PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT. GORIP NANDA GUNA LUMAJANG

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT.

GORIP NANDA GUNA LUMAJANG

SKRIPSI

Disusun oleh :

Mohammad Yossela Setiawan

20111016031117

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MOHAMAD YOSSELA SETIAWAN

Nim : 201110160311117

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas Akhir Dengan Judul

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. GORIP NANDA GUNA,LUMAJANG

adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN. Serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, Januari 2016


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pelaksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Gorip Nanda Guna disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Marsudi, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Uci Yuliati, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah sudi meluangkan waktuya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.


(5)

4. Dra. Tri Ningsih, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, November 2015


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 11

B. Landasan Teori ... 12

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

2. Syarat Keselamatan Kerja ... 14

3. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ... 14

4. Alasan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 16

5. Pendekatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 17

6. Kecelakaan Kerja ... 19

7. Kinerja karyawan ... 20

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 21

9. Tujuan Penilaian Kinerja ... 22

10. Hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan ... 23

11. Kerangka Pikir ... 24

12. Hipotesis... 25

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 26

B. Jenis Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 26

D. Definisi Operasional Variabel ... 27

E. Populasi dan Sampel ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31


(7)

H. Uji Instrumen ... 32

I. Metode Analisis Data ... 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

2. Tujuan perusahaan ... 39

3. Lokasi perusahaan ... 40

4. Struktur Organisasi ... 41

B. Hasil Temuan ... 44

C. Hasil Uji Instrumen ... 47

D. Hasil Analisis Data ... 50

1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 50

2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 58

3. Uji Analisis ... 61

4. Pembahasan ... 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 6 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan Kinerja ... 25 Gambar 4.1 Hasil Kurva Uji F ... 41 Gambar 4.2 Hasil Kurva Uji t ... 62


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Karyawan PT. Gorip Nanda Guna ... 7

Tabel 1.2 Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT. Gorip Nanda Guna Pasirian kabupaten Lumajang ... 8

Tabel 3.1 Rentang Skala Penilaian keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja ... 35

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ... 48

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 49

Tabel 4.7 Variabel Keselamatan Kerja ... 50

Tabel 4.8 Variabel Kesehatan Kerja ... 53

Tabel 4.9 Variabel Kinerja Karyawan... 56

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 59


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket Penelitian 2. Skor Hasil Penelitian 3. Hasil Distribusi Frekuensi 4. Hasil Uji Validitas

5. Hasil Reability

6. Hasil Analisis Regresi


(11)

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara , 2004 , Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto,S,2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi revisi. Kelima. Penerbit Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta.

Dharma. 2002. Produktivitas dan Pengukuran. Jakarta: LP3S

Gomes, Faustino Cardoso. 2003 . Sumber Daya Manusia, Yogyakarta. Penerbit Andi

Mankunegara A.A P. 2002. Manajemen sumber daya manusoa perusahaan. catatan ke empat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mangkunegara A,A, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan kedelapan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Megginson, Leon C. 2003. Personal Management A Human Resources Approach. Homewood. Richard D Irwin. Inc.

Mondy, R. Wayne. & Noe, Robert M. 2005. Human Resources Management, Edisi ke-9. New Jersey: Penerbit Prentice Hall.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persad.


(12)

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sunyoto, Drs. Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit CAPS.

Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB%20II_fero.pdf

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html

Fatmawati, 2004 Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Cahaya Surya Tunas Tapioka Wonogiri.

Khaerurahman,2007 Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja karyawan pada PT. Sinar Sosro Cabang Gresik.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset yang perlu diperhatikan dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus mendapatkan perhatian yang khusus dari perusahaan. Manusia sebagai aset utama dalam organisasi atau perusahaan, harus mendapatkan perhatian serius dan dikelola dengan sebaik mungkin. Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya manusia inilah diperlukan manajemen yang mampu mengelola sumber daya secara efekti dan efisien. Salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia ialah sistem keselamatan dan kesehatan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja termasuk salah satu program yang ada di perusahaan. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan.

Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia ternyata masih minim. Ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan kerja tahun 2013 dengan jumlah 96.400 kecelakaan. Dari 96.400 kecelakaan kerja yang terjadi, sebanyak 2.144 diantaranya tercatat meninggal dunia dan 42 lainnya cacat. Sampai September 2014 angka kecelakaan kerja masih tinggi yaitu pada kisaran 80.000 kasus kecelakaan


(14)

kerja. Data Internasional Labor Organization (ILO) menghasilkan kesimpulan bahwa dalam rentan waktu rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja dan 70% di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup (Detik Finance, Oktober 2014).

Dari uraian diatas sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan k3 demi berlansungnya suansana kerja yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan agar tercapainya visi dan misi perusahaan. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh perusahaa apabila ingin memberikan rasa kenyamanan kepada karyawan. Dan juga yang harus di perhatikan oleh perusahaan adalah adanya ganti rugi atau pemberian bantuan yang ditujukan kepada karyawan yang mengalami kecelakaan dalam bekerja.

Berikut definisi keselamatan dan kesehatan kerja menurut para ahli: Keselamatan kerja menurut (Mondy dan Noe, 2005:360) adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.

Menurut (Mangkunegara, 2002:163) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Bagi karyawan pun K3 ini sangatlah berpengaruh terhadap kinerjanya terutama dalam segi


(15)

kenyaman para karyawan dalam melakukan proses produksi. Hal ini yang mempengaruhi perusahaan untuk wajib mempunyai sistem ini agar karyawan merasa terjamin dalam bekerja. Berikut ini prngertian kinerja menurut para ahli: Menurut (Rivai, 2004:309) kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu upaya yang dilakukan perusahaan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dari bahaya sakit kecelakaan dan kerugian akibat melakukan pekerjaan, sehingga para pekerja dapat bekerja dengan selamat. Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

Menurut Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa: “Kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi, antaralain yaitu kualitas keluaran, kuantitas keluaran, jangka waktu keluaran, dan kehadiran di tempat kerja (Mathis dan Jackson, 2000:78).

Keselamatan kerja adalah keadaan dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang didapat dari lingkungan dan berpengaruh pada


(16)

kualitas bekerja. Perasaan nyaman mulai dari dalam diri tenaga kerja, apakah dia nyaman dengan peralatan keselamatan kerja, perlatan yang dipergunakan, tata letak ruang kerja dan beban kerja yang didapat saat bekerja. Menurut Dharma (2002:164) ukuran-ukuran kinerja bagi seorang manajer pabrik dapat dilihat dari beberapa item, salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, atau seberapa besar kecelakaan yang dilakukan oleh para karyawan. Dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja dan memiliki pengaruh pada kinerja karyawan.

PT. Gorip Nanda Guna merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang konstruksi, dalam pelaksanannya membutuhkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik agar mampu menciptakan suansana kerja yang nyaman dan dapat menciptakan suanasana kerja yang aman. Untuk memenuhi kebutuhan produksinya perusahaan ini menerapkan kerja yang bergantian seperti berikut :

1. Mulai jam 7.00 sampai jam 14.00 dengan 42 karyawan yang terbagi menjadi 7 orang di setiap alat.

Pada shif ini karyawan keseluruhan menggunakan alat perlindungan diri seperti jaket,helm,sepatu,masker dan sebagainya. Namun dengan adanya kelengkapan pemakaian alat keselamatan dan kesehatan kerja tidak menjamin karyawan terhindar dari kecelakaan kerja disebabkan oleh kelelaian dalam bekerja seperti salah perhitungan kecepatan pada penggunaan stone crauser.

2. Mulai dari jam 15.00 sampai jam 21.00 dengan 42 karyawan yang terbagi menjadi

7 orang di setiap alat.

Pada shif ini karyawan banyak sekali yang tidak menggunakan alat perlindungan diri dikarenakan berbagai alasan seperti keaadan cuaca yang


(17)

gerah/panas sehingga mereka tidak mau menggunakan jaket,masker atau pun yang lain. Sehingga pada shif ini para pekerja banyak yang mengalami kecelakaan kerja yang menimbulkan cedera. Hal iini yang harus menjadi perhatian khusus bagi perusahaan.

3. Mulai dari jam 22.00 sampai jam 05.00 dengan 42 karyawan yang terbagi menjadi

7 orang disetiap alat.

Pada shif ini banyak pekerja yang tidak menggunakan alat perlindungan diri dikarenakan kurangnya pengawasan terhadap pemakaian alat keselamatan dan juga masih ada karyawan yang mengantuk dalam bekerja, sehingga pada shif ini banyak sekali pekerja yang mengalami. Pada shif perlu mendapat perhatian khusus bagi perusahaan hal ini dikarenakan begitu banyak karyawan yang mengalami cidera pada shif ini, hal ini dapat dilihat dari daftar kecelakaan kerja pada setiap shif.

Tabel 1.1

Data Karyawan PT. Gorip Nanda Guna

Jabatan Jumlah

Karyawan Jabatan

Jumlah Karyawan

Asst Planner 6 Welder 4

Lead Operator 9 Rigger 4

Operator 7 Pipe Fittter 6

GS Coordinator 9 Techinician 4

Cost Controller 2 Tool Keeper 2

Administration 6 Speed Boat 4

Inspector 11 Material Control 2

HSE 11 Foreman 8

Mentors 4 Mechanic 9

Engineering 126 Electrical 6

Total 191 Total 49

Total Jumlah Karyawan 240

Sumber: PT. Gorip Nanda Guna, 2014

Adapun alat yang digunakan adalah stone crauser yaitu alat yang memecah bongkahan batu besar menjadi batu-batu kecil dengan sistem kerja seperti blender


(18)

yang berputar secara terus menerus dan ditutupi oleh tabung besi yang berbentuk seperti jala. Dalam sistem kerjanya menimbulkan hawa panas serta angin yang tidak berarah sehingga dapat menimbulkan polusi udara,dan juga tidak menutup kemungkinanan adanya batu yang loncat dari dalam alat yang bisa membahayakan karyawan disekitar tempat produksi dan juga dalam sekali produksi perusahaan menggunakan 6 alat sekaligus.

Apabila dikaitkan dengan jumlah produksi yang dihasilkan oleh karyawan dapat diketahui bahwa terjadi permasalahan terkait dengan pencapaian hasil produksi dari aktivitas operasional yang dilakukan. Adapun data produksi selama 4 tahun terakhir dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Target dan Realisasi Produksi

Pada PT. Gorip Nanda Guna Tahun 2009 Sampai 2014

Tahun Target Realisasi Deviasi

Jumlah %

2011 125 122 3 2,4%

2012 130 125 5 3,84%

2013 135 129 6 4,44%

2014 140 127 13 9,28%

Sumber: PT. Gorip Nanda Guna

Berdasarkan tabel 11. Menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan atas kemampuan perusahaan dalam penyelesaian proyek kerja. Kondisi ini memberikan gambaran mengenai pencapain kinerja yang dihasilkan oleh karyawan diperusahaan.

Apabila dikaitkan dengan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, menunjukkan bahwa seperti yang di alami oleh beberapa karyawan yang harus mendapatkan perawatan medis setelah beberapa batu-batu kecil yang berada dalam stone crauser keluar dari tabung besi dikarenakan adanya konsleting dan kelalaian pada pekerja,serta adanya pelanggaran aturan dengan tidak memakai alat-alat


(19)

keselamatan kerja sepeti sepatu safety,masker, dan helm proyek dengan berbagai alasan. Hal ini perlu adanya tindakan serius oleh perusahaan demi kenyamanan dan perlindungan bagi setiap karyawan. Berikut tabel kecelakan kerja pada PT. Gorip Nanda Guna mulai tahun 2009 samapi 2014.

Tabel 1.2

Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT. Gorip Nanda Guna Pasirian kabupaten Lumajang

Tahun Jumlah Kecelakaan Kerja Keterangan Terjadi pada shif Kecelakaan setiap shif

2009 4 pekerja tidak memakai

pelindung

-Siang hari -malam hari

-1 karyawan -3 karyawan

2010 5 Kelalaian pekerja -pagi hari

-malam hari

-2 karyawan -3 karyawan

2011 2 Pekerja tidak memakai

pelindung

-malam hari -2 karyawan

2012 3 pekerja tidak memakai

pelindung

-malam hari -3 karyawan

2013 6 pekerja tidak memakai

pelindung

-siang hari -malam hari

-2 karyawan -4 karyawan

2014 4 Pekerja tidak memakai

pelimdung

-malam hari -4 karyawan

jumlah 23 23

Sumber: PT. Gorip Nanda Guna tahun 2009-2014

Tabel 1.2 menjelaskan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh karyawan tidak memenuhi aturan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak mengunakan pelindung. Dari enam periode terahkir tahun 2009-2014 kecelakaan kerja selalu mengalami fluktuasi disetiap tahunnya. Data kecelakaan kerja yang terjadi dapat menujukkan bahwa belum maksimalnya upaya perusahaan dalam memberikan jaminan keselamatan kerja karyawan. Adapun terkait dengan kesehatan kerja karyawan dapat diketahui bahwa beberapa penyakit yang dialami oleh karyawan yaitu sesak nafas, flu dan pusing kepala dikarenakan debu dan suara mesin-mesin produksi.


(20)

Berdasarkan uraian di atas, maka begitu pentingnnya alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja untuk memberikan kenyaman karyawan dalam melakukan kegiatan produksi tanpa adanya kecelakaan kerja, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaaan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Gorip Nanda Guna”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja karyawan PT. Gorip Nanda Guna?

2. Bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Gorip Nanda Guna?

3. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Gorip Nanda Guna?

4. Apakah antara keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gorip Nanda Guna?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah:

a. Untuk mesdeskripsikan bagaimana kondisi keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja karyawan PT. Gorip Nanda Guna.

b. Untuk mesdeskripsikan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Gorip Nanda Guna .

c. Untuk mesdeskripsikan bagaimana kondisi kinerja karyawan pada PT. Gorip Nanda Guna.


(21)

d. Untuk menguji dan menganalisis keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh kinerja karyawan PT. Gorip Nanda Guna.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan. b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan dalam melakukan proses produksi.


(22)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu, ada dua penelitian yang meneliti tentang analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan terhadap kinerja karyawan, seperti yang dilakukan oleh Fatmawati (2004).

Fatmawati mealkukan penelitian dengan judul “ Pengaruh keselamatan dan

kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Cahaya Surya Tunas tapioka wonogiri. Hasil uji F sebesar 24,120 menunjukan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar, hasil uji t sebesar 4,260 menunjukan bahwa kesalamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan sebesar 4,98 menunjukan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dan koefisien determinan sebesar 0,556 menunjukan bahwa variabel bebas (keselamatan dan kesehatan kerja) dapat menjelaskan 56,6% terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Khaeruramhan (2007) meneliti judul “analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

kinerja karyawan pada PT. Sinar Sosro Cabang Gresik”. Hasil uji F

menunjukan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap inerja karyawan sebesar 19,642 koefisien determinasi (R square) sebesar 0,40 menunjukan bahwa variabel bebas (keselamatan dan


(23)

2

kesehatan kerja) dapat menjelaskan 40% terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

B. Landasan Teori

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut (Mondy dan Noe, 2005:360) adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.

Menurut (Mangkunegara, 2002:163) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan (Mathis dan Jackson, 2002:245) menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.


(24)

3

Sedangkan pendapat Leon C Meggison (2000:161) bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.

Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.


(25)

4

2. Syarat Keselamatan Kerja

Pada dasarnya syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut pada Pasal 3 (1) UU Keselamatan kerja yang di kutip oleh Tarkawa (2008) dimaksud untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan.

d. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

e. Memberi alat pelindung diri pada para pekerja.

f. pencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembahan, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara cuaca, sinar radiasi, kebisingan dan getaran.

g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

i. baik, fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan,

ii. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai Menyelenggarakan

suhu kan kelembahan udara yang baik.

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang juga disebut Sistem Manejemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen

organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, penerapan

pencapaian, pengkajian, pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan


(26)

5

kegiatan kerja guna terciptanya suasana kerja yang aman.

(PER.05/MEN/1996:2)

Sasaran Sistem Manajemen K3 adalah terciptanya Sistem Manajemen K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman,efisien, dan produktif. Karena Sistem Manajemen K3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga tanggungjawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya. Tujuan dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini antara lain:

a) Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

b) Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja.

c) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi globalisasi.

d) Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.

e) Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem.

Selain itu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita, selain

manfaat secara langsung juga terdapat manfaat secara tidak


(27)

6

a) Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja. b) Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.

c) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga memiliki banyak manfaat secara tidak langsung diantaranya :

a) Meningkatkan image market terhadap perusahaan.

b) Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan

perusahaan.

c) Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.

4. Alasan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Sunyoto (2012:242) ada tiga alasan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja:

a. Berdasarkan Perikemanusiaan

Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit, dan pekerja yang menderita luka serta keluarganya sering diberi penjelasan mengenai akibat kecelakaan.

b. Berdasarkan undang-undang

Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal, undang-undang negara bagian dan undang-undang kota praja tentang


(28)

7

keselamatan dan kesehatan kerja dan bagi mereka yang melanggar dijatuhkan denda.

c. Ekonomis

Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan. 5. Pendekatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Departemen tenaga kerja republik indonesia mengharapkan bahwa upaya pencegahan kecelakaan adalah merupakan program terpadu koordinasi dari berbagai aktivitas, pengawasan yang terarah yang didasarkan atas sikap, pengetahuan, dan kemampuan. Beberapa ahli telah mengembangkan teori pencegahan kecelakaan dikenal 5 tahapan atau pendekatan pokok menurut Sunyoto (2012:242):

a) Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja

Pada era industrialisasi dengan kompleksitas permasalahan dan penerapan prinsip manajemen modern, masalah usaha pencegahan kecelakaan tidak mungkin dilakukan oleh orang per orang atau secara pribadi, namun memerlukan banyak orang, berbagai jenjang dalam organisasi yang memadai.

b) Menemukan fakta dan masalah dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan

melalui survei, inspeksi, observasi, investigasi, dan review of record. c) Analisis Tahap ini terjadi proses bagaimana fakta atau masalah

ditemukan dapat dicari solusinya. Fase ini, analisis harus dapat dikenali berbagai hal antara lain: sebab utama masalah tersebut,


(29)

8

tingkat kekerapannya, loksi, kaitannya dengan manusia maupun kondisi. Analisis ini bisa saja menghasilkan satu atau lebih alternatif pemecahan.

d) Pemilihan atau penetapan alternatif (pemecahan) Dari berbagai alternatif pemecahan perlu diadakan seleksi untuk ditetapkan satu yang benar-benar efektif dan efisiensi serta dipertanggungjawabkan. e) Pelaksana Jika sudah dipilih alternatif pemecahan maka harus diikuti

dengan tindakan dari keputusan penetapan tersebut. Dalam proses pelaksanaan dibuthkan adanya kegiatan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan.

6. Kecelakaan Kerja

Lalu Husni (2006:142) menyatakan bahwa Keselamatan Kerja bertalian dengan Kecelakaan Kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas. Lalu Husni secara lebih jauh mengklasifikasikan faktor penyebab kecelakaan kerja menjadi empat, yaitu:

a) Faktor manusia, diantaranya kurangnya keterampilan atau

pengetahuanntentang industri dan kesalahan penempatan tenaga kerja. b) Faktor material atau peralatannya, misalnya bahan yang seharusnya

dibuat dari besi dibuat dengan bahan lain yang lebih murah sehingga menyebabkan kecelakaan kerja.


(30)

9

c) Faktor sumber bahaya, meliputi:

1) Perbuatan bahaya, misalnya metode kerja yang salah, sikap kerja yang teledor serta tidak memakai alat pelindung diri.

2) Kondisi/keadaan bahaya, misalnya lingkungan kerja yang tidak aman serta pekerjaan yang membahayakan.

d) Faktor lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya kurangnya cahaya,ventilasi, pergantian udara yang tidak lancar dan suasana yang sumpek.Selain ada sebabnya, maka suatu kejadian juga akan membawa akibat dari kecelakaan industri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Kerugian yang bersifat ekonomis, yaitu

2. Kerusakan/ kehancuran mesin, peralatan, bahan dan

bangunan.

3. Biaya pengobatan dan perawatan korban.

4. Tunjangan kecelakaan.

5. Hilangnya waktu kerja.

6. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi.

f). Kerugian yang bersifat non ekonomi

Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang bersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka/cidera berat, maupun luka ringan.


(31)

10

Menurut Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa:

“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Pendapat dari ahli yang lain, Bernandin dan Russell yang dikutip oleh (Gomes, 2003:135), kinerja adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. Maka kesimpulan dari pengertian diatas adalah kinerja merupakan prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seorang karyawan.

Menurut (Mathis dan Jackson, 2000:78) Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi, antaralain yaitu kualitas keluaran, kuantitas keluaran, jangka waktu keluaran, dan kehadiran di tempat kerja.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2004:134) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).


(32)

11

Secara psikologi kemampuan (ability) pegawai terdiri dari potensi(IQ) dan kemampuan realita (knowlage/skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the rightman in the place, the right man on tha right job).

b) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seseorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikologis (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi).

9. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2004:312), tujuan penilaian kinerja karyawan pada dasarnya meliputi :

a. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini.

b. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang.


(33)

12

c. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.

d. Meningkatkan motivasi kerja.

e. Meningkatkan etos kerja.

f. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja mereka.

g. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya.

h. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas.

i. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier dan keputusan perencanaan sukses.

j. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai

untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh.

10. Hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan

Keselamatan kerja adalah keadaan dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang didapat dari lingkungan dan berpengaruh pada kualitas bekerja. Perasaan nyaman mulai dari dalam diri tenaga kerja, apakah dia nyaman dengan peralatan keselamatan kerja, perlatan yang dipergunakan, tata letak ruang kerja dan beban kerja yang didapat saat bekerja. Menurut Dharma (2002:164) ukuran-ukuran kinerja bagi seorang manajer pabrik dapat dilihat dari beberapa item, salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, atau seberapa


(34)

13

besar kecelakaan yang dilakukan oleh para karyawan. Dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja dan memiliki pengaruh pada kinerja karyawan.

Perhatian terhadap keselamatan kerja pada mulanya lebih menekankan pada perlindungan pekerja dari kerugian atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja. Kemudian seiring dengan kemajuan industri, perusahaan mulai memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dalam arti luas yaitu terbebasnya pekerja dari kesakitan fisik maupun psikis. Karyawan tidak hanya memerlukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan, tapi karyawan juga perlu mendapatkan jaminan K3. Jaminan itu berguna apabila dalam suatu kondisi karyawan terjadi kecelakaan, sakit atau sesuatu yang dapat membahayakan jiwa karyawan. Disini perusahaan biasanya bekerjasama dengan rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Dalam jaminan K3 tersebut karyawan akan lebih merasa tenang apabila sesuatu keadaan yang tidak diinginkan terjadi. Segala bentuk uoaya perusahaan terkait secara langsung dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh karyawan dalam hal ini upaya memaksimalkan kinerja karyawan.

Peningkatan kinerja karyawan banyak merupakan hasil dari perencanaan yang tepat dari investasi yang bijaksana, teknologi baru, teknik yang lebih baik dan dari efisiensi yang tinggi. Produktivitas sangat tergantung pada kesadaran dari tiap-tiap karyawan dan peningkatan tersebut dapat dilihat pada perilaku pada suatu lingkungan kerja yang ada.


(35)

14

Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan wajib untuk menjaga keberadaan sumber daya manusia dengan mengefektifkan dan mengefisienkan sumber daya manusia yang telah dimilikinya, dimana salah satu kebijakan yaitu dengan memberikan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan (Sinungan, 2000:24)

11. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dibuat sebagai dasar pelaksanaan penelitian, dimana dalam penelitian ini salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang diterapkan, atau seberapa besar kecelakaan yang dilakukan oleh para karyawan. Pembuatan kerangka pikir yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari teori buku Handoko (2000:191-192) dia menyatakan tingkat keselamatan kerja dapat diukur dri kondisi kerja yang aman, pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja sedangkan kesehatan kerja dapat dilihat dari lingkungan yang sehat serta pelayan kebutuhan karyawan apabila terjadi kecelakaan. Sedangkan pada kinerja menggunakan teori Mathis dan Jackson 2000:78) Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi, antaralain yaitu kualitas keluaran, kuantitas keluaran, jangka waktu keluaran, dan kehadiran di tempat kerja. Sehingga kerangka pikir dibuat sebagai berikut:


(36)

15

Gambar 2.1

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Kinerja

H1

H2

12.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gorip Nanda Guna

kesehatan kerja(X2)

 linkungan kerja yang

sehat(X2.1)

 Pelayanan kebutuhan

karyawan(X2.2)

 Menghindari adanya

kecelakaan (X2.3) Kinerja (Y)  Kualitas kerja(Y1.1)  Kuantitas kerja(Y1.2)

 Jangka waktu

kerja(Y1.3)

 Kehadiran

ditempat kerja(Y1.4) Keselamatan Kerja (X1)

 Membuat kondisi

kerja yang aman(X1.1)

 Pendidikan

keselamatan kerja(X1.2)

 Pelatihan keselamatan


(1)

Menurut Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa: “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Pendapat dari ahli yang lain, Bernandin dan Russell yang dikutip oleh (Gomes, 2003:135), kinerja adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. Maka kesimpulan dari pengertian diatas adalah kinerja merupakan prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seorang karyawan.

Menurut (Mathis dan Jackson, 2000:78) Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi, antaralain yaitu kualitas keluaran, kuantitas keluaran, jangka waktu keluaran, dan kehadiran di tempat kerja.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2004:134) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).


(2)

Secara psikologi kemampuan (ability) pegawai terdiri dari potensi(IQ) dan kemampuan realita (knowlage/skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the rightman in the place, the right man on tha right job).

b) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seseorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikologis (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi).

9. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2004:312), tujuan penilaian kinerja karyawan pada dasarnya meliputi :

a. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini.

b. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang.


(3)

c. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan. d. Meningkatkan motivasi kerja.

e. Meningkatkan etos kerja.

f. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja mereka.

g. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya.

h. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas.

i. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier dan keputusan perencanaan sukses.

j. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh.

10. Hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan

Keselamatan kerja adalah keadaan dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang didapat dari lingkungan dan berpengaruh pada kualitas bekerja. Perasaan nyaman mulai dari dalam diri tenaga kerja, apakah dia nyaman dengan peralatan keselamatan kerja, perlatan yang dipergunakan, tata letak ruang kerja dan beban kerja yang didapat saat bekerja. Menurut Dharma (2002:164) ukuran-ukuran kinerja bagi seorang manajer pabrik dapat dilihat dari beberapa item, salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, atau seberapa


(4)

besar kecelakaan yang dilakukan oleh para karyawan. Dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja dan memiliki pengaruh pada kinerja karyawan.

Perhatian terhadap keselamatan kerja pada mulanya lebih menekankan pada perlindungan pekerja dari kerugian atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja. Kemudian seiring dengan kemajuan industri, perusahaan mulai memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dalam arti luas yaitu terbebasnya pekerja dari kesakitan fisik maupun psikis. Karyawan tidak hanya memerlukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan, tapi karyawan juga perlu mendapatkan jaminan K3. Jaminan itu berguna apabila dalam suatu kondisi karyawan terjadi kecelakaan, sakit atau sesuatu yang dapat membahayakan jiwa karyawan. Disini perusahaan biasanya bekerjasama dengan rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Dalam jaminan K3 tersebut karyawan akan lebih merasa tenang apabila sesuatu keadaan yang tidak diinginkan terjadi. Segala bentuk uoaya perusahaan terkait secara langsung dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh karyawan dalam hal ini upaya memaksimalkan kinerja karyawan.

Peningkatan kinerja karyawan banyak merupakan hasil dari perencanaan yang tepat dari investasi yang bijaksana, teknologi baru, teknik yang lebih baik dan dari efisiensi yang tinggi. Produktivitas sangat tergantung pada kesadaran dari tiap-tiap karyawan dan peningkatan tersebut dapat dilihat pada perilaku pada suatu lingkungan kerja yang ada.


(5)

Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan wajib untuk menjaga keberadaan sumber daya manusia dengan mengefektifkan dan mengefisienkan sumber daya manusia yang telah dimilikinya, dimana salah satu kebijakan yaitu dengan memberikan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan (Sinungan, 2000:24)

11. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dibuat sebagai dasar pelaksanaan penelitian, dimana dalam penelitian ini salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang diterapkan, atau seberapa besar kecelakaan yang dilakukan oleh para karyawan. Pembuatan kerangka pikir yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari teori buku Handoko (2000:191-192) dia menyatakan tingkat keselamatan kerja dapat diukur dri kondisi kerja yang aman, pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja sedangkan kesehatan kerja dapat dilihat dari lingkungan yang sehat serta pelayan kebutuhan karyawan apabila terjadi kecelakaan. Sedangkan pada kinerja menggunakan teori Mathis dan Jackson 2000:78) Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi, antaralain yaitu kualitas keluaran, kuantitas keluaran, jangka waktu keluaran, dan kehadiran di tempat kerja. Sehingga kerangka pikir dibuat sebagai berikut:


(6)

Gambar 2.1

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Kinerja

H1

H2

12.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gorip Nanda Guna

kesehatan kerja(X2)

 linkungan kerja yang sehat(X2.1)

 Pelayanan kebutuhan karyawan(X2.2)

 Menghindari adanya kecelakaan (X2.3)

Kinerja (Y)

 Kualitas kerja(Y1.1)

 Kuantitas kerja(Y1.2)

 Jangka waktu kerja(Y1.3)

 Kehadiran ditempat kerja(Y1.4) Keselamatan Kerja (X1)

 Membuat kondisi kerja yang

aman(X1.1)

 Pendidikan keselamatan kerja(X1.2)

 Pelatihan keselamatan kerja (X1.3)


Dokumen yang terkait

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDOTRUBA

0 7 31

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TRI PERKASA AMIN INDAH

0 6 45

Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT XYZ.

5 13 176

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 14

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 16

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

5 31 16

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

2 4 17

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Manunggal Jaya Di Boyolali.

0 2 14

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Manunggal Jaya Di Boyolali.

0 3 12

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) - PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3), LINGKUNGAN KERJA, SERTA BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT

0 1 27