Komunikasi Data

KO MUNIKASI DATA
Komunikasi jaringan dan data

Model Komunikasi


Sumber
 Menghasilkan



Pemancar
 Mengubah



data

Penerima
 Mengubah




data menjadi sinyal yg dapat dipancarkan

Sistem Transmisi
 Membawa



data untuk ditransmisikan

sinyal yg diterima menjadi data

Tujuan
 Pengambilan data

Tugas Komunikasi
Pemanfaatan sistem transmisi

Pengalamatan


I nterfacing

Routing

Generasi sinyal

Recovery

Sinkronisasi

Format pesan

Pertukaran manajemen

Keamanan

Koreksi dan deteksi error

Manajemen jaringan


Flow control

Diagram-model komunikasi yg disederhanakan

Model komunikasi data yang disederhanakan

Networking


Komunikasi point to point tidak selalu praktis
 Alat

terlalu jauh terpisah

 Peralatan yang

besar memerlukan jumlah koneksi yang

tidak praktis



Solusi dalam jaringan komunikasi
 W ide
 Local

Area Network (W AN)
Area Network (LAN)

W ide Area Networks


Area geograf is yang besar



Crossing public rights of way




Rely in part on common carrier circuits



Teknologi alterna tive
 Circuit

switching

 Packet

switching

 Frame

relay

 Asynchronous Transf er

Mode (ATM)


Circuit Switching


Komunikasi dipersembahkan selama dalam
percakapan



Misal : jaringan telepon

Circuit Switching

A

Jalur komunikasi (sirkit) A – B terbentuk melalui routing yang terbaik dan
akan tetap terhubung selama komunikasi berlangsung (belum diputus oleh
salah satu pihak)

B


Packet Switching


Data dikirim sesuai urutan



Paket data secara serentak



Paket melewati dari titik ke titik antara sumber dan
tujuan



Digunakan untuk komunikasi dari terminal ke
komputer dan komputer ke komputer


Packet Switching
Contoh :


A akan mengirim data ke B



Data dibagi dalam 3 paket

3

A

2

1

B


Packet Switching
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda

1
3

2

A

B

Packet Switching
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda

1

3

A


2

B

Packet Switching
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda

1
2

3

A

B

Packet Switching
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda


1
3

2

1

3

A

B

Packet Switching
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda

1
3

A

2

1

B

Packet Switching
W alaupun tiap paket sampai di tujuan tidak berurutan, masing-masing menempati
posisi sesuai no. urut, sehingga penerima menerima data dengan urutan sesuai yang
dikirim

3

A

2

1

B

Contoh Paketisasi
Message
Segmented
Message
Packetized
Message

Hello Bob
He ll

H

He

o Bo b

H

ll

Paket
Paket
1 Header
2

H

o

Paket
3

H

Bo

Paket
4

H

b

Paket
5

Frame Relay


Packet switching systems mempunyai biaya
kompensasi yang besar untuk kesalahan



Sistem yang modern lebih dapat dipercaya



Errors dapat diketahui pada akhir sistem



Most overhead untuk kontrol error dilepaskan ke
luar

Asynchronous Transf er Mode


ATM



Evolusi dari f rame relay



Little overhead untuk kontrol error



Fixed packet (called cell) yang panjang



Anything f rom 10Mbps to G bps



Data rate yang konstan menggunaka teknik paket
switching

Local Area Networks


Lingkup lebih kecil
 Bangunan

atau kampus kecil



Biasanya dimiliki oleh organisasi yang mempunyai
alat yang sama



Data rates jauh lebih tinggi



Biasanya digunakan sistem broadcast



Sekarang sistem switched dan ATM mulai
dikenalkan

LAN Conf igurations


Switched
 Switched

Ethernet

 May be single or multiple switches

 ATM
 Fibre


LAN
Channel

W ireless
 Mobility
 Instalasi

yang mudah

Metropolitan Area Networks


MAN



Pertengahan antara LAN dan W AN



Pribadi dan jaringan umum



Kecepatan tinggi



Area besar

Networking
Conf iguration

Further Reading


Stallings, W . [2003] Data and Computer
Communications (7th edition), Prentice Hall, Upper
Saddle River NJ, chapter 1



W eb site f or Stallings book
 http:/

/ williamstallings.com/ DCC7e.html

MEDIA TRANSMISI
Komunikasi Data

TRANSMISI DATA


Media transmisi dengan kabel (guided)



Media transmisi tanpa kabel (unguided)

MEDIA TRANSMISI

Fungsi : Sebagai jalur lintas data dan distribusi informasi

Menghubungkan satu terminal dengan terminal lain
Menghubungkan antara terminal dengan server
Menghubungkan satu terminal dengan suatu peripheral

Media Transmisi :
Dengan menggunakan kabel
Tanpa kabel

Media Transmisi dengan kabel


Jenis kabel :
 Twisted

Pair seperti Kabel telepon

 Coaxial
 Serat

O ptik ( f ibre optic)

Jenis Twisted Pair


Shielded : Kabel yang setiap pasang di beri perlindungan,
lebih mahal



Unshielded : Dibagi beberapa kategori

Keuntungan :

- Mudah dalam membangun instalasi
- Relatif lebih murah harganya

Kelemahan : - Jarak jangkau dan kecepatan terbatas (lokal)
- Mudah terpengaruh oleh noise

Jenis Coaxial


Baseband (Kabel 50 ohm) :
Digunakan untuk transmisi digital



Broadband (Kabel 75 ohm) :
Digunakan untuk transmisi analog

Keuntungan :
- Tidak terpengaruh noise
-

Harga lebih murah

Kelemahan :
- Penggunaan kabel mudah dibajak
- Untuk jenis coaxial tertentu tidak memungkinkan untuk dipasang di beberapa
jenis ruang

Serat optik
Serat optik dapat mentransformasikan data dengan pulsa cahaya.
Komponen :
- Media transmisi : Serat kaca yang sangat halus
- Sumber cahaya : Light emitting diode & laser diode
- Detektor
: Photo diode
Keuntungan :

- Jarak jangkau yang cukup luas
- Tidak terpengaruh noise
- Tidak dapat disadap & tidak mudah mengalami
gangguan

Kelemahan :

- Harga cukup mahal
- Sulit dalam pemasangan instalasi
- Teknologi masih berkembang

Jenis-jenis serat optik :
-

AMP SC Duplex Style Connector

-

SC Epoxy Connector

-

SC Epoxyless Connector

-

ST Epoxyless Connector

Penanganan Jalur & bundel kabel :
Fungsi : - Menghindari adanya gangguan pada kabel
- Menciptakan suasana ruang yang rapi & nyaman
Penanganan kabel di luar : Dengan alat bantu berupa box & rak
Penanganan kabel di dalam : Instalatur bangunan bekerjasama dengan arsitek bangunan

Media transmisi Tanpa Kabel
Fungsi untuk mendistribusikan inf ormasi data yang
jaraknya cukup jauh & sulit dengan menggunakan
radiasi elektromagnetik (W ireless)
Jenis :


G elombang Mikro



System Satelit



Inf ra Merah



Sinar Laser

Gelombang Mikro
G elombang radio f rekuensi tinggi yang dipancarkan dari satu
stasiun ke stasiun lain

System Satelit
Stasiun relay yang letaknya di luar angkasa

Infra Merah
Teknologi ini dipakai untuk jaringan komputer, lokal dalam 1
ruangan

Sinar Laser
Teknologi yang digunakan untuk tempat – tempat yang jauh

Keuntungan wireless


Dapat membangun jaringan komputer yang terpisah
& kondisi medan yang sulit



Dapat dipakai oleh bangunan yang terlanjur sudah
jadi



Dapat digunakan pebisnis yang mobilitasnya tinggi



Mudah dalam perawatan

Kelemahan wireless


Kemampuan transf er data lebih kecil daripada
jaringan kabel



Keamanan data belum terjamin masih mungkin
disadap



Biaya instalasi yang mahal



Jaringan mud ah terganggu



Sulitnya proses instalasi karena masih sedikit SDM
yang menguasai teknologi ini

TRANSMISI DATA
Komunikasi Data

Terminologi (1)


Transmitter



Receiver



Media Transmisi
 G uided

media

 Contoh; twisted pair, serat optik

 Unguided

media

 Contoh; udara, air, ruang hampa

Terminologi (2)


Hubungan Langsung (Direct link)
 Tanpa



alat perantara

Point-to-point
 Terma suk
 Hanya



hubungan langsung

2 alat yang menggunakan jalur hubungan

Multi-point
 Lebih dari

2 alat yang menggunakan jalur hubungan

Terminologi (3)


Simplex
 Satu

arah

 Contoh; Televisi



Half duplex
 Dua

arah, tetapi hanya satu arah pada satu waktu

 Contoh; Radio polisi



Full duplex
 Dua

arah pada waktu bersamaan

 Contoh; Telepon

Frekuensi, Spektrum dan Bandwidth


Konsep domain W aktu
 Sinyal

Kontinu

 Bentuk bervariasi yang mulus dengan berjalannya waktu

 Sinyal

Diskret

 Berada pada tingkat konstan tertentu kemudian berubah

pada tingkat konstan yang lain
 Sinyal

Periodik

 Mempunyai bentuk yang berulang dengan berjalannya

waktu
 Sinyal

Aperiodik

 Bentuk tidak berulang dengan berjalannya waktu

Sinyal Kontinu & Diskret

Sinyal Periodik

G elombang Sinus


Amplitudo Puncak (A)
 maximum

kuat sinyal

 volt


Frekuensi (f )
 Kecepatan
 Hertz

(Hz) atau putaran per detik

 Perioda
T=


perubahan sinyal

= waktu untuk satu pengulangan (T)

1/ f

Fase ()
 Posisi

Relatif dalam waktu

Berbagai G elombang Sinus

Panjang G elombang


Jarak yang didapat dengan satu putaran



Jarak antara dua titik yang bersesuaian dengan
f ase pada dua putaran yang berkesinambungan







Anggap kecepatan sinyal v


= vT

 f

= v

= 3* 10 8 mdt -1 (kecepatan cahaya pada ruang
hampa)

c

Konsep Domain Frekuensi


Sinyal biasanya dibentuk dari berbagai f rekuensi



Komponennya adalah gelombang sinus



Dapat dijelaskan (Analisis Fourier) bahwa setiap
sinyal dibuat dari komponen gelombang sinus



Dapat mencetak (plot) f ungsi domain f rekuensi

Penjumlahan
Komponen
Frekuensi

Domain
Frekuensi

Spektrum & Bandwidth


Spektrum




Bandwidth absolut




Lebar spektrum

Bandwidth ef ektif
 Sering disebut bandwidth saja




Jangkauan f rekuensi yang dikandung didalam sinyal

Pita sempit dari f rekuensi yang mengandung kebanyakan
energi

Komponen DC


Komponen f requensi nol

Sinyal dengan Komponen DC

Kecepatan Data dan Bandwidth


Setiap sistem transmisi mempunyai pita terbatas
dari f rekuensi



Hal ini membatasi kecepatan data yang dapat
dibawa

Transmisi Data Analog dan Digital


Data
 Entitas-entitas yang



Sinyal
 Representasi



convey meaning

listrik atau elektromagnetik dari data

Transmisi
 Komunikasi

data dengan propagasi (penjalaran) dan
pemrosesan sinyal

Data


Analog
 Nilai-nilai
 Contoh;



kontinu didalam beberapa interval

suara (sound), gambar (video)

Digital
 Nilai-nilai
 Contoh;

Diskret

text, integer

Spektrum Akustik (Analog)

Sinyal


Data yang dijalarkan/ dipropagasikan/ ditransmisikan



Analog


Variabel secara kontinu



Berbagai media transmisi
 kawat, serat optik, udara





Speech Bandwidth 100Hz sampai 7kHz



Telephone Bandwidth 300Hz sampai 3400Hz



Video Bandwidth 4MHz

Digital


Menggunakan dua komponen DC

Data and Sinyal


Biasanya menggunakan sinyal digital untuk data
digital dan sinyal analog untuk data analog



Bisa menggunakan sinyal analog untuk membawa
data digital
 Modem



Bisa menggunakan sinyal digital untuk membawa
data analog
 Compact

Disc audio

Sinyal Analog membawa Data Analog
dan Data Digital

Sinyal Digital membawa Data Analog
dan Digital

Transmisi Analog


Sinyal Analog ditransmisikan tanpa mengetahui
isinya



Bisa berupa data analog atau digital



Terjadi pelemahan (atenuasi) jika melebihi jarak
yang ditentukan



Menggunakan amplif ier untuk meningkatkan kuat
sinyal



Tapi juga bisa menaikkan “ noise”

Transmisi Digital


Sangat memperhatikan isi



Integritas sinyal sangat dipengaruhi oleh “ noise” ,
atenuasi dll.



Menggunakan Repeater



Repeater menerima sinyal



Meng-” Extract” bit pattern



Mengirim ulang



Atenuasi bisa ditanggulangi



“ Noise” tidak dikuatkan

Kelebihan Transmisi Digital


Teknologi Digital




Integritas Data






Jarak yang lebih jauh bisa dilewatkan pada jalur dengan kualitas yang
lebih rendah

Penggunaan Kapasitas Jalur


High bandwidth links economical



High degree of multiplexing easier with digital techniques

Pengamanan dan Privasi




Teknologi LSI/ VLSI yang murah

Enkripsi

Integrasi


Dapat memperlakukan sama terhadap data analog dan digital

Transmission Impairments


Sinyal yang diterima bisa jadi berbeda dari sinyal
yang dikirimkan



Analog - degradasi kualitas sinyal



Digital - kesalahan bit



Disebabkan oleh
 Atenuasi
 Delay
 Noise

dan distorsi atenuasi

distortion

Atenuasi


Kuat Sinyal menurun dengan bertambahnya jarak



Tergantung pada Media transmisinya



Kuat sinyal yang diterima:
 harus cukup

untuk dideteksi

 harus cukup

lebih tinggi dibanding “ noise” yang akan
diterima tanpa kesalahan



Atenuasi merup akan suatu f ungsi kenaikan dari
f rekuensi

Delay Distortion


Hanya ada di guided media



Kecepatan penjalaran (Propagasi) bervariasi
terhadap f rekuensinya

Noise (1)


Sinyal tambahan yang masuk diantara transmitter
dan receiver



Thermal (suhu)
 Akibat

dari “ thermal agitation” dari elektron

 Tersebar
 W hite


secara uniform

noise

Intermodulation
 Sinyal

yang merupaka n penjumlahan dan pengurangan
dari f rekuensi aslinya yang menggunakan media
bersama

Noise (2)


Crosstalk
 Suatu



sinyal dari satu jalur yang diambil oleh jalur lain

Impulse
 Pulsa

yang tidak beraturan atau spike (lonjakan)

 Contoh;
 Short

Interf erensi elektromagnetik eksternal

duration

 Amplitudo

yang tinggi

Kapasitas Channel


Kecepatan Data (Data rate)
 Dalam

bit per detik (bit per second : bps)

 Rata-rata


dimana data dapat dikomunikasikan

Bandwidth
 Dalam

putaran per detik (cycle per second : cps) dari

Hertz
 Dibatasi

oleh transmitter dan media

Required Reading


Stallings chapter 3

PENG KO DEAN DATA
Komunikasi Data

Pendahuluan


Karakter data yang akan dikirim dari suatu titik ke titik
lain tidak dapat dikirimkan secara langsung. Perlu
proses pengkodean pada setiap titik. Dengan kata lain,
karakter-karakter data tersebut harus dikodekan
terlebih dahulu dengan kode yang dikenal oleh setiap
terminal yang ada.



Tujuan dari pengodean adalah menjadikan setiap
karakter dalam sebuah inf ormasi digital kedalam
bentuk biner agar dapat ditransmisikan. Suatu terminal
yang berbeda menggunakan kode niner yang berbeda
untuk mewakili suatu karakter.





Kode-kode yang digunakan untuk keperluan komunikasi
data pada sistem komputer dari sejak komputer ditemukan
sampai pada komunikasi data modern memiliki perbedaan
dari generasi ke generasi. Hal ini disebabkan oleh semakin
besar dan kompleksnya data yang akan dikirim atau
dipergunakan.
Secara umum ada beberapa kode yang digunakan dalam
komunikasi data diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

BCD (Binary Coded Decimal )
SBCDIC (Standard Binar y Coded Decimal Interchange Code)
EBCDIC (Extended Binar y Coded Decimal Interchange Code)
BO UDO T
ASCII (American Standard Code f or Inf ormation Interchange)

BCD


Merupakan kode biner yang digunakan hanya
untuk mewakili nilai digit desimal dari 0-9. BCD
menggunakan kombinasi 4 bit sehingga ada 16
kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10
kombinasi yang digunakan.



Kode BCD sudah jarang digunakan untuk komputer
dan transmisi data sekarang ini karena tidak dapat
mewakili huruh atau simbol karakter khusus. BCD
hanya digunakan oleh komputer generasi pertama.

Tabel Binary Coded Decimal

BCD 4 bit

Digit Desimal

0000

0

0001

2

0010

3

0100

4

0101

5

0110

6

0111

7

1000

8

1001

9

SBCDIC


Merupakan kode biner yang dikembangkan dari
BCD. SBCDIC menggunakan kombinasi 6 bit
sehingga lebih banyak kombinasi yang bisa
dihasilkan. Yaitu 64 kombinasi kode. Ada 10 kode
untuk digit angka dan 26 kode untuk alphabet dan
sisanya untuk karakter khusus tertentu. SBCDID
digunakan pada komputer generasi kedua.



Tabel SBCDIC
SBCDIC

SBCDIC
Karakter

BA8421

Karakter
BA8421

001010

0

100001

J

000001

1

100010

K

000010

2

100011

L

000100

4

100101

N

000101

5

100110

O

000110

6

100111

P

000111

7

101000

Q

001000

8

101001

R

001001

9

010010

S

110001

A

010011

T

110010

B

010100

U

110011

C

010101

V

110100

D

010110

W

110101

E

010111

X

110110

F

011000

Y

110111

G

011001

Z

111000

H

111001

I

EBCDIC


EBCDID adalah kode 8 bit yang memungkinka n
untuk mewakili karakter 256 kombinasi karakter.
Pada EBCDID, high order bits atau 4 bit pertama
disebut Zone bits dan low order bits atau 4 bit
kedua disebut dengan numeric bit.



Tabel Extended Binary Code Decimal Interchange Code

Kode Boudot


Kode Boudot terdiri atas 5 bit yang dipergunakan
pada terminal teletype dan teleprinter. Karena
kombinasi ini terdiri dari 5 bit maka hanya terdiri
dari 25 sampai 32 kombinasi dengan kode huruf
dan gambar yang berbeda.



Jika kode ini dikirim menggunakan transmisi serial
tak sinkron, maka pulsa stop bit-nya pada umumnya
memiliki lebar 1,5 bit. Hal ini berbeda dengan
kode ASCII yang menggunakan 1 atau 2 bit untuk
pulsa stop-bitnya.



Tabel Kode Boudot
Kode

Karakter Letter

Karakter Figure

11000

A

-

10011

B

?

01110

C

:

10010

D

$

10000

E

3

10110

F

!

01011

G

&

00101

H

#

01100

I

8

11010

J



11110

K

(

01001

L

)

00111

M

.

00110

N

,

01101

P

0

11101

Q

1

01010

R

4

10100

S

BELL

00001

T

5

11100

U

7

01111

V

;

11001

W

2

10111

X

/

10101

Y

6

10001

Z



11111

LTRS

LTRS

11011

FIGS

FIGS

00100

SPC

SPC

00010

CR

CR

01000

LF

LF

ASCII Code


Kode ASCII memiliki 128 bit kombinasi yang selalu
digunakan. Dari 128 kombinasi tersebut 32 kode
diantaranya digunakan untuk f ungsi-f ungsi kendali
seperti SYN, STX. Sisa karakter lain digunakan untuk
karakter-karakter alphanumerik dan sejumlah karakter
khusus seperti = , / . ?



Pada dasarnya kode ASCII merupakan kode
alf anumerik yang paling popular dalam teknik
komunikasi data. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk
posisi pengecekan bit secara even atau odd parity.

Unicode


O rang-orang di negara-negara yang berbeda menggunakan
karakter berbeda untuk menuliskan kata-kata dalam bahasa
ibu mereka. Sekarang ini kebanyakan aplikasi, mencakup
sistem email dan web browser, menggunakan sistem 8 bit
yang mana mereka dapat beroperasi yang tepat sesuai
ketentuan, seperti ISO -8859-1.



Unicode memiliki lebar per karakter sebesar 20 bit. Akan
menjadi boros jika kita mengirim data Unicode yang berisi
teks huruf Latin menggunakan 20 bit per karakter. O leh
karena itu maka Unicode ditransformasika n terlebih dahulu
menjadi UTF-8 atau UTF-16 (Unicode Transf ormation Format )
dengan UTF-8 maka karakter-karakter pada U+ 0000
(Notasi U+ abcd) digunakan untuk mengacu pada karakter
bernomor abcd pada tabel Unicode.



Pada dasarnya ada 4 cara untuk mengkodekan karakter Unicode,
yaitu:
1.

2.

3.

4.

UTF-8: 128 karakter digunakan untuk mengkode 1 byte (karakter
ASCII). 1.920 karakter digunakan mengkode 2 byte (untuk karakter
Roma, Yunani, Cyrilic, Coptic, Armenian, Ibrani dan Arab). 63.488
karakter digunakan untuk mengkde 3 byte (Cina dan Jepang).
247.418.112 karakter yang lain, yang belum digunakan, dapat
digunakan untuk mengkpde 4, 5, 6 karakter.
UCS-2: Tiap-tiap karakter direpresentasikan oleh 2 byte. Pengkodean
ini digunakan untuk merepresentasikan 65.536 karakter Unicode yang
pertama.
UTF-16: Ini adalah perluasan dari UCS-2 dimana dapat
direpresentasikan 1.112.064 karakter Unicode. 65.536 karakter
Unicode yang pertama diwakili 2 byte, yang lainnya 4 byte.
UCS-4: Tiap-tiap karakter direpresentasikan oleh 4 byte.



Unicode Bahasa Armenian

TEKNIK PENG KO DEAN

Komunikasi Data

Data Analog Sinyal Analog
Analog Modulation (AM)
Frequency Modulation (FM)
Phase Modulation (PM)



Mengapa memodulasi sinyal analog?
 Frekuensi

lebih tinggi dapat memberikan transmisi yg
lebih ef isien

 Memung kinkan


f requency division multiplexing

Tipe-Tipe modulasi
 Amplitude

Modulation (AM)

 Frequency

Modulation (FM)

 Phase

Modulation (PM)

Lebar jalur AM

Modulasi Frekuensi

Lebarjalur keseluruhan yg diperlukan untuk FM dapat
ditentukan melalui lebarjalur isyarat audio:
BWt = 1 0 x BWm.

Lebarjalur FM

Lebarjalur isyarat audio stereo biasanya 1 5 KHz. O leh
itu, suatu station FM memerlukan sekurang-kurangnya
lebarjalur seluas 1 5 0 KHz. FCC menetapkan lebarjalur
minimum sekurang-kurangnya 2 0 0 KHz (0 .2 MHz).

Jalur FM

Example
We have an audio signal with a bandwidth of 4 MHz.
What is the bandwidth needed if we modulate the signal
using FM? Ignore FCC regulations.

Solution
An FM signal requires 10 times the bandwidth of the
original signal:
BW = 10 x 4 MHz = 40 MHz

Data Analog Sinyal Digital

Qu
uantizing
Encoding
E

1110010010010110

W aveform Coders

Sampling
S

Waveform
ENCODER

Filtering

Waveform
DECODER

Digitalisasi Data Analog

Digitizing Voice: PCM
W aveform Encoding


Nyquist Theorem: sinyal analog dicuplik dengan laju
dua kali f rekuensi tertinggi sinyal analog tersebut


Voice f requency range: 300-3400 Hz



Sampling f requency = 8000/ sec (every 125us)



Bit rate: (2 x 4 Khz) x 8 bits per sample





= 64,000 bits per second (DS-0)

Metoda yang sering digunakan
CODEC

PCM
= DS-0
64 Kbps

Pulse Code Modulation (PCM) (1)


Jika suatu sinyal dicuplik (sampling) dg interval
regular dg laju lebih besar drpd dua kali f rekuensi
tertinggi sinyal, sampel-sampel memuat semua
inf ormasi dari sinyal original



Data suara dibatasi di bawah 4000Hz



Memerlukan 8000 sampel per detik



Sampel-sampel analog (Pulse Amplitude
Modulation, PAM)



Tiap sampel dialokasikan nilai digital

Pulse Code Modulation (PCM) (2)


Sistem 4 bit memberikan 16 level



Kuantisasi
 Error

kuantisasi atau noise

 Aproksimasi

berarti tdk mungkin utk mendpkan kembali
sinyal original secara eksak



Sampel 8 bit memberikan 256 level



Kualitas sebanding dg transmisi analog



8000 sampel per detik dg masing-masing sampel 8
bit memberikan 64kbps

PCM Example

PCM Block Diagram

Nonlinear Encoding


Level kuantisasi tidak sama



Mengurangi keseluruhan distorsi sinyal



Dapat juga dilakukan dengan companding

Ef f ect dari Non-Linear Coding

Fungsi Companding Tipikal

Delta Modulation




Input analog diaproksimasikan dg f ungsi tangga
(staircase f unction)
Naik atau turun satu level () pd tiap inter val
sampel

Delta Modulation - contoh

Delta Modulation - O perasi

Delta Modulation - Perf ormansi


Reproduksi suara baik
 PCM

- 128 level (7 bit)

 Voice

bandwidth 4khz

 Memerlukan


8000 x 7 = 56kbps utk PCM

Kompresi data dp memperbaiki ini
 mis.

Teknik Interf rame coding untuk video

Perkataan “Modem” : modulator/ demodulator.

Modulasi/ Demodulasi

Modem Tradisional

Modem 56K

Data Digital Sinyal Analog
Dalam komunikasi data, transmisi jalur lebar selalu
menggunakan isyarat analog utk menghantar data
Penggunaan jalur lebar (broadband) dlm komunikasi
biasanya akan melibatkan penukaran isyarat digital < - > analog






Biasanya modem menukarkan gelombang diskret ke
sinus utk transmisi analog
Proses ini disebut proses modulasi
Terdapat 4 kaedah modulasi :
ASK (Amplitude Shif t Keying)
 FSK Frequency Shif t Keying)
 PSK (Phase Shif t Keying)
 Q AM (Q uadrature Amplitude Modulation )




Kedua modem yang terlibat perlu menggunakan
kaedah modulasi yang sama utk berkomunikasi

ASK

Frequency Shif t-Keying

Phase Shif t-Keying

8-Q AM

Kombinasi Q AM

Bit dan Baud

Perbandingan Kadar Bit dan Baud
Modulation

Units Bits/ Baud

Baud rate

Bit Rate

ASK, FSK, 2-PSK

Bit

1

N

N

4-PSK, 4-Q AM

Dibit

2

N

2N

8-PSK, 8-Q AM

Tribit

3

N

3N

16-Q AM

Q uadbit

4

N

4N

32-Q AM

Pentabit

5

N

5N

64-Q AM

Hexabit

6

N

6N

128-Q AM

Septabit

7

N

7N

256-Q AM

O ctabit

8

N

8N

kuliah2/ subali/ p-telkom

Kesimpulan
4 kombinasi yang dapat dihasilkan :
 Data Analog, Sinyal Analog
Ditransmisikan sebagai baseband yang mudah dan murah.
Penggunaan modulasi untuk menggeser bandwidth dari sinyal
baseband ke porsi lainnya dari spektrum
 Data Analog, Sinyal Digital
Yang diijinkan adalah menggunakan transmisi digital modern dan
peralatan sakelar
 Data Digital, Sinyal Analog
Beberapa media transmisi seperti serat optik / sof tware yang hanya
merambatkan sinyal analog
 Data Digital, Sinyal Digital
Secara umum peralatan untuk mengkode data digital menjadi sinyal
digital adalah sedikit lebih komplek dan lebih mahal daripada
peralatan modulator digital ke analog

Data Digital Sinyal Digital












Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binari / digital
ditransmisikan dengan mengkodekan bit-bit data ke dalam elemenelemen sinyal.
Contoh :
bit binari 0 untuk level tegangan rendah
bit binari 1 untuk level tegangan tinggi
kecepatan data signalling dalam bps (bit per detik)
Sinyal unipolar adalah semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang
sama, yaitu positif semua atau negatif semua. Sedangkan sinyal polar
adalah elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level
tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif.
Durasi = panjang bit (1/ R) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh
transmiter untuk mengirimkan bit dengan kecepatan R
Kecepatan modulasi : kecepatan perubahan level sinyal dalam satuan
baud (besaran eleman sinyal perdetik)
Mark menunjukkan binari 1, dan
Space menunjukkan binari 0



Faktor kesuksesan penerima dalam mengartikan sinyal
yang datang:
Ratio signal to noise (S/ N) : peningkatan S/ N akan menurunkan
bit error rate
 Kecepatan data / data rate : peningkatan data rate akan
meningkatkan bit error rate (kecepatan error dari bit)
 Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data
rate.




Hubungan ketiga faktor tersebut adalah :
Kecepatan data bertambah, maka kecepatan errorpun
bertambah, sehingga memungkinkan bit yang diterima error.
 Kenaikan S/ N mengakibatkan kecepatan error berkurang
 Lebar bandwidth membesar yang diperbolehkan, kecepatan data
akan bertambah




5 faktor evaluasi (faktor-faktor yang mempengaruhi coding) :
1.

2.

3.

4.

5.

Spektrum sinyal / signal spektrum
Ketidakadaan komponen f rekuensi tinggi berarti diperlukan bandwidth
sempit untuk transmisi.
Kemampuan sinkronisasi / clocking / signal synchronization capability
Untuk menghitung posisi start dan stop dari tiap posisi bit dengan
mekanisme sinkronisasi.
Kemampuan mendeteksi error / signal error detecting capability
Kemampuan error detection dapat diberikan secara sederhana dengan
pengkodean natural.
Tahan terhadap gangguan / signal interf erence and noise immunity
Digambarkan oleh kecepatan bit error.
Biaya dan kompleksitas / cost and complexity
Semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate yang
ada, semakin besar biayanya.



Teknik Data Digital, Sinyal Digital terbagi atas :
 Nonreturn

to Zero-Level (NRZ-L)

 Nonreturn

to Zero Inverted (NRZI)

 Bipolar

-AMI

 Pseudoternary
 Manchester
 Dif f erential
 B8ZS
 HDB3

Manchester

Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)


Dua tegangan berbeda utk bit-bit 0 dan 1



Tegangan konstan selama bit interval
 Tdk

ada transisi yaitu ada tegangan kembali ke nol



Mis. Tdk ada tegangan utk “ 0” , tegangan positif
konstan utk “ 1”



Lebih sering, tegangan negatif utk satu harga dan
positif utk lainnya



Ini adalah NRZ-L

Nonreturn to Zero Inverted (NRZ-I)


Nonreturn to zero inverted on ones



Pulsa tegangan konstan utk durasi bit



Data dikodekan sbg ada atau tdk ada transisi
sinyal pd awal waktu bit



Transisi (rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah)
menyatakan biner 1



Tdk ada transisi menyatakan biner 0



Contoh dari dif f erential encoding

NRZ

Dif f erential Encoding


Data direpresentasikan dg perubahan dr levellevel



Deteksi transisi lebih handal drpd level



Dlm layout transmisi yg kompleks sangat mudah
kehilangan sense polaritas

NRZ pros dan cons


Pros
 Mudah
 Baik



dlm rekayasa

dlm penggunaan bandwidth

Cons
 komponen dc
 Kurang

kemampuan sinkronisasi



Digunakan utk perekaman (recording) magnetis



Tdk sering digunakan utk transmisi sinyal

Multilevel Binary


Menggunakan lebih dari dua level



Bipolar-AMI
 nol

direpresentasikan dg tdk ada sinyal saluran

 Satu

direpresentasikan dg pulsa positif atau negatif

 Pulsa-pulsa

satu bergantian dlm polaritas

 Tdk

kehilangan sinkronisasi utk deretan satu yg
panjang (Nol masih masalah)

 Tdk

ada komponen dc

 Bandwidth lebih
 Deteksi

rendah

error mudah

Pseudoternary


Satu direpresentasikan dg ketiadaan sinyal saluran



Nol direpresentasikan pergantian positif dan
negatif



Tdk ada kelebihan atau kekurangan dibandingkan
bipolar-AMI

Bipolar-AMI dan Pseudoternary

Untung Rugi utk Multilevel Binary


Tdk seef isien NRZ
 Tiap

elemen sinyal hanya merepresentasikan satu bit

 Dlm

suatu sistem 3 level dp merepresentasikan log 2 3 =
1.58 bits

 Penerima

harus membedakan antara tiga level
(+ A, -A, 0)

 Memerlukan

kira-kira daya sinyal 3dB lebih utk
probabilitas bit error yg sama

Biphase




Manchester


Transisi pd pertengahan tiap perioda bit



Transisi berperan sbg clock dan data



Rendah ke tinggi menyatakan satu



Tinggi ke rendah menyatakan nol



Digunakan pd IEEE 802.3

Dif f erential Manchester


Transisi pertengahan bit hanya utk clocking



Transisi pd awal perioda bit menyatakan nol



Tdk ada transisi pd awal perioda bit menyatakan satu



Cat: ini suatu skimdif f erential encoding



Digunakan pd IEEE 802.5

Manchester Encoding

Dif f erential Manchester Encoding

Biphase Pros dan Cons


Con
 Paling

sedikit satu transisi per waktu bit dan
kemungkinan dua

 Laju

modulasi maksimum dua kali NRZ

 Memerlukan


lebih banyak bandwidth

Pros
 Sinkronisasi
 Tdk

pd pertengahan transisi bit (self clocking)

ada komponen dc

 Deteksi

error

 Ketiadaan transisi yg diharapkan

Laju Modulasi

Scrambling


G unakan pengacakan (scrambling) utk menggantikan deretan
yg akan menghasilkan tegangan konstan



Pengisisan (f illing) deretan


Harus menghasilkan cukup transisi utk sinkronisasi



Harus dikenali oleh penerima dan diganti dg yg original



Sama panjang spt original



Tdk ada komponen dc



Tdk ada level sinyal saluran nol yg panjang



Tdk ada pengurangan dlm laju data



Kemampuan deteksi error

B8ZS


Bipolar dg substitusi 8 Nol (Bipolar W ith 8 Zeros Substitution)



Didasarkan pd bipolar-AMI



Jika octet dari semua nol dan tegangan pulsa terakhir
sebelumnya positif code-kan sbg 000+ -0-+



Jika octet dari semua nol dan tegangan pulsa terakhir negatif
code kan sbg 000-+ 0+ -



Menyebabkan dua pelanggaran thd AMI code



Kecil kemungkinannya terjadi sbg hasil dari noise



Penerima mendeteksi dan menginterpretasikan sbg octet dari
semua nol

HDB3


High Density Bipolar 3 Zeros



Kan pd bipolar-AMI



Deretan empat nol digantikan dg satu atau dua
pulsa

B8ZS and HDB3

Spectral Density Skim Encoding

TRANSMISI DATA DIG ITAL

Teknik-teknik Komunikasi Digital


Serial and Paralel Data Transmission



Asynchronous and Synchronous Transmission



Error Detection and Correction



Line Conf iguration



Data Communications Interf acing

2

1. Data Transmission

3

1.1 Parallel Transmission

• Dalam waktu bersamaan 8 bit (1 karakter) dikirim secara paralel
• Digunakan untuk menghubungkan komputer ke printer atau ke komputer lain
dalam satu ruangan dengan menggunakan kabel dengan delapan kawat
• Transf er data lebih cepat, tapi hanya digunakan untuk jarak yang relatif
pendek (mis 10 meter)

1.2 Serial Transmission

Transmisi Asinkron dan Sinkron


Masalah waktu membutuhkan mekanisme untuk
menyamakan antara transmiter dan receiver



Dua solusi
 Asinkronisasi
 Sinkronisasi

Synchronous Transmission

 Tidak

menggunakan bit start dan stop

 Kecepatan

transmisi di ujung terima dengan ujung kirim disamakan dengan
clock signal yang dipasang di tiap komponen

 Kecepatan

transmisi lebih tinggi tetapi ada kemungkinan error apabila clock
tidak sinkron

 Perlu

clock re-syncronization

Asynchronous Transmission



Pengiriman setiap karakter menggunakan bit “ start” dan “ stop”



Ada overhead 2-3 bit per karakter (~ 20%)  transmisi menjadi lambat



Bit start dan stop harus berbeda polarisasinya agar penerima mengetahui kalau
karakter berikutnya sedang dikirim



Metoda ini digunakan pada pengiriman data yang intermittent (misalnya dari
keyboard)

Error Detection and Correction


Error detection adalah kemampuan untuk mendeteksi

terjadinya kesalahan data akibat noise atau
gangguan lain dalam proses transmisi dari transmitter
ke receiver


Error correction adalah kemampuan untuk membentuk

kembali original & error f ree data

9

Tipe-tipe error




Error terjadi ketika ada perubahan diantara
transmitter dan receiver
Error single bit
Diantara satu bit
 Bit yang berdekatan tidak ef ektif
 W hite noise








Burst errors
Panjang B
Impulse noise
Memudar dalam wireless
Ef ek lebih besar saat kecepatan data tinggi

Error Correction System
Dua cara dasar untuk error correcting system






Automatic repeat-request (ARQ)


Transmitter mengirim data dan juga error detection code yang digunakan oleh receiver
untuk mengecek kesalahan dan meminta pengiriman ulang



Receiver mengirim acknowledgement (ACK) untuk data yang diterima tanpa kesalahan,
dan transmitter mengirim ulang data yang belum memperoleh acknowledgement

Forw ard error correction (FEC)


Transmitter mengirim data yang sudah di- encode dengan error-correcting code (ECC)



Receiver men- decode apa yang diterima ke data yang paling menyerupai data yang
dikirim



Pengkodean dibuat sedemikian rupa sehingga agar tidak terjadi kesalahan dalam
menginterpretasikan data

Kedua cara tersebut dalam penggunaannya dapat dikombinasikan


Minor error dapat diperbaiki tanpa pengiriman ulang, sedangkan permintaan pengiriman
ulang hanya untuk major error

11

ERRO R DETECTIO N AND
CO RRECTIO N

Komunikasi Data

O bjective










Mahasiswa mampu mengenali eror yang terjadi pada
transmisi asinkron, dan mendeteksinya dengan menggunakan
bit parity.
Mahasiswa mampu mengenali eror yang terjadi pada
transmisi sinkron, dan eror dikoreksi dengan menggunakan
LRC dan VRC.
Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana mendeteksi eror
pada transmisi sinkron dan dengan menggunakan checksum
dan CRC
Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana eror pada
transmisi sinkron dapat dikoreksi dengan menggunakan kode
Hamming
Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana eror dapat
dikoreksi menggunakan ARQ (Automatic Repeat Request).

Error Detection and Correction
1 Types of Errors
2 Detection
3 Error Correction

Error Detection and Correction


Data can be corrupted during transmission. For reliable
communication, error must be detected and corrected



are implemented either at the data link layer or the
transport layer of the O SI model

1. Type of Errors

Type of Errors(cont’d)


Single-Bit Error

~

is when only one bit in the data unit has changed
(ex : ASCII STX - ASCII LF)

Type of Errors(cont’d)


Multiple-Bit Error

~

is when two or more nonconsecutive bits in the data
unit have changed(ex : ASCII B - ASCII LF)

Type of Errors(cont’d)


Burst Error

~

means that two or more consecutive bits in the data
unit have changed

2. Detection
Error detection uses the concept of redundancy,
which means adding extra bits for detecting errors
at the destination

Detection(cont’d)


Redundancy

Detection(cont’d)


Detection methods
 VRC
 LRC
 CRC

(Vertical Redundancy Check)
(Longitudinal Redundancy)
(Cyclical redundancy Check)

 Checksum

Detection(cont’d)


VRC(Vertical Redundancy Check)
A

parity bit is added to every data unit so that the total
number of 1s(including the parity bit) becomes even for
even-parity check or odd f or odd-parity check

 VRC

can detect all single-bit errors. It can detect multiple-bit
or burst errors only the total number of errors is odd.

Detection(cont’d)


Even parity VRC concept

Detection(cont’d)


LRC(Longitudinal Redundancy Check)
 Parity

bits of all the positions are assembled into a new
data unit, which is added to the end of the data block

Detection(cont’d)


CRC(Cyclic Redundancy Check)

~

is based on binary division.

Detection(cont’d)


CRC generator

~ uses modular-2 division.

Binary Division
in a
CRC Generator

Detection(cont’d)
Binary Division
in a
CRC Checker

Detection(cont’d)


Polynomials
 CRC

generator(divisor) is most of ten represented not as a
string of 1s and 0s, but as an algebraic polynomial.

Detection(cont’d)


A polynomial representing a divisor

Detection(cont’d)


Standard polynomials

Detection(cont’d)


~
~

Checksum
used by the higher layer protocols
is based on the concept of redundancy(VRC, LRC,
CRC … .)

Detection(cont’d)


Checksum G enerator

Detection(cont’d)


To create the checksum the sender does the following:
 The

unit is divided into K sections, each of n bits.

 Section

1 and 2 are added together using one’s complement.

 Section

3 is added to the result of the previous step.

 Section

4 is added to the result of the previous step.

 The

process repeats until section k is added to the result of
the previous step.

 The

f inal result is complemented to make the checksum.

Detection(cont’d)


data unit and checksum

Detection(cont’d)

3. Error Correction
~ can be handled in two ways

 when an error is discovered, the receiver can have the
sender retransmit the entire data unit.

 a receiver can use an error-correcting code, which
automatically corrects certain errors.

KO DE HAMMING
Komunikasi Data



Kode Hamming merupakan kode non-trivial untuk
koreksi kesalahan yang pertama kali
diperkenalkan.



Kode ini dan variansinya telah lama digunakan
untuk kontrol kesalahan pada sistem komunikasi
digital.



Kode Hamming biner dapat direpresentasikan
dalam bentuk persamaan:
(n,k) = (2 m-1, 2 m-1-m)



Contoh:
jika m = jumlah paritas = 3
k = jumlah data = 4
n = jumlah bit informasi yang membentuk n sandi =
7
maka kode Hamming nya adalah C (7,4) dengan
dmin = 3

Forward Error Correction


Error Correcting codes dinyatakan sebagai penerusan
koreksi kesalahan untuk mengindika sikan bahwa
pesawat penerima sedang mengoreksi kesalahan.



Kode pendeteksi yang paling banyak digunakan
merupakan kode Hamming.



Posisi bit-bit Hamming dinyatakan dalam 2 n dengan n
bilangan bulat sehingga bit-bit Ha mming akan
berada dalam posisi 1, 2 , 4, 8, 16, dst..

Error Correction(cont’d)


Hamming Code
~ developed by R.W .Hamming



positions of redundancy bits in Hamming code

The key to the Hamming Code is the use of extra parity bits to allow the
identification of a single error. Create the code w ord as follow s:



Mark all bit positions that are pow ers of tw o as parity bits. (positions 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64,
etc.)



All other bit positions are for the data to be encoded. (positions 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 17, etc.)



Each parity bit calculates the parity for some of the bits in the code w ord. The position of
the parity bit determines the sequence of bits that it alternately checks and skips.
Position 1: check 1 bit, skip 1 bit, check 1 bit, skip 1 bit, etc. (1,3,5,7,9,11,13,15,...)
Position 2: check 2 bits, skip 2 bits, check 2 bits, skip 2 bits, etc. (2,3,6,7,10,11,14,15,...)
Position 4: check 4 bits, skip 4 bits, check 4 bits, skip 4 bits, etc.
(4,5,6,7,12,13,14,15,20,21,22,23,...)
Position 8: check 8 bits, skip 8 bits, check 8 bits, skip 8 bits, etc. (8-15,24-31,40-47,...)
Position 16: check 16 bits, skip 16 bits, check 16 bits, skip 16 bits, etc. (16-31,48-63,8095,...)
Position 32: check 32 bits, skip 32 bits, check 32 bits, skip 32 bits, etc. (32-63,96-127,160191,...)
etc.



Set a parity bit to 1 if the total number of ones in the positions it checks is odd. Set a parity
bit to 0 if the total number of ones in the positions it checks is even.

Example:
A byte of data: 10011010
Create the data word, leaving spaces f or the parity bits: _ _ 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0
Calculate the parity f or each parity bit (a ? represents the bit position being set):


Position 1 checks bits 1,3,5,7,9,11:
? _ 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0. Even parity so set position 1 to a 0: 0 _ 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0



Position 2 checks bits 2,3,6,7,10,11:
0 ? 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0. O dd parity so set position 2 to a 1: 0 1 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0



Position 4 checks bits 4,5,6,7,12:
0 1 1 ? 0 0 1 _ 1 0 1 0 . O dd parity so set position 4 to a 1: 0 1 1 1 0 0 1 _ 1 0 1 0



Position 8 checks bits 8,9,10,11,12:
0 1 1 1 0 0 1 ? 1 0 1 0 . Even parity so set position 8 to a 0: 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0



Code word: 011100101010.

Error Correction(cont’d)


Calculating the
r values
Calculating Even Parity

Contoh Error Correction(cont’d)


Error Detection and Correction

Error Correction(cont’d)


Error detection
using Hamming
Code

Error Correction(cont’d)


Multiple-Bit Error Correction


redundancy bits calculated on overlapping sets of
data units can also be used to correct multiple-bit
errors.

Ex) to correct double-bit errors, we must take into
consideration that two bits can be a combination of any
two bits in the entire sequence

DATA LINK LAYER:
PRO TO KO L HIG H LEVEL DATA LINK
CO NTRO L (HDLC)

Komunikasi Data

Dat a Link Ser vices


Connect ion-or ient ed ser vices: member ikan pengir iman
paket t er ur ut bebas er r or






set t ing-up koneksi: set t ing up var iables dan alokasi buf f er
t r ansf er paket : paket ‘dikemas’ dlm f r ame dat a link
penut upan koneksi

Connect ionless ser vice



acknowledged ser vice
unacknowledged ser vice

Sej ar ah DLL Pr ot ocols







SDLC - Synchr onous Dat a Link Cont r ol (I BM)
HDLC - High-level Dat a Link Cont r ol (I SO & CCI TT)
ADCCP - Advanced Dat a Communicat ions Cont r ol
Pr ot ocol (ANSI )
LLC - Logical Link Cont r ol (I EEE 802.2)
I SO 33009, I SO 4335 Dat a Link Cont r ol

Tipe St at ion HDLC


Pr imar y st at ion






Secondar y st at ion





mengont r ol oper asi link
f r ame yg dibangkit kan disebut command
menj aga link logik t er pisah ke masing-masing st at ion
secondar y

dibawah kont r ol pr imar y st at ion
f r ame yg dibangkit kan disebut r espons

Combined st at ion


dapat membangkit kan command dan r espons

Mode Tr ansf er HDLC



Nor mal Response Mode (NRM)








Konf igur asi unbalanced
Pr imar y menginit ialisasi t r ansf er ke secondar y
Secondar y hanya boleh t r ansmit dat a sebagai r espond t hd
command dar i pr imar y
Digunakan pada mult i dr op lines
Host comput er sebagai pr imar y
Ter minal sebagai secondar y

Mode Tr ansf er HDLC



Asynchr onous Balanced Mode (ABM)






Konf igur asi balanced
Kedua macam st at ion dapat menginisiasi t r ansmisi t anpa
mener ima per set uj uan
Paling luas digunakan
Tidak ada over head polling

Mode Tr ansf er HDLC



Asynchr onous Response Mode (ARM)






Konf igur asi unbalanced
Secondar y dapat menginisiasi t r ansmisi t anpa izin dar i
pr imar y
Pr imar y ber t anggung j awab t hd salur an
J ar ang digunakan

Konf igur asi HDLC
Unbalanced Point-to-point link
Commands
Primary

Secondary
Responses

Unbalanced Multipoint link
Commands
Primary
Responses
Secondary

Secondary

Secondary

Balanced Point-to-point link between Combined Stations
Primary
Secondary

Commands
Responses

Responses

Secondary

Commands

Primary

For mat Fr ame HDLC
Flag

Address

Control

Information



Flag (8 bit ) : 01111110



Addr ess (8 bit ext endable 16 bit ):


Konf igur asi unbalanced  addr ess secondar y



Konf igur asi balanced


Fr ame command  addr ess r eceiving st at ion



Fr ame r esponse



FCS

addr ess dar i st at ion pengir im



Cont r ol f ield (8 ext endable 16 bit )



I nf or mat ion f ield (var iabel): ber isi inf or masi user



FCS: CRC 16 bit at au 32 bit dikalkulasi pd f ield cont r ol,
addr ess dan inf or masi

Flag

Bit St uf f ing


Bit st uf f ing digunakan unt uk mencegah kemunculan
pola f lag didalam f r ame HDLC



Pengir im akan menyisipkan ekst r a “0” set iap dit emui
lima der et an “1” yg ber t ur ut an



Pener ima mencar i lima der et an biner “1” ber t ur ut an,
j ika diiukut i “0” ber ar t i bit st uf f ing  bit dihilangkan



Cont oh:



Der et an dat a inf or masi: 0110111111111100
Set elah bit st uf f ing: 011011111011111000

Cont r ol Field HDLC
Information Frame
1

2-4

0

N(S)

5

6-8

P/F

N(R)

S

P/F

N(R)

M

P/F

Supervisory Frame
1

0

S

Unnumbered Frame
1

1

M

M

M

M

Fr ameFr ame
HDLC

Oper asi HDLC




Per t ukar an f r ame-f r ame: inf or masi, super visor y
dan unnumber ed
Tiga phase:




I nisialisasi
Tr ansf er dat a
Penut upan

SABM

UA

Data
transfer

DISC

UA

Oper asi pada Nor mal Response Mode
Primary A

Secondaries B, C

B, RR, 0, P

X

B, I, 0, 0
B, I, 1, 0
B, I, 2, 0,F

B, SREJ, 1
C, RR, 0, P
C, RR, 0, F
B, SREJ, 1,P
B, I, 1, 0
B, I, 3, 0
B, I, 4, 0, F
B, I, 0, 5

Oper asi pada Asynchr onous Balanced Mode
Combined Station A

Combined Station B

B, I, 0, 0
B, I, 1, 0

A, I, 0, 0
X

A, I, 1, 1

B, I, 2, 1

A, I, 2, 1

B, I, 3, 2

B, REJ, 1

B, I, 4, 3

A, I, 3, 1

B, I, 1, 3
B, I, 2, 4
B, I, 3, 4

B, RR, 2
B, RR, 3

Pr ot ocol DLC Lainnya


Link Access Pr ocedur e, Balanced (LAPB)






Bagian dar i X.25 (I TU-T)
Subset dar i HDLC (ABM)
Link point -t o-point ant ar a sist em dan node packet swit ching

Link Access Pr ocedur e, D-Channel (LAPD)






I SDN (I TU-T)
ABM
Sequence number selalu 7 bit (t idak 3 bit )
Field addr ess 16 bit t er dir i dar i dua sub-addr esses
sat u ut k device dan sat u lagi ut k user (layer diat as)

Pr ot ocol DLC Lainnya


Logical Link Cont r ol (LLC): umumnya ut k “shar ed
medium net wor ks” (br oadcast media)







I EEE 802
Fr ame f or mat ber beda
Link cont r ol dibagi dua ant ar a medium access layer (MAC) dan
LLC (di at as MAC)
Tidak ada pr imar y dan secondar y (semua st at ion adalah peer )
Dua addr esses diper lukan:


pengir im dan pener ima

Pr ot ocol DLC Lainnya



PPP (Point -t o-Point Link Pr ot ocol)
Layout f r ame ut k PPP:

Flag

Address

01111110 1111111

All stations are to
accept the frame

Control
00000011

Unnumbered
frame

Protocol

Information

CRC

flag
01111110

Specifies what kind of packet is contained in the
payload, e.g., LCP, NCP, IP, OSI CLNP, IPX

I n-Class Excer sise

Pd gb di bawah, pr imar y st at ion A ber komunikasi dengan secondar y st at ion B, C dan D menggunakan pr ot okol dat a link
st andar (misalnya HDLC) pada salur an dua-ar ah half -duplex. Gambar (b) memper lihat kan ur ut an t r ansmisi dat a ant ar a A
dan B, C ser t a D dengan menggunakan not asi singkat A Y N(S) N(R) P/ F (A:Addr ess, Y:Command/ Response, N(S):
Sequence number pengir im, N(R):Sequence number pener ima, P/ F:Poll/ Final). Pada gambar isi har ga A,YN(S)N(R),P/ F

I n-Class Excer sise
2.

Kej adian (event ) ber ikut t er j adi ant ar a pr imar y st at ion A dan dua secondar y
st at ion B dan C pada salur an mult idr op half -duplex bebas er r or menggunakan
pr ot okol HDLC. Event e1, e2 , e3 , e4 adalah:
e1 = A mengakt if kan link dg B dan C menggunakan nor mal r esponse mode
e2 = A mem-pool B ut k t r af ik, B mer espons dg mengir imkan 4 f r ame I ,
kemudian A meng-aknowledge B t anpa member ikan t ambahan hak ut k
t r ansmit
e3 = A mem-poll C unt uk t r af ik dan C hanya meng-acknowledge A
e4 = A mengir imkan 3 f r ame ke B dan member ikan hak B unt uk t r ansmit . B
mer espons dg mengir imkan 5 t ambahan f r ame dan A meng-acknowledge
a. Per lihat kan per t ukar an f r ame ant ar a pr imar y st at ion A dan dua secondar y
st at ion B dan C.
b. Sekar ang asumsikan t er j adi t r ansmsisi er r or pada f r ame per t ama dar i 5 f r ame
yang dikir imkan oleh B ke A pada event e4 . Per lihat kan dua kemungkinan
pr osedur unt uk er r or r ecover y. J uga asumsikan bahwa ukur an window adalah 7.
(Cat . Gunakan not asi A,YN(S)N(R),P/ F)

MULTIPLEXING

Komunikasi Data

Sedikit kembali ke PCM
2



Sinyal voice analog dicuplik dengan f rekuensi 8 kHz
 Pencuplikan
 Setiap

dilakukan setiap 125 m s

kali dilakukan pencuplikan, dihasilkan 8 bit

biner

What are we going to do with the rest of it?
8 bits voice data

125 m s

t

3


Pada umumnya, sistem transmisi yang ada di dalam jaringan telekomunikasi
memiliki kapasitas yang melebihi kapasitas yang dibutuhkan satu user



Dengan demikian sangat mungkin untuk menggunakan bandwidth yang
ada seef isien mungkin oleh lebih dari satu user



Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara
terintegrasi pada satu kanal transmisi disebut multiplexing




Perangkat yang melaksanakan multiplexing disebut multiplexer (mux)

Di sisi penerima, gabungan sinyal itu akan kembali dipisahkan sesuai
dengan tujuan masing-masing. Proses ini disebut demultiplexing


Perangkat yang melaksanakan demultiplexing disebut demultiplexer (demux)

ch1
ch2
ch3
ch4

shared media
MUX

DEMUX

ch1
ch2
ch3
ch4

4



Ada 3 jenis multiplexing
 FDM

: Frequency Division Multiplexing

 TDM

: Time Division Multiplexing

 CDM

: Code Division Multiplexing
s1
s2

s3

From the same resources

F/T/CDM
s1+ s2 + s3

FDMA : Frequency Divisio