Penarikan Sempel Pelaksanaan Penelitian Siklus I

dijadikan obyek penelitian yang paling sedikit memiliki sifat yang sama. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang, dengan jumlah 40 siswa Alasan penulis memilih populasi ini ada beberapa hal antara lain: 1 Karena mereka satu kelas jenjang yang sama berarti juga mempunyai usia yang relatif sama berkisar antara 9 sampai dengan 10 tahun. 2 Peneliti mengajar di sekolah SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. sehingga dapat lebih mudah dijangkau dan mudah pengawasannya.

3.6. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang hendak diteliti Suharsimi Arikunto, 2006: 131. Sedangkan menurut Winarno Surakhmad 1982: 93 dikatakan bahwa sampel adalah penarikan dari sebagian populasi Untuk mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik total sampling dari seluruh siswa kelas V baik Putra maupun Putri, SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. dengan jumalah siswa sebanyak 40 siswa.

3.7. Penarikan Sempel

Sampel adalah jumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh contoh yang benar-benar berfungsi sebagai contoh,atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya Suharsimi Arikunto, 2002:111. Cara pengambilan sempel dalam penelitian ini menggunakan teknik rendem sampling. Menurut Suharsimi Arikanto 2006: 134. Teknik ini diberinama demikina karena didalamnya pengambilan sampelnya, peniliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga samua subjek dianggap sama.Dengan demikian maka peneliti member hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan Chance dipilih menjadi sempel.Oleh karena hak setiap subjek sama,maka peneliti terlepas dari penasaran ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sempel. Karena penelitian ini berbentuk penelitian kelas,maka yang menjadi sempel adalah keseluruan siswa yang ada pada kelas, sedangkan yang menjadi sempel adalaha siswa kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang.

3.8. Pelaksanaan Penelitian

Angket Diberikan pada siswa untuk mengetahui minat dalam mengikuti pembelajaran Penjasorkes serta respon atau tanggapan siswa yang selama ini melakukan pembelajaran Penjasorkes. Adapun angket yang disusun adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan alternatip jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

3.9. Siklus I

1 Perencanaan Tindakan Pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran latihan kelincahan , Yaitu : a Identifikasi keadaan awal siswa yang meliputi jumlah siswa dan informasi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dari observasi awal tersebut diketahui jumlah siswa 40 anak, 21 laki-laki dan 19 perempuan. Siswa tersebut belum pernah melakukan model pembelajaran latihan kelincahan, dengan terbatasnya lapangan yang dimiliki oleh SD Negeri Rejosari 01 Semarang. Meskipun belum pernah melakukan latihan kelincahan tetapi siswa SD Negeri Rejosari 01 Semarang sering kali melakukan bermain kasti, rounders dan sebagainya membuat siswa secara tidak langsung memiliki dasar pembelajaran latihan kelincahan Menyiapkan perangkat pembelajaran latihan kelincahan, meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, lembar evaluasi, dan menyiapkan alat dan bahan yang digunkan dam pembelajaran latihan kelincahan . 2 Pelaksanaan Tindakan Dalam siklus I, tindakan dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1 Kegiatan Pendahuluan 30 menit a Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi b Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran c Pemanasan Pemanasan ini dilakukan dengan permainan lari merobos dan dan lompat, cara melakukan: - Siswa di bariskan 3 berbanjar - Satu sama lain berjarak 3-4 meter - Setiap siswa yang memiliki nomor ganjil berdiri dengan kaki kangkang sedangkan yang bernomor genap jongkok - Siawa yang paling belakang lari menerobos dan melompati teman yang jongkok di depannya Gambar 4 Lari merobos dan dan lompat Tim Abdi Guru, Buku kelas V, 2006:61 2 Kegiatan inti 80 menit 1 Teknik gerakan tungkai ABC Running A dan B Sikap permulaan : badan berdiri tegak, kedua lengan bebas kesamping badan. a Gerakan di tempat: angkat tumit kemudian letakkan kembali ke tanah, ujung kaki tetap menempel ke tanah. b Kedua lengan ditekuk dengan membentuk sudut 90 b Lari ditempat dengan kedua kaki diluruskan ke depan, secara bergantian kaki diangkat perlahan-lahan kemudian mengikuti irama semakin cepat c Gerakan ini bisa dilakukan dengan cara melangkah maju kira-kira 10-20 meter. 3 Teknik gerakan lutut ABC Running : C a Sikap permulaan : Berdiri tegak b Gerakan: Tendangkan kaki secara bergantian ke pantat atau kearah belakang badan. c Drill untuk gerakan A dan B dan semakin lama semakin cepat. d Gerakan ini bisa dilakukan dengan cara melangkah maju kira-kira 10-20 Meter. 4 Teknik gerakan tangan: a Berdiri tegak kedua lengan ditekuk membentuk sudut 90 c Ketika tungkai kanan diangkat dengan lutut setinggi pinggul, lengan kiri diayunkan kedepan dengan kuat setinggi bahu dan kecepatan tangan di depan dada. d Gerakan ini dilakukan secara bergantian mulai lari pelan-pelan kemudian bergerak maju semakin cepat sejauh 20-40 meter e Lakukan gerakan ke depan dengan gerakan yang cepat dengan jarak 60- 100 Meter. 3 Penutup 30 Menit a Pendinginan dilakukan dengan permainan tradisional elang dan ular. Cara bermain : Sebelum permainan dimulai peserta dibagi menjadi dua regu, kemudian. diadakan undian dengan sut untuk menetukan yang diserang atau ular dan penyerang atau elang. Regu penyerang memasuki daerah serangan atau didalam daerah bebas regu yang diserang berada di dalam benteng. Permainan dimulai dengan satu anggota penyerang pergi bertugas menyerang dan lainnya menunggu gilirannya. Petugas yang menyerang mulai mengadakan serangan kepada yang dianggapnya lemah dan apabila tersentuh lawan tersentuh dengar oleh penyerang maka yang diserang akan menjadi tawanan, pada waktu penyerang menyentuh dari mulutnya hams mengeluarkan suara terus kembai ke garis bebas dengan demikian regu yang diserang akan bersatu. Penyerang dapat pula ditawan, apabila ia menyerang lawan, terjadi penyerang itu belum sempat sampai kedacrah bebas, ia ditank lawan dengan suara terus ke daerah bebas, ketika ia ditarik oleh lawan dengan suara pasti ke daerah bebas berhenti serta ditarik ke benteng lawan maka penyerang itu tawanan. Kemudian giliran yang menyerang adalah temannya dalam satu regu untuk meneruskannya. Pada permainan ini penyerang dapat juga membebaskan temannya dengan suara terus tadi ia langsung menyentuh temannya yang berada dalam daerah lawan, kemudian ia lari menyelamatkan diri ke garis bebas tanpa dicegat lawan. Jika seluruh anggota yang diserang habis tertawan semua, maka permainan ini berakhir. Regu pemenang akan digendong oleh regu yang kalah dengan jarak panjang lapangan permainan atau sesuai perjanjian pertama. b Berbaris c Memberikan tugas dan evaluasi proses pembelajaran dan berdoa. 3 Observasi Observasi atau pengamatan adalah tindakan yang dilaksanakan untuk mengamati jalannya pelaksaan tindakan yaitu mengamati ketrampilan proses siswa selama mengikuti pembelajaran latihan kelincahan . Dalam kegiatan ini, guru mengamati pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek penggunaan model pembelajaran latihan kelincahan dalam meningkatkan minat dalam mengikuti kegiatan penjasorkes yang dapat dilihat dari keseriusan siswa melakukan pemanasan, partisipasi siswa dalam model pembelajaran yang tela h diterapkan dan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjasorkes tersebut. Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi hasil obsevasi, dan angket, dianalisis yang hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya. 4 Refleksi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi adalah menganalisanya jalannya pembelajaran dan menganalisis perangkat evaluasi berupa tes hasil belajar latihan kelincahan . Berdasarkan perangkat evaluasi tersebut kemudian diidentifikasi dan dijadikan bahan masukan untuk siklus berikutnya. Pada siklus pertama model pembeljaran ABC running masih ditemukan berbagai kekurangan seperti lemahnya kemampuan ABC running, selain itu hasil yang dicapai siswa juga belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.

3.10. Siklus II 1