Jumlah Korban yang Terkena Bencana Alam dan Bencana Jumlah Permasalahan Sosial Menurut Kecamatan di

Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 109 4.5 S OSIAL L AINNYA O THER S OCIAL A FFAIRS Tabel

4.5.1 Jumlah Korban yang Terkena Bencana Alam dan Bencana

Sosial Menurut Kecamatan di Kabupaten Serang, 2015 Number of Victims of Natural Disaster and Social Catastrophe in Serang Regency, 2015 Table Kecamatan Subdistrict Bencana Alam Natural Disaster Bencana Sosial Social Catasthrope Laki-laki Male Perempuan Female Laki-laki Male Perempuan Female 1 2 3 4 5 1. Cinangka 6 2 1 1 2. Padarincang - - - - 3. Ciomas - - - - 4. Pabuaran - - - - 5. Gunungsari 1 - - - 6. Baros - - - - 7. Petir - - - - 8. TunjungTeja - - - - 9. Cikeusal 1 - - - 10. Pamarayan - - - - 11. Bandung - - - - 12. Jawilan - - - - 13. Kopo - 1 - - 14. Cikande - - - - 15. Kibin - - - - 16. Kragilan - - - - 17. Waringinkurung - - - - 18. Mancak 268 92 2 - 19. Anyar - - - - 20. Bojonegara - - - - 21. PuloAmpel 1 - - - 22. Kramatwatu - - 2 - 23. Ciruas - - - - 24. Pontang - - - - 25. Lebak Wangi - - - - 26. Carenang - - - - 27. Binuang - - - - 28. Tirtayasa 42 19 6 4 29. Tanara 4 1 - - Serang Regency 323 115 11 5 SumberSource: Dinas Sosial Kabupaten SerangSocial Services of Serang Regency ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 110 | Serang Regency in Figures 2017 Tabel

4.5.2 Jumlah Permasalahan Sosial Menurut Kecamatan di

Kabupaten Serang, 2015 Number of Social Problems by Subdistrict and Kind in Serang Regency, 2015 Table Kecamatan District Balita Terlantar Neglected Toddler Anak Terlantar Neglected Children Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus Children in Need of Sprcial Protection Anak Jalanan Street Children 1 2 3 4 5 1. Cinangka 2 26 1 - 2. Padarincang - 1 - - 3. Ciomas - 2 1 - 4. Pabuaran - 1 - - 5. Gunungsari 7 382 - - 6. Baros 2 54 - - 7. Petir 1 22 7 - 8. TunjungTeja - - - - 9. Cikeusal 4 41 10 - 10. Pamarayan 2 97 3 - 11. Bandung - - - - 12. Jawilan - 9 2 - 13. Kopo 2 120 3 - 14. Cikande 1 2 1 4 15. Kibin - 22 2 - 16. Kragilan 1 51 1 28 17. Waringinkurung 1 5 1 - 18. Mancak - 3 - - 19. Anyar 6 50 33 - 20. Bojonegara - 3 - - 21. Pulo Ampel 1 1 - - 22. Kramatwatu 31 97 30 37 23. Ciruas - 3 9 54 24. Pontang - - - 2 25. Lebak Wangi 6 174 6 1 26. Carenang - 11 3 2 27. Binuang - 6 - 4 28. Tirtayasa 33 116 4 - 29. Tanara - 4 - - Serang Regency 100 1.303 117 132 ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 111 Lanjuan tabel Continued table 4.6.3 Kecamatan District Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan Children Victims of Violence Lanjut Usia Terlantar Neglected Elder Anak dengan Kedisabilitasan ADK Children with Disabilities Penyandang Cacat Disabled 1 6 7 8 1. Cinangka - 599 60 285 2. Padarincang - 92 27 107 3. Ciomas - 250 16 119 4. Pabuaran - 45 12 94 5. Gunungsari - 606 19 71 6. Baros - 250 96 391 7. Petir 6 193 51 259 8. TunjungTeja - 57 36 117 9. Cikeusal - 211 38 179 10. Pamarayan - 476 44 268 11. Bandung - 124 12 90 12. Jawilan - 360 34 232 13. Kopo 1 161 10 886 14. Cikande - 49 22 117 15. Kibin - 72 7 81 16. Kragilan - 65 32 227 17. Waringinkurung - 350 10 119 18. Mancak - 218 22 130 19. Anyar 1 286 49 255 20. Bojonegara - 225 22 110 21. PuloAmpel - 192 9 19 22. Kramatwatu 5 170 72 282 23. Ciruas - 122 22 400 24. Pontang - 96 22 156 25. Lebak Wangi - 134 36 153 26. Carenang - 477 17 121 27. Binuang - 47 11 61 28. Tirtayasa 1 501 36 251 29. Tanara - 138 4 41 Serang Regency 14 6.566 848 5.621 ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 112 | Serang Regency in Figures 2017 Lanjuan tabel Continued table 4.6.3 Kecamatan District Pengemis Beggar Pemulung Scavanger Gelandangan Loiterer Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan Former Resident of Penitentiary 1 9 10 11 12 1. Cinangka 8 18 5 37 2. Padarincang 1 - - - 3. Ciomas 2 2 - - 4. Pabuaran - 3 4 4 5. Gunungsari 1 3 - 17 6. Baros 3 7 4 9 7. Petir 7 15 2 2 8. TunjungTeja 1 - - 3 9. Cikeusal 2 5 1 11 10. Pamarayan - 2 12 1 11. Bandung - - - - 12. Jawilan - - 3 - 13. Kopo 4 10 - 5 14. Cikande 1 - - - 15. Kibin 2 11 - - 16. Kragilan 6 407 4 7 17. Waringinkurung - 1 - 1 18. Mancak - - - 21 19. Anyar 2 7 14 2 20. Bojonegara 1 4 - - 21. PuloAmpel - - - - 22. Kramatwatu 45 58 36 1 23. Ciruas 13 33 3 10 24. Pontang - - - - 25. Lebak Wangi 3 22 - 1 26. Carenang 50 4 7 6 27. Binuang - - - - 28. Tirtayasa 9 5 7 8 29. Tanara 2 2 - - Kabupaten Serang Serang Regency 163 619 102 146 ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 113 Lanjuan tabel Continued table 4.6.3 Kecamatan District Korban Penyalahgunaan Narkoba Drug Abuser Orang dengan HIVAIDS People with HIV?AIDS Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis Family withSocial Psychological Probelms 1 12 13 14 1. Cinangka 8 - 8 2. Padarincang 2 - - 3. Ciomas - - - 4. Pabuaran 3 4 - 5. Gunungsari - - 50 6. Baros 1 1 - 7. Petir 2 - 3 8. TunjungTeja - - - 9. Cikeusal - 1 1 10. Pamarayan 3 2 - 11. Bandung - 1 - 12. Jawilan - - - 13. Kopo - - - 14. Cikande - 1 - 15. Kibin - 1 - 16. Kragilan - 6 - 17. Waringinkurung - - - 18. Mancak 2 - 5 19. Anyar - - - 20. Bojonegara - - - 21. PuloAmpel - - - 22. Kramatwatu - 3 - 23. Ciruas 1 5 - 24. Pontang - 3 - 25. Lebak Wangi - - - 26. Carenang 3 1 - 27. Binuang - - 1 28. Tirtayasa 2 - 163 29. Tanara - - - Kabupaten Serang Serang Regency 27 29 231 ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 114 | Serang Regency in Figures 2017 Lanjuan tabel Continued table 4.6.3 Kecamatan District Wanita Rawan Sosial Ekonomi Women Prone toSocial Economy Tuna Susila Prostitute Pekerja Migran Bermasalah Problematical Mogrant Workers Korban Trafficking Trafficking Victims 1 15 16 17 1. Cinangka 457 1 79 - 2. Padarincang 179 - 34 - 3. Ciomas 163 1 - - 4. Pabuaran 123 - - - 5. Gunungsari 417 - - - 6. Baros 330 - 6 1 7. Petir 251 - - - 8. TunjungTeja 452 - - - 9. Cikeusal 284 - 1 - 10. Pamarayan 474 - - 4 11. Bandung 196 - - - 12. Jawilan 199 - - - 13. Kopo 50 - - - 14. Cikande 135 - 2 - 15. Kibin 405 - - - 16. Kragilan 83 1 3 - 17. Waringinkurung 528 - - - 18. Mancak 68 - 51 - 19. Anyar 208 - 1 - 20. Bojonegara 229 - - - 21. PuloAmpel 146 - - - 22. Kramatwatu 263 1 2 - 23. Ciruas 235 6 - - 24. Pontang 138 - - - 25. Lebak Wangi 108 - - - 26. Carenang 102 - 2 - 27. Binuang 127 - - - 28. Tirtayasa 294 1 97 - 29. Tanara 90 - - - Kabupaten Serang Serang Regency 6.734 11 278 5 SumberSource: Dinas Sosial Kabupaten SerangSocial Services of Serang Regency ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 115 Tabel 4.5.3 Gangguan Kamtibnas Lengkap Menurut Jenis Kejadian di Kabupaten Serang, 2016 Disturbance of Peace and Public Order in Society by Kind in Serang Regency, 2016 Table Jenis Kejadian Kind of Incident 2015 2016 1 2 3 1. Pembunuhan Murder 2 - 2. Aniaya Berat Seriosly Cruel Treatment 28 19 3. Curi Keras Armed Robbery 82 42 4. Curi Berat Robbery 577 199 5. Curi Ranmor Roda –2 Robbing of Motorcycle 651 190 6. Curi Ranmor Roda-4 Robbing of Car 46 27 7. Curi Biasa Robbing 127 42 8. Uang Palsu Conterfeiting of Money 3 - 9. Pemerasan Black Mail 5 4 10. Perjudian Gambling 17 14 11. Penculikan Kidnapping 2 - 12. Migas Oil and Gas 2 - 13. Penipuan Fraud 406 113 14. Penggelapan Embezzlement 110 29 15. Pengrusakan Act of Damaging 29 15 16. Pemalsuan Conterfeit 6 4 17.Perkosaan Rape 1 1 18. Korupsi Corruption 1 1 19. Kebakaran Fire 14 1 20. Kayu Liar Illegal Logging - - 21. Serangan Senpi Atacking With a Gun - - 22. Serangan Senjam Atacking With a Knife 4 1 23. Serobot Tanah Illegal Occupancy of Land 14 1 24. Temu Mayat Finding of Human Corpse 7 5 25. Perzinahan Sexual Acts Outside of Marriage 5 1 ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 116 | Serang Regency in Figures 2017 Lanjutan tabel Continued table 4.6.4 JENIS KEJADIAN Kind of Incident 2015 2016 1 2 3 26. Perbuatan Cabul Indecent Acts 52 32 27. Penghinaan Humiliation 18 3 28. Perbuatan Tidak Menyenangkan Unpleasant Acts 20 10 29. Bawa Lari Gadis Carry Off Girls 4 1 30. Tindak Pidana Ekonomi Economic Crime - - 31. Perdagangan Orang Human Trafficking - - 32. Kekerasan Dlm Rt Domestic Violence 19 15 33. Hak Cipta Copyright - 1 34. Aniaya Ringan Mild Mayhem 286 159 35. Lain-Lain Others 26 16 36. Narkotika Narcotics 48 25 37. Fidusia 21 6 38. Pornografi Pornography - - 39. Kesehatan - - JUMLAH Total 2.633 977 SumberSource: Polres Serang Office of Indonesian Police of Serang Regency ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 117 Tabel 4.5.4 Jumlah Penyelesaian Tindak Pidana JPTPMenurut Jenis Kejadian di Kabupaten Serang, 2016 Number of Criminal Acts Solved in Serang Regency, 2016 Table Jenis Kejadian Kind of Incident 2016 1 2 1. Pembunuhan Murder - 2. Aniaya Berat Seriosly Cruel Treatment 20 3. Curi Keras Armed Robbery 23 4. Curi Berat Robbery 95 5. Curi Ranmor Roda –2 Robbing of Motorcycle 161 6. Curi Ranmor Roda-4 Robbing of Car 2 7. Curi Biasa Robbing 33 8. Uang Palsu Conterfeiting of Money - 9. Pemerasan Black Mail 6 10. Perjudian Gambling 19 11. Penculikan Kidnapping 1 12. Migas Oil and Gas 1 13. Penipuan Fraud 56 14. Penggelapan Embezzlement 29 15. Pengrusakan Act of Damaging 12 16. Pemalsuan Conterfeit 2 17.Perkosaan Rape 1 18. Korupsi Corruption - 19. Kebakaran Fire - 20. Kayu Liar Illegal Logging - 21. Serangan Senpi Atacking With a Gun - 22. Serangan Senjam Atacking With a Knife - 23. Serobot Tanah Illegal Occupancy of Land 5 24. Temu Mayat Finding of Human Corpse 2 25. Perzinahan Sexual Acts Outside of Marriage 1 ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 118 | Serang Regency in Figures 2017 Lanjutan tabel Continued table 4.6.5 Jenis Kegiatan Kind of Incident 2016 1 2 26. Perbuatan Cabul Indecent Acts 25 27. Penghinaan Humiliation 1 28. Perbuatan Tidak Menyenangkan Unpleasant Acts 8 29. Bawa Lari Gadis Carry Off Girls 1 30. Tindak Pidana Ekonomi Economic Crime - 31. Perdagangan Orang Human Trafficking - 32. Kekerasan Dlm Rt Domestic Violence 11 33. Hak Cipta Copyright - 34. Aniaya Ringan Mild Mayhem 131 35. Lain-Lain Others 13 36. Narkotika Narcotics 25 37. Fidusia 1 38. Pornografi Pornography - 39. Kesehatan - Jumlah Total 685 SumberSource: Polres Serang Office of Indonesian Police of Serang Regency ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 119 5 PERTANIAN AGRICULTURE ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 120 | Serang Regency in Figures 2017 ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 121 PENJELASAN TEKNIS 1. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang galengan, saluran untuk menahan menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperoleh atau status lahan tersebut. Lahan yang dimaksud termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi Bangunan, Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi, palawija atau tanaman semusim lainnya. 2. TegalKebun adalah lahan pertanian bukan sawah lahan kering yang ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah pindah. 3. LadangHuma adalah lahan pertanian bukan sawah lahan kering yang biasanya ditanami tanaman semusim dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur TECHNICAL NOTES 1. Wetland is agricultural land that separated by small dykes to resist water,where the main crop is usually wetland paddy without considering where it is got from or the status of the land. It includes the land that is registered at land income tax office, regional development contribution, bengkok land, illegal ownership, swamps for rice cultivation, and annual crop land mark that has been used as rice field, which are both planted with paddy, secondary crops or the other seasonal crops. 2. Dry fieldGarden is an dryland unirrigated land which is planted with seasonal or annual crops and separately from the yard around the house without shifting 3. Unirrigated agricultural field Shifting cultivation land is dryland unirrigated land that usually is cultivated for seasonal crops and utilized only for one or two seasons, then it will be left when it is not fertile shifting. ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 122 | Serang Regency in Figures 2017 lagi berpindah-pindah. Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah subur. 4. Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara lebih dari 1 satu tahun tetapi kurang dari atau sama dengan 2 dua tahun tidak diusahakan, termasuk lahan sawah yang tidak diusahakan selama lebih dari 2 dua tahun. 5. Data pokok tanaman pangan yang dikumpulkan adalah luas panen dan produktivitas hasil per hektar. Produksi tanaman pangan merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan produktivitas. Pengumpulan data luas panen dilakukan setiap bulan dengan pendekatan area kecamatan di seluruh wilayah Indonesia. Pengumpulan data produktivitas dilakukan melalui pengukuran langsung pada plot ubinan berukuran 2½ m x 2½ m. Pengumpulan data produktivitas dilakukan setiap subround empat bulanan pada waktu panen petani. 6. Data produksi padi dan palawija yang disajikan adalah dalam Maybe, this land will be used again in a few years if it has been fertile. 4. Temporarily unused land is land that is regularly used but temporarily more than a year but less or equal than twoyears is unused, it includes wetland that is not cultivated more than two years. 5. The main food crops data collected consists of harvested area and productivity yield per hectare. Food crops production is generated by harvested area multiplied by productivity. The harvested area data is collected every month using sub Subdistrict area approach in all sub Subdistrict in Indonesia. The productivity data collection is conducted by a direct measurement in 2½m x 2½m crop cutting plot. The productivity measurement is conducted in every subround four monthly at the time when farmers are harvesting their crops. 6. Production of paddy and secondary crops data are ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 123 kualitas: gabah kering giling padi, pipilan kering jagung, biji kering kedelai dan kacang tanah, dan umbi basah ubi kayu dan ubi jalar. 7. Tanaman sayuran dan buah- buahan semusim Tanaman sayuran semusim adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah, dan umbinya, yang berumur kurang dari satu tahun. Tanaman buah-buahan semusim adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral, dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah, berumur kurang dari satu tahun, tidak berbentuk pohonrumpuntetapi menjalar dan berbatang lunak. 8. Tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan Tanaman buah-buahan tahunan adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral, dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah dan merupakan tanaman tahunan. Tanaman sayuran tahunan adalah tanaman sumber vitamin, garam presented in the form of: dry unhusked rice paddy, dry loose maize maize, dry shells crops soybeans and peanuts, and fresh roots cassava and sweet potatoes. 7. Seasonal vegetable and fruit plants Seasonal vegetable plants are plants which are the sources of vitamin, mineral salt, etc, consumed from the part of the plant in the form of leaf, flower, fruit, and root with the age of less than one year. Seasonal fruit plants are plants which are the sources of vitamin, mineral salt, etc, consumed from the part of the plant in the form of fruits. These plants are creeps with the age of less than one year. 8. Annual fruit and vegetable plants Annual fruit plants are plants which are the sources of vitamin, contained mineral salt, etc, consumed from the part of plant in the form of fruit and more than one year of age. Annual vegetable plants are plants which are the sources of vitamin, contained mineral salt, etc, ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 124 | Serang Regency in Figures 2017 mineral, dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun dan atau buah yang berumur lebih dari satu tahun. 9. Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik, dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, buah, umbi rimpang ataupun akar. 10. Tanaman hias adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan baik bentuk, warna daun, tajuk maupun bunganya, sering digunakan untuk penghias pekarangan dan lain sebagainya. 11. Luas panen tanaman hortikulturaadalah luas tanaman sayuran, buah-buahan, biofarmaka, dan tanaman hias yang diambil hasilnyadipanen pada periode pelaporan. 12. Luas panen untuk tanaman sayuran adalah luas tanaman yang dipanen sekaligushabisdibongkar dan luas tanaman yang dipanen berkali-kali lebih dari satu kalibelum habis. Tanaman yang dipanen sekaligushabisdibongkar adalah consumed from the part of the plant in the form of vegetable and more than one year of age. 9. Medicinal plants are plants which are useful for medicine. It is consumed from part of the plant such as leaf, flower, fruit, tubber, and root. 10. Ornamental plants are plants which have a beauty value, either in shape, colour of leaf or crown of flower, and they are often used as a yard decorator. 11. Harvested area of horticulture is area which vegetable, fruit, medicinal and ornamental plant of crop harvested during the period of report. 12. Harvested area of vegetablesis area of entirely plant harvesteddemolished and plant harvested several timesundemolished. Entirely plants harvesteddemolished are plants usually harvested once and demolished to be substituted by ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 125 tanaman yang sehabis panen langsung dibongkardicabut, terdiri dari bawang merah, bawang putih, bawang daun, kentang, kolkubis, kembang kol, petsaisawi, wortel, lobak, dan kacang merah. Tanaman yang dipanen berkali-kali lebih dari satu kalibelum habis adalah tanaman yang pemanenannya lebih dari satu kali dan biasanya dibongkar apabila panenan terakhir sudah tidak memadai lagi, terdiri dari: kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, jamur, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, melon, semangka, dan blewah. 13. Produksi hortikultura adalah hasil menurut bentuk produk dari setiap tanaman sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias yang diambil berdasarkan luas yang dipanentanaman yang menghasilkan pada bulantriwulan laporan. 14. Bentuk produksi perkebunan adalah; karet kering karet, daun kering teh dan tembakau, biji kering kopi dan coklat, kulit kering kayu manis dan kina, serat kering rami, bunga kering cengkeh, refined sugar tebu dari perkebunan other plants, consisting of: shallots, garlic, leeks, potato, cabbage, cauli flower, mustard green, carrots, chinese radish, and red kidney beans. Plants harvested several timesundemolished are plants usually harvested more than once and demolished in the case that the last harvest was economically not profitable. They consist of : yard long beans, chili, small chili, mushroom, tomatoes, egg plant, frech beans, cucumber, pumpkinchajota, swamp cabbage, spinach, melon, watermelon, and blewah . 13. Horticulture production is the standard production quantity form of vegetable, fruit, medicinal and ornamental plant based on harvested areathe number of production plants reported monthlyquarterly. 14. Production of estates crops are follows: dry rubber rubber; dry leaves tea and tobacco; dry beans cofee and cocoa; dry bark cassiavera and cinchona; dry fibre rosella; dry flowersbuds cloves; refined sugar sugar cane from ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 126 | Serang Regency in Figures 2017 besar, gula mangkok tebu dari perkebunan rakyat, ekivalen kopra kopra, biji dan bunga pala serta minyak daun sereh. 15. Persediaan akhir tahun produksi perkebunan besar bukan merupakan cadangan penyangga buffer stock. 16. Data Statistik Kehutanan sebagian besar merupakan data sekunder yang bersumber dari Kementerian Kehutanan. 17. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang berupa hutan, yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah ditunjuk menjadi kawasan hutan tetap. 18. Kawasan hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Penunjukan Kawasan Hutan ini disusun berdasarkan hasil pemaduserasian estate; cup sugar sugar cane from smallholders; copra copra; seeds and buds nutmeg; and leaf oil citronella. 15. The production availability of estates at the end of year is not the buffer stock. 16. Most of forestry statistics are secondary data obtained from the Ministry of Forestry. 17. Forest Area is a specific territory of forest ecosystem determined and or decided by the government as a permanent forest. Such decision is important to maintain the size of forest area and to ensure its legitimation and boundary demarcation of permanent forest. 18. Indonesian forest area is determined by the Minister of Forestry in the format of Ministerial Decree on the Designation of Provincial Forest Area and Inland Water, Coastal and Marine Ecosystem. The designation of Forest Area is ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 127 antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTRWP dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK. 19. Penunjukan kawasan hutan mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian dari Kawasan Suaka Alam KSA dan Kawasan Pelestarian Alam KPA. 20. Kawasan Suaka Alam KSA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. 21. Kawasan Pelestarian Alam KPA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. formulated based on integrated and harmonized of Provincial Spatial Planning RTRWP and Forest Land Use by Concensus TGHK. 19. The designation of forest area in some cases also cover inland water, coastal and marine ecosystem that may become part of Sanctuary Reserve Area KSA and Nature Conservation Area KPA. 20. A Sanctuary Reserve Area is a specific terrestrial or aquatic area having specific criteria for preserving biodiversity plant and animal as well as ecosystem, which also serve as life support system. 21. A Nature Conservation area is a specific terrestrial or aquatic area whose main function is to serve life support system and preserve diversity of plant and animal species, as well as to provide a sustainable utilization of living resources and their ecosystems. ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 128 | Serang Regency in Figures 2017 22. Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, kawasan hutan dibagi ke dalam kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi. 23. Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. 24. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. 25. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap HP, Hutan Produksi Terbatas HPT, dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi. 26. Hutan Konservasi terdiri dari: Kawasan suaka alam berupa Cagar Alam CA dan Suaka Margasatwa SM; kawasan pelestarian alam berupa 22. In accordance to the Act on Forestry No. 411999, forest area is categorized as Conservation Forest, Protection Forest and Production Forest. 23. Conservation Forest is a forest area having specific characteristic established for the purposes of conservation of animal and plant species as well as their ecosystem. 24. Protection Forest is a forest area designated to serve life support system, maintain hydrological system, prevent of flood, erotion control, seawater intrusion, and maintain soil fertility. 25. Production Forest is a forest area designated mainly to promote sustainable forest production. Production forest is classified as permanent production forest, limited production forest, and convertible production forest. 26. Conservation Forest is divided into: Sanctuary Reserve area consists of Strict Nature Reserve and Wildlife Sanctuary. Nature conservation area consists ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 129 Taman Nasional TN, Taman Hutan Raya THR, dan Taman Wisata Alam TWA; Taman Buru TB. Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu. 27. Penetapan lahan kritis mengacu pada lahan yang telah sangat rusak karena kehilangan penutupan vegetasinya, sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sebagai penahan air, pengendali erosi, siklus hara, pengatur iklim mikro, dan retensi karbon. Berdasarkan kondisi vegetasinya, kondisi lahan dapat diklasifikasikan sebagai: sangat kritis, kritis, agak kritis, potensial kritis, dan kondisi normal. 28. Reboisasi atau rehabilitasi hutan bertujuan untuk menghutankan kembali kawasan hutan yang kritis di wilayah daerah aliran sungai DAS yang dilaksanakan bersama masyarakat secara partisipatif. 29. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah segala bentuk usaha yang memanfaatkan dan mengusahakan of National Park TN, Grand Forest Park THR, and Nature Recreation Park TWA; Game Hunting Park TB Game Hunting Park is forest area devoted for game hunting recreation. 27. Critical land refers to a piece of land severely damaged due to lost of its vegetation cover so that its functions as water retention, erosion control, nutrient cycling, micro climate regulator and carbon retention are completely depleted. Based upon its vegetation condition, the land could be classified as : very critical, critical, slight critical, potential critical, and normal condition. 28. Reforestation or forest rehabilitation is intended to rehabilitate the critical land inside forest area or watershed to improve their ecological and hydrological functions. The activities were conducted with active participation of local communities who live nearby the target area. 29. Commercial utilization of timber as forest product is activities to utilize timber without destructing the ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 130 | Serang Regency in Figures 2017 hasil hutan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok hutan. Kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan pada areal hutan yang memiliki potensi untuk dilakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu dan dapat dilaksanakan setelah diperoleh izin usaha. 30. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK pada hutan alam adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari pemanenan atau penebangan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan kayu. IUPHHK dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, badan usaha swasta, dan BUMNBUMD. 31. Produksi hasil hutan utama yang dihasilkan dari hutan adalah kayu bulat. Produksi kayu bulat ini dihasilkan dari hutan alam melalui kegiatan perusahaan Hak Pengusahaan Hutan HPHIUPHHK, kegiatan ijin pemanfaatan kayu IPK dalam rangka pembukaan wilayah hutan, pembangunan Hutan Tanaman Industri HTI, serta kegiatan hutan rakyat. environment and undermining the main functions of the forest area. Those activities could only be executed in forest area with high commercial timber value with license. 30. The license to commercially utilize timber in natural forest is license to utilize production forest for which the activities consist of harvesting or felling, planting, tending, protecting, processing, and marketing. The license could be granted to individuals, cooperatives, private companies, state-owned enterpriseslocal government-owned enterprises. 31. The main product of commercial forest operation is log. The log is harvested from various sources such as natural forest granted to concessionaires IUPHHKHPH, land clearing activities IPK, industrial forest plantation HTI and community forest. ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 131 32. Kayu Gergajian merupakan kayu hasil konversi kayu bulat dengan mengunakan mesin gergaji, mempunyai bentuk yang teratur dengan sisi-sisi sejajar dan sudut- sudutnya siku dengan ketebalan tidak lebih dari 6 cm dan kadar air tidak lebih dari 18 persen. Kayu gergajian yang diolah langsung dari kayu bulat, wajib didukung dengan dokumen yang sah. 33. Kayu Lapis adalah panel kayu yang tersusun dari lapisan veneer dibagian luarnya, sedangkan dibagian intinya core bisa berupa veneer atau material lain, diikat dengan lem kemudian di-press ditekan sedemikian rupa sehingga menjadi panel yang kuat. Termasuk dalam artian ini adalah kayu lapis yang dilapisi lagi dengan material lain. 34. Data populasi ternak bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, sedangkan jumlah pemotongan ternak merupakan hasil Survei Laporan Pemotongan Ternak. Pengumpulan data pemotongan ternak dilakukan secara lengkap setiap triwulan di seluruh Rumah Potong Hewan RPH dan Tempat Pemotongan 32. Sawn Timber Constitutes a sawmill product derived from logs as raw material. The product is characterized with regular forms having parallel sides at right angle to each other, thickness not more than 6 cm and moisture content not to exceed 18 percent. Sawn timber produced directly from logs must be certified by a legal document. 33. Plywood is wood panel consisting of layers pressed together in between veneers; the core may be veneer or some other material, bound together with glue and pressed tightly together to make a strong panel. Included to this definition is plywood covered with other materials. 34. Data of domestic livestock population are obtain from the Directorate General of Livestock and Animal Health Service, while data on the number of animals slaughtered are based on the quarterly survey conducted by BPS. This survey is a complete enumeration on all slaughterhouses and abattoirs in Indonesia. There are 4.033 covered ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 132 | Serang Regency in Figures 2017 Hewan TPH yang ada di Indonesia. Pada tahun 2013 jumlah Dokumen RPHTPH hasil pencacahan yang diolah sebanyak 4.033. 35. Data statistik perikanan merupakan data sekunder yang bersumber dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan Direktorat Jenderal Budidaya. Statistik perikanan dibedakan atas data Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya. Perikanan Tangkap diklasifikasikan atas penangkapan ikan di laut dan penangkapan ikan di perairan umum. Perikanan Budidaya diklasifikasikan atas jenis budidaya yaitu budidaya laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung, dan sawah. 36. Rumah Tangga Perikanan Tangkap adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan penangkapan ikanbinatang air lainnyatanaman air dengan tujuan sebagianseluruh hasilnya untuk dijual. 37. Rumah Tangga Perikanan Budidaya adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan budidaya ikanbinatang air lainnyatanaman air dengan tujuan sebagianseluruh hasilnya untuk dijual. in 2013. 35. Fishery Statistics are secondary data obtained from the Directorate General of Capture Fisheries and Directorate General of Aquaculture. Fishery statistics are categorized into capture fisheries and aquaculture. Capture fisheries are further classified into marine capture fisheries and inland open water capture fisheries. Aquaculture are further classified into several types of culture: marine culture, brackish water pond, fresh water pond, cage, floating net, and fish breeding in paddy fields. 36. A capture fishery household is a household conducting activities in catching fishesother aquatic animalsaquatic plants, for which the products are wholly or partly to be sold. 37. An aquaculture fishery household is a household conducting activities in culturing fishesother aquatic animalsaquatic plants, for which the products are wholly or partly to be sold. different types of ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 133 V.1. Pertanian Tanaman Pangan Tanaman pangan meliputi tanaman padi, palawija, sayur-sayuran dan buah- buahan. Produksi padi tahun 2016 mencapai 510.747 ton dengan luas panen sebesar 88.611 ha. 99,65 persen dari produksi tersebut berasal dari padi sawah. Untuk tanaman palawija, ubi kayu memiliki produktivitas tertinggi yaitu sebesar 178,46 kuha sedangkan kacang tanah memiliki produktivitas terendah sebesar 14,01 kuha V.2. Perkebunan Beberapa tanaman perkebunan rakyat masih mempunyai lahan yang cukup luas di atas 1.000 Ha selain produksinya cukup besar dibanding produksi tanaman perkebunan lainnya, antara lain kelapa, kopi, cengkeh dan kakao. Namun walaupun demikian, rata- rata produktivitas 4 komoditi tersebut masih tergolong rendah yaitu: 0,59 ton kelapa per Ha turun 0,02 ton per Ha dari tahun lalu; 0,27 ton kopi per Ha turun hingga separuh dari tahun lalu; 0,29 ton cengkeh per Ha naik 0,12 ton per Ha dari tahun lalu; dan 0.22 ton kakao per Ha naik 0,04 ton per Ha dari tahun lalu. parameters. V.1. Food Crops Food crops include rice, pulses, vegetables and fruits. The production of rice in 2016 was up to 510.747 tons throughout 88.611 ha harvested area. 99,65 percent of that production was from wet field rice. For second crops, cassava had the highest productivity 178,46 quintalha whereas peanut had the lowest productivity 14,01 quintalha. V.2. Estate Crops Some of smallholder crops still have wide area of plantation i.e. more than 1.000 Ha. The production of this commodity has big enough compared to other plantation crop production including coconut, coffe, cloves and cocoa among others. Though, the average productivity of these commodities are 0,59 ton coconut per Ha decreased by 0,02 ton per Ha han the previous year; 0,27 ton coffe per Ha decreased by half than last year; 0,22 ton cloves per Ha increased by 0,12 ton per Ha; and 0,22 ton cocoa per Ha increased by 0,04 ton per Ha. ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 134 | Serang Regency in Figures 2017 V.3. Peternakan Jenis-jenis ternak yang diusahakan di Kabupaten Serang terdiri dari ternak besar sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda dan ternak kecil kambing, domba, sedangkan untuk unggas meliputi ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik. V.4. Perikanan Data kegiatan perikanan berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang. Data yang disajikan mencakup jumlah produksi dan nilai produksi usaha perikanan, jumlah dan jenis unit penangkapan ikan laut, jumlah perahukapal penangkap ikan laut, dan jumlah rumahtangga usaha perikanan. Data produksi mencakup semua hasil penangkapan ikanbinatang air lainnya yang ditangkap dari sumber perikanan alami, baik oleh perusahaan perikanan maupun rumah tangga perikanan. Nilai produksi yang dicatat adalah pada waktu hasil penangkapan didaratkan, sehingga harga yang digunakan adalah harga produsen. V.5. Kehutanan Data hasil hutan bersumber dari PT. Perhutani Unit III – KPH Banten. Sedang data lainnya mengenai V.3. Livestock Big livestock cow, milk cow, buffalo and horse, small livestock sheep and goat, and poultry local hen, broiler, layingpullet, and ducks are the kind of livestock carried on in Serang Regency. V.4. Fishery Data of Fishery derived from Fishery and Marine Service of Serang Regency. The tables show the number and value of fish production, number of and type of fishing unit, number of fishing boat, and number of fishery household. Production data includeproduction of fishes other aquatic plants, which caught from natural fish resources by fisheries companies or fishery househols. Production values are recorded at the time of the catch put ashore, so that the price used is the price of the manufacturer. V.5. Forestry Source of data production of forestry is PT.Perhutani Unit III in West Java – KPH Banten, and other data are sourced from Forestry and Soil ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 135 kehutanan bersumber dari Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah menggambarkan luas hutan lindung dan lahan kritis. Kabupaten Serang bukan merupakan daerah penghasil kayu seperti jati dan kayu rimba. Luas kawasan hutan negara di Kabupaten Serang tahun 2016 tercatat seluas 5,12 ribu Ha atau 45,77 persen dari keseluruhan kawasan hutan di wilayah Kabupaten Serang. Conservation Services of Serang Regency show protected forest area and critical land. Serang Regency is not a timber- producing area such as teak and jungle wood. State forest area in Serang Regency in2016is about 5,12 thousand hectares or 45,77 percent of Serang Regencyforest area. Gambar 5 Produktivitas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Serang, 2016 Productivity of Smallholders Plants in Serang Regency, 2016 Picture 100 200 300 400 500 600 700 Kopi Kelapa Cengkeh Lada Kapok Kakao Pala Kemiri Aren ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id 136 | Serang Regency in Figures 2017 ht tp s: se ra ng ka b. bp s. go .id Kabupaten Serang Dalam Angka 2017 | 137 5.1 T ANAMAN P ANGAN F OOD C ROPS Tabel

5.1.1 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan