Hakikat Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia

Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 385 PEMBAHASAN Pada bagian ini akan awali dengan pembahasan hakikat pembangunan karakter bangsa. Selanjutnya akan bibahas tentang apa, mengapa, dan bagaimana reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan karakter bangsa Indonesia.

A. Hakikat Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia

Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa Sumber: Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025. Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN tahun 2005- 2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu ―Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. ‖ Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: 1 mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; 2 membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; 3 mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Pendidikan karakter berfungsi 1 membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; 2 membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; 3 membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: 1 Religius, 2 Jujur, 3 Toleransi, 4 Disiplin, 5 Kerja keras, 6 Kreatif, 7 Mandiri, 8 Demokratis, 9 Rasa Ingin Tahu, 10 Semangat Kebangsaan, 11 Cinta Tanah Air, 12 Menghargai Prestasi, 13 BersahabatKomunikatif, 14 Cinta Damai, 15 Gemar Membaca, 16 Peduli Lingkungan, 17 Peduli Sosial, 18 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 386 Tanggung Jawab Sumber: Pusat Kurikulum . P engembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah . 2009:9-10. Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia kognitif, afektif, psikomotorik dan fungsi totalitas sosiokultural pada konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan serta masyarakat Kemendiknas, 2011: 5 – 8. B. Apa dan Mengapa Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila Yang dimaksud dengan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila adalah bagaimana cara mengamalkan, meralisasikan, mengejawantahkan kembali nilai-nilai yang tersurat dan tersirat dalam sila-sila Pancasila sebagai dasar Negara, ideologi nasional, falsafah bangsa, pandangan hidup bangsa, akar budaya bangsa dalam kehidupan berbangsa, berbudaya, dan bernegara di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Indonesia saat ini berada di tengah-tengah perkembangan dunia yang serba modern, berteknologi canggih, dan era globalisasi di segala aspek kehidupan manusia yang mencakup aspek alamiah dan aspek sosial. Aspek alamiah meliputi: posisi dan lokasi, kekayaan alam, dan kemampuan penduduk Indonesia Sikayamampu dan aspek sosial yang meliputi aspek: ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan Ipoleksosbudhankam. Secara pertimbangan politik, Pancasila perlu diaktualisasikan kembali reaktualisasi dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan mengingat Pancasila sebagai ideologi nasional yang merupakan visi kebangsaan Indonesia yang membina persatuan bangsa yang dipandang sebagai sumber demokrasi yang baik di masa depan dan yang lahir dari sejarah kebangsaan Indonesia. Visi kebangsaan dan sumber demokrasi Indonesia ini perlu diterapkan sebagai nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan etika untuk melandasi dan mengawal perubahan politik dan pemerintahan yang sedang terjadi dari model sentralistik otoriter yang birokratis dan executive-heavy menuju model desentralistik demokrasi yang multipartai dan legislative-heavy . Latar belakang seperti itu didorong pula oleh realita penerapan Pancasila selama ini yang dipersepsi publik sebagai alat untuk kepentingan penguasa, yang ditantang oleh globalisasi ideologi asing terutama Liberalisme, yang gagal dalam mengatasi penyakit korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN sebagai akibat adanya salah-urus mengelola negara, serta perwujudan praktek demokrasinya berkonotasi buruk. Ini semua seringkali diarahkan pada Pancasila yang dijadikan ‗kambinghitam‘-nya. Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila adalah dasar-negara NKRI yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 dan yang kelahirannya ditempa dalam proses perjuangan ke- bangsaan Indonesia sehingga perlu dipertahankan dan diaktualisasikan walaupun konstitusinya berubah. Di samping itu, Pancasila perlu memayungi proses reformasi untuk diarahkan pada ‗ reinventing and rebuilding ‘ Indonesia dengan berpegangan pada perundang- undangan yang juga berlandaskan Pancasila dasar negara. Melalui UUD 1945 sebagai payung hukum, Pancasila perlu diaktualisasikan kembali agar dalam praktek berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam konflik yang tidak produktif . Dimensi pertahanan dan keamanan memandang bahwa keberadaan Pancasila erat kaitannya dengan sejarah lahirnya Tentara Nasional Indonesia TNI, sehingga pelaksanaan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 387 Pancasila secara murni dan konsekuen merupakan landasan idiil dan konstitusional bagi ketahanan nasional serta merupakan filter untuk tantangan liberalisme-kapitalisme di Indonesia yang semakin menguat. Pancasila perlu diaktualisasikan kembali oleh dan bagi bangsa Indonesia karena banyaknya dampak negative kebijakan otonomi daerah seperti timbul ego daerah, primordialisme sempit sebagai akibat dari sempitnya pemahaman Pancasila, terjadinya degradasi nilai-nilai kekeluargaan dan tenggang-rasa di masyarakat, serta disalahgunakan implementasinya oleh penguasa sehingga legitimasinya sudah pada titik nadir antiklimaks. Dimensi sosial ekonomi memandang perlunya diaktualisasikan oleh dan bagi bangsa Indonesia karena Pancasila sebagai falsafah negara yang mewujudkan sistem ekonomi Pancasila serta sebagai sumber sistem ekonomi kerakyatan. Pandangan ini diperkuat oleh realita tentang keadaan negara yang labil yang telah berdampak pada efektifnya pengaruh globalisasi terhadap penguatan campurtangan asing badan-badan internasional terhadap perekonomian nasional. Begitu pula dimensi kesejahteraan rakyat yang memandang perlunya Pancasila diaktualisasikan kembali oleh dan bagi bangsa Indonesia karena kemampuan ideologi Pancasila yang bersimetris dengan tingkat kesejahteraan rakyat dan kedaulatan rakyat serta yang perlu dianalisis substansi ideologinya pada segi ontologi dan epistemologinya. Di samping itu, didorong pula oleh realita tentang bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis-diri dekadensi moral, krisis kepercayaan, mengalami gangguan disrupsi toleransi, masih memiliki kelemahan filsafat-ilmiahnya, serta belum merasakan terpenuhinya harapan bangsa atau lemah aktualisasinya dalam usaha kecil, menengah, dan mikro-pedesaan. Dimensi lingkungan hidup memandang perlunya diaktualisasikan oleh dan bagi bangsa Indonesia karena Pancasila sebagai jiwa rakyat Indonesia. Untuk itu maka diperlukan pedomannya untuk menghayati nilai-nilai Pancasila serta untuk mengejawantahkan Pancasila yang diselaraskan, diserasikan, dan diseimbangkan dengan lingkungan hidup Sumber Daya AlamSDA. Demikian pula hal itu diperlukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi nasional serta untuk memperbaiki dampak dari eksploitasi SDA dan lingkungan hidup terutama pada sektor-sektor strategisnya kehutanan, pertanian, dan pertambangan. Dimensi pendidikan memandang Pancasila perlu diaktualisasikan kembali dengan alasan bahwa ia perlu difahami, dihayati dan diamalkan kembali oleh seluruh komponen bangsa. Sehubungan dengan ini, anak sebagai harapan bangsa dan generasi penerus sudah seharusnya menyerap nilai-nilai Pancasila sejak dini dengan cara diasah, diasih, dan diasuh. Di samping itu, dalam realita kehidupan sehari-hari selama ini, Pancasila telah dijadikan alat-penguasa untuk melegitimasi perilaku yang menyimpang yang tidak mendidik, dihilangkannya Matakuliah Pengembangan Kepribadian MKPK Pendidikan Pancasila dalam kurikulum nasional UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hancurnya pembangunan karena moral yang serakah dibiarkan merajalela, serta menguatnya desakan konsumerisme untuk membeli gengsi kehidupan semu. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 388 Dimensi budaya memandang perlunya Pancasila diaktualisasikan kembali dikinikkan oleh dan bagi bangsa Indonesia dengan pertimbangan perlunya visi NKRI 2020 untuk menjadi negara Industri Maju Baru. Dengan demikian rumusan Pancasila pada Pembukaan UUD 1945 tak perlu dipermasalahkan lagi tetapi justru diperlukan pengembangan budaya Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan kreatif, berbudi, berdaya, perdamaian, dll. Hal ini dianggap penting mengingat sejak reformasi, persatuan dan kesatuan menjadi tidak kokoh serta kondisi bangsa yang masih menghadapi tingkat kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Terakhir, dimensi keagamaan memandang perlunya Pancasila diaktualisasikan kembali oleh dan bagi bangsa Indonesia, mengingat keragaman agama perlu disikapi sebagai permata- indah untuk dipilih. Hal ini sebagai pewujudan terhadap hasil penelusuran sejarah perumusannya. Di samping itu, Pancasila dan Agama serta nilai-nilai lainnya telah membentuk ideologi Pancasila yang bila dijaga dan diimplementasikan dengan baik dan benar maka negara akan tegak dan kokoh. Pertimbangan lainnya adalah karena selama ini terkesan masyarakat telah trauma bila diajak bicara Pancasila karena dianggap Orde Baru. Selain itu, pada pengalaman telah diimplementasikan secara indoktrinatif melalui P-4, yang dalam prakteknya justru Pancasila yang seharusnya berfungsi sebagai perekat bangsa mulai diabaikan, sehingga ada fenomena untuk mendirikan negara dengan prinsip Islam atau dengan ideologi-alternatif lainnya sehingga memicu konflik yang mengatasnamakan agama, etnis, bahkan separatisme yang mengancam NKRI.

C. Bagaimana Re-Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila

Dokumen yang terkait

MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN | Hidayat | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 8953 18939 1 SM

0 0 8

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI IMPLEMENTASIPENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR | SP | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 8944 18921 1 SM

0 0 9

NILAI-NILAI KARAKTER PADA PERMAINAN TRADISIONAL | Nugrahastuti | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 8942 18917 1 SM

0 0 9

PENGANTAR PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PENDIDIKAN | Prosiding | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 8983 19001 1 SM

0 0 10

JUDUL PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PENDIDIKAN | Prosiding | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 8982 18999 1 SM

0 1 4

MEMBANGUN PERADABAN DENGAN PENDIDIKAN YANG BERBASIS KARAKTER DAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA | Hendriyanto | Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan 3675 8099 1 SM

0 2 17

PERANAN BUDAYA DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PEMBANGUNAN BANGSA | - | Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan 3674 8097 1 SM

0 16 14

COVER PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PENDIDIKAN | Prosiding | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11136 23387 1 SM

0 0 1

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI GURINDAM DUA BELAS | Suhartono | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11142 23398 1 SM

0 1 14

COVER PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PENDIDIKAN | Cover | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11137 23389 1 SM

0 0 1