Sumber-sumber Pendapatan APBD Alokasi Penggunaan APBD
                                                                                5 Menurut  Munandar,  pengertian  anggaran  yaitu:
“Budget  anggaran  ialah  suatu  rencana  yang  disusun secara  sistematis  yang  meliputi  seluruh  kegiatan
perusahaan.  Yang  dinyatakan  dalam  unit  kesatuan moneter  dan  berlaku  untuk  jangka  waktu  periode
tertentu yang akan datang.”
8
Setelah  mengetahui  aspek  yang  berkaitan dengan  anggaran,  maka  selanjutnya  akan  dibahas
pengertian  APBD  Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja Daerah. Pengertian  APBD adalah :  rencana keuangan
tahunan  pemerintahan  daerah  yang  dibahas  dan disetujui  bersama  oleh  pemerintah  daerah  dan  Dewan
Perwakilan  Rakyat  daerah,  dan  ditetapkan  dengan Peraturan  Daerah.  Tujuan  dan  fungsi  APBD  pada
prinsipnya, sama dengan tujuan dan fungsi APBN.
Menurut  Mardiasmo
9
,  Anggaran  Pendapatan Belanja  Daerah  APBD  merupakan  anggaran  publik
yang berfungsi untuk: Pertama, Alat Kebijakan Fiskal. Fungsi  untuk  menstabilkan  ekonomi  dan  mendorong
pertumbuhan ekonomi. Kedua,  Alat Politik. Anggaran merupakan  dokumen  politik  sebagai  komitmen  antara
eksekutif  dan  legislatif  atas  penggunaan  dana  publik. Oleh  karena  itu,  dibutuhkan  political  skill,  keahlian
bernegosiasi,  dan  pemahaman  prinsip  manajemen. Ketiga,  Alat  koordinasi  dan  komunikasi.  Setiap  unit
kerja  terlibat  dalam  proses  penyusunan  anggaran. Anggaran  harus  dikomunikasikan  ke  seluruh  bagian
organisasi
yang dilaksanakan.
Keempat, Alat
menciptakan  Ruang  Publik.  Kelompok  masyarakat yang  baik  akan  mencoba  mempengaruhi  anggaran
publik  untuk  kepentingannya.  Kalau  tidak  ada  ruang publik  kelompok  tersebut  akan  demo,  boikot,
vandalisme.  Kelima,  Alat  Motivasi.  Memotivasi manajer    staff  bekerja  ekonomis,  efesien  dan  efektif
dalam mencapai target dan tujuan organisasi. Keenam, Alat  Penilaian  Kinerja.  Kinerja  eksekutif  akan  dinilai
berdasarkan  pencapaian  target  anggaran  dan  efesiensi pelaksanaan anggaran.
APBD  memang  dirancang  oleh  pemerintah, namun  harus  mendapat  persetujuan  DPR.  Proses
penyusunan  APBD  terjadi  di  tingkat  eksekutif  dan legislatif,  yakni  :  1  Proses  yang  terjadi  di  Eksekutif.
Proses  penyusunan  APBD  secara  keseluruhan  berada di  tangan  Sekretaris  Daerah  yang  bertanggungjawab
mengkoordinasikan  seluruh  kegiatan  penyusunan APBD,  sedangkan  proses  penyusunan  belanja  rutin
disusun  oleh  bagian  keuangan  Pemda.  Proses penyusunan
penerimaan dilakukan
oleh Dinas
Pendapatan  Daerah  dan  proses  penyusunan  belanja pembangunan
disusun oleh
Bappeda bagian
8
Munandar,    Sistem  Ekonomi  Indonesia,  Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1985, hal. 1
9
Mardiasmo,  2002,  Akuntansi  Sektor  Publik, Penerbit Andi Yogyakarta.
penyusunan program dan bagian keuangan; 2 Proses di  legislative.  Proses  penyusunan  APBD  di  tingkat
legislatif  dilakukan  berdasarkan  Tatib  DPRD  yang bersangkutan
10
. Mekanisme  penyusunan  APBD  adalah  sebagai
berikut  :  1  Pemerintah  Daerah  menyampaikan kebijakan  umum  APBD  tahun  anggaran  berikutnya
sejalan  dengan  Rencana  Kerja  Pemerintah  Daerah, sebagai  landasan  penyusunan  RAPBD  kepada  DPRD
selambat-lambatnya  pertengahan  Juni  tahun  berjalan; 2  DPRD  membahas  kebijakan  umum  APBD  yang
diajukan  oleh  Pemerintah  Daerah  dalam  pembicaraan pendahuluan  RAPBD  tahun  anggaran  berikutnya;  3
Berdasarkan  kebijakan  umum  APBD  yang  telah disepakati dengan DPRD, Pemerintah Daerah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah membahas prioritas dan  plafon  anggaran  sementara  untuk  dijadikan  acuan
bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Mekanisme  penetapan  APBD  adalah  sebagai berikut:
1 Pemerintah
Daerah mengajukan
Rancangan  Peraturan  Daerah  tentang  APBD,  disertai penjelasan  dan  dokumen-dokumen  pendukungnya
kepada  DPRD  pada  minggu  pertama  bulan  Oktober tahun  sebelumnya;  2  Pembahasan  Rancangan
Peraturan  Daerah  tentang  APBD  dilakukan  sesuai dengan  undang-undang  yang  mengatur  susunan  dan
kedudukan  DPRD;  3  DPRD  dapat  mengajukan  usul yang  mengakibatkan  perubahan  jumlah  penerimaan
dan  pengeluaran  dalam  Rancangan  Peraturan  Daerah tentang  APBD.  Perubahan  Rancangan  Peraturan
Daerah  tentang  APBD  dapat  diusulkan  oleh  DPRD sepanjang  tidak  mengakibatkan  peningkatan  defisit
anggaran;  4  Pengambilan  keputusan  oleh  DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
dilakukan  selambat-lambatnya  satu  bulan  sebelum tahun  anggaran  yang  bersangkutan  dilaksanakan;  5
APBD  yang  disetujui  oleh  DPRD  terinci  sampai dengan unit organisasi,  fungsi, program, kegiatan, dan
jenis  belanja;  6  Apabila  DPRD  tidak  menyetujui Rancangan  Peraturan,  untuk  membiayai  keperluan
setiap  bulan  Pemerintah  Daerah  dapat  melaksanakan pengeluaran  setinggi-tingginya  sebesar  angka  APBD
tahun anggaran sebelumnya.