1
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pola konsumsi pangan dewasa ini lebih banyak mengkonsumsi pangan siap saji fast food yang banyak mengandung lemak dan rendah serat. Pola makan yang
mengandung lemak tinggi, khususnya yang mengandung kolesterol tinggi dan lemak jenuh, memberikan peluang meningkatkan kadar kolesterol darah, umumnya
meningkatkan kemungkinan seseorang menderita arterosklerosis. Makanan berlemak disamping dapat meningkatkan kadar kolesterol darah juga dapat menjadi sumber
radikal bebas yang secara endogen dapat membentuk peroksidasi lipid di dalam tubuh. Dewasa ini pangan fungsional berkembang dengan pesat, dimana pangan yang
dikonsumsi diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan zat nutrisi, tetapi juga dapat menstimulasi salah satu fungsi khusus dalam kesehatan individu. Bakteri asam
laktat BAL telah banyak dimanfaatkan oleh industri pangan dalam menciptakan produk pangan fungsional untuk memelihara kesehatan saluran pencernaan manusia,
yang dikenal dengan istilah probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang apabila diberikan pada jumlah yang tepat dapat bermanfaat bagi kesehatan saluran
pencernaan FAO. 2002. Pada awalnya, konsumsi probiotik bertujuan untuk memodulasi dan
meningkatkan keseimbangan mikroba usus, akan tetapi saat ini, strain probiotik telah dikembangkan untuk merespon target fisiologis tertentu. Probiotik telah diketahui
memberikan dampak menyehatkan pada individu karena dapat meningkatkan keseimbangan mikroba yang menguntungkan dalam saluran pencernaan Fuller, 1989.
Beberapa dampak menyehatkan dari probiotik antara lain: penanggulangan diare Salazar et al., 2007; Pant et al., 2007 ; Tabbers dan Benninga, 2007; Collado et al.,
2009 , menstimulasi sistem kekebalan tubuh Isolauri et al., 2001 ; Isolauri dan Salminen, 2008, mencegah kanker kolon dan usus Pato, 2003; Liong, 2008,
penanggulangan dermatitis atopik pada anak-anak Betsi et al., 2008; Torii et al., 2010, menurunkan kadar kolesterol darah Ooi et al., 2010; Kumar et al., 2012; Lee et al.,
2
2009,dan sebagai antioksidan Sekhon, 2010; Kim, 2006ab; Gao, 2011, Basileios et al., 2011, Chu-Chyn et al., 2009.
Radikal bebas dapat merusak makromolekul seperti merusak lipid membran sel, DNA, protein dan menyebabkan stres oksidatif sel Valko et al, 2006. Didalam tubuh
terdapat sistem antioksidan untuk melawan radikal bebas secara endogen. Antioksidan endogen adalah antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh yang terdiri atas enzim-enzim
superoksida dismutase SOD, glutation peroksidase GPx atau glutation reduktase GR serta enzim katalase CAT dan antioksidan non enzimatik seperti glutation
GSH, transferin, asam urat dan lain lain. Peningkatan radikal bebas melebihi antioksidan endogen dalam tubuh dapat menimbulkan stres oksidatif. Keseimbangan
antara radikal bebas dan antioksidan akan terganggu apabila keseimbangan mikroflora usus terganggu. Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan mikroflora usus untuk
mencegah terjadinya stress oksidatif adalah dengan konsumsi probiotik. Mikroorganisme memiliki sistem antioksidan untuk menjaga tingkat radikal bebas yang
tidak beracun bagi sel Farr dan Kogoma, 1991. Aktivitas antioksidan dari mikroorganisme merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan terhadap
spesies oksigen reaktif ROS. Bakteri asam laktat BAL banyak dipergunakan sebagai probiotik. Disisi lain,
probiotik yang beredar di Indonesia pada saat ini kebanyakan dari strain yang bukan asli Indonseia import. Hal ini memacu penelitian untuk menggali potensi BAL dari sumber
alam Indonesia untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk Indonesia. Serangkaian penelitian telah dilakukan untuk mengisolasi BAL dari feses bayi sehat 23 strain yang
mempunyai potensi sebagai probiotik Koleksi UPT laboratorium terpadu biosain dan bioteknologi, Unud. Beberapa BAL yang telah diisolasi mempunyai ketahanan yang
baik pada kondisi saluran pencernaan seperti pH rendah pH 2, 3, dan 4 dan empedu deoksi kolat, mampu melewati kondisi usus dengan kandungan 0,4 mM sodium deoksi
kolat dan pankreatin sehingga isolat ini mempunyai potensi sebagai probiotik Sujaya et al., 2008 a,b: Febianingsih et al., 2007; Marsia et al., 2007 dan Nocianitri et al., 2011
Sifat fungsional dari mikroba probiotik bersifat spesifik strain, dimana setiap strain probiotik mempunyai sifat fungsional yang berbeda. Bakteri asam laktat yang
3
telah diisolasi dari feses bayi mempunyai potensi sebagai probiotik isolat lokal, akan tetapi sifat-sifat fungsional aktivitas antioksidan dari probiotik tersebut perlu
dieksplorasi lebih jauh, sehingga dapat dipergunakan untuk pengembangan pangan fungsional.
4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA