ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH TERHADAP KEINGINAN NASABAH UNTUK BERINVESTASI (Survey di BMT Wilayah Surakarta)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin
meningkat dan dengan adanya kebutuhan manusia yang terus bertambah,
maka semakin banyak lembaga keuangan perbankan yang tumbuh dan
berkembang. Lembaga keuangan yang didirikan selain bank konvensional,
mulai tumbuh dan banyak didirikan lembaga keuangan syariah seperti Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT) dan bank-bank yang menjalankan usahanya dengan
prinsip syariah Islam. BMT merupakan lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan (simpanan)
maupun deposito dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan.berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim dalam
dunia perbankkan (Ilmi, Makhalul,2002:67).
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat islam.(Muhammad,2002). Bank syariah lahir di Indonesia pada tahun
1992 tepatnya setelah ada Undang-Undang No 7 tahun 1992 yang direvisi
dengan Undang-Undang perbankkan No. 10 tahun 1998, dalam bentuk sebuah
bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil. Sedangkan BMT lahir pada
tahun 1994. BMT lahir dari hasil pemikiran Ikatan Cendikiawan Muslim
Indonesia (ICMI), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Bank Muamalat
Indonesia (BMI). BMT didirikan dengan harapan dapat menjadi lembaga
pendukung kegiatan ekonomi masyarakat menengah kebawah berlandaskan
dengan sistem syariah. Kegiatan dari BMT adalah mengembangkan usahausaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
pengusaha makro dan kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. sedangkan kegiatan Baitul Maal
adalah menerima titipan Bazis dari dana Zakat, Infaq dan sadaqah dan
menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Produk-produk yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah
kepada para nasabah berbeda dengan lembaga keuangan konvensional. Produk
yang ditawarkan lembaga keuangan syariah tidak mengandung unsur bunga.
Dalam syariat islam bunga bank adalah haram, seperti ditegaskan dengan
fatwa MUI
tanggal 16 Desembar 2003, yang menyatakan bahwa Bank,
Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, dan Lembaga keuangan lainnya
maupun individu yang melakukan praktek bunga adalah haram.
Lembaga keuangan syariah seperti BMT dalam menjalankan setiap
usahanya menghilangkan adanya bentuk ketidakadilan, ketidakjujuran dan
penghisapan dari satu pihak ke pihak lain. Hubungan dengan para kliennya
adalah sebagai mitra investor dan pedagang. sehingga dalam menjalankan
pekerjaannya, lembaga keuangan syariah menggunakan teknik dan metode
investasi
seperti kontrak mudharabah. disamping itu, lembaga keuangan
syariah juga terlibat dalam kontrak murabahah. Mekanisme lembaga keuangan
syariah yang berdasarkan prinsip mitra usaha adalah bebas bunga.
Bank syariah dan lembaga keuangan syariah seperti BMT diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di
2
Indonesia melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan dan penerapan
ekonomi syariah tidak hanya berhenti pada berdirinya bank-bank syariah dan
lembaga keuangan syariah seperti BMT saja, akan tetapi juga dari masyarakat
yang harus mulai percaya pada sistem syariah. Sekalipun mayoritas penduduk
bangsa Indonesia beragama Islam atau muslim namun pemahaman tentang
sistem syariah masih kurang. Kepercayaan yang telah mengakar pada sistem
konvensional dan adanya anggapan bahwa sesuatu yang lama lebih baik dari
sesuatu yang baru menjadi suatu kendala bagi bank syariah dan lembaga
keuangan syariah seperti BMT dalam mengembangkan usahanya.
Penelitian ini perlu dilakukan mengingat adanya keinginan peneliti
untuk lebih memahami sistem lembaga keuangan syariah. Hal ini akan
dibuktikan secara empiris mengenai hubungan sistem bagi hasil di lembaga
keuangan syariah terhadap keinginan nasabah untuk berinvestasi.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
hubungan antara sistem bagi hasil dengan keinginan nasabah untuk
berinvestasi?.
3
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia.
Artikel,... ...Pikiran Rakyat, Rabu, 16 Februari 2005.” Bank Syariah Bisa Tumbuh
1,8%.
............ Republika, Kamis, 8 September 2005. “ Sepuluh Tahun BMT mampu
Budayakan 1,5 Juta Pengusaha”.
............ Tempo. Desember 2003. “ Fatwa MUI tentang Haramkan Riba”.
............. Waspada, 22 Desember 2003. “ Fatwa MUI tentang Bunga Haram”.
Sumber : www.Geogle.Com.
Antonio, Muhammad Syafi’i, 1999, Bank Syariah sebagai Bankir dan Praktisi
Keuangan. Jakarta: Bank Indonesia dan Tazkia Institute.
Antonio. M. Syafii, (2004), “Berkah Fatwa Haram”, Majalah Gontor. Februari.
Achsan, Inggi H, 2000. “Investasi Syariah Di Pasar Modal Menggagas Konsep
dari Praktek Manajemen Portofolio Syariah”. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Arikunto Suharsimi., (1992), “Manajemen Penelitian” , Rineka Cipta, Jakarta.
Atmadja, Karnaen Perwata dan Antonio Muhammad Safi’i, 1999. “ Apa dan
Bagaimana Bank Islam”. Yogjakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
Agris Yawati Prastiwi (2004), Hubungan Sistem Bagi Hasil di Lembaga
Keuangan Syariah Terhadap Keinginan Nasabah Terhadap Independensi
Penampilan Akuntansi Publik”, Skripsi Tidak di Publikasikan,
Universitas Negeri Sebelas Maret.
Al-Qardhawi.Yusuf, (2001), “Bunga Bank, Haram”, Akbar Media Eka Sarana,
Jakarta.
Fathurozi NK., (2004) “Fatwa Haram Bunga Bank Tidak Sepakat Untuk
Sepakat”, Majalah Gontor, Januari.
Ghozali. Imam, (2001). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasan Imam al-Banna., (2006), “FIQIH-SUNNAH, Sayyid Sabiq”, Pena Pundi
Aksara, Jakarta.
36
Hanafi M. Syafiq dan M. Mamduh Hanaf., (2003), “Minat Nasabah Terhadap
Produk Profit and Lost Sharing pada Perbankan Islam”, Jurnal
Kompetensi Volume 1. no. 83-92.
Huda Nurul., (2004). “Eksistensi Akuntansi Syariah Dalam Lembaga Perbankan
Indonesia”, Skripsi Tidak di Publikasikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Indriantoro dan Supomo., (1999), “Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi
dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta.
Mafrurah Izza, (2002), “Membumikan Konsep Syariah Dalam Ekonomi Berbasis
Kerakyatan ( BMT sebagai Sebuah Solusi )”, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Volume 3, no. 2.
Makholul Ilmi,SM, 2002.” Teori dan Praktek Lembaga
Syariah”, Yogjakarta : UII Press.
Mikro Keuangan
Muhammad, 2003. “Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah”,
Yogjakarta: UII Press.
Muhammad, 2002.” Manajemen Bank Syariah”, Yogjakarta: UPP AMP Yayasan
Keluarga Pahlawan Negara (YKPN).
Muhammad,2002.”Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam”, Jakarta
: Salemba Empat.
Mohamad., (2004), “Manajemen Dana Bank Syariah”, Ekonisia, Yogyakarta.
Narastuti Anastasi Dewi., (2003), “Persepsi Karyawan Elektronic Data
Processing ( EDP ) Terhadap Pengendalian Sistem Informasi Berbasis
Komputer ( Survey Pada Bank-bank Swasta di Surakarta )”, Skripsi
Tidak di Publikasikan, Universitas Negeri Sebelas Maret.
Rama Hadi S., (2005). “Pembiayaan Musyarakah dengan Sistem Bagi Hasil
Sebagai Alternatif Kredit Investasi Konvensional”, Skripsi Tidak di
Publikasikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Republik Indonesia., “Undang-undang Nomor no. 7. tahun 1992”. Tentang
Perbankan, 1993. Sinar Grafika, Jakarta.
Republik Indonesia., “Undang-undang Nomor no. . tahun 1998”. Tentang
Perbankan, 1999. Sinar Grafika, Jakarta.
Slamet, Dahkan, 1999, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Kedua, Jakarta,
LPFE UI.
Sugiyono., (2002), “Metode Penelitian Bisnis”, CV. Alfabeta, Bandung.
37
Suharsimi Arikunto., (1998), “Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik )“
Rineka Cipta, Yogyakarta.
Suharyani dan Ahmad Sutanto., (2001), “Atribut Penentu Yang Mempengaruhi
Sikap Nasabah Untuk Menyimpan Dana di Baitul Mall Wat Tamwil”,
Kajian Bisnis no. 24.
Sholahudin M., (2001), “Hambatan Sosialisasi Perbankan Syariah”, Jurnal
Benefit Volume 5, no.1.
Suparmoko., (1991), “Metodologi Penelitian Praktis( Untuk Ilmu-Ilmu social dan
Ekonomi ) Edisi ke Tiga”, BPFE, Yogyakarta.
Susilo.Sri Y, (2000). “Bank dan Lembaga Keuangan”, Rineka Cipta, Jakara.
Triyuwono Iwan ., (2000), “Akuntansi Syariah : Implementasi Nilai Keadilan
dalam Format Metafora Amanah”, JAAI Volume 4, no. 1.
Uma Sekaran ., (2000), “Researc Methods for Busines, a Skill Building Approach,
Second Edition”. John Willey & Sons, Inc, Singapore.
Yuliadi, Imamudin, 2001, “Ekonomi Islam Sebuah Pengantar”, Yogjakarta: LPPI.
38
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA
ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH TERHADAP KEINGINAN
NASABAH UNTUK BERINVESTASI
(Survey di BMT Wilayah Surakarta)
Oleh:
Fatkhan Ahyani,SE,M.Si
Drs. Suyatmin , M.Si
DIBIAYAI OLEH KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA
WILAYAH VI SEMARANG SESUAI DENGAN SURAT
PERJANJIAN PELAKSANAAN DOSEN MUDA DAN
KAJIAN WANITA NOMOR : 019/006.2/PP/KT/2009
TERTANGGAL 16 MARET 2009
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2009
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
vi
vii
ix
x
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
RINGKASAN HASIL PENELITIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
Bagi Hasil
4
A. Pengertian Bagi Hasil
4
B. Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
6
D. Fatwa MUI tentang Bunga Bank
11
C. Prospek Perbankan Berprinsip Bagi Hasil
E. Produk Lembaga Keuangan Syariah
Investasi
1. Pengertian Investasi
2. Perbedaan Investasi pada Perbankan Syariah dengan Konven.
F. Penelitian Terdahulu
G. Perumusan Hipotesis
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Manfaat Penelitian
12
16
16
17
18
18
19
19
19
IV. METODE PENELITIAN
20
1. Jenis dan Obyek Penelitian
20
2. Populasi & Sampel Penelitian
20
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Kuesioner
9
21
vii
21
b. Metode Dokumentasi
21
1. Data Primer
22
4. Jenis Data
22
2. Data Sekunder
22
5. Instrumen Penelitian
22
6. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
2. Variabel Terikat (dependent Variable)
7. Definisi Operasional Variabel & Pengukurannya
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
23
23
23
23
23
23
8. Metode Analisis Data
24
1. Uji Validitas
24
2. Uji Reliabilitas
25
9. Uji Hipotesis
26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
28
A. Uji Instrumen
28
1. Uji Validitas
28
2. Uji Reliabilitas
31
B. Uji Hipotesis
31
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
34
A. Kesimpulan
34
B. Saran
34
C. Keterbatasan Penelitian
35 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
1-1
1-2
1-3
1-4
Halaman
Perbedaan Sistem Bunga dan Bagi Hasil
9
Sistem Bagi Hasil
29
Berinvestasi
30
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Variabel Keinginan
Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
ix
31
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Analisis Statistik
2. Daftar Pertanyaan
x
RINGKASAN
Analisiss Hubungan Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Syariah Terhadap
Keinginan Nasabah Untuk Berinvestasi ( Survey di BMT Wilayah Surakarta)
Oleh :
Fatkhan Ahyani,SE,M.Si
Drs.Suyatmin,M.Si
Bank syariah dan lembaga keuangan syariah seperti BMT diharapkan
dapat memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di
Indonesia melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan dan penerapan
ekonomi syariah tidak hanya berhenti pada berdirinya bank-bank syariah dan
lembaga keuangan syariah seperti BMT saja, akan tetapi juga dari masyarakat
yang harus mulai percaya pada sistem syariah. Sekalipun mayoritas penduduk
bangsa Indonesia beragama Islam atau muslim namun pemahaman tentang sistem
syariah masih kurang.
Kepercayaan yang telah mengakar pada sistem konvensional dan adanya
anggapan bahwa sesuatu yang lama lebih baik dari sesuatu yang baru menjadi
suatu kendala bagi bank syariah dan lembaga keuangan syariah seperti BMT
dalam mengembangkan usahanya. Lahirnya bank syariah dengan sistem
operasinya atas dasar sistem bagi hasil merupakan alternatif pengganti bunga
pada bank konvensional. Hal ini merupakan peluang umat Islam untuk
memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Sedangkan aktivitas bank syariah
pada umumnya menghimpun dana dan menanamkan dana, namun dalam
operasinya terdapat ciri khusus dimana pemilik dana menyimpan
atau
menanamkan dananya di bank tidak hanya dengan motif untuk mencari bunga
semata, tetapi memperoleh keuntungan bagi hasil menurut syariat Islam.
Bagi hasil dikenal dengan nama Profit Sharing, Profit Sharing dalam
kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif Profit Sharing
diartikan distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu
1
perusahaan. Dapat berbentuk bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba
yang diperoleh tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran
mingguan atau bulanan. (Muhammad,2002:101). BMT merupakan suatu bentuk
lembaga keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan mekanisme yang
lazim dalam dunia perbankkan dengan menggunakan
prinsip bagi hasil dan
berdasarkan pada prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam dengan mengacu
kepada Al Qur’an dan Al Hadist.
Prinsip syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus
dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi yang
merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Tidak setiap orang
mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk menghasilan
keuntungan. Oleh karena itu diperlukan suatu lembaga perantara yang
menghubungkan masyarakat pemilik dana dan pengusaha yang memerlukan dana
(pengelola dana). Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah Lembaga
keuangan syariah seperti BMT yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Prinsip bagi hasil yang dianut oleh lembaga keuangan syariah membuat
resiko kerugian makin kecil karena praktik spekulasi atau akibat gejolak moneter
dapat dihindari. Penabung akan menperoleh nisbah atau persentase bagi hasil
yang tertera dalam perjanjian. Bagaimanapun situasi perekonomian, baik
memburuk atau menunjukkan tanda-tanda cerah, nisbah tersebut tidak berubah,
Berbeda dari suku bunga bank konvensional yang berubah-ubah dan ditentukan
oleh bank .
Kata kunci : Keinginan Berinvestasi, Sistem Bagi Hasil.
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin
meningkat dan dengan adanya kebutuhan manusia yang terus bertambah,
maka semakin banyak lembaga keuangan perbankan yang tumbuh dan
berkembang. Lembaga keuangan yang didirikan selain bank konvensional,
mulai tumbuh dan banyak didirikan lembaga keuangan syariah seperti Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT) dan bank-bank yang menjalankan usahanya dengan
prinsip syariah Islam. BMT merupakan lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan (simpanan)
maupun deposito dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan.berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim dalam
dunia perbankkan (Ilmi, Makhalul,2002:67).
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat islam.(Muhammad,2002). Bank syariah lahir di Indonesia pada tahun
1992 tepatnya setelah ada Undang-Undang No 7 tahun 1992 yang direvisi
dengan Undang-Undang perbankkan No. 10 tahun 1998, dalam bentuk sebuah
bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil. Sedangkan BMT lahir pada
tahun 1994. BMT lahir dari hasil pemikiran Ikatan Cendikiawan Muslim
Indonesia (ICMI), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Bank Muamalat
Indonesia (BMI). BMT didirikan dengan harapan dapat menjadi lembaga
pendukung kegiatan ekonomi masyarakat menengah kebawah berlandaskan
dengan sistem syariah. Kegiatan dari BMT adalah mengembangkan usahausaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
pengusaha makro dan kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. sedangkan kegiatan Baitul Maal
adalah menerima titipan Bazis dari dana Zakat, Infaq dan sadaqah dan
menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Produk-produk yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah
kepada para nasabah berbeda dengan lembaga keuangan konvensional. Produk
yang ditawarkan lembaga keuangan syariah tidak mengandung unsur bunga.
Dalam syariat islam bunga bank adalah haram, seperti ditegaskan dengan
fatwa MUI
tanggal 16 Desembar 2003, yang menyatakan bahwa Bank,
Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, dan Lembaga keuangan lainnya
maupun individu yang melakukan praktek bunga adalah haram.
Lembaga keuangan syariah seperti BMT dalam menjalankan setiap
usahanya menghilangkan adanya bentuk ketidakadilan, ketidakjujuran dan
penghisapan dari satu pihak ke pihak lain. Hubungan dengan para kliennya
adalah sebagai mitra investor dan pedagang. sehingga dalam menjalankan
pekerjaannya, lembaga keuangan syariah menggunakan teknik dan metode
investasi
seperti kontrak mudharabah. disamping itu, lembaga keuangan
syariah juga terlibat dalam kontrak murabahah. Mekanisme lembaga keuangan
syariah yang berdasarkan prinsip mitra usaha adalah bebas bunga.
Bank syariah dan lembaga keuangan syariah seperti BMT diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di
2
Indonesia melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan dan penerapan
ekonomi syariah tidak hanya berhenti pada berdirinya bank-bank syariah dan
lembaga keuangan syariah seperti BMT saja, akan tetapi juga dari masyarakat
yang harus mulai percaya pada sistem syariah. Sekalipun mayoritas penduduk
bangsa Indonesia beragama Islam atau muslim namun pemahaman tentang
sistem syariah masih kurang. Kepercayaan yang telah mengakar pada sistem
konvensional dan adanya anggapan bahwa sesuatu yang lama lebih baik dari
sesuatu yang baru menjadi suatu kendala bagi bank syariah dan lembaga
keuangan syariah seperti BMT dalam mengembangkan usahanya.
Penelitian ini perlu dilakukan mengingat adanya keinginan peneliti
untuk lebih memahami sistem lembaga keuangan syariah. Hal ini akan
dibuktikan secara empiris mengenai hubungan sistem bagi hasil di lembaga
keuangan syariah terhadap keinginan nasabah untuk berinvestasi.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
hubungan antara sistem bagi hasil dengan keinginan nasabah untuk
berinvestasi?.
3
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia.
Artikel,... ...Pikiran Rakyat, Rabu, 16 Februari 2005.” Bank Syariah Bisa Tumbuh
1,8%.
............ Republika, Kamis, 8 September 2005. “ Sepuluh Tahun BMT mampu
Budayakan 1,5 Juta Pengusaha”.
............ Tempo. Desember 2003. “ Fatwa MUI tentang Haramkan Riba”.
............. Waspada, 22 Desember 2003. “ Fatwa MUI tentang Bunga Haram”.
Sumber : www.Geogle.Com.
Antonio, Muhammad Syafi’i, 1999, Bank Syariah sebagai Bankir dan Praktisi
Keuangan. Jakarta: Bank Indonesia dan Tazkia Institute.
Antonio. M. Syafii, (2004), “Berkah Fatwa Haram”, Majalah Gontor. Februari.
Achsan, Inggi H, 2000. “Investasi Syariah Di Pasar Modal Menggagas Konsep
dari Praktek Manajemen Portofolio Syariah”. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Arikunto Suharsimi., (1992), “Manajemen Penelitian” , Rineka Cipta, Jakarta.
Atmadja, Karnaen Perwata dan Antonio Muhammad Safi’i, 1999. “ Apa dan
Bagaimana Bank Islam”. Yogjakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
Agris Yawati Prastiwi (2004), Hubungan Sistem Bagi Hasil di Lembaga
Keuangan Syariah Terhadap Keinginan Nasabah Terhadap Independensi
Penampilan Akuntansi Publik”, Skripsi Tidak di Publikasikan,
Universitas Negeri Sebelas Maret.
Al-Qardhawi.Yusuf, (2001), “Bunga Bank, Haram”, Akbar Media Eka Sarana,
Jakarta.
Fathurozi NK., (2004) “Fatwa Haram Bunga Bank Tidak Sepakat Untuk
Sepakat”, Majalah Gontor, Januari.
Ghozali. Imam, (2001). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasan Imam al-Banna., (2006), “FIQIH-SUNNAH, Sayyid Sabiq”, Pena Pundi
Aksara, Jakarta.
36
Hanafi M. Syafiq dan M. Mamduh Hanaf., (2003), “Minat Nasabah Terhadap
Produk Profit and Lost Sharing pada Perbankan Islam”, Jurnal
Kompetensi Volume 1. no. 83-92.
Huda Nurul., (2004). “Eksistensi Akuntansi Syariah Dalam Lembaga Perbankan
Indonesia”, Skripsi Tidak di Publikasikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Indriantoro dan Supomo., (1999), “Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi
dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta.
Mafrurah Izza, (2002), “Membumikan Konsep Syariah Dalam Ekonomi Berbasis
Kerakyatan ( BMT sebagai Sebuah Solusi )”, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Volume 3, no. 2.
Makholul Ilmi,SM, 2002.” Teori dan Praktek Lembaga
Syariah”, Yogjakarta : UII Press.
Mikro Keuangan
Muhammad, 2003. “Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah”,
Yogjakarta: UII Press.
Muhammad, 2002.” Manajemen Bank Syariah”, Yogjakarta: UPP AMP Yayasan
Keluarga Pahlawan Negara (YKPN).
Muhammad,2002.”Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam”, Jakarta
: Salemba Empat.
Mohamad., (2004), “Manajemen Dana Bank Syariah”, Ekonisia, Yogyakarta.
Narastuti Anastasi Dewi., (2003), “Persepsi Karyawan Elektronic Data
Processing ( EDP ) Terhadap Pengendalian Sistem Informasi Berbasis
Komputer ( Survey Pada Bank-bank Swasta di Surakarta )”, Skripsi
Tidak di Publikasikan, Universitas Negeri Sebelas Maret.
Rama Hadi S., (2005). “Pembiayaan Musyarakah dengan Sistem Bagi Hasil
Sebagai Alternatif Kredit Investasi Konvensional”, Skripsi Tidak di
Publikasikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Republik Indonesia., “Undang-undang Nomor no. 7. tahun 1992”. Tentang
Perbankan, 1993. Sinar Grafika, Jakarta.
Republik Indonesia., “Undang-undang Nomor no. . tahun 1998”. Tentang
Perbankan, 1999. Sinar Grafika, Jakarta.
Slamet, Dahkan, 1999, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Kedua, Jakarta,
LPFE UI.
Sugiyono., (2002), “Metode Penelitian Bisnis”, CV. Alfabeta, Bandung.
37
Suharsimi Arikunto., (1998), “Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik )“
Rineka Cipta, Yogyakarta.
Suharyani dan Ahmad Sutanto., (2001), “Atribut Penentu Yang Mempengaruhi
Sikap Nasabah Untuk Menyimpan Dana di Baitul Mall Wat Tamwil”,
Kajian Bisnis no. 24.
Sholahudin M., (2001), “Hambatan Sosialisasi Perbankan Syariah”, Jurnal
Benefit Volume 5, no.1.
Suparmoko., (1991), “Metodologi Penelitian Praktis( Untuk Ilmu-Ilmu social dan
Ekonomi ) Edisi ke Tiga”, BPFE, Yogyakarta.
Susilo.Sri Y, (2000). “Bank dan Lembaga Keuangan”, Rineka Cipta, Jakara.
Triyuwono Iwan ., (2000), “Akuntansi Syariah : Implementasi Nilai Keadilan
dalam Format Metafora Amanah”, JAAI Volume 4, no. 1.
Uma Sekaran ., (2000), “Researc Methods for Busines, a Skill Building Approach,
Second Edition”. John Willey & Sons, Inc, Singapore.
Yuliadi, Imamudin, 2001, “Ekonomi Islam Sebuah Pengantar”, Yogjakarta: LPPI.
38
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA
ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BAGI HASIL DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH TERHADAP KEINGINAN
NASABAH UNTUK BERINVESTASI
(Survey di BMT Wilayah Surakarta)
Oleh:
Fatkhan Ahyani,SE,M.Si
Drs. Suyatmin , M.Si
DIBIAYAI OLEH KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA
WILAYAH VI SEMARANG SESUAI DENGAN SURAT
PERJANJIAN PELAKSANAAN DOSEN MUDA DAN
KAJIAN WANITA NOMOR : 019/006.2/PP/KT/2009
TERTANGGAL 16 MARET 2009
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2009
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
vi
vii
ix
x
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
RINGKASAN HASIL PENELITIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
Bagi Hasil
4
A. Pengertian Bagi Hasil
4
B. Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
6
D. Fatwa MUI tentang Bunga Bank
11
C. Prospek Perbankan Berprinsip Bagi Hasil
E. Produk Lembaga Keuangan Syariah
Investasi
1. Pengertian Investasi
2. Perbedaan Investasi pada Perbankan Syariah dengan Konven.
F. Penelitian Terdahulu
G. Perumusan Hipotesis
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Manfaat Penelitian
12
16
16
17
18
18
19
19
19
IV. METODE PENELITIAN
20
1. Jenis dan Obyek Penelitian
20
2. Populasi & Sampel Penelitian
20
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Kuesioner
9
21
vii
21
b. Metode Dokumentasi
21
1. Data Primer
22
4. Jenis Data
22
2. Data Sekunder
22
5. Instrumen Penelitian
22
6. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
2. Variabel Terikat (dependent Variable)
7. Definisi Operasional Variabel & Pengukurannya
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
23
23
23
23
23
23
8. Metode Analisis Data
24
1. Uji Validitas
24
2. Uji Reliabilitas
25
9. Uji Hipotesis
26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
28
A. Uji Instrumen
28
1. Uji Validitas
28
2. Uji Reliabilitas
31
B. Uji Hipotesis
31
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
34
A. Kesimpulan
34
B. Saran
34
C. Keterbatasan Penelitian
35 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
1-1
1-2
1-3
1-4
Halaman
Perbedaan Sistem Bunga dan Bagi Hasil
9
Sistem Bagi Hasil
29
Berinvestasi
30
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Variabel Keinginan
Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
ix
31
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Analisis Statistik
2. Daftar Pertanyaan
x
RINGKASAN
Analisiss Hubungan Sistem Bagi Hasil di Lembaga Keuangan Syariah Terhadap
Keinginan Nasabah Untuk Berinvestasi ( Survey di BMT Wilayah Surakarta)
Oleh :
Fatkhan Ahyani,SE,M.Si
Drs.Suyatmin,M.Si
Bank syariah dan lembaga keuangan syariah seperti BMT diharapkan
dapat memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di
Indonesia melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan dan penerapan
ekonomi syariah tidak hanya berhenti pada berdirinya bank-bank syariah dan
lembaga keuangan syariah seperti BMT saja, akan tetapi juga dari masyarakat
yang harus mulai percaya pada sistem syariah. Sekalipun mayoritas penduduk
bangsa Indonesia beragama Islam atau muslim namun pemahaman tentang sistem
syariah masih kurang.
Kepercayaan yang telah mengakar pada sistem konvensional dan adanya
anggapan bahwa sesuatu yang lama lebih baik dari sesuatu yang baru menjadi
suatu kendala bagi bank syariah dan lembaga keuangan syariah seperti BMT
dalam mengembangkan usahanya. Lahirnya bank syariah dengan sistem
operasinya atas dasar sistem bagi hasil merupakan alternatif pengganti bunga
pada bank konvensional. Hal ini merupakan peluang umat Islam untuk
memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Sedangkan aktivitas bank syariah
pada umumnya menghimpun dana dan menanamkan dana, namun dalam
operasinya terdapat ciri khusus dimana pemilik dana menyimpan
atau
menanamkan dananya di bank tidak hanya dengan motif untuk mencari bunga
semata, tetapi memperoleh keuntungan bagi hasil menurut syariat Islam.
Bagi hasil dikenal dengan nama Profit Sharing, Profit Sharing dalam
kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif Profit Sharing
diartikan distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu
1
perusahaan. Dapat berbentuk bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba
yang diperoleh tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran
mingguan atau bulanan. (Muhammad,2002:101). BMT merupakan suatu bentuk
lembaga keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan mekanisme yang
lazim dalam dunia perbankkan dengan menggunakan
prinsip bagi hasil dan
berdasarkan pada prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam dengan mengacu
kepada Al Qur’an dan Al Hadist.
Prinsip syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus
dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi yang
merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Tidak setiap orang
mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk menghasilan
keuntungan. Oleh karena itu diperlukan suatu lembaga perantara yang
menghubungkan masyarakat pemilik dana dan pengusaha yang memerlukan dana
(pengelola dana). Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah Lembaga
keuangan syariah seperti BMT yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Prinsip bagi hasil yang dianut oleh lembaga keuangan syariah membuat
resiko kerugian makin kecil karena praktik spekulasi atau akibat gejolak moneter
dapat dihindari. Penabung akan menperoleh nisbah atau persentase bagi hasil
yang tertera dalam perjanjian. Bagaimanapun situasi perekonomian, baik
memburuk atau menunjukkan tanda-tanda cerah, nisbah tersebut tidak berubah,
Berbeda dari suku bunga bank konvensional yang berubah-ubah dan ditentukan
oleh bank .
Kata kunci : Keinginan Berinvestasi, Sistem Bagi Hasil.
2