Selamatan Haji

Selamatan Haji
SELAMATAN CALON JAMAAH HAJI

Penanya:
H. Ispandi Noor, Jamaah Masjid Istiqomah Kandangan Kalsel

Pertanyaan:
Bagi yang akan melaksanakan ibadah haji kebiasaan antara lain melakukan selamatan
dengan cara shalat Maghrib, dilanjutkan shalat hajat, membaca Yasin dan shalat Isya (dilakukan
berjamaah di rumah calon jamaah haji). Selama jamaah haji berada di Saudi setiap malam Jum‘at
keluarga yang ditinggalkan melaksanakan selamatan dengan membaca surat Yasin, dan tiba hari
Arafah (Wuquf) siang hari dilakukan selamatan dengan hidangan tertentu agar jamaah haji yang
ada di Arafah tidak merasa kepanasan, serta apabila jamaah haji tiba kembali sebelum
menginjakkan kaki ke rumah terlebih dahulu ziarah kubur orang tua atau keluarga.
Yang kami tanyakan:
1. Apakah kegiatan di atas sudah sesuai tuntunan, serta apakah shalat hajat dapat dan lebih utama
dilaksanakan berjamaah?
2. Bagaimana dengan langgar atau masjid yang kosong karena jamaahnya diundang melaksanakan
shalat berjamaah di rumah calon jamaah haji? Jika diundang, mana yang lebih utama memenuhi
undangan atau memilih shalat di langgar atau masjid?
Jawaban:

1.

Selamatan sebagaimana yang saudara utarakan di atas, setelah kami cari di beberapa kitab, baik
kitab-kitab tafsir maupun kitab-kitab hadits, ternyata tidak ditemukan, artinya kegiatan tersebut
tidak ada tuntunannya. Perintah membaca al-Qur’an, baik surat Yasin atau surat lainnya dengan
tidak disertai dengan selamatan memang ada bahkan banyak, dapat ditemukan di al-Qur‘an
maupun hadits-hadits. Perintah shalat berjamaah di masjid juga ada tuntunannya. Sementara
untuk shalat hajat yang dilakukan secara berjamaah juga tidak kami temukan tuntunannya.
Maka menurut kami, apabila ada anggota keluarga sedang melaksanakan ibadah haji atau
bepergian jauh, sebaiknya keluarga yang ditinggalkan memperbanyak berdzikir dan berdoa
kepada Allah SWT, serta memperbanyak membaca al-Qur’an, sebagaimana biasa dilakukan
kesehariannya. Misalnya sesudah shalat wajib, atau shalat Tahajjud dan shalat lainnya.

2. Shalat berjamaah di masjid adalah lebih utama dari shalat berjamaah di rumah, terutama shalat
wajib yang lima waktu itu. Maka jika ada undangan untuk shalat berjamaah di rumah, lebih baik
mengutamakan shalat berjamaah di masjid, sebagaimana ditegaskan dalam suatu hadits Nabi
saw:

‫سو ه ص ّ ه ع يه س ّم صا ل ّرجل في ج عة تزي ع صاته في بي ه صاته في‬
‫عن أبي هرير ق ق‬

ّ‫سوقه بضع عشرين جة لك أ ّ أح هم توضّأ فأحسن لوضوء ث ّم أت ل سج ا ي ز اّ لصّا ا يري ا‬
َ ‫جة حطّ ع ه ب خطي ة ح ّ ي خل ل سج فِ خل ل سج َ في لصّا‬
‫لصّا ف م ي ط خطو اّ فع له ب‬
ّ
ّ
ّ
ّ
ّ
‫في َج سه ل ص فيه يقولو ل ّم ح ه ل ّم غفر له‬
َ ‫َ نت لصّا هي تح سه ل ائ ة يص و ع أح َم‬
.]946/272: ‫ ن ر‬،2 :‫ جـ‬، ‫ل س ج‬
َ ،‫َس م‬
[ .‫ل ّ ّم تب ع يه َ لم ي فيه َ لم يح فيه‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Shalatnya
seseorang secara berjamaah (di masjid) melebihi shalatnya di rumahnya dan shalatnya di
pasarnya dengan kelebihan dua puluh derajat lebih. Yaitu apabila dia berwudlu dengan baik,
kemudian datang ke masjid. Tidak ada yang menggerakkannya kecuali shalat, tidak bermaksud
kecuali hanya shalat, setiap melangkah satu langkah, pasti ditingkatkan baginya satu derajat,
dan dihapus kesalahannya dengan langkahnya ke masjid itu, sehingga ia masuk ke masjid.
Apabila ia telah masuk masjid, hukumnya seperti melakukan shalat, selama shalat itu

menahannya di masjid. Dan Malaikat selalu berdoa untuk salah seorang di antaramu, selama ia
masih di majlis (tempat ia duduk) yaitu tempat ia melakukan shalat. Mereka berdoa: Ya Allah
rahmatilah ia, ya Allah ampunilah ia, Ya Allah berilah taubat selama ia tidak berbuat
kedzaliman, dan selama ia tidak berhadats (batal wudlu).” [HR. Muslim, Kitab al-Masajid, Juz
II, No. 272/649].
Hadits tersebut menjelaskan, bahwa shalat berjamaah di masjid adalah lebih utama
daripada shalat berjamaah di selain masjid. Pahalanya berlipat dua puluh lebih, sebagian hadits
menyebutkan dua puluh tujuh derajat dan sebagian lagi menyebutkan dua puluh lima derajat.
*sd)

Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
E-mail: tarjih_ppmuh@yahoo.com dan ppmuh_tarjih@yahoo.com
http://www.fatwatarjih.com