Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
109
4.5
S
OSIAL
L
AINNYA
O
THER
S
OCIAL
A
FFAIRS Tabel
4.5.1 Jumlah Korban yang Terkena Bencana Alam dan Bencana
Sosial Menurut Kecamatan di Kabupaten Serang, 2015 Number of Victims of Natural Disaster and Social
Catastrophe in Serang Regency, 2015 Table
Kecamatan Subdistrict
Bencana Alam Natural Disaster
Bencana Sosial Social Catasthrope
Laki-laki Male
Perempuan Female
Laki-laki Male
Perempuan Female
1 2
3 4
5 1. Cinangka
6 2
1 1
2. Padarincang -
- -
- 3. Ciomas
- -
- -
4. Pabuaran -
- -
- 5. Gunungsari
1 -
- -
6. Baros -
- -
- 7. Petir
- -
- -
8. TunjungTeja -
- -
- 9. Cikeusal
1 -
- -
10. Pamarayan -
- -
- 11. Bandung
- -
- -
12. Jawilan -
- -
- 13. Kopo
- 1
- -
14. Cikande -
- -
- 15. Kibin
- -
- -
16. Kragilan -
- -
- 17. Waringinkurung
- -
- -
18. Mancak 268
92 2
- 19. Anyar
- -
- -
20. Bojonegara -
- -
- 21. PuloAmpel
1 -
- -
22. Kramatwatu -
- 2
- 23. Ciruas
- -
- -
24. Pontang -
- -
- 25. Lebak Wangi
- -
- -
26. Carenang -
- -
- 27. Binuang
- -
- -
28. Tirtayasa 42
19 6
4 29. Tanara
4 1
- -
Serang Regency
323 115
11 5
SumberSource: Dinas Sosial Kabupaten SerangSocial Services of Serang Regency
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
110 | Serang Regency in Figures 2017 Tabel
4.5.2 Jumlah Permasalahan Sosial Menurut Kecamatan di
Kabupaten Serang, 2015 Number of Social Problems by Subdistrict and Kind in Serang
Regency, 2015 Table
Kecamatan District
Balita Terlantar
Neglected Toddler
Anak Terlantar
Neglected Children
Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
Children in Need of Sprcial Protection
Anak Jalanan Street Children
1 2
3 4
5 1. Cinangka
2 26
1 -
2. Padarincang -
1 -
- 3. Ciomas
- 2
1 -
4. Pabuaran -
1 -
- 5. Gunungsari
7 382
- -
6. Baros 2
54 -
- 7. Petir
1 22
7 -
8. TunjungTeja -
- -
- 9. Cikeusal
4 41
10 -
10. Pamarayan 2
97 3
- 11. Bandung
- -
- -
12. Jawilan -
9 2
- 13. Kopo
2 120
3 -
14. Cikande 1
2 1
4 15. Kibin
- 22
2 -
16. Kragilan 1
51 1
28 17. Waringinkurung
1 5
1 -
18. Mancak -
3 -
- 19. Anyar
6 50
33 -
20. Bojonegara -
3 -
- 21. Pulo Ampel
1 1
- -
22. Kramatwatu 31
97 30
37 23. Ciruas
- 3
9 54
24. Pontang -
- -
2 25. Lebak Wangi
6 174
6 1
26. Carenang -
11 3
2 27. Binuang
- 6
- 4
28. Tirtayasa 33
116 4
- 29. Tanara
- 4
- -
Serang Regency
100 1.303
117 132
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
111 Lanjuan tabel Continued table 4.6.3
Kecamatan District
Anak yang Menjadi Korban
Tindak Kekerasan
Children Victims of Violence
Lanjut Usia Terlantar
Neglected Elder Anak dengan
Kedisabilitasan ADK
Children with Disabilities
Penyandang Cacat
Disabled 1
6 7
8 1. Cinangka
- 599
60 285
2. Padarincang -
92 27
107 3. Ciomas
- 250
16 119
4. Pabuaran -
45 12
94 5. Gunungsari
- 606
19 71
6. Baros -
250 96
391 7. Petir
6 193
51 259
8. TunjungTeja -
57 36
117 9. Cikeusal
- 211
38 179
10. Pamarayan -
476 44
268 11. Bandung
- 124
12 90
12. Jawilan -
360 34
232 13. Kopo
1 161
10 886
14. Cikande -
49 22
117 15. Kibin
- 72
7 81
16. Kragilan -
65 32
227 17. Waringinkurung
- 350
10 119
18. Mancak -
218 22
130 19. Anyar
1 286
49 255
20. Bojonegara -
225 22
110 21. PuloAmpel
- 192
9 19
22. Kramatwatu 5
170 72
282 23. Ciruas
- 122
22 400
24. Pontang -
96 22
156 25. Lebak Wangi
- 134
36 153
26. Carenang -
477 17
121 27. Binuang
- 47
11 61
28. Tirtayasa 1
501 36
251 29. Tanara
- 138
4 41
Serang Regency
14 6.566
848 5.621
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
112 | Serang Regency in Figures 2017
Lanjuan tabel Continued table 4.6.3
Kecamatan District
Pengemis Beggar
Pemulung Scavanger
Gelandangan Loiterer
Bekas Warga Binaan Lembaga
Permasyarakatan Former Resident of
Penitentiary 1
9 10
11 12
1. Cinangka 8
18 5
37 2. Padarincang
1 -
- -
3. Ciomas 2
2 -
- 4. Pabuaran
- 3
4 4
5. Gunungsari 1
3 -
17 6. Baros
3 7
4 9
7. Petir 7
15 2
2 8. TunjungTeja
1 -
- 3
9. Cikeusal 2
5 1
11 10. Pamarayan
- 2
12 1
11. Bandung -
- -
- 12. Jawilan
- -
3 -
13. Kopo 4
10 -
5 14. Cikande
1 -
- -
15. Kibin 2
11 -
- 16. Kragilan
6 407
4 7
17. Waringinkurung -
1 -
1 18. Mancak
- -
- 21
19. Anyar 2
7 14
2 20. Bojonegara
1 4
- -
21. PuloAmpel -
- -
- 22. Kramatwatu
45 58
36 1
23. Ciruas 13
33 3
10 24. Pontang
- -
- -
25. Lebak Wangi 3
22 -
1 26. Carenang
50 4
7 6
27. Binuang -
- -
- 28. Tirtayasa
9 5
7 8
29. Tanara 2
2 -
- Kabupaten Serang
Serang Regency 163
619 102
146
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
113 Lanjuan tabel Continued table 4.6.3
Kecamatan District
Korban Penyalahgunaan Narkoba
Drug Abuser Orang dengan
HIVAIDS People with
HIV?AIDS Keluarga Bermasalah Sosial
Psikologis Family withSocial
Psychological Probelms 1
12 13
14 1. Cinangka
8 -
8 2. Padarincang
2 -
- 3. Ciomas
- -
- 4. Pabuaran
3 4
- 5. Gunungsari
- -
50 6. Baros
1 1
- 7. Petir
2 -
3 8. TunjungTeja
- -
- 9. Cikeusal
- 1
1 10. Pamarayan
3 2
- 11. Bandung
- 1
- 12. Jawilan
- -
- 13. Kopo
- -
- 14. Cikande
- 1
- 15. Kibin
- 1
- 16. Kragilan
- 6
- 17. Waringinkurung
- -
- 18. Mancak
2 -
5 19. Anyar
- -
- 20. Bojonegara
- -
- 21. PuloAmpel
- -
- 22. Kramatwatu
- 3
- 23. Ciruas
1 5
- 24. Pontang
- 3
- 25. Lebak Wangi
- -
- 26. Carenang
3 1
- 27. Binuang
- -
1 28. Tirtayasa
2 -
163 29. Tanara
- -
- Kabupaten Serang
Serang Regency 27
29 231
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
114 | Serang Regency in Figures 2017
Lanjuan tabel Continued table 4.6.3
Kecamatan District
Wanita Rawan Sosial Ekonomi
Women Prone toSocial Economy
Tuna Susila Prostitute
Pekerja Migran Bermasalah
Problematical Mogrant Workers
Korban Trafficking Trafficking Victims
1 15
16 17
1. Cinangka 457
1 79
- 2. Padarincang
179 -
34 -
3. Ciomas 163
1 -
- 4. Pabuaran
123 -
- -
5. Gunungsari 417
- -
- 6. Baros
330 -
6 1
7. Petir 251
- -
- 8. TunjungTeja
452 -
- -
9. Cikeusal 284
- 1
- 10. Pamarayan
474 -
- 4
11. Bandung 196
- -
- 12. Jawilan
199 -
- -
13. Kopo 50
- -
- 14. Cikande
135 -
2 -
15. Kibin 405
- -
- 16. Kragilan
83 1
3 -
17. Waringinkurung 528
- -
- 18. Mancak
68 -
51 -
19. Anyar 208
- 1
- 20. Bojonegara
229 -
- -
21. PuloAmpel 146
- -
- 22. Kramatwatu
263 1
2 -
23. Ciruas 235
6 -
- 24. Pontang
138 -
- -
25. Lebak Wangi 108
- -
- 26. Carenang
102 -
2 -
27. Binuang 127
- -
- 28. Tirtayasa
294 1
97 -
29. Tanara 90
- -
- Kabupaten Serang
Serang Regency 6.734
11 278
5 SumberSource: Dinas Sosial Kabupaten SerangSocial Services of Serang Regency
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
115
Tabel 4.5.3
Gangguan Kamtibnas Lengkap Menurut Jenis Kejadian di Kabupaten Serang, 2016
Disturbance of Peace and Public Order in Society by Kind in Serang Regency, 2016
Table
Jenis Kejadian Kind of Incident
2015 2016
1 2
3 1. Pembunuhan Murder
2 -
2. Aniaya Berat Seriosly Cruel Treatment 28
19 3. Curi Keras Armed Robbery
82 42
4. Curi Berat Robbery 577
199 5. Curi Ranmor Roda
–2 Robbing of Motorcycle 651
190 6. Curi Ranmor Roda-4 Robbing of Car
46 27
7. Curi Biasa Robbing 127
42 8. Uang Palsu Conterfeiting of Money
3 -
9. Pemerasan Black Mail 5
4 10. Perjudian Gambling
17 14
11. Penculikan Kidnapping 2
- 12. Migas Oil and Gas
2 -
13. Penipuan Fraud 406
113 14. Penggelapan Embezzlement
110 29
15. Pengrusakan Act of Damaging 29
15 16. Pemalsuan Conterfeit
6 4
17.Perkosaan Rape 1
1 18. Korupsi Corruption
1 1
19. Kebakaran Fire 14
1 20. Kayu Liar Illegal Logging
- -
21. Serangan Senpi Atacking With a Gun -
- 22. Serangan Senjam Atacking With a Knife
4 1
23. Serobot Tanah Illegal Occupancy of Land 14
1 24. Temu Mayat Finding of Human Corpse
7 5
25. Perzinahan Sexual Acts Outside of Marriage 5
1
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
116 | Serang Regency in Figures 2017
Lanjutan tabel Continued table 4.6.4
JENIS KEJADIAN Kind of Incident
2015 2016
1 2
3 26. Perbuatan Cabul Indecent Acts
52 32
27. Penghinaan Humiliation 18
3 28. Perbuatan Tidak Menyenangkan Unpleasant Acts
20 10
29. Bawa Lari Gadis Carry Off Girls 4
1 30. Tindak Pidana Ekonomi Economic Crime
- -
31. Perdagangan Orang Human Trafficking -
- 32. Kekerasan Dlm Rt Domestic Violence
19 15
33. Hak Cipta Copyright -
1 34. Aniaya Ringan Mild Mayhem
286 159
35. Lain-Lain Others 26
16 36. Narkotika Narcotics
48 25
37. Fidusia 21
6 38. Pornografi Pornography
- -
39. Kesehatan -
- JUMLAH Total
2.633 977
SumberSource: Polres Serang Office of Indonesian Police of Serang Regency
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
117
Tabel 4.5.4
Jumlah Penyelesaian Tindak Pidana JPTPMenurut Jenis Kejadian di Kabupaten Serang, 2016
Number of Criminal Acts Solved in Serang Regency, 2016
Table
Jenis Kejadian Kind of Incident
2016 1
2 1. Pembunuhan Murder
- 2. Aniaya Berat Seriosly Cruel Treatment
20 3. Curi Keras Armed Robbery
23 4. Curi Berat Robbery
95 5. Curi Ranmor Roda
–2 Robbing of Motorcycle 161
6. Curi Ranmor Roda-4 Robbing of Car 2
7. Curi Biasa Robbing 33
8. Uang Palsu Conterfeiting of Money -
9. Pemerasan Black Mail 6
10. Perjudian Gambling 19
11. Penculikan Kidnapping 1
12. Migas Oil and Gas 1
13. Penipuan Fraud 56
14. Penggelapan Embezzlement 29
15. Pengrusakan Act of Damaging 12
16. Pemalsuan Conterfeit 2
17.Perkosaan Rape 1
18. Korupsi Corruption -
19. Kebakaran Fire -
20. Kayu Liar Illegal Logging -
21. Serangan Senpi Atacking With a Gun -
22. Serangan Senjam Atacking With a Knife -
23. Serobot Tanah Illegal Occupancy of Land 5
24. Temu Mayat Finding of Human Corpse 2
25. Perzinahan Sexual Acts Outside of Marriage 1
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
118 | Serang Regency in Figures 2017
Lanjutan tabel Continued table 4.6.5
Jenis Kegiatan Kind of Incident
2016 1
2 26. Perbuatan Cabul Indecent Acts
25 27. Penghinaan Humiliation
1 28. Perbuatan Tidak Menyenangkan Unpleasant Acts
8 29. Bawa Lari Gadis Carry Off Girls
1 30. Tindak Pidana Ekonomi Economic Crime
- 31. Perdagangan Orang Human Trafficking
- 32. Kekerasan Dlm Rt Domestic Violence
11 33. Hak Cipta Copyright
- 34. Aniaya Ringan Mild Mayhem
131 35. Lain-Lain Others
13 36. Narkotika Narcotics
25 37. Fidusia
1 38. Pornografi Pornography
- 39. Kesehatan
- Jumlah Total
685 SumberSource: Polres Serang Office of Indonesian Police of Serang Regency
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
119
5
PERTANIAN AGRICULTURE
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
120 | Serang Regency in Figures 2017
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
121
PENJELASAN TEKNIS
1.
Lahan sawah
adalah lahan
pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang galengan,
saluran untuk
menahan menyalurkan air, yang biasanya
ditanami padi
sawah tanpa
memandang dari mana diperoleh atau status lahan tersebut. Lahan
yang dimaksud termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi Bangunan,
Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan
rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah
dijadikan sawah, baik yang ditanami padi,
palawija atau
tanaman semusim lainnya.
2.
TegalKebun
adalah lahan
pertanian bukan sawah lahan kering yang ditanami tanaman
semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar rumah
serta penggunaannya
tidak berpindah pindah.
3.
LadangHuma
adalah lahan
pertanian bukan sawah lahan kering yang biasanya ditanami
tanaman semusim
dan penggunaannya hanya semusim
atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur
TECHNICAL NOTES
1.
Wetland is agricultural land that
separated by small dykes to resist water,where the main crop is
usually wetland paddy without considering where it is got from or
the status of the land. It includes the land that is registered at land
income tax
office, regional
development contribution,
bengkok land, illegal ownership, swamps for rice cultivation, and
annual crop land mark that has been used as rice field, which are
both planted
with paddy,
secondary crops or the other seasonal crops.
2.
Dry fieldGarden is an dryland
unirrigated land which is planted with seasonal or annual crops and
separately from the yard around the house without shifting
3.
Unirrigated agricultural field Shifting
cultivation land
is dryland unirrigated land that
usually is cultivated for seasonal crops and utilized only for one or
two seasons, then it will be left when it is not fertile shifting.
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
122 | Serang Regency in Figures 2017
lagi berpindah-pindah.
Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan
kembali jika sudah subur. 4.
Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah lahan yang
biasanya diusahakan tetapi untuk sementara lebih dari 1 satu tahun
tetapi kurang dari atau sama dengan 2 dua tahun tidak
diusahakan, termasuk lahan sawah yang tidak diusahakan selama lebih
dari 2 dua tahun. 5.
Data pokok tanaman pangan yang dikumpulkan adalah luas panen dan
produktivitas hasil per hektar. Produksi
tanaman pangan
merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan produktivitas.
Pengumpulan data luas panen dilakukan setiap bulan dengan
pendekatan area kecamatan di seluruh
wilayah Indonesia.
Pengumpulan data produktivitas dilakukan
melalui pengukuran
langsung pada
plot ubinan
berukuran 2½
m x
2½ m.
Pengumpulan data produktivitas dilakukan setiap subround empat
bulanan pada waktu panen petani. 6.
Data produksi padi dan palawija yang
disajikan adalah
dalam Maybe, this land will be used again
in a few years if it has been fertile.
4.
Temporarily unused land is land
that is
regularly used
but temporarily more than a year but
less or equal than twoyears is unused, it includes wetland that is
not cultivated more than two years.
5. The main food crops data collected
consists of harvested area and productivity yield per hectare.
Food crops production is generated by harvested area multiplied by
productivity. The harvested area data is collected every month using
sub Subdistrict area approach in all sub Subdistrict in Indonesia. The
productivity data collection is conducted
by a
direct measurement in 2½m x 2½m crop
cutting plot. The productivity measurement is conducted in every
subround four monthly at the time when farmers are harvesting
their crops. 6.
Production of paddy and secondary
crops data
are
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
123 kualitas: gabah kering giling padi,
pipilan kering jagung, biji kering kedelai dan kacang tanah, dan
umbi basah ubi kayu dan ubi jalar.
7.
Tanaman sayuran dan buah- buahan semusim
Tanaman sayuran semusim adalah
tanaman sumber vitamin, garam mineral
dan lain-lain
yang dikonsumsi dari bagian tanaman
yang berupa daun, bunga, buah, dan umbinya, yang berumur kurang
dari satu tahun.
Tanaman buah-buahan semusim
adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral, dan lain-lain yang
dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah, berumur kurang
dari satu tahun, tidak berbentuk pohonrumpuntetapi menjalar dan
berbatang lunak. 8.
Tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan
Tanaman buah-buahan tahunan
adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral, dan lain-lain yang
dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah dan merupakan
tanaman tahunan.
Tanaman sayuran tahunan adalah
tanaman sumber vitamin, garam presented in the form of: dry
unhusked rice paddy, dry loose maize maize, dry shells crops
soybeans and peanuts, and fresh roots
cassava and
sweet potatoes.
7.
Seasonal vegetable and fruit plants
Seasonal vegetable plants are
plants which are the sources of vitamin,
mineral salt,
etc, consumed from the part of the
plant in the form of leaf, flower, fruit, and root with the age of less
than one year.
Seasonal fruit plants are plants
which are the sources of vitamin, mineral salt, etc, consumed from
the part of the plant in the form of fruits. These plants are creeps with
the age of less than one year.
8.
Annual fruit and vegetable plants Annual fruit plants are plants
which are the sources of vitamin, contained
mineral salt,
etc, consumed from the part of plant in
the form of fruit and more than one year of age.
Annual vegetable plants are plants
which are the sources of vitamin, contained
mineral salt,
etc,
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
124 | Serang Regency in Figures 2017
mineral, dan
lain-lain yang
dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun dan atau buah
yang berumur lebih dari satu tahun. 9.
Tanaman biofarmaka
adalah tanaman yang bermanfaat untuk
obat-obatan, kosmetik,
dan kesehatan yang dikonsumsi atau
digunakan dari
bagian-bagian tanaman seperti daun, batang,
buah, umbi rimpang ataupun akar. 10.
Tanaman hias adalah tanaman
yang mempunyai nilai keindahan baik bentuk, warna daun, tajuk
maupun bunganya,
sering digunakan
untuk penghias
pekarangan dan lain sebagainya. 11.
Luas panen
tanaman hortikulturaadalah luas tanaman
sayuran, buah-buahan, biofarmaka, dan tanaman hias yang diambil
hasilnyadipanen pada
periode pelaporan.
12.
Luas panen untuk tanaman sayuran adalah luas tanaman yang
dipanen sekaligushabisdibongkar dan luas tanaman yang dipanen
berkali-kali lebih
dari satu
kalibelum habis.
Tanaman yang
dipanen sekaligushabisdibongkar adalah
consumed from the part of the plant in the form of vegetable and
more than one year of age.
9.
Medicinal plants are plants which
are useful for medicine. It is consumed from part of the plant
such as leaf, flower, fruit, tubber, and root.
10.
Ornamental plants are plants
which have a beauty value, either in shape, colour of leaf or crown of
flower, and they are often used as a yard decorator.
11.
Harvested area of horticulture is
area which
vegetable, fruit,
medicinal and ornamental plant of crop harvested during the period
of report. 12.
Harvested area of vegetablesis
area of
entirely plant
harvesteddemolished and plant harvested
several timesundemolished.
Entirely plants
harvesteddemolished are plants
usually harvested
once and
demolished to be substituted by
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
125 tanaman
yang sehabis
panen langsung dibongkardicabut, terdiri
dari bawang merah, bawang putih, bawang daun, kentang, kolkubis,
kembang kol, petsaisawi, wortel, lobak, dan kacang merah.
Tanaman yang dipanen berkali-kali lebih dari satu kalibelum habis
adalah tanaman
yang pemanenannya lebih dari satu kali
dan biasanya dibongkar apabila panenan
terakhir sudah
tidak memadai lagi, terdiri dari: kacang
panjang, cabe besar, cabe rawit, jamur,
tomat, terung,
buncis, ketimun, labu siam, kangkung,
bayam, melon, semangka, dan blewah.
13. Produksi hortikultura adalah hasil
menurut bentuk produk dari setiap tanaman sayuran, buah-buahan,
biofarmaka dan tanaman hias yang diambil berdasarkan luas yang
dipanentanaman yang
menghasilkan pada bulantriwulan laporan.
14. Bentuk
produksi perkebunan
adalah; karet kering karet, daun kering teh dan tembakau, biji
kering kopi dan coklat, kulit kering kayu manis dan kina, serat kering
rami, bunga kering cengkeh, refined sugar tebu dari perkebunan
other plants, consisting of: shallots, garlic, leeks, potato, cabbage, cauli
flower, mustard green, carrots, chinese radish, and red kidney
beans.
Plants harvested
several timesundemolished are plants
usually harvested more than once and demolished in the case that the
last harvest was economically not profitable. They consist of : yard
long beans, chili, small chili, mushroom, tomatoes, egg plant,
frech beans,
cucumber, pumpkinchajota, swamp cabbage,
spinach, melon, watermelon, and blewah .
13. Horticulture production is the
standard production quantity form of vegetable, fruit, medicinal
and ornamental plant based on harvested areathe number of
production plants
reported monthlyquarterly.
14. Production of estates crops are
follows: dry rubber rubber; dry leaves tea and tobacco; dry beans
cofee and cocoa; dry bark cassiavera and cinchona; dry fibre
rosella; dry flowersbuds cloves; refined sugar sugar cane from
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
126 | Serang Regency in Figures 2017
besar, gula mangkok tebu dari perkebunan rakyat, ekivalen kopra
kopra, biji dan bunga pala serta minyak daun sereh.
15. Persediaan akhir tahun produksi
perkebunan besar
bukan merupakan cadangan penyangga
buffer stock. 16.
Data Statistik Kehutanan sebagian besar merupakan data sekunder
yang bersumber dari Kementerian Kehutanan.
17. Kawasan hutan adalah wilayah
tertentu yang berupa hutan, yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya
sebagai hutan
tetap. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum mengenai status
kawasan hutan, letak batas dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah
ditunjuk menjadi kawasan hutan tetap.
18. Kawasan
hutan Indonesia
ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam bentuk Surat Keputusan
Menteri Kehutanan
tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan
Perairan Provinsi.
Penunjukan Kawasan
Hutan ini
disusun berdasarkan hasil pemaduserasian
estate; cup sugar sugar cane from smallholders; copra copra; seeds
and buds nutmeg; and leaf oil citronella.
15. The production availability of
estates at the end of year is not the buffer stock.
16. Most of forestry statistics are
secondary data obtained from the Ministry of Forestry.
17. Forest Area is a specific territory of
forest ecosystem determined and or decided by the government as a
permanent forest. Such decision is important to maintain the size of
forest area and to ensure its legitimation
and boundary
demarcation of permanent forest.
18. Indonesian
forest area
is determined by the Minister of
Forestry in
the format
of Ministerial
Decree on
the Designation of Provincial Forest
Area and Inland Water, Coastal and
Marine Ecosystem.
The designation of Forest Area is
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
127 antara Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi RTRWP dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK.
19. Penunjukan
kawasan hutan
mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian dari Kawasan
Suaka Alam KSA dan Kawasan Pelestarian Alam KPA.
20. Kawasan Suaka Alam KSA adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan
yang mempunyai fungsi pokok sebagai
kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang
juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
21. Kawasan Pelestarian Alam KPA
adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di
perairan yang mempunyai fungsi pokok
perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. formulated based on integrated
and harmonized of Provincial Spatial Planning RTRWP and
Forest Land Use by Concensus TGHK.
19. The designation of forest area in
some cases also cover inland water,
coastal and
marine ecosystem that may become part
of Sanctuary Reserve Area KSA and Nature Conservation Area
KPA. 20.
A Sanctuary Reserve Area is a specific terrestrial or aquatic area
having specific
criteria for
preserving biodiversity plant and animal as well as ecosystem, which
also serve as life support system.
21. A Nature Conservation area is a
specific terrestrial or aquatic area whose main function is to serve life
support system
and preserve
diversity of plant and animal species, as well as to provide a
sustainable utilization of living resources and their ecosystems.
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
128 | Serang Regency in Figures 2017
22. Berdasarkan Undang-Undang No.
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, kawasan hutan dibagi ke dalam
kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi.
23. Hutan Konservasi adalah kawasan
hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok
pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan
satwa serta
ekosistemnya. 24.
Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
25. Hutan Produksi adalah kawasan
hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
Hutan produksi terdiri dari Hutan Produksi
Tetap HP,
Hutan Produksi Terbatas HPT, dan Hutan
Produksi yang dapat dikonversi. 26.
Hutan Konservasi terdiri dari: Kawasan suaka alam berupa Cagar
Alam CA dan Suaka Margasatwa SM;
kawasan pelestarian alam berupa 22.
In accordance to the Act on Forestry No. 411999, forest area is
categorized as Conservation Forest, Protection Forest and Production
Forest. 23.
Conservation Forest is a forest area having
specific characteristic
established for the purposes of conservation of animal and plant
species as well as their ecosystem.
24. Protection Forest is a forest area
designated to serve life support system,
maintain hydrological
system, prevent of flood, erotion control, seawater intrusion, and
maintain soil fertility.
25. Production Forest is a forest area
designated mainly to promote sustainable
forest production.
Production forest is classified as permanent
production forest,
limited production forest, and convertible production forest.
26. Conservation Forest is divided into:
Sanctuary Reserve area consists of Strict Nature Reserve and Wildlife
Sanctuary. Nature conservation area consists
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
129 Taman Nasional TN, Taman Hutan
Raya THR, dan Taman Wisata Alam TWA;
Taman Buru TB. Taman Buru adalah kawasan hutan
yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.
27. Penetapan lahan kritis mengacu
pada lahan yang telah sangat rusak karena
kehilangan penutupan
vegetasinya, sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sebagai
penahan air, pengendali erosi, siklus hara, pengatur iklim mikro, dan
retensi karbon. Berdasarkan kondisi vegetasinya, kondisi lahan dapat
diklasifikasikan sebagai:
sangat kritis, kritis, agak kritis, potensial
kritis, dan kondisi normal. 28.
Reboisasi atau rehabilitasi hutan bertujuan untuk menghutankan
kembali kawasan hutan yang kritis di wilayah daerah aliran sungai
DAS yang dilaksanakan bersama masyarakat secara partisipatif.
29. Pemanfaatan hasil hutan kayu
adalah segala bentuk usaha yang memanfaatkan dan mengusahakan
of National Park TN, Grand Forest Park THR, and Nature Recreation
Park TWA; Game Hunting Park TB
Game Hunting Park is forest area devoted
for game
hunting recreation.
27. Critical land refers to a piece of
land severely damaged due to lost of its vegetation cover so that its
functions as water retention, erosion control, nutrient cycling,
micro climate regulator and carbon retention are completely depleted.
Based upon
its vegetation
condition, the land could be classified as : very critical, critical,
slight critical, potential critical, and normal condition.
28. Reforestation
or forest
rehabilitation is
intended to
rehabilitate the critical land inside forest area or watershed to
improve their
ecological and
hydrological functions.
The activities were conducted with
active participation
of local
communities who live nearby the target area.
29. Commercial utilization of timber as
forest product is activities to utilize timber without destructing the
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
130 | Serang Regency in Figures 2017
hasil hutan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak
mengurangi fungsi pokok hutan. Kegiatan
ini hanya
dapat dilaksanakan pada areal hutan yang
memiliki potensi untuk dilakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan
kayu dan
dapat dilaksanakan
setelah diperoleh izin usaha. 30.
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK pada hutan alam
adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya
terdiri dari
pemanenan atau
penebangan, penanaman,
pemeliharaan, pengamanan,
pengolahan, dan pemasaran hasil hutan
kayu. IUPHHK
dapat diberikan
kepada perorangan,
koperasi, badan usaha swasta, dan BUMNBUMD.
31. Produksi hasil hutan utama yang
dihasilkan dari hutan adalah kayu bulat. Produksi kayu bulat ini
dihasilkan dari hutan alam melalui kegiatan
perusahaan Hak
Pengusahaan Hutan HPHIUPHHK, kegiatan ijin pemanfaatan kayu
IPK dalam rangka pembukaan wilayah
hutan, pembangunan
Hutan Tanaman Industri HTI, serta kegiatan hutan rakyat.
environment and undermining the main functions of the forest area.
Those activities could only be executed in forest area with high
commercial timber value with license.
30. The license to commercially utilize
timber in natural forest is license to utilize production forest for which
the activities consist of harvesting or
felling, planting,
tending, protecting,
processing, and
marketing. The license could be granted
to individuals,
cooperatives, private companies, state-owned
enterpriseslocal government-owned enterprises.
31. The main product of commercial
forest operation is log. The log is harvested from various sources
such as natural forest granted to concessionaires
IUPHHKHPH, land
clearing activities
IPK, industrial forest plantation HTI
and community forest.
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
131 32.
Kayu Gergajian merupakan kayu
hasil konversi kayu bulat dengan mengunakan
mesin gergaji,
mempunyai bentuk yang teratur dengan sisi-sisi sejajar dan sudut-
sudutnya siku dengan ketebalan tidak lebih dari 6 cm dan kadar air
tidak lebih dari 18 persen. Kayu gergajian yang diolah langsung dari
kayu bulat, wajib didukung dengan dokumen yang sah.
33. Kayu Lapis adalah panel kayu yang
tersusun dari
lapisan veneer
dibagian luarnya,
sedangkan dibagian intinya core bisa berupa
veneer atau material lain, diikat dengan lem kemudian di-press
ditekan sedemikian rupa sehingga menjadi panel yang kuat. Termasuk
dalam artian ini adalah kayu lapis yang dilapisi lagi dengan material
lain. 34.
Data populasi ternak bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian,
sedangkan jumlah
pemotongan ternak merupakan hasil Survei Laporan Pemotongan
Ternak. Pengumpulan
data pemotongan
ternak dilakukan
secara lengkap setiap triwulan di seluruh Rumah Potong Hewan
RPH dan Tempat Pemotongan 32.
Sawn Timber Constitutes a sawmill product derived from logs as raw
material. The
product is
characterized with regular forms having parallel sides at right angle
to each other, thickness not more than 6 cm and moisture content
not to exceed 18 percent. Sawn timber produced directly from logs
must be certified by a legal document.
33. Plywood is wood panel consisting
of layers pressed together in between veneers; the core may be
veneer or some other material, bound together with glue and
pressed tightly together to make a strong panel. Included to this
definition is plywood covered with other materials.
34. Data of domestic livestock
population are obtain from the Directorate General of Livestock
and Animal Health Service, while data on the number of animals
slaughtered are based on the quarterly survey conducted by BPS.
This survey
is a
complete enumeration
on all
slaughterhouses and abattoirs in Indonesia. There are 4.033 covered
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
132 | Serang Regency in Figures 2017
Hewan TPH yang ada di Indonesia. Pada tahun 2013 jumlah Dokumen
RPHTPH hasil pencacahan yang diolah sebanyak 4.033.
35. Data statistik perikanan merupakan
data sekunder yang bersumber dari Direktorat
Jenderal Perikanan
Tangkap dan Direktorat Jenderal Budidaya.
Statistik perikanan
dibedakan atas data Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya.
Perikanan Tangkap diklasifikasikan atas penangkapan ikan di laut dan
penangkapan ikan di perairan umum.
Perikanan Budidaya
diklasifikasikan atas jenis budidaya yaitu budidaya laut, tambak, kolam,
karamba, jaring apung, dan sawah.
36. Rumah Tangga Perikanan Tangkap
adalah rumah
tangga yang
melakukan kegiatan penangkapan ikanbinatang air lainnyatanaman
air dengan tujuan sebagianseluruh hasilnya untuk dijual.
37. Rumah Tangga Perikanan Budidaya
adalah rumah
tangga yang
melakukan kegiatan
budidaya ikanbinatang air lainnyatanaman
air dengan tujuan sebagianseluruh hasilnya untuk dijual.
in 2013.
35. Fishery Statistics are secondary
data obtained from the Directorate General of Capture Fisheries and
Directorate General
of Aquaculture. Fishery statistics are
categorized into capture fisheries and aquaculture. Capture fisheries
are further classified into marine capture fisheries and inland open
water capture
fisheries. Aquaculture are further classified
into several types of culture: marine culture, brackish water
pond, fresh water pond, cage, floating net, and fish breeding in
paddy fields. 36.
A capture fishery household is a household conducting activities in
catching fishesother
aquatic animalsaquatic plants, for which
the products are wholly or partly to be sold.
37. An aquaculture fishery household is
a household conducting activities in culturing
fishesother aquatic
animalsaquatic plants, for which the products are wholly or partly to
be sold. different types of
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
133 V.1. Pertanian Tanaman Pangan
Tanaman pangan meliputi tanaman padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-
buahan. Produksi padi tahun 2016 mencapai 510.747 ton dengan luas
panen sebesar 88.611 ha. 99,65 persen dari produksi tersebut berasal dari padi
sawah. Untuk tanaman palawija, ubi kayu memiliki produktivitas tertinggi
yaitu sebesar 178,46 kuha sedangkan kacang tanah memiliki produktivitas
terendah sebesar 14,01 kuha V.2. Perkebunan
Beberapa tanaman perkebunan rakyat masih mempunyai lahan yang
cukup luas di atas 1.000 Ha selain produksinya cukup besar dibanding
produksi tanaman perkebunan lainnya, antara lain kelapa, kopi, cengkeh dan
kakao. Namun walaupun demikian, rata- rata produktivitas 4 komoditi tersebut
masih tergolong rendah yaitu: 0,59 ton kelapa per Ha turun 0,02 ton per Ha
dari tahun lalu; 0,27 ton kopi per Ha turun hingga separuh dari tahun lalu;
0,29 ton cengkeh per Ha naik 0,12 ton per Ha dari tahun lalu; dan 0.22 ton
kakao per Ha naik 0,04 ton per Ha dari tahun lalu.
parameters. V.1. Food Crops
Food crops include rice, pulses, vegetables and fruits. The production of
rice in 2016 was up to 510.747 tons throughout 88.611 ha harvested area.
99,65 percent of that production was from wet field rice. For second crops,
cassava had the highest productivity 178,46 quintalha whereas peanut had
the lowest
productivity 14,01
quintalha.
V.2. Estate Crops Some of smallholder crops still have
wide area of plantation i.e. more than 1.000 Ha. The production of this
commodity has big enough compared to other
plantation crop
production including coconut, coffe, cloves and
cocoa among others. Though, the average
productivity of
these commodities are 0,59 ton coconut per
Ha decreased by 0,02 ton per Ha han the previous year; 0,27 ton coffe per Ha
decreased by half than last year; 0,22 ton cloves per Ha increased by 0,12 ton
per Ha; and 0,22 ton cocoa per Ha increased by 0,04 ton per Ha.
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
134 | Serang Regency in Figures 2017
V.3. Peternakan Jenis-jenis ternak yang diusahakan
di Kabupaten Serang terdiri dari ternak besar sapi perah, sapi potong, kerbau,
dan kuda dan ternak kecil kambing, domba,
sedangkan untuk
unggas meliputi
ayam buras,
ayam ras
pedaging, ayam ras petelur, dan itik. V.4. Perikanan
Data kegiatan perikanan berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Serang. Data yang disajikan mencakup jumlah produksi dan nilai
produksi usaha perikanan, jumlah dan jenis unit penangkapan ikan laut, jumlah
perahukapal penangkap ikan laut, dan jumlah rumahtangga usaha perikanan.
Data produksi mencakup semua hasil penangkapan ikanbinatang air lainnya
yang ditangkap dari sumber perikanan alami, baik oleh perusahaan perikanan
maupun rumah tangga perikanan. Nilai produksi yang dicatat adalah pada
waktu hasil penangkapan didaratkan, sehingga harga yang digunakan adalah
harga produsen. V.5. Kehutanan
Data hasil hutan bersumber dari PT. Perhutani Unit III
– KPH Banten. Sedang
data lainnya
mengenai V.3. Livestock
Big livestock cow, milk cow, buffalo and horse, small livestock
sheep and goat, and poultry local hen, broiler, layingpullet, and ducks are the
kind of livestock carried on in Serang Regency.
V.4. Fishery Data of Fishery derived from
Fishery and Marine Service of Serang Regency. The tables show the number
and value of fish production, number of and type of fishing unit, number of
fishing boat, and number of fishery household.
Production data includeproduction of fishes other aquatic plants, which
caught from natural fish resources by fisheries companies or fishery househols.
Production values are recorded at the time of the catch put ashore, so that the
price used is the price of the manufacturer.
V.5. Forestry Source of data production of
forestry is PT.Perhutani Unit III in West Java
– KPH Banten, and other data are sourced
from Forestry
and Soil
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
135 kehutanan
bersumber dari
Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah
menggambarkan luas hutan lindung dan lahan kritis.
Kabupaten Serang
bukan merupakan daerah penghasil kayu
seperti jati dan kayu rimba. Luas
kawasan hutan
negara di
Kabupaten Serang tahun 2016 tercatat seluas 5,12 ribu Ha atau 45,77 persen
dari keseluruhan kawasan hutan di wilayah Kabupaten Serang.
Conservation Services of Serang Regency show protected forest area and critical
land. Serang Regency is not a timber-
producing area such as teak and jungle wood.
State forest area in Serang Regency in2016is about 5,12 thousand hectares
or 45,77
percent of
Serang Regencyforest area.
Gambar 5 Produktivitas Tanaman Perkebunan di Kabupaten
Serang, 2016 Productivity of Smallholders Plants in Serang Regency,
2016
Picture
100 200
300 400
500 600
700
Kopi Kelapa
Cengkeh Lada
Kapok Kakao
Pala Kemiri
Aren
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
136 | Serang Regency in Figures 2017
ht tp
s: se
ra ng
ka b.
bp s.
go .id
Kabupaten Serang Dalam Angka 2017
|
137
5.1
T
ANAMAN
P
ANGAN
F
OOD
C
ROPS Tabel
5.1.1 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan