1 Juknis Bantuan Program Pelatihan Kepada Masyarakat
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP. 151 LATTAS IV 2016
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM
PELATIHAN BIDANG KETENAGAKERJAAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu negara, Indonesia sudah memasuki babak baru dalam pembangunan sosial-ekonomi yang terintegrasi atau sebagai bagian integral dari komunitas ASEAN, yaitu The Asean
Economic Comunity AEC atau Masyarakat Ekonomi Asean MEA. MEA merupakan wujud globalisasi bagi kawasan ASEAN yang dimulai pada Januari 2016. Pada era perdagangan bebas ini,
sumber daya manusia khususnya tenaga kerja merupakan modal penting yang akan menentukan tingkat keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan. Sumber daya lain seperti Sumber Daya
Alam SDA dan teknologi memang penting tetapi tanpa SDM yang berkualitas semuanya itu akan kurang termanfaatkan dengan baik. MEA harus kita sikapi dengan berbagai persiapan agar Indonesia
tidak kalah bersaing dengan negara-negara ASEAN terutama dalam hal kemampuan atau kompetensi kerja, yang meliputi hard skill dan soft skill.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja Indonesia agar memiliki daya saing dapat dilakukan antara lain melalui
pelatihan kerja yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan profesional agar dihasilkan out put sesuai yang diharapkan yaitu tenaga kerja yang kompeten. Pengembangan kompetensi tenaga kerja
merupakan tugas yang tidak ringan dan dibutuhkan keterlibatan para pihak yang terkait. Peningkatan kompetensi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan taraf hidup masyarakat atau dengan
perkataan lain peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara umum masalah ketenagakerjaan yang dihadapi saat ini antara lain masalah
terbatasnya lapangan pekerjaan, rendahnya kompetensi tenaga kerja, kualitas pelatihan yang kurang memadai dan jumlah lulusan pelatihan yang belum semuanya terserap di pasar kerja. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik pada bulan Agustus Tahun 2015 menunjukkan Angkatan Kerja Indonesia pada sebanyak 122,4 juta orang, Penduduk yang bekerja sebanyak 114,8 juta orang, dan
pengangguran terbuka berjumlah 7,56 juta orang.
2 Juknis Bantuan Program Pelatihan Kepada Masyarakat
Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan tersebut diperlukan upaya bersama baik pemerintah, dunia industri dan masyarakat. Oleh karena itu bantuan program pelatihan merupakan
salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan. Bantuan program pelatihan bidang ketenagakerjaan kepada masyarakat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mendorong agar lembagayayasanorganisasi kemasyarakatan yang bergerak dibidang pengembangan sumber daya manusia SDM dapat menyelenggarakan pelatihan secara lebih
optimal dalam mencetak lulusan pelatihan yang berkualitas dan kompeten. Atas dasar pertimbangan di atas maka Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja mengalokasikan anggaran kegiatan Bantuan Program Pelatihan Bidang
Ketenagakerjaan kepada Masyarakat melalui lembagayayasanorganisasi kemasyarakatan. Bantuan Program Pelatihan kepada Masyarakat dilakukan melalui beberapa tahapan dan
mekanisme baik menyangkut hal-hal yang bersifat teknis maupun administrasi. Agar kegiatan Bantuan Program Pelatihan kepada masyarakat dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta
dapat mencapai hasil secara optimal, maka dipandang perlu untuk menyusun Petunjuk Teknis Juknis.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis ini adalah sebagai acuan bagi penyelenggara dan pihak-pihak yang terkait dalam melaksanakan kegiatan Bantuan Program Pelatihan kepada masyarakat agar
kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sasaran
a. Terlaksananya kegiatan Bantuan Program Pelatihan Bidang Ketenagakerjaan kepada
masyarakat secara efektif dan efisien. b.
Meningkatnya kualitaskompetensi peserta pelatihan yang mencakup peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikapperilaku sehingga menjadi tenaga kerja yang kompeten dan
siap kerja. c.
Terlaksananya tertib administrasi pelaksanaan Bantuan Program Pelatihan Bidang Ketenagakerjaan kepada masyarakat.
3 Juknis Bantuan Program Pelatihan Kepada Masyarakat
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi tata cara pengajuan bantuan program, persyaratan administratif dan teknis lembaga pemohon, penilaian proposal, pelaksanaan kegiatan, serta
sosialisasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
D. Pengertian
Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan: 1.
Bantuan Program Pelatihan adalah bantuan program pelatihan bidang ketenagakerjaan
kepada masyarakat yang diberikan kepada lembaga penerima bantuan secara swakelola. 2.
Proposal adalah dokumen usulan yang berisikan rincian rencana program pelatihan, anggaran
dan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan, serta jadwal pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh Lembaga Pemohon kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas. 3.
Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi kompetensi
jabatanpekerjaan serta spesifik pekerjaan. 4.
Program Pelatihan Kerja adalah keseluruhan isi pelatihan yang tersusun secara sistematis dan
memuat tentang kompetensi kerja yang ingin dicapai, materi pelatihan teori dan praktek, jangka waktu pelatihan, metode dan sarana pelatihan, persyaratan peserta dan tenaga kepelatihan
serta evaluasi dan penetapan kelulusan peserta pelatihan. 5.
Instruktur adalah seseorang yang berfungsi sebagai fasilitator, pelatih, pembimbing teknis,
supervisor yang bertugas untuk menyampaikan materi pelatihan kepada peserta pelatihan di Lembaga Pelatihan Kerja LPK atau di tempat kerja selama proses pelatihan.
6. Tenaga Pelatihan adalah tenaga perencana, penganalisis kebutuhan pelatihan, pengembang
kurikulum, pengadminstrasian, pemelihara sarana, pengelola pelatihan, penyelia, dan pengelola lembaga pelatihan.
7. Sarana dan Prasarana Pelatihan adalah sarana yang dimiliki untuk mendukung
penyelenggaraan pelatihan berupa gedungkantor, ruang teori, ruang praktek, peralatan dan kelengkapannya.
8. Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB, adalah rincian rencana keseluruhan
pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan bantuan program pelatihan kepada masyarakat.
4 Juknis Bantuan Program Pelatihan Kepada Masyarakat
9. Lembaga Pemohon adalah lembagayayasanorganisasi kemasyarakatan yang bergerak di
bidang pengembangan SDM subbidang pelatihan kerja yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
10. Lembaga Penerima Bantuan adalah lembaga pemohon yang layak dan telah memenuhi
persyaratan berdasarkan hasil penilaian dan verifikasi, serta telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal.
11. Dinas adalah dinas yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan di tingkat propinsi
atau kabupatenkota.
12. Direktur adalah Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja.
13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang membidangi Pelatihan dan Produktivitas.
14.
Menteri adalah Menteri Ketenagakerjaan RI.
5 Juknis Bantuan Program Pelatihan Kepada Masyarakat
BAB II PERSYARATAN PROPOSAL BANTUAN PROGRAM PELATIHAN