FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

(1)

SKRIPSI

HALINA NURMALASARI

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK

KEMANGI (

Ocimum sanctum L.

)

SECARA

GRANULASI BASAH DENGAN

MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI BAHAN

PENGIKAT

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

ii

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK

KEMANGI

(Ocimum sanctum

L

.)

SECARA

GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN

PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh:

HALINA NURMALASARI NIM: 08040092

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II


(3)

iii

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK

KEMANGI

(Ocimum sanctum

L

.)

SECARA

GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN

PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh:

HALINA NURMALASARI NIM: 08040092

Disetujui oleh:

Penguji I Penguji II


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –

baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Drs. Bambang Widjaja, M.si., Apt. sebagai Pembimbing I dan Drs. H. Achmad Inoni, Apt., sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dian Ermawati, S.Farm., Apt. dan Arina Swastika Maulita. S.Farm., Apt. sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.

4. Ketua Program Studi Farmasi, Dra. Uswatun Chasanah, Apt., yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.

6. Laboran Laboratorium Formulasi Sediaan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang, Mas Ferdi yang banyak membantu saya.

7. Kedua orang tuaku tercinta dan kakakku tersayang yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini.


(5)

v

8. Teman-teman skripsi Solida: Indana Fitria Salim, Herisna Para Yuliantika serta teman-teman Farmasi 2008 atas semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya.

9. Teman-teman 4F atas semangat, masukan, bantuan dan do’a nya.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.

Malang, Juli 2012 Penyusun


(6)

vi RINGKASAN

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN

PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Kemangi (Ocimum sanctum L.) merupakan tanaman obat yang telah diketahui khasiatnya sebagai antibakteri pada mulut dan tenggorokan, serta penghilang bau badan dan bau mulut. Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman kemangi adalah saponin, flavonoid, polifenol, tanin, 1,8 sineol, anetho, apigenin, baron, arginin, asam aspartat, egenol, methyl chavicol, protein, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A dan vitamin C. Masyarakat biasanya mengkonsumsi kemangi sebagai lalapan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa tidak sedap di dalam mulut. Cara ini dipandang kurang praktis, oleh karena itu perlu dibuat suatu inovasi baru yang memberikan kemudahan, kenyamanan sekaligus mengoptimalkan khasiat dan manfaat dari tanaman kemangi. Tablet kunyah merupakan salah satu pilihan. Bentuk tablet kunyah diharapkan akan lebih disukai, karena lebih mudah dalam penggunaan maupun penyimpanannya.

Pada penelitian ini dipilih metode granulasi basah dan kompresi (tekanan) untuk membuat tablet kunyah ekstrak kemangi. Metode ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain adalah adanya bahan pengikat dapat meningkatkan kohesivitas dan kompaktibilitas, sehingga menghasilkan tablet yag keras dan tidak rapuh. Bahan pengisi yang digunakan manitol, dikarenakan memiliki sifat tidak higroskopis, manis yang nantinya bisa menutupi rasa yang kurang enak dan rasa pahit dari kemangi, dengan bahan pengikat PVP K-30 dengan kadar 1%, 2% dan 3% serta tanpa menggunakan PVP K-30 sebagai kontrol. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh kadar pengikat PVP K-30 dalam mutu fisik granul dan terhadap mutu fisik tablet kunyah yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.

Pemeriksaan mutu fisik granul yang dilakukan meliputi kelembaban (MC), penentuan kecepatan alir, sudut diam, dan distribusi ukuran granul (fines). Hasil pemeriksaan MC untuk masing-masing formula adalah 1,30 ± 0.18 % untuk formula 1, 1,49 ± 0.10 % untuk formula 2, 1,34 ± 0.09 % untuk formula 3, 1,55 ± 0.11% untuk formula 4, kecepatan alir 7,43 ± 0.15 gram / detik untuk formula 1, 6,25 ± 0.12 gram / detik untuk formula 2, 6,95 ± 0.19 gram / detik untuk formula 3, 6,00 ± 0.06 gram / detik untuk formula 4, sudut diam 30,90 ± 0.69 ° untuk formula 1, 30,67 ± 0.50 ° untuk formula 2, 31,07 ± 0.20 ° untuk formula 3, 27,17 ± 0.69 ° untuk formula 4, sedangkan fines formula 1 sebesar 26,56 %, formula 2 sebesar 19,12 %, formula 3 sebesar 7,85 %, dan formula 4 sebesar 0 %.

Tablet yang dihasilkan kemudian diperiksa mutu fisik tablet meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet. Hasil pemeriksaan kekerasan tablet diperoleh hasil 1.17 ± 0.76 kg untuk formula 1, 1.83 ± 0.29 kg untuk formula 2, 2.17 ± 0.29 kg untuk formula 3, dan 2.67 ± 0.58 kg untuk formula 4, Hasil pemeriksaan kekerasan tablet menunjukkan bahwa keempat formula tidak memenuhi persyaratan. Kerapuhan untuk formula 1 0.98 ± 0.32 %, untuk formula 2 0.20 ± 0.09 %, untuk formula 3 0.15 ± 0.00 %, dan untuk formula 4 0.15 ± 0.00 %, Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi persyaratan sedangkan waktu hancur tablet adalah 6,67 ± 0.577 menit untuk formula 1, 9,67 ± 0.577 menit untuk formula 2, 10,67 ± 0.577 menit untuk


(7)

vii

formula 3, 12,33 ± 0.577 menit untuk formula 4. Keempat formula yang telah diuji waktu hancur, semua telah memenuhi persyaratan.

Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet kunyah ekstrak kemangi dianalisis secara statistik dengan SPSS 17, jenis rancangan one way anova untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan bermakna antar formula. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk mengetahui formula mana saja yang berbeda makna. Dari hasil perhitungan statistik antar perlakuan, diketahui bahwa F hitung untuk kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet lebih besar dari F tabel. Ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar formula yang dibuat. Untuk melihat formula yang berbeda makna pada pemeriksaan kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur, analisis dilanjutkan dengan uji Tukey HSD diperoleh hasil peningkatan kadar PVP K-30 1% ke 2%, dan 2% ke 3% tidak ada perbedaan bermakna sedangkan peningkatan kadar PVP K-30 1% ke 3% menunjukkan adanya perbedaan bermakna terhadap kekerasan dan kerapuhan, sedangkan untuk waktu hancur peningkatan kadar PVP K-30 dari 1% ke 2% tidak ada perbedaan bermakna, tetapi peningkatan kadar PVP K-30 dari 2% ke 3% memberikan perbedaan bermakna.

Dari keseluruhan hasil uji analisis statistik menunjukkan bahwa peningkatan kadar PVP K-30 1% ke 2%, dan 2% ke 3% tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kekerasan dan kerapuhan tablet, sedangkan peningkatan kadar PVP K-30 0% ke 3% memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kekerasan dan kerapuhan tablet. Peningkatan kadar PVP K-30 dari 1% ke 2% tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada waktu hancur tablet, tetapi peningkatan kadar PVP K-30 dari 2% ke 3% memberikan perbedaan waktu hancur tablet yang bermakna. Waktu hancur tablet akan meningkat dengan peningkatan kadar PVP K-30 dalam formula. Dengan demikian, formula dengan PVP K-30 sebesar 1% (Formula 2) sebagai bahan pengikat merupakan formula yang dipilih dalam formulasi tablet kunyah ekstrak kemangi karena dengan bahan pengikat yang minimal dapat dihasilkan tablet kunyah yang memenuhi persyaratan kerapuhan dan waktu hancur.


(8)

viii ABSTRACT

THE FORMULATION OF CHEWABLE TABLET OF EXTRACT (OCIMUM SANCTUM L.) BY USING WET GRANULATION

PVP K-30 AS A BINDER

Ocimum sanctum L. is a medicinal plant which is popular as antibacterial for the mouth and throat. Chemical contained in the plants are saponins, flavonoids, polyphenols, tannins, 1.8 sineol, anetho, apigenin, baron, arginine, aspartic acid, egenol, methyl chavicol, protein, calcium, phosphorus, iron, sulfur, vitamin A and vitamin C. Chewable tablets are an option, chewable tablet form is expected to be preferred, because it is easier in use and storage.

The method of wet granulation and compression (pressure) in this study has been chosen to make a chewable tablet used basil extract binder PVP K-30 with levels of 1%, 2% and 3% and using the formula 0% PVP K-30 as a control. Furthermore, influence of of PVP K-30 concentration in the physical quality of the granules include moisture (MC), flow rate, dwell angle, and the granule size distribution (fines), followed by cross-examination of the physical quality of chewable tablets include hardness, friability, and disintegrating time. From the statistical analysis showed that raising levels of PVP K-30 1% to 2%, and 2% to 3% did not provide a meaningful effect on tablet hardness and friability, whereas raising levels of PVP K-30 0% to 3% provide a significant influence of tablet hardness and friability.

The increasing levels of PVP K-30 of 1% to 2% did not give significant differences when the tablet disintegrating time, but the increasing levels of PVP K-30 from 2% to 3% provide significant differences when the tablet disintegrating time.

Thus, the PVP K-30 of 1% (Formula 2) is a selected formula as a binding material in chewable tablet formulations of ocimum sanctum L extracts. Because, by minimal binder chewable tablets can produce tablets as desired.

Key words: physical performance, ocimum sanctum L extract, PVP K-30 binder, chewable tablets, wet granulation.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pengujian... iii

Kata Pengantar ... iv

Ringkasan ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel... xi

Daftar Gambar... xii

Daftar Lampiran... xiii

Bab 1 Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 5

2.1. Tanaman Kemangi ... 5

2.2. Tinjauan Tentang Ekstrak ... 6

2.3. Metode ekstraksi ... 7

2.4. Tablet Kunyah ... 8

2.5. Metode Pembuatan ... 9

2.6. Karakteristik Granul ... 10

2.7. Mutu Fisik Tablet ... 11

2.8.Tinjauan Tentang Bahan Penelitian ... 12

Bab 3 Kerangka Konseptual... 14

3.1. Uraian Kerangka Konseptual ... 14

Bab 4 Metode Penelitian ... 17

4.1. Bahan ... 17

4.2. Alat ... 17


(10)

x

4.4. Metode Penelitian ... 20

4.4.1 Rencana Penelitian ... 20

4.4.2 Pembuatan Ekstrak Kemangi ... 21

4.4.3 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 22

4.4.4 Pembuatan Tablet Kunyah Kemangi ... 24

4.4.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 24

4.4.6 Analisis Data ... 26

BAB 5 Hasil penelitian... 27

5.1 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul... 27

5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet... 28

5.2.1 Pemeriksaan Uji Tanggapan Rasa... 31

5.3 Analsis Statistik Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Kunyah... 32

5.3.1 Analisis Statistik Keseragaman bobot Tablet Kunyah... 33

5.3.2 Analisis Statistik Kekerasan Tablet Kunyah... 34

5.3.3 Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Kunyah... 35

5.3.4 Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet Kunyah... 35

BAB 6 Pembahasan... 37

BAB 7 Kesimpulan Dan Saran... 43

7.1 Kesimpulan... 43

7.2 Saran... 43


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Formula Tablet Ekstrak Daun Kemangi ... 19

4.2 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 22

4.3 Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet ... 25

5.1 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul... 27

5.2 Hasil Pemeriksaan Distribusi Ukuran Granul... 27

5.3 Hasil uji mutu fisik tablet... 28

5.4 Hasil Uji Tanggapan Rasa... 32

5.5 Hasil perhitungan harga F hitung dibandingkan dengan F tabel... 33

5.6 Hasil uji Tukey HSD Keseragaman bobot... 33

5.7 Hasil uji Tukey HSD Kekerasan tablet... 34

5.8 Hasil uji Tukey HSD Kerapuhan tablet... 35


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ... 15 4.1 Rancangan Penelitian ... 21 4.2 Alat Penentuan Sifat alir dan Sudut Diam ... 23 5.1 Histogram hubungan kadar PVP K-30 terhadap keseragaman bobot ... 29 5.2 Histogram hubungan kadar PVP K-30 terhadap kekerasan tablet... 30 5.3 Histogram hubungan kadar PVP K-30 terhadap kerapuhan tablet... 30 5.4 Histogram hubungan kadar PVP K-30 terhadap waktu hancur tablet... 31


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 47

2. Surat Pernyataan... 48

3. Data Kelembaban (MC)... 49

4. Data Kecepatan Alir... 50

5. Data Sudut Diam... 51

6. Data Distribusi Ukuran Granul... 52

7. Keseragaman Bobot... 53

Output Keseragaman Bobot... 54

8. Kekerasan Tablet... 56

Output Kekerasan Tablet... 57

9. Kerapuhan Tablet... 59

Output Kerapuhan Tablet... 60

10.Waktu Hancur Tablet... 62

Output Waktu Hancur Tablet... 63

11. F Tabel... 65

12. Sertifikat Ekstrak Kemangi... 66


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V. 1998. Lozenges in : The Art, Science, and Technology of

Pharmaceutical Compounding. Washington DC : American

Pharmaceutical Association, P : 113-118.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Jakarta: UI – Press. p. 300, 607-608

Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Philadelphia : Churchill Livingstone. P : 397-439

Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., and Kanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Philadelphia : Lea and Febiger. P : 293-343.

Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. New York: John Wiley & Sons. Hal : 132-243.

Chia, Lin Siao. 2007. Healthy Foods for Healthy Life. Jakarta : Prestasi Pustakarya

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi dalam Kompresi Direct, Majalah Medika, No. 7, Tahun 9.

King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Easton: Mack Publishing Company.

Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus Agrisarana. Hal : 53-59.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Inddonesia, Jakarta.

Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition, Volume 4. New York: Marcel Dekker Inc. p.2231 – 2235.


(15)

xv

Parrot. E.L.,1979,Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3 Rd Edition, Mineapolis : Burgess Publishing Company, P. 73-86.

Peters, D., 1980, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds., Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, P : 339-463. Pitojo, setijo, 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran : Trobus Agriwidya.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. London: The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association. P. 581-585

Sheth, B.B., Bandelin F.J., Shangraw R.F., 1980, Compressed Tablet, In Lachman L., Lieberman H.A., Kanig J.L., (editor), Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, Vol. I, 100-115, Marcel Dekker Inc, New York.

Siregar, Charles, J.P. 1992. Proses Validasi Manufaktur Sediaan Tablet,

dalam:Sukmadjaja, A., Mar’u, U.U, Badruzzman, S., (editor). Proceedings Seminar Validasi Industri. Bandung : FMIPA ITB.

Soria, P.S., Oktober 2006, Identification and characterization of flavonoid

Omethyltransferases from sweet basil (Ocimum basilicum), The

University ofArizona, Tucson, AZ (http:// ag. Arizona. Edu, diaskes tanggal 10 Mei 2007).

Smith, Edy, 2002. Terapi Sayuran. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Stahl, Egon. 1967. Dunnschicht-Cromatographie. Eie Laboratorium Shandouch. Berlin : Zweite Autflage.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia I, 418. Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complate Drug Reference. 36th edition. London: Pharmaceutical Press. P. 1930-1931.

Voight, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press.


(16)

xvi

Voight, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press. Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani

Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press. Wells, J.L., and Aulton, M.E.,1988. Pharmaceuticals The Sciences of Dosage

Form Design. London : Churchill Livingstone.

Winarto, W. P. 2004. Memanfaatkan Tanaman Sayur Untuk Mengatasi Aneka Penyakit.


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di Indonesia tanaman Ocinum sanctum L. atau yang biasa disebut kemangi banyak sekali ditemukan, meskipun tanaman ini berasal dari Afrika. Tanaman obat ini memiliki sejarah panjang kegunaan medis dan tidak asing lagi bagi peradaban Mesir kuno dan Yunani. Kemangi dianggap suci dalam agama Hindu dan memiliki banyak kegunaan medis di India dan berbagai negara timur lainnya. Kemangi dinilai karena efeknya yang dapat menenangkan, menyegarkan, menghilangkan kelelahan dan memiliki khasiat anti septik (Giddes & Grosset, 2000).

Kemangi (Ocimum sanctum L.) merupakan tanaman obat yang telah diketahui khasiatnya sebagai antibakteri pada mulut dan tenggorokan, serta penghilang bau badan dan bau mulut yang terkandung dalam sari daun kemangi (Soria, 2006). Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman kemangi adalah saponin, flavonoid, polifenol, tanin, 1,8 sineol, anetho, apigenin, baron, arginin, dan asam aspartat. Daun, biji, dan akarnya dapat berkhasiat untuk beberapa jenis penyakit, misalnya bau mulut, bau badan, panas dalam, sariawan, melancarkan ASI (Winarto, 2004).

Masyarakat umumnya mengenal kemangi sebagai sayuran yang dapat dimakan segar sebagai lalapan dengan cara memakan atau mengunyah secara langsung karena aroma wangi dari kemangi sendiri memang mengundang selera makan. Biasanya kemangi dikonsumsi sebagai lalapan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa tidak sedap di dalam mulut (Hutapea, 1991). Cara ini tentu dipandang kurang praktis, oleh karena itu perlu dibuat suatu inovasi baru yang memberikan kemudahan, kenyamanan sekaligus mengoptimalkan khasiat dan manfaat dari tanaman kemangi. Tablet kunyah merupakan salah satu pilihan. Bentuk tablet kunyah diharapkan akan lebih disukai, karena lebih mudah dalam penggunaan maupun penyimpanannya, memiliki rasa aromatik yang menyenangkan karena terdapat bahan pemanis. Bentuk sediaan ini juga diharapkan akan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat. Tablet kunyah merupakan bentuk sediaan yang sesuai karena salah satu sifat dari ekstrak


(18)

2

kemangi yang diharapkan adalah memberikan efek lokal antibakteri pada rongga mulut dan tenggorokan. Bentuk sediaan ini memungkinkan tablet melarut perlahan-lahan dalam mulut sehingga efek lokal antibakteri yang diharapkan dapat lebih efektif bekerja (Banker and Anderson, 1986).

Metode pembuatan yang digunakan dalam pembuatan tablet kunyah yaitu dengan cara granulasi basah dan kompresi (tekanan), menggunakan derajat kekerasan tablet yang minimal, yang biasanya dibuat dengan formula tablet kunyah dengan jumlah manitolnya sebagai bahan pengisi 50% atau lebih dari berat formulasi itu sendiri (Ansel, 1995). Sehingga pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini digunakan metode granulasi basah. Metode ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain adalah adanya bahan pengikat dapat meningkatkan kohesivitas dan kompaktibilitas, sehingga menghasilkan tablet yag keras dan tidak rapuh. Metode ini juga baik digunakan untuk bahan yang tahan terhadap pemanasan (Banker and Anderson, 1986). Berdasarkan uraian di atas maka perlu dibuat tablet kunyah ekstrak kemangi secara granulasi basah dengan perbedaan konsentrasi bahan pengikat yang digunakan yaitu PVP K-30 yang memenuhi syarat untuk pembuatan tablet kunyah sehingga dihasilkan tablet kunyah ekstrak kemangi yang mempunyai sifat fisik yang baik.

Tablet kunyah ekstrak kemangi ini nantinya harus mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit di mulut, sehingga untuk menutupi dari rasa pahit ini harus ditambahkan bahan pengisi yang memiliki kadar manis yang cukup tinggi. Bahan pengisi yang digunakan pada tablet kunyah bermacam-macam diantaranya bisa menggunakan bahan pengisi seperti manitol, sorbitol, laktosa, dekstrosa dan glukosa. Pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini di gunakan bahan pengisi manitol, dikarenakan manitol sendiri memiliki sifat yang diinginkan sebagai bahan pengisi pada tablet kunyah yang sudah digunakan secara luas yakni tidak higroskopis, sehingga manitol ideal sebagai bahan pengisi. Manisnya manitol kira-kira 70% dari manisnya gula dengan rasa dingin dalam mulut yang nantinya bisa menutupi dari rasa yang kurang enak dan rasa pahit dari ekstrak kemangi (Ansel, 1995).


(19)

3

Bahan pengikat diperlukan dalam pembuatan tablet kunyah dengan maksud untuk meningkatkan kohesifitas antar partikel serbuk sehingga memberikan kekompakan dan daya tahan tablet (Voigt, 1984). Pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini digunakan bahan pengikat PVP K-30. PVP merupakan bahan yang larut air dan berbagai macam pelarut organik dan anorganik, sehingga dapat meningkatkan solubilisasi bahan dengan kelarutan terbatas. PVP juga mampu membentuk ikatan yang kuat antar granul, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki kekerasan dan kerapuhan yang cukup. PVP K-30 saat ini telah banyak digunakan oleh industri farmasi, salah satunya sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet (Lachman dkk, 1994).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian menggunakan manitol sebagai bahan pengisi dan PVP K-30 sebagai bahan pengikat dengan kadar 1%, 2%, dan 3%, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar pengikat PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet kunyah yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh kadar PVP K-30 1%, 2%, dan 3% terhadap mutu fisik tablet kunyah ekstrak kemangi yang dibuat secara granulasi basah?

1.3Tujuan Penelitian

Menentukan pengaruh kadar PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet kunyah ekstrak kemangi yang dibuat secara granulasi basah.

1.4Hipotesis

Semakin meningkatnya kadar PVP K-30 akan meningkatkan kekerasan, mengurangi kerapuhan, dan memperlambat waktu hancur tablet kunyah ekstrak kemangi.


(20)

4

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet kunyah ekstrak kemangi dengan menggunakan PVP K-30 sebagai bahan pengikat yang memiliki mutu fisik yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.


(1)

xv

Parrot. E.L.,1979,Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3 Rd Edition, Mineapolis : Burgess Publishing Company, P. 73-86.

Peters, D., 1980, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds., Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, P : 339-463. Pitojo, setijo, 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran : Trobus Agriwidya.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. London: The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association. P. 581-585

Sheth, B.B., Bandelin F.J., Shangraw R.F., 1980, Compressed Tablet, In Lachman L., Lieberman H.A., Kanig J.L., (editor), Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, Vol. I, 100-115, Marcel Dekker Inc, New York.

Siregar, Charles, J.P. 1992. Proses Validasi Manufaktur Sediaan Tablet, dalam:Sukmadjaja, A., Mar’u, U.U, Badruzzman, S., (editor). Proceedings Seminar Validasi Industri. Bandung : FMIPA ITB.

Soria, P.S., Oktober 2006, Identification and characterization of flavonoid Omethyltransferases from sweet basil (Ocimum basilicum), The University ofArizona, Tucson, AZ (http:// ag. Arizona. Edu, diaskes tanggal 10 Mei 2007).

Smith, Edy, 2002. Terapi Sayuran. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Stahl, Egon. 1967. Dunnschicht-Cromatographie. Eie Laboratorium Shandouch. Berlin : Zweite Autflage.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia I, 418. Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complate Drug Reference. 36th edition. London: Pharmaceutical Press. P. 1930-1931.

Voight, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press.


(2)

xvi

Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press. Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani

Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press. Wells, J.L., and Aulton, M.E.,1988. Pharmaceuticals The Sciences of Dosage

Form Design. London : Churchill Livingstone.

Winarto, W. P. 2004. Memanfaatkan Tanaman Sayur Untuk Mengatasi Aneka Penyakit.


(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di Indonesia tanaman Ocinum sanctum L. atau yang biasa disebut kemangi banyak sekali ditemukan, meskipun tanaman ini berasal dari Afrika. Tanaman obat ini memiliki sejarah panjang kegunaan medis dan tidak asing lagi bagi peradaban Mesir kuno dan Yunani. Kemangi dianggap suci dalam agama Hindu dan memiliki banyak kegunaan medis di India dan berbagai negara timur lainnya. Kemangi dinilai karena efeknya yang dapat menenangkan, menyegarkan, menghilangkan kelelahan dan memiliki khasiat anti septik (Giddes & Grosset, 2000).

Kemangi (Ocimum sanctum L.) merupakan tanaman obat yang telah diketahui khasiatnya sebagai antibakteri pada mulut dan tenggorokan, serta penghilang bau badan dan bau mulut yang terkandung dalam sari daun kemangi (Soria, 2006). Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman kemangi adalah saponin, flavonoid, polifenol, tanin, 1,8 sineol, anetho, apigenin, baron, arginin, dan asam aspartat. Daun, biji, dan akarnya dapat berkhasiat untuk beberapa jenis penyakit, misalnya bau mulut, bau badan, panas dalam, sariawan, melancarkan ASI (Winarto, 2004).

Masyarakat umumnya mengenal kemangi sebagai sayuran yang dapat dimakan segar sebagai lalapan dengan cara memakan atau mengunyah secara langsung karena aroma wangi dari kemangi sendiri memang mengundang selera makan. Biasanya kemangi dikonsumsi sebagai lalapan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa tidak sedap di dalam mulut (Hutapea, 1991). Cara ini tentu dipandang kurang praktis, oleh karena itu perlu dibuat suatu inovasi baru yang memberikan kemudahan, kenyamanan sekaligus mengoptimalkan khasiat dan manfaat dari tanaman kemangi. Tablet kunyah merupakan salah satu pilihan. Bentuk tablet kunyah diharapkan akan lebih disukai, karena lebih mudah dalam penggunaan maupun penyimpanannya, memiliki rasa aromatik yang menyenangkan karena terdapat bahan pemanis. Bentuk sediaan ini juga diharapkan akan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat. Tablet kunyah merupakan bentuk sediaan yang sesuai karena salah satu sifat dari ekstrak


(4)

kemangi yang diharapkan adalah memberikan efek lokal antibakteri pada rongga mulut dan tenggorokan. Bentuk sediaan ini memungkinkan tablet melarut perlahan-lahan dalam mulut sehingga efek lokal antibakteri yang diharapkan dapat lebih efektif bekerja (Banker and Anderson, 1986).

Metode pembuatan yang digunakan dalam pembuatan tablet kunyah yaitu dengan cara granulasi basah dan kompresi (tekanan), menggunakan derajat kekerasan tablet yang minimal, yang biasanya dibuat dengan formula tablet kunyah dengan jumlah manitolnya sebagai bahan pengisi 50% atau lebih dari berat formulasi itu sendiri (Ansel, 1995). Sehingga pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini digunakan metode granulasi basah. Metode ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain adalah adanya bahan pengikat dapat meningkatkan kohesivitas dan kompaktibilitas, sehingga menghasilkan tablet yag keras dan tidak rapuh. Metode ini juga baik digunakan untuk bahan yang tahan terhadap pemanasan (Banker and Anderson, 1986). Berdasarkan uraian di atas maka perlu dibuat tablet kunyah ekstrak kemangi secara granulasi basah dengan perbedaan konsentrasi bahan pengikat yang digunakan yaitu PVP K-30 yang memenuhi syarat untuk pembuatan tablet kunyah sehingga dihasilkan tablet kunyah ekstrak kemangi yang mempunyai sifat fisik yang baik.

Tablet kunyah ekstrak kemangi ini nantinya harus mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit di mulut, sehingga untuk menutupi dari rasa pahit ini harus ditambahkan bahan pengisi yang memiliki kadar manis yang cukup tinggi. Bahan pengisi yang digunakan pada tablet kunyah bermacam-macam diantaranya bisa menggunakan bahan pengisi seperti manitol, sorbitol, laktosa, dekstrosa dan glukosa. Pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini di gunakan bahan pengisi manitol, dikarenakan manitol sendiri memiliki sifat yang diinginkan sebagai bahan pengisi pada tablet kunyah yang sudah digunakan secara luas yakni tidak higroskopis, sehingga manitol ideal sebagai bahan pengisi. Manisnya manitol kira-kira 70% dari manisnya gula dengan rasa dingin dalam mulut yang nantinya bisa menutupi dari rasa yang kurang enak dan rasa pahit dari ekstrak kemangi (Ansel, 1995).


(5)

3

Bahan pengikat diperlukan dalam pembuatan tablet kunyah dengan maksud untuk meningkatkan kohesifitas antar partikel serbuk sehingga memberikan kekompakan dan daya tahan tablet (Voigt, 1984). Pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini digunakan bahan pengikat PVP K-30. PVP merupakan bahan yang larut air dan berbagai macam pelarut organik dan anorganik, sehingga dapat meningkatkan solubilisasi bahan dengan kelarutan terbatas. PVP juga mampu membentuk ikatan yang kuat antar granul, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki kekerasan dan kerapuhan yang cukup. PVP K-30 saat ini telah banyak digunakan oleh industri farmasi, salah satunya sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet (Lachman dkk, 1994).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian menggunakan manitol sebagai bahan pengisi dan PVP K-30 sebagai bahan pengikat dengan kadar 1%, 2%, dan 3%, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar pengikat PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet kunyah yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh kadar PVP K-30 1%, 2%, dan 3% terhadap mutu fisik tablet kunyah ekstrak kemangi yang dibuat secara granulasi basah?

1.3Tujuan Penelitian

Menentukan pengaruh kadar PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet kunyah ekstrak kemangi yang dibuat secara granulasi basah.

1.4Hipotesis

Semakin meningkatnya kadar PVP K-30 akan meningkatkan kekerasan, mengurangi kerapuhan, dan memperlambat waktu hancur tablet kunyah ekstrak kemangi.


(6)

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet kunyah ekstrak kemangi dengan menggunakan PVP K-30 sebagai bahan pengikat yang memiliki mutu fisik yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.


Dokumen yang terkait

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN PENGIKAT PVP K-30

0 23 18

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

0 4 21

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.): Pengaruh Kadar Natrium Karboksimetil Selulosa sebagai Bahan Pengikat terhadap Sifat Fisik Tablet

2 6 13

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.): PENGARUH KADAR NATRIUM KARBOKSIMETIL SELULOSA SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET

0 8 18

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L.) MENGGUNAKAN GUMMI ARABICUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SECARA GRANULASI BASAH.

0 7 20

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI PVP SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 6 22

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 2 18

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 19

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 18

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 3 24