BAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PEMBERDAYAAN KAUM DIFABEL DI BANTUL (REDESAIN YAYASAN PENYANDANG CACAT MANDIRI) DENGAN PENDEKATAN ERGONOMIC FOR DISABLED DAN CONTRAST IN CONTEXT.

(1)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 66

BAB 3

TINJAUAN WILAYAH YPCM

3.1. DATA WILAYAH KABUPATEN BANTUL1

3.1.1. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bantul

Kecamatan Sewon termasuk Hierarki III merupakan sub pusat pengembangan pemerintahan, pembentuk sistem perkotaan, kawasan penyangga, penyeimbang, dan hunian. Kawasan ini berperan aktif sebagai pengembangan wilayah Kabupaten Bantul.

Gambar.3.1. Peta Rencana Struktur Ruang

Sumber:RTRW Bantul 2010-2030


(2)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 67

3.1.2. Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bantul

Wilayah Kecamatan Sewon termasuk kawasan permukiman. Hal ini sesuai dengan fungsi yayasan di mana terdapat fungsi produksi dan fungsi asrama (hunian bagi staff).

Gambar 3.2. Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang


(3)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 68

3.1.3. Peta Rencana Kawasan Budidaya Kabupaten Bantul

Wilayah Kecamatan Sewon termasuk wilayah perkotaan. Hal ini sesuai dengan fungsi yayasan yang akan dikunjungi masyarakat perkotaan.

Gambar 3.3. Peta Kawasan Budidaya


(4)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 69

3.1.4. Peta Rencana Topografi Kabupaten Bantul

Wilayah Kecamatan Sewon memiliki kemiringan lahan rata-rata 0-2 derajat.

Gambar 3.4. Peta Topografi


(5)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 70

3.1.5. Peta Rencana Iklim Kabupaten Bantul

Wilayah Kecamatan Sewon termasuk Kawasan Tipe C yang mengalami 5-6 Bulan Basah. Hal ini menunjukkan lokasi terlembab dengan curah hujan yang lumayan tinggi.

Gambar 3.5. Peta Iklim


(6)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 71

3.1.6. Peta Kawasan Bahaya Gempa Bumi Kabupaten Bantul

Wilayah Kecamatan Sewon termasuk Kawasan Bahaya Gempa dalam range sedang-sangat tinggi. Hal ini akan terkait dengan kebutuhan desain banguan redesain yang tahan gempa.

Gambar 3.6. Peta Kawasan Bahaya Gempa Bumi


(7)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 72

3.2. DATA TAPAK YPCM

Gambar. 3.7. Site dan Massa Eksisting

Sumber: Data Penulis, 2016

Luas site eksisting = 3800 m2 minimum ketinggian = 12m

KDB = 70% GSB depan = 15m

KLB = 4 Garis sempadan pagar = 10m

maksimal ketinggian = 20m GSB samping = 0m

Site terletak di Jalan Parangtritis KM. 7, Kecamatan Sewon, Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Jalan Parangtritis adalah jalan arteri sekunder tidak kurang dari 20m karena berhubungan langsung dengan jalan Ringroad Selatan2. Site merupakan wilayah pengembangan kota Bantul dan kawasan perkotaan.


(8)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 73 Berikut beberapa dokumentasi keadaan tapak dan lingkungannya:

Gambar. 3.8. Dokumentasi Keadaan Sekitar Tapak


(9)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 74

3.2.1. Data neighborhood of the city

Gambar.3.9. Data Neighborhood of the City

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Sisi Utara dan Selatan, site berbatasan dengan bengkel-bengkel kayu dan toko. Sisi Timur Berbatasan dengan permukiman. Pada bagian Barat berbatasan dengan Jalan Parangtritis, perumahan dan perkebunan. GSB depan=15m.

3.2.2. Data sirkulasi

Gambar 3.10.Data Sirkulasi

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Site memiliki akses langsung dari Jalan Parangtrits (Barat) dan jalan lingkungan (Utara). Akses pedestrian berupa trotoar pada jalan Parangtritis dan area permukiman di sekitarnya.


(10)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 75

3.2.3.

Data

vegetasi

Gambar 3.11 Data Vegetasi

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Site merupakan tanah yang subur dan ditumbuhi beberapa pohon

peneduh pada lahan kosong di area Timur. Mayoritas pohon eksisting adalah

pohon jati Belanda.

3.2.4.

Data

view to site, view from site

, dan

view through site

Gambar 3.12 Data view to site, view from site, dan view through site

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Site mendapatkan view dari wilayah tetangga. Skala akrab untuk

mendapatkan view yang sesuai konteks lingkungan adalah 1-3 lantai.


(11)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 76

3.2.5.

Data

pergerakan matahari

Gambar 3.13 Data pergerakan matahari

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Massa yang berdempetan (komposisi massa yang masif) membuat

minimnya cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang.

3.2.6.

Data

drainase

Gambar 3.14 Data drainase

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Site yang memiliki kemiringan 0-2 derajat, cenderung datar. Arah aliran

air dari jalan utama (jalan Parangtritis) menuju dalam site. Site mengalami

penurunan sekitar 1meter pada lahan kosong di sisi Timur (berupa

perkebunan jati).


(12)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 77

3.2.7.

Data

Pergerakan Angin

Gambar 3.15. Analisis Pergerakan Angin

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Tatanan massa-massa bangunan yang masif membuat angin tidak

mengalir dalam bangunan. Kurangnya

cross

ventilation

mengakibatkan debu

kayu sisa produksi mengendap dalam ruang kerja. Angin kencang melewati

taman terbuka di belakang namun tidak masuk dalam bangunan.


(1)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 72 3.2. DATA TAPAK YPCM

Gambar. 3.7. Site dan Massa Eksisting Sumber: Data Penulis, 2016

Luas site eksisting = 3800 m2 minimum ketinggian = 12m

KDB = 70% GSB depan = 15m

KLB = 4 Garis sempadan pagar = 10m

maksimal ketinggian = 20m GSB samping = 0m

Site terletak di Jalan Parangtritis KM. 7, Kecamatan Sewon, Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Jalan Parangtritis adalah jalan arteri sekunder tidak kurang dari 20m karena berhubungan langsung dengan jalan Ringroad

Selatan2. Site merupakan wilayah pengembangan kota Bantul dan kawasan

perkotaan.


(2)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 73 Berikut beberapa dokumentasi keadaan tapak dan lingkungannya:

Gambar. 3.8. Dokumentasi Keadaan Sekitar Tapak Sumber: Data Penulis, 2016


(3)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 74 3.2.1. Data neighborhood of the city

Gambar.3.9. Data Neighborhood of the City

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Sisi Utara dan Selatan, site berbatasan dengan bengkel-bengkel kayu dan toko. Sisi Timur Berbatasan dengan permukiman. Pada bagian Barat berbatasan dengan Jalan Parangtritis, perumahan dan perkebunan. GSB depan=15m.

3.2.2. Data sirkulasi

Gambar 3.10.Data Sirkulasi Sumber: Analisis Penulis, 2016

Site memiliki akses langsung dari Jalan Parangtrits (Barat) dan jalan lingkungan (Utara). Akses pedestrian berupa trotoar pada jalan Parangtritis dan area permukiman di sekitarnya.


(4)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 75

3.2.3. Data vegetasi

Gambar 3.11 Data Vegetasi Sumber: Analisis Penulis, 2016

Site merupakan tanah yang subur dan ditumbuhi beberapa pohon peneduh pada lahan kosong di area Timur. Mayoritas pohon eksisting adalah pohon jati Belanda.

3.2.4. Data view to site, view from site, dan view through site

Gambar 3.12 Data view to site, view from site, dan view through site Sumber: Analisis Penulis, 2016

Site mendapatkan view dari wilayah tetangga. Skala akrab untuk mendapatkan view yang sesuai konteks lingkungan adalah 1-3 lantai.


(5)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 76

3.2.5. Data pergerakan matahari

Gambar 3.13 Data pergerakan matahari Sumber: Analisis Penulis, 2016

Massa yang berdempetan (komposisi massa yang masif) membuat minimnya cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang.

3.2.6. Data drainase

Gambar 3.14 Data drainase Sumber: Analisis Penulis, 2016

Site yang memiliki kemiringan 0-2 derajat, cenderung datar. Arah aliran air dari jalan utama (jalan Parangtritis) menuju dalam site. Site mengalami penurunan sekitar 1meter pada lahan kosong di sisi Timur (berupa perkebunan jati).


(6)

[ T y p e t h e c o m p a n y a d d r e s s ] 77

3.2.7. Data Pergerakan Angin

Gambar 3.15. Analisis Pergerakan Angin Sumber: Analisis Penulis, 2016

Tatanan massa-massa bangunan yang masif membuat angin tidak mengalir dalam bangunan. Kurangnya cross ventilation mengakibatkan debu

kayu sisa produksi mengendap dalam ruang kerja. Angin kencang melewati taman terbuka di belakang namun tidak masuk dalam bangunan.


Dokumen yang terkait

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PEMBERDAYAAN KAUM DIFABEL DI BANTUL (REDESAIN YAYASAN PENYANDANG CACAT MANDIRI) DENGAN PENDEKATAN ERGONOMIC FOR DISABLED DAN CONTRAST IN CONTEXT.

0 2 18

BAB 1 PENDAHULUAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PEMBERDAYAAN KAUM DIFABEL DI BANTUL (REDESAIN YAYASAN PENYANDANG CACAT MANDIRI) DENGAN PENDEKATAN ERGONOMIC FOR DISABLED DAN CONTRAST IN CONTEXT.

0 2 9

BAB 2 TINJAUAN PUSAT PEMBERDAYAAN KAUM DIFABEL LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PEMBERDAYAAN KAUM DIFABEL DI BANTUL (REDESAIN YAYASAN PENYANDANG CACAT MANDIRI) DENGAN PENDEKATAN ERGONOMIC FOR DISABLED DAN CONTRAST IN CONTEXT.

0 4 56

BAB 6 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PEMBERDAYAAN KAUM DIFABEL DI BANTUL (REDESAIN YAYASAN PENYANDANG CACAT MANDIRI) DENGAN PENDEKATAN ERGONOMIC FOR DISABLED DAN CONTRAST IN CONTEXT.

0 3 54

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENELITIAN GULA DI KABUPATEN BANTUL.

0 3 18

TINJAUAN WILAYAH LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT KULINER DAN OLEH-OLEH DI BANTUL, D.I. YOGYAKARTA.

5 14 22

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU.

2 4 14

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN STADION TRIKOYO DI KLATEN.

0 4 11

TINJAUAN WILAYAH DAN KAWASAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT HORTIKULTURA DI SLEMAN.

0 2 15

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERPUSTAKAAN ANAK DI YOGYAKARTA.

0 3 11