EFEK PENDIDIKAN GIZI DAN SUPLEMENTASI KOMBINASI BESI DAN VITAMIN C TERHADAP PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR YANG ANEMIA DI WILAYAH SUKOHARJO

BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi yang
banyak terjadi disamping tiga masalah gizi lainnya yaitu kurang energi protein,
kekurangan vitamin A dan kekurangan yodium. Anemia gizi bukan hanya banyak
dijumpai di Indonesia tetapi juga paling banyak dijumpai di dunia terutama di
negara berkembang (Arisman,2004). Anemia gizi yang paling banyak dijumpai
adalah anemia gizi besi (AGB). World Health Organization (WHO)
memperkirakan 800-900 juta penduduk dunia menderita anemia gizi besi (De
Maeyer, 1993). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
1995, prevalensi anemia gizi besi (AGB) di Indonesia masih tinggi, pada anak
sekolah sebesar 47,2 % (Depkes RI, 1999).
Secara garis besar, anemia gizi besi disebabkan oleh perdarahan kronik
karena infeksi cacing, menstruasi atau penyakit darah bawaan (seperti thalasemia,
hemofilia), asupan besi yang rendah dan penyerapan yang tidak adekuat serta
meningkatnya kebutuhan seperti masa kehamilan dan masa pertumbuhan yang
cepat pada anak-anak (Arisman, 2004). Namun demikian di negara-negara
berkembang penyebab utama anemia pada umumnya adalah kekurangan asupan
zat besi (Gillespie, 1998; Beaton dan McCabe, 1999). Kurangnya asupan dari
produk hewani dan tingginya kandungan phitat dalam makanan orang Indonesia
menyebabkan kurang tersedianya zat besi sehingga cenderung terjadi defisiensi

besi.
Anemia gizi besi merupakan masalah serius karena dapat mengakibatkan
penurunan pertumbuhan serta peningkatan angka kesakitan anak-anak (De Silva,
2003). Disamping itu anemia gizi besi pada bayi dan anak-anak dapat
menyebabkan gangguan perkembangan motorik dan koordinasi, gangguan
perkembangan bahasa dan kemajuan belajar serta penurunan aktivitas fisik (De
Maeyer, 1993).
Dalam rangka penanggulangan anemia gizi besi hal yang perlu
diperhatikan adalah peranan zat gizi lain yang membantu penyerapan dan
metabolisme zat besi. Salah satu zat gizi lain yang berpengaruh pada absorpsi dan

1

metabolisme besi adalah vitamin C. Sifat yang dimiliki vitamin C adalah sebagai
promotor terhadap absorpsi besi dengan cara mereduksi besi ferri menjadi ferro
dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Vitamin C menghambat
pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila
diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila
ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari transferin di
dalam plasma ke ferritin hati (Almatsier, 2001). Hasil penelitian Davidson et al

(1998) tentang peran vitamin C terhadap absorpsi besi menunjukkan bahwa pada
susu coklat yang difortifikasi oleh vitamin C sebanyak 25 mg dan 50 mg mampu
meningkatkan penyerapan besi pada anak-anak di Jamaica.18 Peningkatan dosis
penambahan vitamin C mampu menigkatkan persentase penyerapan besi.
Penelitian yang dilakukan Mao dan Yao (1992) tentang suplementasi tablet besi
7.5 mg ditambah vitamin C 50 mg selama enam minggu memberikan pengaruh
yang efektif terhadap peningkatan kadar ferritin (Allen, 1998).
Di Kabupaten Sukoharjo belum ada data dan survei tentang anemia dan
studi mengenai seng pada anak sekolah. Survei anemia pada remaja putri
menunjukkan prevalensi anemia sebesar 50 %. Berdasarkan skreening yang
dilakukan oleh Listyani dkk (2006) di sebelas SD dengan karakteristik geografis
yang sama di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo menunjukkan
persentase anemia pada anak SD kelas 2, 3 dan 4 mencapai 82 %. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk penanggulangan anemia yaitu dengan
pemberian suplementasi besi dan seng secara rutin dalam jangka waktu 3 bulan
(12 minggu) diharapkan dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Dosis seng
diberikan sama dengan dosis besi yaitu rasio besi:seng 1:1 karena dikhawatirkan
jika rasio pemberian lebih dari 2:1 akan terjadi gangguan absorpsi (Allen, 1998).
Disamping itu perlu ditingkatkan pula konsumsi vitamin A dan vitamin C dan
diikuti oleh upaya lainnya seperti pengobatan kecacingan karena kecacingan

Anemia besi yang terjadi pada masa bayi dan anak-anak berdampak pada
perkembangan mental dan motorik yang kemungkinan akan mempunyai dampak
pada masa selanjutnya (Idjradinata dan Pollit, 1993). Hasil survei anemia di
sebelas Sekolah Dasar di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo diketahui
persentase anemia pada anak SD sekitar 80 %.

2

Selama ini penelitian-penelitian pada anak Sekolah Dasar yang anemia
hanya berfokus pada pemberian suplementasi besi dengan berbagai kombinasi.
Penelitian tentang peran pendidikan gizi untuk anak Sekolah Dasar yang anemia
masih sangat jarang dilakukan. Pendidikan atau penyuluhan gizi merupakan salah
satu usaha yang sangat penting dalam menangani masalah gizi. Depkes RI, 1996
menyebutkan bahwa pendidikan atau penyuluham gizi merupakan salah satu cara
dalam mencegah dan menanggulangi anemia. Harapan usaha ini adalah orang
bisa memahami pentingnya makanan dan gizi, sehingga mau bersikap dan
bertindak mengikuti norma-norma gizi (Suhardjo, 1989). Pendidikan gizi pada
anak anemia di sekolah dasar diberikan dengan harapan pengetahuan gizi anak
dan pola makan makan anak akan berubah sehingga asupan makan terutama
asupan besi anak akan lebih baik. Dengan asupan besi yang lebih baik maka kadar

hemoglobin anak akan meningkat. Hasil observasi di beberapa Sekolah Dasar
kelas IV dan V di wilayah Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo
menunjukkan bahwa sebanyak 68 % anak sekolah dasar mempunyai pengetahuan
gizi masih kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah
pengenalan gizi baru diberikan pada anak kelas lima ke atas trimester akhir dan
kurangnya jangkauan petugas kesehatan terutama petugas gizi di sekolah-sekolah
tersebut.

3

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB.. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta,
2004. P 144-154
Ahmed et al. Efficacy of twice-weekly multiple micronutrient supplementation for
improving the hemoglobin and micronutrient status of anemic adolescent
schoolgirls in Bangladesh. Am J Clin Nutr, 2005:82:829-35
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. 2001Jakarta
Allen, Lindsay H. Iron-Ascorbic Acid and Iron-Calcium Interactions and Their
Relevance in Complementary Feeding. International Life Science Institue, USA.

1998.
Beard, JL.. Iron biology in immune function, muscle metabolism and neuronal
funtioning. J Nutr. 2001,131(2S-2); 568S-579S; discussion 580S.
Berdanier, C. Advanced Nutrition Micronutrients. CRC Press, 1998.
De Maeyer, EM. Pencegahan dan pengawasan Anemia Defisiensi Besi, WHO.
Jenewa. Diterjemahkan oleh Ronardy D.H Jakarta Widya Medika. 1993. P 1118
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pemberian Besi-Folat dan Sirup Bagi Petugas
Jakarta. 1999
De Silva A, Atukorala S, Weerasinghe I & Ahluwalia N. Iron supplementation
status and reduces morbidity in children with or withour upper respiratory tract
infections: a randomized controlled study in Colombo, Srinlanka. Am J Clin
Nut. 2003. 77(1): 234-41.
Davidson et al. Influence of ascorbic acid on iron absorption from an iron-fortified,
chocolate-flavored milk drink in Jamican Children. Am J Clin Nutr,
1998;67:873-7
Fidanza, F,MD. Nutritional Status Assasment : A manual for population studies.
Chapman and Hall, 1991.
Florentino, RF., Tanchoco, CC., Rodriguez, MP., Cruz, AJ. 1996.
among micronutrients deficiencies and undernutritions in the
Asia Pacific Journal Clin. Nutr., 5(3): 175-180.


Interactions
Philippines.

Friel, S., Kelleher, C., Campell, P., Nolan, G. 1999. Evaluation of the Nutrition
Education at Primary School (NEAPS) programme. Public Health Nutr.2(4):
549-55

32

Gibson, R. Principles of Nutritional Assasment. Second Edition.Oxford University
Press, 2005.
Harper. Biokimia Edisi 25.EGC penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 2003.
Linder, Maria C. (diterjemahkan oleh Aminudin Prakkasi) Biokimia Nutrisi dan
Metabolisme (Nutritional Biochemistry and Metabolism) Universitas Indonesia,
Jakarta, 1992.
Miller, J. Vitamin A, Iron and Anemia:from Observation to hyphoteses. Nutrition
Bytes. Volume 4, Issue 2. , 1998.Article 5
Muhilal, Sulaeman A. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan, Makalah Widya
Karya Pangan dan giai VIII, Jakarta , 2004.p 394-399

Meija, LA, Chew,F. Hematological Effect of Suplementing Anemic Children with
Vitamin A Alone and Combination with Iron. Am J Clin Nutr,1988:48 p 595600
Moore, H., Greenwood, D., Gill, T., Waine, C., Soutter, J., Adamson, A. 2003. A
cluster randomised trial to evaluate a nutrition training programme. Br. J. Gen,
Pract.;53(489):271-7.
Munoz, EC., Rosado, JL., Lopez, P., Furr, HC., Allen, LH. 2000. Iron and zinc
supplementation improves indicators of vitamin A status of Mexican
preschoolers. Am J Clin Nut. 71(3): 789-94.
Oppenheimer. Iron and its relation to immunity and infectious disease. J Nutr, 2001
131(2S-2):616S-633S; discussion 633S-635S
Rahfiludin, MZ. Pengaruh suplementasi besi dan seng melalui makanan jajanan
terhadap perubahan status tembaga pada anak sekolah dasar yang pendek. Tesis.
Universitas Diponegoro Semarang, 2002.
Roodenburg, AJC, West CE, yu S, Beynen AC. Comparison between timedependent changes in iron metabolism of rats as induced by marginal deficiency
of either vitamin A or iron. Br J Nutr 71,1994; p 687-699
Saidin, S.. Pengaruh Pemberian Pil Besi dengan penambahan Vitamin terhadap
perubahan kadar Hb dan Ferritin Serum pada Wanita Remaja, penelitian Gizi
dan makanan volume 20, Bogor, 1997, p 91-101
Suharno et al. Supplementation with vitamin A and Iron for Nutritional anaemia in
pregnant women in West Java, Indonesia. The Lancet , 1993; 342 : 1325-8

Setiawan, B; Rahyuningsih, S. WNPG VIII. Ketahanan Pangan dan Gizi di Era
Otonomi Daerah dan Globalisasi. Angka Kecukupan Vitamin Larut Air.
Prosiding, Jakarta 2004,p 262-372

33

Suharjo. 1989. Berbagai cara pendidikan gizi. Petunjuk Laboratorium Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. PAU-IPB. Bogor
World Health Organization. Iron Deficiency Anemia : Assasment, Prevention and
Control. A guide for programme managers,2001.
World Health Organization. Global Database on Child Growth and malnutrition.
Geneva, 2000
Whittaker, P. 1998. Iron and Seng Interactions in Humans. Am J Clin Nutr. 68
(Suppl) : 495S-8S.
Zimmermann, MB et al. Vitamin A supplementaton in Children with Poor Vitamin
A and Iron Status Increases erythropoeitin and Hemoglobin Concentration
without changing total body iron, 2006.
Zivkovic, M., Bjegovic, V., Vukovic, D., Marinkovic, J. 1998. Evaluation of the
effect of the health education intervention project “Healthy School”. Srp. Arh.
Celok Lek.; 126(5-6):164-70.

Zlotkin, S., Arthur, P., Schauer, C., Antwi, KY., Yeung, G., Piekarz, A. 2003.
Home-fortification with iron and zinc sprinkles or iron sprinkles alone
successfully treats anemia in infants and young children. Am J Clin Nutr;
133(4): 1075-80.

34

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

EFEK PENDIDIKAN GIZI DAN SUPLEMENTASI
KOMBINASI BESI DAN VITAMIN C TERHADAP
PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK
SEKOLAH DASAR YANG ANEMIA DI WILAYAH
SUKOHARJO

Oleh :
Endang Nur Widiyaningsih, SST, MSi
Suprapto, SSi Apt

DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI,

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SESUAI DENGAN
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN
188/SP2H/PP/DP2M/III/2008, TERTANGGAL 6 MARET 2008

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SEPTEMBER 2008

RINGKASAN PENELITIAN

Penelitian tentang efek pendidikan gizi dan suplementasi kombinasi besi dan
vitamin C ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan suplementasi kombinasi besi
dan vitamin C dengan pendidikan gizi dan suplementasi kombinasi besi dan vitamin C
terhadap perubahan kadar hemoglobin pada anak sekolah dasar yang anemia.
Penelitian ini termasukpenelitian kuasi eksperimental. Tempat pelaksanaan penelitian
ini di sebelas SD Negeri di Kecamatan Kartasura yaitu SD Gumpang 1, SD Gunpang
2, SD Gumpang 3, SD Ngadirejo 1, SD Ngadirejo 2, SD Ngadirejo 3, SD Ngadirejo 4,
SD Kartasura 1, SD Kartasura 4, SD Kartasura 6 dan SD Pucangan 1. Penelitian ini
dilakukan di beberapa SD Negeri di wilayah kecamatan Kartasura karena hasil
skrining menunjukkan bahwa kejadian anemia pada anak sekolah dasar kelas 4 dan 5

masih cukup tinggi yaitu 80 % dan tingkat pengetahuan gizi yang kurang sebesar 68
%.
Subjek penelitian adalah anak sekolah dasar kelas empat dan lima sejumlah 75
anak yang dinagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan
suplementasi kombinasi besi dan vitamin C sedangkan kelompok kedua mendapatkan
pendidikan gizi dan suplementasi kombinasi. Kelompok pertama terdiri dari 35 anak
yang mendapatkan suplemen dua kali dalam seminggu. Kelompok kedua terdiri dari
40 anak yang mendapatkan suplemen dua kali seminggu dan pendidikan gizi
seminggu sekali. Disamping itu orang tua pada subjek penelitian pada kelompok
kedua juga mendapatkan pendidikan gizi satu bulan sekali. Pada kelompok kedua
untuk subjek penelitian media pendidikan gizi berupa flyer sedangkan untuk orang tua
diberikan dalam bentuk booklet. Suplemen yang diberikan pada kedua kelompok
diberikan 5 ml sekali minum dengan rasa yang sama dan kadar besi serta vitamin C
yang sama. Tiap 5 ml suplemen yang diberikan mengandung 60 mg besi dan 60 mg
vitamin C. Pemberian suplemen diberikan oleh enumerator dan peneliti di sekolah
setiap hari rabu dan sabtu anatra jam 07.00-09.00 WIB. Namun pada dua minggu
terakhir subjek diminta untuk membawa pulang sirup karena bersamaan dengan bulan
Ramadhan sehingga tidak bisa dilaksanakan pada pagi hari. Pemeriksaan kadar Hb
dilakukan

pada awal dan

akhir penelitian dengan

menggunakan

metode

cyanmethemoglobin yang dilakukan oleh tenaga yang sudah berpengalaman di

Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Karakteristik keluarga dapat dilihat dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat
pendapatan perkapita keluarga dan pekerjaan orang tua. Secara umum tingkat
pendidikan orangtua adalah pendidikan menengah (SLTP dan SLTA), sebagian besar
pendidikan ayah adalah SLTA (44,0%) dan pendidikan ibu adalah SLTA (34,7%).
Pendidikan ayah lebih tinggi dibandingkan pendidikan ibu.Lama pendidikan ayah,
pendidikan ibu dan pendapatan perkapita berdistribusi tidak normal, sehingga diuji
dengan uji Mann-Whitney U, hasilnya tidak ada perbedaan bermakna pendidikan
ayah, pendidikan ibu dan pendapatan keluarga pada kedua kelompok (p>0,05). Secara
umum memperlihatkan bahwa pendidikan orang tua dan pendapatan perkapita
keluarga pada kedua kelompok mempunyai karakteristik relatif sama.
Jumlah sampel penelitian adalah 75 anak dengan kondisi anemia. Umur
sampel penelitian antara 9-11 tahun. Pada penelitian ini sampel yang berjenis kelamin
laki-laki lebih besar dari pada sampel yang berjenis kelamin perempuan dengan
proporsi subjek laki-laki 57,3 % dan subjek permepuan 42,7 %.
Hasil recall asupan makanan menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein
kelompok suplementasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok suplementasi
dan pendidikan gizi. Sedangkan asupan vitamin A, vitamin C dan besi pada kelompok
suplementasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok suplementasi dan
pendidikan gizi. Hasil uji Mann Whitney U menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan asupan protein, vitamin A, vitamin C dan besi antara kedua kelompok.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa intervensi pendidikan gizi pada anak satu
minggu sekali, serta orang tua/wali dan guru kelas satu bulan sekali dalam waktu 3
bulan belum bisa mengubah asupan zat gizi dari makanan terutama zat besi pada
anak. Ibu mempunyai peran penting dalam mengatur dan mengendalikan arus
makanan dalam keluarga, sehingga pengetahuan ibu khususnya tentang gizi sangat
menentukan terhadap pola konsumsi makan dalam keluarga, khususnya kebiasaan
makan anak.
Pada kelompok besi dan vitamin C terlihat bahwa terjadi peningkatan kadar
hemoglobin dengan peningkatan rata-rata adalah 2,99 g/dL ± 0,96

Hal ini

menunjukkan bahwa suplementasi besi 60 mg dan vitamin C 60 mg dua kali
seminggu selama tiga bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin anak anemia.

Pada kelompok besi, vitamin C dan pendidikan gizi terjadi

peningkatan kadar

hemoglobin dengan peningkatan rata-rata adalah 2,89 g/dL ± 0,94. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa intervensi pada kelompok besi, vitamin C dan pendidikan gizi
juga memberikan peningkatan kadar Hb walaupun hasilnya relatif lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok gizi tanpa pendidikan gizi. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa, meskipun perubahan kadar hemoglobin pada kelompok
suplementasi besi dan vitamin C saja lebih tinggi dibandingkan dengan suplementasi
besi, vitamin C dan pendidikan gizi, akan tetapi hasil uji one sample test
menunjukkan bahwa ada perbedaan perubahan kadar hemoglobin antar kelompok
perlakuan (p =0,000)
Setelah dilakukan intervensi kedua kelompok mengalami penurunan proporsi
anemia dengan penurunan status anemia secara keseluruhan adalah dari 100 %
anemia menjadi 24 % anemia. Sehingga secara umum 76 % subjek penelitian menjadi
tidak anemia.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada perbedaan perubahan kadar
hemoglobin pada kedua kelompok perlakuan meskipun baik suplementasi kombinasi
maupun suplementasi kombinasi dan pendidikan gizi keduanya mampu meningkatkan
kadar hemoglobin subjek penelitian. Peningkatan kadar hemoglobin lebih tinggi pada
kelompok yang mendapatkan suplementasi kombinasi dibanding yang mendapatkan
pendidikan gizi dan suplementasi kombinasi. Oleh karena itu untuk penelitian
selanjutnya perlu dilakukan pemantauan kepatuhan dalam mengkonsumsi sirup dan
pendidikan gizi yang diberikan sebaiknya rutin diberikan (tidak hanya selama 3 bulan
saja). Pendidikan gizi yang

berkesinambungan tersebut diharapkan akan lebih

memberikan pengetahuan gizi yang baik dibanding jika sifatnya hanya temporer.

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan tuntunan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian berjudul “ Efek
Pendidikan Gizi dan Suplementasi Kombinasi Besi dan Vitamin C terhadap
Perubahan Kadar Hemoglobin pada Anak Sekolah Dasar yang Anemia di Wilayah
Sukoharjo” dengan baik dan lancar.
Pada kesempatan ini kami haturkan baynyak terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS, Arif Widodo, A.Kep, M.Kes yang telah
memberikan ijin waktu untuk melaksanakan penelitian.
2. Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdaian UMS, Prof. Dr. Markhamah,
M.Hum atas ijin dan arahan selama melaksanakan penelitian.
3. Pimpinanan Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional atas perkenannaya dalam pembiayaan penelitian.
4. Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo beserta staf atas kerja
samanya selama proses penelitian.
5. Bapak/Ibu Kepala Sekolah di wilayah Kecamatan Kartasura yang telah
memberikan ijij dan bantuan dalam pengambilan data selama proses
penelitian.
6. Seluruh pihak yang teleh membeantu penyelesaian penelitian ini.
Kami menyadari nahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
penelitian ini, sehingga saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan penulisan di
masa mendatang. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Surakarta, Sepetember 2007
Endang Nur Widiyaningsih, SST, MSi Med

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
RINGKASAN ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia ..................................................................................................
B. Kadar Hemoglobin ...............................................................................
C. Vitamin C .............................................................................................
D. Hubungan Besi dan Vitamin C terhaap Kadar Hemoglobin ................
E. Suplementasi Besi ................................................................................
F. Pendidikan dan Pengetahuan Gizi pada Anak Sekolah Dasar..............
G. Pendidikan Gizi dan Perubahan Perilaku ............................................
H. Kerangka Teori ....................................................................................
I. Kerangka Konsep ................................................................................

4
6
7
8
8
9
11
13
14

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian................................................................................... 15
B. Manfaat Penelitian .............................................................................. 15
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .....................................................................................
B. Populasi dan Sampel .............................................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
D. Variabel Penelitian ...............................................................................
E. Bahan dan Alat Penelitian.....................................................................
F. Tehnik Pengumpulan Data....................................................................
G. Manajemen Analisis Data.....................................................................

17
17
19
19
19
20
21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian .................................................
B. Karakteristik Keluarga..........................................................................
C. Karakteristik Sampel ...........................................................................
D. Asupan Zat Gizi Sampel ......................................................................
E. Kadar Hemoglobin Sampel .................................................................
F. Perubahan Status Anemia setelah Intervensi ......................................

22
22
24
24
26
29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................... 30
B. Saran.................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN

31

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Deskripsi Pendidikan dan Pendapatan Perkapita Keluarga

23

2. Rata-rata Asupan dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dari

25

Makanan Sampel Selama Penelitian pada Tiap Kelompok
3. Deskripsi Kadar Hemoglobin Anak pada Tiap Kelompok

27

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Kerangka Teori

13

2. Kerangka Konsep

14

RINGKASAN PENELITIAN

Penelitian tentang efek pendidikan gizi dan suplementasi kombinasi besi dan
vitamin C ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan suplementasi kombinasi besi
dan vitamin C dengan pendidikan gizi dan suplementasi kombinasi besi dan vitamin C
terhadap perubahan kadar hemoglobin pada anak sekolah dasar yang anemia.
Penelitian ini termasukpenelitian kuasi eksperimental. Tempat pelaksanaan penelitian
ini di sebelas SD Negeri di Kecamatan Kartasura yaitu SD Gumpang 1, SD Gunpang
2, SD Gumpang 3, SD Ngadirejo 1, SD Ngadirejo 2, SD Ngadirejo 3, SD Ngadirejo 4,
SD Kartasura 1, SD Kartasura 4, SD Kartasura 6 dan SD Pucangan 1. Penelitian ini
dilakukan di beberapa SD Negeri di wilayah kecamatan Kartasura karena hasil
skrining menunjukkan bahwa kejadian anemia pada anak sekolah dasar kelas 4 dan 5
masih cukup tinggi yaitu 80 % dan tingkat pengetahuan gizi yang kurang sebesar 68
%.
Subjek penelitian adalah anak sekolah dasar kelas empat dan lima sejumlah 75
anak yang dinagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan
suplementasi kombinasi besi dan vitamin C sedangkan kelompok kedua mendapatkan
pendidikan gizi dan suplementasi kombinasi. Kelompok pertama terdiri dari 35 anak
yang mendapatkan suplemen dua kali dalam seminggu. Kelompok kedua terdiri dari
40 anak yang mendapatkan suplemen dua kali seminggu dan pendidikan gizi
seminggu sekali. Disamping itu orang tua pada subjek penelitian pada kelompok
kedua juga mendapatkan pendidikan gizi satu bulan sekali. Pada kelompok kedua
untuk subjek penelitian media pendidikan gizi berupa flyer sedangkan untuk orang tua
diberikan dalam bentuk booklet. Suplemen yang diberikan pada kedua kelompok
diberikan 5 ml sekali minum dengan rasa yang sama dan kadar besi serta vitamin C
yang sama. Tiap 5 ml suplemen yang diberikan mengandung 60 mg besi dan 60 mg
vitamin C. Pemberian suplemen diberikan oleh enumerator dan peneliti di sekolah
setiap hari rabu dan sabtu anatra jam 07.00-09.00 WIB. Namun pada dua minggu
terakhir subjek diminta untuk membawa pulang sirup karena bersamaan dengan bulan
Ramadhan sehingga tidak bisa dilaksanakan pada pagi hari. Pemeriksaan kadar Hb
dilakukan

pada awal dan

akhir penelitian dengan

menggunakan

metode

cyanmethemoglobin yang dilakukan oleh tenaga yang sudah berpengalaman di

Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Karakteristik keluarga dapat dilihat dari tingkat pendidikan orang tua, tingkat
pendapatan perkapita keluarga dan pekerjaan orang tua. Secara umum tingkat
pendidikan orangtua adalah pendidikan menengah (SLTP dan SLTA), sebagian besar
pendidikan ayah adalah SLTA (44,0%) dan pendidikan ibu adalah SLTA (34,7%).
Pendidikan ayah lebih tinggi dibandingkan pendidikan ibu.Lama pendidikan ayah,
pendidikan ibu dan pendapatan perkapita berdistribusi tidak normal, sehingga diuji
dengan uji Mann-Whitney U, hasilnya tidak ada perbedaan bermakna pendidikan
ayah, pendidikan ibu dan pendapatan keluarga pada kedua kelompok (p>0,05). Secara
umum memperlihatkan bahwa pendidikan orang tua dan pendapatan perkapita
keluarga pada kedua kelompok mempunyai karakteristik relatif sama.
Jumlah sampel penelitian adalah 75 anak dengan kondisi anemia. Umur
sampel penelitian antara 9-11 tahun. Pada penelitian ini sampel yang berjenis kelamin
laki-laki lebih besar dari pada sampel yang berjenis kelamin perempuan dengan
proporsi subjek laki-laki 57,3 % dan subjek permepuan 42,7 %.
Hasil recall asupan makanan menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein
kelompok suplementasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok suplementasi
dan pendidikan gizi. Sedangkan asupan vitamin A, vitamin C dan besi pada kelompok
suplementasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok suplementasi dan
pendidikan gizi. Hasil uji Mann Whitney U menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan asupan protein, vitamin A, vitamin C dan besi antara kedua kelompok.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa intervensi pendidikan gizi pada anak satu
minggu sekali, serta orang tua/wali dan guru kelas satu bulan sekali dalam waktu 3
bulan belum bisa mengubah asupan zat gizi dari makanan terutama zat besi pada
anak. Ibu mempunyai peran penting dalam mengatur dan mengendalikan arus
makanan dalam keluarga, sehingga pengetahuan ibu khususnya tentang gizi sangat
menentukan terhadap pola konsumsi makan dalam keluarga, khususnya kebiasaan
makan anak.
Pada kelompok besi dan vitamin C terlihat bahwa terjadi peningkatan kadar
hemoglobin dengan peningkatan rata-rata adalah 2,99 g/dL ± 0,96

Hal ini

menunjukkan bahwa suplementasi besi 60 mg dan vitamin C 60 mg dua kali
seminggu selama tiga bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin anak anemia.

Pada kelompok besi, vitamin C dan pendidikan gizi terjadi

peningkatan kadar

hemoglobin dengan peningkatan rata-rata adalah 2,89 g/dL ± 0,94. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa intervensi pada kelompok besi, vitamin C dan pendidikan gizi
juga memberikan peningkatan kadar Hb walaupun hasilnya relatif lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok gizi tanpa pendidikan gizi. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa, meskipun perubahan kadar hemoglobin pada kelompok
suplementasi besi dan vitamin C saja lebih tinggi dibandingkan dengan suplementasi
besi, vitamin C dan pendidikan gizi, akan tetapi hasil uji one sample test
menunjukkan bahwa ada perbedaan perubahan kadar hemoglobin antar kelompok
perlakuan (p =0,000)
Setelah dilakukan intervensi kedua kelompok mengalami penurunan proporsi
anemia dengan penurunan status anemia secara keseluruhan adalah dari 100 %
anemia menjadi 24 % anemia. Sehingga secara umum 76 % subjek penelitian menjadi
tidak anemia.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada perbedaan perubahan kadar
hemoglobin pada kedua kelompok perlakuan meskipun baik suplementasi kombinasi
maupun suplementasi kombinasi dan pendidikan gizi keduanya mampu meningkatkan
kadar hemoglobin subjek penelitian. Peningkatan kadar hemoglobin lebih tinggi pada
kelompok yang mendapatkan suplementasi kombinasi dibanding yang mendapatkan
pendidikan gizi dan suplementasi kombinasi. Oleh karena itu untuk penelitian
selanjutnya perlu dilakukan pemantauan kepatuhan dalam mengkonsumsi sirup dan
pendidikan gizi yang diberikan sebaiknya rutin diberikan (tidak hanya selama 3 bulan
saja). Pendidikan gizi yang

berkesinambungan tersebut diharapkan akan lebih

memberikan pengetahuan gizi yang baik dibanding jika sifatnya hanya temporer.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Makanan Jajanan, Pendidikan Gizi, dan Suplementasi Besi terhadap Status Gizi, Pengetahuan Gizi, dan Status Anemia pada Siswa Sekolah Dasar

0 3 59

EFEK SUPLEMENTASI Fe, ASAM FOLAT DAN VITAMIN B 12 TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEKERJA WANITA DI KABUPATEN SUKOHARJO

0 13 8

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI (PROTEIN, ZAT BESI, VITAMIN C) DAN LAMA MENSTRUASI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA Hubungan Antara Asupan Zat Gizi (Protein, Zat Besi, Vitamin C) Dan Lama Menstruasi Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Di SMP

2 6 15

PENGARUH SUPLEMENTASI TABLET BESI DAN VITAMIN C TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA SISWA KELAS VI SDN KLEGO 01 KOTA PEKALONGAN.

1 2 85

PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI, VITAMIN C DAN BISKUIT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III ANEMIA DAN KURANG ENERGI KRONIS.

0 1 17

PENGARUH SUPLEMENTASI BESI DAN KOMBINASI BESI DAN VITAMIN B6 TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT TENAGA KERJA WANITA ANEMIA.

0 0 2

PENGARUH SUPLEMENTASI BESI DENGAN DAN TANPA VITAMIN B12 TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN INDEKS ERITROSIT PADA TENAGA KERJA WANITA ANEMIA.

0 0 14

Perbedaan Efek Suplementasi Antara Kombinasi Vitamin A Dan Sulfas frosus Mingguan Dengan SF Mingguan Pada Kadar Hemoglobin Remaja Putri Dengan Anemia.

0 1 1

EFIKASI SUPLEMENTASI TABLET BESI, VITAMIN C, PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL

0 1 6

DAMPAK SUPLEMENTASI PIL BESI + FOLAT DAN VITAMIN C TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL ANEMIA

0 0 8