Mekanisme Pemakzulan Presiden danatau Wakil Presiden Menurut UUD 1945 Antara Realitas Politik dan Penegakan Konstitusi
137
Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 4, Agustus 2010
Doktrin negara hukum menurut Jennings, mengandung beberapa komponen. Diantaranya yaitu pertama, negara secara
keseluruhan harus diatur oleh hukum; kedua, dalam doktrin itu tersirat prinsip pemisahan kekuasaan dengan maksud mencegah
kediktatoran.
17
Satu hal yang pasti bahwa kekuasaan-kekuasaan dalam negara haruslah diperoleh dengan cara-cara yang sah dan pelaksanaannya
harus sesuai dengan hukum. Ciri-ciri yang dapat digunakan sebagai indikator bahwa suatu negara menerapkan paham negara hukum
yaitu:
18
1 Constitutionalism; 2 Law governs the government;
3 An independent judiciary; 4 Law must be fairly and consistenly applied;
5 Law is transparent and accessible to all;
6 Application of law is eficient and timely; 7 Property and economic rights are protected, including contracts;
8 Human and intellectual rights are protected; dan 9 Law can be changed by an established process which itself is transparent
and accessible to all.
2.1.2 Konsep Negara Hukum Demokratis di Indonesia
UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Indonesia merupakan the supreme law of the land.
19
Pasca amandemen UUD 1945, telah dirumuskan dalam batang tubuh mengenai konsep negara hukum,
yang sebelumnya hanya dicantumkan dalam penjelasan pada UUD 1945 pra amandemen. Dari beberapa penekanan hasil amandemen
UUD 1945, maka konsep negara hukum menjadi norma dalam UUD 1945.
Salah satu upaya prosedur dan mekanisme untuk melindungi rakyat terhadap penyalah gunaan kekuasaan negara dapat dilakukan
melalui UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Indonesia. Menurut Carl Schmit, konstitusi dianggap sebagai keputusan politik yang
17
Ibid, hlm. 110.
18
Ibid, hlm. 115-121.
19
Moh. Mahfud MD. Konstitusi dan Hukum Dalam Kontroversi Isu, Jakarta Rajawali Pers: 2009, hlm. 258.
131-158 wacana.indd 137 112310 7:31:51 PM
Wacana Hukum dan Kontitusi
138
Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 4, Agustus 2010
tertinggi. Oleh karena itu, konstitusi mempunyai kedudukan tertinggi dalam tertib hukum suatu negara.
20
Menurut Bagir Manan, konsep negara hukum modern merupakan perpaduan antara konsep negara hukum dan negara
kesejahteraan. Di dalam konsep ini, negara atau pemerintah tidak semata-mata sebagai penjaga keamanan atau ketertiban masyarakat
saja, tetapi juga memikul tanggungjawab untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan umum demi kemakmuran rakyat.
Dengan demikian negara hukum yang bertopang pada sistem demokrasi dapat disebut sebagai negara hukum yang demokratis
democratische rechtstaat.
21
Dalam negara hukum modern, menurut hasil kerja Komisi Konstitusi MPR RI, secara konseptual ada tiga karakter utama dari
suatu konstitusi, yaitu:
22
1 Konstitusi sebagai suatu hukum tertinggi suatu negara a constitution is a supreme law of the land;
2 Konstitusi sebagai suatu kerangka kerja sistem pemerintahan a constitution is a frame work for government; dan
3 Konstitusi merupakan suatu instrumen yang legitimate untuk membatasi kekuasaan pejabat pemerintah a constitution a
legitimate way to grant an limit powers of government oficials. Menurut Frans Magnis Suseno, negara hukum yang demokratis
meliputi sebagai berikut:
23
1 Fungsi-fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga-lembaga sesuai dengan ketetapan-ketetapan sebuah Undang-Undang
Dasar; 2 Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia sebagai
unsur yang paling penting; 3 Badan-badan negara yang menjalankan kekuasaan masing-
masing selalu dan hanya atas dasar hukum yang berlaku;
20
Widodo Ekatjahjana. Pengujian Peraturan Perundang-undangan dan Sistem Peradilannya di Indonesia, Jakarta, Pustaka Sutra: 2008, hal, 13-14.
21
Jazim Hamidi, dkk. Teori dan Politik Hukum Tata Negara, Yogyakarta, Total Media: 2009, hlm. 306.
22
Jazim Hamidi dan Mustafa Luti. Ketentuan Konstitusional Pemberlakuan Keadaan Darurat dalam Suatu Negara, Jurnal Konstitusi Volume 6 Nomor 1, Jakarta,
Setjen dan Kepaniteraan MK: 2009, hlm. 44.
23
Lukman Hakim. Eksistensi Komisi-Komisi Negara dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Ringkasan Disertasi, Malang, PDIH FH Universitas
Brawijaya: 2009, Hlm. 30.
131-158 wacana.indd 138 112310 7:31:51 PM
Mekanisme Pemakzulan Presiden danatau Wakil Presiden Menurut UUD 1945 Antara Realitas Politik dan Penegakan Konstitusi
139
Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 4, Agustus 2010
4 Terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan
negara; dan 5 Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.
Konsep Negara Indonesia diidealkan untuk mewujudkan negara hukum yang demokratis. Ketentuan tersebut dapat dilihat pada
Pasal 1 UUD 1945, yaitu kedaulatan rakyat berada di tangan rakyat yang dilakukan oleh UUD, serta Negara Indonesia adalah negara
hukum. Konsekuensinya, segala tindakan kekuasaan negara harus senantiasa berpegang pada hukum, dalam mewujudkan demokrasi
yang berdasarkan atas hukum constitutional democracy, atau negara hukum yang demokratis democratische rechtstaat.
24
2.2 Kedudukan Hukum Hak Angket dan Pemakzulan 2.2.1 Hak Angket dalam Sistem Ketatanegaraan di Indonesia
DPR memiliki beberapa hak dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya, yaitu hak angket, hak interpelasi dan hak
menyatakan pendapat. Hak angket merupakan manifestasi dari fungsi pengawasan DPR kepada Presiden.
25
Peranan hak angket merupakan wujud dari suatu kekuasaan dengan mekanisme
checks and balances antar lembaga negara, termasuk DPR dengan Presiden. Hak angket diatur dalam Pasal 20A ayat 2 UUD 1945
juncto Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1954 tentang Hak Angket juncto Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
26
Penggunaan hak angket sebagai wujud dari fungsi pengawasan DPR merupakan upaya untuk menghindari sentralisasi kekuasaan
negara, termasuk kekuasaan Presiden. Hal ini sebagaimana adegium yang dikemukakan oleh Prof. Lord Acton yaitu, “Power tends to
corrupt, absolute power corrupt absolutely” yaitu suatu kekuasaan itu cenderung disalahgunakan, dan suatu kekuasaan yang absolut
cenderung disalahgunakan secara absolut.
27
24
Jimly Asshiddiqie. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Jakarta, Konstitusi Press: 2005, hlm. 74.
25
Pasal 20A ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
26
Untuk selanjutnya dalam penelitian ini disebut dengan “UU Nomor 27 Tahun 2009”.
27
M. Arsyad Sanusi. Relasi Antara Korupsi dan Kekuasaan, Jurnal Konstitusi Volume
131-158 wacana.indd 139 112310 7:31:51 PM
Wacana Hukum dan Kontitusi
140
Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 4, Agustus 2010
2.2.2 Konsep Pemakzulan