Melly Putri Novitasari, 2014 Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri Prakerin Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu akses dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia SDM. Tinggi rendahnya SDM tergantung pada tingkat pendidikan.
Pendidikan di Indonesia penyelenggaraannya belum merata dan belum dinikmati oleh masyarakat luas khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah. Pendidikan
terkesan semata-mata merupakan kewajiban pemerintah, padahal untuk mengatasi pembiayaan pendidikan tersebut, pemerintah memiliki kemampuan yang kecil. Oleh
karena itu, pemerintah melibatkan masyarakat dalam menangani pendidikan. Seperti diketahui bahwa pendidikan di Indonesia terbagi dalam beberapa jalur
pendidikan. Jalur pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal, dan
informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas; Pendidikan Anak Usia Dini TKRA, Pendidikan Dasar SDMI,
dan Pendidikan Tinggi Universitas. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan non formal
dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Seperti; Lembaga Kursus dan pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dan lain-lain.
Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui
sama dengan pendidikan formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Seperti; Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan
Santun, Moral, dan Sosialisasi.
Melly Putri Novitasari, 2014 Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri Prakerin Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pada prinsipnya, jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan tatanannya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 15,
jenis pendidikan terbagi atas; Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, Pendidikan Akademik, Pendidikan Profesi, Pendidikan Vokasi, Pendidikan Keagamaan, dan
Pendidikan Khusus. Jenis pendidikan tersebut mempunyai jenjang pendidikan yang jelas. Jenjang
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri atas; Pendidikan Usia Dini TKRA, Pendidikan Dasar SDMI, Pendidikan
Menengah SMASMK, dan Pendidikan Tinggi Universitas. Salah satu jenjang pendidikan adalah pendidikan menengah yang terdiri atas
pendidikan menengah umun, dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA,
Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat.
Jenjang pendidikan yang menitikberatkan siswa agar mempunyai keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yaitu Sekolah Menengah Kejuruan SMK. SMK
menurut Gustimulya 2004; 7 merupakan salah satu wahana pendidikan formal yang mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat
menengah yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, keahlian dan akhirnya mempunyai kesiapan kerja setelah menamatkan pendidikannya, karena pendidikan
SMK adalah tamatan yang 80 memilih untuk mencari kerja. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan salah satu bentuk pendidikan bagi sekolah kejuruan yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda
PSG. Hal ini dipertegas melalui Kepmendikbud Nomor 323UU1997 tanggal 31 Desember 1997, tentang penyelenggaraan PSG, yang didalamnya dinyatakan
ketentuan-ketentuan tentang pelaksanaan Praktek Kerja Industri Prakerin.
Melly Putri Novitasari, 2014 Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri Prakerin Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Oemar Hamalik 2009; 91 menyatakan bahwa “Prakerin merupakan suatu tahap kesiapan profesional dimana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studi secara
formal bekerja dilapangan dengan supervisi seorang administrator yang kompeten dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
melaksanakan tanggungjawab dalam bidangnya”. Prakerin merupakan bagian dari PSG yang merupakan inovasi pada program
SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja di dunia usaha atau dunia industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di
SMK. Untuk mendukung pelaksanaan Prakerin, maka harus ada manajemen Prakerin. Manajemen Prakerin menurut Sri Suwarno 2009; 2 adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan berupa proses mengelola atau menata agar dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga mencapai tujuan secara optimal, dengan suatu proses
yang nyata mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Pelaksanaan manajemen mengharuskan SMK bersama dunia usaha atau dunia
industri membicarakan bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah dan bagian untuk pelatihan di industri. Guru-guru harus mempunyai pengalaman industri
sehingga dapat memberikan contoh bekerja untuk menghasilkan produk seperti yang dikehendaki industri. Instruktur di industri juga harus memiliki pengetahuan
kependidikan guna pembimbingan siswa dan evaluasinya. Implikasi penerapan manajemen Prakerin mengharuskan SMK berbenah diri untuk melakukan
pembaharuan di sekolah sehingga program Prakerin berjalan efektif dan dapat memperoleh hasil yang optimal.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh sekolah untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian sesuai bidangnya, melalui pelaksanaan manajemen yang baik
dengan memilih tempat Prakerin, membekali pengetahuan, bersosialisasi, dan membuat kerjasama dengan pihak dunia usaha atau dunia industri.
Tetapi kenyataan dilapangan, masih kurangnya
link and match
antara pendidikan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan kebutuhan di dunia usaha atau dunia
industri sehingga mengakibatkan proses pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan
Melly Putri Novitasari, 2014 Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri Prakerin Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pembangunan sehingga hasilnya tidak cocok
match
dengan kebutuhan dunia kerja. Dan kurangnya materi pelajaran yang didapat untuk dipraktekan dalam pelaksanaan
Prakerin. Selain itu, kompetensi keahlian siswa tidak sesuai dengan instansi tempat
Prakerin sehingga membuat siswa tidak dapat mengaplikasikan teori atau konsep yang diperoleh pada saat pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, kurangnya kesiapan
pada pengetahuan dan pembekalan siswa dalam melaksanakan Prakerin sehingga menghambat dalam kelancaran proses pelaksanaan Prakerin di suatu instansi atau
lembaga. Prakerin dalam pelaksanaannya bertujuan untuk membentuk tenaga kerja yang
berkompetensi, melibatkan pihak sekolah dengan intansi atau lembaga untuk mengaplikasikan teori atau konsep sehingga menghasilkan pengalaman sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan lapangan kerja. Kunci keberhasilan pendidikan kejuruan adalah keterlibatan dunia usaha atau
dunia industri. Keterlibatan dunia usaha atau dunia industri tersebut dimulai dari perencanaan hingga evaluasi mutu lulusan. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 39 Tahun 1992 Tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional, yang memberikan peluang luas bagi dunia usaha atau dunia industri untuk
mengembangkan pendidikan. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat pokok untuk peningkatan mutu SDM dalam memasuki persaingan global. Sejarah
menunjukan negara yang memperhatikan mutu pendidikan ternyata mengalami perkembangan yang mengagumkan, seakan membuktikan bahwa hasil pendidikan
berupa SDM yang bermutu, menjadi modal dasar yang sangat kokoh bagi perkembangan suatu negara.
Oleh karena itu, mutu tersebut harus dimiliki atau dicapai oleh setiap siswa setelah mengikuti pelaksanaan Prakerin. Dengan memadukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang tertentu bukan hanya
Melly Putri Novitasari, 2014 Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri Prakerin Terhadap Mutu Praktek Kerja Di Smk
Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.
Bertolak dari apa yang dipaparkan di atas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul
“Pengaruh Manajemen Praktek Kerja Industri Prakerin terhadap Mutu Praktek Kerja di SMK Bina Warga
Bandung”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian