Perasan Gula Darah TINJAUAN PUSTAKA 1. Obat tradisional

panjang sekitar 10 cm. bila masih muda, buah berwarna hijau. Buncis dapat dipanen saat berumur 7-8 minggu setelah tanam Hernani dan Raharjo, 2006.. e. Kandungan kimia Kandungan kimia dalam buah, batang, dan daun adalah alkaloid, saponin, polifenol, dan flavonoid, asam amino, asparagin, tannin, fasintoksalbumin. Sementara kandungan kimia bijinya adalah glukoprotein, tripsin inhibitor, hemaglutinin, stigmasterol, sitosterol, kaempesterol, allantoin dan inositol. Kulit biji mengandung leukopelargonidin, leukosianidin, kaempferol, kuersetin, mirisetin, pelargonidin, sianidin, delfinidin, pentunididin dan malvidin. Dan buncis segar mengandung vitamin A dan vitamin C Hernani dan Raharjo, 2006. f. Kegunaan Khasiat dari buncis adalah meluruhkan air seni, menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan tekanan darah tinggi, dan daunnya untuk menambah zat besi Hernani dan Raharjo, 2006. Biji buncis berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah serta mengobati busung air dan beri-beri Hernani dan Raharjo, 2006.

3. Perasan

Cara ini berlaku untuk memperoleh cairan perasan. Sebagai material awal berlaku tumbuhan segar yang dihaluskan. Cairan tekan atau peras adalah larutan dalam air dan menunjukkan seluruh bahan yang terkandung dalam tumbuhan segar dalam perbandingan yang sama seperti dalam material awalnya, yang tetap tinggal hanyalah bahan yang tidak larut Voight, 1995.

4. Gula Darah

Secara umum, makanan manusia mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Beberapa unsur yang termasuk dalam kelompok karbohidrrat adalah gula, tepung, dan selulosa. Karbohidrat dalam makanan mempunyai beberapa fungsi utama yang tidak dapat digantikan oleh zat makanan yang lain. Gula di dalam tubuh berfungsi sebagai sumber tenaga atau energi gerak, sumber energi spesifik bagi sel otak dan jaringan saraf. Disamping itu, gula juga berfungsi dalam pembentukan protein dan lemak Lanywati, 2001. Dalam proses penyediaan tenaga, gula merupakan bahan utama yang diperlukan dalam proses kimia untuk menghasilkan bahan energi tinggi ATP Adenosin Triphosphat. Pada saat otot berkontraksi, otot memerlukan tenaga. Pada saat itu, ATP dipecah menjadi ADP Adenosin Diphosphat, sehingga dapat dihasilkan energi yang dapat digunakan untuk bekerja atau berolah raga. Sehingga dengan demikian, gula dapat diibaratkan sebagai bahan bakar utama bagi aktivitas manusia, atau sebagai bensin yang merupakan bahan bakar utama mobil Lanywati, 2001. Gula dalam darah terutama diperoleh dari fraksi karbohidrat yang terdapat dalam makanan. Gugus atau molekul gula dalam karbohidrat dapat dibagi menjadi dua golongan sebagai berikut. a. Gugus gula tunggal monosakarida, yaitu karbohidrat yang terdiri atas gugusan gula, misalnya glukosa dan fruktosa. b. Gugus gula majemuk, yang terdiri atas dua kelompok sebagai berikut: 1 Disakarida atau karbohidrat yang terdiri atas dua gugusan gula, misalnya sukrosa dan laktosa. 2 Polisakarida, atau karbohidrat yang terdiri atas banyak gugusan gula, misalnya tepung amilum, selulosa, dan glikogen. Kadar gula dalam darah akan dijaga keseimbangannya oleh hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar sel beta pankreas di perut. Mekanisme kerja hormon insulin dalam mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah adalah dengan mengubah gugusan gula tunggal menjadi gugusan gula majemuk yang sebagian besar disimpan dalam hati dan sebagian kecil disimpan dalam otak sebagai cadangan pertama. Namun, jika kadar gula dalam darah masih berlebihan, maka hormon insulin akan mengubah kelebihan gula tersebut menjadi lemak dan protein melalui suatu proses kimia, dan kemudian menyimpannya sebagai cadangan kedua Lanywati, 2001. Gula setiap saat didistribusikan ke seluruh sel tubuh sebagai bahan bakar yang digunakan dalam seluruh aktivitas hidup. Jika dalam kondisi puasa sehingga tidak ada makanan yang masuk, maka cadangan gugusan gula majemuk dalam hati akan dipecah dan dilepaskan ke dalam aliran darah. Namun jika ternyata masih diperlukan tambahan gula, maka cadangan kedua berupa lemak dan protein juga akan diuraikan menjadi glukosa Lanywati, 2001. 5. Insulin Pankreas adalah suatu organ lonjong kira-kira 15 cm, yang terletak di belakang lambung dan sebagian di belakang hati. Organ ini terdiri dari 98 sel- sel sekresi ekstern, yang memproduksi enzim-enzim cerna pankreatin yang disalurkan ke duodenum. Sisanya terdiri dari kelompok sel pulau Langerhans dengan sekresi intern, yakni hormon-hormon insulin dan glukagon yang disalurkan langsung ke aliran darah Tjay dan Rahardja, 2002. Ada empat jenis sel endokrin yakni : 1 Sel , yang memproduksi hormon glukagon. 2 Sel β dengan banyak granula berdekatan membran selnya, yang berisi insulin. Setiap hari disekresikan Ca Calsium 2 mg =50 UI insulin, yang dengan aliran darah diangkut ke hati. Kira-kira 50 hormon ini dirombak di hati, sisanya diuraikan dalam ginjal. 3 Sel D memproduksi somatostatin antagonis somatotropin, hormon-hormon hipofisis. 4 Sel PP memproduksi PP pancreatic polypeptide, yang mungkin berperan pada penghambatan sekresi endokrin dan empedu Tjay dan Rahardja, 2002. Resistensi insulin bisa terjadi akibat berbagai sebab, antara lain: a. Obesitas. Orang gemuk membutuhkan lebih banyak insulin daripada orang biasa. b. Gangguan jantung infark, dekompensasi c. Obat-obat, misalnya kortikosteroid, diuretik tiazid di atas 25 mghari dan betablokers. d. Stimulasi aktivitas system simpatikus secara akut Tjay dan Rahardja, 2002. Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda: a. Insulin kerja cepat. Insulin ini mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan. Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar. b. Insulin kerja sedang. Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam. Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan. c. Insulin kerja lambat. Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam. Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan Soegondo, 2007.

6. Diabetes Mellitus a. Pengertian