Analisis dampak kegiatan proyek irigasi teluk lada terhadap struktur ekonomi, kesempatan kerja, pendapatan dan distribusi pendapatan nasional di wilayah Banten, Jawa Barat (Suatu telaahan regional)
Kegiatan pembangunan merupakan peruru3udan dari keinginan
masyarakat yang mencita-citakan tingkat kehidupan yang
lebih
baik sehingga keae~ahteraannyamakin meningkat- Sebagai
pen-
cerminan dari keinginan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan tersebut, maka maayarakat baik secara individual
harua mampu bekerja keras dan
keeeluruhannya
alokasi
kepada
sumber-aumber daya yang dimilikinya
maupun
mengefisienkan
untuk
mengarah
peningkatan kehidupannya baik yang bersifat
material
maupun non-material.
Seperti
halnya Negara-Negara Sedang Berkembang
lainnya
Indonesia yang merasa ketinggalan dalam kemajuan kehidupannya
pada
periode sesudah tahun 1966 secara aietimatie telah
me-
rencanakan pembangunannya dan dituangkan dalam bentuk serangkaian
Repelita dengan tujuan untuk mengejar
ksterbelakangan
dari
kekurangan
negara-negara yang telah
maju.
pembangunan tersebut dimulai sejak masa rehabilitasi
sekitar
tahun 1966/1967 sampai Repelita
I
tahun
dan
Usaha
ekonomi
1969/1970
hingga Repelita IV sekarang iniHasil pembangunan selama ini menunjukkan adanya
pening-
katan pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan dalam meningkatnya
Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun. Namun
kian,
tujuan
pembangunan teraebut tidak
hanya
ingin
meningkatkan pertumbuhan ekonomi aaja,
demi-
semata-mata
melainkan
yang aangat penting adalah memperhatikan pemerataan haeil-
ha1
2
hasil pembangunan dalam aetiap aapeknya kepada aetiap anggota
maayarakat. Oleh sebab itu tujuan pembangunan yang hendak dicapai
khueusnya
pembangunan ekonomi, harua
mencakup
pertumbuhan dan pemerataan dalam arti yang luaa baik
aspek
pemera-
taan pendapatan untuk aetiap anggota maayarakat maupun
peme-
rataan pembangunan yang mencakup aeluruh wilayahSejak Repelita I1 kebijakan Pemerintah dalam ha1
tuan
atrategi
pentingnya
dengan
pembangunan jangka pan3an.s.
pembangunan
regional
dalam
telah
menyadari
kerangka
kaitannya
pembanmnan naaional. Sejalan dengan ~ t r a t e g i terae-
but, maka selanjutnya upaya pembangunan memerlukan
terhadap
beberapa aapek khuaus untuk
pembangunan
regional
aecara
tujuan
selektif
penyeauaian
1-(
menangani'
dengan
fungaional
dalam
pertanian
yang lebih tepat
aiatem
tata
ruang
terhadap
antara
melakukan
hubungan
pusat-pueat
("a
urban
di wilayah pedesaan dengan kota-kota
terg") ang merupakan
perhatian
menyeimbangkan
maaalah-maealah daerah minus dan terbelakang serta
c
penen-
pusat paaar haail produkai pertanian.
Dalam pelakaanaannya Pemerintah telah menempuh kebijakan
pembangunan
khususnya
regional
melalui
proyek-proyek yang
beralfat
yang potensial akan berdampak kepada
dari
wilayah yang terbelakang
sektoral,
pengembangan
dimana
pemanfaatan
sumberdaya alamnya maaih dapat ditingkatkan. Dalam
tersebut
diuaahakan agar antara proyek-proyek
aektoral
regional maaing-masing tidak lagi berdiri aendiri,
aatu
sama
lain harue aaling mendukung dan
kebijakan
aaling
dan
melainkan
mengisi.
Salah aatu uaaha pembangunan aektoral yang harua dilakaanakan
3
adalah pembangunan yang kiranya akan mempunyai pengaruh
untuk merambat kepada
pembangunan wilayah tersebut
mempunyai dampak multiDlier yang bermanfaat bagi
regional f&=mY=ind aide
kuat
aehingga
pembangunan
Kegiatan yang dilakaanakan
oleh
Pemerintah aejak Repelita I aampai dengan eekarang
yang
mampu
pembangunan
kapaaitaa
menciptakan dampak semacam
itu
adalah
irigaei dengan eaaaran utama guna
lahan yang terbatas untuk
ini
melalui
mengembangkan
mendukung
pengembangan
pertanian pangan.
Sebagaimana
diketahui bahwa untuk
pangan bagi penduduk,
maka
mencukupi
kebutuhan
produkai pangan khususnya
harus meningkat sekurang-kurangnya sejalan dengan
beras
meningkat-
nya jumlah penduduk. Sedangkan dilain pihak areal sawah
ada
senantiaea berkurang sebagai akibat
perumahan,
adanya
pernbangunan
Oleh
sebab
itu pembangunan irigasi sangat penting peranannya baik
dili-
hat
dari
jalan, industri dan lain aebagainya.
yang
eumbangannya kepada
pembangunan
nasional
maupun
regional.
Pelaksanaan
proyek irigasi biasanya
melalui
perluasan
areal pertanian khususnya sawah yang sudah ada untuk
katkan
kapasitas pengairannya yang rnenghasilkan
diting-
peningkatan
intenaitas tanam. Di samping itu proyek irigasi juga meliputi
usaha
eketsnsifikasi
atau perluaaan areal
pertanian
baru.
yang merupakan salah satu usaha yang dilaksanakan sejak Repelita I 1 1 sebagaimana diamanatkan dalam GBHN 1978- Selanjutnya
pembangunan
Pertanian Tanaman Pangan mulai Repelita I 1 1
di-
laksanakan melalui usaha-usaha pokok intenaifikaai, ekstensi;
4
fikasi,
divereifikaei
dan
rehabilitasi.
Uaaha
pembukaan
areal persawahan baru melalui pencetakan aawah eebagai bagian
ekstensifikasi memperoleh prioritae tinggi untuk
dari
dita-
ngani mulai Repelita 111, agar dapat mendukung ueaha intenaifikaei aelanjutnya.
Dieamping itu sejak Repelita I dan Repe-
lita
I1 pembangunan irigaei eudah banyak
oleh
maayarakat maupun Pemerintah yang
untuk
dilakaanakan
memberi
kemungkinan
menambah areal persawahan baru. Tetapi apabila
ngunan
irigasi
pemba-
dengan
usaha
pencetakan sawah yang aebenarnya dapat menyerap tenaga
kerja
maupun
teraebut tidak segera diikuti
baik
peningkatan kapaeitas lahan untuk
inveatasi
berproduksi,
yang sudah dikeluarkan untuk pembangunan
menjadi tidak bermanfaat. Vntuk mengatasi
irigaai
jaringan
persoalan
ini, sejak Repelita 111, pemerintah telah menetapkan
pencetakan aawah baru seluas 350.000 hektar
deral
Pertanian
saearan
I
Tanaman Pangan, 1979).
saearan
(Direktorat Jen-
Sehubungan
pencetakan eawah baru tereebut maka
telah ditetapkan easaran Perbaikan dan
maka
dalam
dengan
Repelita
Peningkatan
Ja-
ringan Irigasi eeluae 530.000 hektar dan Pembangunan Jaringan
Irigasi
Baru seluas 700.000 hektar (Direktorat Jenderal
ngairan
1979 ) .
.
Dengan
dibangunnya proyek-proyek irigaai tersebut
Pe-
akan
memberikan kesempatan kerJa dan peningkatan pendapatan secara
langsung serta keeempatan yang lebih luae dalam usaha mengembangkan kegiatan-kegiatan produksi lainnya- Peluang
tersebut
khusuenya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang erat
kaitannya
dengan pertanian, termasuk menangani kegiatan
pe-
5
nyaluran input dan output pertanian aerta jaea-jasa lain
ae-
baeai akibat dari dampak pembangunan irigaei di suatu wilayah.
Sebagaimana
eektor
penting
sebagian
diketahui bahwa sektor Pertanian
dalam pembangunan ekonomi
besar masyarakat
merupakan
Indonesia
terutama yang tinggal
karena
dipedesaan
dan mempunyai lahan aempit memperoleh pendapatan dari
eektor
ini dan hampir tiga perlima dari angkatan kerja adalah petani
(Sensus Pertanian 1983).
Salah satu wilayah yang relatif masih terbelakang
jika
dibandingkan dengan wilayah-wilayah disekitarnya adalah wilayah
Banten.
Wilayah ini yang secara
administrtif
termasuk
bekas Karesidenan Banten, merupakan bagian dari Propinsi Jawa
Barat
yang
tergolong kurang
berkembang
jika
dibandingkan
dengan daerah lain di propinsi tersebut bahkan
lainnya di pulau Jawa.
daerah-daerah
Keterbelakangan ini disebabkan antara
lain
kondisi fisik sumberdaya lahan di wilayah tersebut
rang
mendukung.
Hal ini diperkuat dengan
keterangan
kubahwa
sebagian besar topografi wilayah teraebut bergelombang eampai
di mana sekitar 26 % tanah yang ada
berbukit,
terdirf
jenis tanah podsolik merah kuning yang merupakan
yang
miskin
hara yang peka terhadap erosi
Teluk Lada 11.
1980)-
merupakan e m b e r
sektor-sektor
selanjutnya
wilayah
tersebut
tanah-tanah
(Proyek
Irigasi
Dengan demikian sektor Pertanian
yang
mata pencaharian utama bagi penduduk maupun
pendukung lainnya tidak rnampu
menyebabkan terbentuknya
men3adi
dari
terbelakang.
Namun
berkembang
struktur
perekonomian
demikian,
masih cukup tersedia sumberdaya alam
dan
di
wilayah
yang
berguna
6
untuk pengembangan pertanian aeperti lahan yang cukup
serta sungai yang dapat menyediakan air irigaai.
sumberdaya
kurang
pangan.
teknologi dibidang
Akan tetapi
oDtirmlm
karena
pertanian
tanaman
yang ada belum diusahakan secara
berkembangnya
landai
Ueaha yang dilakukan untuk pengembangannya, diperlu-
kan adanya persyaratan irigaei yang baik. karena aistim
gasi
(sawah) akan lebih menguntungkan
sistim
pertanian
pertanian
secara
dibandingkan
lahan kering. Disamping
tanaman pangan akan memberikan
lokal dari
aFde
dan
pengembangan
dampak
. .
multlDller
akan
lain untuk memberikan eurnbangan
ter-
hadap pembangunan regional. Salah satu proyek yang
strategis
adalah pengembangan irigasi, karena irigaai merupakan
rana
dengan
diharapkan
-:
menarik komoditi/sektor
strateev
itu
iri-
bagi kemungkinan pemasukan teknologi dibidang
praaapertanin
tanaman pangan.
Kegiatan pernbangunan irigasi dengan inveetaei yang cukup
beaar telah dilaksanakan di Wilayah Banten yaitu Proyek
Teluk Lada I yang dimulai dari tahun
gasi
1976/1977
Irisampai
dengan 1982/1983 dan kemudian dilanjutkan dengan Proyek
gasi Teluk Lada I 1 (Cibaliung) yang dirnulai dari tahun
1982 sampai dengan tahun 1986/1987.
Proyek Irigasi
Iri1981/
tersebut
memperoleh bantuan pinjaman dari Bank Pembangunan Aaia ( A D B ) .
Selain
tertekan
(
wilayah
d
i
i
wilayah ini terdapat
Banten di atae merupakan
secara keseluruhannya.
-)
perbedaan antara
Selatan (intra reaional -1,
karena
wilayah
yang
juga
di
Sub wilayah Utara dan
dimana Sub wilayah
wilayahnya lebih landai dan secara
lokasional
Utara
lebih
menguntungkan
(lihat lampiran 1). Oleh aebab
itu
bagaimana
caranya agar maayarakat yang miekin dan berpendapatan
di sebelah Selatan tereebut dapat ditingkatkan
Salah
satu upaya
kehidupannya.
yang harus dilakeanakan adalah dengan
ninskatkan kesempatan kerja
fui
rendah
peningkatan
dan pendapatan masyarakat
produkai pertanian
tanaman
me-
mela-
pangan
dengan
dibangunnya sarana irigasi di sebelah SelatanUntuk kegiatan itu perlu diketahui terlebih dahulu
tan
antar
eektor
ekonomi
-1,
(-
kaitan
tenaga kerja
pendapatan
eektor
kaitan
(m)
baik
(backwArd
kebelakang
m)
dan
-(
(income asneration
kaitan
kedepan
-).
kaitan
aerta
-)
tingkat
kaitan
ekonomi lainnya yang dianggap penting untuk
kai-
antar
perenca-
naan ekonomi wilayah.
Selanjutnya model analiais "Input-Output" yang
formasikan
dapat
kedalam Program Linier
menjawab persoalan-peraoalan
maksimumkan
disamping
kaitan
usaha
antar aektor
maksimisasi guna
ditrane-
(m
)-
akan
tersebut dengan cara
ekonomi.
mencapai
Namun
tujuan
me-
demikian
diatae,
perlu diperhatikan juga masalah distribusi pendapatan wilayah
tersebut (reeional income )Dengan adanya
akan
dapat
proyek irigaai
di wilayah ini diharapkan
memberikan dampak poaitip
ekonomi wilayah.
akibat adanya
terhadap
pertumbuhan
Timbulnya kegiatan-kegiatan ekonomi eebagai
proyek tereebut akan dapat mendorong
kegiatan
kegiatan lainnya, sehingga pertumbuhan ekonomi akan lebih meningkat lagi-
Salah satu tujuan utama pembangunan irigasi a-
8
dalah untuk meningkatkan intensitae tanam -(
)
dan dengan menerapkan teknologi yang lebih maju maka
tivitas lahan akan meningkat dan akhirnya produkai
juga meningkat-
produkpertanian
Sebelum dibangunnya jaringan irigasi,
seba-
gian beaar lahan-lahan didaerah ini terdiri dari alang-alang.
padang
rumput dan semak-semak aerta tegalan-
ngunnya
Setelah
diba-
jaringan irigasi, lahan-lahan tersebut berubah
rnen-
jadi eawah ha1 ini akan meningkatkan keeempatan kerja, menambah
produksi tanaman pangan khusuenya padi dan palawija
dan
akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat baik lokal maupun
regional.
Dengan rneningkatnya produksi padi dan palawija selanjutdnya
akan memerlukan produk dari kegiatan-kegiatan lain
se-
bagai input, ha1 ini akan mendorong tumbuhnya atau meningkatnya sektor-sektor lain sebagai penyedia input- Hal yang
akan
terjadi
palawija
maka
yaitu dengan meningkatnya
akan rnendorong
tumbuhnya
atau sektor lain untuk mengggunakan
gai
input.
keterkaitan
produksi
padi
dan
kegiatan-kegiatan
komoditi tersebut
Keadaan seperti ini akan mempengaruhi
antara
same
satu sektor dengan eektor
seba-
perubahan
lainnya
yang
rnembentuk struktur ekonomi di wilayah tersebut.
Penelusuran dampak terhadap keterkaitan antar sektor dalam sistim ekonomi merupakan
ha1 yang sangat penting.
Untuk
mengetahui sampai seberapa jauh
dampak proyek irigasi terha-
dap sistim perekonomian wilayah
maka
kan. Sebagai
obyek
Lada I1 (Ciba1iung)-
penelitian adalah
penelitian ini dilakuProyek Irigaei
Teluk
Wilayah Banten merupakan bagian dari Propinei Jawa Barat
yang
tergolong wilayah terbelakang jika dibandingkan
wilayah-wilayah
lain
di propinai tersebut,
daerah lainnya di pulau Jawa.
tahan
maeing
Dua
Kabupaten
yaitu
daerah-
Secara administratif
wilayah Banten ini terdiri dari 4
kabupaten
bahkan
pemerin-
kabupaten.
Tangerang dan Serang dimana banyak
maeing-
dan
Lebak-
daerah
pantai
Tangerang. Serang, Pandeglang
terletak di bagian Utara atau
dengan
terdapat
kegiatan
sektor induatri, sedangkan dua kabupaten lainnya yaitu Pandeglang dan Lebak terletak di bagian Selatan atau daerah
peda-
laman yang sebagian besar merupakan daerah pertanian.
Permaaalahan pokok yang dihadapi oleh wilayah Banten ini
dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
( 1 ) yang berkaitan
ngan maealah-maaalah makro, seperti kependudukan.
de-
kesempatan
kerja, pendapatan dan pertumbuhan ekonomi eerta (2) yang berkaitan dengan maealah-masalah mikro, seperti aumberdaya lahan
dan air, teknologi, prasarana dan tradiei maeyarakat.
Antara
perrnasalahan
saling
makro
dan mikro aaling
berkaitan
dan
mempengaruhi, aehingga untuk mengataai permasalahan
tersebut
kedua-duanya harua diaeleeaikan baik pada tingkat makro
mau-
pun tingkat mikro.
Adapun masalah-maealah yang dihadapi oeh wilayah
Eanten
secara keseluruhan dapat digambarkan aebagai berikut:
1. Jumlah penduduk pada tahun 1983 adalah 4-146.178 orang de-
ngan tingkat kepadatan 479 orang per km 2
.
jumlah angkatan
10
kerja 2.250-545 (54.28 % )
dan tingkat. pengangguran sebesar
2.71% dari jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dari
tahun 1981-1983 rata-rata eebesar 2.68 %.
Apabila
diban-
dingkan dengan propinsi Jawa Barat maka tingkat
kepadatan
pada tahun yang sama eebesar 635 orang per km2
penduduk
dengan
laju perturnbuhan penduduk pada periode
aebeear
1.50 %.
yang
aama
Persentaee penduduk wilayah Banten
pada
tahun 1981 yang bekerJa di sektor Pertanian sebesar 76.29%
sedangkan
untuk
Propinai Jawa Barat dan
Indonesia
pada
tahun yang mama masing-rnaaing eebesar 46,75 X dan 54.71 %.
(BPS. Penduduk 1980-1983 dan Statiatik Jawa Barat 1983).
2.
Berdaaarkan data dari Kantor Statiatik Propinsi Jawa Barat
dan
Badan
Perencanaan Pembanguhan Daerah
Propinsi
Jawa
Barat tahun 1985, yang membagi Propinsi Jawa Barat menjadi
7 Wilayah Pembangunan rnasing-masing Wilayah Banten.
bek,
Sukabumi. Bandung Raya. Priangan Timur. Cirebon
dan
ternyata PDRB riil wilayah Banten (diluar
Ta-
Purwasuka,
ngerang)
menduduki
piah,
Bota-
pada tahun 1981 dengan harga konstan tahun
peringkat ke 6 yaitu sebesar 217.13 milyar
1975
ru-
sedikit diatas PDRB riil Wilayah Sukabumi yang men-
duduki peringkat ke 7 yaitu sebesar 119.66 milyar rupiah.
3 - Pada tahun 1982 PDRB Wilayah Banten dengan harga yang ber-
laku
eebesar 899.448 milyar rupiah sedangkan
untuk
pinsi Jawa Barat eebesar 7-757.757 milyar rupiah.
pro-
Hal ini
berarti bahwa kontribusi PDRB Wilayah Banten terhadap PDRB
Propinai Jawa Barat pada tahun 1982 sebesar 11,59 %.
dangkan pendapatan per kapita untuk penduduk Wilayah
SeBan-
ten
dan penduduk Propinsi Jawa Barat pada tahun
sebesar 219.997 rupiah dan 280.084
masing-ma.sing
Laju pertumbuhan ekonomi Wilayah Banten
-
tersebut
-
rupiah-
antara tahun 1979
rata-rata sebeear 8.6 % per tafiun, eedangkan untuk
1983
Propinei
Jawa Barat pada periode yaqg sama sebesar 8.2
%
per tahun (Kantor Statistik dan Bappeda Jawa Barat. 1983).
4.
Kondisi fiaik sumberdaya lahan di wilayah tereebut terdiri
dari 16% jenis tanah hydromorphic alluvial, 39%
19 % regosol dan 26 % podsolik merah kuning.
alluvial.
Jenis
tanah
podsolik merah kuning ini merupakan tanah-tanah yang
kin dan peka terhadap erosi.
ngan antara 5
-
50 %
Lahan Fni
mis-
mempunyai kemiri-
dengan topografi bergelombang bahkan
sampai
berbukit, ha1 ini akan mempercepat
Sistim
konservasi lahan yang paling efektif
proses
erosi-
dan
efisien
adalah merubah lahan tersebut menjadi sawah, karena
aawah
dengan aistim pematang akan dapat menekan eroei eampaf 0.
5 - Kondisi prasarana jalan terutama jalan deea di wilayah ini
sebagian
besar tergolong kurang baik/rusak, ha1 ini
akan
mempengaruhi mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat
lain, terutama dalam memasarkan produk pertanian.
akibat
lebih lanjut adalah perkembangan
Sebagai
perekonomian
di
wilayah ini menjadi lambat.
6.
Kondisi masyarakat yang sebagian beaar lamban bahkan
cen-
derung
akan
tidak mudah menerima teknologi baru, ha1 ini
mempengaruhi pula masuknya investasi ke wilayah
Di
wilayah
ini terutama Kabupaten Pandealang
tersebut.
dan
maeih banyak dijumpai sistim perladangan berpindah
pola pertanian subsisten.
Lebak
dengan
12
Dengan
saimana
melihat berbagai masalah yang dihadapi maka
ueaha yana harus dllakukan agar Wilayah Banten
bayang
tergolong wilayah terbelakang ini mampu mengejar ketinggalannya
dan
menyeimbangkan pembangunan antar
Indonesia-
wilayah
lain
Bagaimana melakukan pilihan-pilihan prioritae in-
vestaai terhadap sektor-sektor yang ada agar dapat
pat
di
pertumbuhan
ekonomi wilayah, dan bagaimana
memperceuaaha
yang
harus ditempuh agar sumberdaya alam yang ada dapat dimanfaatkan secara optimalApabila
Wilayah Banten distratifikaaikan menjadi
2
sub
wilayah yaitu Sub wilayah bagian Utara yang mencakup
Kabupa-
ten
Selatan
Tanggerang dan Serang serta Sub wilayah
yang
bagian
terdiri dari Kabupaten Pandeglang dan Lebak maka
kedua
sub wilayah teraebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
1.
:
Sub wilayah bagian Utara pada tahun 1983 mempunyai jumlah
penduduk 2.725-865 orang atau 65.74 % dari total penduduk
2
934 jiwa/km
Wilayah Banten, dengan kepadatan penduduk
laju pertumbuhan penduduk dari tahun 1981-1983
rata-rata
sebeaar
3.20 X
sebesar
54.85 % dari jumlah penduduk Sub wilayah
bagian
Utara.
Rata-rata penguasaan lahan pertanian per
Kepala
Keluarga
aawah
Selatan
(KK)
dan
per tahun dengan jumlah
angkatan
sebesar 1,49 Ha yang terdiri
lahan kering.
Sedangkan Sub
wilayah
lahan
bagian
jumlah
penduduk
1 - 4 2 0 - 3 1 3 orang atau 34.26 % dari total jumlah
penduduk
2
jiwa/km .
Wilayah
pada tahun yang sama rnempunyai
dari
kerja
Banten dengan kepadatan penduduk
248
Laju pertumbuhan penduduk pada periode yang eama
sebeaar
13
2.16
per tahun dengan jumlah angkatan
%
kerja
sebeaar
53.02 % dari jumlah penduduk Sub wilayah bagian
Selatan.
Rata-rata penguaeaan lahan per Kepala Keluarga (KK) eebe1,98 Ha yang terdiri dari lahan eawah dan lahan
sar
ring.
(Kabupaten Tanggerang. Serang.
Pandeglang.
ke-
Lebak
dalam Angka. 1983).
2-
Berdaearkan
bagian
data
Utara
70.15
%.
sektor
tahun 1981 maka penduduk
yang bekerja
di
Sub
wilayah
sektor Pertanian sebesar
di sektor Industri, sektor Reetoran dan
Listrik
Gas dan Air Minum serta
Hotel.
sektor Bangunan
%.
Se-
dangkan sub wilayah bagian Selatan pada tahun yang
sama,
penduduk yang bekerja di sektor
82,42
sebesar
%,
16.73 % dan di sektor Perdagangan 8,00
Pertanian eebesar
di sektor Industri, sektor Restoran dan Hotel
Listrik. Gas dan Air Minum serta sektor Bangunan
9,09
%
dan di sektor Perdagangan sebeaar 3.25
sektor
sebesar
(Kantor
%
Statistik dan Bappeda Kabupaten. 1981)
3-
Produk
dasar
Domestik
harga
Regional Bruto (PDRB) tahun
yang berlaku rnenunjukkan
bahwa
atas
1982
persentase
komposisi kelompok sektor yang mernbentuk PDRB Sub wilayah
Per-
bagian Utara terdiri dari sektor Primer (Pertanian.
tambangan. Penggalian) sebesar 26.24 %.
Sektor
Sekunder
(Industri. Listrik. Gas dan Air Minum, Bangunan. Reetoran
dan Hotel) sebesar 32.06 % ,
sektor Tertier
(Perdagangan.
Angkutan, Lembaga Reuangan dan Jasa-Jasa sebesar 41,71 %.
Laju
pertumbuhan
PDRB dari tahun 1979-1982
atae
harga yang berlaku, rata-rata pertahun sebesar 9.60
daear
%
dan
pendapatan
per
kapita
atae daear
232.542.-.
Sedangkan
harga
Sub
yang
berlaku
sebesar
RP.
Selatan
pada tahun yang sama, persentase kompoeisi
wilayah
bagian
atas dasar harga yang berlaku terdiri dari eektor
sebesar
45,Sl
%,
Tertier 34,60 % eama
sektor Sekunder 24.50
%
PDRB
Primer
dan
sektor
Laju pertumbuhan PDRB pada periode yang
atas daear harga yang berlaku, rata-rata per
tahun
sebesar 7.60 % dan pendapatan per kapita atas dasar harga
yang berlaku sebesar Rp. 207.452.-.
Perbedaan yang tidak begitu besar dari persentase
Sekunder
yang mernbent.uk PDRB antara
sektor
Sub wilayah
bagian
Utara dan Sub wilayah bagian Selatan dikarenakan Industri
baja Cilegon tidak diperhitungkan dalam pernbentukan
Sub wilayah bagian Utara.
dimasukkan
sektor
Apabila Industri baja
dalam perhitungan, maka perbedaan
PDRB
Cilegon
persentase
Sekunder antara Sub wilayah bagian Utara dan
wilayah
bagian Selatan lebih besar.
(Bappeda
Sub
Kabupaten
Tangerang, Serang. Pandeglang, Lebak. 1983)4.
Sumberdaya lahan di Sub wilayah bagian Utara pada urnumnya
terdiri
jenis
Sub
dari
lahan-lahan
dengan topografi datar dengan
tanah podsolik merah kuning k 12 %,
wilayah
lahan-lahan
bagian Selatan pada
umumnya
sedangkan
terdiri
dengan topografi datar, bergelombang
Kondisi
praaarana perhubungan (Jalan) pada
bagian Utara terdiri dari jalan dengan
Sub
dari
sampai
berbukit, dengan jenis tanah podsolik rnerah kuning
5-
di
26
%.
wilayah
kualifikaai
(aapal), sepanjang 443,462 km, jalan sedang (kepikil
baik
clan
15
km. jalan rusak (tanah)
pemadatan) eeganjang 241.893
panjang
176,821 km.
Selatan
terdiri
Sedangkan
pada
0e-
Sub wilayah bagian
dari 3alan baik sepanjang
km.
195.325
jalan sedang 143.185 km dan jalan ruaak sepanjang 109.625
km (Kantor Stateiatik Propinsi Jawa Barat. 1983).
Untuk
jelasnya, lihat pada lampiran 1.
Apabila
dilihat dari uraian diatas, ternyata bahwa
wilayah
bagian Utara dalam berbagai ha1 lebih unggul
dingkan
dengan Sub wilayah bagian Selatan.
diperlukan
inter
adanya
usaha-usaha untuk
Oleh
rneratakan
Sub wilayah agar tfngkat pertumbuhan
Sub
diban-
sebab
itu
pernbangunan
regional
keseluruhan mencapai optimum dalam arti terjadinya
secara
interaksi
intra wilayah.
inter Sub wilayah (inter
Analisis
secara teoritis
memerlukan
sebenarnya
analisis intra regional,
ditinjau dari sifat data yang tersedia dan
lisis
rnaka
regional
dalam ha1 ini
dilakukan
tetapi
kompleksnya
analisis
ana-
Input-Output
saja dengan memperhatikan perbedaan intra
regional
yang rnengacu kepada kegiatan sektor-sektor yang
bersangkutan
seperti sektor Industri dan sektor Jasa dominan
di Sub wila-
yah
bagian Utara, sedangkan sektor Pertanian dorninan di
Sub
wilayah bagian SelatanDengan
rnelihat
berbagai
maealah
yanp
dihadapi
maka
bagaimana usaha yang harus dilakukan agar Wilayah Banten yang
tergolong wilayah terbelakang ini rnampu mengejar ketinggalannya
dan
Indonesia.
menyeimbangkan pernbangunan antar
Bagairnana
melakukan
wilayah
pilihan-pil-ihan
lain
di
prioritas
16
investaei terhadap sektor-sektor yang ada agar dapat
cepat
pertumbuhan ekonomi wilayah dan bagaimana
rnemper-
usaha
yang
h a m s diternpuh agar sumberdaya alam yang ada dapat dimanfaatkan eecara optimal dengan berdasarkan prinsip pilihan
dap
kegiatan-keglatan yang mempunyai
keunggulan
terha-
komparatif
C-advantaee).
Dengan adanya Proyek Irigasi Teluk Lada I1 yang
kan inveataai praaarana
ngun
di
naikan
dibidang pertanian pangan yang diba-
Sub wilayah bagian Selatan bagaimana
permintaan
eektor-aektor
akhir sektor
lainnya.
merupa-
Pertanian
pengaruh
terhadap
ke-
output
Perambatan dampak dari kenaikan
per-
mintaan akhir sektor Pertanian khueusnya Padi teraebut apakah
akan
menyebabkan
terjadinya perubahan
tingkat
keterkaitan
antar sektor-sektor dalam sistim perekonomian wilayahselanjutnya bagaimanakah dampak dari proyek irigaei
atruktur
busi
ekonomi,
kesempatan kerja, pendapatan dan
pendapatan regional dalam sistim
perekonomian
Untuk
terhadap
diatriwilayah
tersebut.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin
dampak
dari Proyek Irigaai Teluk Lada I1
ekonomi,
mengetahui
terhadap
kesempatan kerja, pendapatan dan diatribuai
atruktur
penda-
patan regional wilayah penelitian.
Secara
berikut
:
apeaifik tujuan teraebut dapat
dirinci
aebagai
17
(1) Menyusun tabel Input-Output dari 4 kabupaten dalam
Wila-
Banten tahun 1983, untuk mengetahui hubungan
yah
ketergantungan
antar
sektor dalam
siatim
aaling
perekonomian
wilayah tersebut(2) Makaimisaai
Kaitan ke Depan, Kaitan ke Belakang.
Tenaga Kerja dan Kaitan Tingkat Pendapatan
nf -1
Kaitan
(maximization
aeluruh aektor untuk menentukan alokasi
aum-
berdaya yang menguntungkan.
(3) Mengetahui
dampak Proyek Irigaai
terhadap
perekonomian
wilayah terutama:
a) dampak
terhadap
perubahan permintaan akhir
beberapa
terhadap
perubahan struktur
Domeatik
sektor
b) dampak
Produk
dan distribusi pendapatan regional
dampak terhadap peningkatan kesempatan kerja dan
C )
pen-
dapatan masyarakat
d) dampak terhadap perturnbuhan ekonomi regional.
Hasil
para
penelitian
ini diharapkan akan
bermanfaat
bagi
Pusat
pengambil keputusan baik ditingkat Daerah maupun
dalam menetapkan kebijakan pembangunan wilayah, baik pilihanpilihan terhadap kegiatan atau sektor pembangunan pada
umum-
nya maupun pilihan terhadap rencana pembangunan irigaai
susnya
optima1.
dan pengalokasian sumberdaya dan sumber
dana
khu-
secara
Laporan
I.
Bab
penelitian ini dibagi dalam tiga belas Bab yaitu:
Pendahuluan, berisi uraian
eingkat
mengenai
latar
belakang, permasalahan eerta tujuan dan kegunaan penelitian.
Pada
raikan
Bab 11, Kerangka Teoritie Pemilihan Model,
tentang teori input-output,
penggunaan
sistim perekonomian dan optimiaaei
dalam
mengu-
input-output
keterkaitan
antar
sektor Bab 111,
metode
Metodologi Penelitian beriei
uraian
klasifikasi sektor, metode pengumpulan
penarikan
kripsi
data,
dan
Lokasi Proyek Irigaai,
metode
Bab IV.
contoh dan penetapan lokasi contoh.
Wilayah
menpenai
berisi
Deauraian
mengenai deskripsi wilayah dan lokasi proyek irigasi. Bab
Model
Analisis menyajikan penyusunan tabel input-output
V.
dan
kerangka model analisis.
Pada
bahasan
didalamnya
etruktur perekonomian Wilayah Banten dan
analisis
yang menyangkut ketergantungan antar sektor,
antar
tiap
mengemukakan
tentang hasil-haeil penelitian. termasuk
penyadian
lain
Bab VI. Haail Analisis Input-Output,
eektor, pengaruh kaitan antar sektor, daya
sektor
septa
pendapatan
dan
distribusi
pengganda
penyebaran
pengapatan
regional.
Bab
Sektor,
VII,
Haeil Analieis Optimisaai
mencakup maksimisasi kaitan ke depan,
tenaga kerja dan pendapatan.
Akhir
Keterkaitan
ke
Bab VIfI. Perubahan
beberapa sektor sebagai akibat adanya
antar
belakang.
Permintam
Proyek
Irigasi
19
Lada 11 beriai uraian mengenai kegiatan-kegiatan
Teluk
yek,
kegiatan-kegiatan
adanya
pembangonan
baru
yang
timbul
eebagai
proyek dan kegiatan-kegiatan
pro-
akibat
lain
yang
akan hilang sehubungan dengan adanya proyek.
Bab
IX,
Perubahan
mencakup
Dampak Proyek Irigasi Teluk Lada
Struktur
Produk Domeatik di
I1
Wilayah
terhadap
Penelitian.
tentang perubahan sruktur produk domestik dan
dis-
tribuai pendapatan regional.
Bab X. Dampak Proyek Irigaai Teluk Lada I1 terhadap
pe-
ningkatan Kesempatan Kerja dan Pendapatan masyarakat menyajikan
dampak terhadap penyediaan kesempatan kerja
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
dan
Bab XI.
dampak
Kontri-
buei Proyek Irigasi Teluk Lada I1 terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Regional
mencakup aspek regional
dan
keaiatan
ekonomi
maayarakat aerta tumbuhnya lembaga ekonomi pedesaan.
Bab
XII. Haail dan Pembahasan, mengetengahkan
beberapa
analiaia dan pembahasannya dari hasil penelitian, baik
aebe-
lum dan sesudah selesai proyek.
Bab
XIII. Kesimpulan dan Saran mengetengahkan
kesimpulan
dan haail penelitian beserta implikasi
serta saran yang dikemukakan.
beberapa
kebijakan
ral
Pada daaarnya model Input-Output atau model
intersekto-
dalam perekonomian beraumber pada
Economique"
"Tableau
Buesnay yang telah dipublikaeikan pada tahun
dari
1758
kemudian dikembangkan sebagai hasil pemikiran baru oleh
Walrae pada tahun 1877.
dan
Leon
Sistim yang dikembangkan oleh Walrae
ini lebih menekankan pada aifat ketergantungan antara eektorsektor ekonomi yang produktif dalam bentuk persaingan permintaan dari tiap-tiap sektor industri/ekonomi terhadap
produksi dan aubetituei, eehingga
faktor
jumlah konaumsi tiap-tiap output.
bentuk
akan
faktor-
rnempengaruhi
Model Walras ini merupakan
persamaan dari pendapatan dan
pengeluaran
biaya produksi dari tiap-tiap eektor serta jumlah
koneumen,
permintaan
dan penawaran dari komoditi dan faktor-faktor produkei.
Penggunaan rumus rnaternatika diutamakan pada siatem pemisahan dalam memecahkan masalah
harga
mengenai jumlah/kuantitas dan
dengan asumai adanya tingkah laku
Walras
Model
juga merupakan pemakaaan terhadap teori ekonomi
tingkat abstrakai, dimana keeimpulan yang
keadaan
maksimisaai.
diberikan mengenai
perekonomian yang nyata hanya digambarkan
lengkapan
memberikan
dari
model beeerta sietimnya dalam bentuk rumus,
verifikaei empirie.
pada
ke-
tanpa
Tabel Input-Output telah di-
terapkan lebih dari dua puluh negara, khusuenya
dikembangkan
dalam studi pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1947. Ueaha
yang
dilakukan Leontief pertama-tama dengan
menyederhanakan
21
teori Walraa yaitu beberapa persamaan rumit yang telah dikembangkan oleh
Walras dikurangi sehingga terbentuk suatu model
yang dapat diestimaei secara empiria. Ada dua ha1 pokok
dilakukan oleh Loentief dalam penyederhanaan
telah
tersebut
yaitu : (I) komoditi yang jumlahnya beear dalam model
dikelompokan
kedalam
beberapa aektor
dengan
keeatuan output; ( 2 ) persamaan penawaran
satu
yang
Walrae
masing-masing
untuk
tenaga
kerja dan permintaan terhadap konaumsi akhir dipisahkan,
persamaan lainnya disederhanakan dalam bentuk linier.
demikian
dan
Dengan
ia mengabaikan adanya kemungkinan substitusi
antar
aektor aerta pengaruh dari keterbataaan penawaran faktor-fakRichard-
tor produksi dalam sistim (Chenery dan Clark. 1962.
son. 1972).
Tujuan utarna dari model Input-Output adalah untuk rnenjelaskan besarnya arua inter industri dalam ha1 tingkat produks i dalam tiap-tiap sektor.
Analisis Input-Output sebagai bentuk dari penerapan ekonomi
dimulai oleh Leontief.
model
Dia mernulai penelitiannya
pada
empiris mengenai perekonomian Amerika pada tahun
1931
dan penerbitan/publikaei pertamanya pada tahun 1 9 3 6 dan 1941.
Pendekatan
Walras
Leontief
dan
merupakan
penyederhanaan
lebih menitikberatkan pada
dari
penurunan
parameter
parameter dalam modelnya atas dasar observasi tunggal
transaksi
ekonomi dari sektor industri, dan
ngabaikan akibat
siatim
assumsi
-
tersebut.
siatim
aetiap
senantiasa
akibat keterbatasan faktor penawaran
Disamping itu juga
medari
menggunakan
kemurnian
Walras mengenai kepastian dari "koefisien
produksi"
22
eebagai
pengganti
input-input.
kan
dari maauknya uneur
eubstitusi
diantara
Dalam ha1 eliminaai semua akibat yang ditimbul-
oleh harga pada kompoaiai permintaan
koneumen
terhadap
pembelian barang-barang eetengah jadi (intermediate) d m pada
penawaran
Leontief
tenaga kerja serta faktor-faktor lain, maka
model
menghindari berbagai pertimbangan-pertimbangan
ka-
rakteriatik konaep Walras mengenai keaeimbangan umum (-
eauillibriurn)Salah
aatu haail atudi permulaan dari
Leontief
adalah
card menstimulasikan hasil ernpiris pada hubungan inter industri dibeberapa
ha1
yang
Pertama,
bahwa
negara.
Beberapa assumsi yang ada
penting sebagai sutu pegangan
sesuatu
yang dimungkinkan
dalam
pada
merupakan
aegi
sektor
produktif
dalam beberapa ha1 fungsi produkei tunggal
asaumsikan terjadi
pada masing
-
masing sektor.
teori.
dapat
di-
Assumsi ini
diberlakukan pada semua model keaeimbangan umum aeparti
nya dalam analiais keaeimbangan paraial dari Marshall-
halDalam
penerapan empiris, ha1 ini termasuk semua aktivitas produktif
seperti yang ada pada sektor Khusus.
Model
macam
Input-Output dari Leonlief juga membuat
assumsi
khusus, yang seringkali
tidak
beberapa
terjadi
pada
model inter industri yang lain. Hal-ha1 yang dianggap penting
antara
lain : (i) produksi yang telah ditetapkan
hasilkan oleh
(w
satu
dan
sektor;
{ii)
tidak ada
hanya
di-
produksi ganda
(iii) Jurnlah input yang digunakan
dalam
proses produksi oleh suatu sektor seluruhnya merupakan
tin8-
_ k a t output dari yang bersangkutan (seluruh input
digunakan)-
23
Aaaumsi tereebut eangat penting dalam rnenyederhanakan
perea-
w
keseimbanqan umum dari Walras, dimana model Walras
maan
ingin
melihat hubungan antara individual
Sedangkan
sektor
model Leonlief ingin melihat hubungan
produktifantara
lompok sektor produktif atau induetri-induetri-
ini
ke-
Assumsi dari
model input-output in2 memungkinkan untuk menuliekan persamaan bagi permintaan (Xij) dari tiap-tiap induetri ( j ) dan dari
komoditi (i) merupakan fungei dari tingkat output mereka (Xj)Dalam
atatiatik maupun perhitungan, maka fungsi input
sumsikan linier
dias-
menentukan output, ha1 ini dagat
dirumuskan sebagai berikut : Xij = Xij + aij Xj dimana parameter
yang akan
aij disebut "marginal input coeficient".
Konatan
-
Xij
termasuk beberapa elemen fixed-coat.
Apabila nilai Xij = 0 maka :
Xij = aij Xj
Secara
umum model Input-Output dari Leontief ini
diturunkan
dari 3 assumsi daear yaitu :
(1)
Tiap komoditi (atau kelompok komoditi) dieupply oleh industri tunggal atau sektor produkai.
assumsi
tersebut
Akibat logie
maka (a) hanya ada metoda
dari
atau
cara
yang digunakan untuk memproduksi tiap-tiap kelompok
moditi; dan (b) tiap-tiap sektor hanya merupakan
primer tunggal.
ko-
output
Assumsi ini biaaa disebut assumei homo-
genitas(2)
Input-input
merupakan
yang
fungsi
dibeli oleh
tiap-tiap
dari tingkat output
sektor
sektor
hanya
tersebut
(fungei input adalah linier).
Prineip ini ssring
ctise-
but prinsip linieritaa atau proporsionalitae.
(3)
Besarnya akibat dari pelakeanaan bebagai denis
produksi
adalah merupakan penjumlahan dari tiaptiap akibat
ditimbulkannya.
Hal ini sering disebut prineip
yang
additi-
vitas Tsori analisis dan assumsi-assumsi ini
membentuk
adalah penting
untuk
kriteria secara agregaei dan untuk mengetahui
ngan pasti mengenai jenis maealah agar model ini dapat
nakan-
Dengan aseumsi-assumai tersebut, model
de-
digu-
Input-Output
akan dapat diterapkan secara ernpiris guna keperluan analisis.
Untuk itu perlu adanya tiga tabel dasar yaitu tabel
si,
tabel Koefiaien input dan tabel Koefisien
langsung.
tidak
runkan
lanpeung
Dari Label-tabel daear tersebut akan
beberapa koefisien pengganda 1,-(
dipergunakan
Transak-
ditu-
yang
sebagai daaar perhitungan untuk
rnencari
dan
akan
peng-
ganda perrnintaan akhir, pengganda pendapatan maupun pengganda
tenaga
kerja-
Disamping itu
untuk
perhitungan-perhitungan
kaitan tidak langaung ke depan serta daya penyebaran ke belakang
maupun
daya penyebaran ke depan,
koefiaien
penpganda
teraebut sangat pentingPada analisis ini penggunaan statistik rnsrupakan
natif pemikiran dari teknik analieis yang sekarang ini
altermeru-
pakan pertirnbangan dalam penggunaan model input-output. Salah
satu
ha1 yang paling penting rnengenai sumbangannya
terhadap
bidang ekonomi industri/sektor ekonomi adalah teknik analisis
25
matematika program linier yang pert-
kali dikembangkan oleh
Dontzig dan Koopmans (lihat Koogmane. 1951).
Dalam contoh ini maka model analiaia yang digunakan adalah "Analisie Input-Output Leontief". Sebagai euatu diskripsi
etatietik
dalam bentuk matrix, tabel Input-Output
merupakan
metoda kuantitatif dalam usaha menelaah proses kegiatan
ekonomian.
Model ini menggambarkan transakai barang dan jaaa
dari kegiatan-kegiatan perekonomian untuk
eafing
mengaitkan
aktivitae euatu sektor dengan aektor lainnya dalam auatu
aatuan hubungan saling ketergantungan antara sektor
ekonomi
per-
-
ke-
aektor
dalam auatu waktu dan sistirn unit perekonomian
ter-
tentu.
Tabel 1 1 - 1 . Tranaaksi Input - Output sederhana
............................................................
Susunan
Input
Alokaai
Output
Sektor
I
Kn-
1
j
n.-
*l1
Xi j
X1n
Perminta
an akhir
Y1
Total
Output
xl
Produksi
Xnl
k n
X,
............................................................
X,
Input Primer
L1
Lj
=I-,
LY
L
Total Input
X1
x3
%I
Y
X
............................................................
Tabel tranaaksi Input-Output sederhana, eecara umum
da-
pat dituangkan dalam peraamaan matematis seeuai dengan keperluannya.
,i--
Menggambarkan arua komoditi barang dan
3aaa yang dinyatakan dalam nilai uang
diantara aektor-sektor
26
dalam satuan waktu dan sietim ekonomi tertentu-
Proses
pen-
jualan dan pembelian antara sektor-eektor ekonomi digambarkan
dalam suatu matriks yang terdiri dari baris dan lajur.
Pada
setiap baris menggambarkan diatribusi penjualan output
suatu
sektor tertentu ke sektor-sektor lainnya serta kepada
men (permintaan akhir).
Sedangkan pada setiap lajur menggam-
barkan distribusi pembelian
sektor-sektor
koneu-
sektor tertentu terhadap
lainnya serta pembelian faktor-faktor
output
produksi
primer (nilai tambah brute)Pada tabel transaksi tereebut terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut
(1)
:
Bagian transaksi sektor-eektor produksi yang menunjukkan
arua
dalam
barang dan jasa yang diprodukaikan dan
proses
produkai ini.
Tiap
dikonsumsi
aektor-sektor
dalam
sistim akuntansi in1 berfungsi ganda yaitu sebagai penghasil output dan sebagai pemakai input-
Bagian tranaak-
si sektor-sektor ini biaa juga diaebut bagian
atau sektor
processing-
transaksi
input
antara
Jumlah
sektor
dalarn
bagian ini tidak ditentukan batas minimum
maupun
maksimumnya. ha1 ini tergantung dari kepentingannya yang
ingin dicapai dan tergantung pula pada dana, tenaga
dan
waktu yang dibutuhkan.
(2) Bagian
permintaan
berapa
jukkan
konsumen.
konaumsi
modal
akhir, merupakan tabel
penjualan yang
dilakukan
yang
menun-
kepada
Tabel ini terdiri dari beberapa lajur
pihak
yaitu:
rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan
tetap, perubahan stok dan ekspor. Bagian ini
me-
27
rupakan
bagian
analieis.
yang bersifat otonom,
perubahan
ditentukan
dalam
artinya
bagian maupun sub
model akan tetapi
didalam
bagiannya tidak
ditentukan
secara
otonom menurut keadaan ataupun keperluannya(3)
Bagian input primer atau nilai tambah brut0 atau
juga disebut sebagai value
3asa
ataa
produkei
added, merupakan nilai balaa
pemakaian input
primer.
eering
yang
berupa
faktor-faktor
3agian ini terdlri dari beberapa sub-
bagian yang dlsueun menurut barie seperti barie upah dan
gaji,
surplus uaaha, penyueutan barang modal dan
tidak langeung neto, kadang - kadang juga impor.
mengenai impor
ini tergantung bagaimana cara
pajak
Tetapi
memperla-
kukannya apakah secara kompetitif atau non kompetitifDengan
mengikuti penjelaaan terdahulu, arah
horizontal
(sektor baris) dalam tabel menunjukkan bagaimana output auatu
aektor
dialokasikan ke sektor-eektor lain dan arah
(sektor
maeing
-
lajur) menunjukkan perincian penggunaan
vertikal
input
maaing sektor yang berasal dari aektor lain-
dari
Dengan
demikian alokasi tersebut dapat dirumuskan aebagai berikut
menunjukkan bagaimana output
aatu
aektor
dialokaaikan
dialokaaikan.
Dalam ha1
untuk permintaan antara
dan aebagian untuk permintaan akhir
i n
dari
sebagian
salah
output
demand)
-(
(final damand).
Hubungan teraebut dapat ditulis dalam rumue aebagai berikut
f
j=1
:
Xij + Yi = Xi. untuk i = 1. 2.
---.----
:
28
dimana : Xi
xi3
= jumlah output sektor ke - i
= jumlah output sektor ke - i yang dlgunakan
sebanai input eektor ke
Yi
j
= jumlah permintaan akhir sektor ke
Sektn~.
U
input
-
-
i
menunjukkan penggunaan input antara maupun
primer yang diaediakan oleh sektor-sektor
pelaksanaan produkai.
lain
untuk
Hubungan tersebut dapat ditulia
dalam
rumus eebagai berikut :
f Xij
+ Yj
= Xj, untuk i = 1. 2. . . . ... .. ....
n= 1
dimana : Xj
= jumlah output sektor ke - j
Xij = jumlah input yang disediakan sektor ke - i
untuk produksi eektor ke - j
Kemudian dengan rnengintroduksikan aektor koefi~ieninput
teknia aij dari setiap sektor dimana aid
= Xij/Xj, maka dapat
dibentuk model input-output berdaearkan notasi matrik sebagai
berikut :
atau
I
dimana :
[I
-
=
A]
[I - A]-'
matriks berpangkat penuh
= matriks kebalikan Leontief
X
= vektor lajur nilai output (n
Y
= vektor lajur nilai permintaan akhir (n
A
= matrik dari koefisien input teknis ( n x n)
Dengan
bagai
x 1)
matriks kebalikan Leontief dapat
1)
x
digunakan
alat predikai dari setiap perubahan peubah
se-
1-(
ekaogen seperti permintaan akhir. terhadap sistim perekonomi-
an
secara
simultan.
Dari sinilah letak
kekuatan
prediksi
model input-output, sebagai contoh misalnya untuk perhitungan
pengganda
yang eangat berguna
)-(
dalam
analisie
dampak ekonorni baik lokal, regional maupun nasional.
Sehubungan
dengan tujuan penelitian ini
maka
kerangka
analisis yang diperlukan mencakup berbagai aspek seperti :
1 ) Pengganda permintaan akhir
[final s k m a n d multiDlier)
Analisis ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
seberapa
jauh pengaruh kenaikan permintaan akhir
sampai
sesuatu
sektor didalam perekonomian terhadap output sektor lainnya.
Pengganda permintaan akhir tersebut dapat didekati dengan rumus hitungan sebagai berikut
M F D j =
f
i= 1
ci, untuk
j
:
= 1, 2,
..............,
n (3)
dimana r
M F Dj
= penggandaan permintaan akhir sektor ke -
ci3
= [ I - A]-',
untuk tipe I yaitu matriks (n x n)
cij
= [I - A]-',
untuk tipe I 1 yaitu matrike
(n + 1) x
MFDj
j
(n + 1).
( I ) = koefisien pengganda permintaan akhir tipe I
sektor ke - j.
MFDJ ( 1 1 ) = koefisien pengganda permintaan akhir tipe I 1
sektor ke - j.
. .
2) Pengganda pendapatan (income multlDller)
Tujuan
dari perhitungan pengganda
pendapatan
untuk mengetahui aampai aeberapa jauh pengaruh
akhir
sesuatu sektor dalam suatu
adalah
permintaan
perekonomian,
terhadap
peningkatan pendapatan sektor yang bersangkutan.
Pendekatan dalam
perhitungan pengganda pendapatan da-
pat digunakan rumus aebagai berikut :
=
M Ij
dimana
CijhRj, untuk
f
i= 1
j
= 1.
2.
. . . - . . - - . . . ,n
I
MI j
= pengganda pendapatan sektor ke - j
h Rj
= koefisien pendapatan sektor ke - j
h Rj
= Y3/Xj
Yj = jumlah pendapatan yang diciptakan oleh
sektor ke - j
X j = jumlah output sektor ke
cij
= [I - A ] - '
-
j
(4)
MIj (I)
= pengeandaan pendapatan tipe I eektor ke - j
MI3 (11) = penggandaan pendapatan tipe I1 sektor ke
3) Pengganda tenaga kerja C
Analisis
u
m
-
j
L multiolier)
ini bertujuan untuk mengetahui sampai
esbe-
rapa jauh pengaruh permintaan akhir sesuatu sektor didalam
perekonomian
yang
terhadap keperluan tenaga kerja pada
bersangkutan.
Secara matematis ha1
ditulis dalam rurnus sebagai berikut
sektor
tersebut
dapat
:
dimana :
M L ~
= pengganda tenaga kerja sektor ke - j
'/j
= koefisien tenaga kerja eektor ke - j
-
L j = jumlah kesempatan kerja yang dapat dise-
diakan oleh sektor ke - j
X j = jumlah output sektor ke - j
= CI - A ] - '
ci j
MLj ( I )
= pengganda tenaga kerja tipe I sektor ke - j
MLj ( 1 1 ) = pengganda pendapatan tipe I 1 sektor ke -
4) Kaitan
katan
sektor
-tars sektor* Yang menunjukkan efek dari
pening-
permintaan akhir terhadap tingkat produksi
sektor-
tertentu.
rumus-rumus
berikut
J
:
(Lin.
Kaitan-kaitan
ini dapat dihitung
W - L & P.A. Yotopoulus.
1975)
dalam
sebagai
a) Kaitan kebelakang
yang
langsung (direct
m)
backwerd
rnenundukkan efsk dari euatu sektor tertentu
ter-
hadap sektor-sektor yang menyediakan input antara
bagi
sektor
tersebut,
permintaan
dapat dihitung denaan menggunakan
yang
berikut
B~
per unit kenaikan
rumus
total
eebagai
:
f
xi3
i= 1
= --- ------- =
5
f
-.., n
aij, unruk 3 = 1.2,
(6)
i=l
dimana :
B~
= kaitan kebelakang
Xi>
= banyaknya output
sektor ke - i
yang
digunakan
sebagai input oleh sektor ks- j untuk menghaeilkan output sebesar Xj
= unaur matriks koefisien input
aij
b) Kaitan
kedepan langsung (direct
menunjukkan
efek dari suatu eektor
sektor-sektor
output
Linkage)
tertentu
yang menggunakan sebagian
aektor
tereebut per-unit
kenaikan
total yang dapat dihitung sebagai berikut
Fi
=
f
j=1
terhadap
maupun
permintaan
:
xi3
--------- ,
untuk
1, 2,
Xi
dimana :
Fj
input
yang
= kaitan kedepan langaung
..-.....--......,n
(7)
XiJ = banyaknya
output
sektor ke - i
yang
digunakan
sebagai input oleh sektor ke - j untuk menghasilkan output sebesar Xj
Xi
= total permintaan output aektor ke - i (permintaan
antara dan akhir)
c) Kaitan
ke belakang tidak langsung
m)
yang
(indirect hackward
menunjukkan pengaruh tidak langaung
kenaikan
permintaan
akhir satu unit
sektor
terhadap
tingkat produksi sektor-aektor
dari
tertentu
lainnya
yang
pada tingkat pertama melalui sektor-sektor yang rnenggunakan output sektor tersebut eebegai input antara,
yang
dapat dihitung dengan menggunakan
rumus
sebagai
berikut :
dimana r
B Lj
= kaitan ke belakang tidak langsung
Ci j
= [I - A ] - ' ,
ke depan tidak langsung (indirect forward
d) Kaitan
-)
matrika kebalikan Leontief.
yang
menunjukkan pengaruh tidak
langsung
h
dari
kenaikan permintaan akhir aemua sektor terhadap tingkat
produksi tertentu, yank dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
F Li
-
f
cij, untuk
j=1
j
= 1, 2.
..............
n (9)
dimana :
F Li
= kaitan ke depan tidak langeung
Cij
= [I - A]-I
e) Daya penyebaran ke belakang
diaDer
-
(backward
&an) adalah indeke atau koefisien kaitan yang memberi-
kan
gambaran
ditimbulkan
oleh
unit permintaan akhir semua sektor terhadap ealah
eatu
sektor
tentang pengaruh yang
di dalam euatu perekonomian-
dapat dirumuskan sebagai berikut
Indeks
tersebut
I
untuk
dimana
r
= indeks atau koefisien kaitan yang menundukkan
/Bi
penyebaran ke belakang
= CI - A]-I
= jumlah sektor
Cij
n
= Pengganda output eektor-sektor lain
i=1
sektor ke
-
j
atau M Xi (backward rmiLf;FEUer)
f) Daya penyebaran ke depan (fornard~ o w e _ef
r
adalah
merupakan
memberikan
oleh
terhadap
indeks atau
koefisien
gambaran tentang pengaruh yang
)-
kaitan
yang
ditimbulkan
satu unit permintaan akhir auatu aektor
terhadap
35
eemua
eektor di dalam suatu perekonomian-
Indek
ter-
sebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
= untuk i = 1.2, ..., n (11)
dj =
1
n
i=l
j=l
dimana :
dj
= indeks atau koefisien kaitan yang
menunjukkan
penyebaran ke depan .
-
Ci3
= [I
n
= jumlah sektor
A]-I
f
Cij = pengsanda output darl asktor ke i=l
M Xj
Dari
(-
j atau
multiDlier)
ke
rumue daya penyebaran ke belakans dan
maka apabila nilai indeks,,&i
dari sektor ke-i tinggi, ha1
ini menunjukkan bahwa eektor tersebut mernperoleh
dari
sektor
depan
lainnya juga tinggi atau
dengan
pengaruh
kata
lain
bahwa sektor tersebut sangat peka terhadap pengaruh sektor
lainnya.
Selanjutnya apabila indekadj dari sektor ke-j tinggi.
ha1
ini berarti bahwa pengaruh sektor
tereebut
terhadap
sektor lainnya juga tinggi.
Dalam penelitian ini maka tabel input-output yang akan
diausun adalah model statik terbuka dengan periode
kuran aatu tahun yaitu selama tahun 1983-
pengu-
Penerapam analisie ekonomi mengarah pada berbagai
gori, berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dan
assumai daaar yang dibuatnya.
Pada penelaahan
kate-
assumsi-
Input-Output/
interinduetri-,digunakan 3 bentuk yang berbeda yaitu :
1. Analieie etruktur ekonomi
2. Rumuean pelakeanaan program
3 . Prediksi mengenai kejadian mendatang
Analisie
etruktural dirancang guna
menyatakan kekayaan
dari model tertentu atau prinsip ekonomi dalam hubungan
sua.
Untuk tujuan ini biasanya keinginan
yang bereifat ab-
atrak dari faktor-faktor yang tidak penting berkaitan
mekaniarne
paribua-
khu-
penelitian, seringkali digunakan
dengan
assumai citeris
Dalam model terdapat kornpleksitaa, terutarna hal-ha1
penting yang berkaitan dengan hubungan antara parameter-parameter. Penelitian dari beberapa interakai untuk berbagai
lai hypothesis dari peubah bebas,
tural.
dinamakan analiais
ni-
etruk-
Contoh yang sangat jelas adalah atudi yang dilakeana-
kan oleh SAMUELSON mengenai hubungan
mult.lDll.er acceleratar.
yang dalam sistim stabilitas rnenunjukkan adanya nilai
gantungan dari
analieie
kedua parameter.
struktural
adalah
Dalam
keter-
input-output, bentuk
akibat dari
peningkatan ekepor
pada industri tertentu atau faktor produksi tertentu.
Rumusan
program
bagi pemerintah atau perueahaan membu-
tuhkan suatu analisie akibat dari
tu,
bentuk pelaksanaan terten-
pada peubah-peubah tertentu pula.
Secara umum model ini
-
37
mencakup
paling tidak bagian dari aistim ekonomi
dianalieie
kebijakan
masyarakat yang mencita-citakan tingkat kehidupan yang
lebih
baik sehingga keae~ahteraannyamakin meningkat- Sebagai
pen-
cerminan dari keinginan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan tersebut, maka maayarakat baik secara individual
harua mampu bekerja keras dan
keeeluruhannya
alokasi
kepada
sumber-aumber daya yang dimilikinya
maupun
mengefisienkan
untuk
mengarah
peningkatan kehidupannya baik yang bersifat
material
maupun non-material.
Seperti
halnya Negara-Negara Sedang Berkembang
lainnya
Indonesia yang merasa ketinggalan dalam kemajuan kehidupannya
pada
periode sesudah tahun 1966 secara aietimatie telah
me-
rencanakan pembangunannya dan dituangkan dalam bentuk serangkaian
Repelita dengan tujuan untuk mengejar
ksterbelakangan
dari
kekurangan
negara-negara yang telah
maju.
pembangunan tersebut dimulai sejak masa rehabilitasi
sekitar
tahun 1966/1967 sampai Repelita
I
tahun
dan
Usaha
ekonomi
1969/1970
hingga Repelita IV sekarang iniHasil pembangunan selama ini menunjukkan adanya
pening-
katan pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan dalam meningkatnya
Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun. Namun
kian,
tujuan
pembangunan teraebut tidak
hanya
ingin
meningkatkan pertumbuhan ekonomi aaja,
demi-
semata-mata
melainkan
yang aangat penting adalah memperhatikan pemerataan haeil-
ha1
2
hasil pembangunan dalam aetiap aapeknya kepada aetiap anggota
maayarakat. Oleh sebab itu tujuan pembangunan yang hendak dicapai
khueusnya
pembangunan ekonomi, harua
mencakup
pertumbuhan dan pemerataan dalam arti yang luaa baik
aspek
pemera-
taan pendapatan untuk aetiap anggota maayarakat maupun
peme-
rataan pembangunan yang mencakup aeluruh wilayahSejak Repelita I1 kebijakan Pemerintah dalam ha1
tuan
atrategi
pentingnya
dengan
pembangunan jangka pan3an.s.
pembangunan
regional
dalam
telah
menyadari
kerangka
kaitannya
pembanmnan naaional. Sejalan dengan ~ t r a t e g i terae-
but, maka selanjutnya upaya pembangunan memerlukan
terhadap
beberapa aapek khuaus untuk
pembangunan
regional
aecara
tujuan
selektif
penyeauaian
1-(
menangani'
dengan
fungaional
dalam
pertanian
yang lebih tepat
aiatem
tata
ruang
terhadap
antara
melakukan
hubungan
pusat-pueat
("a
urban
di wilayah pedesaan dengan kota-kota
terg") ang merupakan
perhatian
menyeimbangkan
maaalah-maealah daerah minus dan terbelakang serta
c
penen-
pusat paaar haail produkai pertanian.
Dalam pelakaanaannya Pemerintah telah menempuh kebijakan
pembangunan
khususnya
regional
melalui
proyek-proyek yang
beralfat
yang potensial akan berdampak kepada
dari
wilayah yang terbelakang
sektoral,
pengembangan
dimana
pemanfaatan
sumberdaya alamnya maaih dapat ditingkatkan. Dalam
tersebut
diuaahakan agar antara proyek-proyek
aektoral
regional maaing-masing tidak lagi berdiri aendiri,
aatu
sama
lain harue aaling mendukung dan
kebijakan
aaling
dan
melainkan
mengisi.
Salah aatu uaaha pembangunan aektoral yang harua dilakaanakan
3
adalah pembangunan yang kiranya akan mempunyai pengaruh
untuk merambat kepada
pembangunan wilayah tersebut
mempunyai dampak multiDlier yang bermanfaat bagi
regional f&=mY=ind aide
kuat
aehingga
pembangunan
Kegiatan yang dilakaanakan
oleh
Pemerintah aejak Repelita I aampai dengan eekarang
yang
mampu
pembangunan
kapaaitaa
menciptakan dampak semacam
itu
adalah
irigaei dengan eaaaran utama guna
lahan yang terbatas untuk
ini
melalui
mengembangkan
mendukung
pengembangan
pertanian pangan.
Sebagaimana
diketahui bahwa untuk
pangan bagi penduduk,
maka
mencukupi
kebutuhan
produkai pangan khususnya
harus meningkat sekurang-kurangnya sejalan dengan
beras
meningkat-
nya jumlah penduduk. Sedangkan dilain pihak areal sawah
ada
senantiaea berkurang sebagai akibat
perumahan,
adanya
pernbangunan
Oleh
sebab
itu pembangunan irigasi sangat penting peranannya baik
dili-
hat
dari
jalan, industri dan lain aebagainya.
yang
eumbangannya kepada
pembangunan
nasional
maupun
regional.
Pelaksanaan
proyek irigasi biasanya
melalui
perluasan
areal pertanian khususnya sawah yang sudah ada untuk
katkan
kapasitas pengairannya yang rnenghasilkan
diting-
peningkatan
intenaitas tanam. Di samping itu proyek irigasi juga meliputi
usaha
eketsnsifikasi
atau perluaaan areal
pertanian
baru.
yang merupakan salah satu usaha yang dilaksanakan sejak Repelita I 1 1 sebagaimana diamanatkan dalam GBHN 1978- Selanjutnya
pembangunan
Pertanian Tanaman Pangan mulai Repelita I 1 1
di-
laksanakan melalui usaha-usaha pokok intenaifikaai, ekstensi;
4
fikasi,
divereifikaei
dan
rehabilitasi.
Uaaha
pembukaan
areal persawahan baru melalui pencetakan aawah eebagai bagian
ekstensifikasi memperoleh prioritae tinggi untuk
dari
dita-
ngani mulai Repelita 111, agar dapat mendukung ueaha intenaifikaei aelanjutnya.
Dieamping itu sejak Repelita I dan Repe-
lita
I1 pembangunan irigaei eudah banyak
oleh
maayarakat maupun Pemerintah yang
untuk
dilakaanakan
memberi
kemungkinan
menambah areal persawahan baru. Tetapi apabila
ngunan
irigasi
pemba-
dengan
usaha
pencetakan sawah yang aebenarnya dapat menyerap tenaga
kerja
maupun
teraebut tidak segera diikuti
baik
peningkatan kapaeitas lahan untuk
inveatasi
berproduksi,
yang sudah dikeluarkan untuk pembangunan
menjadi tidak bermanfaat. Vntuk mengatasi
irigaai
jaringan
persoalan
ini, sejak Repelita 111, pemerintah telah menetapkan
pencetakan aawah baru seluas 350.000 hektar
deral
Pertanian
saearan
I
Tanaman Pangan, 1979).
saearan
(Direktorat Jen-
Sehubungan
pencetakan eawah baru tereebut maka
telah ditetapkan easaran Perbaikan dan
maka
dalam
dengan
Repelita
Peningkatan
Ja-
ringan Irigasi eeluae 530.000 hektar dan Pembangunan Jaringan
Irigasi
Baru seluas 700.000 hektar (Direktorat Jenderal
ngairan
1979 ) .
.
Dengan
dibangunnya proyek-proyek irigaai tersebut
Pe-
akan
memberikan kesempatan kerJa dan peningkatan pendapatan secara
langsung serta keeempatan yang lebih luae dalam usaha mengembangkan kegiatan-kegiatan produksi lainnya- Peluang
tersebut
khusuenya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang erat
kaitannya
dengan pertanian, termasuk menangani kegiatan
pe-
5
nyaluran input dan output pertanian aerta jaea-jasa lain
ae-
baeai akibat dari dampak pembangunan irigaei di suatu wilayah.
Sebagaimana
eektor
penting
sebagian
diketahui bahwa sektor Pertanian
dalam pembangunan ekonomi
besar masyarakat
merupakan
Indonesia
terutama yang tinggal
karena
dipedesaan
dan mempunyai lahan aempit memperoleh pendapatan dari
eektor
ini dan hampir tiga perlima dari angkatan kerja adalah petani
(Sensus Pertanian 1983).
Salah satu wilayah yang relatif masih terbelakang
jika
dibandingkan dengan wilayah-wilayah disekitarnya adalah wilayah
Banten.
Wilayah ini yang secara
administrtif
termasuk
bekas Karesidenan Banten, merupakan bagian dari Propinsi Jawa
Barat
yang
tergolong kurang
berkembang
jika
dibandingkan
dengan daerah lain di propinsi tersebut bahkan
lainnya di pulau Jawa.
daerah-daerah
Keterbelakangan ini disebabkan antara
lain
kondisi fisik sumberdaya lahan di wilayah tersebut
rang
mendukung.
Hal ini diperkuat dengan
keterangan
kubahwa
sebagian besar topografi wilayah teraebut bergelombang eampai
di mana sekitar 26 % tanah yang ada
berbukit,
terdirf
jenis tanah podsolik merah kuning yang merupakan
yang
miskin
hara yang peka terhadap erosi
Teluk Lada 11.
1980)-
merupakan e m b e r
sektor-sektor
selanjutnya
wilayah
tersebut
tanah-tanah
(Proyek
Irigasi
Dengan demikian sektor Pertanian
yang
mata pencaharian utama bagi penduduk maupun
pendukung lainnya tidak rnampu
menyebabkan terbentuknya
men3adi
dari
terbelakang.
Namun
berkembang
struktur
perekonomian
demikian,
masih cukup tersedia sumberdaya alam
dan
di
wilayah
yang
berguna
6
untuk pengembangan pertanian aeperti lahan yang cukup
serta sungai yang dapat menyediakan air irigaai.
sumberdaya
kurang
pangan.
teknologi dibidang
Akan tetapi
oDtirmlm
karena
pertanian
tanaman
yang ada belum diusahakan secara
berkembangnya
landai
Ueaha yang dilakukan untuk pengembangannya, diperlu-
kan adanya persyaratan irigaei yang baik. karena aistim
gasi
(sawah) akan lebih menguntungkan
sistim
pertanian
pertanian
secara
dibandingkan
lahan kering. Disamping
tanaman pangan akan memberikan
lokal dari
aFde
dan
pengembangan
dampak
. .
multlDller
akan
lain untuk memberikan eurnbangan
ter-
hadap pembangunan regional. Salah satu proyek yang
strategis
adalah pengembangan irigasi, karena irigaai merupakan
rana
dengan
diharapkan
-:
menarik komoditi/sektor
strateev
itu
iri-
bagi kemungkinan pemasukan teknologi dibidang
praaapertanin
tanaman pangan.
Kegiatan pernbangunan irigasi dengan inveetaei yang cukup
beaar telah dilaksanakan di Wilayah Banten yaitu Proyek
Teluk Lada I yang dimulai dari tahun
gasi
1976/1977
Irisampai
dengan 1982/1983 dan kemudian dilanjutkan dengan Proyek
gasi Teluk Lada I 1 (Cibaliung) yang dirnulai dari tahun
1982 sampai dengan tahun 1986/1987.
Proyek Irigasi
Iri1981/
tersebut
memperoleh bantuan pinjaman dari Bank Pembangunan Aaia ( A D B ) .
Selain
tertekan
(
wilayah
d
i
i
wilayah ini terdapat
Banten di atae merupakan
secara keseluruhannya.
-)
perbedaan antara
Selatan (intra reaional -1,
karena
wilayah
yang
juga
di
Sub wilayah Utara dan
dimana Sub wilayah
wilayahnya lebih landai dan secara
lokasional
Utara
lebih
menguntungkan
(lihat lampiran 1). Oleh aebab
itu
bagaimana
caranya agar maayarakat yang miekin dan berpendapatan
di sebelah Selatan tereebut dapat ditingkatkan
Salah
satu upaya
kehidupannya.
yang harus dilakeanakan adalah dengan
ninskatkan kesempatan kerja
fui
rendah
peningkatan
dan pendapatan masyarakat
produkai pertanian
tanaman
me-
mela-
pangan
dengan
dibangunnya sarana irigasi di sebelah SelatanUntuk kegiatan itu perlu diketahui terlebih dahulu
tan
antar
eektor
ekonomi
-1,
(-
kaitan
tenaga kerja
pendapatan
eektor
kaitan
(m)
baik
(backwArd
kebelakang
m)
dan
-(
(income asneration
kaitan
kedepan
-).
kaitan
aerta
-)
tingkat
kaitan
ekonomi lainnya yang dianggap penting untuk
kai-
antar
perenca-
naan ekonomi wilayah.
Selanjutnya model analiais "Input-Output" yang
formasikan
dapat
kedalam Program Linier
menjawab persoalan-peraoalan
maksimumkan
disamping
kaitan
usaha
antar aektor
maksimisasi guna
ditrane-
(m
)-
akan
tersebut dengan cara
ekonomi.
mencapai
Namun
tujuan
me-
demikian
diatae,
perlu diperhatikan juga masalah distribusi pendapatan wilayah
tersebut (reeional income )Dengan adanya
akan
dapat
proyek irigaai
di wilayah ini diharapkan
memberikan dampak poaitip
ekonomi wilayah.
akibat adanya
terhadap
pertumbuhan
Timbulnya kegiatan-kegiatan ekonomi eebagai
proyek tereebut akan dapat mendorong
kegiatan
kegiatan lainnya, sehingga pertumbuhan ekonomi akan lebih meningkat lagi-
Salah satu tujuan utama pembangunan irigasi a-
8
dalah untuk meningkatkan intensitae tanam -(
)
dan dengan menerapkan teknologi yang lebih maju maka
tivitas lahan akan meningkat dan akhirnya produkai
juga meningkat-
produkpertanian
Sebelum dibangunnya jaringan irigasi,
seba-
gian beaar lahan-lahan didaerah ini terdiri dari alang-alang.
padang
rumput dan semak-semak aerta tegalan-
ngunnya
Setelah
diba-
jaringan irigasi, lahan-lahan tersebut berubah
rnen-
jadi eawah ha1 ini akan meningkatkan keeempatan kerja, menambah
produksi tanaman pangan khusuenya padi dan palawija
dan
akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat baik lokal maupun
regional.
Dengan rneningkatnya produksi padi dan palawija selanjutdnya
akan memerlukan produk dari kegiatan-kegiatan lain
se-
bagai input, ha1 ini akan mendorong tumbuhnya atau meningkatnya sektor-sektor lain sebagai penyedia input- Hal yang
akan
terjadi
palawija
maka
yaitu dengan meningkatnya
akan rnendorong
tumbuhnya
atau sektor lain untuk mengggunakan
gai
input.
keterkaitan
produksi
padi
dan
kegiatan-kegiatan
komoditi tersebut
Keadaan seperti ini akan mempengaruhi
antara
same
satu sektor dengan eektor
seba-
perubahan
lainnya
yang
rnembentuk struktur ekonomi di wilayah tersebut.
Penelusuran dampak terhadap keterkaitan antar sektor dalam sistim ekonomi merupakan
ha1 yang sangat penting.
Untuk
mengetahui sampai seberapa jauh
dampak proyek irigasi terha-
dap sistim perekonomian wilayah
maka
kan. Sebagai
obyek
Lada I1 (Ciba1iung)-
penelitian adalah
penelitian ini dilakuProyek Irigaei
Teluk
Wilayah Banten merupakan bagian dari Propinei Jawa Barat
yang
tergolong wilayah terbelakang jika dibandingkan
wilayah-wilayah
lain
di propinai tersebut,
daerah lainnya di pulau Jawa.
tahan
maeing
Dua
Kabupaten
yaitu
daerah-
Secara administratif
wilayah Banten ini terdiri dari 4
kabupaten
bahkan
pemerin-
kabupaten.
Tangerang dan Serang dimana banyak
maeing-
dan
Lebak-
daerah
pantai
Tangerang. Serang, Pandeglang
terletak di bagian Utara atau
dengan
terdapat
kegiatan
sektor induatri, sedangkan dua kabupaten lainnya yaitu Pandeglang dan Lebak terletak di bagian Selatan atau daerah
peda-
laman yang sebagian besar merupakan daerah pertanian.
Permaaalahan pokok yang dihadapi oleh wilayah Banten ini
dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
( 1 ) yang berkaitan
ngan maealah-maaalah makro, seperti kependudukan.
de-
kesempatan
kerja, pendapatan dan pertumbuhan ekonomi eerta (2) yang berkaitan dengan maealah-masalah mikro, seperti aumberdaya lahan
dan air, teknologi, prasarana dan tradiei maeyarakat.
Antara
perrnasalahan
saling
makro
dan mikro aaling
berkaitan
dan
mempengaruhi, aehingga untuk mengataai permasalahan
tersebut
kedua-duanya harua diaeleeaikan baik pada tingkat makro
mau-
pun tingkat mikro.
Adapun masalah-maealah yang dihadapi oeh wilayah
Eanten
secara keseluruhan dapat digambarkan aebagai berikut:
1. Jumlah penduduk pada tahun 1983 adalah 4-146.178 orang de-
ngan tingkat kepadatan 479 orang per km 2
.
jumlah angkatan
10
kerja 2.250-545 (54.28 % )
dan tingkat. pengangguran sebesar
2.71% dari jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dari
tahun 1981-1983 rata-rata eebesar 2.68 %.
Apabila
diban-
dingkan dengan propinsi Jawa Barat maka tingkat
kepadatan
pada tahun yang sama eebesar 635 orang per km2
penduduk
dengan
laju perturnbuhan penduduk pada periode
aebeear
1.50 %.
yang
aama
Persentaee penduduk wilayah Banten
pada
tahun 1981 yang bekerJa di sektor Pertanian sebesar 76.29%
sedangkan
untuk
Propinai Jawa Barat dan
Indonesia
pada
tahun yang mama masing-rnaaing eebesar 46,75 X dan 54.71 %.
(BPS. Penduduk 1980-1983 dan Statiatik Jawa Barat 1983).
2.
Berdaaarkan data dari Kantor Statiatik Propinsi Jawa Barat
dan
Badan
Perencanaan Pembanguhan Daerah
Propinsi
Jawa
Barat tahun 1985, yang membagi Propinsi Jawa Barat menjadi
7 Wilayah Pembangunan rnasing-masing Wilayah Banten.
bek,
Sukabumi. Bandung Raya. Priangan Timur. Cirebon
dan
ternyata PDRB riil wilayah Banten (diluar
Ta-
Purwasuka,
ngerang)
menduduki
piah,
Bota-
pada tahun 1981 dengan harga konstan tahun
peringkat ke 6 yaitu sebesar 217.13 milyar
1975
ru-
sedikit diatas PDRB riil Wilayah Sukabumi yang men-
duduki peringkat ke 7 yaitu sebesar 119.66 milyar rupiah.
3 - Pada tahun 1982 PDRB Wilayah Banten dengan harga yang ber-
laku
eebesar 899.448 milyar rupiah sedangkan
untuk
pinsi Jawa Barat eebesar 7-757.757 milyar rupiah.
pro-
Hal ini
berarti bahwa kontribusi PDRB Wilayah Banten terhadap PDRB
Propinai Jawa Barat pada tahun 1982 sebesar 11,59 %.
dangkan pendapatan per kapita untuk penduduk Wilayah
SeBan-
ten
dan penduduk Propinsi Jawa Barat pada tahun
sebesar 219.997 rupiah dan 280.084
masing-ma.sing
Laju pertumbuhan ekonomi Wilayah Banten
-
tersebut
-
rupiah-
antara tahun 1979
rata-rata sebeear 8.6 % per tafiun, eedangkan untuk
1983
Propinei
Jawa Barat pada periode yaqg sama sebesar 8.2
%
per tahun (Kantor Statistik dan Bappeda Jawa Barat. 1983).
4.
Kondisi fiaik sumberdaya lahan di wilayah tereebut terdiri
dari 16% jenis tanah hydromorphic alluvial, 39%
19 % regosol dan 26 % podsolik merah kuning.
alluvial.
Jenis
tanah
podsolik merah kuning ini merupakan tanah-tanah yang
kin dan peka terhadap erosi.
ngan antara 5
-
50 %
Lahan Fni
mis-
mempunyai kemiri-
dengan topografi bergelombang bahkan
sampai
berbukit, ha1 ini akan mempercepat
Sistim
konservasi lahan yang paling efektif
proses
erosi-
dan
efisien
adalah merubah lahan tersebut menjadi sawah, karena
aawah
dengan aistim pematang akan dapat menekan eroei eampaf 0.
5 - Kondisi prasarana jalan terutama jalan deea di wilayah ini
sebagian
besar tergolong kurang baik/rusak, ha1 ini
akan
mempengaruhi mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat
lain, terutama dalam memasarkan produk pertanian.
akibat
lebih lanjut adalah perkembangan
Sebagai
perekonomian
di
wilayah ini menjadi lambat.
6.
Kondisi masyarakat yang sebagian beaar lamban bahkan
cen-
derung
akan
tidak mudah menerima teknologi baru, ha1 ini
mempengaruhi pula masuknya investasi ke wilayah
Di
wilayah
ini terutama Kabupaten Pandealang
tersebut.
dan
maeih banyak dijumpai sistim perladangan berpindah
pola pertanian subsisten.
Lebak
dengan
12
Dengan
saimana
melihat berbagai masalah yang dihadapi maka
ueaha yana harus dllakukan agar Wilayah Banten
bayang
tergolong wilayah terbelakang ini mampu mengejar ketinggalannya
dan
menyeimbangkan pembangunan antar
Indonesia-
wilayah
lain
Bagaimana melakukan pilihan-pilihan prioritae in-
vestaai terhadap sektor-sektor yang ada agar dapat
pat
di
pertumbuhan
ekonomi wilayah, dan bagaimana
memperceuaaha
yang
harus ditempuh agar sumberdaya alam yang ada dapat dimanfaatkan secara optimalApabila
Wilayah Banten distratifikaaikan menjadi
2
sub
wilayah yaitu Sub wilayah bagian Utara yang mencakup
Kabupa-
ten
Selatan
Tanggerang dan Serang serta Sub wilayah
yang
bagian
terdiri dari Kabupaten Pandeglang dan Lebak maka
kedua
sub wilayah teraebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
1.
:
Sub wilayah bagian Utara pada tahun 1983 mempunyai jumlah
penduduk 2.725-865 orang atau 65.74 % dari total penduduk
2
934 jiwa/km
Wilayah Banten, dengan kepadatan penduduk
laju pertumbuhan penduduk dari tahun 1981-1983
rata-rata
sebeaar
3.20 X
sebesar
54.85 % dari jumlah penduduk Sub wilayah
bagian
Utara.
Rata-rata penguasaan lahan pertanian per
Kepala
Keluarga
aawah
Selatan
(KK)
dan
per tahun dengan jumlah
angkatan
sebesar 1,49 Ha yang terdiri
lahan kering.
Sedangkan Sub
wilayah
lahan
bagian
jumlah
penduduk
1 - 4 2 0 - 3 1 3 orang atau 34.26 % dari total jumlah
penduduk
2
jiwa/km .
Wilayah
pada tahun yang sama rnempunyai
dari
kerja
Banten dengan kepadatan penduduk
248
Laju pertumbuhan penduduk pada periode yang eama
sebeaar
13
2.16
per tahun dengan jumlah angkatan
%
kerja
sebeaar
53.02 % dari jumlah penduduk Sub wilayah bagian
Selatan.
Rata-rata penguaeaan lahan per Kepala Keluarga (KK) eebe1,98 Ha yang terdiri dari lahan eawah dan lahan
sar
ring.
(Kabupaten Tanggerang. Serang.
Pandeglang.
ke-
Lebak
dalam Angka. 1983).
2-
Berdaearkan
bagian
data
Utara
70.15
%.
sektor
tahun 1981 maka penduduk
yang bekerja
di
Sub
wilayah
sektor Pertanian sebesar
di sektor Industri, sektor Reetoran dan
Listrik
Gas dan Air Minum serta
Hotel.
sektor Bangunan
%.
Se-
dangkan sub wilayah bagian Selatan pada tahun yang
sama,
penduduk yang bekerja di sektor
82,42
sebesar
%,
16.73 % dan di sektor Perdagangan 8,00
Pertanian eebesar
di sektor Industri, sektor Restoran dan Hotel
Listrik. Gas dan Air Minum serta sektor Bangunan
9,09
%
dan di sektor Perdagangan sebeaar 3.25
sektor
sebesar
(Kantor
%
Statistik dan Bappeda Kabupaten. 1981)
3-
Produk
dasar
Domestik
harga
Regional Bruto (PDRB) tahun
yang berlaku rnenunjukkan
bahwa
atas
1982
persentase
komposisi kelompok sektor yang mernbentuk PDRB Sub wilayah
Per-
bagian Utara terdiri dari sektor Primer (Pertanian.
tambangan. Penggalian) sebesar 26.24 %.
Sektor
Sekunder
(Industri. Listrik. Gas dan Air Minum, Bangunan. Reetoran
dan Hotel) sebesar 32.06 % ,
sektor Tertier
(Perdagangan.
Angkutan, Lembaga Reuangan dan Jasa-Jasa sebesar 41,71 %.
Laju
pertumbuhan
PDRB dari tahun 1979-1982
atae
harga yang berlaku, rata-rata pertahun sebesar 9.60
daear
%
dan
pendapatan
per
kapita
atae daear
232.542.-.
Sedangkan
harga
Sub
yang
berlaku
sebesar
RP.
Selatan
pada tahun yang sama, persentase kompoeisi
wilayah
bagian
atas dasar harga yang berlaku terdiri dari eektor
sebesar
45,Sl
%,
Tertier 34,60 % eama
sektor Sekunder 24.50
%
PDRB
Primer
dan
sektor
Laju pertumbuhan PDRB pada periode yang
atas daear harga yang berlaku, rata-rata per
tahun
sebesar 7.60 % dan pendapatan per kapita atas dasar harga
yang berlaku sebesar Rp. 207.452.-.
Perbedaan yang tidak begitu besar dari persentase
Sekunder
yang mernbent.uk PDRB antara
sektor
Sub wilayah
bagian
Utara dan Sub wilayah bagian Selatan dikarenakan Industri
baja Cilegon tidak diperhitungkan dalam pernbentukan
Sub wilayah bagian Utara.
dimasukkan
sektor
Apabila Industri baja
dalam perhitungan, maka perbedaan
PDRB
Cilegon
persentase
Sekunder antara Sub wilayah bagian Utara dan
wilayah
bagian Selatan lebih besar.
(Bappeda
Sub
Kabupaten
Tangerang, Serang. Pandeglang, Lebak. 1983)4.
Sumberdaya lahan di Sub wilayah bagian Utara pada urnumnya
terdiri
jenis
Sub
dari
lahan-lahan
dengan topografi datar dengan
tanah podsolik merah kuning k 12 %,
wilayah
lahan-lahan
bagian Selatan pada
umumnya
sedangkan
terdiri
dengan topografi datar, bergelombang
Kondisi
praaarana perhubungan (Jalan) pada
bagian Utara terdiri dari jalan dengan
Sub
dari
sampai
berbukit, dengan jenis tanah podsolik rnerah kuning
5-
di
26
%.
wilayah
kualifikaai
(aapal), sepanjang 443,462 km, jalan sedang (kepikil
baik
clan
15
km. jalan rusak (tanah)
pemadatan) eeganjang 241.893
panjang
176,821 km.
Selatan
terdiri
Sedangkan
pada
0e-
Sub wilayah bagian
dari 3alan baik sepanjang
km.
195.325
jalan sedang 143.185 km dan jalan ruaak sepanjang 109.625
km (Kantor Stateiatik Propinsi Jawa Barat. 1983).
Untuk
jelasnya, lihat pada lampiran 1.
Apabila
dilihat dari uraian diatas, ternyata bahwa
wilayah
bagian Utara dalam berbagai ha1 lebih unggul
dingkan
dengan Sub wilayah bagian Selatan.
diperlukan
inter
adanya
usaha-usaha untuk
Oleh
rneratakan
Sub wilayah agar tfngkat pertumbuhan
Sub
diban-
sebab
itu
pernbangunan
regional
keseluruhan mencapai optimum dalam arti terjadinya
secara
interaksi
intra wilayah.
inter Sub wilayah (inter
Analisis
secara teoritis
memerlukan
sebenarnya
analisis intra regional,
ditinjau dari sifat data yang tersedia dan
lisis
rnaka
regional
dalam ha1 ini
dilakukan
tetapi
kompleksnya
analisis
ana-
Input-Output
saja dengan memperhatikan perbedaan intra
regional
yang rnengacu kepada kegiatan sektor-sektor yang
bersangkutan
seperti sektor Industri dan sektor Jasa dominan
di Sub wila-
yah
bagian Utara, sedangkan sektor Pertanian dorninan di
Sub
wilayah bagian SelatanDengan
rnelihat
berbagai
maealah
yanp
dihadapi
maka
bagaimana usaha yang harus dilakukan agar Wilayah Banten yang
tergolong wilayah terbelakang ini rnampu mengejar ketinggalannya
dan
Indonesia.
menyeimbangkan pernbangunan antar
Bagairnana
melakukan
wilayah
pilihan-pil-ihan
lain
di
prioritas
16
investaei terhadap sektor-sektor yang ada agar dapat
cepat
pertumbuhan ekonomi wilayah dan bagaimana
rnemper-
usaha
yang
h a m s diternpuh agar sumberdaya alam yang ada dapat dimanfaatkan eecara optimal dengan berdasarkan prinsip pilihan
dap
kegiatan-keglatan yang mempunyai
keunggulan
terha-
komparatif
C-advantaee).
Dengan adanya Proyek Irigasi Teluk Lada I1 yang
kan inveataai praaarana
ngun
di
naikan
dibidang pertanian pangan yang diba-
Sub wilayah bagian Selatan bagaimana
permintaan
eektor-aektor
akhir sektor
lainnya.
merupa-
Pertanian
pengaruh
terhadap
ke-
output
Perambatan dampak dari kenaikan
per-
mintaan akhir sektor Pertanian khueusnya Padi teraebut apakah
akan
menyebabkan
terjadinya perubahan
tingkat
keterkaitan
antar sektor-sektor dalam sistim perekonomian wilayahselanjutnya bagaimanakah dampak dari proyek irigaei
atruktur
busi
ekonomi,
kesempatan kerja, pendapatan dan
pendapatan regional dalam sistim
perekonomian
Untuk
terhadap
diatriwilayah
tersebut.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin
dampak
dari Proyek Irigaai Teluk Lada I1
ekonomi,
mengetahui
terhadap
kesempatan kerja, pendapatan dan diatribuai
atruktur
penda-
patan regional wilayah penelitian.
Secara
berikut
:
apeaifik tujuan teraebut dapat
dirinci
aebagai
17
(1) Menyusun tabel Input-Output dari 4 kabupaten dalam
Wila-
Banten tahun 1983, untuk mengetahui hubungan
yah
ketergantungan
antar
sektor dalam
siatim
aaling
perekonomian
wilayah tersebut(2) Makaimisaai
Kaitan ke Depan, Kaitan ke Belakang.
Tenaga Kerja dan Kaitan Tingkat Pendapatan
nf -1
Kaitan
(maximization
aeluruh aektor untuk menentukan alokasi
aum-
berdaya yang menguntungkan.
(3) Mengetahui
dampak Proyek Irigaai
terhadap
perekonomian
wilayah terutama:
a) dampak
terhadap
perubahan permintaan akhir
beberapa
terhadap
perubahan struktur
Domeatik
sektor
b) dampak
Produk
dan distribusi pendapatan regional
dampak terhadap peningkatan kesempatan kerja dan
C )
pen-
dapatan masyarakat
d) dampak terhadap perturnbuhan ekonomi regional.
Hasil
para
penelitian
ini diharapkan akan
bermanfaat
bagi
Pusat
pengambil keputusan baik ditingkat Daerah maupun
dalam menetapkan kebijakan pembangunan wilayah, baik pilihanpilihan terhadap kegiatan atau sektor pembangunan pada
umum-
nya maupun pilihan terhadap rencana pembangunan irigaai
susnya
optima1.
dan pengalokasian sumberdaya dan sumber
dana
khu-
secara
Laporan
I.
Bab
penelitian ini dibagi dalam tiga belas Bab yaitu:
Pendahuluan, berisi uraian
eingkat
mengenai
latar
belakang, permasalahan eerta tujuan dan kegunaan penelitian.
Pada
raikan
Bab 11, Kerangka Teoritie Pemilihan Model,
tentang teori input-output,
penggunaan
sistim perekonomian dan optimiaaei
dalam
mengu-
input-output
keterkaitan
antar
sektor Bab 111,
metode
Metodologi Penelitian beriei
uraian
klasifikasi sektor, metode pengumpulan
penarikan
kripsi
data,
dan
Lokasi Proyek Irigaai,
metode
Bab IV.
contoh dan penetapan lokasi contoh.
Wilayah
menpenai
berisi
Deauraian
mengenai deskripsi wilayah dan lokasi proyek irigasi. Bab
Model
Analisis menyajikan penyusunan tabel input-output
V.
dan
kerangka model analisis.
Pada
bahasan
didalamnya
etruktur perekonomian Wilayah Banten dan
analisis
yang menyangkut ketergantungan antar sektor,
antar
tiap
mengemukakan
tentang hasil-haeil penelitian. termasuk
penyadian
lain
Bab VI. Haail Analisis Input-Output,
eektor, pengaruh kaitan antar sektor, daya
sektor
septa
pendapatan
dan
distribusi
pengganda
penyebaran
pengapatan
regional.
Bab
Sektor,
VII,
Haeil Analieis Optimisaai
mencakup maksimisasi kaitan ke depan,
tenaga kerja dan pendapatan.
Akhir
Keterkaitan
ke
Bab VIfI. Perubahan
beberapa sektor sebagai akibat adanya
antar
belakang.
Permintam
Proyek
Irigasi
19
Lada 11 beriai uraian mengenai kegiatan-kegiatan
Teluk
yek,
kegiatan-kegiatan
adanya
pembangonan
baru
yang
timbul
eebagai
proyek dan kegiatan-kegiatan
pro-
akibat
lain
yang
akan hilang sehubungan dengan adanya proyek.
Bab
IX,
Perubahan
mencakup
Dampak Proyek Irigasi Teluk Lada
Struktur
Produk Domeatik di
I1
Wilayah
terhadap
Penelitian.
tentang perubahan sruktur produk domestik dan
dis-
tribuai pendapatan regional.
Bab X. Dampak Proyek Irigaai Teluk Lada I1 terhadap
pe-
ningkatan Kesempatan Kerja dan Pendapatan masyarakat menyajikan
dampak terhadap penyediaan kesempatan kerja
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
dan
Bab XI.
dampak
Kontri-
buei Proyek Irigasi Teluk Lada I1 terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Regional
mencakup aspek regional
dan
keaiatan
ekonomi
maayarakat aerta tumbuhnya lembaga ekonomi pedesaan.
Bab
XII. Haail dan Pembahasan, mengetengahkan
beberapa
analiaia dan pembahasannya dari hasil penelitian, baik
aebe-
lum dan sesudah selesai proyek.
Bab
XIII. Kesimpulan dan Saran mengetengahkan
kesimpulan
dan haail penelitian beserta implikasi
serta saran yang dikemukakan.
beberapa
kebijakan
ral
Pada daaarnya model Input-Output atau model
intersekto-
dalam perekonomian beraumber pada
Economique"
"Tableau
Buesnay yang telah dipublikaeikan pada tahun
dari
1758
kemudian dikembangkan sebagai hasil pemikiran baru oleh
Walrae pada tahun 1877.
dan
Leon
Sistim yang dikembangkan oleh Walrae
ini lebih menekankan pada aifat ketergantungan antara eektorsektor ekonomi yang produktif dalam bentuk persaingan permintaan dari tiap-tiap sektor industri/ekonomi terhadap
produksi dan aubetituei, eehingga
faktor
jumlah konaumsi tiap-tiap output.
bentuk
akan
faktor-
rnempengaruhi
Model Walras ini merupakan
persamaan dari pendapatan dan
pengeluaran
biaya produksi dari tiap-tiap eektor serta jumlah
koneumen,
permintaan
dan penawaran dari komoditi dan faktor-faktor produkei.
Penggunaan rumus rnaternatika diutamakan pada siatem pemisahan dalam memecahkan masalah
harga
mengenai jumlah/kuantitas dan
dengan asumai adanya tingkah laku
Walras
Model
juga merupakan pemakaaan terhadap teori ekonomi
tingkat abstrakai, dimana keeimpulan yang
keadaan
maksimisaai.
diberikan mengenai
perekonomian yang nyata hanya digambarkan
lengkapan
memberikan
dari
model beeerta sietimnya dalam bentuk rumus,
verifikaei empirie.
pada
ke-
tanpa
Tabel Input-Output telah di-
terapkan lebih dari dua puluh negara, khusuenya
dikembangkan
dalam studi pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1947. Ueaha
yang
dilakukan Leontief pertama-tama dengan
menyederhanakan
21
teori Walraa yaitu beberapa persamaan rumit yang telah dikembangkan oleh
Walras dikurangi sehingga terbentuk suatu model
yang dapat diestimaei secara empiria. Ada dua ha1 pokok
dilakukan oleh Loentief dalam penyederhanaan
telah
tersebut
yaitu : (I) komoditi yang jumlahnya beear dalam model
dikelompokan
kedalam
beberapa aektor
dengan
keeatuan output; ( 2 ) persamaan penawaran
satu
yang
Walrae
masing-masing
untuk
tenaga
kerja dan permintaan terhadap konaumsi akhir dipisahkan,
persamaan lainnya disederhanakan dalam bentuk linier.
demikian
dan
Dengan
ia mengabaikan adanya kemungkinan substitusi
antar
aektor aerta pengaruh dari keterbataaan penawaran faktor-fakRichard-
tor produksi dalam sistim (Chenery dan Clark. 1962.
son. 1972).
Tujuan utarna dari model Input-Output adalah untuk rnenjelaskan besarnya arua inter industri dalam ha1 tingkat produks i dalam tiap-tiap sektor.
Analisis Input-Output sebagai bentuk dari penerapan ekonomi
dimulai oleh Leontief.
model
Dia mernulai penelitiannya
pada
empiris mengenai perekonomian Amerika pada tahun
1931
dan penerbitan/publikaei pertamanya pada tahun 1 9 3 6 dan 1941.
Pendekatan
Walras
Leontief
dan
merupakan
penyederhanaan
lebih menitikberatkan pada
dari
penurunan
parameter
parameter dalam modelnya atas dasar observasi tunggal
transaksi
ekonomi dari sektor industri, dan
ngabaikan akibat
siatim
assumsi
-
tersebut.
siatim
aetiap
senantiasa
akibat keterbatasan faktor penawaran
Disamping itu juga
medari
menggunakan
kemurnian
Walras mengenai kepastian dari "koefisien
produksi"
22
eebagai
pengganti
input-input.
kan
dari maauknya uneur
eubstitusi
diantara
Dalam ha1 eliminaai semua akibat yang ditimbul-
oleh harga pada kompoaiai permintaan
koneumen
terhadap
pembelian barang-barang eetengah jadi (intermediate) d m pada
penawaran
Leontief
tenaga kerja serta faktor-faktor lain, maka
model
menghindari berbagai pertimbangan-pertimbangan
ka-
rakteriatik konaep Walras mengenai keaeimbangan umum (-
eauillibriurn)Salah
aatu haail atudi permulaan dari
Leontief
adalah
card menstimulasikan hasil ernpiris pada hubungan inter industri dibeberapa
ha1
yang
Pertama,
bahwa
negara.
Beberapa assumsi yang ada
penting sebagai sutu pegangan
sesuatu
yang dimungkinkan
dalam
pada
merupakan
aegi
sektor
produktif
dalam beberapa ha1 fungsi produkei tunggal
asaumsikan terjadi
pada masing
-
masing sektor.
teori.
dapat
di-
Assumsi ini
diberlakukan pada semua model keaeimbangan umum aeparti
nya dalam analiais keaeimbangan paraial dari Marshall-
halDalam
penerapan empiris, ha1 ini termasuk semua aktivitas produktif
seperti yang ada pada sektor Khusus.
Model
macam
Input-Output dari Leonlief juga membuat
assumsi
khusus, yang seringkali
tidak
beberapa
terjadi
pada
model inter industri yang lain. Hal-ha1 yang dianggap penting
antara
lain : (i) produksi yang telah ditetapkan
hasilkan oleh
(w
satu
dan
sektor;
{ii)
tidak ada
hanya
di-
produksi ganda
(iii) Jurnlah input yang digunakan
dalam
proses produksi oleh suatu sektor seluruhnya merupakan
tin8-
_ k a t output dari yang bersangkutan (seluruh input
digunakan)-
23
Aaaumsi tereebut eangat penting dalam rnenyederhanakan
perea-
w
keseimbanqan umum dari Walras, dimana model Walras
maan
ingin
melihat hubungan antara individual
Sedangkan
sektor
model Leonlief ingin melihat hubungan
produktifantara
lompok sektor produktif atau induetri-induetri-
ini
ke-
Assumsi dari
model input-output in2 memungkinkan untuk menuliekan persamaan bagi permintaan (Xij) dari tiap-tiap induetri ( j ) dan dari
komoditi (i) merupakan fungei dari tingkat output mereka (Xj)Dalam
atatiatik maupun perhitungan, maka fungsi input
sumsikan linier
dias-
menentukan output, ha1 ini dagat
dirumuskan sebagai berikut : Xij = Xij + aij Xj dimana parameter
yang akan
aij disebut "marginal input coeficient".
Konatan
-
Xij
termasuk beberapa elemen fixed-coat.
Apabila nilai Xij = 0 maka :
Xij = aij Xj
Secara
umum model Input-Output dari Leontief ini
diturunkan
dari 3 assumsi daear yaitu :
(1)
Tiap komoditi (atau kelompok komoditi) dieupply oleh industri tunggal atau sektor produkai.
assumsi
tersebut
Akibat logie
maka (a) hanya ada metoda
dari
atau
cara
yang digunakan untuk memproduksi tiap-tiap kelompok
moditi; dan (b) tiap-tiap sektor hanya merupakan
primer tunggal.
ko-
output
Assumsi ini biaaa disebut assumei homo-
genitas(2)
Input-input
merupakan
yang
fungsi
dibeli oleh
tiap-tiap
dari tingkat output
sektor
sektor
hanya
tersebut
(fungei input adalah linier).
Prineip ini ssring
ctise-
but prinsip linieritaa atau proporsionalitae.
(3)
Besarnya akibat dari pelakeanaan bebagai denis
produksi
adalah merupakan penjumlahan dari tiaptiap akibat
ditimbulkannya.
Hal ini sering disebut prineip
yang
additi-
vitas Tsori analisis dan assumsi-assumsi ini
membentuk
adalah penting
untuk
kriteria secara agregaei dan untuk mengetahui
ngan pasti mengenai jenis maealah agar model ini dapat
nakan-
Dengan aseumsi-assumai tersebut, model
de-
digu-
Input-Output
akan dapat diterapkan secara ernpiris guna keperluan analisis.
Untuk itu perlu adanya tiga tabel dasar yaitu tabel
si,
tabel Koefiaien input dan tabel Koefisien
langsung.
tidak
runkan
lanpeung
Dari Label-tabel daear tersebut akan
beberapa koefisien pengganda 1,-(
dipergunakan
Transak-
ditu-
yang
sebagai daaar perhitungan untuk
rnencari
dan
akan
peng-
ganda perrnintaan akhir, pengganda pendapatan maupun pengganda
tenaga
kerja-
Disamping itu
untuk
perhitungan-perhitungan
kaitan tidak langaung ke depan serta daya penyebaran ke belakang
maupun
daya penyebaran ke depan,
koefiaien
penpganda
teraebut sangat pentingPada analisis ini penggunaan statistik rnsrupakan
natif pemikiran dari teknik analieis yang sekarang ini
altermeru-
pakan pertirnbangan dalam penggunaan model input-output. Salah
satu
ha1 yang paling penting rnengenai sumbangannya
terhadap
bidang ekonomi industri/sektor ekonomi adalah teknik analisis
25
matematika program linier yang pert-
kali dikembangkan oleh
Dontzig dan Koopmans (lihat Koogmane. 1951).
Dalam contoh ini maka model analiaia yang digunakan adalah "Analisie Input-Output Leontief". Sebagai euatu diskripsi
etatietik
dalam bentuk matrix, tabel Input-Output
merupakan
metoda kuantitatif dalam usaha menelaah proses kegiatan
ekonomian.
Model ini menggambarkan transakai barang dan jaaa
dari kegiatan-kegiatan perekonomian untuk
eafing
mengaitkan
aktivitae euatu sektor dengan aektor lainnya dalam auatu
aatuan hubungan saling ketergantungan antara sektor
ekonomi
per-
-
ke-
aektor
dalam auatu waktu dan sistirn unit perekonomian
ter-
tentu.
Tabel 1 1 - 1 . Tranaaksi Input - Output sederhana
............................................................
Susunan
Input
Alokaai
Output
Sektor
I
Kn-
1
j
n.-
*l1
Xi j
X1n
Perminta
an akhir
Y1
Total
Output
xl
Produksi
Xnl
k n
X,
............................................................
X,
Input Primer
L1
Lj
=I-,
LY
L
Total Input
X1
x3
%I
Y
X
............................................................
Tabel tranaaksi Input-Output sederhana, eecara umum
da-
pat dituangkan dalam peraamaan matematis seeuai dengan keperluannya.
,i--
Menggambarkan arua komoditi barang dan
3aaa yang dinyatakan dalam nilai uang
diantara aektor-sektor
26
dalam satuan waktu dan sietim ekonomi tertentu-
Proses
pen-
jualan dan pembelian antara sektor-eektor ekonomi digambarkan
dalam suatu matriks yang terdiri dari baris dan lajur.
Pada
setiap baris menggambarkan diatribusi penjualan output
suatu
sektor tertentu ke sektor-sektor lainnya serta kepada
men (permintaan akhir).
Sedangkan pada setiap lajur menggam-
barkan distribusi pembelian
sektor-sektor
koneu-
sektor tertentu terhadap
lainnya serta pembelian faktor-faktor
output
produksi
primer (nilai tambah brute)Pada tabel transaksi tereebut terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut
(1)
:
Bagian transaksi sektor-eektor produksi yang menunjukkan
arua
dalam
barang dan jasa yang diprodukaikan dan
proses
produkai ini.
Tiap
dikonsumsi
aektor-sektor
dalam
sistim akuntansi in1 berfungsi ganda yaitu sebagai penghasil output dan sebagai pemakai input-
Bagian tranaak-
si sektor-sektor ini biaa juga diaebut bagian
atau sektor
processing-
transaksi
input
antara
Jumlah
sektor
dalarn
bagian ini tidak ditentukan batas minimum
maupun
maksimumnya. ha1 ini tergantung dari kepentingannya yang
ingin dicapai dan tergantung pula pada dana, tenaga
dan
waktu yang dibutuhkan.
(2) Bagian
permintaan
berapa
jukkan
konsumen.
konaumsi
modal
akhir, merupakan tabel
penjualan yang
dilakukan
yang
menun-
kepada
Tabel ini terdiri dari beberapa lajur
pihak
yaitu:
rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan
tetap, perubahan stok dan ekspor. Bagian ini
me-
27
rupakan
bagian
analieis.
yang bersifat otonom,
perubahan
ditentukan
dalam
artinya
bagian maupun sub
model akan tetapi
didalam
bagiannya tidak
ditentukan
secara
otonom menurut keadaan ataupun keperluannya(3)
Bagian input primer atau nilai tambah brut0 atau
juga disebut sebagai value
3asa
ataa
produkei
added, merupakan nilai balaa
pemakaian input
primer.
eering
yang
berupa
faktor-faktor
3agian ini terdlri dari beberapa sub-
bagian yang dlsueun menurut barie seperti barie upah dan
gaji,
surplus uaaha, penyueutan barang modal dan
tidak langeung neto, kadang - kadang juga impor.
mengenai impor
ini tergantung bagaimana cara
pajak
Tetapi
memperla-
kukannya apakah secara kompetitif atau non kompetitifDengan
mengikuti penjelaaan terdahulu, arah
horizontal
(sektor baris) dalam tabel menunjukkan bagaimana output auatu
aektor
dialokasikan ke sektor-eektor lain dan arah
(sektor
maeing
-
lajur) menunjukkan perincian penggunaan
vertikal
input
maaing sektor yang berasal dari aektor lain-
dari
Dengan
demikian alokasi tersebut dapat dirumuskan aebagai berikut
menunjukkan bagaimana output
aatu
aektor
dialokaaikan
dialokaaikan.
Dalam ha1
untuk permintaan antara
dan aebagian untuk permintaan akhir
i n
dari
sebagian
salah
output
demand)
-(
(final damand).
Hubungan teraebut dapat ditulis dalam rumue aebagai berikut
f
j=1
:
Xij + Yi = Xi. untuk i = 1. 2.
---.----
:
28
dimana : Xi
xi3
= jumlah output sektor ke - i
= jumlah output sektor ke - i yang dlgunakan
sebanai input eektor ke
Yi
j
= jumlah permintaan akhir sektor ke
Sektn~.
U
input
-
-
i
menunjukkan penggunaan input antara maupun
primer yang diaediakan oleh sektor-sektor
pelaksanaan produkai.
lain
untuk
Hubungan tersebut dapat ditulia
dalam
rumus eebagai berikut :
f Xij
+ Yj
= Xj, untuk i = 1. 2. . . . ... .. ....
n= 1
dimana : Xj
= jumlah output sektor ke - j
Xij = jumlah input yang disediakan sektor ke - i
untuk produksi eektor ke - j
Kemudian dengan rnengintroduksikan aektor koefi~ieninput
teknia aij dari setiap sektor dimana aid
= Xij/Xj, maka dapat
dibentuk model input-output berdaearkan notasi matrik sebagai
berikut :
atau
I
dimana :
[I
-
=
A]
[I - A]-'
matriks berpangkat penuh
= matriks kebalikan Leontief
X
= vektor lajur nilai output (n
Y
= vektor lajur nilai permintaan akhir (n
A
= matrik dari koefisien input teknis ( n x n)
Dengan
bagai
x 1)
matriks kebalikan Leontief dapat
1)
x
digunakan
alat predikai dari setiap perubahan peubah
se-
1-(
ekaogen seperti permintaan akhir. terhadap sistim perekonomi-
an
secara
simultan.
Dari sinilah letak
kekuatan
prediksi
model input-output, sebagai contoh misalnya untuk perhitungan
pengganda
yang eangat berguna
)-(
dalam
analisie
dampak ekonorni baik lokal, regional maupun nasional.
Sehubungan
dengan tujuan penelitian ini
maka
kerangka
analisis yang diperlukan mencakup berbagai aspek seperti :
1 ) Pengganda permintaan akhir
[final s k m a n d multiDlier)
Analisis ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
seberapa
jauh pengaruh kenaikan permintaan akhir
sampai
sesuatu
sektor didalam perekonomian terhadap output sektor lainnya.
Pengganda permintaan akhir tersebut dapat didekati dengan rumus hitungan sebagai berikut
M F D j =
f
i= 1
ci, untuk
j
:
= 1, 2,
..............,
n (3)
dimana r
M F Dj
= penggandaan permintaan akhir sektor ke -
ci3
= [ I - A]-',
untuk tipe I yaitu matriks (n x n)
cij
= [I - A]-',
untuk tipe I 1 yaitu matrike
(n + 1) x
MFDj
j
(n + 1).
( I ) = koefisien pengganda permintaan akhir tipe I
sektor ke - j.
MFDJ ( 1 1 ) = koefisien pengganda permintaan akhir tipe I 1
sektor ke - j.
. .
2) Pengganda pendapatan (income multlDller)
Tujuan
dari perhitungan pengganda
pendapatan
untuk mengetahui aampai aeberapa jauh pengaruh
akhir
sesuatu sektor dalam suatu
adalah
permintaan
perekonomian,
terhadap
peningkatan pendapatan sektor yang bersangkutan.
Pendekatan dalam
perhitungan pengganda pendapatan da-
pat digunakan rumus aebagai berikut :
=
M Ij
dimana
CijhRj, untuk
f
i= 1
j
= 1.
2.
. . . - . . - - . . . ,n
I
MI j
= pengganda pendapatan sektor ke - j
h Rj
= koefisien pendapatan sektor ke - j
h Rj
= Y3/Xj
Yj = jumlah pendapatan yang diciptakan oleh
sektor ke - j
X j = jumlah output sektor ke
cij
= [I - A ] - '
-
j
(4)
MIj (I)
= pengeandaan pendapatan tipe I eektor ke - j
MI3 (11) = penggandaan pendapatan tipe I1 sektor ke
3) Pengganda tenaga kerja C
Analisis
u
m
-
j
L multiolier)
ini bertujuan untuk mengetahui sampai
esbe-
rapa jauh pengaruh permintaan akhir sesuatu sektor didalam
perekonomian
yang
terhadap keperluan tenaga kerja pada
bersangkutan.
Secara matematis ha1
ditulis dalam rurnus sebagai berikut
sektor
tersebut
dapat
:
dimana :
M L ~
= pengganda tenaga kerja sektor ke - j
'/j
= koefisien tenaga kerja eektor ke - j
-
L j = jumlah kesempatan kerja yang dapat dise-
diakan oleh sektor ke - j
X j = jumlah output sektor ke - j
= CI - A ] - '
ci j
MLj ( I )
= pengganda tenaga kerja tipe I sektor ke - j
MLj ( 1 1 ) = pengganda pendapatan tipe I 1 sektor ke -
4) Kaitan
katan
sektor
-tars sektor* Yang menunjukkan efek dari
pening-
permintaan akhir terhadap tingkat produksi
sektor-
tertentu.
rumus-rumus
berikut
J
:
(Lin.
Kaitan-kaitan
ini dapat dihitung
W - L & P.A. Yotopoulus.
1975)
dalam
sebagai
a) Kaitan kebelakang
yang
langsung (direct
m)
backwerd
rnenundukkan efsk dari euatu sektor tertentu
ter-
hadap sektor-sektor yang menyediakan input antara
bagi
sektor
tersebut,
permintaan
dapat dihitung denaan menggunakan
yang
berikut
B~
per unit kenaikan
rumus
total
eebagai
:
f
xi3
i= 1
= --- ------- =
5
f
-.., n
aij, unruk 3 = 1.2,
(6)
i=l
dimana :
B~
= kaitan kebelakang
Xi>
= banyaknya output
sektor ke - i
yang
digunakan
sebagai input oleh sektor ks- j untuk menghaeilkan output sebesar Xj
= unaur matriks koefisien input
aij
b) Kaitan
kedepan langsung (direct
menunjukkan
efek dari suatu eektor
sektor-sektor
output
Linkage)
tertentu
yang menggunakan sebagian
aektor
tereebut per-unit
kenaikan
total yang dapat dihitung sebagai berikut
Fi
=
f
j=1
terhadap
maupun
permintaan
:
xi3
--------- ,
untuk
1, 2,
Xi
dimana :
Fj
input
yang
= kaitan kedepan langaung
..-.....--......,n
(7)
XiJ = banyaknya
output
sektor ke - i
yang
digunakan
sebagai input oleh sektor ke - j untuk menghasilkan output sebesar Xj
Xi
= total permintaan output aektor ke - i (permintaan
antara dan akhir)
c) Kaitan
ke belakang tidak langsung
m)
yang
(indirect hackward
menunjukkan pengaruh tidak langaung
kenaikan
permintaan
akhir satu unit
sektor
terhadap
tingkat produksi sektor-aektor
dari
tertentu
lainnya
yang
pada tingkat pertama melalui sektor-sektor yang rnenggunakan output sektor tersebut eebegai input antara,
yang
dapat dihitung dengan menggunakan
rumus
sebagai
berikut :
dimana r
B Lj
= kaitan ke belakang tidak langsung
Ci j
= [I - A ] - ' ,
ke depan tidak langsung (indirect forward
d) Kaitan
-)
matrika kebalikan Leontief.
yang
menunjukkan pengaruh tidak
langsung
h
dari
kenaikan permintaan akhir aemua sektor terhadap tingkat
produksi tertentu, yank dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
F Li
-
f
cij, untuk
j=1
j
= 1, 2.
..............
n (9)
dimana :
F Li
= kaitan ke depan tidak langeung
Cij
= [I - A]-I
e) Daya penyebaran ke belakang
diaDer
-
(backward
&an) adalah indeke atau koefisien kaitan yang memberi-
kan
gambaran
ditimbulkan
oleh
unit permintaan akhir semua sektor terhadap ealah
eatu
sektor
tentang pengaruh yang
di dalam euatu perekonomian-
dapat dirumuskan sebagai berikut
Indeks
tersebut
I
untuk
dimana
r
= indeks atau koefisien kaitan yang menundukkan
/Bi
penyebaran ke belakang
= CI - A]-I
= jumlah sektor
Cij
n
= Pengganda output eektor-sektor lain
i=1
sektor ke
-
j
atau M Xi (backward rmiLf;FEUer)
f) Daya penyebaran ke depan (fornard~ o w e _ef
r
adalah
merupakan
memberikan
oleh
terhadap
indeks atau
koefisien
gambaran tentang pengaruh yang
)-
kaitan
yang
ditimbulkan
satu unit permintaan akhir auatu aektor
terhadap
35
eemua
eektor di dalam suatu perekonomian-
Indek
ter-
sebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
= untuk i = 1.2, ..., n (11)
dj =
1
n
i=l
j=l
dimana :
dj
= indeks atau koefisien kaitan yang
menunjukkan
penyebaran ke depan .
-
Ci3
= [I
n
= jumlah sektor
A]-I
f
Cij = pengsanda output darl asktor ke i=l
M Xj
Dari
(-
j atau
multiDlier)
ke
rumue daya penyebaran ke belakans dan
maka apabila nilai indeks,,&i
dari sektor ke-i tinggi, ha1
ini menunjukkan bahwa eektor tersebut mernperoleh
dari
sektor
depan
lainnya juga tinggi atau
dengan
pengaruh
kata
lain
bahwa sektor tersebut sangat peka terhadap pengaruh sektor
lainnya.
Selanjutnya apabila indekadj dari sektor ke-j tinggi.
ha1
ini berarti bahwa pengaruh sektor
tereebut
terhadap
sektor lainnya juga tinggi.
Dalam penelitian ini maka tabel input-output yang akan
diausun adalah model statik terbuka dengan periode
kuran aatu tahun yaitu selama tahun 1983-
pengu-
Penerapam analisie ekonomi mengarah pada berbagai
gori, berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dan
assumai daaar yang dibuatnya.
Pada penelaahan
kate-
assumsi-
Input-Output/
interinduetri-,digunakan 3 bentuk yang berbeda yaitu :
1. Analieie etruktur ekonomi
2. Rumuean pelakeanaan program
3 . Prediksi mengenai kejadian mendatang
Analisie
etruktural dirancang guna
menyatakan kekayaan
dari model tertentu atau prinsip ekonomi dalam hubungan
sua.
Untuk tujuan ini biasanya keinginan
yang bereifat ab-
atrak dari faktor-faktor yang tidak penting berkaitan
mekaniarne
paribua-
khu-
penelitian, seringkali digunakan
dengan
assumai citeris
Dalam model terdapat kornpleksitaa, terutarna hal-ha1
penting yang berkaitan dengan hubungan antara parameter-parameter. Penelitian dari beberapa interakai untuk berbagai
lai hypothesis dari peubah bebas,
tural.
dinamakan analiais
ni-
etruk-
Contoh yang sangat jelas adalah atudi yang dilakeana-
kan oleh SAMUELSON mengenai hubungan
mult.lDll.er acceleratar.
yang dalam sistim stabilitas rnenunjukkan adanya nilai
gantungan dari
analieie
kedua parameter.
struktural
adalah
Dalam
keter-
input-output, bentuk
akibat dari
peningkatan ekepor
pada industri tertentu atau faktor produksi tertentu.
Rumusan
program
bagi pemerintah atau perueahaan membu-
tuhkan suatu analisie akibat dari
tu,
bentuk pelaksanaan terten-
pada peubah-peubah tertentu pula.
Secara umum model ini
-
37
mencakup
paling tidak bagian dari aistim ekonomi
dianalieie
kebijakan