Analisis Dampak Langsung Dan Taklangsung Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TAKLANGSUNG
EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
TIONGKOK

AGUNG MURSITO

DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Dampak
Langsung dan Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Agung Mursito
NIM G54100056

ABSTRAK
AGUNG MURSITO. Analisis Dampak Langsung dan Taklangsung Ekspor
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok. Dibimbing oleh RETNO BUDIARTI
dan HADI SUMARNO.
Sejak reformasi ekonomi di Tiongkok dan penerapan kebijakan
perdagangan bebas, perdagangan luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok
telah mengalami perkembangan yang pesat. Hubungan antara perdagangan luar
negeri khususnya ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah menjadi
isu penting di kalangan akademisi dan pengamat ekonomi Tiongkok. Penelitian
sebelumnya masih memiliki kekurangan, dimana banyak peneliti hanya berfokus
pada dampak langsung ekspor dan mengabaikan dampak taklangsung ekspor
berupa konsumsi, investasi, dan impor. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak keseluruhan ekspor, yaitu dampak langsung dan taklangsung
ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Karya ilmiah ini menggunakan

model persamaan simultan berupa dampak langsung ekspor melalui fungsi
pendapatan nasional dan dampak taklangsung ekspor melalui fungsi konsumsi,
fungsi investasi, dan fungsi impor. Metode Two Stage Least Square (2-SLS)
diterapkan ke dalam model persamaan simultan tersebut untuk menganalisis
dampak ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan analisis tersebut
dapat dianggap bahwa ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
Tiongkok.
Kata kunci: ekspor, metode two stage least square, model persamaan simultan,
pertumbuhan ekonomi

ABSTRACT
AGUNG MURSITO. The Analysis of Direct and Indirect Impacts of Export to
China’s Economic Growth. Supervised by RETNO BUDIARTI and HADI
SUMARNO.
Since the economic reforms in China and the implementation of free trade
policy, foreign trade and economic growth of China has experienced rapid
development. The relationship between foreign trade, especially exports to
China's economic growth has become an important issue among academics and
observers of China's economy. Previous researches still have shortcomings, where
many researchers only focused on the direct impacts of export and ignores the

indirect impacts of export in the form of consumption, investment, and import.
The purpose of this study is to determine the overall impacts of export, that was
the direct and indirect impacts of export on China’s economic growth. This paper
exploits a model of simultaneous equations in the form of a direct impact of
export through the function of the national income and indirect impact of export
through the consumption, investment, and import functions. Two Stage Least
Square (2-SLS) method is applied to the simultaneous equation model to analyze
the impact between the export variables to economic growth. Based on this
analysis it can be considered that the export influences on China’s economic
growth.
Key words: economic growth, export, model of simultaneous equations, two
least square method

ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TAKLANGSUNG
EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
TIONGKOK

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains

pada
Departemen Matematika

DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi: nalisis Dampak Langsung dan Taklangsung Ekspor terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
Nama

: Agung Mursito

NIM

: 054100056

Disetujui oleh


t
Pembimbing II

Pembimbing I

Diketahui oleh
:

Dr Toni Bakhtiar, MSc
Ketua Departemen
- .· ·/

Tanggal Lulus:

·

2 2 APR 2015

MS


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat,
karunia, dan pertolongan-Nya sehingga penulisan karya ilmiah ini berhasil
diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
Muhammad SAW. Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1 Ir Retno Budiarti, MS selaku Dosen Pembimbing I dan Dr Ir Hadi Sumarno,
MS selaku Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing
penulis dalam menyusun karya ilmiah ini,
2 Dra Nur Aliatiningtyas, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik, Dr Ir
Endar H. Nugrahani, MS selaku Dosen Penguji, dan seluruh dosen
Departemen Matematika FMIPA IPB,
3 ibu, bapak, dan adikku tercinta atas doa, dukungan, kasih sayang, nasihat,
dan kepercayaannya,
4 teman-teman Matematika 46, 47, 48, dan 49 atas segala dukungan, bantuan,
dan ketulusan hati yang telah diberikan,
5 teman-teman Dramaga Regensi Blok B-8, teman-teman Perwira 6, temanteman Wisma Uganda, Kadep Gumatika 2013, Bintang Gumatika, dan
Mahagiri atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan,
6 Against The Current yang lagu-lagunya selalu mengiringi penulisan karya
ilmiah ini,

7 Anime Naruto yang ceritanya selalu menginspirasi penulis,
8 seluruh staf Departemen Matematika serta semua pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu atas bantuannya dalam administrasi dan sebagainya.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2015
Agung Mursito

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN


viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Istilah Ekonomi


2

Istilah Statistika dan Matematika

3

PEMBAHASAN

7

Analisis Teoritis Hubungan Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi

7

Dampak Langsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

9

Dampak Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok


12

Identifikasi Model Persamaan Simultan

13

Estimasi Model Persamaan Simultan dengan Metode Two Stage Least Square 14
Perbandingan Nilai Kontribusi Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Tiongkok

15

SIMPULAN

17

DAFTAR PUSTAKA

18


LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL
3.1
3.2
3.3

Hasil regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi, dan investasi 11
Hasil identifikasi model persamaan simultan
13
Hasil perbandingan nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan
ekonomi Tiongkok
16

DAFTAR GAMBAR
3.1

Grafik perhitungan pendapatan nasional Tiongkok (dalam miliar dollar
US)
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Data konsumsi, investasi, ekspor, dan impor
Hasil analisis regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi,
dan investasi
Penjabaran transformasi Koyck untuk fungsi konsumsi
Proses penjabaran persamaan simultan menjadi bentuk tereduksi
Data-data mengenai pendapatan nasional, konsumsi, investasi, ekspor,
impor, suku bunga, nilai tukar, −1 , dan
Two Stage Least Square Analysis pendapatan nasional, konsumsi,
investasi, dan impor

19
19
22
23
28
29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak dimulainya reformasi ekonomi di Tiongkok dan penggunaan
kebijakan perdagangan bebas, perdagangan luar negeri di Tiongkok telah
mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada tahun 1978, nilai total dari impor dan
ekspor setara dengan US $ 20 640 000 000. Pada tahun 2001, jumlah ini
meningkat menjadi US $ 509 800 000 000. Rata-rata laju pertumbuhan tahunan
perdagangan luar negeri Tiongkok mencapai 15 %, 5.5 % lebih tinggi dari laju
pertumbuhan PDB tahunan Tiongkok yaitu sebesar 9.5 % di tahun yang sama (Lin
dan Li 2003). Data terbaru OECD National Accounts Statistics tahun 2014
menunjukkan bahwa pada tahun 2008, nilai PDB Tiongkok sebesar 9 848.9 miliar
dolar Amerika, menempati tempat kedua setelah Amerika yaitu 14 720.3 miliar
dolar Amerika sedangkan India 4 457.7 miliar dolar Amerika, dan Indonesia
1 672.2 miliar dolar Amerika. Menurut Lin dan Li (2003) hubungan antara
perdagangan luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah menjadi isu
penting di kalangan akademisi dan pengamat ekonomi Tiongkok. Sejauh ini,
diskusi tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama berfokus
pada hubungan antara ekspor dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi
atau sebaliknya. Kategori yang kedua berfokus pada analisis empiris kontribusi
perdagangan luar negeri terhadap laju pertumbuhan ekonomi.
Penelitian sebelumnya terkait dengan kontribusi ekspor masih memiliki
kekurangan. Banyak peneliti hanya berfokus kepada dampak langsung dari ekspor
dan mengabaikan dampak taklangsung yang meliputi konsumsi, investasi, dan
impor. Hal tersebut tidak boleh digunakan untuk acuan dalam perumusan
kebijakan karena dapat merugikan pertumbuhan ekonomi negara. Akibatnya, para
ekonom akan cenderung menekankan permintaan domestik dan mengabaikan
pentingnya ekspor.
Beberapa teori ekonometrika menjelaskan hubungan antara ekspor dengan
pertumbuhan ekonomi. Seperti teori ekonometrika Thirwall yang menganggap
ekspor sebagai variabel eksogen yang penting dan dapat secara signifikan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Lin dan Li 2003). Oleh karena itu,
hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi akan dianalisis lebih lanjut.
Dampak taklangsung dari ekspor yaitu konsumsi, investasi, dan impor akan
diperiksa kembali sehingga menghasilkan dampak keseluruhan ekspor berupa
dampak langsung ekspor dan taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi
Tiongkok. Pada karya ilmiah ini, akan dibangun sebuah model persamaan
simultan yang mencakup 3 persamaan dampak taklangsung ekspor yaitu fungsi
konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor dan satu persamaan dampak
langsung ekspor yaitu fungsi pendapatan nasional melalui pendekatan
pengeluaran. Kemudian model persamaan simultan tersebut dianalisis dengan
metode Two Stage Least Square (2-SLS). Tahap akhir karya ilmiah ini yaitu
menghitung dampak keseluruhan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dan
membandingkan hasilnya dengan dampak langsung ekspor terhadap pertumbuhan
ekonomi.

2
Tujuan Penelitian

1
2

3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka karya ilmiah ini bertujuan untuk:
Menganalisis model persamaan simultan yang mencakup fungsi pendapatan
nasional melalui pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi,
dan fungsi impor dengan menggunakan metode Two Stage Least Square.
Menggunakan model persamaan simultan yang mencakup fungsi pendapatan
nasional melalui pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi,
dan fungsi impor untuk menyelesaikan masalah ekspor terhadap pertumbuhan
ekonomi Tiongkok dan memperbaiki metode perhitungan sebelumnya yang
hanya menggunakan dampak langsung ekspor.
Menghitung dampak keseluruhan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi
Tiongkok dan membandingkan hasilnya dengan estimasi dampak langsung
ekspor.

TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan penjelasan istilahistilah yang digunakan dalam karya ilmiah ini.

Istilah Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional yang ditandai
dengan meningkatnya pendapatan perkapita dalam periode perhitungan tertentu.
Pertumbuhan ekonomi merupakan pertambahan output (pendapatan nasional)
yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan
tingkat tabungan (Putong 2010).
Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah salah satu indikator kemampuan dan kualitas
sumber daya (alam dan atau manusia) negara. Semakin baik dan berkualitas
sumber daya negara maka relatif semakin besar juga pendapatan nasionalnya
(Putong 2010).
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product - GDP)
PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh negara dalam
periode tertentu yang menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang
ditambah warga negara asing yang bekerja di negara yang bersangkutan, termasuk
juga di dalamnya adalah pendapatan atas aset asing (Putong 2010).
Produk Nasional Bruto (Gross Nasional Product - GNP)
PNB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh negara dalam
periode tertentu yang diukur dengan satuan uang. PNB diperoleh dengan
menjumlahkan semua nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu

3
negara tersebut ditambah dengan penduduk negara tersebut yang berada di luar
negeri (Putong 2010).
Konsumsi
Konsumsi adalah segala sesuatu yang kita pakai dan gunakan seperti
menyantap makanan, mengenakan pakaian, atau pergi ke bioskop, dan juga
mengkonsumsi sebagian output perekonomian (Mankiw 2007).
Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh sekelompok
orang atau lembaga untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan berguna di masa
yang akan datang (Mankiw 2007).
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
pemerintah sehubungan dengan operasionalnya, seperti membayar gaji PNS,
ABRI, dan lain sebagainya (Putong 2010).
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (Balance of Payment) adalah ikhtisar sistematis dari
semua transaksi ekonomi dengan luar negeri selama jangka waktu tertentu yang
dinyatakan dengan uang (Putong 2010).
Perdagangan Luar Negeri
Perdagangan luar negeri adalah perdagangan antar negara yang memiliki
kesatuan hukum dan kedaulatan yang berbeda dengan kesepakatan tertentu dan
memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan diterima secara internasional
(Putong 2010).
Perekonomian Tertutup
Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak mengenal
hubungan dengan dunia luar dalam arti tidak ada perdagangan ekonomi dengan
pihak luar misalnya dalam bentuk ekspor dan impor atau investasi luar negeri
(Putong 2010).
Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka merupakan perekonomian empat sektor dengan
perdagangan luar negeri dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional,
yaitu adanya ekspor dan impor (Putong 2010).

Istilah Statistika dan Matematika
Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan studi ketergantungan satu variabel yaitu variabel
tak bebas, pada satu atau lebih variabel lain yaitu variabel yang menjelaskan
(explanatory variables), dengan maksud menaksir dan atau meramalkan nilai ratarata hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variabel tak bebas, dipandang dari segi

4
nilai yang diketahui atau variabel tetap yang menjelaskan (Gujarati 1978). Model
persamaan regresi sederhana, yaitu:
=

+

(2.1)

+ ,

dengan , , , , masing-masing menunjukkan variabel tak bebas, konstanta,
koefisien regresi, variabel bebas, dan nilai residu.
Analisis Kolerasi
Analisis korelasi adalah analisis yang bertujuan untuk mengukur kuat atau
derajat hubungan linear antara dua variabel (Gujarati 1978).
Model Persamaan Simultan
Suatu model dikatakan model persamaan simultan apabila ada hubungan
dua arah, antara dan (beberapa dari) , yang membuat perbedaaan antara
variabel tak bebas dan variabel yang menjelaskan menjadi meragukan. Dalam
model seperti itu ada lebih dari satu persamaan, satu untuk variabel tak bebas, atau
bersifat endogen atau gabungan, atau bersama. Tidak seperti model persamaan
tunggal, model persamaan silmutan tidak menaksir parameter dari satu persamaan
tunggal tanpa memperhitungkan informasi yang diberikan oleh persamaan lain
dalam sistem. Perhatikan model persamaan berikut:
1

=

10

+

12 2

+

11 1

+

1

,

(2.2)

2

=

20

+

21 1

+

21 1

+

2

,

(2.3)

dengan 1 dan 2 merupakan variabel yang saling bergantung atau bersifat
endogen, 1 merupakan variabel yang bersifat eksogen, dan dimana 1 dan 2
unsur gangguan stokastik, variabel 1 dan 2 kedua-duanya stokastik (Gujarati
1978).
Menurut Gujarati (1978), variabel-variabel yang masuk dalam model
persamaan simultan ada dua jenis: bersifat endogen, yaitu variabel-variabel yang
ditetapkan dalam model dan ditetapkan lebih dulu atau predetermined, yaitu
variabel-variabel yang nilainya ditetapkan di luar model. Variabel yang ditetapkan
lebih dahulu dibagi dalam dua kategori: bersifat eksogen, baik saat ini maupun lag,
dan yang bersifat endogen lag. Variabel eksogen saat ini atau 1 , eksogen lag
atau 1( −1) , dan endogen lag atau 1( −1) dianggap ditetapkan lebih dahulu.
Identifikasi Model Persamaan Simultan
Identifikasi model persamaan simultan merupakan taksiran angka dari
parameter persamaan struktural yang dapat diperoleh dari koefisien bentuk yang
direduksi (reduced form) yang ditaksir. Identifikasi model bertujuan agar
persamaan model simultan dapat diestimasi melalui persamaan reduced form.
Terdapat 3 kondisi pada identifikasi model persamaan simultan, yaitu persamaan
tepat teridentifikasi (exactly identified), persamaan terlalu teridentifikasi
(overidentified), dan persamaan tidak teridentifikasi (underidentified). Dikatakan
tepat teridentifikasi jika terdapat nilai angka yang unik dari parameter struktural.
Dikatakan terlalu teridentifikasi jika terdapat lebih dari satu nilai angka dari
parameter struktural. Sedangkan dikatakan tidak teridentifikasi jika tidak terdapat
taksiran angka dari parameter persamaan struktural yang diperoleh dari koefisien
bentuk yang direduksi yang ditaksir, sehingga tidak dapat dilakukan tahapan

5
selanjutnya yaitu estimasi model persamaan simultan. Salah satu cara dalam
proses identifikasi yaitu dengan menggunakan kondisi derajat (order conditions)
(Gujarati 1978).
Kondisi Derajat
Suatu model persamaan simultan, agar persamaan dapat diidentifikasi
apabila banyaknya variabel yang ditetapkan lebih dahulu yang dikeluarkan dalam
persamaan harus tidak kurang dari banyaknya variabel endogen yang dimasukkan
atau yang terdapat dalam persamaan kurang satu. Kondisi ini dapat dinyatakan
sebagai berikut:
�−� ≥

− 1.

(2.4)

Pada persamaan (2.4) jika � − � = − 1, persamaan tersebut exactly identified,
namun jika � − � > − 1 , persamaan tersebut overidentified dan apabila
� − � < − 1, persamaan tersebut under identified.
dengan:
M
banyaknya keseluruhan variabel endogen dalam model
m
banyaknya variabel endogen dalam suatu persamaan tertentu
K
banyaknya keseluruhan variabel yang ditetapkan lebih dahulu
dalam model
k
banyaknya variabel yang ditetapkan lebih dulu dalam suatu
persamaan tertentu
Metode Two Stage Least Square (2-SLS)
Metode Two Stage Least Square atau Kuadrat Terkecil Dua Tahap adalah
metode yang diterapkan pada suatu persamaan individual dalam sistem tanpa
secara langsung memperhitungkan persamaan lain dalam sistem. Metode ini
mudah untuk diterapkan karena semua yang diperlukan untuk diketahui hanyalah
banyaknya variabel eksogen atau variabel yang ditetapkan lebih dahulu total tanpa
mengetahui variabel lain manapun dalam sistem. Ide dasar 2-SLS adalah dengan
menggantikan variabel yang menjelaskan endogen yang stokastik dengan suatu
kombinasi linear dari variabel yang ditetapkan lebih dahulu dalam model dan
menggunakan kombinasi ini sebagai variabel yang menjelaskan sebagai pengganti
variabel asli (Gujarati 1978).
Perhatikan model fungsi pendapatan dan fungsi penawaran uang berikut:
Fungsi pendapatan:
1

=

10

+

11 2

+

11 1

+

12 2

+

21 1

+

2

+

1

.

(2.5)

Fungsi penawaran uang:
2

=

20

,

(2.6)

dengan:
pendapatan
1
stock uang
2
pengeluaran investasi (bersifat eksogen)
1
belanja pemerintah untuk barang dan jasa (bersifat eksogen)
2
Tahap 1, yaitu untuk menghilangkan korelasi yang terjadi antara 1 dan 2 ,
mulailah dengan meregresikan 1 atas semua variabel yang ditetapkan lebih

6
dahulu total, bukan hanya yang di dalam persamaan tadi. Untuk kasus sekarang
ini, berarti meregresikan 1 atas 1 dan 2 sebagai berikut:
= �0 + �1

1

dengan

+ �2

1

2

+

(2.7)

,

adalah residual OLS biasa. Dari persamaan (2.7) didapatkan:
= �0 + �1

1

+ �2

1

2

(2.8)

,

dengan 1 adalah taksiran dari nilai rata-rata bersyarat atas . Perhatikan
persamaan (2.7) merupakan bentuk tereduksi karena hanya variabel eksogen atau
yang ditetapkan lebih dahulu yang nampak pada sisi sebelah kanan. Persamaan
(2.7) sekarang dapat dinyatakan sebagai berikut:
=

1

+

1

(2.9)

,

yang menunjukkan bahwa 1 terdiri atas 1 yang merupakan kombinasi linear
dari 1 dan 2 serta kesalahan pengganggu . Sehingga sesuai dengan teori OLS,
tak berkorelasi.
1 dan
Tahap 2, fungsi penawaran uang yang terlalu diidentifikasi sekarang dapat
ditulis sebagai:
=
=
=

2

dengan



=

2

+

20
20
20

+
+
+

21

1

21 1
21 1

.

21

+
+
+( 2 +
+ ∗,

2
21

)
(2.10)

Ide dasar dari metode 2-SLS adalah membebaskan variabel yang
menjelaskan 1 dari pengaruh gangguan 2 . Hal ini dicapai dengan regresi bentuk
yang direduksi 1 terhadap semua variabel eksogen dalam sistem persamaan
(Tahap 1) sehingga didapatkan taksiran 1 dan menggantikan 1 dalam
persamaan asli dengan 1 , kemudian menggunakan metode OLS terhadap
persamaan regresi yang baru saja terbentuk (Tahap 2). Penaksir yang diperoleh
adalah konsisten, yaitu penaksir tersebut mengarah ke nilai sebenarnya.
Transformasi Koyck
Misalnya diberikan model yang didistribusikan dengan lag tak terbatas:
=

+

+

0

1

−1

+

2

−2

+⋯+

.

(2.11)

Dengan mengasumsikan bahwa semuanya mempunyai tanda yang sama, Koyck
mengasumsikan bahwa tadi menurun secara geometris sebagai berikut:


=

0



� = 0,1, …,

(2.12)

dengan 0 < < 1, dikenal sebagai tingkat penurunan, atau peluruhan dari lag
yang didistribusikan dan dimana 1 − dikenal sebagai kecepatan penyesuaian.
Dengan mengasumsikan nilai non-negatif untuk , Koyck mengesampingkan
dari perubahan tanda, dan mengasumsikan < 1 , ia memberikan bobot yang
lebih kecil pada . Lebih jauh lagi, skema Koyck menjamin bahwa jumlah dari ,
yang memberikan multiplier jangka panjang, merupakan jumlah yang terbatas,
yaitu:

1
(2.13)
.
� = 0
1−
�=

7
Sebagai hasil dari (2.12), model lag tak terbatas (2.11) dapat ditulis sebagai
berikut:
=

+

+

0

−1

0

+

2

0

−2

+⋯+

(2.14)

.

Dalam bentuknya seperti itu, model tadi masih tidak mudah untuk ditaksir
karena tetap terdapat sejumlah besar parameter untuk ditaksir dan parameter
masuk dalam model dengan bentuk non-linear derajat tinggi. Bisa dikatakan
bahwa metode analisis regresi linear tidak dapat diterapkan untuk model seperti
itu. Namun Koyck menemukan suatu solusi untuk permasalahan tersebut. Koyck
mengambil bentuk lag dari (2.14) dengan satu periode untuk mendapatkan:
−1

=

+

0

−1

+

−1

+

−2

0

+

Kemudian mengalikan (2.15) dengan
−1

=

+

0

2

0

−2

2

0

−3

+ ⋯+

untuk memperoleh:
+

0

3

−3

+⋯+

Dengan mengurangkan (2.16) dari (2.11), diperoleh:


−1

=

1−

+

0



+

atau dengan menyusun kembali:
=
dengan

=



1−

−1 .

+

0

+

−1

+

−1

,

−1 .
−1 .

(2.15)

(2.16)

(2.17)
(2.18)

Prosedur yang digambarkan tersebut dikenal sebagai transformasi Koyck.
Penyederhanaan telah dicapai oleh Koyck dengan membandingkan (2.18) dengan
(2.11). Jika sebelumnya kita harus menaksir tiga parameter yang tidak ketahui
yaitu , 0 , dan . Sekarang multikolinearitas telah dipecahkan dengan
menggantikan −1 , −2 , …, dengan satu variabel tunggal, yaitu −1 (Gujarati
1978).

PEMBAHASAN
Ide pada karya ilmiah ini mengikuti pemikiran Lin dan Li (2003) bahwa
kegiatan perdagangan luar negeri khususnya ekspor dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Analisis Teoritis Hubungan Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi selalu menjadi isu
penting di kalangan ekonom. Perdebatan tentang pertumbuhan ekonomi dan
ekspor adalah salah satu cabang dari diskusi tersebut. Secara umum, ada dua
pendekatan untuk mengatasi masalah ini.
Pendekatan pertama adalah untuk mempelajari kontribusi ekspor terhadap
pertumbuhan ekonomi melalui analisis sisi penawaran. Pendekatan ini berasal dari
teori pertumbuhan ekonomi neo-klasik. Menurut pendekatan ini, sumber utama

8
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terdiri atas dua faktor, yaitu
kenaikan input dan peningkatan efisiensi ekonomi.
Pendekatan kedua yaitu untuk mempelajari kontribusi ekspor melalui
analisis sisi permintaan ekonomi. Pendekatan dari sisi permintaan ini juga disebut
analisis berorientasi permintaan atau analisis Post-Keynesian. Menurut teori
Keynesian tradisional, peningkatan ekspor merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan permintaan dan dapat menyebabkan kenaikan output
(pendapatan nasional).
Kebanyakan peneliti menganggap bahwa kendala utama dalam
pertumbuhan ekonomi yaitu dari sisi penawaran, bukan pada sisi permintaan.
Artinya, kenaikan dalam faktor input dan peningkatan dalam efisiensi ekonomi
dapat merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun pendukung analisis yang
berorientasi permintaan tidak setuju dengan pandangan itu. Ketika menganalisis
memudarnya proses industri Inggris, Kaldor (1972) menyatakan bahwa
pandangan tradisional mengenai laju pembangunan industri di Inggris untuk
tingkat tabungan dan akumulasi modal serta tingkat kemajuan teknis dikarenakan
penemuan dan inovasi ternyata bertentangan dengan yang terjadi di lapangan.
Bukti yang lebih baru cenderung untuk menyarankan bahwa faktor pertumbuhan
industri Inggris berasal dari kegiatan ekspor.
McCombie dan Thirlwall (1994, 1997, 1999) kemudian mengembangkan
pandangan ini ke dalam kerangka teori baru yang menganalisis hubungan antara
ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Teori ini memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1 Berbeda seperti biasanya, model Keynesian dapat digunakan untuk
menganalisis fenomena jangka panjang seperti pertumbuhan ekonomi,
2 Ekspor adalah komponen otonom permintaan,
3 Peran ekspor dalam model ekonomi terbuka sama pentingnya dengan
investasi dalam model ekonomi tertutup,
4 Peran neraca pembayaran sebagai kendala pada pertumbuhan ekonomi itu
penting.
Menurut Thirlwall (1979), jika keseimbangan kendala pembayaran dimasukkan ke
dalam model, kesimpulannya adalah:
=

1+ +



−�




+

,

(3.1)

dengan:
laju pertumbuhan ekonomi di bawah kendala neraca pembayaran pada
waktu t
laju pertumbuhan ekspor di bawah kendala neraca pembayaran pada waktu
t

harga domestik pada waktu

harga luar negeri pada waktu
perubahan nilai tukar pada waktu
elastisitas harga impor
elastisitas harga ekspor

elastisitas pendapatan impor
Menurut persamaan (3.1) peningkatan ekspor ( > 0) akan meningkatkan
perekonomian ( � > 0). Berdasarkan studi empiris, Thirlwall (1979) berasumsi
bahwa dalam jangka panjang, harga relatif komoditas yang terjual di pasar

9
domestik dan pasar luar negeri tidak banyak berubah jika harga diukur dalam
mata uang yang sama. Itu setara dengan asumsi bahwa � − � − = 0 untuk
jangka panjang.
Teori ekonometrik Thirlwall dan beberapa teori lainnya dari pendekatan ini
biasanya tergantung pada dua model ekonometrik berikut:
� =

atau

� =

+

+

+
+

(3.2)

+

,

(3.3)

dengan
�, , masing-masing menunjukkan laju pertumbuhan PDB, ekspor,
dan pengeluaran pemerintah. Teori ini jelas menggambarkan esensi teoritis dalam
teori Thirlwall yaitu menganggap ekspor sebagai variabel eksogen yang penting
dan dapat secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Model teoritis
pada karya ilmiah ini mengikuti pendekatan Thirlwall. Perhatian utama pada
karya ilmiah ini adalah menganalisis dampak taklangsung ekspor terhadap
pertumbuhan ekonomi melalui pengaruhnya dalam konsumsi, investasi, dan impor.

Dampak Langsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
Diberikan persamaan pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran
sebagai berikut:
=

+ � +



+

(3.4)

,

dengan:
pendapatan nasional
konsumsi rumah tangga

investasi
pengeluaran pemerintah
ekspor
impor
Jika persamaan (3.4) dihubungkan dengan waktu maka persamaan menjadi:
=

+�+

+



dengan:
=
, =
, �= �
, =
,
=
,
Persamaan (3.4) dapat ditulis ulang dalam bentuk sebagai berikut:
=

+

��
+


(3.5)

,
=

.

(3.6)

+


dengan
= −
adalah netto export atau ekspor bersih. , , , ,

merupakan laju-laju pertumbuhan pendapatan nasional, konsumsi, investasi,

pengeluaran pemerintah. , , ,
merupakan perbandingan dari konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih terhadap pendapatan nasional.
Jika jumlah setiap komponen tersebut berubah, dampak langsungnya terhadap laju
pertumbuhan pendapatan nasional dapat dihitung menggunakan persamaan (3.6),
maka dampak langsung dari perubahan ekspor pun dapat diestimasi secara

10
langsung. Variabel keempat di sisi kanan persamaan (3.6), yaitu
atau
secara khusus menunjukkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan
ekspor bersih. Variabel tersebut biasanya dianggap sebagai ukuran dampak
pertumbuhan perdagangan luar negeri terhadap tingkat pertumbuhan PDB. Oleh
karena itu, variabel
/ atau
mengukur kontribusi proporsional ekspor
bersih terhadap tingkat pertumbuhan PDB secara keseluruhan dan biasa disebut
sebagai kontribusi perdagangan luar negeri terhadap laju pertumbuhan ekonomi.
Di Tiongkok,
atau pengeluaran pemerintah tidak dimasukkan dalam
perhitungan pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran. Sedangkan
merupakan konsumsi akhir dari konsumsi rumah tangga. Sementara � merupakan
investasi dan
merupakan ekspor bersih. Dengan demikian, persamaan (3.6)
dapat ditulis ulang sebagai berikut:


−1

=



−1

−1

−1

+

∆� � −1 ∆
+
� −1 −1

−1

−1

−1

(3.7)

,

dengan ∆ = − −1 , ∆ = − −1 , ∆� = � − � −1 , ∆
=

−1 . Sesuai dengan persamaan (3.7), identitas pendapatan nasional melalui
pendekatan pengeluaran yaitu persamaan (3.4) dapat ditulis kembali sebagai
berikut:
=

+� +

(3.8)

,

dengan:
pendapatan nasional pada waktu
konsumsi akhir rumah tangga pada waktu

investasi pada waktu
ekspor bersih pada waktu

Gambar 3.1 menunjukkan grafik perhitungan pendapatan nasional dengan
menggunakan persamaan (3.8). Data berupa konsumsi, investasi, ekspor, dan
impor terdapat di Lampiran 1.

Gambar 3.1 Grafik perhitungan pendapatan nasional Tiongkok (dalam miliar
dollar US)
400000
300000
250000
200000
150000
100000

50000
0
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

Miliar dollar US

350000

Tahun
Pendapatan Nasional

Konsumsi

Investasi

Ekspor Bersih

11
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa perhitungan kontribusi perdagangan luar
negeri terhadap pertumbuhan ekonomi sangat sederhana dan data-data yang
disajikan mudah tersedia. Metode yang hanya menggunakan dampak langsung
ekspor memiliki keterbatasan yaitu metode tersebut hanya dapat menggambarkan
hubungan kuantitatif langsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi, namun
tidak dapat menunjukkan pengaruh antara ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tetapi masalah utama yaitu terdapat korelasi antara ekspor dengan
konsumsi, investasi, dan impor. Metode regresi dan korelasi sederhana diterapkan
dalam proses perhitungan dengan menggunakan suatu software. Hasil analisis
terdapat pada Lampiran 2.
Tabel 3.1 Hasil regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi dan investasi
Hubungan

Ekspor dengan
Impor

Ekspor dengan
Konsumsi

Ekspor dengan
Investasi

Regresi

= −3718.795 + 0.922

= 79304.174 + 0.701

� = 30622.597 + 0.088

Korelasi
Ekspor
secara
signifikan
berpengaruh terhadap impor. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai
signifikan sebesar 0.000 dan
nilai determinasi sebesar 0.995.
Ekspor
secara
signifikan
berpengaruh terhadap konsumsi.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikan sebesar 0.000 dan
nilai determinasi sebesar 0.862.
Ekspor
secara
signifikan
berpengaruh terhadap investasi.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikan sebesar 0.000 dan
nilai determinasi sebesar 0.847.

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki elastisitas impor yang
berkaitan dengan ekspor sebesar 0.99, antara konsumsi dengan ekspor sebesar
0.86 dan antara investasi dengan ekspor sebesar 0.83. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa kenaikan ekspor tidak hanya mempengaruhi impor secara
signifikan namun juga memiliki dampak yang besar pada konsumsi dan investasi.
Meskipun dampak ekspor terhadap impor yang paling besar, namun variabel lain
tidak boleh diabaikan. Metode sebelumnya yang berdasarkan identitas pendapatan
nasional hanya memperhitungkan dampak ekspor secara langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi sebagai dasar perhitungan kontribusi ekspor terhadap
pertumbuhan ekonomi. Namun telah kita ketahui adanya keterbatasan metode
yang hanya menggunakan dampak ekspor secara langsung dan mengabaikan
dampak taklangsung dari ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi melalui
perubahan konsekuen dalam konsumsi, investasi, dan impor.
Keterbatasan dampak langsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi
tersebut membuat dampak perdagangan luar negeri dikaji ulang dalam
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, analisis selanjutnya akan berfokus pada
hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Dampak taklangsung dari
ekspor akan diperiksa kembali sehingga dapat diketahui dampak keseluruhan

12
ekspor berupa dampak langsung ekspor dan dampak taklangsung ekspor pada
pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

Dampak Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
Model yang dibangun pada karya ilmiah ini adalah suatu persamaan model
simultan dan mencakup 3 persamaan dampak taklangsung ekspor terhadap
pertumbuhan ekonomi, yaitu fungsi pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor.
Fungsi Konsumsi
Diasumsikan bahwa konsumsi ditentukan oleh pendapatan penduduk atau
rumah tangga. Fungsi konsumsi diberikan sebagai berikut:


=

1−

+

dengan:


−1

+⋯+



1−

−�

+⋯+

0<