12 menyadari betul ketentuan-ketentuan dalam pemberitaan beserta konsekuensi jika melakukan
pelanggaran.
f. Penerapan unsur menghormati hak privasi narasumber dalam pemberitaan kekerasan
seksual pada anak.
Dalam penelitian dari 45 artikel berita yang diteliti, berita yang sudah menghormati hak privasi narasumber terdapat 31 artikel atau 68,88. Sementara hanya 14 artikel berita saja atau 31,11 yang
belum melakukan perlindungan terhadap hak privasi narasumber. Berikut contoh artikel berita yang belum menghormati hak privasi narasumber:
ABG Koma 6 Hari, Diduga Korban Pemerkosaan “1Rs merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Ia bersama orangtua dan saudaranya tinggal di
rumah sederhana di wilayah Pulogebang. Kedua orangtuanya sehari- hari berkerja sebagai pemulung”.
2Asri mengaku menghabiskan uang sekitar Rp 270.000 di dokter spesialis anak. Uang itu dipinjamnya dari sejumlah tetangga. Namun kondisi Rs juga tidak kunjung membaik.
“3…….Rumah seluas sekitar 4x8 meter itu adalah rumah kontrakan yang berada di permukiman padat
penduduk. Untuk sampai ke rumah RS, harus melewati gang kecil dan melintasi permukiman yang padat”.
Hal tersebut menurut peneliti tidak ada kontribusinya terhadap kepentingan publik atau kepentingan khalayak.
Dilihat dari pembahasan mengenai penerapan KEJ dalam pemberitaan kekerasan seksual pada anak yang dilihat dari penerapan pasal 4, pasal 5 dan pasal 9 KEJ yang terdiri dari kategorisasi kelengkapan
unsur 5W1H, informasi pendukung narasumber atau saksi, penggunaan narasi dan foto atau gambar yang menggambarkan unsur cabul dan sadis, pencantuman nama korban, pencantuman tempat tinggal
korban, pencantuman jenis pekerjaan korban dan menghormati hak privasi narasumber. Dari semua kategori tersebut yang diujikan, SKH Warta Kota telah mematuhi kaidah profesi wartawan yang
dirumuskan oleh Dewan Pers dalam Kode Etik Jurnalistik yang mengenai wartawan tidak boleh membuat berita bohong, fitnah, cabul, dan sadis, wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan
menyiarkan identitas korban kejahatan susila, dan wartawan Indonesia menghormati hak narasumber
tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. Namun jika dilihat dari keseluruhan pembahasan , maka masih ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan dalam penerapan kode etik
jurnalistik dalam pemberitaan kekerasan seksual pada anak di SKH Warta Kota. Point yang harus menjadi perhatikan oleh wartawan SKH Warta Kota dalam pemberitaan kekerasan seksual pada anak,
yaitu dalam hal 1 Penggunaan narasi yang menggambarkan kronologi kekejaman, 2 penggunaan
13 narasi yang menggunaka kata-kata vulgar, 3 pencantuman tempat tinggal dan jenis pekerjaan korban,
4 penghormatan terhadap hak privasi narasumber.
4. KESIMPULAN DAN SARAN