Pengaruh Penggunaan Bubur Kertas sebagai Material Serat Terhadap Kuat Tekan Beton

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR KERTAS SEBAGAI
MATERIAL SERAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON

YOFADZKA AKBAR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan
Bubur Kertas sebagai Material Serat terhadap Kuat Tekan Beton adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Yofadzka Akbar
NIM F44100058

ABSTRAK
YOFADZKA AKBAR. Pengaruh Penggunaan Bubur Kertas sebagai Material Serat
terhadap Kuat Tekan Beton. Dibimbing oleh SUTOYO dan MUHAMMAD
FAUZAN.
Kebutuhan akan tempat tinggal yang meningkat membuat kebutuhan akan
bangunan-bangunan baru setiap harinya juga semakin bertambah. Pemanfaatan
limbah kertas yang berlebih akan memberikan dampak baik yaitu untuk
mengurangi jumlah limbah kertas yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan beton yang telah dicampur dengan bubur
kertas. Berdasarkan tahapan pelaksanaan penelitian sebagaimana yang ditampilkan
pada penelitian ini, hasil yang telah diperoleh melalui uji tekan pada sampel yang
berumur 7, 14, dan 28 hari telah didapatkan data berupa grafik untuk materi uji
bubur kertas. Hasil yang diperoleh dari uji tekan menunjukan adanya penurunan
kekuatan terhadap beton yang telah ditambahkan dengan bubur kertas dengan hasil
pada beton umur 7 hari rataan kekuatan yang didapat dari beton campuran 10%

adalah 37.75kg/cm2, 7.5% adalah 52.25kg/cm2, 5% adalah 65.75kg/cm2, dan beton
yang tidak dicampurkan bubur kertas adalah 60.25kg/cm2. Lalu rataan hasil pada
beton umur 14 hari didapatkan hasil campuran bubur kertas 10% adalah 81kg/cm2,
7.5% sebesar 87.75kg/cm2, 5% sebesar 108.75kg/cm2, dan beton yang tidak
dicampurkan bubur kertas sebesar 114.25kg/cm2. Kemudian hasil beton umur 28
hari didapatkan berturut-turut 10% adalah 85.75kg/cm2, 7.5% adalah 89.25kg/cm2,
5% adalah 107.25kg/cm2, dan tidak dicampurkan bubur kertas sebesar
146.75kg/cm2.
Kata kunci: bubur kertas, kuat tekan, beton.

ABSTRACT
YOFADZKA AKBAR.The Effect of Paper Pulp Use as a Fiber Material Towards
Concrete Press Power. Supervised by SUTOYO and MUHAMMAD FAUZAN.
The increased needs for residences make the needs for new buildings is also
increasing everyday. The utilization of excess waste paper will give a good effect
is to reduce the amount of the waste. This study aims to determine both of the
advantages and disadvantages of concrete that has been mixed with pulp. Based on
the implementation phase of the study as shown in this research, the results that
have been obtained through a pressure test on samples aged 7, 14, and 28 days
which from it have obtained the data in the form of graphs for pulp test material.

The results have obtained from test shown that the strength of concrete was
decreased with results at aged 7 days are 37.75kg/cm2, 52.25kg/cm2, 65.75kg/cm2,
and 60.25kg/cm2 respectively at 10%, 7.5%, 5%, and 0%. And then at 14 aged are
81kg/cm2, 87.75kg/cm2, 108.75kg/cm2, and 114.25kg/cm2 respectively at 10%,
7.5%, 5%, and 0%. Then the results at aged 28 days are 85.75kg/cm2, 89.25kg/cm2,
107.25kg/cm2, 146.75kg/cm2 respectively at 10%, 7.5%, 5%, and 0%.
Keywords: paper pulp, strength, concrete.

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR KERTAS SEBAGAI
MATERIAL SERAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Bubur Kertas sebagai Material Serat
Terhadap Kuat Tekan Beton
Nama
: Yofadzka Akbar
NIM
: F44100058

Disetujui oleh

Sutoyo S. TP., M.Si
Pembimbing I

Muhammad Fauzan S.T., M.T
Pembimbing II

Diketahui oleh


Prof. Dr Ir Budi Indra Setiawan, M.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah kuat
tekan beton, dengan judul Pengaruh Penggunaan Bubur Kertas sebagai Material
Serat terhadap Kuat Tekan Beton.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Sutoyo STP Msi dan Bapak
Muhammad Fauzan ST MT selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan teman-teman SIL 47, atas
segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Yofadzka Akbar


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2


METODE

5

Bahan

5

Alat

5

Tahapan Prosedur Peneltian

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

8


Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN

8
13
14

Simpulan

14

Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

15


LAMPIRAN

16

RIWAYAT HIDUP

23

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Komposisi campuran beton kontrol
Hasil uji kandungan lumpur
Hasil uji kandungan pasir
Hasil uji kandungan agregat kasar


8
9
9
10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Tahap pelaksanaan penelitian
(a) Sampel beton; (b) Cetakan yang digunakan
Alat Universal Testing Machine
Grafik hasil uji tekan beton umur 7 hari
Grafik hasil uji tekan beton umur 14 hari
Grafik hasil uji tekan beton umur 28 hari
Grafik rataan presentasi bubur kertas
Rataan berat beton

6
7
8
11
12
12
13
13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Hasil uji tekan beton berumur 7 hari
Hasil uji tekan beton berumur 14 hari
Hasil uji tekan beton berumur 28 hari
Grafik daerah gradasi agregat tembus kumulatif
Grafik daerah gradasi agregat kasar tembus kumulatif
Contoh perhitungan komposisi beton

16
17
18
19
20
21

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, maka kebutuhan akan tempat
tinggal juga meningkat, bangunan-bangunan baru setiap harinya bertambah. Akan
tetapi kita dihadapkan oleh masalah baru yaitu tentang ketersediaan bahan
bangunan. Setiap hari limbah kertas yang dihasilkan oleh kantor-kantor, industri,
rumah tangga, industri kecil, pasar, supermarket, dan lainnya cukup besar. Selama
ini pemanfaatan limbah kertas masih hanya sebatas keperluan untuk didaur ulang
menjadi kertas pembungkus. Masih jarang yang memanfaatkannya untuk dijadikan
barang jadi yang memiliki manfaat lebih. Pemanfaatan limbah kertas untuk didaur
ulang pun tidak semuanya dapat dilakukan, masih terdapat seleksi daur ulang yang
masih harus dilakukan. Salah satu alternatif pemanfaatan sebagai bahan bangunan
adalah dengan mencampurkannya ke dalam campuran mortar atau beton menjadi
papercrete (beton kertas). Kertas sendiri merupakan material yang terdiri atas seratserat selulosa, sehingga memungkinkan untuk dapat digunakan dalam campuran
pembuatan beton sebagai agregat, di samping itu kertas akan memberikan bobot
yang lebih ringan bila dibandingkan dengan beton biasa atau normal.
Pemanfataan kertas sebagai campuran beton juga merupakan salah satu
upaya penyelamatan lingkungan. Menurut Rahmadhon (2009), beton kertas
merupakan suatu material yang terbuat dari campuran kertas dengan semen
portland. Kertas yang digunakan adalah kertas bekas yang diolah menjadi bubur
kertas dengan tujuan mempermudah proses pengadukan campuran. Kualitas dari
suatu beton tergantung pada beberapa faktor antara lain adalah kuat tekan beton.
Semakin besar kuat tekan beton yang dihasilkan maka akan semakin baik
kualitasnya. Kekuatan tarik beton hanya sekitar seperduapuluh kekuatan tekannya.
Sehingga sangatlah tidak efektif apabila beton dijadikan material pada elemenelemen struktur yang mengalami tegangan tarik (Murdock dan Brook, 1996).
Dilihat dari ketersediaan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, maka secara
teknis dan ekonomi penggunaan kertas sebagai campuran pembuatan beton akan
sangat membantu mengatasi permasalahan yang ada.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari
penambahan bahan kertas terhadap campuran beton. Sehingga nantinya akan
didapatkan komposisi yang dapat menghasilkan kekuatan beton secara maksimal.
Perumusan Masalah
Uji tekan merupakan salah satu faktor yang berperan besar dalam hal struktur
bangunan. Berbagai faktor dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton seperti
komposisi yang akan digunakan dan perawatan yang dilakukan terhadap beton
tersebut. Oleh karena itu pada penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah:
1. Seberapa besar hasil uji tekan yang dihasilkan dengan komposisi bubur
kertas 5%; 7.5%; dan 10%.
2. Bagaimana hubungan antara beton yang telah dicampur dengan bubur kertas
dengan beton normal sebagai beton control.
3. Mengkaji aspek-aspek yang dapat mempengaruhi mutu beton.

2

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penambahan bubur kertas
sebagai material serat.
2. Mengetahui pengaruh dari penambahan bubur kertas.
3. Mengetahui komposisi yang dapat menghasilkan kekuatan beton secara
maksimal

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk mengetahui bahan
alternatif beton ringan. Selain itu juga dapat membantu mengatasi masalah
lingkungan, terutama pengurangan limbah kertas yang ada.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah pengujian yang dilakukan terhadap
sifat-sifat beton untuk mengetahui berat volume serta kekuatannya dengan
campuran bubur kertas sebagai bahan subtitusi semen sebanyak 5%; 7.5%; 10%
dari jumlah semen, kemudian pengujian dilakukan pada hari ke-7, 14, 28. Pengujian
dilakukan di Laboratorium Struktur IPB.

TINJAUAN PUSTAKA
Beton
Beton didefinisikan sebagai bahan yang diperoleh dengan mencampurkan
agregat halus, agregat kasar, semen portland dan air tanpa tambahan zat aditif (PBI,
1971). Tetapi definisi dari beton kini sudah semakin luas, dimana beton adalah
bahan yang terbuat dari berbagai macam tipe semen, agregat, abu terbang, dan lainlain. Beton sendiri merupakan salah satu material yang sering digunakan dalam
suatu konstruksi. Wuryati (2001) juga menjelaskan bahwa beton adalah campuran
dari agregat halus dan agregat kasar dengan semen yang dipersatukan oleh air dalam
perbandingan tertentu.
Beton Kertas
Beton kertas adalah suatu material bangunan yang dibuat dengan kertas daur
ulang, pasir, dan semen. Metode ini telah dikembangkan di Inggris. Pembuatan
bubur kertas dilakukan dengan merendam potongan kertas koran kemudian
dihaluskan. Adapun pembuatan bubur kertas dapat dilakukan dengan berbagai cara

3
tergantung kebutuhan. Ada beberapa macam beton kertas, antara lain adalah beton
berserat atau fibercrete, fibercement, padobe, dan fidobe. Kertas koran lebih mudah
dan lebih baik pengolahannya karena mudah menyerap air sehingga lebih mudah
dibuat bubur kertas. Pada pembuatan beton yang telah dilakukan dengan memakai
bubur kertas, perlu diperhatikan material pengikut yang tidak diinginkan seperti
kertas yang masih terlihat, selotip, dan sebagainya seperti yang dikatakan Bagus
(2010).
Menurut Tri Mulyono (2004) beton kertas memiliki keistimewaan, selain
ringan material ini dapat diproduksi sendiri tanpa perlu membeli di pabriknya.
Bahkan material ini dapat dicetak atau dicor hingga disesuaikan kekuatannya sesuai
dengan keingan dan kebutuhan. Disisi lain, kini terjadi pertentangan tentang
penggunaan beton kertas sebagai material bangunan. Pihak yang menggunakannya
memiliki alasan bahwa beton kertas merupakan salah satu material yang sangat
ramah lingkungan. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menemukan
kelebihan dan kekurangan beton kertas sesuai dengan kenyataan dalam uji coba
yang akan dilakukan.
Material Penyusun Beton Kertas
Material penyusun beton kertas adalah material yang akan digunakan untuk
membuat suatu beton dengan komposisi yang telah dihitung dengan benar. Material
penyusun ini nantinya akan digunakan dengan langkah-langkah yang telah
ditentukan sebelumnya (Bagus, 2010).
a. Semen Portland
Semen portland adalah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium
yang bersifat hidrolisis ditambah dengan bahan yang mengatur waktu
ikat (PBI, 1982). Bahan utama semen adalah batu kapur yang kaya akan
kalsium karbonat dan tanah lempung yang banyak mengandung silika
(sejenis mineral yang berbentuk pasir), alumunium oksida (alumina)
serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan
pada suhu tinggi (1550°C) sampai terbentuk campuran baru. Selama
proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat
besi. Agar tak mengeras seperti batu, kemudian diberi bubuk gips dan
dihaluskan hinggu berbentuk partikel-partikel kecil seperti bedak. Kadar
kapur yang tinggi tetapi tidak berlebihan cenderung memperlambat
pengikatan, tetapi menghasilkan kekuatan awal yang tinggi.
Kekurangan zat kapur menghasilkan semen yang lemah, dan bilamana
kurang sempurna pembakarannya dapat menyebabkan ikatan yang cepat
(L.J Murdock dan K.M. Brook,1999).
b. Agregat Halus
Menurut Wuryati (2001) agregat halus sering disebut dengan pasir,
baik berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari sungai atau tanah
galian maupun hasil pemecahan. Pada umumnya yang dimaksudkan
dengan agregat halus adalah agregat dengan besar butir kurang dari
4.75mm. Agregat halus mempunyai peran penting sebagai pembentuk

4
beton dalam pengendalian workability¸ kekuatan, dan keawetan beton
dari mortar yang dihasilkan. Pasir sebagai agregat halus harus
memenuhi gradasi dan persyaratan yang telah ditentukan. Agregat
umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
 Batu, umumnya besar butiran lebih dari 40mm.
 Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40mm.
 Pasir, untuk butiran antara 0.15 sampai 5mm.
Adukan beton yang berdasar pada nilai slump yang besar , pengaruh
itu tidak tampak karena agregat yang permukaan halus memerlukan
jumlah air yang lebih rendah sehingga nilai FAS (Faktor Air Semen)
rendah dan mengakibatkan kuat tekan beton lebih tinggi.
c. Air
Air merupakan bahan dasar pembuat dan perawatan beton, penting
namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan
semen, serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat
agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air yang memenuhi syarat
sebagai air minum, memenuhi syarat pula untuk bahan campuran beton.
Tetapi tidak berarti air harus memenuhi persyaratan air minum. Jika
diperoleh air dengan standar air minum, maka dapat dilakukan
pemeriksaan secara visual yang menyatakan bahwa air tidak berwarna,
tidak berbau dan cukup jernih. Kekuatan beton akan berkurang jika air
mengandung kotoran. Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya
waktu ikatan awal serta kekuatan beton setelah mengeras. Adanya
kotoran dapat mengurangi kekuatan beton sehingga beton belum
memiliki kekuatan dalam umur 2-3 hari.
Air dibutuhkan agar dapat terjadi proses hidrasi pada saat
pengeringan beton. Penggunaan air yang terlalu banyak dapat
mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton. Disamping itu, air
digunakan juga untuk merawat beton dengan cara pembasahan setelah
proses pencetakan (Mulyono, 2004).
d. Kertas
Menurut Rahmadhon (2009) kertas bila dilihat dari material
pembentuknya merupakan bagian dari rangkaian serat cellulose kayu,
yang juga merupakan material berserat dan juga menjadi pembentuk
utama dinding kayu tanaman hijau yang juga dapat menjadi bahan kain
hingga kertas. Cellulose atau selulosa, merupakan polimer alam
memiliki gugusan rantai yang terhubung dengan molekul gula yang
terbentuk dari molekul-molekul yang lebih kecil. Gugusan rantai ini
memiliki sifat ikatan yang kaku, mengkristal, stabil, dan sangat kuat.
Inilah yang menjadikan hidrogen sebagai dasar dari kekuatan beton
kertas. Ketika air sudah menguap dengan sempurna, maka akan
terbentuk ribuan rongga-rongga kecil berisi udara. Inilah yang
menyebabkan beton kertas sangat ringan dan sebagai insulator terbaik.
Beton kertas juga memiliki kelebihan sebagai peredam bunyi yang
sangat baik, lebih tahan terhadap api maupun jamur. Selain itu, karena
memiliki masa yang ringan dan lebih fleksibel daripada batu atau beton

5
biasa, maka material beton kertas sangat cocok sebagai bahan tahan
gempa. Beton kertas dapat digunakan untuk beberapa bentuk seperti
blok, panel, dan plesteran.

e. Kuat Tekan
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tekan beton merupakan
sifat terpenting dalam kualitas beton dibanding dengan sifat-sifat lain.
Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan
semen, agregat kasar dan halus, air, dan berbagai jenis campuran.
Perbandingan dari air semen merupakan faktor utama dalam
menentukan kekuatan beton. Semakin rendah perbandingan air semen,
semakin tinggi kekuatan tekannya. Suatu jumlah tertentu air diperlukan
untuk memberikan aksi kimiawi dalam pengerasan beton, kelebihan air
meningkatkan kemampuan pekerjaan akan tetapi menurunkan kekuatan
(C.G. Salmon, 1990).

Workability
Workability merupakan tingkat kemudahan pengerjaan beton dalam
pencampuran, pengangkutan, penuangan, dan pemadatan. Tingkat kemudahan
pengerjaan berkaitan erat dengan tingkat kekentalan atau keenceran adukan beton.
Makin cair adukan maka makin mudah pengerjaannya. Untuk mengetahui
kekentalan suatu adukan beton biasanya dilakukan dengan pengujian slump.
Semakin tinggi nilai slump berarti adukan beton makin mudah untuk dikerjakan
(Wuryati, 2001).

METODE
Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini terdiri dari studi literatur,
pembuatan benda uji dan uji laboratorium. Studi literatur dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan dasar mengenai permasalahan yang akan diteliti.
Literatur yang menjadi acuan berasal dari buku teks, karya tulis dan jurnal ilmiah.
Pembuatan benda uji dan uji laboratorium dilakukan untuk memperoleh data-data
yang dibutuhkan. Data-data yang dibutuhkan meliputi hasil kuat tekan benda uji.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur Teknik Sipil dan
Lingkungan Institut Pertanian Bogor pada bulan Mei-Juli tahun 2014. Alat dan
bahan yang digunakan antara lain agregat kasar dan halus, air, semen portland jenis
I merk Holcim, bubur kertas koran, alat bantu, Universal Testing Machine, cetakan
beton, saringan untuk agregat.

6
Tahap-tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Tahap pelaksanaan penelitian

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
 Agregat kasar dan halus
 Air
 Semen portland jenis I merk Holcim
 Bubur kertas
 Alat untuk memeras bubur kertas
 Alat bantu
 Universal Testing Machine
 Cetakan beton berbentuk kubus
 Saringan untuk agregat

7
Tahapan dan Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Pada tahap ini segala bahan dan alat dipersiapkan untuk mendukung
pelaksanaan percobaan. Segala material yang akan digunakan haruslah
terlebih dulu sesuai dengan standar yang digunakan agar hasil yang
didapatkan sesuai dengan ketentuan yang ada. Proses ini juga menentukan
dalam kualitas yang akan dihasilkan pada sampel.
2. Pembuatan Sampel
Pembuatan sampel beton normal dilakukan terhadap cara DOE
(Design of Environmental) berdasarkan SNI 03-2834-2000 tentang Tata
cara pembuatan rencana campuran beton normal. Sampel beton normal dan
beton serat yang dicampurkan dengan bubur kertas akan dibuat dan
dilakukan pengecekan pada hari ke-7, 14, dan 28 hari dengan ukuran 15cm
x 15cm x 15cm. Beton yang mengandung bubur kertas akan dibuat dalam
beberapa komposisi seperti terlihat pada Gambar 2, sehingga dapat dilihat
perbedaan yang ada diantara sampel tersebut dan kemudian akan didapatkan
kelebihan dan kekurangannya.

(a)
(b)
Gambar 2. Tampilan (a) Sampel beton; (b) Cetakan yang digunakan

3. Pengujian Sampel
Pengujian ini dilakukan dengan alat Universal Testing Machine.
Alat ini merupakan sebuah mesin pengujian yang digunakan untuk menguji
tegangan tarik dan kekuatan tekan bahan atau material, seperti terlihat pada
Gambar 3. Universal Testing Machine dapat melakukan banyak uji tarik
standar dan tes kompresi pada bahan, komponen, dan struktur. Cara
penggunaan alat ini adalah dengan memberikan gaya tekan atau gaya tarik
kepada bahan yang akan diujikan. Benda uji kemudian dipasang pada mesin
penguji dengan gaya tekan dan gaya tarik yang akan semakin bertambah
besar yang akhirnya akan menekan benda tersebut hingga mencapai titik
maksimal.

8

Gambar 3. Alat Universal Testing Machine

4. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui perbandingan dari
parameter-parameter yang dihitung selama penelitian dengan standar yang
menjadi acuan. Analisis data dilakukan dengan studi literatur. Data yang
diperoleh merupakan hasil pengujian kuat tekan yang dilakukan setelah
benda uji mencapai umur yang ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Beton kertas yang telah diuji telah dibagi menjadi beberapa jenis yaitu beton
normal dimana beton ini yang akan dijadikan bahan acuan untuk jenis beton lainnya,
lalu yang kedua adalah beton dengan komposisi substitusi bubur kertas terhadap
semen sebanyak 5%, kemudian yang ketiga adalah beton dengan komposisi
substitusi bubur kertas terhadap semen sebanyak 7.5%, dan yang terakhir adalah
beton dengan komposisi substitusi bubur kertas terhadap semen sebanyak 10%.
Hasil dari uji tekan beton yang telah dilakukan di Laboratorium Struktur
Teknik Sipil dan Lingkungan ditampilkan dalam bentuk tabel pada lampiran.
Berdasarkan SNI 03-2834-2000, komposisi campuran beton kontrol yang diperoleh
disajikan seperti pada Tabel 1, dan contoh perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Tabel 1. Komposisi campuran beton kontrol

Semen
(gram)
1200

Pasir
(gram)
2320

Kerikil
(gram)
3950

Air
(gram)
620

FAS
0.52

9
FAS
Sebelum membuat sampel beton terlebih dulu ditentukan FAS (Faktor Air
Semen) dimana didapatkan berdasarkan kekuatan tekan (MPa) beton dengan faktor
air semen dan agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia. FAS maksimum yang
diizinkan adalah 0.6 berdasarkan persyaratan jumlah semen minimum dan faktor
air semen maksimum untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus.
FAS diperlukan agar nantinya beton yang akan dibuat sesuai dengan perkiraan
kekuatan dengan yang telah direncanakan.

HASIL PENGUJIAN MATERIAL
Pengujian terhadap agregat hasil yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi pengujian kadar lumpur dan gradasi agregat halus. Hasil pengujian agregat
halus disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil uji kandungan lumpur

Simbol
G0
G1
G0 – G1

Keterangan
Pasir sebelum dicuci
Pasir setelah dicuci
Selisih pasir sebelum dan setelah dicuci

Berat (gram)
100
89
11

Presentase kandungan lumpur = (G0-G1)/G0 x 100%
Kandungan lumpur
= 11/100 x 100% = 11%
Kandungan lumpur dalam agregat halus tidak boleh lebih dari 5% menurut
PBI 1971, berdasarkan perhitungan yang diperoleh kandungan lumpur dalam pasir
adalah 11%, sehingga pasir harus dicuci terlebih dahulu. Kemudian dilakukan
penyaringan menggunakan ayakan dengan hasil yang dapat dilihat dari Tabel 3 dan
grafik dari hasil uji saringan pasir dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel. 3 Hasil uji saringan pasir

No. Saringan
4
8
16
30
50
100
200
Pan
Total

Berat Tertahan (gram)
0
67
196
225
231
202
66
13
1000

Lolos (%)
100
93.3
73.7
51.2
28.1
7.9
1.3
0

10
Selanjutnya dilakukan uji saringan agregat kasar dimana hasil yang
diperoleh akan ditampilkan pada Tabel 4 dan grafik dari hasil uji tersebut dapat
dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 4. Hasil uji saringan agregat kasar

Saringan
(mm)

75
37.5
19
9.5
4.75
Pan
Total

Berat
Tertahan
(gram)
0
9
371.5
505.5
106
8
1000

Kumulatif
Berat tertahan
(gram)
0
9
380.5
886
992
1000

Lolos (gram)

Lolos (%)

1000
991
619.5
114
8
0

100
99.1
61.95
11.4
0.8
0

UJI SLUMP
Uji Slump merupakan uji yang harus dilakukan sebelum menuangkan adukan
semen ke dalam cetakan. Seperti yang dijelaskan dalam SNI 03-1972-1990 yaitu
metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
slump beton, selain itu juga disebutkan bahwa slump beton adalah besaran
kekentalan/plastisitas dan kohesif dari beton segar.
Metode ini dilakukan dengan cara melapisi cetakan dan pelat dengan minyak
hal ini dilakukan untuk mencegah adukan menempel pada saat dilakukan pengujian.
Kemudian pelat dan cetakan diletakkan dengan kokoh lalu adukan dituangkan ke
dalam cetakan yang berbentuk kerucut dalam 3 bagian, setiap bagian akan ditusuk
dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali. Setelah adukan memenuhi cetakan
sampai penuh, cetakan diangkat dan diukur seberapa jauh adukan jatuh dari
permukaan cetakan. Slump yang direncakan sebesar 10 ± 2 cm.

KADAR AIR BUBUR KERTAS
Hasil pengujian kadar air bubur kertas sebagai berikut:
Berat basah bubur kertas (a)
= 1000gr
Berat kering setelah pengeringan (b)
= 320gr
Berat air (c) = a - b = 1000 - 320
= 680 gr
Kadar air= c/a x 100%= 680/1000 x 100%
= 68%

HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN
Benda uji yang digunakan adalah beton berbentuk kubus dengan ukuran 15cm
x 15cm x 15cm sebanyak 36 buah, pengujian untuk mengetahui kuat tekan pada
sampel ini dilakukan pada saat beton berumur 7, 14, dan 28 hari dimana pada saat

11
rentang pengujian dilakukan sebanyak 3 kali. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan nilai rata-rata yang lebih mendetail.
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Struktur dengan menggunakan alat
Universal Testing Machine yang dapat memberikan tekanan secara terus menerus
terhadap sampel beton mengalami keretakan. Hasil yang diperoleh dari alat ini
berupa grafik yang langsung didapatkan dari layar komputer.
Data yang diperoleh dari hasil uji ini adalah data kekuatan maksimal saat
ditekan pada masing-masing benda uji. Hasil uji tekan pada sampel berumur 7 hari
disajikan pada Gambar 4 dan hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran
1.
7
6

Beban (kN)

5
4
3
2
1
0
0

5

7.5

10

Komposisi Bubur Kertas (%)
Sampel 1

Sampel 2

Sampel 3

Gambar 4. Grafik hasil uji tekan beton umur 7 hari

Pada Gambar 4 terlihat kecenderungan hasil kuat tekan yang semakin
menurun seiring dengan penambahan komposisi bubur kertas, dimana sampel
kontrol yang dijadikan bahan pembanding memiliki kekuatan yang lebih besar
dibanding dengan sampel yang telah dicampur dengan bubur kertas. Kemudian hal
ini juga terjadi pada sampel yang memiliki presentasi bubur kertas 5% lebih kuat
dibandingkan dengan sampel dengan presentasi bubur kertas 7.5% dan selanjutnya
sampel tersebut lebih kuat dibanding dengan sampel yang memiliki presentasi
bubur kertas sebesar 10%. Kemudian grafik dari hasil uji tekan pada sampel saat
berumur 14 hari didapatkan seperti pada Gambar 5.

12
12

Beban (kN)

10
8
6
4
2
0
0

5

7.5

10

Komposisi Bubur Kertas (%)
Sampel 1

Sampel 2

Sampel 3

Gambar 5. Grafik hasil uji tekan beton umur 14 hari

Berdasarkan Gambar 5, hasil uji sampel berumur 14 hari cenderung
memiliki kesamaan dengan grafik hasil uji sampel berumur 7 hari yang dapat dilihat
pada Gambar 4. Sampel yang telah diuji pada saat berumur 14 hari juga memiliki
kekuatan yang berbanding terbalik dengan jumlah bubur kertas yang dicampurkan
ke dalam adukan semen. Namun, pada grafik ini hasil yang didapatkan
menunjukkan bahwa sampel beton yang telah dicampur bubur kertas mengalami
hidrasi yang lebih lama dibanding dengan beton kontrol. Sehingga pada saat
pengujian sampel beton kontrol yang lebih cepat kering memiliki hasil uji yang
lebih kuat dibanding beton yang dicampur bubur kertas. Hasil perhitungan lengkap
disajikan pada Lampiran 2.

16
14

Beban (kN)

12
10
8
6
4
2
0
0

5

7.5

10

Komposisi Bubur Kertas (%)
Sampel 1

Sampel 2

Sampel 3

Gambar 6. Grafik hasil uji tekan beton umur 28 Hari

Gambar 6 menunjukkan hasil uji tekan sampel beton kontrol dan beton yang
telah dicampur bubur kertas, pengujian ini dilakukan pada saat beton berumur 28

13
hari. Hasil menunjukan bahwa pada saat 28 hari kekuatan beton kontrol memiliki
kekuatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan beton yang dicampurkan
dengan bubur kertas. Perbedaan kekuatan ini menunjukkan bahwa bahan utama
bubur kertas, yakni kertas menyerap air yang cukup banyak sehingga beton tersebut
mengalami kelebihan air yang kemudian membuat berkurangnya kekuatan yang
dihasilkan. Kemudian akan disajikan grafik rataan kuat tekan yang dihasilkan dari
sampel beton. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3.
14

Beban (kN)

12
10
8
6
4
2
0
7

14

28

Jumlah Hari
0%

5%

7.50%

10%

Gambar 7. Grafik rataan presentasi bubur kertas

Dapat dilihat dari Gambar 7, rataan kekuatan tekan diatas bahwa adanya
kecenderungan yang semakin meningkat dari sampel beton berumur 7 hari sampai
sampel beton berumur 28 hari. Sebelum dilakukan uji tekan pada seluruh sampel,
benda uji terlebih dulu ditimbang untuk mengetahui berat dari masing-masing
sampel. Data dari berat rataan sampel dapat dilihat pada Gambar 8.
7.95
7.9
7.85

Berat (kg)

7.8
7.75
7.7
7.65
7.6
7.55
7.5
7.45
0

5

7.5

Komposisi Bubur Kertas (%)
Rataan Berat

Gambar 8. Rataan berat beton

10

14
Berdasarkan hasil yang didapat dari hasil percobaan, didapatkan hasil yang
menunjukkan bahwa beton yang semakin besar diberi campuran bubur kertas maka
akan lebih ringan dibanding dengan beton yang lebih sedikit dicampurkan atau yang
tidak sama sekali dicampurkan bubur kertas. Perbedaan antara sampel yang telah
dicampurkan bubur kertas sebanyak 10% rata-rata memiliki bobot yang lebih
ringan sekitar 0.3kg dibanding dengan beton kontrol atau beton yang tidak
dicampurkan sama sekali dengan bubur kertas.
PEMBAHASAN
Proses pengeringan sampel beton yang telah dicampurkan dengan bubur
kertas lebih lama dibanding dengan sampel beton yang dengan komposisi normal,
hal ini terjadi karena kertas yang terkandung dalam beton memiliki sifat mudah
menyerap air. Hal ini terlihat pada proses pengecoran bahwa adukan menjadi sulit
tercampur karena sebagian besar air yang ada diserap kertas.
Hasil yang didapatkan dari uji pada umur beton 7, 14, dan 28 hari adalah
beton yang semakin banyak dicampur dengan bubur kertas memiliki kekuatan tekan
yang cenderung menurun dibanding dengan yang campuran bubur kertasnya lebih
sedikit. Hal ini disebabkan juga oleh sifat material kertas yang mudah menyerap air
sehingga air yang diperlukan untuk proses hidrasi semen lebih banyak diserap oleh
kertas, sehingga proses hidrasi semen tidak sempurna. Kemungkinan lainnya pada
saat proses hidrasi telah selesai, air yang terdapat di bubur kertas akan keluar dan
menyuplai ke beton itu sendiri sehingga campuran beton mengalami kelebihan air
dan proses pengeringan menjadi lebih lama. Dari hasil pengamatan didapatkan
bahwa berat rata-rata beton kertas menunjukkan nilai yang semakin kecil pada
penambahan bubur kertas yang semakin banyak, dengan nilai rataan berturut-turut
yaitu benda uji beton kontrol = 7.9kg; benda uji dengan penambahan bubur kertas
5% = 7.8kg; benda uji dengan penambahan bubur kertas 7.5% = 7.71kg; benda uji
dengan penambahan bubur kertas 10% = 7.61kg. Hasil yang diperoleh menunjukan
bahwa penambahan bubur kertas akan memangkas berat beton tersebut dan juga
faktor lain yang mempengaruhi nilai tersebut diantaranya nilai ketelitian yang
sangat kecil sehingga kesalahan dapat terjadi.
Hasil pengujian kuat tekan pada variasi penambahan bubur kertas
menunjukkan adanya penurunan hasil uji dimana rata-rata hasil uji tekannya lebih
kecil dibandingkan dengan sampel beton yang tidak dicampur dengan bubur kertas.
Dapat dilihat dari hasil uji sampel beton yang telah dicampurkan bubur kertas
dengan komposisi bubur kertas yang semakin banyak akan menyebabkan
penurunan kekuatan uji tekan. Data yang didapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya ketelitian dari penambahan komposisi adukan beton dan juga
penanganan terhadap beton itu sendiri. Perlakuan yang diterima antara lain
pemberian air yang berlebih terhadap beton pada saat setelah dicetak. Pemberian
air secara berlebih akan membuat kekuatan tekannya semakin menurun. Hal ini
berbeda dengan beton kontrol dimana beton tersebut tidak ditambahkan bubur
kertas. Hal ini dikarenakan beton yang tidak dicampur kertas tidak menerima air
secara berlebih dan pengeringan juga berlangsung lebih cepat yang membuat beton
lebih kuat dan dapat menahan beban lebih besar dibandingkan dengan beton yang
dicampurkan dengan bubur kertas. Kemungkinan lain beton yang dicampurkan

15
bubur kertas ini mengalami kelebihan air yang membuat air tersimpan di dalam
beton dan membuat beton tidak memiliki kekuatan yang optimal sehingga tidak
kuat dalam menahan beban yang cukup besar.
Pengamatan dari proses pengujian kuat tekan menunjukkan bahwa
karakteristik kehancuran beton kertas sedikit berbeda dibandingkan dengan
kehancuran benda uji pada beton normal. Perbedaan ini terlihat pada saat beton
kertas tidak lagi kuat menahan beban akan secara cepat berubah dari retakan
menjadi hancur, sedangkan beton normal pada saat menahan beban maksimal akan
mengalami keretakan namun tidak hancur seperti beton kertas.

SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penambahan materi bubur kertas ke dalam adukan beton memiliki
kekurangan yaitu akan mengurangi kekuatan tekan dari beton tersebut dan
juga memiliki kelebihan yakni beton yang ditambahkan bubur kertas akan
memiliki bobot yang lebih ringan dan lebih fleksibel.
2. Bubur kertas sebanyak 5% yang telah ditambahkan memilki rataan hasil
kuat tekan sebesar 91kg/cm2, kemudian penambahan bubur kertas
sebanyak 7.5% menghasilkan rataan hasil kuat tekan beton sebesar
76.5kg/cm2, dan yang terakhir rataan kuat tekan beton sebesar 68.2kg/cm2
didapatkan dari penambahan bubur kertas sebanyak 10%.
3. Hasil uji beton yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa beton yang
memiliki komposisi tidak dicampurkan dengan bubur kertas memiliki
rataan kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan beton yang
dicampurkan dengan bubur kertas, namun komposisi ini juga memiliki
bobot yang paling besar.
SARAN
Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan, maka perlu adanya tindak
lanjut berkaitan dengan kuat lentur beton kertas ini. Kemudian penelitian lebih
lanjut mengenai variasi penambahan jumlah bubur kertas juga perlu dilakukan.
Selain itu perlu juga pendalaman lebih lanjut untuk mengurangi kekurangan yang
dimiliki beton kertas.

16

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI -1971). Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Anonim. 1982. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI -1982). Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Bagus, K,. 2010. Kuat Lentur Beton Kertas. Penerbit Neo Media Tama: Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 2003. SNI 03-2834-2000. Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal. Badan Standarisasi Nasional.
Departemen Pekerjaan Umum. 2004. SNI 15-2049-2004. Semen Portland. Badan
Standarisasi Nasional.
Departemen Pekerjaan Umum. 2008. SNI 1970-2008. Cara Uji Berat Jenis dan
Penyerapan Air Agregat Halus. Badan Standarisasi Nasional
Mulyono, Ir. Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Publishing.
Murdock, L.J., dan Brook, K.M. 1996. Bahan dan Praktek Beton. Terjemahan oleh
Stephanus Hindarko. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Rahmadhon, A,. 2009. Susut Beton Kertas Pada Variasi Campuran. Universitas
Sebelas Maret: Solo.
Salmon, C.G. 1990. Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton. Penerbit Gramedia: Jakarta.
Wuryati, S,. 2000. Memahami Beton Bertulang. Penerbit Angkasa: Bandung.

17

Lampiran 1. Tabel hasil uji tekan beton umur 7 hari
Tanggal
No
.

Presentase
Bubur
Kertas (%)

Umur
(hari)

Luas
Permukaan

Berat

Beban

(g)

(kN)

2

(cm )

Faktor
pengali
(x25)

Kuat
Tekan

Beban Final
(kN)

(kg/cm2)

Cor

Test

1

14/04/14

21/04/14

10

7

225

7220.8

3.6

90

40

2

14/04/14

21/04/14

10

7

225

7186.5

3.0

75

33.25

3

14/04/14

21/04/14

10

7

225

7214.4

3.6

90

40

Rata-rata

7207.2

3.4

85

37.75

4

14/04/14

21/04/14

7.5

7

225

7499.7

4.9

122.5

54.25

5

14/04/14

21/04/14

7.5

7

225

7521.8

4.5

112.5

50

6

14/04/14

21/04/14

7.5

7

225

7420.4

4.7

117.5

52

Rata-rata

7480.7

4.7

117.5

52.25

Luas
Permukaan

Berat

Beban

(g)

(kN)

Faktor
pengali
(x25)

Kuat
Tekan

Beban Final
(kN)

(kg/cm2)

Tanggal
No
.

Presentase
bubur
kertas (%)

Umur
(hari)

2

(cm )

Cor

Test

7

14/04/14

21/04/14

5

7

225

7520.6

5.9

147.5

65.5

8

14/04/14

21/04/14

5

7

225

7735.8

4.9

122.5

54.25

9

14/04/14

21/04/14

5

7

225

7667.6

4.5

112.5

50

Rata-rata

7641.3

5.1

127.5

65.75

10

14/04/14

21/04/14

0

7

225

7655.5

5.1

127.5

56.5

11

14/04/14

21/04/14

0

7

225

7820.8

5.6

140

62.25

12

14/04/14

21/04/14

0

7

225

8235.8

5.6

140

62.25

Rata-rata

7904

5.43

135.75

60.25

18

Lampiran 2. Tabel hasil uji tekan beton umur 14 hari
Tanggal
No
.

Presentase
bubur
kertas (%)

Umur
(hari)

Luas
Permukaan

Berat

Beban

(g)

(kN)

(cm2)

Faktor
pengali
(x25)

Kuat
Tekan

Beban Final
(kN)

(kg/cm2)

Cor

Test

1

20/06/14

04/07/14

10

14

225

7935.6

7.3

182.5

81

2

20/06/14

04/07/14

10

14

225

8039.3

7.5

187.5

82.5

3

20/06/14

04/07/14

10

14

225

8528.0

7.1

177.5

78.75

Rata-rata

8167.6

7.3

182.5

81

4

20/06/14

04/07/14

7.5

14

225

8279.5

7.8

195

86.5

5

20/06/14

04/07/14

7.5

14

225

8544.0

7.9

197.5

87.75

6

20/06/14

04/07/14

7.5

14

225

7813.5

8.2

205

91

Rata-rata

8212.3

7.9

197.5

87.75

Luas
Permukaan

Berat

Beban

(g)

(kN)

Faktor
pengali
(x25)

Kuat
Tekan

Beban Final
(kN)

(kg/cm2)

Tanggal
No
.

Presentase
bubur
kertas (%)

Umur
(hari)

(cm2)

Cor

Test

7

20/06/14

04/07/14

5

14

225

8269.3

10.8

270

120

8

20/06/14

04/07/14

5

14

225

8408.7

9.5

237.5

105.5

9

20/06/14

04/07/14

5

14

225

8092.3

9.2

230

102

Rata-rata

8256.7

9.8

245

108.75

10

20/06/14

04/07/14

0

14

225

8023.4

10.3

257.5

114.25

11

20/06/14

04/07/14

0

14

225

8434.5

11.4

285

126.5

12

20/06/14

04/07/14

0

14

225

8554.8

9.3

232.5

103.25

Rata-rata

8337.6

10.3

257.5

114.25

19

Lampiran 3. Tabel hasil uji coba tekan beton umur 28 hari
Tanggal
No
.

Presentase
bubur
kertas (%)

Umur
(hari)

Luas
Permukaan

Berat

Beban

(g)

(kN)

2

(cm )

Faktor
pengali
(x25)

Kuat
Tekan

Beban Final
(kN)

(kg/cm2)

Cor

Test

1

14/04/14

12/05/14

10

28

225

7343.5

7.74

193.5

86

2

14/04/14

12/05/14

10

28

225

7505.5

7.82

195.5

86.75

3

14/04/14

12/05/14

10

28

225

7334.5

7.65

191.25

85

Rata-rata

7394.5

7.73

193.25

85.75

4

14/04/14

12/05/14

7.5

28

225

7425.5

7.96

199

88.25

5

14/04/14

12/05/14

7.5

28

225

7456.5

8.22

205.5

91.25

6

14/04/14

12/05/14

7.5

28

225

7499

8.77

219.25

97.25

Rata-rata

7460.3

8.05

201.25

89.25

Luas
Permukaan

Berat

Beban

(g)

(kN)

Faktor
pengali
(x25)

Kuat
Tekan

Beban Final
(kN)

(kg/cm2)

Tanggal
No
.

Presentase
bubur
kertas (%)

Umur
(hari)

2

(cm )

Cor

Test

7

14/04/14

12/05/14

5

28

225

7498.5

9.28

232

103

8

14/04/14

12/05/14

5

28

225

7629.5

10.51

262.75

116.75

9

14/04/14

12/05/14

5

28

225

7458

9.2

230

102.25

Rata-rata

7528.6

9.66

241.5

107.25

10

14/04/14

12/05/14

0

28

225

7656.8

12.8

320

142

11

14/04/14

12/05/14

0

28

225

7534.6

13.9

347.5

154.25

12

14/04/14

12/05/14

0

28

225

7912.3

13

325

144.5

Rata-rata

7701.3

12.96

324

146.75

20

Lampiran 4. Grafik daerah gradasi agregat tembus kumulatif

21

Lampiran 5. Grafik daerah gradasi agregat kasar tembus kumulatif

22

Lampiran 6. Contoh perhitungan komposisi beton

Rencana awal sebesar fc’ 305 kg/cm2
Jenis semen : Tipe I dengan FAS = 0.52
Kadar air :
2/3 Wh + 1/3 Wk = 2/3 (175) + 1/3 (205) = 185kg/m3
Semen = 185 : 0.52 = 355.8kg/m3
Berat isi beton = 2400kg/m3
(Berat isi beton – kadar air semen – kadar air) = 2400 – 355.8 – 185 =1859.2kg/m3
Kadar agregat halus = 37% x 1859.2 = 687.9kg/m3
Kadar agregat kasar = 1859.2 – 687.9 = 1171.3kg/m3
Untuk pembuatan 1 buah sampel berbentuk kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm diperlukan
semen sebesar 1.2kg, pasir 2.32kg, kerikil 3.95kg dan air 0.62kg.
Perhitungan :
-

Semen = 355,8 x (15)3 x 10-6 = 1.2kg
Air
= 185 x (15)3 x 10-6 = 0.62kg
Semen

Pasir

Kerikil

Air

(kg)

(kg)

(kg)

(kg)

1.2

2.32

3.95

0.62

FAS

0.52

Sedangkan untuk pembuatan jumlah sampel yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebanyak
36 buah dengan penggunaan jumlah semen sebanyak 43.2kg, pasir 83.52kg, kerikil 142.2kg dan air
22.32kg.

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang dilahirakan di Jakarta pada
tanggal 21 Juni 1991 dari pasangan DR. Yosef Rizal, SE, Ak., MM. dan drg. Adia
Laksita. Penulis memulai pendidikan tingkat menengah di SMP Negeri 1 Bogor pada
tahun 2006 lalu melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2009.
Setelah itu penulis menempuh pendidikan tertinggi di jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan IPB dan lulus pada tahun 2014. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif
terlibat berbagai organisasi kemahasiswaan seperti anggota himpunan mahasiswa
Teknik Sipil dan Lingkungan, serta terlibat dibeberapa organisasi daerah.