nn

(1)

D III ADMINISTRASI PERKANTORAN DAN SEKRETARI Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

Form A.2

RENCANA PENGAJUAN JUDUL

Yang bertanda tangan dibawah ini mengajukan judul Tugas Akhir sebagai berikut : Judul : Peran Sekretaris Terhadap Administrasi Perkantoran

Dinas Koprasi pada Bidang Surat Menyurat Dinas Koperasi dan UMKM Koperasi Provinsi Lampung

Pokok Permasalahan : Untuk menjalankan tugas seorang sekertaris sangat berat, seorang sekertaris dituntut harus dapat melayani tugas tugas yang diberikan oleh pimipnan selain itu juga seorang sekertaris harus pandai dalam surat menyurat agar dapat melaksankan tugas tugas kantor dengan seabaik baiknya dan dapat menempatkan surat menyurat tersebut dengan sebaik baik mungkin agar sewaktu waktu diperlukan dapat di cari dengan mudah . itulah sedikit pembahasan saya selaku penulis agar dapat dituangkan dalam judul tugas akhir saya dalam menempuh syarat ujian sebagai D3 Administasi Perkantoran.


(2)

Saran Ketua Program D3 APS

Bandar Lampung, 18 Maret 2010 Mengetujui

Ketua program Studi APS Yang Mengajukan

Eko Budi Sulistio, S.Sos, M.AP Novri Arianasayah


(3)

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kantor Urusan Agama, di setiap wilayah mutlak harus ada, karena lembaga ini memiliki peranan penting sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam hal mensosialisasikan peraturan-peraturan hukum yang telah ditetapkan ataupun yang baru mau ditetapkan berkaitan dengan masalah pernikahan khususnya tentang persoalan-persoalan keagamaan. Sedangkan bila ditinjau dari peraturan yang ada (Undang-Undang No. 1 Tahun 1974) Pernikahan itu dianggap resmi oleh pemerintah jika sudah tercatat secara resmi di Kantor Urusan Agama dengan bukti adanya Buku Nikah. Bukti otentik inilah merupakan dasar kebijakan untuk menegakkan rumah tangga tetapi sebagian warga menganggap tidak penting, disisi lain keberadaan Buku Nikah memiliki fungsi diantaranya : sebagai dasar untuk membuat kartu keluarga, sebagai dasar untuk membuat akta kelahiran ataupun bukti fisik pasangan suami istri dimana saja berada.

Sistem administrasi merupakan suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi mencapai tujuan tertentu di dalam suatu perkantoran. Sistem administrasi secara sempit


(5)

maka sistem administrasi dapat di definisikan sebagai serangkaian kegiatan ketata usahaan yang meliputi pencatatan, pembukuan, pengarsipan dan penyusunan perkantoran atau dapat dipergunakan oleh siapa saja yang membutuhkan. Sistem administrasi terdiri dari beberapa sub-sistem yang masing-masing mempunyai cara kerja yang secara keseluruhan akan saling mempengaruhi dan saling berkaitan sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu kerja administrasi yang utuh dan menyeluruh. Jadi sistem administrasi merupakan keseluruhan dari bagian-bagian atau sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan fungsi untuk mencapai tujuan perkantoran.

Proses pencatatan dan pengeluaran buku nikah dapat dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama apabila sudah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Menteri Agama yang disampaikan dengan (KANDEPAG) yang kemudian diberitahukan kepada pihak Kantor Urusan Agama (KUA) yang telah diberi ketentuan-ketentuan yaitu memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan dalam pengeluaran satu pasang buku nikah; photo warna yang terbaru sebanyak dua lembar ukuran 2x3; surat NA (keterangan dari kepala desa). Setelah memenuhi syarat-syarat maka proses buku nikah dapat dilaksanakan.

Untuk itulah penulis ingin mengetahui proses sistem administrasi dan pencatatan Buku Nikah, proses Pencatatan Buku Nikah tentunya disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada inipun tidak lepas dari berbagai faktor yang mendukung ataupun yang menghambat dari proses pencatatan dan pengeluaran Buku Nikah. Mungkin kendalanya itu dari masyarakat sendiri


(6)

bisa juga petugas yang ditunjuk belum memahami dari kelengkapan administrasi yang ditetapkan dan ada faktor yang menyebabkan terjadinya hambatan yaitu : faktor internal yaitu kelalaian petugas untuk mencatat dan melaporkan ke KUA, faktor eksternal yaitu masyarakat kurang memahami arti pentingnya Buku Nikah. Solusinya untuk mengatasi masyarakat yang belum memahami makna penting Buku Nikah diadakan sosialisasi oleh pihak Kantor Urusan Agama (KUA) guna untuk memberi wawasan dan pengetahuan terhadap masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pencatatan dan pengeluaran buku nikah pada Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat?

2. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat pengeluaran Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama, Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir pada kantor urusan agama adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses Pencatatan dan Pengeluaran Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.


(7)

2. Untuk mengetahui faktor apa yang mendukung dan menghambat pengeluaran Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama, Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.

D. Kegunaan Penulisan

Kegunaan dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu:

1. Secara teoritis dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang sistem administrasi dan pencatatan buku nikah.

2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran mengenai praktek administrasi, khususnya dalam pencatatan dan pengeluaran buku nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah : 1. Observasi

Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di Kantor Urusan Agama, yaitu bagaimana sistem administrasi yang dijalankan di Kantor Urusan Agama Way Tenong dan bagaimana proses pencatatan buku nikah serta pengeluaran Buku Nikah.

2. Wawancara

Dalam hal ini penulis melakukan tanya jawab secara langsung mengenai sistem administrasi dan pencatatan buku nikah dan mengenai tata cara


(8)

pengeluaran buku nikah dengan Bapak Suyatno, S.Ag selaku Kepenghuluan dan Bendahara di Kantor Urusan Agama Way Tenong. 3. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat data-data mengenai pencatatan dan pengeluaran buku nikah. Sejarah singkat dan visi-misi serta Tugas Pokok dan Fungsi Personalia Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.

4. Kepustakaan

Pencatatan dan menyalin dari beberapa buku yang berhubungan dengan masalah administrasi pencatatan dan pengeluaran buku nikah yaitu (1) Kompilasi Hukum Islam; (2) Pedoman Pembantu Pegawai Pencatat Nikah; (3) Hukum Perkawinan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penulisan, Teknik Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang pengertian Sistem Adminsitrasi, Pernikahan dan Administrasi Pencatatan dan Pengeluaran Buku Nikah.

BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang Profil Kantor Urusan Agama Way Tenong, Hasil dan Pembahasan yang meliputi Proses Pencatatan Nikah, Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Pengeluaran Buku Nikah.


(9)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran yang ditujukan kepada Kantor Urusan Agama Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.


(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Administrasi

Menurut Soedjadi dalam kamus Bahasa Indonesia (1989 ; 201). Administrasi berasal dari bahasa Belanda ’’Administratie’’ yang merupakan pengertian administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tatausaha kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut Clerical works.

Menurut Kartasapoetra (1987:12) sistem administrasi merupakan suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi mencapai tujuan tertentu di dalam suatu perkantoran. Jadi sistem administrasi merupakan keseluruhan dari bagian-bagian atau sub sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan fungsi untuk mencapai tujuan perkantoran.

Dari uraian mengenai pengertian sistem administrasi secara sempit maka sistem administrasi dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan ketata usahaan yang meliputi pencatatan, pembukuan, pengarsipan dan penyusunan perkantoran atau dapat dipergunakan oleh siapa saja yang membutuhkan. Sistem administrasi terdiri dari beberapa sub-sistem yang masing-masing


(11)

mempunyai cara kerja yang secara keseluruhan akan saling mempengaruhi dan saling berkaitan sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu kerja administrasi yang utuh dan menyeluruh.

B. Pernikahan

Pengertian Nikah yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga yang sakinah. Sedangkan pernikahan menurut hukum ialah menghalalkan dari perbuatan yang haram. Pernikahan yaitu akad yang mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Pernikahan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Pernikahan yang sah apabila memenuhi peraturan (Undang-Undang No. 1 Tahun 1974) tentang pernikahan tercapainya ketertiban pernikahan bagi masyarakat setiap pernikahan harus dicatat. Pencatatan pernikahan dilaksanakan oleh pegawai pencatat nikah sehingga pernikahan mempunyai kekuatan hukum dapat dibuktikan dengan akta nikah legalisasi Buku Nikah.

Setiap perbuatan hukum harus memenuhi dua unsur, yaitu rukun dan syarat. Rukun ialah unsur pokok (tiang) dalam setiap perbuatan hukum, sedang syarat ialah unsur pelengkap dalam setiap perbuatan hukum. Apabila kedua unsur ini tidak dipenuhi, maka perbuatan itu dianggap tidak syah menurut hukum. Demikian pula untuk syah nya suatu pernikahan harus dipenuhi rukun dan syarat, baik menurut syariat Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(12)

Rukun nikah menurut Syariat Islam meliputi : (a) Calon mempelai laki-laki dan perempuan; (b) Wali dari calon mempelai perempuan; (c) Dua orang saksi (laki-laki); (d) Kabul dari calon mempelai laki-laki atau wakilnya. Sedangkan nikah menurut syariat Islam adalah : (a) Beragama islam; (b) Terang prianya/terang wanitanya (bukan banci); (c) Tidak dipaksa; (d) Bukan mahram bakal istri/suami; (e) Tidak mempunyai istri yang haram di madu dengan bakal istri.

Adapun mengenai rukun dan Syarat nikah menurut Peraturan Perundang-Undangan, hal itu diatur dalam pasal 6 dan pasal 7 Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974. Pasal 6 dinyatakan bahwa rukun nikah adalah: (a) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai; (b) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin dari kedua orang tua; (c) Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin di maksud ayat (2) pasal ini cukup di peroleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya; (d) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya maka izin diperoleh dari wali.

Sedangkan mengenai syarat nikah, pasal 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa: (a) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun; (b) Dalam penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat


(13)

lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita; (c) Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang tersebut dalam pasal 6 ayat (3) dan (4) undang-undang ini, berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (6).

Untuk itu pernikahan menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 1990 dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu : formulir Pokok, formulir pelengkap dan formulir mutasi. Formulir Pokok adalah formulir yang secara langsung menjadi tanggung jawab dan dikerjakan pengisiannya oleh PPN yaitu : (a) Akta nikah (model N); (b) Kutipan akta nikah (model NA); (c) Daftar pemeriksaan nikah (model NB); (d) Pengumuman kehendak nikah (NC). Pengisian formulir tersebut dimulai dari model NB, NC, kemudian model N, dan yang terakhir model NA. Formulir pelengkap adalah formulir yang merupakan kelengkapan dari pelaksanaan pernikahan dan disiapkan sebelum pelaksanaan pernikahan. Sebagian besar formulir tersebut pengisiannya dilakukan oleh Kepala Desa yaitu : (a) Surat keterangan untuk nikah (model N1); (b) Surat keterangan asal-usul (model N2); (c) Surat persetujuan mempelai (model N3); (d) Surat keterangan tentang orang tua (model N4); (e) Surat izin orang tua (model N5); (f) Surat keterangan kematian suami/istri (model N6); (g) Pemberitahuan kehendak nikah (model N7); (h) Pemberitahuan adanya halangan/kekurangan syarat (model N8); (i) Penolakan pernikahan (model N9). Formulir mutasi adalah formulir yang dipergunakan untuk memberitahukan perubahan status seseorang kepada


(14)

PPN/pengadilan agama yang sebelumnya telah mencatat talak, cerainya yaitu: (a) Pemberitahuan nikah (ND); (b) Pemberitahuan poligami (NE).

C. Administrasi Pencatatan dan Pengeluaran Buku Nikah

Pemeriksaan pencatatan nikah dilakukan berdasarkan data yang diperoleh terhadap calon suami, calon istri dan wali nikah sebaiknya dilakukan secara bersama-sama, tetapi tidak ada halangannya. Jika pemeriksaan itu dilakukan sendiri-sendiri. Untuk mengetahui lebih jelas dari pengakuan-pengakuan yang dikatakan calon suami atau istri. Sehingga bukti yang dilakukan dengan pemeriksaan jelas lebih akurat dan lebih benar. Dalam proses pernikahan tidak ada hambatan-hambatan yang membuat kelancaran akad nikah.

Pemeriksaan mulai dari kelengkapan calon suami atau calon istri dan wali nikah ditulis dalam lembaran formulir nikah NB ruang II, III dan IV rangkap dua. Halaman tiga ditandatangani oleh yang diperiksa dan pembantu PPN yang memeriksa, barulah administrasi nikah yang dilontarkan untuk memperoleh Buku Nikah yang syah. Setelah pemeriksaan dianggap selesai apabila proses pemeriksaan di periksa benar. Berdasarkan surat-surat keterangan yang dikeluarkan kepala Desa/Lurah dan istansi lainnya dan berdasarkan wawancara langsung dengan yang bersangkutan. Apabila pemeriksaan calon suami istri dan wali itu terpaksa dilakukan pada hari-hari yang berlainan, maka kecuali pemeriksaan pada hari pertama.

Proses pencatatan dan pengeluaran buku nikah itu dapat dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama apabila sudah memenuhi syarat-syarat yang telah


(15)

ditetapkan oleh Menteri Agama yang disampaikan dengan (KANDEPAG) yang kemudian diberitahukan kepada pihak Kantor Urusan Agama (KUA) yang telah diberi ketentuan-ketentuan yaitu: (a) Memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan dalam pengeluaran satu pasang buku nikah; (b) Photo warna yang terbaru sebanyak dua lembar ukuran 2x3; (c) Surat NA (keterangan dari kepala desa).

Setelah memenuhi syarat-syarat maka proses buku nikah dapat dilaksanakan. Untuk pelaporan akad nikah itu dari akad nikah dilangsungkan minimal dua hari, maka proses buku nikah dilaporkan ke pihak (KANDEPAG) oleh pihak tersebut dikelola dan diproses sampai waktu satu minggu, barulah selesai. Kemudian diberikan kepada pihak kantor urusan agama, barulah pihak Kantor Urusan Agama mengeluarkan buku nikah kepada pihak yang bersangkutan dan yang memerlukan buku nikah.

Tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu Administrasi rekomendasi dari pihak kecamatan yang akan di sampaikan ke pihak Kantor Departemen Agama (KANDEPAG). Kemudian administrasi kelengkapan-kelengkapan syarat-syarat atau NA yang diminta dari Kepala Desa yang bersangkutan di lingkungan setempat. Maka barulah tahapan-tahapan administrasi pengeluaran Buku Nikah diperoleh oleh masyarakat yang berkaitan atau bersangkutan melalui berbagai proses yang telah dilakukan. Dalam legalisasi pengeluaran Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama.

Atas pelayanan yang telah diberikan, pasangan dikenakan biaya yang diatur menurut ketentuan yang berlaku. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama yaitu: Nomor 40 Tahun 1991 pasal 1 ayat (1) dan ayat (2) dan


(16)

peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 1990 pasal 22 ayat 4 yang berkepentingan dalam pernikahan dikenakan membayar biaya nikah sebagai berikut : (a)Biaya pencatatan nikah sebesar Rp. 35.000; (2) Dana bantuan BKM dan BADKI sebesar Rp. 9.500; (c) Honorarium pembantu PPN; (d) Biaya transportasi pembantu PPN bila pernikahan di laksanakan di luar tempat tinggal pembantu PPN/Balai Nikah. Besarnya honorium dan biaya transportasi tersebut ditetapkan oleh kepala kantor wilayah departemen agama propinsi dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah setempat. Kepada yang bersangkutan diberikan tanda terima formulir (model NR.1).

Setelah pembantu PPN menerima pembayaran biaya nikah dari yang bersangkutan, selambat-lambatnya 15 hari setelah dilangsungkan Akad Nikah, pembantu PPN menyetorkan : (a) Biaya pencatatan nikah sebesar Rp. 35.000; (c) Dana bantuan kepada BKM sebesar Rp. 9.500 Kepada bendaharawan penerima di KUA kecamatan yang mewilayahinya dan selanjutnya bendaharawan penerima menyetorkannya ke rekening kas negara dan rekening Mentri Agama melalui kantor pos terdekat atau setempat. Tidak dibenarkan pemungutan biaya di luar ketentuan-ketentuan pasal 1 ayat (1) dan ayat (2) keputusan Mentri Agama No. 40 Tahun 1991 dan ketentuan pasal 22 ayat (4) PMA No. 2 Tahun 1990 di atas. Yang melanggar ketentuan tersebut akan diambil tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(17)

BAB III

PROFIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kantor Urusan Agama Way Tenong

Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga Pekon Mutar Alam kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, berfungsi sebagai lembaga perantara yang melayani nikah/rujuk, ibadah sosial, kemitraan umat, produk halal dan pelayanan zakat wakaf. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong mempunyai luas tanah 20 x 25 meter dengan luas bangunan 8 x 12 dengan 5 orang pegawai yang terdiri dari 1 orang kepala KUA, 3 orang Kepenghuluan, 1 orang Tata Usaha (TU) dan 1 orang Penyuluh Agama Islam (PAI) KUA menjalankan tugas sesuai dengan arahan-arahan dari Kanwil Depag dan Kandepag serta undang-undang yang mengatur tentang tugas Kantor Urusan Agama (KUA) dalam menjalankan tugas sesuai serta pelayanan terhadap masyarakat Agama Islam yang melakukan perlindungan hukum dan aturan-aturannya sesuai dengan kegiatan yang lazim dilakukan oleh KUA lainnya selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong berdiri semula atas kordinasi seluruh pembantu pengelola yang ada di lingkungan Way Tenong


(18)

pada tahun 1998. Mereka usulkan harapan itu kepada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sumber Jaya. Kemudian diteruskan ke Kantor Wilayah Departemen Agama (Kandepag) Provinsi Lampung.

Pada tanggal 20 Maret 1999 satu tahun dari pengurusan sudah ada tanggapan yang menyatakan bahwa usulan tersebut dipindahkan untuk segera dapat didefinitifkan. Pada tahun 2003, empat tahun dari tanggapan untuk di definitifkan sudah ada definitif Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong dari Mentri Agama pusat. Kemudian pada tanggal 5 Mei 2004 Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong sudah didefinitifkan hanya saja belum memiliki kantor (lembaga) karena masih masa transisi dengan KUA Sumber Jaya untuk sementara aktivitas kantor tetap berjalan dengan cara mengontrak sebuah rumah penduduk di Pekon Mutar Alam tepatnya rumah Bapak A. Namin selaku Pegawai Pencatat Nikah (PPN). Pada 8 Oktober 2004 Kantor Urusan Agama berpindah ke Pekon Karang Agung (rumah kontrak) dengan berbagi pertimbangan para personil yang ada di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong.

Pada akhirnya dengan dasar adanya warga yang mau mewakafkan sebagian tanahnya dengan ukuran 20 x 25 meter persegi seluruh pembantu penghulu bersama masyarakat yang mendukung berdirinya KUA Kecamatan Way Tenong. Mengusulkan kepada pemerintah melalui Kantor Departemen Agama (Kandepag). Februari 2005 pembangunan KUA Kecamatan Way tenong sudah dimulai dan selesai pembangunan tersebut pada bulan Mei 2005 jadi kurang lebih 3 bulan pembayaran sudah terselesaikan. Selanjutnya pada tanggal 6 Juni 2005 Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way tenong


(19)

sudah diresmikan oleh kepala Kantor departemen Agama (Ka. Kandepag) Kabupaten Lampung Barat yang ketika itu di jabat oleh Hi. Khodri Rozali, BA. Demikianlah sejarah singkat berdirinya Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong Kebupaten Lampung Barat.

Kantor Urusan Agama merupakan ujung tombak, pelayanan penyelenggaraan sebagian urusan pemerintah di bidang Keagamaan di bawah naungan Departemen Agama Pusat. Pelayanan yang diberikan oleh Kantor Urusan Agama antara lain : (a) Nikah, (b) Rujuk, (c) Kemitraan umat, (d) Wakaf, (e) Produk halal, (f) Ibadah sosial, (g) Pengeluaran buku nikah. Pelayanan tersebut di perkuat dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan kompilasi hukum Islam di Indonesia pasal 2 sampai dengan pasal 10 tentang perkawinan. Dengan peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman beragama serta kehidupan beragama bagi masyarakat yang rabani.

Berdasarkan ketentuan yang berlaku Kantor Urusan Agama mempunyai tugas pokok atau tugas dasar yaitu : (a) Menangani nikah dan rujuk. Dari proses pendaftaran sampai dengan proses pelaksanaan dan proses pengurusan buku nikah melalui administrasi dan pencatatan buku nikah pada kantor urusan agama dengan melengkapi syarat-syarat yang telah ditentukan guna untuk mempermudah mendapatkan buku nikah dan menyelesaikan administrasi yang menyangkut pengeluaran buku nikah; (b) Menangani talak/cerai, tetapi tidak untuk memutuskan perceraian, karena yang berhak hanyalah pihak pengadilan agama untuk memutuskan syah atau tidaknya bercerai. Inti dari tugas pokok KUA adalah melaksanakan sebagian tugas


(20)

pemerintahan di bidang Agama, melalui kantor Departemen Agama Kabupaten yang berkaitan dengan nikah dan rujuk. Serta kegiatan keagamaan baik di kecamatan maupun di desa-desa.

Kantor Urusan Agama bertujuan untuk melancarkan pelayanan kepada masyarakat. Tiga pokok tujuan yang utama antara lain : (a) Pelayanan nikah, (b) Pelayanan rujuk, (c) Pelayanan talak/cerai. Karena kantor urusan agama berperan sangat penting dengan demikian, bagi masyarakat islam tidak dibenarkan dalam satu rumah hidup antara wanita dan laki-laki yang bukan muhrim, tanpa ada ikatan perkawinan yang syah. Perkawinan yang syah yaitu : perkawinan yang mempunyai bukti-bukti yang jelas sesuai dengan ketentuan menteri agama, dengan hal tersebut dapat dikatagorikan bahwa pernikahan yang syah menurut hukum dan agama dengan adanya bukti buku nikah guna untuk peningkatan kegiatan keagamaan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2008 Kantor Urusan Agama mempunyai visi dan misi sebagai berikut : (a) Visi yaitu menjadikan agama sebagai pelopor etika bermasyarakat bagi terciptanya masyarakat madani, berakhlak mulia dan toleransi beragama; (b) Misi yaitu meningkatkan penghayatan moral kedalaman sepiritual dan etika keagamaan bagi masyarakat madani dan terwujudnya akhlaqul kharimah serta penghormatan atas keaneka ragaman, keyakinan keagamaan melalui peningkatan kualitas pelayanan ibadah, pemberdayaan lembaga keagamaan serta memperkokoh kerukunan antar umat beragama bersama-sama masyarakat, lembaga keagamaan dan instansi terkait lainnya.


(21)

Untuk itu susunan personalia Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong diatur dalam bentuk struktur organisasi Kantor Urusan Agama sebagai berikut:

1. Kepala KUA (Kantor Urusan Agama)

Kepala KUA mempunyai tugas memimpin, mengendalikan serta mengkoordinasikan pelaksanaan tugas KUA (Kantor Urusan Agama) yang menjadi kewenangannya serta tugas lain yang sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Mentri Agama. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala KUA memiliki fungsi : (a) Perumusan Kebijaksanaan; (b) Perumusan program kerja; (c) Pembinaan kelembagaan KUA; (d) Pembinaan, pengendalian, pengawasan dan koordinasi.

2. Penghulu

Penghulu mempunyai tugas dan fungsi yaitu menangani Pernikahan, talak dan rujuk.

3. Penyuluh Agama

Penyuluh Agama mempunyai tugas dan fungsi yaitu untuk memberikan nasehat atau arahan kepada masyarakat yang mempunyai masalah dalam pernikahan dan menyangkut masalah keagamaan.

4. Bendahara

Bendahara mempunyai tugas dan fungsi untuk mengatur keluar masuknya dana atau administrasi dan membuat laporan keuangan.

5. Tata Usaha

Tata Usaha mempunyai tugas dan fungsi yaitu untuk membuat surat menyurat.


(22)

6. Staf

Staf mempunyai tugas dan fungsi yaitu untuk membantu dan menjalankan tugas yang terkait di dalam Kantor Urusan Agama (KUA)


(23)

STRUKTUR ORGANISASI KUA KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT

20

KEPALA KUA Andi Kusnadi, S.Ag

NIP. 150302170 PENYULUH AGAMA

Drs. Nopel NIP. 150354204

WASPEN DAIS Benyamin Syah, S.Pd.I

NIP.

PENGHULU 1. Suyatno, S.Ag NIP. 150354253

PENGHULU 2. Salman, S.Ag NIP. 130354206 SUKANANTI HERWAN DAHAM SUKARAJA INHARUDIN PADANG TAMBAK SULTAN SYAHRIR TANJUNG RAYA SAMAN PEMBANTU PENGHULU PEKON KEPENGHULUAN 1.Suyatno, Ag

NIP. 150354253 2.Salman, S.Ag NIP. 150354206

KEMITRAAN DAN PRODUK HALAL 1. Suyatno, Ag NIP. 150354253

KELUARGA SAKINAH 1.Salman, S.Ag

NIP. 150354206 2.Suyatno, Ag

NIP. 150354253

KAWAZAIB SOS 1. Suyatno, Ag NIP. 150354253 2. Salman, S.Ag NIP. 150354206

BENDAHARA Suyatno, S.Ag NIP. 150354253 TATA USAHA

1.Salman, S.Ag NIP. 150354206 2.Hermawanah, S.Hi

PAJAR BULAN ADAM ZAHRI, BA

KARANG AGUNG SISWAN. H, SE

MUTAR ALAM NURHADI PURALAKSANA ENDANG SUBARI SEMARANG JAYA MUHKIDI SUMBERALAM SUHARTO, S.Pd.I GUNUNG TERANG AL-FATHONI TAMBAK JAYA M. SOLEH

SRIMENANTI SUKA JADI BALAI NIKAH SIDODADI


(24)

B. Hasil dan Pembahasan

1. Proses Pencatatan Nikah

Proses yang dilakukan oleh calon pengantin dimulai dari persiapan nikah sampai dengan pelaksanaan nikah dan penerimaan buku nikah. Langkah awal yang dilakukan oleh calon pengantin, meminta rekomendasi pada Kepala Desa setempat yang disebut dengan formulir NA (Surat keterangan untuk nikah) lalu dari kepala desa atau pegawai pencatat nikah (P3N) dilaporkan pada Kantor Urusan Agama (KUA), dari proses pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas KUA sampai dibuatnya pengumuman kehendak nikah. Setelah syarat-syarat pernikahan lengkap, kemudian pihak yang bersangkutan melunasi administrasi pernikahan. Setelah administrasi dilunasi, ijab kobul dapat dilaksanakan di KUA, Masjid dan Kediaman mempelai setelah akad nikah dilaksanakan barulah kedua mempelai menerima buku nikah. Untuk calon pengantin yang belum melunasi administrasi atau persyaratan nikah belum lengkap dapat melaksanakan akad nikah (Ijab Kobul) tetapi setelah akad nikah selesai kedua mempelai belum dapat menerima buku nikah dari petugas KUA setempat.

Adapun bagan dari Sistem Administrasi Pencatatan Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama Way Tenong Kabupaten Lampung Barat sebagai berikut :


(25)

Keterangan:

Formulir N1 : Surat keterangan untuk nikah Formulir N2 : Surat keterangan asal-usul Formulir N3 : Surat persetujuan mempelai Formulir N4 : Surat keterangan tentang orang tua :

Depag KUA

Calon Pengantin

Pemeriksaan Dokumen-dokumen Melengkapi

Formulir N1, N2, N3, N4 dan Membayar Biaya

formulir

Tidak Lengkap

Lengkap

Melangsungkan pernikahan

Dilakukan pencatatan oleh petugas KUA

(P3N)

Pengeluaran Buku Nikah


(26)

Untuk mengetahui apa yang menjadi penghambat dalam proses pengeluaran buku nikah. Setelah diteliti lebih jelas ternyata yang membuat kendala itu adalah masyarakat sendiri karena tidak memahami dan mengerti pentingnya buku nikah. Tujuan penulis untuk memotivasi masyarakat yang kurang peduli dengan pentingnya buku nikah, supaya masyarakat mengetahui dan mengerti pentingnya buku nikah bagi masyarakat. Berdasarkan keputusan Mentri Agama, melalui Departemen Agama yang disalurkan pada Kantor Urusan Agama (KUA).

Berhubungan dengan pentingnya buku nikah yaitu untuk melancarkan masyarakat yang bertujuan menyadari kepentingan buku nikah sehingga kejadian-kejadian nikah di bawah tangan itu tidak terjadi lagi dan peduli terhadap pentingnya buku nikah itu disadari oleh masyarakat sehingga pada saat dibutuhkan buku nikah tidak kesulitan dan tidak ada hambatan dalam proses kepengurusan yang berkaitan dengan kepengurusan kartu kegunaan dengan adanya buku nikah, maka tidak ada masalah yang akan muncul dalam mengurus PNS dan masalah warisan yang syah.

2. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Pengeluaran Buku Nikah a. Faktor-faktor penghambat pengeluaran buku nikah

1) Tidak lengkap data.

a) Belum adanya N1-N4. N1 (Surat Keterangan untuk Nikah), N2 (Surat Keterangan asal-usul), N3 (Surat persetujuan mempelai) dan N4 (Surat keterangan tentang orangtua)

b) KTP masih sementara/tidak ada, karena untuk membuat KTP harus ada kartu keluarga dan masyarakat masih banyak yang belum


(27)

mempunyai Kartu Keluarga dan administrasinya pun mahal karena minat masyarakat membuat KTP dengan cara instan (cepat), itulah yang menjadikan administrasi pembuatan KTP mahal. Apabila mengikuti prosedur pembuatan KTP yang telah ditetapkan, administrasi yang dibebankan kepada masyarakat tidak mahal (murah) tetapi jangka waktu masyarakat untuk menerima KTP lama.

c) Photo pasangan calon pengantin tidak ada, karena memang calon pengantin belum menyiapkan photo sehingga saat diperlukan photo tidak ada, sedangkan sudah diinformasikan lebih jelas oleh pihak Kantor Urusan Agama bagi setiap calon pengantin.

d) Akte kelahiran tidak ada, masyarakat umumnya malas untuk mencatat atau melaporkan kelahiran anak karena masih banyak yang belum mengerti gunanya akte kelahiran sehingga tidak mempunyai akte kelahiran.

e) Kartu keluarga tidak ada, masyarakat tidak mengikuti peraturan yang telah ditentukan untuk membuat kartu keluarga, di samping biayanya mahal dan banyak persyaratan yang harus dipenuhi. f) Rekomendasi nikah tidak ada, karena pada saat melangsungkan

akad nikah rekomendasi memang belum diminta dari Kepala Desa. Sehingga tidak bisa dilaporkan kepada pihak Kantor Urusan Agama.


(28)

2) Administrasi pembiayaan belum lunas, yang dimaksud administrasi pembiayaan belum lunas yaitu biaya rekomendasi pernikahan yang belum dibayar oleh calon pengantin ke Kantor Urusan Agama.

3) Masyarakat tidak peduli, yaitu masyarakat tidak mengetahui pentingnya buku nikah dan dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang melakukan pernikahan secara siri atau hanya syah secara agama dan tidak tercatat pada Kantor Urusan Agama.

b. Faktor-faktor pendukung pengeluaran buku nikah

1) Dilengkapi segala syarat-syarat untuk pengeluaran buku nikah yang dimaksud adalah adanya formulir N1 sampai dengan N4.

2) Tidak terhambat administrasi pembiayaan yaitu calon pengantin sudah mempersiapkan biaya pernikahan dan semua persyaratan sudah dilengkapi dan rekomendasi dari Kantor Urusan Agama sampai ke Kandepag itu tepat (tidak terhambat)

3) Proses pengeluaran buku nikah yang efektif dan efisien yaitu pengeluaran buku nikah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sampai ketangan pengantin setelah akad nikah dilaksanakan.


(29)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penulisan Tugas Akhir yang dilaksanakan oleh penulis yang berkaitan dengan Judul Tugas Akhir yaitu : Sistem Administrasi dan Pencatatan Buku Nikah. Maka penulis menarik kesimpulan dari pembahasan yang di paparkan bahwa :

1. Penanganan administrasi dan pencatatan buku nikah merupakan proses yang mulai dari pendaftaran nikah sampai dengan pengeluaran atau legalisasi buku nikah.

2. Setiap akan melaksanakan pernikahan calon pengantin harus melengkapi berbagai persyaratan dan mengisi formulir-formulir yang terdiri dari N1 (surat keterangan untuk nikah), N2 (surat keterangan asal-usul), N3 (surat persetujuan mempelai), N4 (surat keterangan tentang orang tua).

3. Kendala-kendala yang dialami oleh petugas KUA dalam menangani sistem administrasi pencatatan buku nikah adalah KTP masih sementara atau tidak ada, Photo pasangan pengantin belum ada/tidak ada, akte kelahiran tidak ada, dan tidak adanya rekomendasi nikah.


(30)

B. Saran

Dari pembahasan dan kesimpulan penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Petugas KUA harus lebih intensif dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang perlunya kepemilikan buku nikah.

2. Petugas KUA harus mempublikasikan berbagai persyaratan-persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon pengantin baik melalui papan pengumuman di kantor KUA maupun melalui kantor-kantor desa setempat.


(31)

SISTEM ADMINISTRASI DAN PENCATATAN BUKU NIKAH

PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

KECAMATAN WAY TENONG

KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(Tugas Akhir)

Oleh :

Helmi Dariah

0706061016

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2010


(32)

SISTEM ADMINISTRASI DAN PENCATATAN BUKU NIKAH PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Oleh : Helmi Dariah

0706061016 Tugas Akhir

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya (A.Md)

Pada

Program Diploma III Administrasi Perkantoran dan Sekretaris Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2010


(33)

Judul Tugas Akhir : SISTEM ADMINISTRASI DAN PENCATATAN BUKU NIKAH PADA KANTOR URUSAN

AGAMA (KUA) DI KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Nama : Helmi Dariah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0706061016

Program Studi : D III Administrasi Perkantoran dan Sekretaris Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si NIP. 132 300 012

2. Ketua Program Studi D III Administrasi Perkantoran dan Sekretaris

Eko Budi Sulistio, S.Sos., M.AP NIP. 197809232003121001


(34)

MOTTO

Tak ada ketergantungan yang lebih pasti selain

ketergantungan pada diri sendiri.

(Letter to swift)

Usaha tanpa berdo’a adalah takabur dan berdo’a tanpa usaha

Adalah melamun.

(Al-Hadits)

Berjuanglah bagi duniamu seolah-olah kamu akan hidup untuk selama-lamanya.

Dan berjuanglah bagi akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.


(35)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekon Mutaralam pada tanggal 14 Oktober 1989, anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak A. Namin dan Ibu Siti Rusanah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Mutaralam Lampung Barat pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Way Tenong pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas 1 Way Tenong Lampung Barat pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Diploma III Administrasi Perkantoran dan Sekretaris Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung


(36)

PERSEMBAHAN

Semua yang kuraih hanya karena ridho Allah SWT dengan kerendahan hati, ku persembahkan karya kecilku ini kepada :

Bapak dan Ibu tersayang yang selalu berdo’a dan memberi semangat demi keberhasilanku.

Keluarga tersayang yang turut mendo’akan dan turut berbahagia atas keberhasilanku.

Almamaterku tercinta “Universitas Lampung”

Serta segenap Staf Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, yang turut berbahagia atas keberhasilanku.


(37)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penulisan ... 3

D. Kegunaan Penulisan ... 4

E. Teknik Pengumpulan Data ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Sistem Administrasi ... 7


(38)

BAB III PROFIL UMUM DAN PEMBAHASAN ... 14

A. Profil Kantor Urusan Agama Way Tenong ... 14

B. Hasil dan Pembahasan... 21

1. Proses Pencatatan Nikah ... 21

2. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Pengeluaran Buku Nikah ... 23

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(39)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul sistem administrasi dan pencatatan buku nikah. Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si. selaku Pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

3. Bapak Eko Budi Sulistio, S.Sos. MAP selaku Ketua Program Studi D III Administrasi Perkantoran dan Sekretaris selaku ketua jurusan yang berkenan meluangkan waktu untuk memberi pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Bapak Dr. Yulianto, MS. Selaku Pembimbing Akademik.

5. Segenap Bapak/Ibu Dosen FISIP Unila yang telah membimbing penulis selama mengikuti kuliah.


(40)

yang diperlukan dalam tugas akhir ini.

7. Kedua orang tuaku dan seluruh keluarga atas do’a yang senantiasa mengiringi langkahku serta dukungan yang telah diberikan dalam menyelesaikan studi dan tugas akhir ini.

8. Segenap staf dan karyawan di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas lampung.

9. Teman-temanku Mega, Lia, Eva, Melda, Riana, Sani, Agung terima kasih atas kebersamaannya yang telah terjalin selama ini.

10.Sahabat-sahabatku Sofi, Efri, Heksi, Okta, Ertha, Desvi trima kasih atas dukungan dan persahabatannya.

11.Teman-teman APS angkatan 2007, serta semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

12.Alamamaterku tercinta.

Penulis telah menggunakan segenap kemampuan dalam penyusunan tugas akhir ini, namun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis hargai. Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2010 Penulis


(41)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si. ...

Penguji Utama : Eko Budi Sulistio, S.Sos., M.AP ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si NIP. 19580109 198603 1 002


(42)

Departemen Agama RI, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Tentang Perkawinan.

G. Kartasapoetra, 1987: 12. Sistem Administrasi. Rineka Cipta: Jakarta.

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.

Keputusan Menteri Agama RI Nomor 154 Tahun 1991. Tentang Pelaksanaan Intruksi Presiden RI.

Hukum Perkawinan

Hasil Wawancara dari Beberapa Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.


(43)

(44)

D III ADMINISTRASI PERKANTORAN DAN SEKRETARIS Jl.Prof Dr.Soemantri Brojonegoro no.1 Gedung Meneng Bandar lampung 35145 Form A.4

PROSES BIMBINGAN TUGAS AKHIR

NAMA : HELMI DARIAH

NPM : 0706061016

JUDUL : Sistem Administrasi dan Pencatatan Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.

No Tanggal Saran Pembimbing Paraf

Bandar Lampung , April 2010 Pembimbing 1

Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si NIP. 132 300 012


(1)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul sistem administrasi dan pencatatan buku nikah. Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si. selaku Pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

3. Bapak Eko Budi Sulistio, S.Sos. MAP selaku Ketua Program Studi D III Administrasi Perkantoran dan Sekretaris selaku ketua jurusan yang berkenan meluangkan waktu untuk memberi pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Bapak Dr. Yulianto, MS. Selaku Pembimbing Akademik.

5. Segenap Bapak/Ibu Dosen FISIP Unila yang telah membimbing penulis selama mengikuti kuliah.


(2)

6. Staf Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam tugas akhir ini.

7. Kedua orang tuaku dan seluruh keluarga atas do’a yang senantiasa mengiringi langkahku serta dukungan yang telah diberikan dalam menyelesaikan studi dan tugas akhir ini.

8. Segenap staf dan karyawan di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas lampung.

9. Teman-temanku Mega, Lia, Eva, Melda, Riana, Sani, Agung terima kasih atas kebersamaannya yang telah terjalin selama ini.

10.Sahabat-sahabatku Sofi, Efri, Heksi, Okta, Ertha, Desvi trima kasih atas dukungan dan persahabatannya.

11.Teman-teman APS angkatan 2007, serta semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

12.Alamamaterku tercinta.

Penulis telah menggunakan segenap kemampuan dalam penyusunan tugas akhir ini, namun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis hargai. Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2010 Penulis


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si. ...

Penguji Utama : Eko Budi Sulistio, S.Sos., M.AP ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si NIP. 19580109 198603 1 002


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Tentang Perkawinan.

G. Kartasapoetra, 1987: 12. Sistem Administrasi. Rineka Cipta: Jakarta. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.

Keputusan Menteri Agama RI Nomor 154 Tahun 1991. Tentang Pelaksanaan Intruksi Presiden RI.

Hukum Perkawinan

Hasil Wawancara dari Beberapa Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.


(5)

(6)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK D III ADMINISTRASI PERKANTORAN DAN SEKRETARIS Jl.Prof Dr.Soemantri Brojonegoro no.1 Gedung Meneng Bandar lampung 35145 Form A.4

PROSES BIMBINGAN TUGAS AKHIR NAMA : HELMI DARIAH

NPM : 0706061016

JUDUL : Sistem Administrasi dan Pencatatan Buku Nikah pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.

No Tanggal Saran Pembimbing Paraf

Bandar Lampung , April 2010 Pembimbing 1

Syamsul Ma’arif, S.IP., M.Si NIP. 132 300 012