)

II - 10

Kecepatan proses pembangunan dengan Panel karena pekerjaan dinding telah dilakukan secara fabrikasi, sehingga di lapangan hanya merangkai material dan finishing atau siap dicat. Panel ini kuat menahan beban hingga 50 kg.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah di sajikan sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan:

1. Sangat diperlukan pengendalian material berupa perhitungan kebutuhan pembelian bahan untuk mengendalikan arus kebutuhan sehingga tidak terjadi kekurangan bahan

2. Jumlah bahan (material) yang digunakan sedikit banyaknya dipengaruhi oleh faktor ekonomi karena perbedaan biaya,bahan.

3. Pelaksanaan pemasangan dinding interior ukuran 8 x 4 m dengan menggunakan b-panel lebih cepat, dibandingkan dengan menggunakan bata dan hebel,

pelaksanaan nya hanya 1,44 jam dari jam kerja

4. Biaya yang dibutuhkan untuk dinding interior berukuran 4 x 8m,dengan menggunakan bahan dari bata,hebel dan b-panel adalah sebagai berikut:

No Nama Bahan Harga /m

1 Bata Rp. 83.362,32


(5)

V-2

6. biaya yang dibutuhkan untuk balok dengan ukuran penampang 60 x 40 dengan menggunakan bata, hebel, dan b-panel sama, yaitu Rp. 2.593.840

6.2 Saran

Dari uraian-uraian dan kesimpulan yang telah disajikan, maka penulis memiliki kajian untuk memberikan saran sebagai berikut:

1. Jika waktu untuk pemasangan dinding interior singkat atau durasinya kecil, gunakan bahan dari b-panel, karena pemasangannya lebih cepat 2. Perhitungan jumlah bahan harus lebih teliti, karena jika tidak akan terjadi

kekurangan bahan

3. Pembelian Beton Redy mix harus sesuai dengan kebutuhan, karena jika terjadi kelebihan material ini tidak bisa disimpan.

4. Pemilihan bahan harus dengan yang harga bahannya murah dan berkulitas tinggi

5. Pada penggunaan bahan (material) harus diperhatikan pada efektivitas dan efesiensi pekerjaan

6. Untuk pemasangan suatu bahan diharapkan pada rencana suatu bangunan dan ditekankan pada keindahan dan desain suatu bangunan


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Soffwan. (1986). ”Diktat Konstruksi Bangunan I dan Menggambar Teknik”. Bandung Ahmad, Rosman. (2007). ”Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan”. Surabaya:

Kepustakaan.

McCormac. Jack C (2003). ” Desain Beton Bertulang Edisi Kelima ”. Jakarta: Erlangga. S.W. Renggo (2006). ” Menghitung Biaya Membuat Rumah ”. Jakarta: Penebar Swadaya Gideon (2003).”Pedoman Pembelajaran Beton”. Jakarta: Erlangga

http://wwwdindinngpartisi.com/ http://wwwdindingpartisiinterior.com/ http://wwwdindinngbata.com/

http://wwwdindinnghebel.com/ http://wwwdindinngb-panel.com/ http://wwwptbetonelemindoputra.com/