PENGARUH PENGGUNAAN JAGUNG TIRUAN TERHADAP HEN DAY PRODUCTION (HDP), BERAT TELUR DAN FEED CONVERTION RATIO (FCR) PADA AYAM PETELUR PERIODE LAYER
PENGARUH PENGGUNAAN JAGUNG TIRUAN TERHADAPHEN DAY
PRODUCTION (HDP), BERAT TELUR DANFEED CONVERTION RATIO
(FCR) PADAAYAM PETELUR PERIODE LAYER
Oleh: Arik Triwahyuni (02910044)
ANIMAL HUSBANDRY
Dibuat: 2007-02-02 , dengan 3 file(s).
Keywords: Jagung tiruan, Hen Day Production (HDP), Berat Telur dan Feed Convertiion Ratio
(FCR)
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai 20 Juli 2006 di Desa Tegalrejo,
Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulung Agung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Penggunaan Jagung Tiruan Terhadap Hen Day Production (HDP), Berat
Telur dan Feed Convertiion Ratio (FCR) Pada Ayam Petelur Periode Layer.
Materi yang digunakan adalah 50 ekor ayam petelur periode layer, umur 35 minggu. Ransum
yang diberikan adalah ransum campuran sendiri dengan bahan pakan yang terdiri dari Jagung,
Konsntrat, Bekatul, Ubi Kayu, Kedelai dan Bungkil Kedelai. Air minum diberikan secara
adlibitum.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan (experiment),
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, P0 50% jagung, P1 12,5%
jagung tiruan, P2 25% jagung tiruan, P3 37,5% jagung tiruan, P4 50% jagung tiruan. Dan
masing- masing perlakuan diulang 5 kali dan tiap ulangan 2 ekor ayam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan jagung buatan sebagai pengganti
jagung tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap Hen Day Production (HDP), Berat Telur dan
Feed Convertiion Ratio (FCR) pada ayam petelur periode layer.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, jagung buatan bisa digunakan sebagai pengganti jagung.
Karena tidak berpengaruh terhadap Hen Day Production (HDP), berat telur, Feed Conver tion
Ratio (FCR) pada ayam petelur periode layer.
Disarankan jagung buatan sebagai pengganti jagung dapat diterapkan dilapang, karena
kandungan nutrien yang sama dengan jagung sehingga tidak mempengaruhi Hen Day Production
(HDP), berat telur dan Feed Convertion Ratio (FCR) dan dapat menanggulangi kenaikan harga
jagung yang mengkhawatirkan dunia peternakan.
PRODUCTION (HDP), BERAT TELUR DANFEED CONVERTION RATIO
(FCR) PADAAYAM PETELUR PERIODE LAYER
Oleh: Arik Triwahyuni (02910044)
ANIMAL HUSBANDRY
Dibuat: 2007-02-02 , dengan 3 file(s).
Keywords: Jagung tiruan, Hen Day Production (HDP), Berat Telur dan Feed Convertiion Ratio
(FCR)
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai 20 Juli 2006 di Desa Tegalrejo,
Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulung Agung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Penggunaan Jagung Tiruan Terhadap Hen Day Production (HDP), Berat
Telur dan Feed Convertiion Ratio (FCR) Pada Ayam Petelur Periode Layer.
Materi yang digunakan adalah 50 ekor ayam petelur periode layer, umur 35 minggu. Ransum
yang diberikan adalah ransum campuran sendiri dengan bahan pakan yang terdiri dari Jagung,
Konsntrat, Bekatul, Ubi Kayu, Kedelai dan Bungkil Kedelai. Air minum diberikan secara
adlibitum.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan (experiment),
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, P0 50% jagung, P1 12,5%
jagung tiruan, P2 25% jagung tiruan, P3 37,5% jagung tiruan, P4 50% jagung tiruan. Dan
masing- masing perlakuan diulang 5 kali dan tiap ulangan 2 ekor ayam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan jagung buatan sebagai pengganti
jagung tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap Hen Day Production (HDP), Berat Telur dan
Feed Convertiion Ratio (FCR) pada ayam petelur periode layer.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, jagung buatan bisa digunakan sebagai pengganti jagung.
Karena tidak berpengaruh terhadap Hen Day Production (HDP), berat telur, Feed Conver tion
Ratio (FCR) pada ayam petelur periode layer.
Disarankan jagung buatan sebagai pengganti jagung dapat diterapkan dilapang, karena
kandungan nutrien yang sama dengan jagung sehingga tidak mempengaruhi Hen Day Production
(HDP), berat telur dan Feed Convertion Ratio (FCR) dan dapat menanggulangi kenaikan harga
jagung yang mengkhawatirkan dunia peternakan.