ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK BUMN DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN
BANK BUMN DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA

Oleh

SYAPUTRI NOVIYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
Bandar Lampung
2013

ABSTRACT
COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE BUMN BANK
AND NATIONAL PRIVATE BANKS IN INDONESIA

By
SYAPUTRI NOVIYANI

Banking financial report is a report that shows the financial condition of the bank as a
whole including the strengths and weaknesses. This study aims to determine whether
there are significant differences between the financial performance of BUMN banks
compared to the national private banks in Indonesia in 2008-2011.
The research was conducted by analyzing the financial ratios of each bank which reflects
the performance of the bank, the variables used in this study consisted of Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Return On Asset (ROA), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan
to Deposit Ratio (LDR) dan Dana Pihak Ketiga (DPK).
From the results of the analysis carried banking performance levels showed no difference
in the level of financial performance in the CAR, ROA, ROA, NIM and LDR ratio
significantly. However, the NPL ratio and deposits shows that there is a difference
between BUMN Banks and National Private Banks

Keywords: Financial performance, BUMN Bank, Private Bank

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK BUMN DAN
BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA

Oleh

SYAPUTRI NOVIYANI

Laporan keuangan perbankan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan
bank secara keseluruhan termasuk kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara
kinerja keuangan bank BUMN jika dibandingkan dengan perbankan swasta nasional
di Indonesia pada tahun 2008-2011.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan masing-masing
perbankan tersebut yang mencerminkan kinerja bank, variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Perfoming Loan
(NPL), Return On Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Dana Pihak
Ketiga (DPK).
Dari hasil analisis yang dilakukan tingkat kinerja perbankan tidak menunjukan
adanya perbedaan tingkat kinerja keuangan pada rasio CAR, ROA, BOPO, NIM dan

LDR secara signifikan. Namun pada rasio NPL dan DPK menunjukkan terdapat
perbedaan antara bank BUMN dan bank swasta nasional.

Kata kunci : Kinerja Keuangan, Bank BUMN, Bank Swasta

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3. Batasan Masalah............................................................................... 4
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Jenis-jenis Bank ...................................................... 6
2.2. Fungsi Bank ..................................................................................... 7
2.3. Laporan Keuangan ........................................................................... 9
2.4. Kinerja Keuangan............................................................................. 10
2.5. Tingkat Kesehatan Bank .................................................................. 13
2.6. Rasio Keuangan ............................................................................... 14
2.7. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 17
2.8. Pengembangan Hipotesis ................................................................. 18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Sumber Data Penelitian .................................................................... 22
3.2. Populasi dan Sampel ........................................................................ 22

3.3. Variabel Penelitian .......................................................................... 23

3.4. Alat analisis ...................................................................................... 26
3.4.1. Analisis Deskriptif ................................................................. 26
3.4.2. Uji Beda Rata-rata ................................................................. 26
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif .......................................................................... 28
4.2. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 34
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1.Simpulan .......................................................................................... 40
5.2.Saran ................................................................................................. 42
5.3.Keterbatasan Penelitian .................................................................... 42
5.4.Implikasi ........................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Nama Bank Yang Menjadi Objek Penelitian ......... . ....................... 23
Tabel 2 Min,Max,Mean Bank BUMN Dan Swasta Nasional…. ................. 29
Tabel 3 Hasil Penggujian Hipotesis Ratio Keuangan Bank…………… ..... 34


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Rasio Keuangan Dari Tiap Bank 2008-2011
Lampiran 2 Hasil Pengujian Statistics Dan Independent Sample Test

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industi perbankan sangat penting peranannya dalam sistem perekonomian dan
sebagai alat dalam pelaksanaan kebijakan moneter pemerintah. Bank merupakan

salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan sangat penting di dalam
perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan, hal ini dikarenakan
perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai
Financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk
mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana, maka kegiatan bank harus
berjalan secara efisien.

Krisis keuangan global yang melanda Amerika Serikat telah merambat ke seluruh
dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami imbas dari krisis
keuangan global dan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian suatu negeri.
Kondisi krisis ekonomi global tentunya akan mempengaruhi kinerja keuangan suatu
bank, dan masing-masing bank memiliki kondisi kinerja keuangan yang berbedabeda dalam menerima dampak dari krisis global tersebut, termasuk bank BUMN dan

2

bank swasta nasional. Melalui laporan kinerja keuangan dapat mengetahui kinerja
keuangan dan membantu dalam mengambil keputusan. Untuk mengetahui kondisi
keuangan sebuah bank dalam keadaan baik dalam arti sehat atau dalam keadaan
kesulitan keuangan, maka harus dilakukan penilaian terhadap kinerja bank tersebut.


Adanya penurunan kinerja bank-bank harus segera diperbaiki karena jika penurunan
kinerja tersebut terus berlanjut tentunya akan membuat kredibilitas perbankan dimata
masyarakat akan semakin menurun dan bagi bank-bank yang mengalami penurunan
kinerja secara tajam tentu tinggal menunggu waktu untuk dilikuidasi jika tidak ada
upaya untuk memperbaiki kinerjanya. Melalui penilaian kesehatan bank kita dapat
menilai kinerja bank tersebut. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa
indikator. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek
penilaian yaitu CAMEL.

Pada peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian
tingkat kesehatan Bank Umum yang dilihat dari aspek-aspek permodalan, kualitas
aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap pasar dengan
metode CAMEL (Capital, Assets Quality, Manajemen, Earning and Liquidity),
Namun dalam praktiknya rasio CAMELS tidak dapat digunakan sepenuhnya
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dalam mengukur rasio manajemen dan
sensitivitas. Selain itu juga laporan keuangan perbankan tidak dapat digunakan untuk
menilai CAMELS secara penuh sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Pada
laporan keuangan perbankan tidak diketahui likuiditas manajemen dan pelanggaran

3


serta penyaluran kredit yang diberikan bank, dalam hal ini hanya bank yang
bersangkutan dan Bank Indonesia yang mengetahuinya, oleh sebab itu banyak dari
penelitian lain mengukur kinerja perbankan dengan menggunakan rasio permodalan,
rasio kualitas aktiva produktif, rasio rentabilitas, rasio efisiensi, rasio likuiditas.

Sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien sangatlah dipergunakan guna
menciptakan kestabilan sistem keuangan. Salah satu contoh persaingan yang terjadi
adalah terjadinya tarik menarik nasabah. Banyak calon nasabah yang tertarik untuk
menginvestasikan dananya di bank pemerintah, karena para calon yakin bank
pemerintah dapat menjamin keamanan dana nasabah.
Menurut Muliaman seorang staf kementrian BUMN (Reza; 2009) mengatakan
bahwa “Bank Pemerintah justru memiliki kinerja yang lebih rendah dan tidak
optimal jika dibandingkan dengan bank swasta nasional”. Hadirnya bank-bank
swasta nasional di Indonesia tidak dapat dipungkiri lagi peran dan manfaat
kehadirannya. Karena bank-bank tersebut mampu menandingi bank BUMN yang
sudah ada. Bank-bank tersebut mampu memberikan pembanding mengenai kualitas
dan kinerja bank-bank milik pemerintah dan mampu mencetak tenaga-tenaga sumber
daya manusia yang handal dibidang perbankan.


Dengan adanya penilaian tersebut jadi kita dapat mengetahui apakah bank-bank
tersebut telah memiliki rasio pengukuran kinerja dengan standar yang sehat yang
telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Sehingga kita lebih percaya untuk menyimpan
uang di bank tersebut karena terhindar dari ancaman likuidasi.

4

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya (Reza: 2009)
yang juga membandingkan kinerja keuangan bank BUMN dan bank swasta.
Pengembangan dari penelitian sebelumnya yaitu sampel yang digunakan berupa
laporan keuangan dari masing-masing bank. Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kinerja keuangan
bank BUMN dan bank swasta, dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank BUMN Dan Bank Swasta Nasional Di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah
“Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN
jika dibandingkan dengan bank swasta nasional untuk masing-masing rasio
keuangan”

1.3 Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan Bank Indonesia.
2. Data yang digunakan berupa laporan keuangan desember periode 2008-2011.
3. Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah rasio
keuangan model CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity)
dengan catatan manajemen diabaikan.

5

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada tingkat
kinerja keuangan antara bank BUMN dan bank swasta yang ada di Indonesia yang
diukur untuk masing-masing rasio keuangan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai
perbandingan kinerja bank BUMN dan bank swasta nasional antara lain :
a. Bagi akademik diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap akademik
sebagai tambahan referensi dalam penelitian sejenis di masa mendatang.
b. Bagi managemen perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
managemen dalam mengelola bank agar dapat menghasilkan kinerja yang baik.

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Bank

Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran
system pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas
sisitem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk pinjaman dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit dan bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan berdasarkan PSAK No.31, pengertian bank adalah suatu lembaga yang
berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang
memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

7

Dalam Undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis perbankan adalah
sebagai berikut :
1. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh
jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan
di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut juga dengan bank komersil
(commercial bank).

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih
sempit dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum.

2.2 Fungsi Bank
Dari berbagai definisi bank yang ada, bank dapat dikelompokkan menurut fungsinya
yaitu :
Fungsi Menghimpun Dana
Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus mempunyai dana agar
dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari

8

pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, Bank Indonesia, pihak-pihak diluar
negeri, dan masyarakat dalam negeri. Dana masyarakat dihimpun oleh bank
menggunakan instrumen produk simpanan yang terdiri dari : Giro, Deposito, dan
Tabungan.

Fungsi Menyalurkan Dana (Kredit)
Dana yang dihimpun oleh bank harus disalurkan kembali ke masyarakat dalam
bentuk kredit. Hal ini dilakukan karena fungsi bank adalah sebagai lembaga
perantara pihak-pihak yang kekurangan dana, dan keuntungan bank diperoleh dari
selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut dikurangi dengan biaya
operasional.

Fungsi Melancarkan Pembayaran Perdagangan dan Peredaran Uang
Fungsi bank dalam melancarkan pembayaran transaksi perdagangan dapat terlaksana
karena bank mempunyai jasa-jasa bank. Dalam fungsi memperlancarkan pembayaran
perdagangan, bank membedakan transaksi menjadi dua yaitu :
a. Transaksi perdagangan dalam negeri, artinya setiap transaksi perdagangan selalu
diikuti pula dengan penyerahan barang dan pembayaran.
b. Transaksi perdagangan luar negeri, artinya setiap transaksi perdagangan tidak
selalu diikuti dengan pengiriman atau penyerahan barang dan pembayarannya.
Hal ini terjadi karena adanya kendala seperti kendala geografis, hukum dan
politik, bahasa, mata uang, dan kendala resiko suatu negara.

9

2.3 Laporan Keuangan

Laporan keuangan bank menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan.
Dari laporan keuangan akan terbaca bagaimana kondisi bank sesungguhnya,
termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan
kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan
keuangan pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta
mempertahankan kekuatan yang dimiliki (Kasmir, 2003).

Tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank menurut kasmir (2003) adalah
sebagai berikut :
a. memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva
yang dimiliki.
b. member informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban
bank jangka pendek maupun jangka panjang.
c. memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal
bank pada waktu tertentu.
d. memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah
pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
e. memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan
berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
f. memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban
dan modal suatu bank.

10

g. memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil
laporan keuangan yang disajikan.
Dengan demikian laporan keuangan di samping menggambarkan kondisi keuangan
suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan.

Komponen Laporan Keuangan
-

Neraca

-

Laporan laba rugi

-

Laporan perubahan ekuitas

-

Laporan arus kas

-

Catatan Atas laporan keuangan

2.4 Kinerja Keuangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) kinerja adalah merupakan kata
benda (n) yang artinya : Sesuatu yang harus dicapai, prestasi yang diperlihatkan,
kemampuan kerja (peralatan).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia kinerja perusahaan dapat diukur dengan
menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan
kinerja keuangan di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang
langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran deviden, upah, pergerakan
harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika
jatuh tempo.

11

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan
dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian
kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan
dalam mematuhi standart prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa
kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Pencapaian tujuan dan kinerja bank tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri.
Untuk mengevaluasi kinerja perbankan, para pemegang saham, kreditor, dan pihakpihak berkepentingan lainnya membutuhkan informasi yang berkenaan dengan
proses-proses keputusan yang dilakukan oleh manajemen perbankan beserta hasilhasilnya. Oleh karena itu dibutuhkan sarana pertanggungjawaban manajemen berupa
laporan keuangan.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Keadaan kinerja keuangan perbankan sangat penting untuk diketahui sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan manajemen di segala aspek. Dengan
adanya kinerja yang baik maka para pihak investor dan pihak lain diluar perbankan
tidak akan ragu-ragu untuk menanamkan investasinya kepada bank-bank yang
bersangkutan.

12

Kinerja keuangan merupakan suatu tampilan keuangan selama periode tertentu.
Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik tampilan keuangan berdasarkan
sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam mengukur kinerja keuangan digunakan analisis keuangan karena analisis
keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan dimasa yang akan datang dan
untuk menentukan kekuatan-kekuatan yang handal. Kinerja keuangan bank dapat
dinilai dari kinerja untuk tahun yang lalu maupun yang sedang berjalan dengan
menganalisis laporan keuangan.

Kinerja keuangan perbankan adalah prestasi yang dicapai dalam suatu periode
tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu bank (kasmir : 2003).
Kinerja keuangan suatu bank ini merupakan ukuran keberhasilan bagi manajemen
bank tersebut dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Untuk
mengetahui kondisi keuangan suatu perbankan maka dapat dilihat dari laporan
keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik. Laporan ini juga
menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Laporan ini sangat berguna
terutama bagi pemilik, pemerintah dan masyarakat sebagai nasabah bank guna
mengetahui kondisi suatu bank. Kinerja bank ini merupakan ukuran keberhasilan
bagi direksi bank dalam satu periode serta pedoman hal-hal apa saja yang perlu
diperbaiki selama satu periode tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya.
Kinerja keuangan suatu bank dapat dinilai menggunakan laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh bank tersebut. Kinerja keuangan perbankan pada dasarnya
dinilai dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan penilaian terhadap

13

faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, profitabilitas, dan
likuiditas. Dengan menganalisis rasio-rasio tersebut akan dapat diketahui tingkat
kesehatan suatu bank.

2.5 Tingkat Kesehatan Bank

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum bahwa bank wajib melakukan penilaian
tingkat kesehatan bank yang dalam hal ini tingkat kesehatan bank merupakan hasil
penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau
kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penilaian terhadap
faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif
setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan
signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti
kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dalam menganalisa kinerja
bank digunakan enam faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang disebut CAMEL.
Namun dalam penelitian ini tidak dapat digunakan rasio CAMEL (Capital, Asset
Quality, Managemen, Earning, Liquidity) sepenuhnya dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dalam mengukur rasio managemen. Selain itu juga laporan keuangan
perbankan tidak dapat digunakan menilai CAMEL secara penuh sesuai dengan

14

peraturan Bank Indonesia. Pada laporan keuangan perbankan tidak diketahui kualitas
manajemen dan pelanggaran serta penyaluran kredit yang diberikan bank. Dalam hal
ini hanya bank yang bersangkutan dan Bank Indonesia yang mengetahuinya.

2.6 Rasio Keuangan

Munawir (2006: 24) mengemukakan pengertian rasio yaitu menggambarkan suatu
jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran analisator tentang baik atau buruknya keadaan
atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama bila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Sedangkan Harahap (2006:297) adalah mengemukakan bahwa rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 maka rasio yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Permodalan (Capital)
Aspek ini menilai permodalan yang dimiliki bank yang didasarkan kepada kewajiban
penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan pada
Capital Adequacy Ratio (CAR) yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu perbandingan
antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko. Semakin besar proporsi
rasio ini, semakin baik posisi modal sebuah bank, dan sebaliknya. Berdasarkan

15

ketentuan BI, bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar
8%.

b. Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality)
Aktiva produktif atau productive assets atau sering disebut dengan earning assets
adalah semua aktiva yang dimiliki bank dengan maksud untuk dapat memperoleh
penghasilan sesuai dengan fungsinya. Penilaian aset sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia adalah dengan membandingkan antara aktiva produktif yang
diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Selain itu juga rasio penyisihan
penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan. Dalam
mengukur aspek ini akan digunakan rasio Non Performing Loans (NPL). Rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar kredit macet yang harus diantisipasi oleh
bank. Semakin besar rasio ini, berarti semakin buruk bank dalam pengelolaan
aktivanya. Berdasarkan ketentuan BI standar NPL yang baik adalah dibawah 5%.

c. Rentabilitas (Earning)
Penilaian aspek ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Penilaian ini meliputi ROA
(Return On Assets), biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) dan
NIM (Net Interest Margin).

16

Return On Assets (ROA)
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan
efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
Standar rasio ini adalah 1,5%.
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasional. Semakin kecil rasio ini menunjukan
manajemen bank semakin baik. Standar BOPO yang baik adalah 92%.
Net Interest Margin (NIM)
Rasio NIM digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam
mengendalikan biaya-biaya. Standar terbaik NIM menurut Bank Indonesia adalah
7%.

d. Likuiditas (Liquidity)
Aspek ini adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dikatakan
likuid apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semua hutangnya,
terutama hutang-hutang jangka pendek. Selain ini juga bank harus mampu memenuhi
semua permohonan kredit yang layak dibiayai.
Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR). LDR merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

17

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia standar LDR yang baik sebesar 85% - 110%.

2.7 Kerangka Pemikiran

Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan utama dari perusahaan terdiri dari
Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan pemilik Modal serta Laporan Arus Kas.
Dengan mengadakan analisis terdapat pos-pos neraca akan dapat diketahui gambaran
tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan
memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang
bersangkutan.

Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur sebuah perusahaan adalah rasio.
Rasio adalah lebih merupakan sebuah alat yang dinyatakan dalam bentuk prosentase
(%) yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
keuangan. Dalam penelitian ini, penulis tidak hanya menggunakan angka-angka rasio
dalam mengambil kesimpulan, tetapi juga menggunakan alat-alat statistik untuk
menguji kebenaran hipotesis dari penelitian ini.

18

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
BANK

Bank BUMN

Bank Swasta Nasional

Kinerja Keuangan
- Capital
- Asset
- Earning
- Liquidity

Kinerja Keuangan
- Capital
- Asset
- Earning
- Liquidity

Uji Beda

2.8 Pengembangan Hipotesis

Bank sebagai perusahan perlu dinilai kesehatannya. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kondisi bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat
atau tidak. Apabila ternyata kondisi bank tersebut dalam kondisi sehat, maka ini
perlu dipertahankan kesehatannya. Akan tetapi jika kondisinya dalam keadaan tidak
sehat maka segera perlu diambil tindakan untuk mengobatinya. Dari penilaian
kesehatan bank ini pada akhirnya akan ketahuan kinerja bank tersebut.

19

Keadaan kinerja keuangan perbankan sangat penting untuk diketahui sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan manajemen disegala aspek. Dengan
adanya kinerja keuangan yang baik maka para investor dan pihak lain diluar
perbankan tidak akan ragu-ragu untuk menanamkan investasinya kepada bank-bank
yang bersangkutan. Untuk mengetahui keadaan kinerja keuangan perbankan, maka
rasio-rasio keuangan perbankan sangat diperlukan. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Penggunaan analisis rasio dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada pihak
yang berkepentingan tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
entitas pelaporan.

Beberapa studi yang berhubungan dengan penilaian kinerja perusahaan perbankan
dengan menggunakan indikator rasio keuangan adalah :
1. Erna Rindawati (2007), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja
keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Kriteria yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan
LDR. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu 2 bank umum
syariah dan 6 bank umum konvensional. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata rasio keuangan perbankan syariah lebih baik dan memiliki
perbedaan yang signifikan pada rasio NPL dan LDR dengan perbankan
konvensional. Sedangkan pada rasio-rasio yang lain perbankan syariah lebih
rendah kualitasnya.

20

2. Syamsu (2009), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan
bank pemerintah dan bank asing di Indonesia. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio CAR dan
BOPO sedangkan pada rasio NPM, ROA, RORA dan LDR tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.
3. Reza (2009), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan
perbankan BUMN dengan perbankan swasta. Kriteria yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR. Sampel
yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu 4 bank BUMN dan swasta. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rasio keuangan perbankan BUMN
memiliki perbedaan yang signifikan pada rasio NPL dengan hasil yang lebih
tinggi dengan perbankan swasta.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka hipotesis yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut:
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN dan
bank swasta nasional, jika dilihat dari rasio CAR (Capital Adequacy Ratio).
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN dan
bank swasta nasional, jika dilihat dari rasio NPL (Non Performing Loan).
H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN dan
bank swasta nasional, jika dilihat dari rasio ROA (Return On Assets).
H4 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN dan
bank swasta nasional, jika dilihat dari rasio BOPO (Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional).
H5 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN dan
bank swasta nasional, jika dilihat dari rasio NIM (Net Interst Margin).

21

H6 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN dan
bank swasta nasional, jika dilihat dari rasio LDR (Loan To Deposit Ratio).
H7 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan bank BUMN dan
bank swasta nasional, jika dilihat dari rasio DPK (Dana Pihak Ketiga).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai
literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen, internet serta sumber
data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. Dalam
penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan laporan keuangan
yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id dan situs bank masing-masing.
Laporan keuangan yang digunakan yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi dalam penelitian berupa bank
BUMN dan bank Swasta yang terdaftar dalam data publikasi Bank Indonesia. Teknik
penarikan sample dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling.
Berdasarkan populasi yang diambil penulis, berikut adalah kriteria pengambilan
sampel yang digunakan yaitu :
a. Sampel yang dipilih adalah bank BUMN dan bank swasta nasional yang
beroperasi di Indonesia.

23

b. Penelitian dilakukan pada bank BUMN dan bank swasta nasional yang tersedia
laporan keuangannya tahun 2008 – 2011.
Tabel 1. Nama-nama bank yang menjadi objek penelitian berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan.
No
1
2
3
4

Bank BUMN
Bank Mandiri
Bank Rakyat Indonesia
Bank Negara Indonesia
Bank Tabungan Negara

No
1
2
3
4
5
6

Bank Swasta
Bank Central Asia
Bank Bukopin
Bank Danamon
Bank Panin
Bank Tabungan Pensiunan Nasional
CIMB Niaga

3.3 Variabel Penelitian

Variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
perbankan yang diwakili dengan beberapa rasio keuangan, yaitu : rasio permodalan,
rasio kualitas aktiva produktif, rasio rentabilitas, dan rasio likuiditas. Dalam
penelitian ini tidak dapat digunakan rasio CAMEL sepenuhnya dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dalam mengukur rasio manajemen.

Selain itu juga laporan keuangan perbankan tidak dapat digunakan untuk menilai
CAMEL secara penuh sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Pada laporan
keuangan perbankan tidak diketahui kualitas manajemen dan pelanggaran serta
penyaluran kredit yang diberikan bank. Dalam hal ini hanya bank yang bersangkutan
dan Bank Indonesia yang mengetahuinya. Maka rasio yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

24

a. Permodalan (Capital)
Aspek ini akan diukur menggunakan rasio Capital Adequancy Ratio (CAR).
Penilaian ini didasarkan pada Capital Adequacy Ratio (CAR) yang ditetapkan Bank
Indonesia, yaitu perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut
Resiko. Semakin besar proporsi rasio ini, semakin baik posisi modal sebuah bank,
dan sebaliknya.
Berdasarkan ketentuan BI, bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling
sedikit sebesar 8%.
Modal
CAR =

x 100%
Aktiva tertimbang menurut resiko

b. Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality)
Dalam mengukur aspek ini akan digunakan rasio Non Performing Loan (NPL).
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kredit macet yang harus
diantisipasi oleh bank. Semakin besar rasio ini, berarti semakin buruk bank dalam
pengelolaan aktivanya. Berdasarkan ketentuan BI standar NPL yang baik adalah di
bawah 5%.

NPL =

Total Kredit Bermasalah
x 100%
Total Kredit

c. Rentabilitas (Earning)
Aspek ini diukur dengan dua rasio, sebagai berikut :

25

Return On Assets (ROA)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan
efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
Standar rasio ini adalah 1,5%.
Laba Sebelum Pajak
ROA

=

x 100%
Rata-rata Total Aset

Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Standar BOPO yang baik adalah 92%
Biaya Operasional
BOPO

=

x 100%
Pendapatan Operasional

Net Interest Margin (NIM)
Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam mengendalikan biaya-biaya.
Standar NIM yang baik adalah 7%.
Pendapatan Bersih
NIM

=

x 100%
Aktiva Produktif

d. Likuiditas (Liquidity)
Aspek ini akan diwakili rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR merupakan rasio
yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

26

sebagai sumber likuiditasnya. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia standar LDR
yang baik sebesar 85% - 110%
Jumlah Kredit
LDR

=

x 100%
Total Dana Pihak Ketiga

3.4 Alat Analisis

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisi
ini digunakan untuk mengukur rata-rata, nilai maksimum dan minimum, standar
deviasi dari masing-masing bank yang menjadi objek penelitian pada periode 20082011.
b. Uji Beda Rata-rata
Pengujian dilakukan dengan statistik parametrik dengan menggunakan Independent
sample T-Test. Uji ini akan menghasilkan kesimpulan rasio CAMEL kinerja
keuangan kedua kelompok perbankan tersebut mempunyai perbedaan rata-rata yang
signifikan atau tidak.
Pengolahan data teknik tersebut menggunakan software Microsoft Excel dan SPSS
(Statistical Package For The Social Science)

27

Pengujian Hipotesis
Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda rata-rata pada penelitian ini adalah
untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada tingkat keyakinan 95% dan
tingkat kesalahan 5%. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan
pada kesimpulan dari pengujian hipotesis :


Ha diterima jika : Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05



Ha ditolak jika : Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05

Apabila hipotesis diterima, hal ini menunjukan bahwa perbandingan kinerja
keuangan bank BUMN dan bank swasta nasional memiliki perbedaan signifikan,
namun jika ditolak, berarti tidak ada perbedaan antara bank BUMN dan bank swasta
nasional.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 16 for
Windows ( Statistical Product and Service Solution).

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil-hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan mengenai
perbandingan kinerja keuangan bank BUMN dan bank swasta nasional di Indonesia maka
simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio Capital Adequacy Ratio
(CAR) antara bank BUMN dan bank swasta nasional. Hal ini disebabkan karena
kedua jenis ini perbankan tersebut memiliki rata-rata permodalan yang baik walaupun
dengan asset yang berbeda tetapi dapat memenuhi kecukupan modal untuk
menunjang aktiva yang mengandung resiko.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio kualitas aktiva produktif yang
diproksikan rasio Non Performing Loan (NPL) antara bank BUMN dan bank swasta
nasional. Perbedaan ini terjadi karena rata-rata tingkat kredit bermasalah yang
dimiliki bank swasta lebih besar dibandingkan dengan bank BUMN. Karena semakin
tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
kredit bermasalah semakin besar.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio rentabilitas yang
diproksikan rasio Return On Assets (ROA) antara bank BUMN dan bank swasta

41
nasional. Hal ini disebabkan karena keduanya mampu mengoptimalkan tingkat asset
yang dialokasikan kedalam kredit yang diberikan kepada masyarakat, sehingga
menghasilkan kontribusi baik terhadap laba masing-masing jenis perbankan tersebut.
4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio rentabilitas yang
diproksikan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
antara bank BUMN dan bank swasta nasional. Hal ini menunjukkan baik bank
BUMN dan bank swasta nasional sama-sama memiliki tingkat efisiensi dan
kemampuan bank yang baik dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio rentabilitas yang
diproksikan rasio Net Interst Margin (NIM) antara bank BUMN dan bank swasta
nasional. Hal ini disebabkan karena keduanya memiliki kemampuan yang baik dalam
menegndalikan biaya-biaya.
6. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja rasio likuiditas yang
diproksikan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) antara bank BUMN dan bank swasta
nasional. Hal ini disebabkan keduanya memiliki kemampuan yang baik dalam
memaksimalkan dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit, serta
memiliki kapasitas yang baik dalam menjaga likuiditas.
7. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio Dana Pihak Ketiga (DPK) antara bank
BUMN dan bank swasta nasional. Perbedaan ini terjadi karena rata-rata tingkat dana
pihak ketiga bank swasta lebih besar dibandingkan dengan bank BUMN. Karena
semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik dana berupa simpanan dari masyarakat
yang dimiliki bank.

42
5.2 Saran

Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, saran yang dapat diberikan dan
dipertimbangkan secara umum kinerja bank BUMN dan bank swasta nasional sudah baik,
namun baik bank BUMN dan bank swasta nasional diharapkan mampu meningkatkan
kinerja keuangan rasio masing-masing bank sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi
rasio keuangan yang masih dibawah standar ketentuan yang ditetapkan.
Bagi yang melakukan penelitian selanjutnya mengenai perbandingan kinerja keuangan
bank BUMN dan bank swasta nasional agar penelitian memperoleh hasil yang lebih baik
dan akurat yaitu dapat menambahkan jumlah sampel penelitian berdasarkan total aset dan
memperluas cangkupan tahun penelitian yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat secara statistik dan dapat menambahkan rasio managemen dan rasio earning
lainnya sehingga perhitungan kinerja dengan metode CAMEL dapat diukur secara
keseluruhan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini bank yang menjadi sampel hanya terbatas sepuluh bank saja
yaitu empat bank BUMN dan enam bank Swasta.
2. Dalam hal ini, peneliti tidak membahas mengenai metode CAMEL secara
keseluruhan. Peneliti tidak membahas rasio Managemen, hal ini dikarenakan peneliti
hanya memfokuskan pembahasan kinerja dalam bidang akuntansi saja.

43
5.4 Implikasi
Dalam berinvestasi sebaiknya mempertimbangkan dan menganalisa terlebih dahulu
berbagai faktor dalam mempengaruhi kinerja keuangan perbankan tersebut sehingga
dapat membantu mengurangi resiko pada perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2009. Institusi Perbankan Di Indonesia. Diambil 22 September
2012
dari http://www.bi.go.id/Home/Perbankan/IkhtisarPerbankan/
LembagaPerbankan.html
Ghifari, Reza. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Bank BUMN dan Swasta. Fakultas
Ekonomi Akuntansi Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi Pertama. Badan Penerbitan Universitas Diponogoro. Semarang.
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi ke Lima.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1
Mengenai Penyajian Laporan Keuangan (revisi tahun 1998). Dewan Standar
Akuntansi Keuangan dan IAI. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31
Mengenai Akuntansi Perbankan (revisi tahun 2000). Dewan Standar
Akuntansi Keuangan dan IAI. Jakarta.
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Kasmir.2008. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Maharani, Kiki. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan
Perbankan Konvensional. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional. Jawa Timur
Munawir, S. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke Empat. Liberty.
Yogyakarta.

Nurhayati, Ika. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Swasta
Nasional dan Bank Swasta Asing Di Indonesia. Universitas Gunadarma
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun1998 Tentang Perbankan
www.bi.go.id
www.google.com
--------2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas
Lampung. Bandar Lampung

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BUMN dengan Bank Non- BUMN

0 4 87

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTAR BANK BUMN DAN INDUSTRINYA YANG Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antar Bank Bumn Dan Industrinya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTAR BANK BUMN DAN INDUSTRINYA YANG Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antar Bank Bumn Dan Industrinya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM PEMERINTAH DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL.

1 2 6

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 62

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 62

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH (BUMN) DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 1 28

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH (BUMN) DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 30

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 117

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM MILIK NEGARA (BUMN) DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL (BUSN) DENGAN METODE CAMEL -

0 5 126