Masukkan 5 ml larutan asam oksalat dalam erlenmeyer, tambahkan 3 tetes indikator pp dan dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N yang akan
distandarisasi hingga larutan menjadi merah muda. Normalitas larutan KOH dapat dihitung dengan persamaan 3.3 berikut:
…..................................................... 3.3 Dimana:
Va = Volume larutan asam oksalat ml Vb = Volume larutan KOH ml
Na = Normalitas larutan asam oksalat N Nb = Normalitas larutan KOH N
c. Analisis Bilangan Asam
Timbang 4 gram minyak jelantah di dalam erlenmeyer 100 ml. Tambahkan 10 ml etanol 95, kemudian dipanaskan dengan
menggunakan kompor listrik selama 30 menit sambil diaduk. Larutan didinginkan, kemudian ditambahkan larutan indikator fenolftalein
sebanyak 3 tetes. Larutan dititrasi dengan KOH 0,1 N hingga berwarna merah jambu minimal 15 detik. Jumlah volume ml KOH yang terpakai
untuk titrasi kemudian dihitung untuk mengetahui nilai bilangan asam dengan persamaan berikut:
.................................................. 3.4 Dimana:
A = volume KOH yang dibutuhkan untuk titrasi ml N = normalitas larutan KOH
G = berat sampel gram 56,1 = bobot molekul KOH gmol
3.5.2. Pretreatment Minyak Jelantah Melalui Bleaching Pemucatan
Menggunakan Karbon Aktif
Prosedur kerja bleaching minyak jelantah menggunakan adsorben berupa karbon aktif. Mula-mula minyak goreng bekas disaring menggunakan kain atau
kertas saring untuk memisahkan kotoran yang berupa padatan. Menimbang karbon aktif adsorben 5 bb dari berat minyak jelantah. Selanjutnya karbon
aktif diaktivasi dengan cara di oven pada suhu 100 °C selama 1 jam. Sementara karbon aktif diaktivasi, kita dapat menyaring minyak goreng bekas menggunakan
kain atau kertas saring untuk memisahkan kotoran yang berupa padatan. Selanjutnya sebanyak 200 gram minyak jelantah yang sudah disaring dipanaskan
pada suhu 70°C dalam beaker glass 500 ml sambil diaduk menggunakan magnetic stirer. Kemudian campurkan karbon aktif kedalam minyak jelantah dan
dipanaskan sampai suhu 90-100°C diatas hot plate sambil diaduk dengan magnetic stirer selama 1 jam. Kemudian minyak disaring dengan menggunakan
kertas saring halus selanjutnya di uji bilangan asamnya.
3.5.3. Sintesis Biodiesel Dari Minyak Jelantah Melalui Reaksi
Transesterifikasi Menggunakan Microwave
Prosedur kerja sintesis biodiesel minyak jelantah melalui reaksi transesterifikasi menggunakan microwave dengan katalis KOH. Langkah awal
dengan membuat larutan metanol perbandingan metanol : minyak = 6:1 yang ditambahkan katalis KOH sebanyak 1 bb dari berat minyak. Kemudian
keduanya diaduk rata dalam beaker glass 500 ml dan dimasukkan kedalam reaktor bacth pada oven microwave yang sebelumnya sudah diatur daya dan
suhunya. Selanjutnya hasil dari tahap transesterifikasi dimasukkan kedalam corong pisah dan didiamkan selama ±5 jam agar terbentuk 2 lapisan yaitu metil
ester dan gliserol. Selanjutnya dilakukan pemisahan ester dengan gliserol. Biodiesel hasil transesterifikasi kemudian dicuci menggunakan aquades. Proses
pencucian biodiesel dilakukan dengan menggunakan air yang bertujuan untuk menghilangkan alkohol dan katalis yang tidak bereaksi dan sabun yang tertinggal
dalam biodiesel setelah reaksi. Pencucian dihentikan bila air cucian sudah terlihat jernih. Biodiesel yang telah dicuci kemudian dioven pada suhu 110 °C. Proses
pemanasan pada biodiesel bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa air yang berada di dalam biodiesel.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan radiasi gelombang mikro pada pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah dengan variasi suhu menghasilkan yield tertinggi pada suhu 70ºC sebesar 98,89.
2. Variasi suhu proses transesterifikasi tidak memberikan perbedaan yang
signifikan pada karakter biodiesel yang dihasilkan, meliputi: nilai massa jenis, viskositas dan bilangan asam.
3. Karakteristik biodiesel yang dihasilkan dari minyak jelantah
menggunakan radiasi gelombang mikro sudah memenuhi standar SNI yaitu meliputi densitas, viskositas dan bilangan asam.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dari percobaan yang telah dilakukan, penulis memberikan saran bahwa :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut proses transesterikasi dengan daya
pada micorowave yang tepat untuk menghemat energi. 2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji karakteristik biodiesel meliputi kandungan air, angka setana dan parameter lainnya.