PENDAHULUAN Deteksi dan Karakterisasi Akustik Sedimen Dasar Laut dengan Teknologi Seismik Dangkal di Bangka Belitung

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan salah satu wilayah yang mempunyai tatanan geologi dan pola tektonik yang komplek di muka bumi. Indonesia Bagian Barat merupakan hasil evolusi dan interaksi dari gerak-gerak konvergen Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudra Indo-Australia William 1986. Nusantara di Zaman Es akhir pernah menjadi bagian dua daratan besar, yaitu Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Paparan Sunda terletak di wilayah barat Nusantara yang muncul kala Pleistosen terhubung dengan Daratan Asia. Paparan Sahul terletak di wilayah timur Nusantara yang secara geografis terhubung dengan Benua Australia. Gugusan pulau di sebelah barat Kalimatan, sekitar Perairan Selat Malaka, serta pulau-pulau kecil lainnya di sebelah timur Pulau Sumatera bagian selatan disusun oleh batuan paleozoikum akhir dan trias yang merupakan kelanjutan sebagian mintakat malaya timur yang juga mendukung granit timah. Memperhatikan konfigurasi Kepulauan Indonesia serta letaknya yang sangat strategis, juga dilihat dari kondisi lingkungan serta kondisi geologinya, Laut Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama hasil tambang dan mineral. Mengetahui sumber daya mineral dan energi dibutuhkan suatu ilmu dan teknologi atau instrumen yang dapat mengekplorasi sumber daya mineral dan energi yang ada di dasar laut, yaitu teknologi akustik. Teknologi akustik merupakan suatu instrumen yang mengirimkan dan menerima gelombang suara pada suatu medium baik di darat, udara, dan air untuk mendeteksi suatu objek yang jauh dari jangkauan manusia Simmonds dan MacLennan 2005. Dasar dari teknologi ini adalah memanfaatkan pancaran dari frekuensi gelombang suara yang merambat di medium air dan pengambilan data dari frekuensi yang dipantulkan oleh objek. Kebutuhan data geofisika kelautan memperlihatkan kecenderungan yang meningkat akibat semakin maraknya kegiatan eksplorasi sumberdaya mineral dan energi di laut. Salah satu metode yang cukup handal untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah metode seismik refleksi. Metode seismik refleksi telah digunakan secara luas sebagai eksplorasi dalam industri minyak bumi selama lebih dari 50 tahun. Metode ini memiliki keakuratan yang tinggi untuk mengetahui karakteristik bawah dasar laut, seperti ketebalan dan volume endapan sedimen permukaan laut, struktur dasar laut, dan kedalaman suatu perairan Susilawati 2004. Kemampuan dasar dari metode ini menyajikan informasi resolusi tinggi dengan pengoperasian yang relatif sederhana, sehingga metode ini sering digunakan pada penelitian geologi kelautan. Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu eksplorasi seismik dangkal dan eksplorasi seismik dalam. Eksplorasi seismik dangkal shallow seismic reflection biasanya diaplikasikan untuk eksplorasi batubara, tambang, dan mineral lainnya. Seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah hidrokarbon minyak dan gas bumi. Kedua kelompok ini tentunya menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda demikian juga dengan teknik lapangannya Hasanudin 2005. Aktivitas penambangan timah di Indonesia telah berlangsung lebih dari 200 tahun, dengan jumlah cadangan yang cukup besar terutama di daerah Bangka Belitung. Masalah muncul karena penambangan belum diatur secara optimal dan banyak penambang timah penambang illegal yang sembarangan menambang timah tanpa mengetahui titik yang harus mereka gunakan. Pada akhirnya justru merusak lingkungan perairan sekitar Bangka Belitung dikarenakan sedimentasi akibat penambangan yang dilakukan di semua tempat. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan eksplorasi dangkal shallow seismic reflection, karena menitik beratkan kepada resolusi tinggi untuk dapat melihat setiap lapisan sedimen serta karakteristik sedimen dasar laut dan memudahkan untuk menginterpretasikan data seismik refleksi secara geologi untuk mendeteksi dan mengkarakterisasi sedimen dasar laut dengan teknologi seismik di daerah Bangka Belitung. Tujuan Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeteksi dan mengkarakterisasi akustik sedimen dasar laut dengan teknologi seismik dangkal di perairan barat Bangka Belitung. Perumusan Masalah Kepulauan Bangka Belitung merupakan penghasil tambang timah terbaik di Indonesia. Secara geologi dengan menyatunya daratan di Paparan Sunda ribuan tahun yang lalu, maka terindikasi adanya batuan-batuan purba yang mengendap dan mengalami proses pelapukan batuan selama ribuan tahun yang memiliki potensi kandungan sumber daya mineral. Sehingga Pulau Bangka Belitung dikenal dengan potensi tambang timah Sn. Akibat penambangan timah yang terus menerus, lubang-lubang sisa pengebora tambang yang sudah tidak dipakai semakin banyak sehingga lingkungan kepulauan Bangka Belitung menjadi rusak. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan daerah potensi tambang timah. Penambang liar melakukan pengeboran tanpa mengetahui daerah potensi timah sehingga banyak lubang hasil pengeboran yang tidak terpakai karena tidak adanya hasil tambang pada tembat pengeboran tersebut. Pengeboran dilakukan di darat maupun di laut, sehingga menimbulkan kerusakan ekosistem laut akibat sedimentasi yang disebabkan oleh penambangan liar. Kerangka Hipotesis Pengetahuan tentang kedalaman dasar laut, jenis sedimen dan batuan dasar diperlukan suatu metode yang memiliki keakuratan dan resolusi yang tinggi,yaitu metode refleksi dangkal. Metode seismik refleksi mempunyai tiga tahapan yaitu akuisisi data, pemrosesan data, dan interpretasi data. Penggunaan perangkat seismik pantul dangkal beresolusi tinggi dengan sumber energi 500 Joule, lintasan kurang lebih bersamaan dengan lintasan pemeruman. Metoda ini merupakan metoda yang dinamis dan menerus dengan memanfaatkan hasil pantulan gelombang akustik oleh bidang pantul akibat adanya perbedaan impedansi akustik pada bidang batas antara lapisan sedimen yang satu dengan yang lainnya. Hasil dari akuisisi data seismik lalu dilakukan prosessing data untuk menghasilkan penampang seismik yang beresolusi tinggi dan dapat diinterpretasi. Metode prosessing data yang digunakan yaitu band pass filter, predictive deconvolusi, dan Auto Gain Control AGC. Metode-metode ini dapat mengurangi noise dan multiple pada penampang seismik. Data hasil prosessing lalu diinterpretasi secara geologi untuk menghasilkan tipe-tipe echo character.

2. TINJAUAN PUSTAKA