Nargis, 2014 Wacana Percakapan Dokter dan Pasien di Ruang Praktik : Sebuah Studi Tentang Realisasi
Tindak Tutur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
Fokus Penelitian ini adalah mendapatkan pemahaman mendalam tentang fenomena sosial dan penggunaan tuturan dalam interaksi antara dokter dan pasien.
Tindak tutur merupakan unit komunikasi linguistik dan merupakan inti dari Pragmatik dan analisis wacana. Tindak tutur sebagai unit dasar komunikasi
menjelaskan maksud tuturan, arti dari kalimat, pesan, dan peraturan-peraturan yang ada di dalamnya. Interaksi komunikatif berhubungan dengan analisis
tuturan. Oleh karena itu, penelitian ini mengamati, mempelajari, dan mengambarkan tindak tutur dalam interaksi dokter dan pasien untuk menghasilkan
diagnosis. Di dalam bab ini akan diuraikan metode penelitian, responden, tempat dan waktu penelitian, dan sumber data, prosedur pengumpulan data, sample dan
teknik pengambilan sample, instrument penelitian dan teknik analisis data.
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam tentang
interaksi sosial yang terjadi di ruang praktek dokter. Peneliti menggunakan studi kasus untuk mendapatkan pengetahuan perilaku responden dokter dan pasien
dan variabel sosial usia dan gender pasien terhadap tuturan yang merupakan fokus penelitian.
47
Nargis, 2014 Wacana Percakapan Dokter dan Pasien di Ruang Praktik : Sebuah Studi Tentang Realisasi
Tindak Tutur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengamati peristiwa atau situasi dan kekhasan kelompok tertentu secara mendalam Alwasilah, 2011: 6.
Penelitian ini mengkaji kelompok tertentu, yaitu dokter dan pasien-pasien yang berkunjung ke dokter. Analisis sistematis dari percakapaan antara pasien dan
dokter dalam penelitian ini menggunakan metode analisis wacana profesi dengan pendekatan sociopragmatik. Analisis wacana profesi mengkaji tindak tutur,
kekuasaan power, serta variabel sosial usia dan gender untuk mengetahui tuturan-tuturan yang ada dalam data percakapan. Pemahaman terhadap tindak
tutur mengungkapkan keberhasilan sebuah komunikasi. Dengan menggunakan analisis pragmatik, dapat diketahui jenis tindak tutur antara dokter dan pasien.
Sementara analisis sosiolinguistik melacak pengaruh latar usia dan gender pasien terhadap tuturan dokter serta norma kesantunan pada tuturan direktif.
Dalam penelitian ini, digunakan analisis wacana profesi dan sosiopragmatik sebagai metode penelitian dengan menggunakan acuan manual
komunikasi efektif dokter dan pasien yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
3.2 Responden Penelitian
Responden penelitian ini terdiri atas satu dokter dan sepuluh pasien. Pasien yang berkunjung ke klinik kesehatan sangat beragam dan memiliki latar
belakang usia anak-anak, remaja, dewasa, dan manula. Untuk menjaga kerahasian nama-nama penutur, maka dilakukan penyamaran nama. Nama yang diberikan di
lampiran data bukan nama sebenarnya.
Nargis, 2014 Wacana Percakapan Dokter dan Pasien di Ruang Praktik : Sebuah Studi Tentang Realisasi
Tindak Tutur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dokter umum yang menjadi responden penelitian ini adalah seorang perempuan berusia 34 tahun dan merupakan lulusan sebuah perguruan tinggi
negeri di Bandung. Dia telah bekerja di klinik kesehatan di jalan Gatsu selama empat tahun. Nama pasien dalam penelitian ditandai dengan P1, P2 dan
seterusnya. Responden dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
P1 adalah pasien perempuan berusia 50 tahun yang mengidap penyakit gula atau diabetus melitus selama dua tahun. Pada saat pemeriksaan berlangsung
kadar gulanya mencapai 300. Ibu ini berjualan bunga di pasar bunga Wastukencana.
2. P2 adalah seorang laki-laki berusia 52 tahun, yang memiliki penyakit
amandel, penyakit jantung, dan kaki yang bengkak. P2 ini sudah dua bulan tidak melakukan pemeriksaan kaki. Bapak ini bekerja di sebuah perusahaan
swasta. 3.
P3 adalah seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang mengalami muntah- muntah dan demam. Pada konsultasi ini, P3 ditemani ayahnya. Menurut
diagnosis dokter, P3 mengalami amandel. Sementara untuk demam masih harus dilihat dalam tiga hari untuk memastikan jenis penyakitnya. Dalam data
percakapan, ayah P3 ditandai dengan AP3. 4.
P4 adalah seorang laki-laki berusia 55 tahun yang mengalami penyakit hipertensi dan memiliki riwayat penyakit asma. Pada saat pemeriksaan dia
didampingi istrinya. Dalam data percakapan, istrinya ditandai dengan IP4. 5.
P5 adalah seorang perempuan berusia 50 tahun yang mempunyai penyakit diabetes melitus dan kolesterol. Ibu ini mempunyai tekanan darah normal.
Nargis, 2014 Wacana Percakapan Dokter dan Pasien di Ruang Praktik : Sebuah Studi Tentang Realisasi
Tindak Tutur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pada saat pemeriksaan, dia didampingi suaminya. Dalam data percakapan, suaminya ditandai dengan SP5.
6. P6 adalah seorang gadis muda berstatus mahasiswa. Usianya 18 tahun dan
merasa sakit pinggang bilamana dia batuk. P6 ini sering mengalami sakit kepala dan muntah.
7. P7 adalah seorang gadis berusia 20 yang mempunyai penyakit maag, sakit
kepala, dan demam. P7 mempunyai alergi obat mefenamat dan mengalami alergi setelah minum obat tersebut. P7 adalah mahasiwa sebuah perguruan
tinggi di Bandung. 8.
P8 adalah seorang gadis berusia 22 tahun, yang mempunyai penyakit batuk tetapi tanpa demam. Ia adalah salah satu mahasiwa di sebuah perguruan tinggi
politeknik di Bandung. 9.
P9 adalah seorang ibu berusia 50 tahun yang mengalami sakit tenggorokan dan sering pusing ketika bangun tidur. Dokter memberikan obat penambah
darah dan menyarankannya untuk olah raga. 10.
P10 adalah seorang bapak berusia 55 tahun yang sering tidur larut karena menonton acara TV. Ia sering mengalami kram otot dan mempunyai penyakit
darah tinggi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pola tuturan dokter dan pasien dalam
mencapai tujuan interaksi. Oleh karena itu, penelitian ini hanya mengambil satu dokter umum dan sepuluh pasien yang berkunjung ke dokter tersebut. Tuturan
dokter dan pasien dalam hal ini dilihat dari jenis tindak tutur yang diutarakannya.
Nargis, 2014 Wacana Percakapan Dokter dan Pasien di Ruang Praktik : Sebuah Studi Tentang Realisasi
Tindak Tutur Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Selain itu, dilihat pula apakah latar belakang usia pasien yang berbeda berpengaruh terhadap jenis tindak tutur dokter dan pasien.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian