Karakterisasi Varian Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) Genotipe Jame-Jame Dan Adira-4 Hasil Iradiasi Sinar Gamma Pada Generasi M1v2

KARAKTERISASI VARIAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)
GENOTIPE JAME-JAME DAN ADIRA-4 HASIL IRADIASI
SINAR GAMMA PADA GENERASI M1V2

MIRA SRI ASTUTI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi Varian Ubi
Kayu (Manihot esculenta Crantz) Genotipe Jame-jame dan Adira-4 Hasil Iradiasi
Sinar Gamma pada Generasi M1V2 adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2015
Mira Sri Astuti
NIM A24100181

ABSTRAK
MIRA SRI ASTUTI. Karakterisasi Varian Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Genotipe Jame-jame dan Adira-4 Hasil Iradiasi Sinar Gamma pada Generasi M1V2.
Dibimbing oleh SINTHO WAHYUNING ARDIE dan NURUL KHUMAIDA.
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman penghasil
karbohidrat yang penting sebagai bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri.
Pemuliaan ubi kayu melalui iradiasi sinar gamma merupakan salah satu langkah
strategis untuk mendapatkan varietas unggul ubi kayu. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh informasi karakterisasi varian ubi kayu hasil iradiasi sinar
gamma pada genotipe Jame-jame dan Adira-4 pada generasi M1V2 serta untuk
mengetahui karakter simpan mutan (putatif) potensial. Penelitian ini terdiri atas 2
percobaan, yaitu karakterisasi morfologi sebelum panen dan umbi serta pengamatan
umur simpan umbi mutan (putatif) potensial. Percobaan pertama disusun
berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu

genotipe ubi kayu. Genotipe ubi kayu terdiri atas 45 genotipe, yaitu genotipe Jamejame dan Adira-4 serta 22 varian Jame-jame dan 21 varian Adira-4 hasil iradiasi
sinar gamma pada generasi M1V2. Percobaan kedua disusun berdasarkan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu genotipe ubi kayu. Genotipe ubi kayu
terdiri atas 5 genotipe, yaitu genotipe Adira-4 serta mutan (putatif) potensial yang
memiliki bobot umbi per tanaman >9 kg. Tanaman dipanen saat berumur 10 bulan
setelah tanam (BST) pada bulan Maret 2014, kemudian umbi mutan (putatif)
potensial yang terpilih disimpan selama 21 hari. Karakterisasi panen dilakukan
terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif berdasarkan IITA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa beberapa mutan (putatif) memiliki karakter yang lebih baik
(bobot umbi lebih tinggi, jumlah umbi komersial lebih banyak, rasa yang lebih baik,
dan potensi produktivitas yang lebih tinggi) dibandingkan dengan genotipe asal.
Sembilan mutan (V1D1-2(2), V5D1-(2), V5D1-2(2), V5D1-3(2), V5D1-3(3),
V5D1-4(3), V5D2-(1), V5D2-2(2), dan V5D2-6(2)) telah teridentifikasi sebagai
mutan potensial berdasarkan bobot umbi (> 6 kg tanaman-1) dan jumlah umbi
komersial (>7.5 umbi tanaman-1). Analisis stabilitas menunjukkan bahwa tinggi
percabangan pertama, bobot umbi, jumlah umbi total, jumlah umbi ekonomi, dan
ketebalan korteks dapat digunakan untuk menguji stabilitas genotipe. Enam dari
sembilan mutan (putatif) potensial telah stabil berdasarkan karakter tersebut. Mutan
(putatif) potensial yang telah stabil pada generasi M1V2 adalah V1D1-2(2), V5D12(2), V5D1-3(2), V5D1-4(3), V5D2-2(2), dan V5D2-6(2). Berdasarkan data hasil
pengukuran bobot umbi, bobot umbi menurun sepanjang waktu simpan.

Berdasarkan data kadar air, perubahan kadar air umbi selama masa simpan paling
tinggi dialami oleh V5D2-2(2), sedangkan perubahan paling rendah dialami oleh
V5D1-2(2). Hanya V5D2-2(2)yang memiliki perubahan kadar air kulit umbi lebih
rendah jika dibandingkan dengan genotipe asal. Tingkat kelunakan umbi meningkat
selama 21 hari penyimpanan. Cendawan mulai menyerang umbi mulai 7 hari
setelah panen.
Kata kunci: analisis stabilitas, pemuliaan mutan, ubi kayu unggul

ABSTRACT
MIRA SRI ASTUTI. Characterization of Gamma rays Irradiated Cassava (Manihot
esculenta Crantz) Mutants from Jame-jame and Adira-4 Genotype at M1V2
Generation. Supervised by SINTHO WAHYUNING ARDIE dan NURUL
KHUMAIDA.
Cassava (Manihot esculenta Crantz) is a carbohydrate producing crop that
is important for food, feed, and industry. Cassava breeding through gamma
irradiation is one of strategies to generate cassava superior variety. The objective
of this research was to characterize the gamma irradiated putative mutant
population of Jame-jame and Adira-4 genotypes at M1V2 generation and to
characterize the storability. This research consisted of 2 experiments. The first
experiment was arranged based on completely randomized group design.

Experimental factor was cassava genotype, consisted of 45 genotypes i.e. Jamejame genotype, Adira-4 genotype, 22 gamma rays irradiated mutants of Jame-jame,
and 21 gamma rays irradiated mutant of Adira-4 at M1V2 generation. The second
experiment was arranged based on a completely randomized design. Experimental
factor was cassava genotype, consisted of five genotypes, i.e. Adira-4 genotype and
potential (putative) mutants which has tuber crops weight > 9 kg plant-1. The crop
was harvested at 10 months after planting (MAP) on March 2014, and then the
selected tuber (putative) potential mutants was stored for 21 days. Qualitative and
quantitative characterizations were conducted on characters based on IITA. The
result showed that some putative mutants had better characters (i.e. higher tuber
weight per plant, more commercial tubers, better taste, and higher productivity
potential) compared to the wild type. Nine putative mutants (V1D1-2(2), V5D1(2), V5D1-2(2), V5D1-3(2), V5D1-3(3), V5D1-4(3), V5D2-(1), V5D2-2(2), and
V5D2-6(2)) were identified as potential mutants based on the tuber weight (>6 kg
plant-1) and the number of commercial tuber (>7.5 tuber plant-1). The stability
analysis showed that the first branching height, tuber weight, number of total tuber,
number of commercial tuber, and cortex thickness can be used to assay the
genotype’s stability. Six out of nine potential mutants (putative) were stable
mutants based on those characters. The stable potential mutants (putative) at M1V2
generation were V1D1-2(2), V5D1-2(2), V5D1-3(2), V5D1-4(3), V5D2-2(2), and
V5D2-6(2). Based on the measurement tuber weight data, tuber weight decreased
during storage. Based on data of water content, changes in the highest water content

of tubers during storage period experienced was V5D2-2(2), while the lowest
changes was V5D1-2(2). Only V5D2-2(2) that have lower tuber skin moister
changes compared to the original genotype. The cassava tubers became softer after
21 days storage in the room temperature. The fungus starts to attack the tubers begin
7 days after harvest.
Keywords: high yielding cassava, mutant breeding, stability analysis

KARAKTERISASI VARIAN UBI KAYU (Manihot esculenta
Crantz ) GENOTIPE JAME-JAME DAN ADIRA-4 HASIL
IRRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M1V2

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2015ASTUTI
MIRA SRI

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul
Karakterisasi Varian Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Genotipe Jame-jame
dan Adira-4 Hasil Iradiasi Sinar Gamma pada Generasi M1V2 dapat terselesaikan
dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Sintho Wahyuning Ardie, SP MSi
dan Dr Ir Nurul Khumaida, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama melakukan penelitian hingga penulisan
skripsi, Dr Ir Abdul Qadir, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan nasihat, arahan, dan motivasi selama menjadi mahasiswa di
Departemen Agronomi dan Hortikultura, serta Dr Ir Suwarto, MS selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan sarannya.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, suami, kakak,
adik, dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan doa dan dukungan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada teman-teman AGH 47 “Edelweiss” dan lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat dan
bantuan selama penelitian hingga skripsi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2015

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................ 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 2
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) ................................................. 2
Varietas Ubi Kayu ........................................................................................... 2
Peningkatan Keragaman Genetik .................................................................... 3
Karakteristik Umbi Ubi Kayu ......................................................................... 3

Umur Simpan Ubi Kayu .................................................................................. 4
METODE PENELITIAN .................................................................................... 4
Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 4
Bahan dan Alat ................................................................................................ 4
Prosedur Percobaan ......................................................................................... 4
Percobaan 1: Karakter Morfologi Sebelum Panen dan Umbi...................... 5
Percobaan 2: Umur Simpan Umbi Mutan (putatif) Potensial ...................... 5
Prosedur Analisis Data .................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 6
Percobaan 1 Karakterisasi Morfologi Ubi Kayu pada Saat Panen .................. 6
Karakter Varian Ubi Kayu hasil Iradiasi Sinar Gamma pada Genotipe
Jame-jame Generasi M1V2 ........................................................................... 6
Karakter Varian Ubi Kayu hasil Iradiasi Sinar Gamma pada Genotipe
Adira-4 Generasi M1V2................................................................................ 9
Mutan (putatif) Potensial Ubi Kayu Generasi M1V2 ................................. 10
Analisis Stabilitas Mutan (putatif) Potensial Ubi Kayu Asal Genotipe
Jame-jame dan Adira-4 pada Generasi M1V2 ............................................ 12
Percobaan 2 Umur Simpan Umbi Mutan (putatif) Potensial ........................ 15
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 19
Kesimpulan .................................................................................................... 19

Saran .............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

LAMPIRAN ..................................................................................................... 22
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 24

DAFTAR TABEL

1 Karakter panen ubi kayu genotipe Jame-jame hasil iradiasi sinar
gamma pada generasi M1V2
2 Korelasi antar karakter kuantitatif ubi kayu genotipe Jame-jame
hasil iradiasi sinar gamma pada generasi M1V2
3 Karakter panen ubi kayu genotipe Adira-4 hasil iradiasi sinar gamma
pada generasi M1V2
4 Korelasi antar karakter kuantitatif ubi kayu genotipe Adira-4 hasil
iradiasi sinar gamma pada generasi M1V2
5 Karakter mutan (putatif) potensial hasil iradiasi sinar gamma pada
generasi M1V2
6 Stabilitas beberapa karakter mutan (putatif) potensial hasil iradiasi
sinar gamma pada generasi M1V2 berdasarkan ragam fenotipe

saat panen
7 Stabilitas individu mutan (putatif) potensial hasil iradiasi sinar
gamma pada generasi M1V2 berdasarkan ragam fenotipe saat panen
8 Tingkat kadar air umbi selama masa penyimpanan
9 Tingkat kelunakan umbi selama masa penyimpanan

7
8
9
10
11

12
13
16
17

DAFTAR GAMBAR
1 Pengelompokan mutan (putatif) generasi M1V2 berdasarkan karakter
bobot umbi per tanaman dan jumlah umbi ekonomi per tanaman

2 Penampilan umbi mutan stabil pada generasi M1V2
3 Hasil pengukuran bobot umbi pada beberapa waktu simpan
4 Penampilan umbi mutan potensial secara melintang pada berbagai
masa simpan
5 Penampilan umbi mutan potensial pada berbagai masa simpan

11
14
16
18
18

DAFTAR LAMPIRAN
1 Deskriptor Karakter Morfologi Sebelum Panen dan Umbi Ubi Kayu
2 Data Curah Hujan Selama Musim Tanam

22
23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman utama penghasil
karbohidrat setelah padi dan jagung. Ubi kayu banyak dimanfaatkan sebagai bahan
baku industri makanan, kimia dan pakan ternak (Dirbudkabi 2007). Ubi kayu mulai
digunakan sebagai bahan baku bioetanol pada beberapa tahun terakhir (Wargiono
2007). Indonesia termasuk negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga (24 juta
ton/tahun) setelah Nigeria (54 juta ton/tahun) dan Thailand (30 juta ton/tahun),
kemudian disusul Brazil (23 ton/tahun) dan Republik Demokratik Kongo (16 juta
ton/tahun) (FAO 2012). Produksi ubi kayu nasional tahun 2011 adalah 23 464 322
ton dengan peningkatan produktivitas 4.5% per tahun selama 10 tahun terakhir,
akan tetapi luas lahan pertanaman ubi kayu mengalami penurunan 0.64% per tahun
(Dirbudkabi 2012).
Sebagian besar (58%) ubi kayu di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan
pangan. Ubi kayu juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri (28%), diekspor
dalam bentuk gaplek (8%), sebagai bahan pakan (2%), sedangkan sisanya (4%)
merupakan limbah pertanian yang belum termanfaatkan (Dirbudkabi 2007).
Berdasarkan data tersebut pemanfaatan utama ialah sebagai bahan pangan, oleh
karena itu produktivitas ubi kayu masih perlu ditingkatkan.
Karakter penting ubi kayu yang perlu dikembangkan sebagai bahan pangan
adalah produktivitas tinggi (produktivitas ubi kayu pada beberapa varietas nasional
berkisar 20-40 ton/ha), kadar pati tinggi (pada beberapa varietas yang sudah dilepas
adalah 25-31%), dan kadar HCN rendah (Sudarmonowati et al. 2012). Berdasarkan
kandungan HCN dalam umbinya, ubi kayu dikelompokkan menjadi tiga; yaitu
kandungan HCN ≤50 ppm (innocieous), antara 50-100 ppm (moderately toxic) dan
≥100 ppm (dangerously toxic) (Ferrero dan Villegas 1992). Dua varietas nasional,
yaitu UJ-3 dan UJ-5 mempunyai kadar HCN > 100 ppm. Karakter lain yang perlu
ditingkatkan lagi adalah kandungan protein. Kandungan protein tertinggi pada
tanaman ubi kayu adalah pada daun, sedangkan kandungan protein dalam umbinya
relatif rendah yaitu 1.36g/ 100g (USDA 2012).
Usaha peningkatan potensi hasil, kadar pati, dan penurunan kadar HCN dapat
dilakukan apabila tersedia keragaman genetik ubi kayu yang tinggi. Keragaman
genetik yang tinggi akan memberikan keleluasaan dalam pemilihan sehingga
seleksi berjalan efektif. Keragaman genetik dapat ditingkatkan melalui rekombinasi
gen, hibridisasi atau rekayasa genetika, induksi mutasi atau poliploidi (Syukur et
al. 2012). Metode yang umum digunakan oleh pemulia tanaman untuk
meningkatkan keragaman genetik pada tanaman membiak secara vegetatif ialah
induksi mutasi dengan menggunakan mutagen fisik. Salah satu yang sering
digunakan ialah iradiasi sinar gamma.
Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat perbedaan karakter kualitatif
dan kuantitatif pertumbuhan vegetatif dan umbi kandidat mutan-mutan ubi kayu
pada generasi M1V1 serta perbedaan karakter kualitatif dan kuantitatif
pertumbuhan vegetatif kandidat mutan-mutan ubi kayu pada generasi M1V2
dibandingkan dengan genotipe asalnya (Khumaida et al. 2013). Oleh karena itu

2
perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui informasi tentang karakter
kualitatif dan kuantitatif umbi ubi kayu pada generasi M1V2.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi karakter kualitatif dan
kuantitatif, keragaman, dan stabilitas varian ubi kayu hasil iradiasi sinar gamma
pada genotipe Jame-jame dan Adira-4 pada generasi M1V2 serta untuk mengetahui
karakter simpan mutan (putatif) potensialnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Ubi kayu merupakan tanaman pangan penghasil umbi yang berasal dari
Brazil, Amerika Selatan.Tanaman ini termasuk dalam famili Euphorbiaceae yang
berarti tanaman ini bergetah, Genus Manihot, dan Spesies Manihot
esculenta
Crantz (Benson 1957). Ubi kayu dapat tumbuh setinggi 1-4 m, bentuk daunnya
menjari dengan 5, 7, atau 9 helai belahan lembar daun (lobes). Tangkai daun
panjang dan cepat luruh. Warna permukaan batang bervariasi, antara lain hijau,
kemerahan, keabu-abuan dan kecokelatan. Sistem perakaran serabut dan beberapa
akar membentuk umbi melalui proses penebalan sekunder. Panjang umbi yang
terbentuk sekitar 15-100 cm dengan bobot umbi mencapai 0.5-2 kg tergantung
varietas dan kondisi lingkungan (Onwueme 1978).
Varietas Ubi Kayu
Varietas yang umum dibudidayakan di Indonesia adalah genotipe lokal,
varietas unggul nasional, dan varietas introduksi. Varietas unggul ubi kayu yang
telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat antara lain, Adira 1, Adira 2, Adira 4,
Malang 1, Malang 2, Malang 4, dan Malang 6 (Purwono dan Purnamawati 2007).
Genotipe yang dipakai dalam penelitian ini adalah Jame-jame dan Adira-4.
Adira-4 adalah varietas unggul nasional yang telah dilepas pada tahun 1987 hasil
dari persilangan bebas induk betina BIC 528 (MUARA). Potensi produktivitas ratarata 35 ton ha-1 dengan umur panen 10 bulan. Tinggi tanaman berkisar antara 1.5–
2.0 m. Bentuk daun agak lonjong serta pucuk daun berwarna hijau. Warna tangkai
daun bagian atas merah kehijauan (muda hijau kemerahan), bagian bawah hijau
muda. Warna tulang daun bagian atas merah muda, bagian bawah hijau muda.
Warna batang muda hijau dan abu-abu pada batang tua. Kulit umbi bagian luar
berwarna cokelat, sedangkan bagian dalam berwarna merah muda. Daging umbi
berwarna putih namun agak pahit. Kadar tepung 18–22%, kadar protein : 0.8–22%,
dan kadar HCN : ± 68 mg/100 g. Adira-4 cukup tahan tungau merah (Tetranichus
bimaculatus) dan tahan terhadap Pseudomonas solanacearum dan Xanthomonas
manihotis (Puslitbangtan 2013). Jame-jame merupakan genotipe ubi kayu lokal dari
Halmahera Utara yang memiliki produktivitas tinggi dan biasa digunakan sebagai
bahan pangan dengan kadar HCN rendah (Khumaida et al. 2013).

3
Peningkatan Keragaman Genetik
Usaha peningkatan potensi hasil, kadar pati, dan penurunan kadar HCN dapat
dilakukan apabila tersedia keragaman genetik ubi kayu yang tinggi. Keragaman
genetik yang tinggi akan memberikan keleluasaan dalam pemilihan sehingga
seleksi berjalan efektif. Keragaman genetik dapat ditingkatkan melalui rekombinasi
gen, hibridisasi atau rekayasa genetika, dan induksi mutasi atau poliploidi (Syukur
et al. 2012). Keragaman genetik dapat ditingkatkan secara konvensional maupun
non konvensional. Peningkatan keragaman genetik secara konvensional dilakukan
dengan melakukan persilangan (Leal dan Coppens 1996).
Persilangan dapat diterapkan pada tanaman berbunga, namun pada beberapa
tanaman terdapat kendala dalam pelaksanaannya. Bunga tanaman ubi kayu hanya
muncul pada tanaman yang ditanam dengan ketinggian tempat 800 m dpl,
sedangkan pada ketinggian 300 m dpl ubi kayu tidak dapat berbunga, hanya dapat
menghasilkan umbi (Kusmiyati 2010). Kendala lain adalah bunga berumah satu dan
kematangan bunga jantan dan bunga betina tidak bersamaan, sehingga terjadi
penyerbukan silang (Lingga 1986). Kendala ini menyulitkan jika akan dilakukan
penyerbukan tanpa diketahui kemasakan masing-masing bunga. Metode non
konvensional yang umum digunakan oleh pemulia tanaman untuk meningkatkan
keragaman genetik pada tanaman membiak secara vegetatif ialah induksi mutasi
dengan menggunakan mutagen fisik. Salah satu yang sering digunakan ialah
iradiasi sinar gamma. Sinar gamma mempunyai energi radiasi tinggi di atas 10
MeV, sehingga mempunyai daya penetrasi yang kuat ke dalam jaringan dan mampu
mengionisasi atom-atom dari molekul yang dilewati (Crowder 2006).
Karakteristik Umbi Ubi Kayu
Ubi kayu merupakan tanaman tahunan yang umbinya dapat dipanen
tergantung dari umur masing-masing varietas. Varietas ubi kayu yang berumur
genjah, panen dapat dilakukan pada umur 6-8 bulan, sedangkan varietas berumur
dalam dilakukan pada umur 9-12 bulan. Namun secara umum, panen dilakukan
pada umur antara 8-12 bulan (Sundari 2010). Umbi ubi kayu terdiri atas tiga bagian,
yaitu periderm, korteks, dan parenkim (Alves 2002). Karakter keragaman umbi
mengacu pada IITA (International Institute of Tropical Agriculture) berupa bobot
umbi per tanaman, jumlah umbi per tanaman, jumlah umbi yang bernilai ekonomi,
tipe pertumbuhan umbi, lekukan permukaan umbi, bentuk umbi, warna luar umbi,
warna parenkim umbi, warna korteks umbi, kemudahan pengupasan korteks,
tekstur epidermis umbi, rasa umbi, dan ketebalan korteks (Fukuda et al. 2010). Ubi
kayu segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri atas kadar air sekitar 60%, pati
35%, serat kasar 2.5%, kadar protein 1%, kadar lemak 0.5%, dan kadar abu 1%.
Sebagian besar merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit
kandungan zat gizi seperti protein (Deptan 2011). Ubi kayu segar mengandung
senyawa glukosida sianogenik dan bila terjadi proses oksidasi oleh enzim
linamarase maka akan dihasilkan glukosa dan asam sianida (HCN) yang ditandai
dengan bercak warna biru. HCN akan menjadi toxin (racun) bila dikonsumsi pada
kadar lebih dari 50 ppm (FSANZ 2005).

4
Umur Simpan Ubi Kayu
Umbi ubi kayu setelah dipisahkan dari batang utamanya jika disimpan di
dalam tanah dapat bertahan hingga beberapa bulan tanpa mengalami kerusakan.
Ketika umbi telah dipanen, proses kerusakan akan terjadi 2-3 hari dan cepat
menurun kualitasnya. Terdapat dua jenis kerusakan yang dapat terjadi yaitu,
kerusakan primer atau yang terjadi berasal dari dalam umbinya berupa perubahan
4 warna yang biasa disebut dengan kerusakan pembuluh vaskuler atau perubahan
warna pembuluh vaskuler (Averre 1967). Terdapat korelasi yang kuat diantara
kerusakan primer dan munculnya luka akibat kerusakan mekanis. Luka dan memar
juga sebagai titik penetrasi bagi mikro organisme yang menyebabkan kerusakan
tahap kedua atau umumnya disebut sebagai kerusakan sekunder. Kerusakan
sekunder ini diinduksi oleh mikro-organisme yang menyebabkan pembusukan.
Terdapat dua tipe pembusukan, yaitu pembusukan dalam kondisi aerob dan
anaerob. Saat kondisi aerob, fungi menyebabkan pembusukan kering yang
berakibat perubahan warna dan keasaman umbi. Dalam kondisi anaerob bakteri
yang umumnya didominasi oleh Bacillus sp. menyebabkan peningkatan keasaman
umbi secara cepat (Ingram dan Humpries 1972).

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Percobaan 1 dilaksanakan di Kebun
Percobaan Cikabayan (±240 m dpl), Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari
sampai dengan Maret 2014, sedangkan percobaan 2 dilaksanakan di Laboratorium
Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura , Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan penelitian adalah genotipe ubi kayu Jame-jame dan Adira-4 beserta
variannya (generasi M1V2) yang berumur 10 BST untuk percobaan 1 dan umbi
varian yang mempunyai bobot >9 kg tanaman-1 untuk percobaan 2. Peralatan yang
digunakan antara lain peralatan budi daya, meteran, jangka sorong, oven,
penetrometer, alat tulis, dan kamera.
Prosedur Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan dengan dua
rangkaian kegiatan percobaan. Kegiatan pada percobaan 1 yaitu pengamatan
karakter morfologi sebelum panen dan pengamatan karakter umbi. Kegiatan
percobaan 2 adalah pengamatan umur simpan umbi yang dilakukan selama satu
bulan.

5
Percobaan 1: Karakter Morfologi Sebelum Panen dan Umbi
Karakter morfologi yang diamati sebelum panen adalah tinggi tanaman, dan
tinggi percabangan pertama. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan meteran
mulai dari tanah hingga ke pucuk tertinggi tanaman. Tinggi percabangan pertama
diukur mulai dari permukaan tanah hingga ke percabangan pertama. Pemanenan
umbi dilakukan dengan cara menggemburkan tanah terlebih dahulu untuk
meminimalkan kerusakan atau patahnya umbi ketika dicabut. Pengamatan karakter
umbi dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif umbi, yaitu jumlah umbi
per tanaman, jumlah umbi komersial per tanaman, jumlah lekukan pada umbi, tipe
umbi, bentuk umbi, warna epidermis, warna korteks umbi, warna parenkim,
kemudahan pengupasan korteks umbi, tekstur epidermis, rasa umbi, dan ketebalan
korteks. Pengukuran bobot umbi dilakukan dengan cara menimbang umbi yang
telah dipisahkan dari batang dan dibersihkan dari tanah. Penghitungan jumlah umbi
dilakukan dengan cara menghitung seluruh umbi per tanaman. Penghitungan
jumlah umbi komersial dilakukan berdasarkan umbi yang memiliki panjang >20
cm dan diameter >4 cm. Jumlah lekukan pada umbi dihitung berdasarkan jumlah
lekukan yang terdapat pada umbi sampel. Pengukuran kemudahan pengupasan
korteks dilakukan dengan cara mengupas korteks umbi sampel. Ketebalan korteks
diukur menggunakan jangka sorong pada bagian ujung, tengah, dan pangkal umbi,
lalu hasilnya dirata-rata. Rasa umbi diamati dengan uji organoleptik menggunakan
umbi segar yang baru dipanen. Setiap umbi sampel dicicipi oleh tiga pengamat
segera setelah panen. Bagian yang dicicipi adalah daging umbi. Pengamatan yang
dilakukan sebelum dan saat panen berdasarkan IITA (Fukuda et al. 2010) tersedia
pada Lampiran 1. Potensi produktivitas ubi kayu diperoleh dari perhitungan bobot
umbi tanaman-1 × populasi tanaman ha-1 × 80%.
Percobaan 2: Umur Simpan Umbi Mutan (putatif) Potensial
Pengamatan terhadap umur simpan umbi mutan (putatif) potensial ubi kayu
dimulai saat kegiatan panen terakhir. Pengamatan umur simpan ubi kayu dilakukan
pada mutan ubi kayu potensial, yaitu nomor mutan ubi kayu dengan bobot umbi per
tanaman >9 kg. Umbi per tanaman yang telah dipanen dipisahkan dari batangnya
dan disimpan pada suhu ruang. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan
bobot umbi setiap tiga hari dan pengamatan destruktif yang dilakukan setiap satu
minggu sekali selama 3 minggu. Pengamatan destruktif dilakukan untuk mengamati
kekerasan umbi, kadar air umbi, warna korteks, warna daging umbi, dan kondisi
visual umbi. Pengukuran kekerasan umbi mutan ubi kayu dilakukan dengan alat
penetrometer. Masing-masing umbi diukur pada tiga tempat, yaitu pangkal, tengah,
dan ujung. Cara kerja alat penetrometer dimulai dengan mengatur beban 50 g,
selanjutnya jarum penunjuk skala diatur pada angka nol. Pengujian dilakukan
selama 5 detik. Umbi yang akan diukur diletakkan di bawah jarum namun tidak
sampai menusuk kulit umbi. Tombol start ditekan dan ditunggu sampai jarum
berhenti bergerak. Skala penanda dibaca dari jarak geser dengan angka nol.
Pengukuran kadar air umbi dilakukan dengan metode pengeringan menggunakan
oven. Umbi yang diamati ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot basah
umbi kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60 °C selama tiga hari
atau sampai diperoleh bobot yang konstan untuk mengetahui bobot kering umbi.
Kadar air umbi diperoleh dari perhitungan selisih antara bobot basah dan bobot
kering per bobot basah. Pengamatan warna korteks dan warna daging umbi

6
mengacu pada IITA (Fukuda et al. 2010). Kondisi visual umbi yang diamati berupa
ada tidaknya cendawan pada permukaan.
Prosedur Analisis Data
Percobaan I disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak
(RKLT) satu faktor yaitu genotipe ubi kayu. Genotipe ubi kayu terdiri atas 45
genotipe, yaitu ubi kayu genotipe Jame-jame dan 22 varian hasil iradiasi sinar gama
pada generasi M1V2 serta ubi kayu genotipe Adira-4 dan 21 varian hasil iradiasi
sinar gamma. Tiap perlakuan terdiri atas tiga ulangan (tanaman berasal dari setek
bagian ujung, tengah, dan pangkal) dan satu satuan percobaan terdiri atas tiga
tanaman. Model aditif yang digunakan adalah:
Yij = µ + i + j + ijk
Keterangan: Yij: respon tanaman terhadap perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
µ : nilai tengah
i : perlakuan ke-i
j : pengaruh kelompok ke-j
ijk : galat percobaan.
Percobaan 2 disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor
yaitu genotipe ubi kayu. Genotipe ubi kayu terdiri atas genotipe asal serta mutan
(putatif) potensial yang memiliki bobot umbi per tanaman >9 kg. Tiap perlakuan
terdiri atas tiga ulangan dan satuan percobaan terdiri atas satu umbi utuh tanpa
cacat. Model aditif yang digunakan adalah:
Yij = µ + i + ij
Keterangan: Yij: respon tanaman terhadap perlakuan ke-i dan kelompok ke-i
µ : nilai tengah
i : perlakuan ke-i
ij : galat percobaan
Data pengamatan kuantitatif akan dianalisis dengan ragam (Uji F). Jika perlakuan
berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range
Test) pada taraf nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1 Karakterisasi Morfologi Ubi Kayu pada Saat Panen
Kondisi umum blok penelitian sebelum dipanen pada bulan Februari 2014
umur tanaman 10 BST, beberapa tanaman mutan rebah akibat curah hujan yang
tinggi menjelang panen. Curah hujan bulan Desember 2013 hingga Maret 2014
berturut-turut adalah 411 mm, 702 mm, 337 mm, dan 281 mm.
Karakter Varian Ubi Kayu hasil Iradiasi Sinar Gamma pada Genotipe Jamejame Generasi M1V2
Tabel 1 menunjukkan karakter umbi ubi kayu genotipe Jame-jame hasil
iradiasi sinar gamma pada generasi M1V2. Karakter bobot umbi per tanaman
tergolong rendah dengan kisaran 2.56 kg – 6.06 kg. Umbi komersial ialah umbi

7
layak jual yang memiliki panjang umbi >20 cm (Fukuda et al. 2010). Cukup banyak
umbi dengan panjang >20 cm namun memiliki diameter kecil (4 cm).
Berdasarkan jumlah umbi komersial, terdapat 7 mutan (putatif) yang memiliki
jumlah umbi komersial >10 dari seluruh mutan (31.82%). Berdasarkan rasa umbi
diperoleh 3 mutan (putatif) rasa manis (13.64%) dan 19 mutan (putatif) rasa sedang
(86.36%). Ketebalan koteks seluruh mutan (putatif) tidak berbeda nyata, berkisar
0.06 mm – 0.18 mm. Terdapat 14 mutan (putatif) yang mempunyai potensi
produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe asal (63.63%), yakni
V1D1-(3), V1D1-1(1), V1D1-2(2), V1D1-2(3), V1D1-3(2), V1D1-3(3), V1D15(2), V1D1-7(3), V1D2-(1), V1D2-(2), V1D2-1(2), V1D2-5(2), V1D2-6(3), dan
V1D2-7(3). Dua di antaranya (V1D2-1(2) dan V1D2-6(3)) mengalami perbaikan
karakter rasa dari sedang menjadi manis. Rasa umbi yang manis dan sedang dapat
digunakan sebagai bahan baku pangan. Berdasarkan penelitian Maharani (2014) ubi
kayu genotipe Jame-jame yang dipanen pada tahun 2013 memiliki potensi
produktivitas sebesar 56.80 ton ha-1, sedangkan pada penelitian ini potensi produksi
genotipe Jame-jame hanya sebesar 31.20 ton ha-1. Perbedaan potensi produksi
genotipe Jame-jame pada penelitian ini dan penelitian Maharani (2014) diduga
akibat perbedaan kondisi lingkungan tanam, antara lain sejarah pemakaian lahan
dan curah hujan selama masa tanam (Lampiran 2) . Jika kondisi tanaman pada
penelitian ini sama dengan kondisi tanaman pada penelitian Maharani (2014), maka
potensi produktivitas mutan (putatif) potensial pada penelitian ini diduga dapat
lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan data pada Tabel 1.
Tabel 1 Karakter umbi ubi kayu genotipe Jame-jame hasil iradiasi sinar gamma
pada generasi M1V2
Genotipe
V1D0
V1D1-(3)
V1D1-1(1)
V1D1-1(2)
V1D1-1(3)
V1D1-2(2)
V1D1-2(3)
V1D1-3(2)
V1D1-3(3)
V1D1-4(2)
V1D1-5(2)
V1D1-5(3)
V1D1-6(2)
V1D1-6(3)
V1D1-7(3)
V1D2-(1)
V1D2-(2)
V1D2-1(2)
V1D2-2(2)
V1D2-4(3)

Bobot
umbi per
tanaman
(kg)
3.90
4.17
5.20
2.56
3.15
6.06
5.17
4.83
5.22
3.28
4.69
3.02
3.00
3.59
3.99
6.02
4.05
3.91
3.87
3.17

Jumlah umbi
per tanaman

Jumlah umbi
komersial
per tanaman

11.67 defghi
15.67 bcde
20.00 ab
17.00 abcd
7.00 ij
10.00 fghi
14.50 cdef
15.00 bcdef
14.50 cdef
4.00 j
20.00 ab
19.00 abc
15.00 bcdef
9.67 fghi
8.00 hi
12.50 defgh
10.67 efghi
13.00 defgh
9.00 ghi
14.00 cdefg

6.33 defg
11.67 abc
13.00 a
6.00 defg
3.00 gh
9.00 abcde
7.00 cdefg
8.00 bcdef
10.50 abcd
3.00 gh
10.00 abcd
10.00 abcd
12.00 b
4.00 fgh
4.00 fgh
6.50 defg
4.33 efgh
1.00 h
5.00 efgh
3.00 gh

Rasa
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
manis
sedang
sedang
sedang
manis
sedang
sedang

Tebal
korteks
(cm)
0.10
0.13
0.15
0.11
0.15
0.15
0.08
0.15
0.10
0.18
0.10
0.14
0.15
0.08
0.14
0.15
0.13
0.11
0.17
0.13

Potensi
produktivitas
(ton ha-1)
31.20
33.33
41.60
20.44
25.20
48.44
41.33
38.67
41.78
26.20
37.51
24.18
24.00
28.71
31.91
48.18
32.40
31.24
30.98
25.33

8
Tabel 1 Karakter umbi ubi kayu genotipe Jame-jame hasil iradiasi sinar gamma
pada generasi M1V2 (lanjutan)
Genotipe
V1D2-5(2)
V1D2-6(3)
V1D2-7(3)

Bobot
umbi per
tanaman
(kg)
5.12
4.31
4.46

Jumlah umbi
per tanaman

Jumlah umbi
komersial per
tanaman

22.00 a
15.00 bcdef
13.00 defgh

10.00 abcd
10.33 abcd
12.00 ab

Rasa

Tebal
korteks
(cm)

Potensi
produktivitas
(ton ha-1)

sedang
manis
sedang

0.15
0.06
0.13

40.98
34.49
35.64

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 % (uji
selang berganda Duncan).

Program pemuliaan tanaman sering menggunakan pendekatan secara tidak
langsung yaitu dengan menyeleksi karakter-karakter yang terkait dengannya untuk
memperbaiki karakter produksi. Dua atau lebih karakter yang mempunyai korelasi
positif yang ditandai dengan terjadinya peningkatan satu karakter akan diikuti
peningkatan karakter lainnya akan mempermudah proses seleksi. Sebaliknya
korelasi negatif akan mempersulit dalam memperoleh karakter yang diharapkan.
Jika tidak ada korelasi di antara sifat yang diharapkan, maka seleksi menjadi tidak
efektif (Syukur et al. 2012). Tabel 2 menyajikan nilai korelasi antar peubah pada
varian genotipe asal Jame-jame. Berdasarkan analisis korelasi, tinggi tanaman
berkorelasi positif sangat nyata dengan tinggi percabangan pertama, artinya
semakin bertambah tinggi tanaman semakin bertambah pula tinggi percabangan
pertama. Hal serupa juga terjadi pada peubah jumlah umbi per tanaman dan jumlah
umbi ekonomi per tanaman. Hal ini juga menunjukkan semakin bertambah jumlah
umbi per tanaman, jumlah umbi ekonomi per tanaman juga semakin bertambah.
Oleh karena itu untuk mengetahui potensi hasil sebaiknya langsung dilakukan
pengukuran bobot umbi dan jumlah umbi ekonomi pada genotipe Jame-jame saja,
sebab tidak ada karakter yang berkorelasi dengan bobot umbi.
Tabel 2 Nilai korelasi antar karakter kuantitatif ubi kayu genotipe Jame-jame hasil
iradiasi sinar gamma pada generasi M1V2
Karakter
TPP
BU
JU
JUE
TK

TT
0.576**
0.004
0.416
0.048
0.360
0.092
0.168
0.442
-0.097
0.661

TPP

BU

JU

-0.094
0.668
-0.179
0.414
-0.211
0.334
0.072
0.743

0.242
0.266
0.309
0.152
-0.028
0.899

0.567**
0.005
-0.262
0.228

JUE

-0.045
0.837

**: sangat nyata pada taraf 1 %. TT: tinggi tanaman, TPP: tinggi percabangan pertama, BU: bobot umbi, JU:
jumlah umbi per tanaman, JUE: jumlah umbi ekonomi per tanaman, TK: tebal korteks.

9
Karakter Varian Ubi Kayu hasil Iradiasi Sinar Gamma pada Genotipe Adira4 Generasi M1V2
Tabel 3 menyajikan karakter umbi ubi kayu genotipe Adira-4 hasil iradiasi
sinar gamma pada generasi M1V2. Bobot umbi terendah (4.08 kg) dimiliki oleh
varian V5D1-1(3) dan tertinggi (12.92 kg) dimiliki oleh varian V5D2-6(2).
Berdasarkan jumlah umbi komersial > 10 diperoleh 3 mutan (putatif) dari seluruh
mutan (14.28%). Berdasarkan rasa umbi diperoleh 3 mutan (putatif) rasa manis
(14.28%), 4 mutan (putatif) rasa sedang (19.05%), dan 14 mutan (putatif) rasa pahit
(66.67%). Ketebalan koteks seluruh mutan (putatif) berkisar 0.08 cm – 0.24 cm.
Potensi produktivitas berkisar 36.39 ton ha-1 – 103.38 ton ha-1. Potensi produktivitas
tertinggi dililiki oleh varian V5D2-6(2). Terdapat 16 mutan yang mempunyai
potensi produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe asal (76.19%),
yakni V5D1-(2), V5D1-1(2), V5D1-2(1), V5D1-2(2), V5D1-3(2), V5D1-3(3),
V5D1-4(2), V5D1-4(3), V5D1-5(2), V5D1-5(3), V5D2-(1), V5D2-2(2), V5D23(3), V5D2-5(3), V5D2-6(2), dan V5D3-(1). Terdapat 3 mutan (putatif) mengalami
perbaikan karakter rasa dari pahit menjadi manis, yaitu V5D1-1(2), V5D1-3(3), dan
V5D2-3(3) serta 3 mutan (putatif) yang mengalami perbaikan karakter rasa dari
pahit menjadi sedang, yaitu V5D1-(2), V5D1-3(2), dan V5D1-4(2). Umbi dengan
rasa manis dan sedang dapat digunakan sebagai bahan baku pangan, sedangkan
umbi dengan rasa pahit dengan kadar pati tinggi dapat digunakan sebagai bahan
baku industri. Berdasarkan mutan (putatif) yang memiliki potensi produktivitas
lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe asal maka terdapat 6 mutan (putatif)
yang dapat digunakan sebagai bahan baku pangan dan 10 mutan (putatif) yang dapat
digunakan sebagai bahan baku industri. Adira-4 memiliki potensi produktivitas
sebesar 40 ton ha-1 (Puslitbangtan 2013), sedangkan pada penelitian ini potensi
produktivitas genotipe Adira-4 dapat mencapai 47.82 ton ha-1.
Tabel 3 Karakter umbi ubi kayu genotipe Adira-4 hasil iradiasi sinar gamma pada
generasi M1V2

Genotipe

Bobot
umbi per
tanaman
(kg)

Jumlah
umbi
per tanaman

V5D0
V5D1-(2)
V5D1-1(1)
V5D1-1(2)
V5D1-1(3)
V5D1-2(1)
V5D1-2(2)
V5D1-3(2)
V5D1-3(3)
V5D1-4(2)
V5D1-4(3)
V5D1-5(2)
V5D1-5(3)
V5D2-(1)
V5D2-2(2)
V5D2-2(3)
V5D2-3(3)

5.98 bcd
8.32 abcd
5.60 bcd
9.79 abc
4.08 d
6.60 bcd
9.71 abc
9.89 ab
7.01 bcd
6.77 bcd
8.72 abcd
6.29 bcd
8.47 abcd
6.39 bcd
8.81 abcd
4.89 bcd
6.83 bcd

7.67 d
15.33 ab
14.5 ab
17.00 ab
11.00 bcd
11.00 bcd
16.00 ab
12.00 abcd
15.33 ab
13.00 abcd
15.00 ab
8.00 cd
14.50 ab
14.00 abc
18.00 a
7.00 d
15.33 ab

Jumlah umbi
komersial per
tanaman
4.00 ef
8.33 bcd
4.00 ef
7.00 cde
2.00 f
6.00 cde
11.00 ab
11.00 ab
9.33 bc
7.00 cde
8.00 bcd
2.00 f
6.00 cde
7.67 bcde
14.00 a
5.00 def
6.67 cde

Rasa

pahit
sedang
pahit
manis
pahit
pahit
pahit
sedang
manis
sedang
pahit
pahit
pahit
pahit
pahit
sedang
manis

Tebal
korteks (cm)
0.11
0.14
0.10
0.18
0.12
0.12
0.15
0.24
0.11
0.18
0.08
0.18
0.11
0.13
0.18
0.16
0.12

Potensi
produktivitas
(ton ha-1)
47.82 bcde
66.53 abcde
44.80 bcde
78.31 abc
36.93 e
53.20 bcde
77.69 abcd
79.11 ab
56.09 bcde
54.13 bcde
69.73 abcde
50.33 bcde
67.73 abcde
51.11 bcde
70.49 abcde
39.11 cde
54.67 bcde

10
Tabel 3 Karakter umbi ubi kayu genotipe Adira-4 hasil iradiasi sinar gamma pada
generasi M1V2 (lanjutan)
Genotipe
V5D2-4(2)
V5D2-4(3)
V5D2-5(3)
V5D2-6(2)
V5D3-(1)

Bobot
umbi per
tanaman
(kg)
4.85 bcd
4.82 cd
7.64 bcd
12.92 a
6.76 bcd

Jumlah
umbi
per tanaman

Jumlah umbi
komersial per
tanaman

Rasa

8.00 cd
11.33 bcd
11.33 bcd
8.00 cd
10.67 bcd

5.00 def
7.67 bcde
5.00 def
8.00 bcd
5.67 cdef

pahit
pahit
pahit
pahit
pahit

Tebal
korteks (cm)
0.11
0.22
0.17
0.18
0.13

Potensi
produktivitas
(ton ha-1)
38.76 de
38.58 de
61.16 bcde
103.38 a
54.09 bcde

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 % (uji
selang berganda Duncan).

Tabel 4 menyajikan nilai korelasi antar peubah pada varian genotipe asal
Adira-4. Data korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat
nyata antara peubah tinggi tanaman dan tinggi cabang pertama, bobot umbi dan
jumlah umbi ekonomi, serta jumlah umbi total dan jumlah umbi ekonomi. Hal ini
menunjukkan bahwa pertambahan tinggi tanaman juga meningkatkan tinggi cabang
pertama serta pertambahan bobot umbi dan jumlah umbi total juga meningkatkan
jumlah umbi ekonomi. Berdasarkan hasil uji korelasi, bobot umbi hanya berkorelasi
dengan sesama karakter umbi yang lain. Oleh karena itu tidak ada karakter vegetatif
yang dapat menduga potensi hasil. Maka untuk mengetahui potensi hasil ubi kayu
genotipe Adira-4 sebaiknya langsung dilakukan pada karakter bobot umbi dan
jumlah umbi ekonomi.
Tabel 4 Nilai korelasi antar karakter kuantitatif ubi kayu genotipe Adira-4 hasil
iradiasi sinar gamma pada generasi M1V2
Karakter
TPP
BU
JU
JUE
TK

TT
0.664**
0.001
-0.310
0.161
-0.181
0.420
-0.353
0.107
-0.299
0.176

TPP

-0.446
0.038
-0.034
0.882
-0.209
0.351
-0.286
0.197

BU

JU

0.324
0.141
0.584**
0.004
0.309
0.162

0.607**
0.003
-0.115
0.334

JUE

0.344
0.117

**: sangat nyata pada taraf 1 %. TT: tinggi tanaman, TPP: tinggi percabangan pertama, BU: bobot umbi, JU:
jumlah umbi per tanaman, JUE: jumlah umbi ekonomi per tanaman, TK: tebal korteks.

Mutan (putatif) Potensial Ubi Kayu Generasi M1V2
Seluruh mutan (putatif) Jame-jame dan Adira-4 pada generasi M1V2
dikelompokkan ke dalam empat kuadran dalam bentuk scatter plot (Gambar 1).
Empat kuadran diperoleh berdasarkan nilai rataan jumlah umbi komersial (panjang
umbi >20 cm, diameter umbi >4 cm) dan bobot umbi per tanaman pada seluruh
mutan (putatif) ubi kayu pada generasi M1V2. Kuadran I adalah kelompok mutan
(putatif) yang memiliki jumlah umbi komersial yang tinggi (>7.5 umbi) namun
bobot umbi rendah (
<
>
>
>
<
>
>
>
>
>

160.333
221.037
3.456
0.000
0.000
0.000
3 512.034
3 785.039
7.250
10.059
5.383
0.003

Kriteria
tidak stabil
stabil
tidak stabil
stabil
stabil
stabil
tidak stabil
stabil
stabil
stabil
Stabil
Stabil

Berdasarkan hasil analisis stabilitas, karakter tinggi tanaman tidak stabil
pada semua genotipe dan karakter bobot umbi tidak stabil pada genotipe Jame-jame
saja, oleh karena itu analisis stabilitas dilanjutkan terhadap individu mutan (putatif)
potensial berdasarkan karakter tinggi percabangan pertama, bobot umbi, jumlah
umbi total, jumlah umbi ekonomi, dan ketebalan korteks. Stabilitas individu mutan
(putatif) ubi kayu potensial hasil iradiasi sinar gamma pada generasi M1V2 disajikan
pada Tabel 7.
Tabel 7 Stabilitas individu mutan (putatif) ubi kayu potensial hasil iradiasi sinar
gamma pada generasi M1V2 berdasarkan besaran ragam fenotipe pada saat
panen
Genotipe

Karakter

σ2 kontrol

V1D1-2(2)

tinggi percabangan pertama
bobot umbi
jumlah umbi total
jumlah umbi ekonomi
tebal korteks
tinggi percabangan pertama
bobot umbi
jumlah umbi total
jumlah umbi ekonomi
tebal korteks

3 746.037
0.070
1.333
5.333
0.010
7 233.333
22.757
80.333
13.000
0.005

V5D1-(2)

>
<
>
>
>
>
>
>
>
>

σ2 mutan
potensial
221.037
3.456
0.000
0.000
0.000
4 938.037
4.805
8.333
8.333
0.000

Kriteria
stabil
tidak stabil
stabil
stabil
stabil
stabil
stabil
Stabil
Stabil
Stabil

14
Tabel 7 Stabilitas individu mutan (putatif) ubi kayu potensial hasil iradiasi sinar
gamma pada generasi M1V2 berdasarkan besaran ragam fenotipe pada saat
panen (lanjutan)
Genotipe

V5D1-2(2)

Karakter

σ2 mutan
potensial

σ2 kontrol

tinggi percabangan pertama
bobot umbi
jumlah umbi total
jumlah umbi ekonomi
tebal korteks
V5D1-3(2)
tinggi percabangan pertama
bobot umbi
jumlah umbi total
jumlah umbi ekonomi
tebal korteks
V5D1-3(3)
tinggi percabangan pertama
bobot umbi
jumlah umbi total
jumlah umbi ekonomi
tebal korteks
V5D1-4(3)
tinggi percabangan pertama
bobot umbi
jumlah umbi total
jumlah umbi ekonomi
tebal korteks
V5D2-(1)
tinggi percabangan pertama
bobot umbi
jumlah umbi total
jumlah u