Peranan Sistem Pertanaman Agroforestry dalam Penggunaan Lahan Kering Pertanian yang Berlereng Curam di DAS Cimanuk, Jawa Barat (Studi Kasus di Daerah Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
PXRANAN SlSTEM PERTANAMAN AGROFORESTRY
DALAM PEIUGGUFIAAAI LAHAN KERlNG PERTAMIAN
YANG BERLERENG CURAM DL DAS CIMANUK,
JAWA BARAT
( Studi
Kasus di Daerah Darmaraja
- Wado, Kabupaten Sumedang )
Oieh :
DEDEH SAODAH WlDANlNGSlH
PAKULTAS PASGASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
1 9 9 1
RINGKASAN
DEDEH
SAODAH
WIDANINGSIH.
Peranan
Sistem
Pertanaman Agroforestry dalam Penggunaan Lahan Kering
Pertanian yang
Berlereng Curam di
DAS
Barat (Studi Kasus di Daerah Darmaraja
Sumedang)
-
Jawa
Wado, Kabupaten
(di bawah bimbingan H. ISHEMAT SOERIANEGARA
sebagai Ketua, F. GUNARWAN SOERATMO, H.
ABIDIN,
Cimanuk,
SURKATI
AHMAD
H. LUTFI I. NASOETION dan BENYAMIN
NASENDI
D.
sebagai anggota).
Penelitian mengenai
agroforestry
yang
dalam
berlereng
(di daerah
lakukan
pengamatan dan
sistem
pertanaman
penggunaan lahan kering pertanian
curam di
Darmaraja
pada
peranan
tahun
-
DAS
Cimanuk, Jawa
Wado, Kabupaten
1988
sampai
percobaan mengenai
Sumedang), di-
1989.
sistem
dilakukan 'di lapangan, ditambah dengan
Barat
Pengukuran,
pertanaman
analisis tanah
yang dilakukan di laboratorium. Tempat penelitian
kasus
ini teqletak di daerah Kecamatan
studi
Darmaraja dan
Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, yang termasuk bagian
hulu daerah aliran sungai Cimanuk, Jawa Barat.
Jenis tanah daerah penelitian adalah Latosol Merah
Kekuningan, bertekstur liat, berdrainase cukup baik, dan
keadaan topografi tanahnya berbukit
Penggunaan
(35%).
lahan yang terluas
Daerah penelitian
sampai bergunung.
adalah
bertipe
kebun
hujan
C
campuran
menurut
Schimidt dan Ferguson (1951); jumlah curah hujan
sebesar 3521.75 mm
tahun
rata-rata 161 hari.
8
-
dengan
jumlah
hari
Kepadatan penduduk termasuk
13 jiwa per hektar dengan laju pertambahan
1.77%.
Mata pencaharian penduduk pada
petani
(40%) dan buruh
terbanyak tamatan
.
(11%)
sekolah dasar
hujan
sedang
penduduk
umumnya
Pendidikan
per
sebagai
penduduk
(33%), masih
banyak
penduduk yang tidak mengenyam sekolah (35.5%).
Metode penelitian yang digunakan untuk:
A.
1.
A n a l i s i s Aspek Ekologi
Metode
petak
kecil, untuk mengukur
jumlah tanah
tererosi dan aliran permukaan dari enam macam sistem
pertanaman yang digunakan sebagai perlakuan.
petak 3 m x 11 m
,
Ukuran
rancangan yang digunakan adalah:
Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) dengan
dua kombinasi perlakuan yaitu: (1) kemiringan lereng
(M) dan
(2)
sistem pertanaman
(S).
Kemiringan
lereng lahan terdiri dari dua taraf yaitu: M1
dan M2
=
40%.
=
Sistem pertanaman terdiri dari
20%
enam
macam yaitu:
S1
=
Kayu Afrika
S2 = Kayu Afrika / Padi gogo / Jagung / Singkong
S3 = Kayu Afrika / Padi gogo / Singkong
S4
=
Padi gogo / Jagung / Singkong
S5 = Padi gogo / Singkong
S6 = Singkong.
Setiap unit perlakuan
diulang tiga kali, sehingga
jumlah petak penelitian seluruhnya 36 petak.
2.
Analisis
sifat fisik tanah
sebelum
dan
sesudah
penelitian, pengukuran laju infiltrasi tanah, tinggi
tanaman, aliran batang, lolosan tajuk
dan
curah
hujan.
B.
Analisis Aspek Ekonomi
1.
Hasil percobaan petak kecil yang dikonversi dengan
nilai
rupiah
untuk
setiap
perlakuan
sistem
pertanaman.
2.
Analisis perbandingan penerimaan dan biaya usahatani
(re-
and
cost ratio) atau R/C.
kukan dengan dua macam
Analisis
cara yaitu:
a.
dengan
memperhitungkan biaya tenaga kerja keluarga
dan b.
tanpa memperhitungkan biaya
keluarga
3. Analisis
dila-
(R/C1)
tenaga kerja
.
(R/C2)
fungsi produksi Cobb-Douglas
mengetahui, hubungan
(CD) untuk
faktor-faktor masukan (input)
yang berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.
4. Alokasi
lahan yang optimal untuk
tanaman palawija
dan kayu, digunakan model analisis Program Tujuan
Ganda
(PTG atau multiple objective progrand.ng),
dengan empat macam peubah keputusan, sembilan peubah
deviasi
model
dan enam tujuan
optimalisasi
serta kendala.
alokasi
penggunaan
Analisis
lahan
dilakukan dengan empat macam skenario utama, dan
setiap
skenario utama
subskenario.
terdiri dari
lima
macam
Skenario utama sebagai berikut :
I. Target seluruh jumlah kebutuhan produksi
dikonsumsi, makanan
yang
dan bahan bakar selama satu
tahun.
11. Target setengah dari jumlah kebutuhan
yang dikonsumsi, makanan
dan
bahan
produksi
bakarbakar
selama satu tahun.
111. Target sepertiga dari jumlah kebutuhan
produksi
yang dikonsumsi, makanan dam bahan bakar
selama
satu tahun.
IV.
Target
seperempat dari jumlah kebutuhan pro-
duksi yang dikonsumsi, makanan
.
dan bahan
bakar
selama satu tahun.
Sebagai subskenario pertama adalah keadaan
sekarang dimana kendala sumberdaya, target atau tujuan dan koeffisien teknologi seperti yang telah
ditentukan dan tercantum dalam
kan.
model yang diguna-
Subskenario ke dua, tiga, empat dan lima me-
rupakan
keadaan
perubahan
pada
dimana
dilakukan
perubahan-
kendala sumber daya, target
dan
koeffisien teknologi.
5.
Daya
dukung
lahan
dari
agroforestry, dihitung dalam
hektar
dengan
sistem
pertanaman
banyaknya
orang per
cara menghitung
jumlah
kalori
(Kcal) yang dihasilkan oleh sebidang lahan yang
ditanami dengan sistem pertanaman
agroforestry
kemudian membaginya dengan keperluan kalori per
orang dewasa per hari.
Besarnya daya dukung
dihitung untuk kelima macam
lahan yang
model
lahan
alokasi penggunaan
optimal, berdasarkan hasil
analisis
optimasi kelima subskenario yang
telah
ditentukan.
Penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut:
A. Aspek Ekologi
1. Sistem pertanaman agroforestry mempunyai peranan yang
menekan jumlah tanah yang tererosi dan
mampu
permukaan
pada lahan berlereng 20% dan 40%.
aliran
Sistem
pertanaman agroforestry dengan komposisi tanaman :
Kayu
t
Afrika/Padi gogo/Jagung/Singkong menghasilkan
erosi : 11.15 ton /ha/tahun pada lahan berlereng
dan
62.28
ton/ha/tahun pada
lahan berlereng
Sedangkan jumlah aliran permukaan yang
20%
40%.
dihasilkan
sebesar 2 225.46 m3/ha/tahun pada lahan berlereng 20%
dan
6 563.64 m3/ha/tahun pada lahan
Sistem
pertanaman agroforestry
tanaman Kayu Afrika/Padi
berlereng
dengan
Kayu
komposisi
gogo/Jagung/Singkong tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan
tanaman
40%.
Afrika/Padi
komposisi
gogo/Singkong
dalam
pengaruhnya terhadap jumlah tanah tererosi dan aliran
pennukaan,
tetapi berbeda nyata
dengan
sistem
pertanaman tanaman semusim atau Kayu Afrika.
"
2.
Sistem pertanaman
agroforestry mempunyai enpat dan
tiga strata tinggi tanaman yang efektif dalam menekan
jumlah tanah tererosi dan aliran permukaan yang terjadi pada lahan berlereng
3. Sistem
pertanaman
tanaman
20%
dan
agroforestry
40%.
dengan
komposisi
Kayu ~frikal~adi
gogo/Jagung/Singkong dan
Afrika/Padi gogo/Singkong mengakibatkan sifat
Kayu
fisik tanah yang terbaik dibandingkan dengan
sistem
pertanaman tanaman semusim dan Kayu Afrika,
yaitu
mempunyai
nilai
besaran
permeabilitas dan
untuk
porositas
total,
indeks stabilitas agregat yang
tertinggi.
4.
Intersepsi tajuk pohon ~ A y uAfrika
sebesar 22 persen
dari jumlah curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah
dan mengurangi daya
perusak tumbukan tetes air hujan
yang akhirnya akan mengurangi jumlah tanah tererosi
dan aliran permukaan.
B. Penilaian Aspek Ekonomi.
1. sistem
pertanaman agroforestry dengan
komposisi
tanaman Kayu AfrikaIPadi gogo/Jagung/Singkong dan
Kayu
Afrika/Padi gogo/Singkong memberikan pendapatan
yang
besarnya
sama dengan sistem pertanaman tanaman
semusim tunggal maupun ganda.
2. Hasil
analisis R/C1 dan analisis
R/C2,
menunjukkan
bahwa usahatani sistem pertanaman agroforestry
untuk
layak
diusahakan. R/C1 ratio untuk petani golongan I
sedangkan untuk golongan I1 rata-rata
rata-rata 4.18,
sebesar 4.04.
Hasil R/C2 ratio untuk petani golongan
I sebesar 5.98 dan untuk petani golongan I1 sebesar
6.83.
3. Hasil
analisis
fungsi
produksi Cobb
nunjukkan bahwa faktor-faktor masukan
berpengaruh
penggunaan
-
produksi
nyata positif adalah lahan
pestisida
dan
yang
Douglas meyang
garapan
berpengaruh
dan
nyata
negatif adalah penggunaan benih dan sewa lahan.
Faktor-faktor
produksi
tenaga
kerja (keluarga dan
upahan) dan penggunaan pupuk (organik dan anorganik),
tidak mempengaruhi peningkatan produksi secara nyata.
4. Analisis
sistem
optimasi
alokasi
penggunaan lahan
pertanaman agroforestry pada lahan
dengan
berlereng
40%, sebagai berikut :
a. Hasil
Ganda
analisis
pada
masing-masing
petani
optimasi
dengan
Program
Skenario utama I, I1 dan
Tujuan
I11 dengan
subskenario 1, 2, 3, 4 dan 5
golongan
untuk
I, dan Skenario utama I dan
I1
dengan masing-masing sub skenario 1, 2, 3, 4 dan 5
untuk
karena
petani golongan 11, ternyata tidak
tidak realistis.
Sedangkan pada
optimal
skenario
utama IV dengan subskenario 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk
.
petani
golongan I dan Skenario utama I11 dan
dengan
subskenario 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk
golongan
11, menunjukkan
hasil
yang
IV
petani
sangat
.
rasional
b. Keadaan petani
golongan
I pada
saat
sekarang
(belum optimal):
Luas
lahan untuk : Kayu Afrika = 0.02 ha,
gogo
=
0.24 ha, jagung = 0.02 ha,
padi
singkong =
0.03 ha, sehingga jumlah luas lahan = 0.31 ha.
Erosi
124.85 ton/ha/tahun.
:
konsumsi
:
Rp 78 375.00 per
Produksi
tahun.
yang
Pendapatan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
dan
bahan
yang
di
makanan
bakar : Rp 143 979.14 per tahun. Modal
tersedia : Rp 46 164.00
per tahun.
Tenaga
kerja keluarga: 337.44 HOK per tahun.
c. Keadaan optimal petani golongan I terjadi pada
Skenario
utama
IV, dengan
subskenario
IV.l,
sebagai berikut :
Luas lahan garapan : Kayu Afrika = 0.13 ha,
padi
gogo = 0.16 ha, singkong = 0.02 ha, sehingga
jum-
lah
luas lahan = 0.31 ha.
tahun.
Erosi : 121.34 ton/ha/
Produksi yang di konsumsi : Rp
per tahun.
Pendapatan untuk
memenuhi
83 171.14
kebutuhan
konsumsi makanan dan bahan bakar Rp 144 324.10 per
tahun.
Modal yang diperlukan : Rp 49 508.49 - - per
tahun.
keluarga yang digunakan :
Tenaga kerja
.
42.91 HOK per tahun (13%)
d,
Keadaan
petani
golongan I1
pada
saat
sekarang
(belum optimal) :
Luas
lahan untuk : Kayu Afrika = 0.05
gogo
=
0.50 ha, jagung
=
ha,
padi
singkong =
0.04 ha,
0.05 ha, sehingga jumlah luas lahan = 0.64 ha.
Erosi : 124.85 ton/ha/tahun.
sumsi : Rp 111 633.30
Produksi yang dikon-
per tahun.
diperlukan untuk memenuhi
Pendapatan yang
kebutuhan makanan dan
bahan bakar : Rp 233 644.90 per tahun.
tersedia : Rp 98 186
per tahun.
Modal yang
Tenaga kerja ke-
luarga : 344.03 HOK per tahun.
e. Keadaan
utama
optimal petani golongan I1 pada
I11
dengan
sub
skenario
skenario
sebagai
111.1
berikut :
Luas
lahan untuk : Kayu Afrika = 0.16
gogo
=
0.34
ha,
jagung = 0.07 ha,
Erosi : 124.85 ton/ha/tahun.
singkong =
Produksi yang dikon-
sumsi : Rp 123 547.50 per tahun.
makanan
Pendapatan yang
dan
bahan
Rp 233 938.32 per tahun.
Modal yang
Rp 78 274.09
Tenaga
per tahun.
padi
luas'lahan = 0.64 ha.
0.08 haItsehingga jumlah
memenuhi kebutuhan
ha,
66-11 HOK per tahun (19%).
bakar :
diperlukan :
keja keluarga
:
f. Populasi
tanaman
optimal
dalam
subskenario
keadaan
IV.1
untuk
alokasi
lahan
lahan
garapan
petani golongan I dengan luas lahan 0.31 ha :
Afrika : 63 pohon
Kayu
dengan jarak tanam
3 m x 7 m 1
: 25 120 rumpun dengan jarak
Padi gogo
tanam 250 m x 250 m,
: 160 tanaman dengan jarak tanam
Singkong
l m x
Populasi
tanaman
optimal
lm,
dalam
keadaan
subskenario' 111.1. untuk
alokasi
lahan
lahan
garapan
petani golongan I1 dengan luas lahan 0.64 ha :
Kayu Afrika : 74 pohon dengan jarak tanam
3 m x 7 m 1
: 53 600 rumpun dengan jarak tanam
Padi gogo
25
cm x 25 cm,
: 700 rumpun dengan jarak tanam
Jagung
l m x l m ,
: 820 tanaman dengan jarak tanam
S ingkohg
g, Hasil
alokasi
skenario
pada
2,
petani
untuk
dengan
petani
besar
tentukan.
I m x
1m.
lahan
optimal
untuk
setiap
sub
3, 4 dan 5 untuk skenario
utama
golongan
utama I11
golongan
I
dan skenario
11,
berbeda-beda
target atau tujuan
yang
IV
sesuai
telah
di
5.
Daya
dukung
lahan dengan
agroforestry pada
untuk
sistem
lahan berlereng
lahan garapan petani
pertanaman
adalah
40%,
golongan
:
I
sebelum
optimal dapat mendukung 0.16 oranglha dan
setelah
optimal meningkat menjadi 0.73
orang/ha.
lahan garapan petani golongan I1
sebelum
Untuk
optimal
dapat mendukung 0.32 orang/ha dan setelah optimal
meningkat menjadi 1.1 orang/ha.
Usahatani agroforestry dengan luas
yang
tersedia pada
memenuhi
lahan garapan
petani, keadaannya tidak
seluruh target
kebutuhan
produksi
bisa
yang
dikonsumsi, makanan dan bahan bakar selama satu tahun.
Berdasarkan
berbagai kendala, maka
kebutuhan
yang
terpenuhi dengan usahatani sistem pertanaman agroforestry hanya seperempat bagian untuk petani golongan I dan
sepertiga bagian
untuk
petani golongan
11.
curahan tenaga kerja keluarga 13% untuk petani
I
dan
19%
untuk petani golongan 11, maka
Dengan
golongan
usahatani
sistem pertanaman agroforestry merupakan usahatani yang
effisien.
Tanaman
Kayu Afrika
tidak
dianjurkan
untuk
digunakan pada daerah yang curah hujannya rendah.
Untuk
kelancaran dan pengembangan penerapan usahatani
sistem
pertanaman agroforestry, diperlukan bantuan modal secara
kredit terutama untuk petani
golongan I.
Pemakaian
model perencanaan penggunaan lahan kering pertanian yang
berlereng curam dengan
*
masih
lanjut.
sistem
pertanaman agroforestry,
memerlukan pengembangan dan
penyempurnaan
lebih
PERANAN SlSTEM PERTANAMAN AGRUFURESTRY
DALAM PENGGUNAAN LAXAN KEFUNG PERTAMAN Y A W
BERUERENG CURAM Dl DAS CIM-,
JAWA BMiAT
(Studi Kasus dl Daerah Darmaraja
- Wado, Kabupaten Sumcdang)
Oleh:
DEDEH SAODAH WlDANlNGSlH
83536
msertasi Sebagai Salah Satu Syarat untuk MernperoCeh
Gelar Doktor pada
Fakultas Pascasarjana, lnstitut Ptrtanian Bogor
FAKULTAS PASCASARJANA
NSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
1991
Judul
Tesis
: PERANAN SISTEM PERTANAMAN AGROFORESTRY
DALAM PENGGUNAAN LAEiAW KERING PERTANIAN
YANG BERLERENG CURAM DI DAS CIMANUK,
JAWA BARAT (Studi Kasus di Daerah Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
Nama Mahasiswa : Dedeh Saodah Widaningsih
Nomor Pokok
: 83536
1.
Prof.Dr.1r.H.
,
Prof.Dr.Iz5H.A.Surkati
Anggota
Komisi Pembimbing
Ishemat Soerianegara, M.Sc.
Ketua
Abidin
Anggota
Prof.Dr.Ir.F.Gunawan
Anggota
Soeratmo,M
Anggota
>
2.
Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan
Prof.Dr.Ir.
F.Gunawan Soeratmo
Tanggal Lulus: 14 Mei 1991.
xdja
DEDEH SAODAH WIDANINGSIH, lahir di Tasikmalaya
pada
tanggal 22 Juli 1948.
Anak kedua dari
keluarga
Bapak ~ i l iSoeryana dan Ibu H. Siti Hamidah,
Pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA
di
Bandung.
Bandung,
Tahun
1967 lulus
dari
diselesaikan
SMA Negeri
kemudian meneruskan pendidikan di
Pertanian
Universitas
tanggal
Juni 1974 lulus sebagai Sarjana
6
Padjadjaran
I1
Fakultas
Bandung.
Pada
Pertanian
Jurusan Budidaya Pertanian.
Setelah
calon
lulus Sarjana Pertanian diterima
sebagai
pegawai negeri, sebagai staf pengajar
Fakultas
pangkat
Pertanian Universitas
Penata Muda/Asisten Akhli Madya
mulai tanggal 1 Januari 1975.
penulis
Padjadjaran
dengan
golongan III*a
Pada tanggal 1 Hei 1976,
diangkat menjadi Pegawai Negeri
pangkat dan jabatan yang sama.
pada
Sipil dengan
Pangkat terakhir adabah
Pembina Tingkat Illektor golongan IV a yang terhitung
tanggal 1 April 1988,
Sejak tahun 1975 sampai tahun 1983, menjadi
pengajar
staf
Biologi Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian.
Sejak tahun 1983 sampai kini, diangkat sebagai pengajar
mata kuliah Ekologi dan Staf Program Studi Teknologi
Benih
di Jurusan Budidaya Pertanian serta membimbing
praktikum
dan
kuliah lapangan
mata
kullah
tersebut.
Selama bertugas di Fakultas Pertanian UNPAD, ikut
rmelaksanakan berbagai penelitian dalam rangka
kerjasama
baik dengan instansi Pemerintah maupun Swasta.
juga
&if
Penulis
aktif dalam mengikuti seminar, kongres,
simposium
dan lokakarya di tingkat regional maupun nasional.
Bulan
September
1980,
melanjutkan
studi
Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor di
biaya
strata
mendapat
dua
kesempatan
(S2)
di
Fakultas
Bogor
dengan
belajar dari Tim Manajemen Program Doktor
(TMPD)
mengambil program studi Pengelolaan Sumberdaya Alam
Lingkungan.
Studi
pada
bulan
Maret 1983 dengan memperoleh gelar Magister Sains
(MS).
Penelitian
S2 dapat
diselesaikan
dan
untuk tesis Magister yang
berjudul
"Dampak
Industri Pulp dan Kertas P.T. Phindo Deli terhadap ~ s p e k
Biologis
serta
Pengaruh
Limbah
Cairnya
terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza s a t i v a l i n n ) " .
Sejak
strata
tahun
tiga
Pertanian
Pengelolaan
1983
($3) di
Bogor
mengikuti
program
pendidikan
Fakultas Pascasarjana
dengan
Sumberdaya
mengambil
Alam
dan
Institut
program
Lingkungan.
studi
Biaya
belajar didapat dari Tim Manajemen Program Doktor (TMPD)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Pada tanggal
Aseng
17 Januari 1974, menikah dengan Drs.
Ramlan Undiwinata dan telah dikaruniai dua
orang
putri yang bernama Ratna Kamayanti Ramlan (14 tahun) dan
Rany
Kaniawati Ramlan (12 tahun).
KATA PWGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang
Maha Esa, karena berkat rachmat
dan
maka
penelitian dan penulisan tesis ini
petunjuk-Nya
dapat
penulis
selesaikan.
isi tesis adalah menemukan cara
Pokok
lahan
kering
sungai dengan
forestry,
dan pengendalian erosi di
memanfaatkan
pertanaman
agro-
cropping) antara tanaman semusim dan tanaman
jenis kayu
optimal
untuk
pertanaman
aliran
(multiple
pohon
sistem
daerah
ganda
atau
yaitu
sistem
penggunaan
lainnya. Dasar dari penggunaan
dengan sistem pertanaman
lahan
agroforestry
adalah
kelestarian lingkungan dan pendapatan yang
memenuhi
kebutuhan
tinggi-tingginya
petaninya.
dan
Penghargaan
yang
dapat
yang
se-
ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya penulis sampaikan kepada semua fihak yang telah
membantu penulis baik secara moril maupun materil
menyelesaikan
Pada
penelitian dan penulisan disertasi
kesempatah ini, penulis menyampaikan
rasa
kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang
tingginya, kepada yang terhormat:
H.Ishemat
pembimbing.
dalam
Soerianegara,
Dalam
MSc,
kesibukan
Bapak
selaku
beliau
ini.
terima
setinggi-
Prof. Dr.
ketua
Ir.
komisi
yang
terhingga masih menyisihkan waktunya yang berharga
tidak
baik
di kantor maupun di rumah untuk memberikan petunjuk,
bimbingan, pengarahan dan membina penulis sejak studi di
Program
perencanaan
53,
penelitian,
pelaksanaan
penelitian sampai penulisan tesis.
Bapak
Prof. Dr. 'Ir. F. Gunarwan
selaku anggota pembimbing.
Beliau
penulis sejak mulai mengikuti
Program
Soeratmo, M.F,
telah membimbing
strata dua
(S2)
sampai strata tiga (S3) dengan kesabaran, pengertian
dan penuh tanggung jawab di antara kesibukan beliau yang
begitu
ketat.
Segala bantuan dan pengorbanan beliau
yang tulus ikhlas serta penuh pengertian, tidak mungkin
penulis
uraikan dan ungkapkan
satu persatu
secara
terperinci.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. A.
Surkati Abidin, Dr. Ir.
H. Lutfi I. Nasoetion dan Dr. Ir. Bennyamin D.
Nasendi,
M.S., atas kesediaannya untuk bertindak sebagai
komisi pembimbing.
penuh
Dengan tidak mengenal
kesabaran beliau-beliau memberikan
pemikiran
dan kritik membangun
manfaatnya
sejak
dari
yang
anggota
lelah serta
saran-saran,
besar
perencanaan
sekali
penelitian,
pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian penulisan
disertasi
beliau
ini. Kecermatan sikap dan pandangan
sebagai
Pertanian,
mengarahkan
hargai
.
ahli dalam
Ilmu Tanah
dan
dan
membina
bidang
Ilmu
beliauBudidaya
Ilmu Kehutanan
penulis, sangat
dalam
penulis
Bapak
Prof. Dr. Ir. H. Andi Hakim Nasoetion, Rek-
tor Institut Pertanian Bogor (lama), Bapak Prof. Dr. Ir.
H. Sitanala Arsyad, Rektor
Dr.
IPB
(baru) dan Bapak Prof.
Ir. H. Edi Guhardja, Direktur Program
IPB;
atas segala kebijaksanaan yang
kesempatan
dan menerima
Program S2 dan S3 di
penulis
Pascasarjana
telah memberi
sebagai
mahasiswa
Fakultas Pascasarjana
Institut
Pertanian Bogor.
Bapak
Prof.
Drs.
Wiratmad ja ,.
Hindersah
Rektor/Ketua Senat Guru Besar (lama) dan Bapak Dr. Yuyun
Wirasasmita, M.Sc., RektorIKetua Senat Guru Besar (baru)
Universitas Padjadjaran atas kebijaksanaan yang telah
memberi
kesempatan dan mengirimkan penulis mengikuti
Program S2 dan S3 di Institut Pertanian Bogor.
Bapak
Dr.
Ir. Hasbi Tirtapradja, Dekan
serta Bapak
Prof. Dr. Ir. Ukun
M.Sc., Dekan
(baru) Fakultas
(lama)
Syukur Sastraprawira,
Pertanian
Universitas
Padjadjaran,atas dorongan, bantuan dan wewenangnya yang
telah
memberikan
mengikuti
kesempatan kepada
penulis
program S3 di Fakultas Pascasarjana
untuk
Institut
Pertanian Bogor.
Bapak Prof, Dr, Yuhara Sukra, Ketua Tim
Program Doktor
Adisewoyo,
Universitas
Pusat dan Bapak Prof. Dr.
Ketua
Tim
Padjadjaran
Manajemen
beserta
Manajemen
Sasongko
Program
staf
yang
S.
Doktor
telah
memberikan kemudahan dalam penyelesaian administrasi dan
biaya berkenaan dengan program pascasarjana.
Bapak
Ir.
Dr. Ir. Aos M. Akyas, Ketua (lama) dan
Oktap Ramlan Madkar, Ketua (baru) Jurusan
Dr.
Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
atas dorongan, bantuan dan wewenangnya yang
memberikan kesempatan kepada penulis
program
52
dan
S3 di
untuk
telah
mengikuti
Fakultas Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Bapak
Prof. Dr. Ir. H.
Syamsudin Djakamihardja,
M.S., Prof. Dr. Ir. Giat Suryatmana, M.Sc., dan Prof.Dr.
Liem
Yan
Sioe dari Fakultas Pertanian UNPAD
dorongan, perhatian dan
saran-saran yang
atas
diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Bapak Prof. Dr. Ir. Didin Suwandi Satiaatmadja dan
Djajasukanta dari
Prof. Dr. Ir. Husen
Fakultas Pasca-
sarjana Universitas Padjadjaran, atas segala perhatian
dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
Bapak
Prof.
Dr.
Ir. Herman Haeruman Js, dari
Fakultas Kehutanan IPB dan
sebagai Asmen I KLH
(lama),
Bapak Dr. Ir. Qmbo Satjadipradja, Direktur Litbang Hutan
Bogor; Ir. Chairil Anwar dan
Ir. Toulana Sukandi, M.Sc.
dari Litbang Hutan Bogor atas segala bantuannya
kepada
penulis dalam melaksanakan penelitian.
Ir. Cucu S. Achyar, M.S., Ir. Adjat Sudradjat, S.U
dan Ir. Toto Warsa, M.S. dari Bagian
Statistik Fakultas
Pertanian UNPAD atas bantuannya menganalisis data
diskusi setiap waktu.
dan
Ir.
M.
Tamjid dari Jurusan
Tanah
Fakultas
Pertanian UNPAD, Yedi Arifin, B.ScF dari Lembaga Ekologi
UNPAD, Drs. Ahmad Hidayat dan Ir. Enang
atas
segala
jerih payahnya dalam membantu penelitian di lapangan.
Dr.
Amir
Ir.
Hamzah
H. Nurpilihan Hilmansyah, M.Sc., Dr. Ir.
Soemintapura, Ir.
Abdul Rozak, M.S., Ir.
Yuyun Sumarni, M.S., Ir. Komariah, M.S. dan
rekan-rekan
sejawat di Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
UNPAD
atas bantuan, dorongan dan
saran-saran
yang
diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
Dr. Ir. Sumarno, M.S. dari UNIBRAW,
Ir.
M.Sc., dari FATETA Institut Pertanian Bogor;
Marimin,
Ir.
Muaz
Junaidi, M.S., Ir. Sugeng Budiharsono, M.S. dan Srikandi
dari Universitas Nusa Bangsa Bogor serta Ir. A.
atas bantuannya
Madjid
dalam menganalisis data, pemograman
dengan komputer dan pengetikannya.
Pimpinan dan karyawan Laboratorium
Institut
Pertanian
Bogor dan
Ilmu Tanah
Laboratorium
Pusat
Penelitian Tanah, Bogor atas bantuannya menganalisis
tanah secara lengkap.
Staf
sekretariat Fakultas Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, khususnya Ibu Linda, Pak Harun,
Benny, Pak Wiwid Widiana, Pak Abdurachim dan Pak
atas
dalam
Pak
Tisna,
segala bantuan dan pengertiannya kepada penulis
kelancaran pelaksanakan
administrasi
selama
mengikuti
program pascasarjana di
Institut Pertanian
Bogor.
dr.
Achmad
Suardi dan dr. Sri Hartini Karjadi,
yang telah banyak membantu dalam
kesehatan penulis
selama mengikuti program pasca sarjana.
Bapak
Wedana Darmaradja, Bapak Camat
Darmaradja,
Bapak Camat Wado beserta staf Kantor Kecamatan, Bapakbapak Kepala Desa:
Cilengkrang, Sukajadi, Sukaraja
Cipasang, atas bantuan dan wewenangnya yang
dan
telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di daerahnya.
Orang-orang yang sangat kusayangi dan kuhormati:
.kedua orangtua, kakak, adik-adik dan seluruh keluarga,
serta orang-orang yang tercinta dan tersayang suami Drs.
Aseng
Ramlan,
anak-anakku Ratna Kamayanti Ramlan
dan
Rany Kaniawati Ramlan, atas segala pengertian, dorongan,
bantuan
dan
pengorbanan yang
tiada
penulis selama nenyelesaikan studi.
yang
sedalam-dalamnya,
ternilai
Penulis mohon
karena telah
melalaikan tug,as sebagai seorang Ibu dan
menunaikan
begitu
Institut
Pertanian
maaf
lama
Istri selama
tugas belajar di program S2 dan
Pascasarjana
bagi
S3
Bogor.
Tanpa
pengertian dan pengorbanan mereka tidak mungkin
studi, penelitian dan penulisan disertasi
Program
kiranya
ini dapat
diselesaikan.
Bogor, Oktober 1990
Penulis
Dedeh Saodah Widaningsih
viii
mengikuti
program pascasarjana di
Institut
Pertanian
Bogor.
dryang
Achmad
telah
Suardi dan dr. Sri
banyak
membantu
dalam
Hartini
Karjadi,
kesehatan
penulis
selama mengikuti program pasca sarjana,
Bapak
Wedana Darmaradja, Bapak Camat
Bapak Camat Wado beserta staf
bapak Kepala Desa:
Cipasang,
atas
Darmaradja,
Kantor Kecamatan,
Bapak-
Cilengkrang, Sukajadi, Sukaraja
bantuan
dan
wewenangnya
yang
dan
telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di daerahnya.
Orang-orang
yang sangat kusayangi dan
kuhormati:
.kedua orangtua, kakak, adik-adik dan seluruh
keluarga,
serta orang-orang yang tercinta dan tersayang suami Drs.
Aseng
Ramlan,
anak-anakku Ratna Kamayanti
Ramlan
dan
Rany Kaniawati Ramlan, atas segala pengertian, dorongan,
bantuan
dan
pengorbanan
yang
tiada
penulis selama menyelesaikan studi.
yang
sedalam-dalamnya,
karena
ternilai
Penulis mohon
telah
melalaikan
tug,as sebagai seorang Ibu dan
menunaikan
tugas belajar di program S2 dan
Pascasarjana
Institut
Pertanian
begitu
Istri
S3
penelitian
dan penulisan
disertasi
maaf
lama
selama
Program
Bogor.
Tanpa
pengertian dan pengorbanan mereka tidak mungkin
studi,
bagi
kiranya
ini
dapat
diselesaikan.
Bogor, Oktober 1990
Penulis
Dedeh Saodah Widaningsih
viii
DAFTAR IS1
Halaman
RIWAYAT HIDUP
......................................
KATA PENGANTAR
.........................................
DAFTAR TABEL ......................................
DAFTAR GAMBAR .......................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................
I.
PENDAHULUAN ...................................
1.1. Latar Belakang ...........................
1.2. Permasalahan .............................
1.3. Kerangka Pemikiran .......................
1.4. Hipotesis ................................
1.5. Tujuan Penelitian ........................
1.6. Kegunaan Hasil Penelitian ................
iii
DAFTAR IS1
TINJAUAN PUSTAKA
.....................
......................
....................................
.......
.............................
2.7.1. Pengertian Agroforestry ...........
2.7.2. Pola Dasar Agroforestry ...........
2.7.3. Keuntungan Sistem Agroforestry ....
2.7.4. Contoh-contoh Sistem Agroforestry .
2 .8 . Daya Dukung (Carrying Capacity) ..........
2.9. Program Tujuan Ganda ( M u l t i p l e Objective
m h g ) .............................
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
Daerah Aliran Sungai
Penggunaan Lahan .........................
Produktivitas Lahan
Pola Tanam ...............................
Erosi
Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan
Agroforestry
xiii
xvi
xvii
...................
3.1. Bahan dan Alat Penelitian ................
3.1.1.
Bahan Penelitian ..................
3.1.2.
Alat-alat Penelitian ..............
3.2. Waktu Penelitian .........................
3.3. Metoda Penelitian ........................
3.3.1.
Pemilihan Lokasi
Penelitian dan
Petani Contoh ......................
3.3.2. Analisis Aspek Ekologi ............
3.3.3. Analisis Aspek Ekonomi ............
3.3.4. Penghitungan Daya Dukung Lahan ....
3.3.5. Pengumpulan Data Sekunder .........
IV. KEADAAN DAERAH PENELITIAN .....................
4.1. Luas Areal dan Topografi .................
4.2. Tanah ....................................
4.3. Tataguna Lahan ...........................
4.4. Iklim ....................................
4.5. Keadaan Vegetasi .........................
4.6. Keadaan Hidrologi ........................
4.7. Keadaan Penduduk .........................
111. BAHAN DAN METODA PENELITIAN
4.7.1.
4.7.2.
4.7.3.
V
.
PEMBAHASAN
HIPOTESIS
5.1.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PENGUJIAN
.....................................
Aspek Ekologi ............................
5.1.1. Jumlah Tanah Tererosi .............
5.1.2. Jumlah Aliran Permukaan ...........
5.1.3. Strata Tinggi Pertanaman ..........
5.1.4. Sifat Fisik Tanah dan Laju Infiltrasi .............................
5.1.5.
Intersepsi Curah Hujan Tanaman K a y u
Afrika ( H a e s o p s i s e m i d i )
Pengujian Hipotesis
.........
...............
Aspek Ekonomi ............................
5.2.1. Pengujian Nilai Pendapatan ........
5.2.2. Alokasi Sumberdaya Produksi .......
5.2.3. Pengujian Hipotesis ...............
5.2.4. Penyelesaian Optimalisasi Alokasi
Lahan .............................
5.2.5. Pengujian Hipotesis ...............
5.1.6.
5.2.
...................
..........
........................
Jumlah Penduduk
Mata Pencaharian Penduduk
Pendidikan
5.3. Penghitungan Daya Dukung Lahan
5.3.1.
...........
Daya Dukung Lahan dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry
5.3.2. Pengujian Hipotesis
5.4. Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan
Lingkungan
VI
. KESIMPULAN
DAN
...........
...............
...............................
SARAN ...........................
. DAFTAR PUSTAKA ................................
LAMPIRAN ............................................
VII
Teks
Nomor
2.1.
2.2.
2.3.
3.4.
3.5.
Produktivitas Sawah dan
di DAS Saguling
Halaman
Sistem Agroforestry
...............................
25
Perbandingan antara Pola
dan Pola Tanam Ganda
Tanam
Tunggal
.......................
30
Perbedaan antara Program Linear dengan Program
dengan Tujuan Ganda
66
Jumlah Petani Contoh untuk Pengamatan Kontinyu
di Empat Desa Contoh
..........................
72
Jumlah
Tanah Tererosi dari
Setiap
Jenis
Tanaman pada Lahan Berlereng
40% di
DAS
Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten
Sumedang)
88
...........................
....................................
3.6.
Produksi Tanaman yang Dikonsumsi untuk Setiap
Jenis Tanaman dari Sistem Pertanaman Agroforestry di DAS Cimanuk, Jawa Barat (DarmarajaWado, Kabupaten Sumedang)
.....................
3.7.
3.8.
4.9.
Angka Konversi Bahan yang dapat
Setiap Jenis Tanaman
Tipe Penggunaan Lahan di Daerah Aliran
Cimanuk Hulu
............................
Penggunaan Lahan di
Wado, Kabupaten
Sumedang
*
4.12.
dari
.......................... 106
Nilai Kalori Bahan Makan per Kilogram ......... 107
4.10. Tipe
4.11.
Dimakan
89
Sungai
112
Daerah Darmaraja-
..................... 113
Keadaan Hidrologi di DAS Cimanuk .............. 116
Keadaan Penduduk di Kecamatan Darmaraja
dan Wado
...................................
Penduduk
di Keempat Desa Contoh
117
.....
4.13.
Keadaan
5.14.
Besarnya Jumlah Tanah Tererosi dari Beberapa
Sistem Pertanaman pada Lahan Berlereng 20% dan
40% di DAS Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado,
Kabupaten Sumedang). (ton/m3/tahun) ........... 120
xii
117
5-15. Jumlah Aliran Permukaan pada Beberapa Sistem
Pertanaman di DAS Cimanuk, Jawa Barat (DarmarajaWado, Kabupaten Sumedang) pada kemiringan lereng
127
lahan 20% dan 40% (m3/ha/tahun)
................
5.16. Rata-rata Laju Infiltrasi dari Berbagai Sistem
Pertanaman pada Lahan Berlereng 20% dan 40% di
DAS Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang). (mm/jam)
140
5.17. Pendapatan dari Berbagai Sistem Pertanaman pada
Lahan Berlereng 20% dan 40% di DAS Cimanuk,
Jawa Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
(Rp/ha)
149
5.18. Hasil Analisis Fungsi Produksi (CD) dari Usahatani Agroforestry di DAS Cimanuk, Jawa Barat
(Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
155
5.19. Target dalam Alokasi Penggunaan Lahan Berlereng
40% dengan Sistem Pertanaman Agroforestry di
DAS
Cimanuk,
Jawa Barat (Darmaraja - Wado,
Kabupaten Sumedang) untuk
Petani Golongan I
[Skenario .utama IV subskenario IV.1, IV.2,
IV.3, IV.4, dan IV.51
171
5.20. Hasil
Optimal
Alokasi
Penggunaan
Lahan
Berlereng
40%
dengan
Sistem
Pentanaman
Afroforestry untuk Petani Golongan I [Skenario
utama IV subskenario IV.1, IV.2, IV.3, IV.4,
dan IV.51
172
5.21. Penyimpangan dari Target pada Alokasi Lahan
Optimal untuk Petani Golongan I [Skenario utama
IV subskenario IV.1, IV.2, IV.3, IV.4, dan
IV.51
173
5.22. Target daiam Persoalan Alokasi Penggunaan Lahan
40%
dengan
Sistem
Pertanaman
Berlereng
di DAS Cimanuk,
Jawa
Barat
Agroforestry
(Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
untuk
I11
Golongan
I1 [Skenario utama
Petani
subskenario 111.1, 111.2, 111.3, 111.4 dan
111.51
175
5.23. Hasil Optimal Persoalan
Alokasi Penggunaan
Lahan Berlereng 40% dengan Sistem Pertanaman
Agroforestry untuk Petani Golongan I1 [Skenario
utama I11 subskenario 111.1, 111.2, 111.3,
111.4 dan 111.51.
176
......................
......................................
..........
..........................
.......................................
..........................................
.........................................
..............................
xiii
5.24. Penyimpangan
dari Target pada Alokasi Lahan
Optimal untuk Petani Golongan I1 [Skenario
utama 111 subskenario 111.1, 111.2 111.3,
111.4 dan III.S].
...............................
177
5.25. Alokasi Lahan Optimal dari Lima Skenario dengan
Populasi Tanaman dalam Sistem Pertanaman Agroforestry untuk Petani Golongan I [Skenario
utama IV subskenario IV.l, IV.2, IV.3, IV-4,
dan IV.51.
...........................-...-..-.- 179
5.26. Alokasi Lahan Optimal dari Lima Skenario dengan
Populasi Tanaman dalam Sistem Pertanaman Agroforestry untuk Petani Golongan I1 [Skenario
utama I11 subskenario 111.1, 111.2, 111.3,
111.4, dan 111.51.
.............................
180
5.27. Daya
Dukung Lahan Berlereng 40% dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry pada Keadaan
Belum
Optimal untuk Petani Golongan I [Skenario utama
IV subskenario IV.l, IV.2, IV.3, IV.4, dan
IV.51
.........................................
Dukung Lahan Berlereng 40% dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry pada Keadaan Optimal
untuk Petani Golongan I [Skenario utama IV
subskenario IV.1, IV.2, IV.3, IV.4,dan IV.51
198
5.28. Daya
...
Dukung Lahan Berlereng 40% dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry pada Keadaan
Belum
Optimal untuk Petani Golongan I1 [Skenario
utama I11 subskenario 111.1, 111.2, 111.3,
111.4, dan 111.51.
199
5.29. Daya
.............................
200
5.30. Daya
Dukung Lahan Berlereng 40% dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry pada Keadaan Optimal
untuk Petani Golongan I1 [Skenario utama I11
subskenario 111.1, 111.2, 111.3, 111.4, dan
111.51.
......................................
xiv
201
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Halaman
Teks
Kerangka Pemikiran Masalah Penggunaan Lahan
Kering Pertanian dengan Sistem Agroforestry
melalui Pendekatan Program Tujuan Ganda (PTG)
di DAS Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado,
Kabupaten Sumedang)
19
Diagram
Lingkar Sebab Akibat dari
Sistem
Pertanaman Agroforestry di DAS Cimanuk, Jawa
Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
20
Interaksi
Tunggal
28
..................-.......-
2.
....
3.
4.
Faktor-faktor
dalam
Pola
Tanam
.......................................
Interaksi Faktor-faktor
Ganda
dalam
Pola
Tanam
.........................................
29
Perbedaan dalam Pengaturan Ruang dari Tiga
Jenis Tanaman (a). Pemukiman Batas (Interface)
Menjadi Tiga Kali Lipat (ii) dan lima Kali
Lipat (iii); (b). Tiga Cara Mengatur Pencampuran Tanaman Dewasa Berdasarkan Ketinggian Tajuk:
(i) Jenis Sama Umur Berlainan, (ii) Menanam
Jenis-jenis yang Tidak Sama Tingginya yang
Pendek Dipanen Lebih Awal, dan (iii) Menanam
dengan Waktu yang Berlainan
...................
44
Gambar Skematik Pertumbuhan Pohon Kepala untuk
Kemungkinan Dikombinasi dengan Tanaman Lain ...
47
..........
........................
........................
........................
........................
........................
........................
Peta Administrasi Kabupaten Sumedang
111
Tinggi Tanaman pada S1
129
Tinggi Tanaman pada S2
Tinggi Tanaman pada S3
Tinggi Tanaman pada S4
Tinggi Tanaman pada
S5
Tinggi Tanaman pada S6
Proporsi Intersepsi, Aliran Batang dan
Tajuk Selama Penelitian
Pola Tanam
130
131
132
133
134
Lolosan
.......................
Sistem Pertanaman Agroforestry .....
142
165
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Teks
Halaman
Keadaan Curah Hujan Selama Penelitian Oktober
1988 - Juli 1989
*.............................
Data Curah Hujan di Kecamatan
Wado Selama Tiga Tahun
Darmaraja
dan
........................
Hasil Analisis Tanah Sebelum Penelitian .......
Hasil Analisis Tanah Setelah Penelitian .......
Petak Penelitian ..............................
Tata Letak Petak Penelitian ..*................
Gambar Penempatan Tanaman dan Jarak Tanam .....
Jumlah Tanah Tererosi (Kumulatif) pada Enam
Sistem Pertanaman di Lahan Berlereng 20% an 40%
(kg/petak)
...................................
Jumlah Aliran Permukaan (Kumulatif) pada Enam
Sistemg Pertanaman di Lahan Berlereng 20% dan
40% (m /petak)
................*...............
Analisis Data Hasil dari Enam Sistem Pertanaman
pada Lahan Berlereng 20% dan 40% per Petak
dalam Rupiah
..................................
Analisis Data Hasil Tanam Palawija (Padi GQ~O/
~agung/~ingkong)dalam Rupiah
..............
Analisis Biaya dan Penerimaan Usahatani (R/C1)
Agroforestry per Hektar di DAS Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
....
Analisis Biaya dan Penerimaan Usahatani (R/C2)
Agroforestry per Hektar di DAS Cimanuk, Jawa
Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
....
Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas
15.
Harga Jual dan Harga Beli
Komoditi dan Sarana Produksi
xvi
.........
Berbagai
Jenis
..................
247
Alokasi Tenaga Kerja per Hektar Setiap Bulan
dalam Setahun Menurut Jenis Komoditi
pada
Usahatani Agroforestry di DAS Cimanuk, Jawa
Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
....
Alokasi Tenaga Kerja per Hektar Per Musim Tanam
Menurut Jenis Kegiatan, Waktu, Jenis Tenaga
Kerja
pada Usahatani Agroforestry di
DAS
Cimanuk, Jawa Batat (Darmaraja-Wado, Kabupaten
Sumedang)
.....................................
Pendapatan
Bersih
Usahatani
Agroforestry
Strata I per Hektar di DAS Cimanuk, Jawa Barat
(Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
..........
Pendapatan Bersih Usahatani Agroforestry Strata
I1 per Hektar di DAS Cimanuk, Jawa Barat
(Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
..........
Hasil Perhitungan Optimalisasi Perencanaan A l o kasi Lahan pada Persoalan Sistem Pertanaman
Agroforestry
..................................
Matrix I - 0 Persoalan Agroforestry untuk
Strata I pada subskenario IV.l sampai dengan
subskenario IV.5
..............................
Matrix I - 0 Persoalan Agroforestry untuk
Strata I1 pada subskenario 111.1 sampai dengan
subskenario 111.5
............................
Kecukupan Energi Berbagai Golongan Umur,
Kelamin dan Kegiatan
Jenis
..........................
Peta Lokasi Kabupaten Sumedang
Barat
Propinsi
Jawa
.........................................
Peta Lokasi Lahan Kritis Pelita
i..............
nuk
IV DAS Cima-
..................-.....
Peta Curah Hujan ..............................
Peta Jenis Tanah ..............................
Peta Ketinggian ................................
Peta Kemiringan Lereng ........................
.....
.........................
Peta Kerusakan Tanah ..........................
Peta Kepadatan Penduduk .......................
Peta Penggunaan Tanah
Peta Sentra Produksi Kabupaten Sumedang
xvii
.......
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Z.L.
Untuk memenuhi kebutuhannya serta
dan
mendukung
menggunakan
termasuk
kelangsungan
sumberdaya
sumberdaya
Pengelolaan
dalam
lahan
sumberdaya
hidupnya,
manusia!
lingkungan
dan
lahan erat
sekali
pengelolaan sumberdaya air, baik
segi
penggunaan,
dari
Oleh
penempatan
hams
hidupnya,
sumberdaya
'
dengan
pengawetannya.
mempertahankan
maupun
hubungannya
ditinjau
dari
dari
segi
karena itu pengelolaan
kedua sumberdaya tersebut mutlak
yang
baik
diperlukan
agar
ganda dari kedua sumberdaya tersebut
pemanfaatan
dipertahankan
dan
diperkembangkan
air.
secara
dapat
optimum,
seimbang dan berkesinambungan (sustainable). Pengelolaan
sunberdaya
untuk
alam
alam
pada hakekatnya adalah
usaha
mendayagunakan dan mengubah ekosistem
agar
manusia memperoleh manfaat
mengusahakan
manusia
sumberdaya
maksimum
kontinuitas produksinya
dengan
(Soerianegara,
1977)-
Proses pengalokasian sumberdaya alam dalam
ruang
dan waktu untuk memenuhi kebutuhan dan kehidupan manusia
secara
berkelanjutan
pembangunan.
dapat
dilakukan
Akan tetapi salah satu
'
dengan
jalan
problema Nasional,
yang perlu diperhitungkan dalam menentukan kebijaksanaan
pembangunan
pertanian
adalah
meningkatnya
jumlah
penduduk
sebesar lebih kurang
2.34% setiap
penyebaran penduduk yang tidak merata.
tahun 1981, Pulau Jawa dengan luas
(6.94%)
berpenduduk
80 juta
Menurut
lahan
orang
tahun
dan
sensus
13 404 600 ha
(54.4%) sedangkan
pulau-pulau lain (93% dari luas Indonesia) hanya didiami
oleh lebih kurang 55% penduduk (Satjapradja, 1981).
Tanah
sebagai tempat untuk
melangsungkan
usaha
penduduk tidak bertambah luasnya, malah berkurang akibat
berbagai
peruntukan diluar pertanian. Perubahan
manusia
dan
perubahan
bentuk
kegiatannya akan
dalam pola tataguna lahan.
mengakibatkan
Perubahan dalam
tataguna lahan selanjutnya mengakibatkan pula
dalam lingkungan hidup.
Perubahan
perubahan
lingkungan
tersebut
sering mengarah ke kerusakan lingkungan sebagai
penduduk
telah
mengeksploitasi
tingkat
melebihi
(Soemarwoto, 1974)
Akibat
daya
dukung
jumlah
akibat
lingkungannya
lingkungan
pada
tersebut
.
sangat terbatasnya
lahan
pertanian
di
daerah padat penduduk, banyak lahan-lahan yang miring di
daerah
perbukitan digunakan untuk
Tehnik
pertanian
kondisi
setempat yang mengakibatkan erosi, banjir
musim
kering
yang digunakan tidak
penghujan, kekeringan di
perubahan
iklim.
tanpa
terhadap
sesuai
musim
konservasi pada
di
dan
pangan lahan
tanah
seperti Podsolik Merah
dengan
kemarau
Pertanian berpola tanam
usaha
erosi
lahan pertanian.
yang
Kuning,
peka
sudah
akan
menimbulkan erosi pada lereng 3%.
erosi
Podsolik berlereng 3, 5, 7 dan 15% berturut-
pada tanah
turut
Jumlah
mencapai
32.5, 100, 150 dan
(Sudjadi dan Satari, 1986)
200-280
ton/ha/th
.
Usaha untuk meningkatkan ketahanan tanah terhadap
erosi dapat
metoda
dilakukan dengan
vegetatif;
(2) metoda
(Arsyad, 1983). Usaha
kimia
tiga metoda, yaitu:
mekanik;
(1)
dan (3) metoda
konservasi tanah
dengan
menggunakan zat-zat kimia, masih dirasakan terlalu sulit
dilaksanakan oleh para petani mengingat
terlalu
Usaha konservasi tanah
mahal.
biayanya
yang
dengan metoda
mekanik yaitu dengan cara pembuatan teras, rorak dan dam
penghambat
permukaan
permukaan
yang
dan
berfungsi
untuk
memperlambat
menampung serta mengalirkan
tanpa
menimbulkan
bahaya
aliran
air
aliran
erosi,
juga
rnemerlukan biaya yang cukup besar untuk melaksanakannya.
yang
Usaha
pengawetan tanah dengan metoda
salah
satu caranya
pengaturan
cara
adalah
bercocok
dengan
tanam
melakukan
mempunyai
kemungkinan untuk bisa dilaksanakan oleh
memerlukan
vegetatif,
perlakuan
para
khusus
banyak
petani,
karena
tidak
terhadap
tanah.
Pengaturan cara bercocok tanam tersebut menurut
Thahir (1973) dapat dilakukan dengan cara bercocok tanam
ganda
dengan
(multiple cropping).
sistem
Di
tersebut mencakup
turnpangsari, pergiliran
Indonesia
penanaman
tanaman
campuran,
tanaman, tanaman
sela
dan
akan
menimbulkan erosi pada lereng 3%.
erosi
Podsolik berlereng 3, 5, 7 dan 15% berturut-
pada tanah
turut
Jumlah
mencapai
32.5, 100, 150 dan
(Sudjadi dan Satari, 1986)
200-280
ton/ha/th
.
Usaha untuk meningkatkan ketahanan tanah terhadap
erosi dapat
metoda
dilakukan dengan
vegetatif;
(2) metoda
(Arsyad, 1983). Usaha
kimia
tiga metoda, yaitu:
mekanik;
(1)
dan (3) metoda
konservasi tanah
dengan
menggunakan zat-zat kimia, masih dirasakan terlalu sulit
dilaksanakan oleh para petani mengingat
biayanya
terlalu
dengan metoda
mahal.
Usaha konservasi tanah
yang
mekanik yaitu dengan cara pembuatan teras, rorak dan dam
penghambat
permukaan
permukaan
yang
dan
berfungsi
untuk
memperlambat
menampung serta mengalirkan
tanpa
menimbulkan
bahaya
aliran
air
aliran
erosi,
juga
memerlukan biaya yang cukup besar untuk melaksanakannya.
yang
Usaha
pengawetan tanah dengan metoda
salah
satu caranya
pengaturan
cara
adalah
bercocok
dengan
tanam
melakukan
mempunyai
kemungkinan untuk bisa dilaksanakan oleh
memerlukan
vegetatif,
perlakuan
para
khusus
banyak
petani,
karena
tidak
terhadap
tanah.
Pengaturan cara bercocok tanam tersebut menurut
Thahir (1973) dapat dilakukan dengan cara bercocok tanam
ganda
dengan
(mu1tiple cropping)
sistem
.
Di
tersebut mencakup
tumpangsari, pergiliran
Indonesia
penanaman
tanaman
campuran,
tanaman, tanaman
sela
dan
sisipan.
Sedang menurut
Beets (1982), cara
bercocok
1
tanam
ganda
terdiri dari penanaman
(mixed cropping), tanaman sela
cropping),
penanaman
storey cropping), penanaman
sisipan
(relay
berstrata
(multi
secara
strip
penanaman
(sequential cropping systems)
Celestino
atau
tajuk
secara
(strip lane cropping) dan
ta-naman campuran
atau
secara
alur
bergilir
.
(1984, dalam
dan
Satari,
1986) menyatakan adanya cara-cara agronomis di
samping
cara-cara
menekan
mekanis
Sultoni
yang dapat dilakukan untuk
erosi. Cara agronomis tersebut meliputi:
(1) penanaman
penutup tanah untuk melindungi tanah dari pukulan
hujan
secara
langsung, (2) penambahan
untuk
meningkatkan
bahan
stabilitas agregat
tanah
ketahanannya terhadap erosi meningkat, (3)
tanah
yang
tepat agar kapasitas
curah
organik
sehingga
pengelolaan
infiltrasi meningkat
sehingga mengurangi aliran permukaan, dan (4) pola tanam
dan
pengelolaan
tanaman
turnpangsari, tanaman
tepat
dan
mengurangi
Kombinasi
dari
menghasilkan
dan
cara
aliran
tanaman
dan
tanah
dapat
-
98%.
agronomis
akan
permukaan
mekanis
Sultoni
pengelolaan
penggunaan .mulsa sisa
erosi
sistem
Suwardjo (1981, dalam
Satari, 1986), melaporkan bahwa
minimum
seperti
sisipan, penggunaan mulsa, dan
jarak tanam yang sesuai.
dan
yang
85
suatu usahatani konservasi yang
efektif
dalam menanggulangi masalah erosi pada lahan berlereng.
Agroforestry termasuk sistem bercocok tanam tajuk
berstrata
d m
Bercocok
tanam
terbagi
merupakzn
dalam
suatu
usahatani
dengan cara penanaman
koservasi.
tajuk
berstrata
tajuk
dua sistem, yaitu: (1) penanaman
berstrata antara tanaman tahunan dengan tanaman semusim;
dan (2) penanaman tajuk berstrata antara tanaman-tanaman
tahunan
saja
(Beets, 1982).
(1981), agroforestry
ganda
dimana
kehutanan
bersama
Sedang
merupakan bentuk
terdapat
intercropping
menurut Fillius
bercocok
antara
dengan tanaman pertanian yang
atau
berlapis,
Sistem
tradisional
terutarna
telah
di
pertanaman
pertanaman
tanaman
dapat
dalam rotasi membentuk suatu
tanam
ditanam
tajuk
Yang
agroforestry
sejak lama dikenal
daerah Jawa Barat.
Akan
oleh
yang
masyarakat
tetapi,
sistem
agroforestry belum dikembangkan secara
baik
dan belum dikelola secara intensif.
Yang
dimaksudkan
dengan agroforestry
studi ini adalah sistem pertanaman yang
dalam
mengintergrasitahunan
kayu
kehutanan di dalam sistem produksi tanaman semusim
padi
kan
dalam
ruang dan/atau waktu
di
tanaman
dan palawija pada suatu penggunaan lahan yang sama.
1 2
Permasalahan
Di
Kecamatan
Waduk
daerah aliran sungai Cimanuk yaitu di
Wado dan Kecamatan Darmaraja,
Jatigede yang merupakan waduk
akan
serbaguna.
daerah
dibangun
Salah
satu kegunaan bendungan Jatigede adalah
untuk
penyem-
bangan irigasi pertanian yang direncanakan akan mengairi
areal
per
Rentang seluas 90 000 hektar dengan debit
detik
pada
musim
penghujan
dan
musim
m3
kemarau.
listrik
Kegunaan lainnya adalah untuk pembangkit tenaga
dengan
10
kapasitas 2 200 MW, produksi perikanan, pengen-
dalian banjir, pengembangan pariwisata dan
industri.
Letak Waduk Jatigede kira-kira
pengembangan
kilometer
75
sebelah timur kota Bandung, Jawa Barat (Lembaga Ekologi
UNPAD, 1982).
Hasil
penelitian Lembaga Ekologi
UNPAD
(1982),
melaporkan bahwa daerah aliran sungai Cimanuk Hulu
yang
merupakan
luas
daerah tampung Waduk Jatigede mempunyai
146 060
hektar,
sedangkan luas daerah
tampung
sungai
Cimanuk
seluruhnya adalah 375 200 hektar. Dengan
diba-
ngunnya Waduk Jatigede kurang lebih 4 650 hektar
lahan
tergenang. Secara administratif daerah genangan tersebut
meliputi areal sebagian dari Kecamatan Darmaraja, Wado,
Cadasngampar, Situraja
dan
Tomo, Kabupaten
Sumedang,
dimana sebanyak 20 buah desa akan tergenang. Sekitar 70%
dari
lahan
yang tergenang merupakan
penduduk, kurang
lahan
lebih
pertanian.
Sebagian
besar
keluarga
atau 91 688 orang harus pindah dan menetap
24 407
kepala
di
sekitar waduk.
Apabila
tidak mau untuk
sebagian besar penduduk daerah
pindah
ke
lu
DALAM PEIUGGUFIAAAI LAHAN KERlNG PERTAMIAN
YANG BERLERENG CURAM DL DAS CIMANUK,
JAWA BARAT
( Studi
Kasus di Daerah Darmaraja
- Wado, Kabupaten Sumedang )
Oieh :
DEDEH SAODAH WlDANlNGSlH
PAKULTAS PASGASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
1 9 9 1
RINGKASAN
DEDEH
SAODAH
WIDANINGSIH.
Peranan
Sistem
Pertanaman Agroforestry dalam Penggunaan Lahan Kering
Pertanian yang
Berlereng Curam di
DAS
Barat (Studi Kasus di Daerah Darmaraja
Sumedang)
-
Jawa
Wado, Kabupaten
(di bawah bimbingan H. ISHEMAT SOERIANEGARA
sebagai Ketua, F. GUNARWAN SOERATMO, H.
ABIDIN,
Cimanuk,
SURKATI
AHMAD
H. LUTFI I. NASOETION dan BENYAMIN
NASENDI
D.
sebagai anggota).
Penelitian mengenai
agroforestry
yang
dalam
berlereng
(di daerah
lakukan
pengamatan dan
sistem
pertanaman
penggunaan lahan kering pertanian
curam di
Darmaraja
pada
peranan
tahun
-
DAS
Cimanuk, Jawa
Wado, Kabupaten
1988
sampai
percobaan mengenai
Sumedang), di-
1989.
sistem
dilakukan 'di lapangan, ditambah dengan
Barat
Pengukuran,
pertanaman
analisis tanah
yang dilakukan di laboratorium. Tempat penelitian
kasus
ini teqletak di daerah Kecamatan
studi
Darmaraja dan
Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, yang termasuk bagian
hulu daerah aliran sungai Cimanuk, Jawa Barat.
Jenis tanah daerah penelitian adalah Latosol Merah
Kekuningan, bertekstur liat, berdrainase cukup baik, dan
keadaan topografi tanahnya berbukit
Penggunaan
(35%).
lahan yang terluas
Daerah penelitian
sampai bergunung.
adalah
bertipe
kebun
hujan
C
campuran
menurut
Schimidt dan Ferguson (1951); jumlah curah hujan
sebesar 3521.75 mm
tahun
rata-rata 161 hari.
8
-
dengan
jumlah
hari
Kepadatan penduduk termasuk
13 jiwa per hektar dengan laju pertambahan
1.77%.
Mata pencaharian penduduk pada
petani
(40%) dan buruh
terbanyak tamatan
.
(11%)
sekolah dasar
hujan
sedang
penduduk
umumnya
Pendidikan
per
sebagai
penduduk
(33%), masih
banyak
penduduk yang tidak mengenyam sekolah (35.5%).
Metode penelitian yang digunakan untuk:
A.
1.
A n a l i s i s Aspek Ekologi
Metode
petak
kecil, untuk mengukur
jumlah tanah
tererosi dan aliran permukaan dari enam macam sistem
pertanaman yang digunakan sebagai perlakuan.
petak 3 m x 11 m
,
Ukuran
rancangan yang digunakan adalah:
Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) dengan
dua kombinasi perlakuan yaitu: (1) kemiringan lereng
(M) dan
(2)
sistem pertanaman
(S).
Kemiringan
lereng lahan terdiri dari dua taraf yaitu: M1
dan M2
=
40%.
=
Sistem pertanaman terdiri dari
20%
enam
macam yaitu:
S1
=
Kayu Afrika
S2 = Kayu Afrika / Padi gogo / Jagung / Singkong
S3 = Kayu Afrika / Padi gogo / Singkong
S4
=
Padi gogo / Jagung / Singkong
S5 = Padi gogo / Singkong
S6 = Singkong.
Setiap unit perlakuan
diulang tiga kali, sehingga
jumlah petak penelitian seluruhnya 36 petak.
2.
Analisis
sifat fisik tanah
sebelum
dan
sesudah
penelitian, pengukuran laju infiltrasi tanah, tinggi
tanaman, aliran batang, lolosan tajuk
dan
curah
hujan.
B.
Analisis Aspek Ekonomi
1.
Hasil percobaan petak kecil yang dikonversi dengan
nilai
rupiah
untuk
setiap
perlakuan
sistem
pertanaman.
2.
Analisis perbandingan penerimaan dan biaya usahatani
(re-
and
cost ratio) atau R/C.
kukan dengan dua macam
Analisis
cara yaitu:
a.
dengan
memperhitungkan biaya tenaga kerja keluarga
dan b.
tanpa memperhitungkan biaya
keluarga
3. Analisis
dila-
(R/C1)
tenaga kerja
.
(R/C2)
fungsi produksi Cobb-Douglas
mengetahui, hubungan
(CD) untuk
faktor-faktor masukan (input)
yang berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.
4. Alokasi
lahan yang optimal untuk
tanaman palawija
dan kayu, digunakan model analisis Program Tujuan
Ganda
(PTG atau multiple objective progrand.ng),
dengan empat macam peubah keputusan, sembilan peubah
deviasi
model
dan enam tujuan
optimalisasi
serta kendala.
alokasi
penggunaan
Analisis
lahan
dilakukan dengan empat macam skenario utama, dan
setiap
skenario utama
subskenario.
terdiri dari
lima
macam
Skenario utama sebagai berikut :
I. Target seluruh jumlah kebutuhan produksi
dikonsumsi, makanan
yang
dan bahan bakar selama satu
tahun.
11. Target setengah dari jumlah kebutuhan
yang dikonsumsi, makanan
dan
bahan
produksi
bakarbakar
selama satu tahun.
111. Target sepertiga dari jumlah kebutuhan
produksi
yang dikonsumsi, makanan dam bahan bakar
selama
satu tahun.
IV.
Target
seperempat dari jumlah kebutuhan pro-
duksi yang dikonsumsi, makanan
.
dan bahan
bakar
selama satu tahun.
Sebagai subskenario pertama adalah keadaan
sekarang dimana kendala sumberdaya, target atau tujuan dan koeffisien teknologi seperti yang telah
ditentukan dan tercantum dalam
kan.
model yang diguna-
Subskenario ke dua, tiga, empat dan lima me-
rupakan
keadaan
perubahan
pada
dimana
dilakukan
perubahan-
kendala sumber daya, target
dan
koeffisien teknologi.
5.
Daya
dukung
lahan
dari
agroforestry, dihitung dalam
hektar
dengan
sistem
pertanaman
banyaknya
orang per
cara menghitung
jumlah
kalori
(Kcal) yang dihasilkan oleh sebidang lahan yang
ditanami dengan sistem pertanaman
agroforestry
kemudian membaginya dengan keperluan kalori per
orang dewasa per hari.
Besarnya daya dukung
dihitung untuk kelima macam
lahan yang
model
lahan
alokasi penggunaan
optimal, berdasarkan hasil
analisis
optimasi kelima subskenario yang
telah
ditentukan.
Penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut:
A. Aspek Ekologi
1. Sistem pertanaman agroforestry mempunyai peranan yang
menekan jumlah tanah yang tererosi dan
mampu
permukaan
pada lahan berlereng 20% dan 40%.
aliran
Sistem
pertanaman agroforestry dengan komposisi tanaman :
Kayu
t
Afrika/Padi gogo/Jagung/Singkong menghasilkan
erosi : 11.15 ton /ha/tahun pada lahan berlereng
dan
62.28
ton/ha/tahun pada
lahan berlereng
Sedangkan jumlah aliran permukaan yang
20%
40%.
dihasilkan
sebesar 2 225.46 m3/ha/tahun pada lahan berlereng 20%
dan
6 563.64 m3/ha/tahun pada lahan
Sistem
pertanaman agroforestry
tanaman Kayu Afrika/Padi
berlereng
dengan
Kayu
komposisi
gogo/Jagung/Singkong tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan
tanaman
40%.
Afrika/Padi
komposisi
gogo/Singkong
dalam
pengaruhnya terhadap jumlah tanah tererosi dan aliran
pennukaan,
tetapi berbeda nyata
dengan
sistem
pertanaman tanaman semusim atau Kayu Afrika.
"
2.
Sistem pertanaman
agroforestry mempunyai enpat dan
tiga strata tinggi tanaman yang efektif dalam menekan
jumlah tanah tererosi dan aliran permukaan yang terjadi pada lahan berlereng
3. Sistem
pertanaman
tanaman
20%
dan
agroforestry
40%.
dengan
komposisi
Kayu ~frikal~adi
gogo/Jagung/Singkong dan
Afrika/Padi gogo/Singkong mengakibatkan sifat
Kayu
fisik tanah yang terbaik dibandingkan dengan
sistem
pertanaman tanaman semusim dan Kayu Afrika,
yaitu
mempunyai
nilai
besaran
permeabilitas dan
untuk
porositas
total,
indeks stabilitas agregat yang
tertinggi.
4.
Intersepsi tajuk pohon ~ A y uAfrika
sebesar 22 persen
dari jumlah curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah
dan mengurangi daya
perusak tumbukan tetes air hujan
yang akhirnya akan mengurangi jumlah tanah tererosi
dan aliran permukaan.
B. Penilaian Aspek Ekonomi.
1. sistem
pertanaman agroforestry dengan
komposisi
tanaman Kayu AfrikaIPadi gogo/Jagung/Singkong dan
Kayu
Afrika/Padi gogo/Singkong memberikan pendapatan
yang
besarnya
sama dengan sistem pertanaman tanaman
semusim tunggal maupun ganda.
2. Hasil
analisis R/C1 dan analisis
R/C2,
menunjukkan
bahwa usahatani sistem pertanaman agroforestry
untuk
layak
diusahakan. R/C1 ratio untuk petani golongan I
sedangkan untuk golongan I1 rata-rata
rata-rata 4.18,
sebesar 4.04.
Hasil R/C2 ratio untuk petani golongan
I sebesar 5.98 dan untuk petani golongan I1 sebesar
6.83.
3. Hasil
analisis
fungsi
produksi Cobb
nunjukkan bahwa faktor-faktor masukan
berpengaruh
penggunaan
-
produksi
nyata positif adalah lahan
pestisida
dan
yang
Douglas meyang
garapan
berpengaruh
dan
nyata
negatif adalah penggunaan benih dan sewa lahan.
Faktor-faktor
produksi
tenaga
kerja (keluarga dan
upahan) dan penggunaan pupuk (organik dan anorganik),
tidak mempengaruhi peningkatan produksi secara nyata.
4. Analisis
sistem
optimasi
alokasi
penggunaan lahan
pertanaman agroforestry pada lahan
dengan
berlereng
40%, sebagai berikut :
a. Hasil
Ganda
analisis
pada
masing-masing
petani
optimasi
dengan
Program
Skenario utama I, I1 dan
Tujuan
I11 dengan
subskenario 1, 2, 3, 4 dan 5
golongan
untuk
I, dan Skenario utama I dan
I1
dengan masing-masing sub skenario 1, 2, 3, 4 dan 5
untuk
karena
petani golongan 11, ternyata tidak
tidak realistis.
Sedangkan pada
optimal
skenario
utama IV dengan subskenario 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk
.
petani
golongan I dan Skenario utama I11 dan
dengan
subskenario 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk
golongan
11, menunjukkan
hasil
yang
IV
petani
sangat
.
rasional
b. Keadaan petani
golongan
I pada
saat
sekarang
(belum optimal):
Luas
lahan untuk : Kayu Afrika = 0.02 ha,
gogo
=
0.24 ha, jagung = 0.02 ha,
padi
singkong =
0.03 ha, sehingga jumlah luas lahan = 0.31 ha.
Erosi
124.85 ton/ha/tahun.
:
konsumsi
:
Rp 78 375.00 per
Produksi
tahun.
yang
Pendapatan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
dan
bahan
yang
di
makanan
bakar : Rp 143 979.14 per tahun. Modal
tersedia : Rp 46 164.00
per tahun.
Tenaga
kerja keluarga: 337.44 HOK per tahun.
c. Keadaan optimal petani golongan I terjadi pada
Skenario
utama
IV, dengan
subskenario
IV.l,
sebagai berikut :
Luas lahan garapan : Kayu Afrika = 0.13 ha,
padi
gogo = 0.16 ha, singkong = 0.02 ha, sehingga
jum-
lah
luas lahan = 0.31 ha.
tahun.
Erosi : 121.34 ton/ha/
Produksi yang di konsumsi : Rp
per tahun.
Pendapatan untuk
memenuhi
83 171.14
kebutuhan
konsumsi makanan dan bahan bakar Rp 144 324.10 per
tahun.
Modal yang diperlukan : Rp 49 508.49 - - per
tahun.
keluarga yang digunakan :
Tenaga kerja
.
42.91 HOK per tahun (13%)
d,
Keadaan
petani
golongan I1
pada
saat
sekarang
(belum optimal) :
Luas
lahan untuk : Kayu Afrika = 0.05
gogo
=
0.50 ha, jagung
=
ha,
padi
singkong =
0.04 ha,
0.05 ha, sehingga jumlah luas lahan = 0.64 ha.
Erosi : 124.85 ton/ha/tahun.
sumsi : Rp 111 633.30
Produksi yang dikon-
per tahun.
diperlukan untuk memenuhi
Pendapatan yang
kebutuhan makanan dan
bahan bakar : Rp 233 644.90 per tahun.
tersedia : Rp 98 186
per tahun.
Modal yang
Tenaga kerja ke-
luarga : 344.03 HOK per tahun.
e. Keadaan
utama
optimal petani golongan I1 pada
I11
dengan
sub
skenario
skenario
sebagai
111.1
berikut :
Luas
lahan untuk : Kayu Afrika = 0.16
gogo
=
0.34
ha,
jagung = 0.07 ha,
Erosi : 124.85 ton/ha/tahun.
singkong =
Produksi yang dikon-
sumsi : Rp 123 547.50 per tahun.
makanan
Pendapatan yang
dan
bahan
Rp 233 938.32 per tahun.
Modal yang
Rp 78 274.09
Tenaga
per tahun.
padi
luas'lahan = 0.64 ha.
0.08 haItsehingga jumlah
memenuhi kebutuhan
ha,
66-11 HOK per tahun (19%).
bakar :
diperlukan :
keja keluarga
:
f. Populasi
tanaman
optimal
dalam
subskenario
keadaan
IV.1
untuk
alokasi
lahan
lahan
garapan
petani golongan I dengan luas lahan 0.31 ha :
Afrika : 63 pohon
Kayu
dengan jarak tanam
3 m x 7 m 1
: 25 120 rumpun dengan jarak
Padi gogo
tanam 250 m x 250 m,
: 160 tanaman dengan jarak tanam
Singkong
l m x
Populasi
tanaman
optimal
lm,
dalam
keadaan
subskenario' 111.1. untuk
alokasi
lahan
lahan
garapan
petani golongan I1 dengan luas lahan 0.64 ha :
Kayu Afrika : 74 pohon dengan jarak tanam
3 m x 7 m 1
: 53 600 rumpun dengan jarak tanam
Padi gogo
25
cm x 25 cm,
: 700 rumpun dengan jarak tanam
Jagung
l m x l m ,
: 820 tanaman dengan jarak tanam
S ingkohg
g, Hasil
alokasi
skenario
pada
2,
petani
untuk
dengan
petani
besar
tentukan.
I m x
1m.
lahan
optimal
untuk
setiap
sub
3, 4 dan 5 untuk skenario
utama
golongan
utama I11
golongan
I
dan skenario
11,
berbeda-beda
target atau tujuan
yang
IV
sesuai
telah
di
5.
Daya
dukung
lahan dengan
agroforestry pada
untuk
sistem
lahan berlereng
lahan garapan petani
pertanaman
adalah
40%,
golongan
:
I
sebelum
optimal dapat mendukung 0.16 oranglha dan
setelah
optimal meningkat menjadi 0.73
orang/ha.
lahan garapan petani golongan I1
sebelum
Untuk
optimal
dapat mendukung 0.32 orang/ha dan setelah optimal
meningkat menjadi 1.1 orang/ha.
Usahatani agroforestry dengan luas
yang
tersedia pada
memenuhi
lahan garapan
petani, keadaannya tidak
seluruh target
kebutuhan
produksi
bisa
yang
dikonsumsi, makanan dan bahan bakar selama satu tahun.
Berdasarkan
berbagai kendala, maka
kebutuhan
yang
terpenuhi dengan usahatani sistem pertanaman agroforestry hanya seperempat bagian untuk petani golongan I dan
sepertiga bagian
untuk
petani golongan
11.
curahan tenaga kerja keluarga 13% untuk petani
I
dan
19%
untuk petani golongan 11, maka
Dengan
golongan
usahatani
sistem pertanaman agroforestry merupakan usahatani yang
effisien.
Tanaman
Kayu Afrika
tidak
dianjurkan
untuk
digunakan pada daerah yang curah hujannya rendah.
Untuk
kelancaran dan pengembangan penerapan usahatani
sistem
pertanaman agroforestry, diperlukan bantuan modal secara
kredit terutama untuk petani
golongan I.
Pemakaian
model perencanaan penggunaan lahan kering pertanian yang
berlereng curam dengan
*
masih
lanjut.
sistem
pertanaman agroforestry,
memerlukan pengembangan dan
penyempurnaan
lebih
PERANAN SlSTEM PERTANAMAN AGRUFURESTRY
DALAM PENGGUNAAN LAXAN KEFUNG PERTAMAN Y A W
BERUERENG CURAM Dl DAS CIM-,
JAWA BMiAT
(Studi Kasus dl Daerah Darmaraja
- Wado, Kabupaten Sumcdang)
Oleh:
DEDEH SAODAH WlDANlNGSlH
83536
msertasi Sebagai Salah Satu Syarat untuk MernperoCeh
Gelar Doktor pada
Fakultas Pascasarjana, lnstitut Ptrtanian Bogor
FAKULTAS PASCASARJANA
NSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
1991
Judul
Tesis
: PERANAN SISTEM PERTANAMAN AGROFORESTRY
DALAM PENGGUNAAN LAEiAW KERING PERTANIAN
YANG BERLERENG CURAM DI DAS CIMANUK,
JAWA BARAT (Studi Kasus di Daerah Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
Nama Mahasiswa : Dedeh Saodah Widaningsih
Nomor Pokok
: 83536
1.
Prof.Dr.1r.H.
,
Prof.Dr.Iz5H.A.Surkati
Anggota
Komisi Pembimbing
Ishemat Soerianegara, M.Sc.
Ketua
Abidin
Anggota
Prof.Dr.Ir.F.Gunawan
Anggota
Soeratmo,M
Anggota
>
2.
Ketua Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan
Prof.Dr.Ir.
F.Gunawan Soeratmo
Tanggal Lulus: 14 Mei 1991.
xdja
DEDEH SAODAH WIDANINGSIH, lahir di Tasikmalaya
pada
tanggal 22 Juli 1948.
Anak kedua dari
keluarga
Bapak ~ i l iSoeryana dan Ibu H. Siti Hamidah,
Pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA
di
Bandung.
Bandung,
Tahun
1967 lulus
dari
diselesaikan
SMA Negeri
kemudian meneruskan pendidikan di
Pertanian
Universitas
tanggal
Juni 1974 lulus sebagai Sarjana
6
Padjadjaran
I1
Fakultas
Bandung.
Pada
Pertanian
Jurusan Budidaya Pertanian.
Setelah
calon
lulus Sarjana Pertanian diterima
sebagai
pegawai negeri, sebagai staf pengajar
Fakultas
pangkat
Pertanian Universitas
Penata Muda/Asisten Akhli Madya
mulai tanggal 1 Januari 1975.
penulis
Padjadjaran
dengan
golongan III*a
Pada tanggal 1 Hei 1976,
diangkat menjadi Pegawai Negeri
pangkat dan jabatan yang sama.
pada
Sipil dengan
Pangkat terakhir adabah
Pembina Tingkat Illektor golongan IV a yang terhitung
tanggal 1 April 1988,
Sejak tahun 1975 sampai tahun 1983, menjadi
pengajar
staf
Biologi Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian.
Sejak tahun 1983 sampai kini, diangkat sebagai pengajar
mata kuliah Ekologi dan Staf Program Studi Teknologi
Benih
di Jurusan Budidaya Pertanian serta membimbing
praktikum
dan
kuliah lapangan
mata
kullah
tersebut.
Selama bertugas di Fakultas Pertanian UNPAD, ikut
rmelaksanakan berbagai penelitian dalam rangka
kerjasama
baik dengan instansi Pemerintah maupun Swasta.
juga
&if
Penulis
aktif dalam mengikuti seminar, kongres,
simposium
dan lokakarya di tingkat regional maupun nasional.
Bulan
September
1980,
melanjutkan
studi
Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor di
biaya
strata
mendapat
dua
kesempatan
(S2)
di
Fakultas
Bogor
dengan
belajar dari Tim Manajemen Program Doktor
(TMPD)
mengambil program studi Pengelolaan Sumberdaya Alam
Lingkungan.
Studi
pada
bulan
Maret 1983 dengan memperoleh gelar Magister Sains
(MS).
Penelitian
S2 dapat
diselesaikan
dan
untuk tesis Magister yang
berjudul
"Dampak
Industri Pulp dan Kertas P.T. Phindo Deli terhadap ~ s p e k
Biologis
serta
Pengaruh
Limbah
Cairnya
terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza s a t i v a l i n n ) " .
Sejak
strata
tahun
tiga
Pertanian
Pengelolaan
1983
($3) di
Bogor
mengikuti
program
pendidikan
Fakultas Pascasarjana
dengan
Sumberdaya
mengambil
Alam
dan
Institut
program
Lingkungan.
studi
Biaya
belajar didapat dari Tim Manajemen Program Doktor (TMPD)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Pada tanggal
Aseng
17 Januari 1974, menikah dengan Drs.
Ramlan Undiwinata dan telah dikaruniai dua
orang
putri yang bernama Ratna Kamayanti Ramlan (14 tahun) dan
Rany
Kaniawati Ramlan (12 tahun).
KATA PWGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang
Maha Esa, karena berkat rachmat
dan
maka
penelitian dan penulisan tesis ini
petunjuk-Nya
dapat
penulis
selesaikan.
isi tesis adalah menemukan cara
Pokok
lahan
kering
sungai dengan
forestry,
dan pengendalian erosi di
memanfaatkan
pertanaman
agro-
cropping) antara tanaman semusim dan tanaman
jenis kayu
optimal
untuk
pertanaman
aliran
(multiple
pohon
sistem
daerah
ganda
atau
yaitu
sistem
penggunaan
lainnya. Dasar dari penggunaan
dengan sistem pertanaman
lahan
agroforestry
adalah
kelestarian lingkungan dan pendapatan yang
memenuhi
kebutuhan
tinggi-tingginya
petaninya.
dan
Penghargaan
yang
dapat
yang
se-
ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya penulis sampaikan kepada semua fihak yang telah
membantu penulis baik secara moril maupun materil
menyelesaikan
Pada
penelitian dan penulisan disertasi
kesempatah ini, penulis menyampaikan
rasa
kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang
tingginya, kepada yang terhormat:
H.Ishemat
pembimbing.
dalam
Soerianegara,
Dalam
MSc,
kesibukan
Bapak
selaku
beliau
ini.
terima
setinggi-
Prof. Dr.
ketua
Ir.
komisi
yang
terhingga masih menyisihkan waktunya yang berharga
tidak
baik
di kantor maupun di rumah untuk memberikan petunjuk,
bimbingan, pengarahan dan membina penulis sejak studi di
Program
perencanaan
53,
penelitian,
pelaksanaan
penelitian sampai penulisan tesis.
Bapak
Prof. Dr. 'Ir. F. Gunarwan
selaku anggota pembimbing.
Beliau
penulis sejak mulai mengikuti
Program
Soeratmo, M.F,
telah membimbing
strata dua
(S2)
sampai strata tiga (S3) dengan kesabaran, pengertian
dan penuh tanggung jawab di antara kesibukan beliau yang
begitu
ketat.
Segala bantuan dan pengorbanan beliau
yang tulus ikhlas serta penuh pengertian, tidak mungkin
penulis
uraikan dan ungkapkan
satu persatu
secara
terperinci.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. A.
Surkati Abidin, Dr. Ir.
H. Lutfi I. Nasoetion dan Dr. Ir. Bennyamin D.
Nasendi,
M.S., atas kesediaannya untuk bertindak sebagai
komisi pembimbing.
penuh
Dengan tidak mengenal
kesabaran beliau-beliau memberikan
pemikiran
dan kritik membangun
manfaatnya
sejak
dari
yang
anggota
lelah serta
saran-saran,
besar
perencanaan
sekali
penelitian,
pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian penulisan
disertasi
beliau
ini. Kecermatan sikap dan pandangan
sebagai
Pertanian,
mengarahkan
hargai
.
ahli dalam
Ilmu Tanah
dan
dan
membina
bidang
Ilmu
beliauBudidaya
Ilmu Kehutanan
penulis, sangat
dalam
penulis
Bapak
Prof. Dr. Ir. H. Andi Hakim Nasoetion, Rek-
tor Institut Pertanian Bogor (lama), Bapak Prof. Dr. Ir.
H. Sitanala Arsyad, Rektor
Dr.
IPB
(baru) dan Bapak Prof.
Ir. H. Edi Guhardja, Direktur Program
IPB;
atas segala kebijaksanaan yang
kesempatan
dan menerima
Program S2 dan S3 di
penulis
Pascasarjana
telah memberi
sebagai
mahasiswa
Fakultas Pascasarjana
Institut
Pertanian Bogor.
Bapak
Prof.
Drs.
Wiratmad ja ,.
Hindersah
Rektor/Ketua Senat Guru Besar (lama) dan Bapak Dr. Yuyun
Wirasasmita, M.Sc., RektorIKetua Senat Guru Besar (baru)
Universitas Padjadjaran atas kebijaksanaan yang telah
memberi
kesempatan dan mengirimkan penulis mengikuti
Program S2 dan S3 di Institut Pertanian Bogor.
Bapak
Dr.
Ir. Hasbi Tirtapradja, Dekan
serta Bapak
Prof. Dr. Ir. Ukun
M.Sc., Dekan
(baru) Fakultas
(lama)
Syukur Sastraprawira,
Pertanian
Universitas
Padjadjaran,atas dorongan, bantuan dan wewenangnya yang
telah
memberikan
mengikuti
kesempatan kepada
penulis
program S3 di Fakultas Pascasarjana
untuk
Institut
Pertanian Bogor.
Bapak Prof, Dr, Yuhara Sukra, Ketua Tim
Program Doktor
Adisewoyo,
Universitas
Pusat dan Bapak Prof. Dr.
Ketua
Tim
Padjadjaran
Manajemen
beserta
Manajemen
Sasongko
Program
staf
yang
S.
Doktor
telah
memberikan kemudahan dalam penyelesaian administrasi dan
biaya berkenaan dengan program pascasarjana.
Bapak
Ir.
Dr. Ir. Aos M. Akyas, Ketua (lama) dan
Oktap Ramlan Madkar, Ketua (baru) Jurusan
Dr.
Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
atas dorongan, bantuan dan wewenangnya yang
memberikan kesempatan kepada penulis
program
52
dan
S3 di
untuk
telah
mengikuti
Fakultas Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Bapak
Prof. Dr. Ir. H.
Syamsudin Djakamihardja,
M.S., Prof. Dr. Ir. Giat Suryatmana, M.Sc., dan Prof.Dr.
Liem
Yan
Sioe dari Fakultas Pertanian UNPAD
dorongan, perhatian dan
saran-saran yang
atas
diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Bapak Prof. Dr. Ir. Didin Suwandi Satiaatmadja dan
Djajasukanta dari
Prof. Dr. Ir. Husen
Fakultas Pasca-
sarjana Universitas Padjadjaran, atas segala perhatian
dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
Bapak
Prof.
Dr.
Ir. Herman Haeruman Js, dari
Fakultas Kehutanan IPB dan
sebagai Asmen I KLH
(lama),
Bapak Dr. Ir. Qmbo Satjadipradja, Direktur Litbang Hutan
Bogor; Ir. Chairil Anwar dan
Ir. Toulana Sukandi, M.Sc.
dari Litbang Hutan Bogor atas segala bantuannya
kepada
penulis dalam melaksanakan penelitian.
Ir. Cucu S. Achyar, M.S., Ir. Adjat Sudradjat, S.U
dan Ir. Toto Warsa, M.S. dari Bagian
Statistik Fakultas
Pertanian UNPAD atas bantuannya menganalisis data
diskusi setiap waktu.
dan
Ir.
M.
Tamjid dari Jurusan
Tanah
Fakultas
Pertanian UNPAD, Yedi Arifin, B.ScF dari Lembaga Ekologi
UNPAD, Drs. Ahmad Hidayat dan Ir. Enang
atas
segala
jerih payahnya dalam membantu penelitian di lapangan.
Dr.
Amir
Ir.
Hamzah
H. Nurpilihan Hilmansyah, M.Sc., Dr. Ir.
Soemintapura, Ir.
Abdul Rozak, M.S., Ir.
Yuyun Sumarni, M.S., Ir. Komariah, M.S. dan
rekan-rekan
sejawat di Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
UNPAD
atas bantuan, dorongan dan
saran-saran
yang
diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
Dr. Ir. Sumarno, M.S. dari UNIBRAW,
Ir.
M.Sc., dari FATETA Institut Pertanian Bogor;
Marimin,
Ir.
Muaz
Junaidi, M.S., Ir. Sugeng Budiharsono, M.S. dan Srikandi
dari Universitas Nusa Bangsa Bogor serta Ir. A.
atas bantuannya
Madjid
dalam menganalisis data, pemograman
dengan komputer dan pengetikannya.
Pimpinan dan karyawan Laboratorium
Institut
Pertanian
Bogor dan
Ilmu Tanah
Laboratorium
Pusat
Penelitian Tanah, Bogor atas bantuannya menganalisis
tanah secara lengkap.
Staf
sekretariat Fakultas Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, khususnya Ibu Linda, Pak Harun,
Benny, Pak Wiwid Widiana, Pak Abdurachim dan Pak
atas
dalam
Pak
Tisna,
segala bantuan dan pengertiannya kepada penulis
kelancaran pelaksanakan
administrasi
selama
mengikuti
program pascasarjana di
Institut Pertanian
Bogor.
dr.
Achmad
Suardi dan dr. Sri Hartini Karjadi,
yang telah banyak membantu dalam
kesehatan penulis
selama mengikuti program pasca sarjana.
Bapak
Wedana Darmaradja, Bapak Camat
Darmaradja,
Bapak Camat Wado beserta staf Kantor Kecamatan, Bapakbapak Kepala Desa:
Cilengkrang, Sukajadi, Sukaraja
Cipasang, atas bantuan dan wewenangnya yang
dan
telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di daerahnya.
Orang-orang yang sangat kusayangi dan kuhormati:
.kedua orangtua, kakak, adik-adik dan seluruh keluarga,
serta orang-orang yang tercinta dan tersayang suami Drs.
Aseng
Ramlan,
anak-anakku Ratna Kamayanti Ramlan
dan
Rany Kaniawati Ramlan, atas segala pengertian, dorongan,
bantuan
dan
pengorbanan yang
tiada
penulis selama nenyelesaikan studi.
yang
sedalam-dalamnya,
ternilai
Penulis mohon
karena telah
melalaikan tug,as sebagai seorang Ibu dan
menunaikan
begitu
Institut
Pertanian
maaf
lama
Istri selama
tugas belajar di program S2 dan
Pascasarjana
bagi
S3
Bogor.
Tanpa
pengertian dan pengorbanan mereka tidak mungkin
studi, penelitian dan penulisan disertasi
Program
kiranya
ini dapat
diselesaikan.
Bogor, Oktober 1990
Penulis
Dedeh Saodah Widaningsih
viii
mengikuti
program pascasarjana di
Institut
Pertanian
Bogor.
dryang
Achmad
telah
Suardi dan dr. Sri
banyak
membantu
dalam
Hartini
Karjadi,
kesehatan
penulis
selama mengikuti program pasca sarjana,
Bapak
Wedana Darmaradja, Bapak Camat
Bapak Camat Wado beserta staf
bapak Kepala Desa:
Cipasang,
atas
Darmaradja,
Kantor Kecamatan,
Bapak-
Cilengkrang, Sukajadi, Sukaraja
bantuan
dan
wewenangnya
yang
dan
telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di daerahnya.
Orang-orang
yang sangat kusayangi dan
kuhormati:
.kedua orangtua, kakak, adik-adik dan seluruh
keluarga,
serta orang-orang yang tercinta dan tersayang suami Drs.
Aseng
Ramlan,
anak-anakku Ratna Kamayanti
Ramlan
dan
Rany Kaniawati Ramlan, atas segala pengertian, dorongan,
bantuan
dan
pengorbanan
yang
tiada
penulis selama menyelesaikan studi.
yang
sedalam-dalamnya,
karena
ternilai
Penulis mohon
telah
melalaikan
tug,as sebagai seorang Ibu dan
menunaikan
tugas belajar di program S2 dan
Pascasarjana
Institut
Pertanian
begitu
Istri
S3
penelitian
dan penulisan
disertasi
maaf
lama
selama
Program
Bogor.
Tanpa
pengertian dan pengorbanan mereka tidak mungkin
studi,
bagi
kiranya
ini
dapat
diselesaikan.
Bogor, Oktober 1990
Penulis
Dedeh Saodah Widaningsih
viii
DAFTAR IS1
Halaman
RIWAYAT HIDUP
......................................
KATA PENGANTAR
.........................................
DAFTAR TABEL ......................................
DAFTAR GAMBAR .......................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................
I.
PENDAHULUAN ...................................
1.1. Latar Belakang ...........................
1.2. Permasalahan .............................
1.3. Kerangka Pemikiran .......................
1.4. Hipotesis ................................
1.5. Tujuan Penelitian ........................
1.6. Kegunaan Hasil Penelitian ................
iii
DAFTAR IS1
TINJAUAN PUSTAKA
.....................
......................
....................................
.......
.............................
2.7.1. Pengertian Agroforestry ...........
2.7.2. Pola Dasar Agroforestry ...........
2.7.3. Keuntungan Sistem Agroforestry ....
2.7.4. Contoh-contoh Sistem Agroforestry .
2 .8 . Daya Dukung (Carrying Capacity) ..........
2.9. Program Tujuan Ganda ( M u l t i p l e Objective
m h g ) .............................
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
Daerah Aliran Sungai
Penggunaan Lahan .........................
Produktivitas Lahan
Pola Tanam ...............................
Erosi
Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan
Agroforestry
xiii
xvi
xvii
...................
3.1. Bahan dan Alat Penelitian ................
3.1.1.
Bahan Penelitian ..................
3.1.2.
Alat-alat Penelitian ..............
3.2. Waktu Penelitian .........................
3.3. Metoda Penelitian ........................
3.3.1.
Pemilihan Lokasi
Penelitian dan
Petani Contoh ......................
3.3.2. Analisis Aspek Ekologi ............
3.3.3. Analisis Aspek Ekonomi ............
3.3.4. Penghitungan Daya Dukung Lahan ....
3.3.5. Pengumpulan Data Sekunder .........
IV. KEADAAN DAERAH PENELITIAN .....................
4.1. Luas Areal dan Topografi .................
4.2. Tanah ....................................
4.3. Tataguna Lahan ...........................
4.4. Iklim ....................................
4.5. Keadaan Vegetasi .........................
4.6. Keadaan Hidrologi ........................
4.7. Keadaan Penduduk .........................
111. BAHAN DAN METODA PENELITIAN
4.7.1.
4.7.2.
4.7.3.
V
.
PEMBAHASAN
HIPOTESIS
5.1.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PENGUJIAN
.....................................
Aspek Ekologi ............................
5.1.1. Jumlah Tanah Tererosi .............
5.1.2. Jumlah Aliran Permukaan ...........
5.1.3. Strata Tinggi Pertanaman ..........
5.1.4. Sifat Fisik Tanah dan Laju Infiltrasi .............................
5.1.5.
Intersepsi Curah Hujan Tanaman K a y u
Afrika ( H a e s o p s i s e m i d i )
Pengujian Hipotesis
.........
...............
Aspek Ekonomi ............................
5.2.1. Pengujian Nilai Pendapatan ........
5.2.2. Alokasi Sumberdaya Produksi .......
5.2.3. Pengujian Hipotesis ...............
5.2.4. Penyelesaian Optimalisasi Alokasi
Lahan .............................
5.2.5. Pengujian Hipotesis ...............
5.1.6.
5.2.
...................
..........
........................
Jumlah Penduduk
Mata Pencaharian Penduduk
Pendidikan
5.3. Penghitungan Daya Dukung Lahan
5.3.1.
...........
Daya Dukung Lahan dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry
5.3.2. Pengujian Hipotesis
5.4. Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan
Lingkungan
VI
. KESIMPULAN
DAN
...........
...............
...............................
SARAN ...........................
. DAFTAR PUSTAKA ................................
LAMPIRAN ............................................
VII
Teks
Nomor
2.1.
2.2.
2.3.
3.4.
3.5.
Produktivitas Sawah dan
di DAS Saguling
Halaman
Sistem Agroforestry
...............................
25
Perbandingan antara Pola
dan Pola Tanam Ganda
Tanam
Tunggal
.......................
30
Perbedaan antara Program Linear dengan Program
dengan Tujuan Ganda
66
Jumlah Petani Contoh untuk Pengamatan Kontinyu
di Empat Desa Contoh
..........................
72
Jumlah
Tanah Tererosi dari
Setiap
Jenis
Tanaman pada Lahan Berlereng
40% di
DAS
Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten
Sumedang)
88
...........................
....................................
3.6.
Produksi Tanaman yang Dikonsumsi untuk Setiap
Jenis Tanaman dari Sistem Pertanaman Agroforestry di DAS Cimanuk, Jawa Barat (DarmarajaWado, Kabupaten Sumedang)
.....................
3.7.
3.8.
4.9.
Angka Konversi Bahan yang dapat
Setiap Jenis Tanaman
Tipe Penggunaan Lahan di Daerah Aliran
Cimanuk Hulu
............................
Penggunaan Lahan di
Wado, Kabupaten
Sumedang
*
4.12.
dari
.......................... 106
Nilai Kalori Bahan Makan per Kilogram ......... 107
4.10. Tipe
4.11.
Dimakan
89
Sungai
112
Daerah Darmaraja-
..................... 113
Keadaan Hidrologi di DAS Cimanuk .............. 116
Keadaan Penduduk di Kecamatan Darmaraja
dan Wado
...................................
Penduduk
di Keempat Desa Contoh
117
.....
4.13.
Keadaan
5.14.
Besarnya Jumlah Tanah Tererosi dari Beberapa
Sistem Pertanaman pada Lahan Berlereng 20% dan
40% di DAS Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado,
Kabupaten Sumedang). (ton/m3/tahun) ........... 120
xii
117
5-15. Jumlah Aliran Permukaan pada Beberapa Sistem
Pertanaman di DAS Cimanuk, Jawa Barat (DarmarajaWado, Kabupaten Sumedang) pada kemiringan lereng
127
lahan 20% dan 40% (m3/ha/tahun)
................
5.16. Rata-rata Laju Infiltrasi dari Berbagai Sistem
Pertanaman pada Lahan Berlereng 20% dan 40% di
DAS Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang). (mm/jam)
140
5.17. Pendapatan dari Berbagai Sistem Pertanaman pada
Lahan Berlereng 20% dan 40% di DAS Cimanuk,
Jawa Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
(Rp/ha)
149
5.18. Hasil Analisis Fungsi Produksi (CD) dari Usahatani Agroforestry di DAS Cimanuk, Jawa Barat
(Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
155
5.19. Target dalam Alokasi Penggunaan Lahan Berlereng
40% dengan Sistem Pertanaman Agroforestry di
DAS
Cimanuk,
Jawa Barat (Darmaraja - Wado,
Kabupaten Sumedang) untuk
Petani Golongan I
[Skenario .utama IV subskenario IV.1, IV.2,
IV.3, IV.4, dan IV.51
171
5.20. Hasil
Optimal
Alokasi
Penggunaan
Lahan
Berlereng
40%
dengan
Sistem
Pentanaman
Afroforestry untuk Petani Golongan I [Skenario
utama IV subskenario IV.1, IV.2, IV.3, IV.4,
dan IV.51
172
5.21. Penyimpangan dari Target pada Alokasi Lahan
Optimal untuk Petani Golongan I [Skenario utama
IV subskenario IV.1, IV.2, IV.3, IV.4, dan
IV.51
173
5.22. Target daiam Persoalan Alokasi Penggunaan Lahan
40%
dengan
Sistem
Pertanaman
Berlereng
di DAS Cimanuk,
Jawa
Barat
Agroforestry
(Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
untuk
I11
Golongan
I1 [Skenario utama
Petani
subskenario 111.1, 111.2, 111.3, 111.4 dan
111.51
175
5.23. Hasil Optimal Persoalan
Alokasi Penggunaan
Lahan Berlereng 40% dengan Sistem Pertanaman
Agroforestry untuk Petani Golongan I1 [Skenario
utama I11 subskenario 111.1, 111.2, 111.3,
111.4 dan 111.51.
176
......................
......................................
..........
..........................
.......................................
..........................................
.........................................
..............................
xiii
5.24. Penyimpangan
dari Target pada Alokasi Lahan
Optimal untuk Petani Golongan I1 [Skenario
utama 111 subskenario 111.1, 111.2 111.3,
111.4 dan III.S].
...............................
177
5.25. Alokasi Lahan Optimal dari Lima Skenario dengan
Populasi Tanaman dalam Sistem Pertanaman Agroforestry untuk Petani Golongan I [Skenario
utama IV subskenario IV.l, IV.2, IV.3, IV-4,
dan IV.51.
...........................-...-..-.- 179
5.26. Alokasi Lahan Optimal dari Lima Skenario dengan
Populasi Tanaman dalam Sistem Pertanaman Agroforestry untuk Petani Golongan I1 [Skenario
utama I11 subskenario 111.1, 111.2, 111.3,
111.4, dan 111.51.
.............................
180
5.27. Daya
Dukung Lahan Berlereng 40% dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry pada Keadaan
Belum
Optimal untuk Petani Golongan I [Skenario utama
IV subskenario IV.l, IV.2, IV.3, IV.4, dan
IV.51
.........................................
Dukung Lahan Berlereng 40% dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry pada Keadaan Optimal
untuk Petani Golongan I [Skenario utama IV
subskenario IV.1, IV.2, IV.3, IV.4,dan IV.51
198
5.28. Daya
...
Dukung Lahan Berlereng 40% dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry pada Keadaan
Belum
Optimal untuk Petani Golongan I1 [Skenario
utama I11 subskenario 111.1, 111.2, 111.3,
111.4, dan 111.51.
199
5.29. Daya
.............................
200
5.30. Daya
Dukung Lahan Berlereng 40% dengan Sistem
Pertanaman Agroforestry pada Keadaan Optimal
untuk Petani Golongan I1 [Skenario utama I11
subskenario 111.1, 111.2, 111.3, 111.4, dan
111.51.
......................................
xiv
201
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Halaman
Teks
Kerangka Pemikiran Masalah Penggunaan Lahan
Kering Pertanian dengan Sistem Agroforestry
melalui Pendekatan Program Tujuan Ganda (PTG)
di DAS Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado,
Kabupaten Sumedang)
19
Diagram
Lingkar Sebab Akibat dari
Sistem
Pertanaman Agroforestry di DAS Cimanuk, Jawa
Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
20
Interaksi
Tunggal
28
..................-.......-
2.
....
3.
4.
Faktor-faktor
dalam
Pola
Tanam
.......................................
Interaksi Faktor-faktor
Ganda
dalam
Pola
Tanam
.........................................
29
Perbedaan dalam Pengaturan Ruang dari Tiga
Jenis Tanaman (a). Pemukiman Batas (Interface)
Menjadi Tiga Kali Lipat (ii) dan lima Kali
Lipat (iii); (b). Tiga Cara Mengatur Pencampuran Tanaman Dewasa Berdasarkan Ketinggian Tajuk:
(i) Jenis Sama Umur Berlainan, (ii) Menanam
Jenis-jenis yang Tidak Sama Tingginya yang
Pendek Dipanen Lebih Awal, dan (iii) Menanam
dengan Waktu yang Berlainan
...................
44
Gambar Skematik Pertumbuhan Pohon Kepala untuk
Kemungkinan Dikombinasi dengan Tanaman Lain ...
47
..........
........................
........................
........................
........................
........................
........................
Peta Administrasi Kabupaten Sumedang
111
Tinggi Tanaman pada S1
129
Tinggi Tanaman pada S2
Tinggi Tanaman pada S3
Tinggi Tanaman pada S4
Tinggi Tanaman pada
S5
Tinggi Tanaman pada S6
Proporsi Intersepsi, Aliran Batang dan
Tajuk Selama Penelitian
Pola Tanam
130
131
132
133
134
Lolosan
.......................
Sistem Pertanaman Agroforestry .....
142
165
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Teks
Halaman
Keadaan Curah Hujan Selama Penelitian Oktober
1988 - Juli 1989
*.............................
Data Curah Hujan di Kecamatan
Wado Selama Tiga Tahun
Darmaraja
dan
........................
Hasil Analisis Tanah Sebelum Penelitian .......
Hasil Analisis Tanah Setelah Penelitian .......
Petak Penelitian ..............................
Tata Letak Petak Penelitian ..*................
Gambar Penempatan Tanaman dan Jarak Tanam .....
Jumlah Tanah Tererosi (Kumulatif) pada Enam
Sistem Pertanaman di Lahan Berlereng 20% an 40%
(kg/petak)
...................................
Jumlah Aliran Permukaan (Kumulatif) pada Enam
Sistemg Pertanaman di Lahan Berlereng 20% dan
40% (m /petak)
................*...............
Analisis Data Hasil dari Enam Sistem Pertanaman
pada Lahan Berlereng 20% dan 40% per Petak
dalam Rupiah
..................................
Analisis Data Hasil Tanam Palawija (Padi GQ~O/
~agung/~ingkong)dalam Rupiah
..............
Analisis Biaya dan Penerimaan Usahatani (R/C1)
Agroforestry per Hektar di DAS Cimanuk, Jawa Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
....
Analisis Biaya dan Penerimaan Usahatani (R/C2)
Agroforestry per Hektar di DAS Cimanuk, Jawa
Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
....
Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas
15.
Harga Jual dan Harga Beli
Komoditi dan Sarana Produksi
xvi
.........
Berbagai
Jenis
..................
247
Alokasi Tenaga Kerja per Hektar Setiap Bulan
dalam Setahun Menurut Jenis Komoditi
pada
Usahatani Agroforestry di DAS Cimanuk, Jawa
Barat (Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
....
Alokasi Tenaga Kerja per Hektar Per Musim Tanam
Menurut Jenis Kegiatan, Waktu, Jenis Tenaga
Kerja
pada Usahatani Agroforestry di
DAS
Cimanuk, Jawa Batat (Darmaraja-Wado, Kabupaten
Sumedang)
.....................................
Pendapatan
Bersih
Usahatani
Agroforestry
Strata I per Hektar di DAS Cimanuk, Jawa Barat
(Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
..........
Pendapatan Bersih Usahatani Agroforestry Strata
I1 per Hektar di DAS Cimanuk, Jawa Barat
(Darmaraja-Wado, Kabupaten Sumedang)
..........
Hasil Perhitungan Optimalisasi Perencanaan A l o kasi Lahan pada Persoalan Sistem Pertanaman
Agroforestry
..................................
Matrix I - 0 Persoalan Agroforestry untuk
Strata I pada subskenario IV.l sampai dengan
subskenario IV.5
..............................
Matrix I - 0 Persoalan Agroforestry untuk
Strata I1 pada subskenario 111.1 sampai dengan
subskenario 111.5
............................
Kecukupan Energi Berbagai Golongan Umur,
Kelamin dan Kegiatan
Jenis
..........................
Peta Lokasi Kabupaten Sumedang
Barat
Propinsi
Jawa
.........................................
Peta Lokasi Lahan Kritis Pelita
i..............
nuk
IV DAS Cima-
..................-.....
Peta Curah Hujan ..............................
Peta Jenis Tanah ..............................
Peta Ketinggian ................................
Peta Kemiringan Lereng ........................
.....
.........................
Peta Kerusakan Tanah ..........................
Peta Kepadatan Penduduk .......................
Peta Penggunaan Tanah
Peta Sentra Produksi Kabupaten Sumedang
xvii
.......
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Z.L.
Untuk memenuhi kebutuhannya serta
dan
mendukung
menggunakan
termasuk
kelangsungan
sumberdaya
sumberdaya
Pengelolaan
dalam
lahan
sumberdaya
hidupnya,
manusia!
lingkungan
dan
lahan erat
sekali
pengelolaan sumberdaya air, baik
segi
penggunaan,
dari
Oleh
penempatan
hams
hidupnya,
sumberdaya
'
dengan
pengawetannya.
mempertahankan
maupun
hubungannya
ditinjau
dari
dari
segi
karena itu pengelolaan
kedua sumberdaya tersebut mutlak
yang
baik
diperlukan
agar
ganda dari kedua sumberdaya tersebut
pemanfaatan
dipertahankan
dan
diperkembangkan
air.
secara
dapat
optimum,
seimbang dan berkesinambungan (sustainable). Pengelolaan
sunberdaya
untuk
alam
alam
pada hakekatnya adalah
usaha
mendayagunakan dan mengubah ekosistem
agar
manusia memperoleh manfaat
mengusahakan
manusia
sumberdaya
maksimum
kontinuitas produksinya
dengan
(Soerianegara,
1977)-
Proses pengalokasian sumberdaya alam dalam
ruang
dan waktu untuk memenuhi kebutuhan dan kehidupan manusia
secara
berkelanjutan
pembangunan.
dapat
dilakukan
Akan tetapi salah satu
'
dengan
jalan
problema Nasional,
yang perlu diperhitungkan dalam menentukan kebijaksanaan
pembangunan
pertanian
adalah
meningkatnya
jumlah
penduduk
sebesar lebih kurang
2.34% setiap
penyebaran penduduk yang tidak merata.
tahun 1981, Pulau Jawa dengan luas
(6.94%)
berpenduduk
80 juta
Menurut
lahan
orang
tahun
dan
sensus
13 404 600 ha
(54.4%) sedangkan
pulau-pulau lain (93% dari luas Indonesia) hanya didiami
oleh lebih kurang 55% penduduk (Satjapradja, 1981).
Tanah
sebagai tempat untuk
melangsungkan
usaha
penduduk tidak bertambah luasnya, malah berkurang akibat
berbagai
peruntukan diluar pertanian. Perubahan
manusia
dan
perubahan
bentuk
kegiatannya akan
dalam pola tataguna lahan.
mengakibatkan
Perubahan dalam
tataguna lahan selanjutnya mengakibatkan pula
dalam lingkungan hidup.
Perubahan
perubahan
lingkungan
tersebut
sering mengarah ke kerusakan lingkungan sebagai
penduduk
telah
mengeksploitasi
tingkat
melebihi
(Soemarwoto, 1974)
Akibat
daya
dukung
jumlah
akibat
lingkungannya
lingkungan
pada
tersebut
.
sangat terbatasnya
lahan
pertanian
di
daerah padat penduduk, banyak lahan-lahan yang miring di
daerah
perbukitan digunakan untuk
Tehnik
pertanian
kondisi
setempat yang mengakibatkan erosi, banjir
musim
kering
yang digunakan tidak
penghujan, kekeringan di
perubahan
iklim.
tanpa
terhadap
sesuai
musim
konservasi pada
di
dan
pangan lahan
tanah
seperti Podsolik Merah
dengan
kemarau
Pertanian berpola tanam
usaha
erosi
lahan pertanian.
yang
Kuning,
peka
sudah
akan
menimbulkan erosi pada lereng 3%.
erosi
Podsolik berlereng 3, 5, 7 dan 15% berturut-
pada tanah
turut
Jumlah
mencapai
32.5, 100, 150 dan
(Sudjadi dan Satari, 1986)
200-280
ton/ha/th
.
Usaha untuk meningkatkan ketahanan tanah terhadap
erosi dapat
metoda
dilakukan dengan
vegetatif;
(2) metoda
(Arsyad, 1983). Usaha
kimia
tiga metoda, yaitu:
mekanik;
(1)
dan (3) metoda
konservasi tanah
dengan
menggunakan zat-zat kimia, masih dirasakan terlalu sulit
dilaksanakan oleh para petani mengingat
terlalu
Usaha konservasi tanah
mahal.
biayanya
yang
dengan metoda
mekanik yaitu dengan cara pembuatan teras, rorak dan dam
penghambat
permukaan
permukaan
yang
dan
berfungsi
untuk
memperlambat
menampung serta mengalirkan
tanpa
menimbulkan
bahaya
aliran
air
aliran
erosi,
juga
rnemerlukan biaya yang cukup besar untuk melaksanakannya.
yang
Usaha
pengawetan tanah dengan metoda
salah
satu caranya
pengaturan
cara
adalah
bercocok
dengan
tanam
melakukan
mempunyai
kemungkinan untuk bisa dilaksanakan oleh
memerlukan
vegetatif,
perlakuan
para
khusus
banyak
petani,
karena
tidak
terhadap
tanah.
Pengaturan cara bercocok tanam tersebut menurut
Thahir (1973) dapat dilakukan dengan cara bercocok tanam
ganda
dengan
(multiple cropping).
sistem
Di
tersebut mencakup
turnpangsari, pergiliran
Indonesia
penanaman
tanaman
campuran,
tanaman, tanaman
sela
dan
akan
menimbulkan erosi pada lereng 3%.
erosi
Podsolik berlereng 3, 5, 7 dan 15% berturut-
pada tanah
turut
Jumlah
mencapai
32.5, 100, 150 dan
(Sudjadi dan Satari, 1986)
200-280
ton/ha/th
.
Usaha untuk meningkatkan ketahanan tanah terhadap
erosi dapat
metoda
dilakukan dengan
vegetatif;
(2) metoda
(Arsyad, 1983). Usaha
kimia
tiga metoda, yaitu:
mekanik;
(1)
dan (3) metoda
konservasi tanah
dengan
menggunakan zat-zat kimia, masih dirasakan terlalu sulit
dilaksanakan oleh para petani mengingat
biayanya
terlalu
dengan metoda
mahal.
Usaha konservasi tanah
yang
mekanik yaitu dengan cara pembuatan teras, rorak dan dam
penghambat
permukaan
permukaan
yang
dan
berfungsi
untuk
memperlambat
menampung serta mengalirkan
tanpa
menimbulkan
bahaya
aliran
air
aliran
erosi,
juga
memerlukan biaya yang cukup besar untuk melaksanakannya.
yang
Usaha
pengawetan tanah dengan metoda
salah
satu caranya
pengaturan
cara
adalah
bercocok
dengan
tanam
melakukan
mempunyai
kemungkinan untuk bisa dilaksanakan oleh
memerlukan
vegetatif,
perlakuan
para
khusus
banyak
petani,
karena
tidak
terhadap
tanah.
Pengaturan cara bercocok tanam tersebut menurut
Thahir (1973) dapat dilakukan dengan cara bercocok tanam
ganda
dengan
(mu1tiple cropping)
sistem
.
Di
tersebut mencakup
tumpangsari, pergiliran
Indonesia
penanaman
tanaman
campuran,
tanaman, tanaman
sela
dan
sisipan.
Sedang menurut
Beets (1982), cara
bercocok
1
tanam
ganda
terdiri dari penanaman
(mixed cropping), tanaman sela
cropping),
penanaman
storey cropping), penanaman
sisipan
(relay
berstrata
(multi
secara
strip
penanaman
(sequential cropping systems)
Celestino
atau
tajuk
secara
(strip lane cropping) dan
ta-naman campuran
atau
secara
alur
bergilir
.
(1984, dalam
dan
Satari,
1986) menyatakan adanya cara-cara agronomis di
samping
cara-cara
menekan
mekanis
Sultoni
yang dapat dilakukan untuk
erosi. Cara agronomis tersebut meliputi:
(1) penanaman
penutup tanah untuk melindungi tanah dari pukulan
hujan
secara
langsung, (2) penambahan
untuk
meningkatkan
bahan
stabilitas agregat
tanah
ketahanannya terhadap erosi meningkat, (3)
tanah
yang
tepat agar kapasitas
curah
organik
sehingga
pengelolaan
infiltrasi meningkat
sehingga mengurangi aliran permukaan, dan (4) pola tanam
dan
pengelolaan
tanaman
turnpangsari, tanaman
tepat
dan
mengurangi
Kombinasi
dari
menghasilkan
dan
cara
aliran
tanaman
dan
tanah
dapat
-
98%.
agronomis
akan
permukaan
mekanis
Sultoni
pengelolaan
penggunaan .mulsa sisa
erosi
sistem
Suwardjo (1981, dalam
Satari, 1986), melaporkan bahwa
minimum
seperti
sisipan, penggunaan mulsa, dan
jarak tanam yang sesuai.
dan
yang
85
suatu usahatani konservasi yang
efektif
dalam menanggulangi masalah erosi pada lahan berlereng.
Agroforestry termasuk sistem bercocok tanam tajuk
berstrata
d m
Bercocok
tanam
terbagi
merupakzn
dalam
suatu
usahatani
dengan cara penanaman
koservasi.
tajuk
berstrata
tajuk
dua sistem, yaitu: (1) penanaman
berstrata antara tanaman tahunan dengan tanaman semusim;
dan (2) penanaman tajuk berstrata antara tanaman-tanaman
tahunan
saja
(Beets, 1982).
(1981), agroforestry
ganda
dimana
kehutanan
bersama
Sedang
merupakan bentuk
terdapat
intercropping
menurut Fillius
bercocok
antara
dengan tanaman pertanian yang
atau
berlapis,
Sistem
tradisional
terutarna
telah
di
pertanaman
pertanaman
tanaman
dapat
dalam rotasi membentuk suatu
tanam
ditanam
tajuk
Yang
agroforestry
sejak lama dikenal
daerah Jawa Barat.
Akan
oleh
yang
masyarakat
tetapi,
sistem
agroforestry belum dikembangkan secara
baik
dan belum dikelola secara intensif.
Yang
dimaksudkan
dengan agroforestry
studi ini adalah sistem pertanaman yang
dalam
mengintergrasitahunan
kayu
kehutanan di dalam sistem produksi tanaman semusim
padi
kan
dalam
ruang dan/atau waktu
di
tanaman
dan palawija pada suatu penggunaan lahan yang sama.
1 2
Permasalahan
Di
Kecamatan
Waduk
daerah aliran sungai Cimanuk yaitu di
Wado dan Kecamatan Darmaraja,
Jatigede yang merupakan waduk
akan
serbaguna.
daerah
dibangun
Salah
satu kegunaan bendungan Jatigede adalah
untuk
penyem-
bangan irigasi pertanian yang direncanakan akan mengairi
areal
per
Rentang seluas 90 000 hektar dengan debit
detik
pada
musim
penghujan
dan
musim
m3
kemarau.
listrik
Kegunaan lainnya adalah untuk pembangkit tenaga
dengan
10
kapasitas 2 200 MW, produksi perikanan, pengen-
dalian banjir, pengembangan pariwisata dan
industri.
Letak Waduk Jatigede kira-kira
pengembangan
kilometer
75
sebelah timur kota Bandung, Jawa Barat (Lembaga Ekologi
UNPAD, 1982).
Hasil
penelitian Lembaga Ekologi
UNPAD
(1982),
melaporkan bahwa daerah aliran sungai Cimanuk Hulu
yang
merupakan
luas
daerah tampung Waduk Jatigede mempunyai
146 060
hektar,
sedangkan luas daerah
tampung
sungai
Cimanuk
seluruhnya adalah 375 200 hektar. Dengan
diba-
ngunnya Waduk Jatigede kurang lebih 4 650 hektar
lahan
tergenang. Secara administratif daerah genangan tersebut
meliputi areal sebagian dari Kecamatan Darmaraja, Wado,
Cadasngampar, Situraja
dan
Tomo, Kabupaten
Sumedang,
dimana sebanyak 20 buah desa akan tergenang. Sekitar 70%
dari
lahan
yang tergenang merupakan
penduduk, kurang
lahan
lebih
pertanian.
Sebagian
besar
keluarga
atau 91 688 orang harus pindah dan menetap
24 407
kepala
di
sekitar waduk.
Apabila
tidak mau untuk
sebagian besar penduduk daerah
pindah
ke
lu